Full Text
Full Text
Oleh :
PUTRI MAYASARI FAUZIE
12.20.068
2016
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP MOTIVASI TENTANG
PENGGUNAANAPD (HANDSCOON DAN MASKER)DALAM UPAYAPENCEGAHAN
PENULARAN INFEKSI PADA PERAWAT DI PUSKESMAS GONDANGLEGI
KECAMATAN GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG
Oleh :
PUTRI MAYASARI FAUZIE
12.20.068
MALANG
2016
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGIKUTI UJIAN SIDANG SKRIPSI
NIM
: 12.20.068
Judul Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
NIK.200811005
NIK. 201103013
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Oleh :
Nama
NIM
: 12.20.068
Judul Skripsi
Telah di Uji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang di Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
Pada Tanggal
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua
dr.Abdurrachman , M.Kes
Anggota
Mengetahui,
Ketua Program S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
4
SURAT PERNYATAAN
PROPOSAL PENELITIAN BUKAN JIPLAKAN
NIM
: 12.20.068
Judul Skripsi
(Handscoon
dan
Masker)
dalam
CURICULUM VITAE
Nama
NIM
: 12.20.068
Program Studi
: Strata 1 Keperawatan
Agama
: Islam
Alamat
Riwayat Pendidikan
Tahun 2006
Tahun 2009
Tahun 2012
Tahun 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Tingkat
Pengetahuan terhadap Motivasi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
HALAMAN BELAKANG............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN JIPLAKAN.....................................
i
ii
iii
iv
10
CURICULUM VITAE...................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
ABSTRAK.....................................................................................................
ABSTRACT...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
DAFTAR SINGKATAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................
............................................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................
1.4 Manfaat penelitian......................................................................
1.4.1 Bagi institui pendidikan.....................................................
1.4.2 Bagi masyarakat................................................................
1.4.3 Bagi tenaga kesehatan.......................................................
1.4.4 Bagi mahasiswa keperawatan............................................
1.4.5 Bagi peneliti......................................................................
1.5 Batasan penelitian.......................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep pengetahuan...................................................................
2.1.1 Pengertian pengetahuan.....................................................
2.1.2 Tingkat pengetahuan..........................................................
2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan.........................................
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan...............
2.1.5 Pengukuran pengetahuan...................................................
2.1 Konsep motivasi.........................................................................
2.1.1 Pengertian motivasi...........................................................
2.2.2 Teori- tepri motivasi..........................................................
2.2.3 Metode peningkatan motivasi...........................................
2.2.4 Alat motivasi......................................................................
2,2,5 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.....................
2.2.6 Cara mengukur motivasi...................................................
2.3 Konsep alat perlindungan diri....................................................
2.3.1 Pengertian alat perlindungan diri......................................
2.3.2 Macam- macam alat perlindungan diri..............................
2.4 Konsep pencegahan infeksi........................................................
2.4.1 Tindakan pencegahan infeksi............................................
2.4.2 Pedoman pencegahan infeksi............................................
2.4.3 Pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi.........................
2.5 Kerangka konseptual hubungan tingkat pengetahuan terhadap
motivasi tentang penggunaan APD (handscoon dan masker)
