Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Jln Joyoboyo No. 04 Padangan- Kayen Kidul- Kediri Kode Pos 64183
Telp. 0354- 528559/ 081235846900 Email : mail@rswilujeng.com
Website: www.rswilujeng.com
Mengingat :
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA
KETIGA
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan direvisi sebagai mana
mestinya.
KEEMPAT
DITETAPKAN DI : KEDIRI
PADA TANGGAL :
DIREKTUR RUMAH SAKIT WILUJENG
KABUPATEN KEDIRI
BAB I
DEFINISI
a. Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit infeksi tertentu yang dapat
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Penyakit Infeksi adalah merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya
agen infeksi ( organisme ) yang disertai adanya respon imun dan gejala klinik.
c. Kewaspadaan Isolasi adalah Kewaspadaan terhadap terjadinya penularan yang
digunakan untuk pasien yang diketahui atau diduga menderita penyakit yang
menular.
d. Kewaspadaan Isolasi adalah merupakan dasar untuk mengurangi resiko
penularan patogen yang berada dalam bahan yang berasal dari tubuh pasien
terinfeksi, yang terdiri dari Kewaspadaan Standart dan Kewaspadaan Transmisi.
e. Kewaspadaan Standart adalah kewaspadaan yang dirancang untuk diterapkan
secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya baik terdiagnosa infeksi atau di duga terinfeksi atau
kolonisasi.
f. Kewaspadaan Transmisi adalah kewaspadaan tambahan kewaspadaan standart
terutama setelah terdiagnosis jenis infeksinya.
g. Kewaspadaan
Penularan
melalui
udara
(Airborne
Precaution)
yaitu
kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau di duga terinfeksi
kuman pathogen yang penularannya melalui udara ( Mis : TBC, Campak,
Mumps, Chiken Pox/ cacar air )
h. Kewaspadaan penularan melalui percikan (Droplet Precaution). Diterapkan
kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan
penularan melalui udara. Partikel lebih kecil dari droplet (< 5um) dan tinggal di
udara dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular melalui
udara terkontaminasi yang dihirup mis : TBC Paru, Measles/Campak, Varicella,
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Kewaspadaan Standart
b. Kewaspadaan Transmisi
1. Transmisi Droplet
2. Transmisi Airbone
3. Transmisi Kontak
c. Kewaspadaan Universal dengan sarana terbatas
BAB III
TATA LAKSANA
A. Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan Tangan
a. Hindari menyentuh permukaan disekitar pasien agar tangan terhindar
dari kontaminasi patogen dari dan ke permukaan
b. Bila tangan tampak kotor, mengandung bahan berprotein, cairan
tubuh, cuci tangan dengan sabun antiseptik dan dengan air mengalir
c. Cuci tangan sesuai indikasi cuci tangan :
1) Sebelum & setelah kontak pasien.
2) Diantara prosedur berbeda pada pasien yang sama.
3) Setelah kontak dengan cairan tubuh,darah dengan atau tanpa
menggunakan sarung tangan.
4) Setelah
menangani
peralatan/benda/lingkungan
yang
terkontaminasi.
5) Segera cuci tangan setelah melepas APD.
d. Jika tangan terlihat bersih dekontaminasi dengan alcohol based hand
rub/gel.
e. Edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung pasien
f. Pastikan fasililitas tersedia.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
a. APD terdiri dari : Sarung tangan, apron/gowns, Pelindung mata,
hidung, mulut, pelindung kaki.
b. Petugas Kesehatan harus dapat mengkaji penggunaan APD pada saat
melakukan prosedur tindakan : Prosedur biasa, Resiko terpapar
darah/cairan tubuh, Resiko terkontaminasi.
c. Pakai bila mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus membran dan kulit yang
tidak utuh, kulit utuh yang potensial terkontaminasi
d. Gunakan sarung tangan sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan. Pakai
sarung tangan sekali pakai untuk merawat pasien. Lepaskan sarung
tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh benda dan
permukaan yang tidak terkontaminasi, sebelum beralih ke pasien lain
terjadinya
b. Prinsip umum :
1)
2)
c. Linen :
1)
Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan dan
dibilas dengan air. Linen kotor tersebut kemudian langsung
dimasukkan ke dalam kantong linen di kamar pasien
2)
3)
Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati hati untuk
mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang orang
disekitarnya.
4)
5)
6)
Cuci dan keringkan linen sesaui dengan standart dan prosedur tetap
fasilitas pelayanan kesehatan
7)
8)
9)
2) Pada kulit
3) Pada mulut
strategi
preventif
terhadap
infeksi
yang
dapat
g. Program Imunisasi
Keputusan pelaksanaan imunisasi petugas tergantung pada :
1) Risiko ekspos
2) Kontak petugas dengan pasien
3) Karakteristik pasien rumah sakit
4) Dana rumah sakit
g. Pada musim infeksi saluran napas, tawarkan masker pada pasien dengan
gejala infeksi saluran napas dan pendampingnya. Anjurkan untuk duduk
berjarak > 1 meter dari pengunjung lain.
h. Pasien, petugas, pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas harus :
1) Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
2) Pakai tisu, saputangan, masker dan buang ke tempat sampah
infeksius bila sudah tidak digunakan lagi
3) Lakukan cuci tangan
9. Praktek Menyuntik yang Aman
a. Semua injeksi harus disiapkan di area bersih bebas kontaminasi.
b. Tehnik aseptik selalu dilakukan pada saat mengambil obat injeksi dari
vial dan saat memberikan ke pasien.
c. Pakai jarum steril, disposable untuk mencegah kontaminasi pada
peralatan injeksi.
d. Gunakan single dose vial jika memungkinkan.
e. Jangan gunakan single dose vial untuk banyak pasien.
f. Jangan tinggalkan sisa obat dan diberikan untuk waktu berikutnya.
