TugasBesarElkom Klompok4a
TugasBesarElkom Klompok4a
SISTEM MODULASI
Kelas / Kelompok : A / 4
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
Farid Subhi
Febrian Dwi Putra
Halida Rahmawati
Iga Hana Pratiwi
(D310020)
(D310021)
(D310023)
(D310027)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................i
BAB I ISI..............................................................................................................1
MODULASI DAN DEMODULASI
A. MODULASI...................................................................................................1
1. MODULASI ANALOG..................................................................................2
1.1 Metoda Modulasi......................................................................................2
a. Modulasi Amplitudo............................................................................3
b. Modulasi Frekwensi............................................................................4
c. Modulasi Fase......................................................................................4
1.2 Struktur Sirkit-Sirkit Untuk Modulasi
Amplitudo Dan Modulasi Frekwensi....................................................4
1.2.1 Sirkit Modulasi Amplitudo.............................................................5
1.2.2 Sirkit Modulasi Frekwensi.............................................................5
1.2.3 Demodulasi dalam sistem modulasi amplitudo..............................6
1.2.4 Demodulasi dalam sistem frekwensi modulasi..............................7
1.3
Jenis-jenis modulasi.......................................................................8
BAB I
ISI
MODULASI DAN DEMODULASI
Dalam gelombang pembawa apabila arus gelombang pembawa dibuat dan
dipotong oleh kode-kode telegrap, maka kodenya dimodulir oleh arus gelombang
pembawa. Proses semacam ini disebabkan karena arus gelombang pembawa berubahubah seperti fungsi dari pada nilai gelombang kode telegrap pada saat itu yang disebut
modulasi. Proses yang mengeluarkan kode telegrap asli yang dikirim dari modulasi arus
gelombang pembawa disebut demodulasi.
A. MODULASI
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi,
suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu
gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat
tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo,fase dan
frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi
(berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi. Peralatan untuk
melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk
memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut
demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.
Informasi yang dikirim bisa berupa data analog maupun digital sehingga terdapat dua
jenis modulasi yaitu
modulasi analaog
modulasi digital
Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang
membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal analog
bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu
1.
MODULASI ANALOG
Modulasi amplitudo
Arus gelombang pembawa yang berubah-ubah seperti yang diperlihat kan
dalam gambar 1.1 (b), oleh kode telegrap dalam gambar 1.1 (a). Ketika arus kode
ada dalam status minus gelombang pembawa dikirimkan.
a. Kode telegrap
b. Modulasi amplitude
c. Modulasi frekuensi
d. Modulasi fase
Gambar 1.1 Bentuk gelombang dari metoda modulasi yang berbeda-beda
b.
Modulasi frekwensi
Seperti yang terlihat dalam gambar 1.1, adalah frekwensi rendah dari
gelombang pembawa sedangkan gelombang kode telegrap dalam status minus yang
berubah-ubah dan pindah tinggi pada waktu gelombang kode menjadi plus. Dalam
telegrap gelombang pembawa seperti suatu type yang spesial dari modulasi
frekwensi, dua frekwensi gelombang pembawa yang berbeda digunakan, satu untuk
kode plus dan yang lain untuk kode minus. System modulasi ini disebut system
ferkunesi shift (sistem penggeseran frekuensi) dan disingkat menjadi FS. Nilai
tengah dari kedua frekwensi disebut frekwensi tengah.
c.
Modulasi fase
Seperti yang terlihat dalam gambar 1.1 maka metoda ini merubah fase dari
gelombang pembawa kode plus dan minus. Dalam metoda ini dua macam
gelombag mempunyai amplitudo dan frekwensi yang sama, tetapi memerlukan fase
yang berbeda. Metoda ini merubah 180 atau radian seperti yang terlihat dalam
gambar yang disebut metoda fase timbale balik. A, f dan
dan
1.2.1
plus, maka hampir tidak ada arus gelombang pembawa yang dihasilkan karena arah
arus berlawanan dengan apa yang dilakukan rectifier dan tahanan cukup besar.