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
xiii
1
1
5
5
6
6
6
6
6
6
7
7
8
8
9
10
13
15
15
18
26
26
28
30
33
34
35
35
38
38
39
40
11
41
42
43
44
44
45
46
46
46
46
46
46
47
48
50
50
53
53
58
59
60
60
61
61
62
62
64
67
72
72
73
74
75
76
12
5.2 Saran.......................................................................
78
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan tingkat pengetahuan terhadap
motivasi tentang penggunaan APD (handscoon dan masker)
dalam pencegahan penularan infeksi pada perawat ......................49
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia responden
13
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap
Motivasi tentang Penggunaan APD (handscoon dan masker)
dalam Pencegahan Penularan Infeksi pada Perawat di Puskesmas
Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang..............42
14
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
15
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
DAFTAR SINGKATAN
APD
SOP
KB
: Keluarga Berencana
16
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Belakangan ini pencegahan penularan infeksi menjadi perhatian public
mengingat infeksi nosocomialmerupakan masalah utama di sebagian negara
berkembang ,terutama dihampir semua fasilitas kesehatan. Salah satu cara untuk
mengurangi penularan infeksi adalah dengan menggunakan Alat Perlindungan
Diri (APD). Secara umum penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) digunakan
secara bertahun-tahun untuk melindungi tenaga kesehatan khususnya perawat dari
mikroorganisme yang menyebabkan penularan infeksi. Dimana fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya beresiko menjadi tempat
17
terjadinya penularan infeksi. Penularan infeksi tidak hanya beresiko terjadi pada
orang yang sakit atau pasien yang sedang dirawat dirumah sakit saja namun juga
tenaga kesehatan seperti perawat. Untuk itu perlu adanya upaya pencegahan
penularan infeksi agar baik resiko maupun kasus terjadinya penularan infeksi
khususnya infeksi nosocomil dapat dikontrol. Pencegahan penularan infeksi
sendiri tentu tidak terlepas dari sarana dan tenaga kesehatan dari suatu fasilitas
kesehatan itu sendiri.Angka kejadian infeksi nosocomial dapat menurunkan citra
dan mutu pelayanan karena program pengendalian infeksi nosocomial merupakan
salah satu tolak ukur kendali mutu pelayanan. Oleh karena itu sebuah fasilitas
kesehatan harus menerapkan standart pencegahan penularan infeksi agar bisa
mengontrol terjadinya penularan infeksi baik dengan sarana yang memadai dan
juga tenaga kesehatan yang berkompeten(Burke J,2003).
Tenaga kesehatan yang berada di dalam area seperti ruang operasi, instalasi
gawat darurat dan laboratorium sangat rentan dan memiliki resiko tinggi untuk
terekspose pada penularan penyakit akibat infeksi virus atau bakteri. Di antara 35
juta tenaga kesehatan di seluruh dunia, terdapat sekitar 3 juta tenaga kesehatan
yang mengalami infeksi virus akibat luka pada jaringan kulit (per cutaneous)
setiap tahunnya, dengan kriteria sebanyak 2 juta tenaga kesehatan terinfeksi oleh
virus HBV, 0,9 juta tenaga kesehatan terinfeksi virus HCV dan 170.000 tenaga
kesehatan terinfeksi virus HIV. Dimana akibat infeksi virus tersebut, sebanyak
15.000 tenaga kesehatan menderita penyakit Hepatitits C, 70.000 tenaga
kesehatan menderita penyakit Hepatitis B dan sebanyak 1.000 tenaga kesehatan
menderita penyakit AIDS dan perlu diketahui pula, lebih dari 90% kasus infeksi
ini terjadi di negara berkembang. Penyebaran dan penularan penyakit terhadap
18
tenaga kesehatan sebenarnya dapat dicegah dan strategi untuk melindungi para
tenaga kesehatan dari paparan virus berbahaya adalah meliputi implementasi
mengenai tindakan kewaspadaan universal, pemberian vaksin Hepatitis B dan
kemampuan serta kesadaran diri sendiri untuk melindungi diri dari paparan infeksi
virus (WHO, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Unit Gawat Darurat (UGD)
Puskesmas Gondanglegi ,diantara 2 perawat yang jaga pada shif pagi rata-rata
memiliki motivasi untuk melakukan pencegahan penularan infeksi namun tidak
menggunakannya dalam setiap tindakan keperawatan. Disamping itu juga mereka
masih menganggap bahwa hal itu sangat membutuhkan waktu karena untuk
melakukan
pencegahan
infeksi
mereka
perlu
menggunaan APD
(Alat
Perlindungan Diri).Kemudian standart ruangan dan juga alat yang tersedia untuk
melakukan tindakan masih sangat kurang, hanya terdapat dua sekat pembatas dan
2 tempat tidur untuk melakukan pemeriksaan.
Penerapan pencegahan penularan
19
Kurangnya
motivasi
tersebut
disebabkan
karena
kurangnya
20
mempunyai dan mengikuti standart yang telah ditentukan oleh setiap rumah sakit
(Depkes, 2003).