10. Praktek untuk Lumbal Punksi
Pemakaian masker pada insersi cateter atau injeksi suatu obat ke dalam
area spinal / epidural melalui prosedur lumbal punksi misalnya saat
melakukan anastesi spinal dan epidural untuk mencegah transmisi droplet
flora orofaring.
CATATAN : Kewaspadaan Standar diterapkan untuk semua pasien yang
beresiko tinggi untuk menularkan penyakit atau pada pasien yang
kekebalan tubuhnya menurun, misalnya : Pasien dengan HIV atau pada
pasien yang rentan akibat imunosupresi, misalnya pada pasien dengan SLE
( Sindrom Lupus Eritema )
B. Kewaspadaan berdasarkan Transmisi.
1. AIRBORNE PRECAUTIONS.
Diterapkan pada pasien yang menderita atau diduga menderita
mikroorganisme yang menular melalui udara diantaranya : TBC, Campak,
cacar air (dengan krusta yang banyak),herpes zoster dengan krusta yang
terlokalisir atau yang menyebar (Immunocompromised patient).
KEBUTUHAN
Sarung tangan
Apron/gown
Masker
Penempatan
pasien
petugas
PPIRS
sebelum
peralatan
Transportasi
pasien
pasien lain
Pasien menggunakan masker bedah
Hubungi ruangan yang akan menerima pasien. Petugas
tidak perlu menggunakan masker jika pasien sudah
menggunakan masker
Linen
Limbah
Lain-lain
2. DROPLET PRECAUTIONS.
Goggles/face
shield
Penanganan
peralatan
Transportasi
pasien lain
Pasien menggunakan masker bedah
Hubungi ruangan yang akan menerima pasien. Petugas
pasien
Linen
melepas APD
3. CONTACT PRECAUTIONS.
Diterapkan untuk menurunkan resiko penularan mikroorganisme
pathogen melalui kontak langsung maupun tidak langsung
diantaranya :
a. Kontak kulit dan kulit.
b. Kontaminasi dari peralatan pasien.
c. Lingkungan pasien.
Contoh kondisi :
a. Kolinisasi atau infeksi MRSA, EsL (Extended spectrum
Betalactamase producing organism) VRE (Vancomycin Resisten
Staphilococus).
Apron/gown
lingkungan pasien
Saat petugas kesehatan kontak dengan pasien,
Masker
Goggles/face shield
pasien
Digunakan jika ada resiko percikan cairan tubuh
Penanganan peralatan
pasien
Membatasi furniture dan peralatan terpapar
pasien
Peralatan
yang
digunakan
ulang
dilakukan
Linen
dan
exudat
Limbah
Lain-lain
terkontaminasi
Tangani sesui prosedur
Lakuakn cuci tangan sesuai five moment, setelah
melepas sarung tangan dan apron
KEWASPADAAN PENULARAN
KONTAK
(Contack Precaution)
Diterapkan
untuk
menurunkan
penularan mikroorganisme baik kontak
langsung maupun tidak langsung.
Contoh kuman pathogen:
Kolonisasi atau infeksi multi
resisten organism
Penyakit saluran pencernaan :
Rotavirus, hepatitis A, Clostridium
difficle
Respiratory : SARS, Bronchiolitis
Infeksi kulit : Herpes Zoster,
Scabies, HSV
KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
Kewaspadaan
berdasarkan
transmisi
diterapkan saat menangani pasien yang
diketahui atau diduga terinfeksi atau
kollonisasi agen infeksius
KEWASPADAAN
PENULARAN UDARA
(Airbone Precaution)
Diterapkan kepada pasien
yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen
dengan penularan
melalui
udara
JALUR
KEWASPADAAN
PENULARAN PERCIKAN
(Droplet Precaution)
Saat melakukan tindakan
yang
kontak
dengan
mebrane
mukosa
atau
konjungtiva pasien yang
diduga menular
PENULARAN
Partikel lebih besar dari
5um, dan memercik dalam
radius 1 meter,
Tidak
seperti
airborne,
partikel tidak tinggal terlalu
lama dan terlalu luas di
udara
Contoh Kondisi :
Bronchiolitis
Meningo-coccal
Infectius
Viral infections termasuk
influenza, Mumps &
Rubella
SKIN PRECAUTIONS
Merupakan
kelanjutan dari contact
precaution dan diciptakan karena
adanya peningkatan kasus crusta
scabies. Scabies dapat menular melalui
kontak kulit dan kulit atau dari
kontaminasi
lingkungan
maupun
peralatan pasien.
Oleh karena itu
karena banyak tungau yang jatuh di
lingkungan
pasien,
diperlukan
kewaspadaan ekstra.
Contoh kondisi :
Crusted scabies
Perawatan pasien yang memerlukan kamar isolasi tidak dapat dilakukan bila ruang
isolasi penuh, kohorting tidak dapat dilakukan dan ruang perawatan biasa yang ada
tidak dapat digunakan sebagai ruang isolasi. Dalam situasi tersebut pasien harus
dirujuk ke rumah sakit lain.
BAB IV
DOKUMENTASI
a. Data pasien infeksius.
b. Laporan audit kepatuhan penerapan kewaspadaan standart..
c. Laporan penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi.
DITETAPKAN DI : KEDIRI
PADA TANGGAL :
DIREKTUR RUMAH SAKIT WILUJENG
KABUPATEN KEDIRI