Apabila voltasenya minus arah arus dibiarkan bekerja oleh rectifier dan
tahanannyapun menjadi kecil. Jadi arus gelombang pembawa yang ditimbulkan
oleh osilator melalui transformator. Dengan jalan ini modulasi dari gelombang
pembawa dibuat oleh adanya voltase plus dan minus dari sinyal telegrap terhadap
rectifier.
1.2.2
pada gambar 5.3 Modulasi fekwensi ini dijalankan dengan menggabungkan atau
melepaskan kondensator C atau dari sirkit osilator LC.
Frekwensi ini agak tinggi. Sebaliknya apabila voltasenya minus arah arus dibiarkan
oleh rectifier maka tahanannyapun kecil; oleh karena itu C adalah digandengkan
dengan C yang diparalelkan dan frekwensi akan menjadi:
C yang cocok,
terlihat dalam gambar 5.4(b) tetapi apabila gelombang itu diterima setelah melewati
saringan kirim dan saringan terima akan mempunyai gelombang yang diperlihatkan
dalam gambar (c). oleh sebab arus elektris biasanya lemah, maka diperkuat oleh
amplifier, misalnya oleh transistor. Gelombang yang diperkuat direktifisir oleh fullwave type rectifier; bentuk gelombang terlihat dalam gambar (d). Bentuk dari
gelombang ini selanjutnya diratakan dengan menggunakan kondensator dan
tahanan seperti yang terlihat dalam gambar (e).Arus yang direktifikasikan ini
menggiatkan rele penerima dimana arus bias setiap waktu mengalir. Apabila arus
rektifikasi tidak mengalir, arus (+) mengalir dalam rele seperti arus penerima dan
apabila arus rektifikasi mengalir, arus (-) penerima dan sinyal telegrap
diproduksikan seperti yang terlihat dalam gambar (f).
membuat modulasi arus gelombang pembawa dengan frekwensi tinggi dan rendah.
Demodulasi juga dilakukan oleh metoda diskriminasi frekwensi yang membuat arus
searah dari intensitas yang berbeda-beda sesuai dengan frekwensi tinggi dan
rendah. Gelombang yang melewati saringan terima mempunyai amplitudo yang
tidak teratur seperti terlihat dalam gambar 1.5 (c), oleh karena itu dengan
menggunakan amplifier, amplitudonya diseragamkan pada nilai tertentu seperti
terlihat dalam gambar (d) dari gambar yang sama. Prosedur ini disebut pembatasan
amplitudo. Setelah amplitudo duseragamkan,maka diskriminasi frekwensi dimulai.
Jalan yang umum untuk mendiskriminasikan frekwensi-frekwensi adalah
penggunaan sirkit resonansi yang sederhana. Salah satu
meresonansikan dengan
frekwensi tinggi dan yang lain dengan frekwensi rendah. (e) dan (f) dalam gambar
memperlihatkan bentuk-bentuk gelombang yang terima seketika gelombang
modulasi frekwensi lewat. Gelombang (e) direktifikasikan dan rektifikasi arus
searah (g) diterima. Gelombang (f) direktifikasikan dan dibalikkan, dan arus searah
(h) diterima. Kemudian (g) dan (h) dijumlahkan bersama, dan dengan demikian
tercapailah bentuk gelombang resultante yang terlihat dalam (i). arus ini
menggiatkan rele dan kode-kode kirim dapat diproduksikan pada ujung penerimaan
seperti gamabar (j).
1.3 JENIS-JENIS MODULASI
Cara-cara modulasi yang diperlihat pada daftar berikut, secara garis
besarnya dapat dibagi menjadi modulasi analog dan digital. Modulasi continuous
parametric berarti modulasi amplitudo atau modulasi sudut. Ini berati bahwa pada
modulasi pulsa parametric, amplitudo dari pulsa-pulsa atau sejenisnya dirubah
secara analog. Modulasi kode Pulsa (PCM) adalah cara modulasi pengubahan A.D
(Analog-Digital), sesuai dengan ketentuan yang tetap.
1.3.1 Modulasi Amplitudo dan Demodulasi
a.