Dari
uraian
diatas
peneliti
ingin
mengetahui
hubungan
tingkat
21
hubungan
tingkat
pengetahuan
terhadap
motivasi
22
1.4
Manfaat Penelitian
menambah
referensi
dalam
memperkaya
khasanah
ilmu
kesehatan
khususnya
mahasiswa
keperawatan
tentang
(Handscoon dan
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
24
25
2. Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat meninterpretasi materi tersebut
secara benar. Orang yang paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya)
4. Analisis (analysis )
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5. Sintesis (synthesis)
Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian
dalam
suatu
bentuk
keseluruhan
yang
26
pada
27
yang
dikemukakan,
kemudian
dicari
ini
disebut
juga
metode
penelitian
28
mmperoleh
mengulang
kembali
kebenaran
pengetahuan
pengetahuan
yang
dengan
diperoleh
cara
dalam
mengembangkan
maupun
informal),
berlangsung
seumur
mengartikn
informasi
sebagai
transfer
dan
pola
pikir
29
melakukan.Status
ekonomi
seseorang
juga
akan
dari
subjek
penelitian
atau
responden.Dalam
menukur
30
31
perilaku seseorang.
3. Dalam konteks pengembangan organisasi, Flippo (1984) merumuskan
bahwa motivasi adalah suatu arahan pegawai dalam suatu organisasi.
4. Dalam konteks yang sama (pengembangan organisasi), Duncan (1981)
mengemukakan bahwa motivasi adalah setiap usaha yang didasarkan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang dalam meningkatkan rujukan
organisasi semaksimal mungkin.
5. Knootz (1972) merumuskan bahwa motivasi mengacu pada dorongan
dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan (Motivation
refers to the drive and efford to satisfy a want or goal).
6. Berbeda dengan Hasibuan (1995) yang merumuskan bahwa motivasi
adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak
kemauan yang akhirnya seseorang bertindak atau berperilaku.Ia
menambahkan bahwa setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang
ingin dicapai.
Dari berbagai batasan dan dalam konteks yang berbeda seperti
tersebut diatas, dapat disimpilkan bahwa motivasi pada dasarnya
32
merupakan
interaksi
seseorang
dengan
situasi
tertentu
yang
33
34
35
lebih positif lagi supaya disukai oleh orang lain, ia harus menjaga
hubungan baik dengan orang lain. Untuk mewujudkan disenangi
orang lain maka setiap perbuatannya atau perilakunya adalah
merupakan alat atau media untuk membentuk, memelihara,
diterima, dan bekerja sama dengan orang lain.
Pencerminan motif berfiliasi di dalam perilaku sehari-hari dalam
organisasi kerja, antara lain sebagai berikut :
1) Senang menjalin pertemuan atau persahabatan dengan orang
lain terutama dengan peer group-nya.
2) Dalam melakukan pekerjaan atau tugas lebih mementingkan
team work daripada bekerja sendiri.
3) Dalam melakukan tugas atau pekerjaan lebih merasa efektif
bekerja sama dengan orang lain daripada sendiri.
4) Setiap pengambilan keputusan berkaitan dengan tugas
cenderung minta persetujuan atau kesepakatan orang lain atau
kawan sekerjanya, dan sebagainya.
c. Motif untuk berkuasa (need for power ).
Manusia mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi dan
menguasai orang lain, baik dalam kelompok sosial kecil maupun
kelompok social besar. Motif untuk mempengaruhi dan menguasai
orang lain ini oleh McClelland disebut motif berkuasa. Motif
berkuasa ini adalah berusaha mengarahkan perilaku seseorang
untuk mencapai kepuasan melalui tujuan tertentu, yakni kekuasaan
denagn jalan mengontrol atau menguasai orang lain.
Pencerminan motif berkuasa ini dalam kehidupan sehari-hari
antara lain seperti tersebut dibawah ini:
36
mungkin
37
3. Teori Herzberg
38
Prestasi ( Achievement).
Penghargaan (recognition).
Tanggung jawab (responsibility).
Kesempatan untuk maju (possibility of growth).
Pekerjaan itu sendiri (work).
ini
menyangkut
kebutuhan
akan
manusia
yang
ingin
memperoleh
kesehatan
39
ketidakpuasan.Sedangkan
faktor
yang
dari
orientasi
cara
peningkatan
motivasi,
para
ahli
40
menurut
model
sumber
daya
manusia
ini,
untuk
41
masyarakat bawahan juga dapat dipandang dari segi ini, maka motivasi
dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Motivasi positif (insentif positif)
Adalah pimpinan masyarakat atau oraganisasi memberikan
hadiah atau reward kepada anggota atau bawahan yang berprestasi
atau berperilaku sehat. Dengan hadiah yang diberikan ini akan
meningkatkan semangat berperilaku sehat atau kerja para anggota
masyarakat atau anggota yang akhirnya kan memacu perilaku
mereka lebih meningkat. Hadiah atau reward ini dapat berupa
uang, barang atau nonmeteriil, misalnya piagam, atau sekedar
pujian berupa kata-kata lisan.
2. Motivasi negatif (Insentif negalahative )
Adalah pimpinan memberikan hukuman (punishment)
kepada anggotanya atau bawahannya yang kurang berpretasi atau
perilakunya kurang baik. Dengan teguran-teguran atau kalau perlu
hukuman, akan mempunyai efek takut pada anggota atau
karyawan akan adanya sanksi atau hukuman, dan sebagainya.
Oleh karena sanksi atau hukuman, maka ia akan dapat
meningkatkan semangat kerjanya atau perilakunya. Kedua jenis
motivasi tersebut diatas dalam praktiknya dapat diterapkan oleh
pimpinan masyarakat atau organisasi tetapi harus tepat dan
seimbang agar dapat meningkatkan semangat berkarya atau
berperilaku. Perlu diingat bahwa untuk memperoleh efek jangka
panjang, maka motivasi positif yang lebih tepat digunakan.
Sedang insentif negative, hanya cocok untuk meningkatkan
motivasi jangka pendek saja.
42
43
Faktor internal
Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi
kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal meliputi:
1) Faktor fisik
Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan kondisi fisik misal status kesehatan pasien. Fisik
yang
kurang
sehat
dan
cacat
yang
tidak
dapat
44
keinginan
untuk
lepas
dari
45
5) Kematangan usia
Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses
berfikir
dan
melakukan
pengambilan
pengobatan
keputusan
yang
dalam
menunjang
kesembuhan pasien.
b.
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau
lingkungan. Faktor eksternal ini meluputi:
1) Faktor lingkungan
Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pasien baik
fisik,
psikologis,
maupun
sosial.
Lingkungan
sangat
46
47
48
Handscoon
Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan dari kontak dengan
darah , semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh
dan selaput lender pasien dan benda yang terkontaminasi.
Jenis handscoon :
a. Handscoon bersih
b. Handscoon steril
c. Handscoon rumah tangga
Prosedur pemakaian handscoon
a.
b.
c.
d.
e.
f.
handscoon
Gunakan handscoonberbeda untuk setiap pasien
Hindari jamahan pada benda-benda lain
Uji kebocoran saat proses pencucian
Tehnik memakai dan melepaskan sarung tangan harus dipahami
Masker
Masker berguna untuk mencegah tansmisi melalui udara baik
49
4.
3.
50
kedap air atau jika dibutuhkan kondisi yang steril maka harus
digunakan gaun yang steril.
6.
Sepatu boot
Tujuan pemakaian sepatu boot adalah melindungi kaki
petugas dari tumpahan /percikan darah atau cairan tubuh lainnya
dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau
kejatuhan alat kesehatan. Sepatu boot yang digunakan berupa
sepatu karet atau plastik yang menutupi seluruh ujung dan telapak
kaki. Sepatu perlindungan harus digunakan selama di dalam ruang
dan tidak boleh dipakai ke luar. Bisa digunakan boot dari bahan
kulit atau plastic sepatu harus bersih dan sepenuhnya menutup kaki
sehingga dapat melindungi petugas kesehatan. Sandal, sepatu
terbuka dan telanjang kaki dianjurkan karena akan membahayakan
petugas kesehatan.
51
52
53
hidung
dan
mulut
54
2.Fasilitas
Perawat
3.Sarana
1. Pengalaman
2. Tingkat pendidikan
3. Informasi
4. Lingkungan
6. Usia
Tingkat Pengetahuan:
Keterangan :
C1 (Tahu), C2 (Paham), C3
(Aplikasi)
Penggunaan APD
(Handscoon dan Masker)
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Ada hubungan
C4 (Analisa), C5 (Sintesis),
C6 (Evaluasi)
Pencegahan penularan
penyakit infeksi
55
sedangkan
2.5.2 Hipotesis
56
BAB III
METODE PENELITIAN
57
Sampel
Sampling
Total Sampling
Desain Penelitian
Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional
Analisa Data
Editing , Coding , dan Tabulating , Uji Hipotesa dengan metode Spearmen Rank dengan
menggunakan SPSS versi SPSS 16 for Windows
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.1 Kerangka kerja Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Motivasi Penggunaan
Alat Perlindungan Diri ( Handscoon dan Masker) dalam Upaya Pencegahan
Penularan Infeksi pada Perawat di Puskesmas Gondanglegi Kecamatan
Gondanglegi Kabupaten Malang.