Modulasi amplitudo
Telah dinyatakan bahwa pada modulasi amplitudo, adalah membuat suatu
, Kemudian bentuk
(5.2.2)
a. Gelombang sinyal
b. Gelombang modulasi
Gambar 1.6
Spektrum dari modulasi amplitudo
b. Modulasi sudut
Modulasi sudut adalah suatu proses modulasi dimana sudut dari gelombang
pembawa yang berbentuk sinus adalah parameter subject yang dirubah-ubah. Sudut
yang dimaksud adalah keseluruhan argumen dari fungsi sinus.
b. Gelombang pembawa
c. Gelombang FM
Gambar 1.7
Modulasi Frekuensi
Baik modulasi fasa maupun modulasi frekwensi akan serupa setelah
sinyalnya masing-masing didefensir dan diintergrir. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa gelombang modulasi fasa dapat diperoleh dengan modulasi fasa,
atau melakukan dulu sinyal pada rangkaian deferensial baru kemudian diteruskan
ke modulasi frekwensi. Dengan cara yang sama. Keduanya dinamakan modulasi
sudut. Tetapi sebaliknya system FM mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai
berikut:
1) Perhubungan dapat dilaksanakan dengan gerisik yang lebih kecil.
2) Dapat dilakukan perhubungan dengan kualitas yang sama dengan system
AM, tetapi dengan tenaga yang lebih kecil.
3) Dapat dilakukan perhubungan tanpa timbulnya perubahan level dari bentuk
gelombang sinyal yang disebabkan oleh perubahan amplitudo akibat fading
mengingat sinyal yang ditumpangkannya terletak pada perubahan frekwensi.
Gambar 1.8
Sinyal FS
2. MODULASI DIGITAL
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream)
ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah
karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga
bentuk hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang
Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya
secara interaktif.
3.
4.
Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke
penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik
(logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). Untuk pengiriman
ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik
kegagalan sistem bekerja. Bentuk dari modulated Carrier FSK mirip dengan
hasil modulasi FM. Secara konsep, modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya
disini tidak ada bermacam-macam variasi /deviasi ataupun frekuensi, yang ada
hanya 2 kemungkinan saja, yaitu More atau Less (High atau Low, Mark atau
Space). Tentunya untuk deteksi (pengambilan kembali dari kandungan Carrier
atau proses demodulasinya) akan lebih mudah, kemungkinan kesalahan (error
rate) sangat minim/kecil. Umumnya tipe modulasi FSK dipergunakan untuk
komunikasi data dengan Bit Rate (kecepatan transmisi) yang relative rendah,
seperti untuk Telex dan Modem-Data dengan bit rate yang tidak lebih dari 2400
bps (2.4 kbps).
c. Phase Shift Keying Phase Shift Keying (PSK)
Pengiriman sinyal melalui pergeseran fasa. Metoda ini merupakan suatu bentuk
modulasi fasa yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang
termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah
sesuai denganperubahan status sinyal informasi digital. Sudut fasa harus
mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima. Akibatnya, sangat diperlukan
stabilitas frekuensi pada pesawat penerima. Guna memudahkan untuk
memperoleh stabilitas pada penerima, kadang-kadang dipakai suatu teknik yang
koheren dengan PSK yang berbeda-beda. Hubungan antara dua sudut fasa yang
dikirim digunakan untuk memelihara stabilitas. Dalam keadaan seperti ini , fasa
yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui. Hasil dari
perbandingan ini dipakai sebagai patokan (referensi). Untuk transmisi Data atau
sinyal Digital dengan kecepatan tinggi, lebih efisien dipilih system modulasi
PSK. Dua jenis modulasi PSK yang sering kita jumpai yaitu : BPSK adalah
format yang paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua yang tahap yang
dipisahkan sebesar 180 dan sering juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling
sempurna dari semua bentuk modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini
hanya mampu memodulasi 1 bit/simbol dan dengan demikian maka modulasi ini
tidak cocok untuk aplikasi data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya dibatasi.
QPSK Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau
4-PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di
sekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua bit
per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa menunjukkan bahwa ini
mungkin digunakan untuk menggandakan data rate jika dibandingkan dengan
sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang sebagai sebagai suatu modulasi
quaternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai dua quadrature carriers yang
termodulasi tersendiri. Dengan penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk
mengatur komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur
komponen quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada
kedua carrier dan dapat dimodulasi dengan bebas.