58
yang
mempengaruhi
atau
yang
menjadi
sebab
59
No
Variabel
Definisi
Operasional
Indikator
Variabel
60
Hasil Ukur
1.
Variabel
Dependen :
Pengetahua
n terhadap
penggunaan
APD dalam
pencegahan
penularan
infeksi pada
perawat
Perawat
mengetahui dan
memahami sesusi
dengan materi yang
telah dipelajari
pada kondisi yang
sebenarnya
1. Mengerti
tentang
prinsip
pencegahan
infeksi
2. Mengerti
tentang
penggunaan
APD
2.
Variabel
Independen
: Motivasi
terhadap
penggunaan
APD dalam
upaya
pencegahan
penularan
infeksi pada
perawat
Motivasi adalah
suatu usaha yang di
sadari untuk
mempengaruhi
tingkah laku
seseorang agar ia
bergerak hatinya
untuk bertindak
melakukan suatu
sehingga mencapai
hasil atau tujuan
tertentu
1. Tingkat
pengetahuan
2. sikap
3.Standart
penggunaan
APD
4, Fasilitas
Kuesioner dengan
menggunakan 15
pertanyaan
Dengan ketentuan skor
jawaban :
Untuk pertanyaan
positif
Iya : 1
Tidak : 0
Untuk pertanyaan
negatif
Iya : 0
Tidak : 1
Kuesioner dengan
menggunakan 15
pertanyaan
Dengan ketentuan skor
jawaban:
positif
Iya : 1
Tidak : 0
Untuk pertanyaan
negatif
Iya : 0
Tidak : 1
61
-Kategori baik
, jika hasil >
75%- 100% ,
-Kategori
Cukup , jika
hasil 56 %74%
,
Kategori
Kurang baik ,
jika hasil <
55%
Skor antara 10
40 untuk
kepentingan
deskriptif
ditentukan :
Motivasi
tinggi :
Skor antara 25
40
Motivasi
rendah :
Skor antara 10
- 24
Malang.
Ketua Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
Ketua Stikes Kepanjen Kabupaten Malang.
Kepala Camat Kecamatan Gondanglegi
Kepala Puskesmas Gondanglegi yang
merupakan
tempat
dilakukannya penelitian.
Penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal 23 Mei
26 Mei 2016 selama 4 hari. Hal pertama yakni melakukan
informed consent terlebih dahulu, kemudian menjelaskan prosedur
pengisian kuesioner. Dalam menjawab kuesioner tidak boleh
diwakilkan. Jika responden mengalami kesulitan dalam membaca,
memahami kuesioner atau ada responden yang tidak kooperatif,
maka peneliti dapat mendampingi
berjalan
dengan
lancar.Setiap
responden
rata-rata
62
63
64
65
1) Skoring
Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
, memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor.
Pengolahan data dilakukan dengan memberikan penilaian
pada jawaban responden mengenai pengetahuan :
Pertanyaan positif
Iya
nilainya 1
Tidak nilainya 0
Pertanyaan negative
Iya
nilainya 0
Tidak nilainya 1
Sedangkan untuk penilaian motivasi :
Pertanyaan positif
Iya
nilainya 1
Tidak nilainya 0
Pertanyaan negative
Iya
nilainya 0
Tidak nilainya 1
2) Penilaian
Setelah melalui tahap skoring, kemudian dilakukan melalui
penilaian terhadap jawaban pada lembar kuesioner yang telah
diisi
oleh
responden
kemudian
diberi
pembobotan,
66
N=
sp
100
sm
3)
Keterangan :
N : nilai yang didapat
Sp : skor yang didapat
Sm : skor maksimal
Klasifikasi
Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data
variabel penelitian adapun untuk menilai secara kuantitatif
status motivasi perawat tentang pencegahan penuluran
infeksi di Puskesmas Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi
Kabupaten Malang dan menginterpretasikan berdasarkan
presentase menjadi :
a. Kategori baik , jika hasil > 75%- 100%
b. Kategori Cukup , jika hasil 56 %- 74%
c. Kategori Kurang baik , jika hasil < 55%
Sedangakan untuk status motivasi perawat tentang
penggunaan APD (Handscoon dan Masker) dalam
pencegahan penularan infeksi di Puskesmas Gondanglegi
Kecamatan
Gondanglegi
Kabupaten
Malang
dan
d. Interpretasi Data
Interpretasi hasil presenting yang diinterpretasikan sebagai
berikut :
100 %
67
80% - 90%
51%- 79%
diteliti
50%
: Setengahnya dari responden yang diteliti
26%- 49% : Hampir setengah dari responden yang
Diteliti
1% - 25 % : Sebagian kecil dari jumlah responden yang
Diteliti
1% - 25 %
yang
0%
diteliti
: Tidak satupun dari responden yang
diteliti
68
= 0,05. Uji
69
Keterangan :
: Spearman Rank
N
: jumlah data
D
: beda antara ranking pasangannya
2. Cara menarik kesimpulan
Perilaku kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pengujian
data yang didasarkan pada peneriamaan dan penolakan hipotesis nol
(Ho). Dengan demikian jika p< 0,05 maka hipotesis ditolak yang
artinya terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
Jika p < 0,05 maka hipotesis diterima yang artinya tidak terdapat
korelasi yang bermakana antara dua variabel yng diuji (Dahlan, 2012).
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukn besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera
pada table berikut:
Interval Koefisien
0,00 0,19
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
0,20- 0,39
Rendah
0,40- 0,59
Sedang
0,60- 0,79
Kuat
0,80- 1,00
Tabel untuk menentukan tingkat hubungan korelasi
Sangat Kuat
71
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
73
74
Usia (Tahun)
o
1
2
3
4
< 20
20-30
31-40
>40
Jumlah
15
(Sumber : Data Kuesioner Penelitian, 2016)
Frekuensi
Prosentasi %
0
9
4
2
0%
60%
27%
13%
100%
Jenis Kelamin
Laki Laki
Frekuensi
8
Prosentasi %
53%
75
Perempuan
Jumlah
(Sumber : Data Penelitian, 2016)
7
15
47%
100%
berjenis
menunjukkan
kelamin
laki-laki
dibuktikan
dengan
data
yang
responden.
N
o
1
2
3
4
Pendidikan
SPK
D3
D4
S1
Jumlah
Frekuensi
2
11
0
2
15
Prosentase
%
13%
74%
0%
13%
100%
76
No
1
2
3
Tingkat
Pendidikan
SPK
D3
S1
Jumlah
Frekuensi tingkat
pengetahuan tentang APD
(Handscoon dan Masker)
berdasarkan tingkat
pendidkan
Baik
Cukup
Kurang
0
1
0
0
1
0
13
15
Prosentase
%
7%
7%
87%
100%
77
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
Frekuensi
13
2
0
15
Prosentase
%
87%
13%
0
100%
78
Tingkat
Pendidika
n
Frekuensi tingkat
motivasi tentang APD
(Handscoon dan Masker)
berdasarkan tingkat
pendidkan
Baik
Cuku
p
1
SPK
0
2
2
D3
0
1
3
S1
12
0
Jumlah
15
(Sumber : Data Penelitian, 2016)
Prosentase
%
Kurang
0
0
0
13%
7%
80%
100%
79
No
Motivasi
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Frekuensi
12
3
0
15
Prosentase
%
80%
20%
0
100%
80
Hubungan tingkat
pengetahuan
Hubungan
tingkat
motivasi
0,840
P
N
0,01
15
81
pendidikan yang
berpendidikan S1. Hal ini selarasnya dengan Budiman dan Riyanto (2013),
salah satu faktor yang pengetahuan yaitu tingkat pendidikan. Pengetahuan
sangat erat hubungannya mempengaruhi dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan
semakin baik pula pengetahuannya.
82
diperoleh
semakin
banyak.
Menurut
Notoadmodjo,
2003
83
Infeksi
pada
Perawat
di
Puskesmas
Gondanglegi
84
85
langsung
keseluruhan
dari
responden
dikhawatirkan
86
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitin yang berjudul Hubungan tingkat pengetahuan terhadap
motivasi tentang penggunaan APD (Handascoon dan Masker) dalam
pencegahan penularan infeksi pada perawat di Puskesmas Gondanglegi dapat
disimpulkan sebaai berikut :
1. Pengetahuan perawat terhadap penggunaan APD (Handscoon dan Masker)
dalam pencegahan penularan infeksi pada perawat di Puskesmas
Gondanglegi Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang sebagian kecil
(13%) memiliki pengetahuan cukup sebanyak 2 responden dan sebagian
besar (87%) memiliki pengetahuan baik dari 15 responden.