2.1 M O D U L A S I
2.1.1
PULSA
Pembawa yang berupa pulsa-pulsa ini kemudian dimodulasi oleh sinyal informasi,
sehingga parameternya berubah sesuai dengan besarnya amplitudo sinyal
pemodulasi (sinyal informasi). Jenis-jenis modulasi pulsa antara lain:
a.
b.
c.
d.
maka semakin
besar pula amplitudo pulsa pembawa. Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat
dilakukan dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal
pencuplik dengan sinyal informasi. Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat
pencuplikan yang besarnya sesuai dengan sinyal informasi (pemodulasi). Hal ini
dapat dilihat pada gambar 1.1.
dilakukan dengan
persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan frekuensi minimal dua kali
frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau sering disebut dengan syarat
Nyquist. Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan dengan fs dan frekuensi
maksimum sinyal pemodulasi dinotasikan dengan fm, maka syarat Nyquist dapat
ditulis sebagai:
fs 2.fm
Proses ini akan membuat sinyal menjadi lebih kebal terhadap derau. Setelah proses
ini maka dilakukan proses penyandian (coding) menggunakan kode biner, sehingga
terbentuk sinyal PCM. Sinyal ini dapat direpresentasikan dengan pulsa-pulsa yang
menyatakan kode-kode biner untuk setiap hasil cuplikan.
a.
Kuantisasi Sinyal
Kuantisasi merupakan proses pengelompokan pada selang-selang (interval)
step size.
Berdasarkankan besarnya step size dapat dibedakan dua jenis kuantisasi, yaitu:
1. Kuantisasi seragam
2. Kuantisasi tak seragam
Distorsi Kuantisasi
Derau kuantisasi didefinisikan sebagai selisih antara hasil kuantisasi sinyal
dengan sinyal aslinya. Dilihat dari proses kuantisasi itu sendiri, maka dapat
dipastikan bahwa derau kuantisasi maksimum adalah sebesar S/2, dengan S adalah
besarnya selang (interval) kuantisasi, atau dinyatakan sebagai:
Derau kuantisasi S/2
Derau kuantisasi dapat
kuantiasasi, yang berarti memperbanyak jumlah selang kuantisasi, yang juga berarti
memperbanyak jumlah bit untuk proses penyandian (n). Semakin kecil derau
kuantisasi berarti sinyal hasil kuantisasi semakin mirip (mendekati) sinyal aslinya.
c.
Pengembangan PCM
2. DM (Delta Modulation)
3. Adaptive Delta modulation
Pada PCM, sandi-sandi yang dikirimkan merupakan hasil penyandian (coding) dari
hasil pencuplikan. Salah satu pengembangan PCM adalah DPCM yaitu Differential
Pulse Code Modulation. Pada DPCM, sandi-sandi yang dikirimkan (ditransmisikan)
adalah nilai selisih (beda) hasil pencuplikan sekarang dengan hasil pencuplikan
sebelumnya. Keuntungan yang diperoleh adalah bahwa jumlah bit yang diperlukan
untuk proses penyandian menjadi lebih sedikit. Pengembangan lebih lanjut adalah
DM atau Delta Modulation. Jenis modulasi ini mirip dengan DPCM, namun selisih
hasil pencuplikan sekarang dengan yang sebelumnya hanya disandikan dengan 1 bit
saja. Jenis pengembangan lain adalah yang disebut Adaptive Delta Modulation.
Pengembangan ini menggunakan kuantisasi tidak seragam, sehingga sistem akan
menyesuaikan besarnya
informasi.
2.2.3
2.2.4
DEMODULASI
Pada dasarnya demodulasi adalah kebalikan modulasi dan juga memerlukan alatalat taklinear atau berubah-ubah peng-switch-an (penggantian) liner. Karena
rangkaian-rangkaian taklinear yang digunakan pada dasarnya sama, detil-detil
operasi penemu (detector) .
1. Demodulator FM
Definisi demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk
kembali seperti aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang
termodulasi oleh rangkaian. Definisi demodulator adalah rangkaian yang penerima
komunikasi (radio, televisi, dan radar) yang berfungsi memisahkan informasi asli
dari gelombang campuran (yaitu gelombang isyarat pembawa yang termodulasi.