Motivasi terhadap penggunan APD (Handscoon dan Masker) di
Puskesmas
Gondanglegi
Kecamatan
Gondanglegi
Kabupaten
87
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti lain
Diharapkan untuk memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber untuk
melakukan penelitian lain seperti pengetahuan terhadap motivasi perawat
tentang penggunaan APD (Handscoon dan Masker)dalam pencegahan
penularan infeksi dan bisa menggunkan metode lain, seperti observasi.
Karena metode pemberian kuesioner tertutup terkadang kurang maksimal
dalam pengambilan datanya.
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan untuk memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai sumber data
dalam mengembangkan pembelajaran asuhan keperawatan kebutuhan
manusia dan dapat dijadikan sebagai bahan literature dalam perkuliahan
tentang pentingnya penggunan Universal Precaution.
3. Bagi lahan penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masuka bagi lembaga
kesehatan dan tenaga kesehatan untuk mempermudah akses informasi
tentang pelaksanaan standart Universal Precaution.
4. Bagi Responden
Diharapkan untuk memperhatikan pentingnya
penggunaan
APD
88
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan,(2012). Statistik untuk kedokteran dan Kesehatan.Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat,A.,
(2004).
Pengantar
Konsep
Dasar
Keperawatan.Jakarta:SalembaMedika
Tietjen Linda dkk, (2004),Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Notoatmodjo S, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
Notoatmodjo S,(2010).Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika
Aziz,Alimul,(2012).Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika
Aziz,Alimul,(2012).Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Depkes, (2001). Prinsip dari Kewaspadaan Universal Precaution. Dinas
Kesehatan
tanggal
20
Oktober
2013
dari
hhtp://www.depkes.go.id
Potter dan Perry. 2010. Fundamental of Nursing. Indonesia : Elsevier.
89
90
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Kepada
Yth. Bapak/Ibu
Di PUSKESMAS Gondanglegi
Kecamatan Gondanglegi
Dengan hormat,
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen, maka saya :
Nama
NIM
: 12.20.068
Hormat Saya,
PUTRI MAYASARI FAUZIE
91
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Responden
( )**
Keterangan :
*
**
92
KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP MOTIVASI
PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (HANSCOON DAN
MASKER) DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PADA
PERAWAT
A. Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan pilihan saudara , dengan
memberikan tanda centang ( ) pada kontak yang telah disediakan !
B. Data Umum
Karakteristik Responden
1. Umur : .
Kurang dari 20 tahun
31 40 tahun
20 30 tahun
2. Jenis kelamin :
Laki-laki
3. Tingkat pendidikan keperawatan :
SPK
Diploma III
Perempuan
Diploma IV
S1
93
Variabel Penelitian
Hubungan Tingkat
Terhadap
Alat
Perlindungan Diri
(Handscoon
Nomer
Soal
1.PengukuranPengetahuan :
APD 7 butir 1,2,7,9,
soal
10,11,12
(Handscoon dan Masker)
b. Pencegahan
penularan
infeksi
dan
Masker)
Jumlah
Soal
a. Penggunaan
Pengetahuan
penggunan
8 butir 3,4,5,6,8,
soal
13,14,15
dalam
Pencegahan
Penularan
Infeksi
pada perawat
Motivasi Terhadap 2. Pengukuran Motivasi :
Penggunaan Alat
Perlindungan Diri
(Handscoon dan
a. Penggunaan
Masker) Dalam
Pencegahan
infeksi
Penularan Infeksi
pada perawat
10
butir
soal
18,20,21,2
3
24,25,26,2
7
29
94
Petunjuk Pengisian
1. Mohon bantuan saudara / saudari untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang ada dengan jujur.
2. Berilah tanda () pada kolom yang tersedia dan dipilih sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
3. Tidak ada jawaban yang benar atau salah .Saudara / saudari cukup
menjawab sesuai yang bapak /ibu alami dan rasakan dalam menjalankan
tugasnya. Jawaban saudara/saudari dijamin kerahasiaannya. Selamat
mengisi kuesioner
No
1
3
4
5
6
7
8
10
11
Pernyataan
Alat Perindungan Diri (APD), digunakan
untuk melindungi petugas kesehatan dari
mikroorganisme
Petugas kesehatan yang menerapkan prinsip
penggunaan APD akan mendapatkan
perlindungan maksimal dari penularan
infeksi
APD tersebut dalam prinsip pencegahan
penularan infeksi
Handscoon dan masker termasuk dalam
pencegahan penularan infeksi
Sebelum menggunakan handscoon, harus
melepaskan cincin terlebih dahulu
Alat yang sudah digunakan untuk tindakan
keperawatan cukup dicuci saja
Standart penggunaan handscoon dan masker
harus digunakan saat kontak dengan pasien
Standart penggunaan handscoon melindungi
telapak tangan samapi pergelangan tangan
dari kontak langsung dengan cairan atau saat
melakukan prosedur yang bersifat infeksius.
Fungsi menggunakan masker untuk
menahan cipratan yang keluar saat pasien
batuk dan berbicara
Standart penggunaan masker tidak harus
menggunakan jenis masker yang terbuat dari
bahan yang tahan cairan
Handscoon
yang
digunakan
untuk
perawatan luka biasanya digunakan untuk
sekali tindakan keperawatan saja
Benar
Salah
95
12
13
14
15
96
Petunjuk Pengisian
1. Mohon bantuan saudara / saudari untuk menjawab seluruh pertanyaan
yang ada dengan jujur.
2. Berilah tanda () pada kolom yang tersedia dan dipilih sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
3. Tidak ada jawaban yang benar atau salah .Saudara / saudari cukup
menjawab sesuai yang bapak /ibu alami dan rasakan dalam menjalankan
tugasnya. Jawaban saudara/saudari dijamin kerahasiaannya .Selamat
mengisi kuesioner.
N
o
Pernyataan
Iya
16
17
18
19
20
21
Saya
mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan pada pasien
22
23
Saya
membuang
penggolongannya
24
sampah
sesuai
Tidak
dengan
97
25
26
27
28
29
Saya hanya
menggunakan masker ketika
melakukan tindakan keperawatan pada pasien
isolasi
30
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN KUESIONER
98
Pertanyaan
Kunci Jawaban
Jenis
pertanyaan
Positif (+)
10
11
Positif (+)
Positif (+)
Positif (+)
Negatif (-)
Negatif (-)
Positif (+)
Positif (+)
Positif (+)
Negatif (-)
Positif (+)
99
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Negatif (-)
Negatif (-)
Positif (+)
Positif (+)
Positif (+)
Negatif (-)
Positif (+)
Positif (+)
Positif (+)
Negatif (-)
Positif (+)
Positif (+)
Negatif (-)
100
25
26
27
28
29
30
Positif (+)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Negatif (-)
Positif (+)
Lampiran 4
MASTER TABEL
Nama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Usia/t
ahun
KL
A
A
A
I
R
DH
IH
S
D
R
V
M
M
F
40
20
31
20
31
20
27
25
50
31
20
20
26
23
45
Jenis
Kelami
n
J
L
Tingk
at
Pendi
dikan
P
S1
D3
SPK
D3
D3
D3
D3
D3
SPK
D3
D3
D3
D3
D3
S1
Total
Nomor soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
o
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
101
15
15
14
12
10
15
14
13
11
13
15
12
14
15
13
Nama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Usia/t
ahun
KL
A
A
A
I
R
DH
IH
S
D
R
V
M
M
F
40
20
31
20
31
20
27
25
50
31
20
20
26
23
45
Jenis
Kelami
n
Tingk
at
Pendi
dikan
J
L
S1
D3
SPK
D3
D3
D3
D3
D3
SPK
D3
D3
D3
D3
D3
S1
Total
Nomor soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
14
10
14
12
13
15
11
13
11
13
15
12
14
15
13
Keterangan :
N : Nama initial
KM : Kategori Motivasi
L
: Laki-laki
1 : Motivasi tinggi
: Usia
P
: Perempuan
2 : Motivasi sedang
tinggi
U
sedang
rendah
KP :Kategori Pengetahuan
P1 : SPK
1 : Pengetahuan
P2: D3
2 : Pengetahuan
P3 : D4
3 : Pengetahaun
3 : Motivasi rendah
Lampiran 14
TUGAS AKHIR PROGRAM SEMESTER VII- VIII
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
TAHUN 2015-2016
No
Kegiatan
1
2
3
4
5
6
Review Riset
Input Judul
Bimbingan
Uji Proposal
Revisi Proposal
Pengumpulan draft Proposal
dan Perijinan Penelitian
102
10
11
12
13
Pembimbing I
Peneliti
Pembimbing II
103
104