Demodulator sering juga disebut dengan detector. Misalnya dalam system modulasi
amplitude (AM) dikenal jenis-jenis detector linier, detector kuadrat, dan detector
Kristal.Dalam system modulasi frekuensi (FM) diterapkan rangkaian demodulator
yang disebut diskriminator. Sesudah isyarat informasi dipisahkan dari gelombang
campuran, maka isyarat informasi itu dikuatkan dan ditampilkan sebagai bunyi atau
tanda-tanda lain (misalnya bayangan seperti dalam televisi).
Demodulasi sinyal FM memerlukan sebuah sistem yang akan menghasilkan
output yang proporsional terhadap deviasi frekuensi sesaat dari inputnya.
Salah satu sistem yang dapat mengakomodasi syarat diatas adalah
Frequency Discriminator
Slope Detector
b.
c.
Quadrature Detector
d.
b. DPSK
DPSK yaitu Differential Phase Shift Keying, hampir serupa dengan teknik
modulasi BPSK. Hanya saja dalam DPSK, runtun biner mk pertama-tama
dikodekan secara diferensial (dihasilkan dk) kemudian dimodulasi menggunakan
modulator BPSK.
c. QPSK
QPSK yaitu Quadrature Phase Shift Keying, dimana teknik modulasi yang
memiliki empat titik pada diagram konstelasi. Dalam teknik modulasi QPSK
dapat mengkodekan 2 bit per simbol/ setiap simbol dapat mewakili dua bit
sekaligus. Berikut langkah-langkah penentuan sinyal modulasi QPSK :
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Dalam gelombang pembawa apabila arus gelombang pembawa dibuat dan
dipotong oleh kode-kode telegrap, maka kodenya dimodulir oleh arus
gelombang pembawa.
2. Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik
sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi.
3. Demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk kembali
seperti aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang
termodulasi oleh rangkaian.
4. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator,
sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan
dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang
melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.
5. Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream)
ke dalam sinyal carrier.
6. Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya.
Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam
bentuk gelombang kontinu (continous varying).
7. Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan
sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk
hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang
dikandungnya.
SARAN
1. Untuk proses pentransmisian data sebaiknya mengunakan sistem modulasi,
sebab dengan menggunakan sistem modulasi kita dapat menghemat daya dan
memperkecil dimensi dari antena.
2. Sebaiknya menggunakan sistem modulasi digital dalam mengirim sinyal atau
informasi, sebab modulasi digital mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
modulasi analog.
3. Untuk
mempercepat
pentransmisian
data
sebaiknya
gunakan
sinyal
carrier/sinyal pembawa yang mempunyai frekwensi yang jauh lebih besar dari
sinyal informasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=demodulasi&source=web&cd=4&sqi=2&ved=0CC8QFjAD&ur
l=http%3A%2F%2Fjournal.mercubuana.ac.id%2Fdata%2FBAB
%2520III.ppt&ei=vX0BT_W_F8HTrQfX_9TqDw&usg=AFQjCNHepfWDAw
DqNReHcWG4ezC3p8yMgw
2. http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=demodulasi&source=web&cd=10&sqi=2&ved=0CFcQFjAJ&ur
l=http%3A%2F%2Flabdasar.ee.itb.ac.id%2Flab%2Finstaller%2FtrainingLSN
%2FmodulTraining%2FHandout%2520Digital%2520Modulation%2520and
%2520Demodulation.docx&ei=vX0BT_W_F8HTrQfX_9TqDw&usg=AFQjC
NHOTBrhOG6xG3KpZxkO2ivaXI3zg
3. Umu Habibah, Budi Prasetya dan Bambang Sumajudin, Alat Bantu Pengajaran
Mata
Kuliah
Sistem
Komnikasi
Bagian
Modulasi
Digital,
STT
Telkom,Bandung ,2006.
4. Indah Susilawati, Simulasi pembangkitan sinyal BPSK dan QPSK, Teknik
ElektroUniversitas Mercu Buana Yogyakarta,2009.