Anda di halaman 1dari 10

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 (bahasa Inggris: ASEAN Economic Community

(AEC)) adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas
antarnegara-negara ASEAN.[1] Seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian
ini. MEA dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020.
Dalam menghadapi persaingan yang teramat ketat selama MEA ini, negara-negara ASEAN
haruslah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang trampil, cerdas, dan kompetitif.
Kemampuan bahasa asing

Tahun 2016 adalah tahun di mana kebijakan MEA mulai diterapkan oleh pemerintah negaranegara ASEAN, termasuk Indonesia. Artinya, tenaga kerja asing akan berseliweran di negara
ini. Begitu pula sebaliknya, pekerja Indonesia pun akan tersebar di beberapa negara ASEAN.
Namun, istilah MEA di Indonesia sendiri masih terdengar asing untuk sebagian besar
masyarakat, baik pada kalangan menengah atas atau menengah ke bawah. Tidak terlalu
banyak yang tahu dengan pasti, apakah yang dimaksud dengan MEA?
MEA adalah sebuah pasar tunggal yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN pada dekade
lalu. MEA sendiri adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam istilah asing,
MEA disebut sebagai ASEAN Economics Community.

Peluang dan Tantangan Dalam


Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Persaingan tenaga kerja akan semakin ketat menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi
ASEAN atau Pasar Bebas ASEAN tahun 2015. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia
Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Siapkah Anda menghadapi persaingan di tahun 2015?
Persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan pasar
bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia
Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Siapkah Anda menghadapi persaingan di tahun 2015?
Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)?
MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk
menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan kegiatan
ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.

Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India
untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini
nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negaranegara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Apa tujuan diadakannya MEA?
Tujuan utama MEA 2015 yang ingin menghilangkan secara signifikan hambatan-hambatan
kegiatan ekonomi lintas kawasan tersebut, diimplementasikan melalui 4 pilar utama, yaitu

ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional (single market and
production base) dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terdidik dan aliran modal yang lebih bebas

ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (competitive
economic region), dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak
atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce;

ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (equitable


economic development) dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah,
dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar,
Laos, dan Vietnam); dan

ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
(integration into the global economy) dengan elemen pendekatan yang koheren dalam
hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring
produksi global.

Apakah MEA memberikan peluang untuk Indonesia?


Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai
kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di akhir
2015. MEA menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia : satu sisi menjadi kesempatan yang
baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM)
Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi
boomerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung
berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor
yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia.
Pada sisi investasi, kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign
Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui
perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia
(human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.

Lalu apa yang menjadi hambatan dan risiko bagi Indonesia dengan adanya MEA?
Dengan adanya perdagangan bebas, kita mampu meningkatkan ekspor akan tetapi kita juga
harus waspada akan resiko kompetisi (competition risk) yang muncul dengan banyaknya
barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam
industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas.
Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi investasi, Indonesia masih memiliki tingkat regulasi yang kurang mengikat sehingga
dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber
daya alam oleh perusahaan asing yang masuk ke Indonesia sebagai negara yang memiliki
jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup
kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di
Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk
menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Bagaimana MEA akan mempengaruhi dunia ketenagakerjaan?
Dari aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja
karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang
beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan
menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi
kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan
kriteria yang diinginkan.
Tapi perlu diingat bahwa hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia.
Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas, Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga
kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi
Indonesia sendiri membuat Indonesia masih berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Permasalahan yang ada dari sisi tenaga kerja tidak terlepas dari kualitas yang rendah, seperti
tingkat pendidikan dan keahlian yang belum memadai. Dari data yang dilansir Tempo,
jumalah tenaga kerja Indonesia pada Februari 2014 sebesar 125,3 juta orang dengan jumlah
pekerja 11,2 orang. Namun, ini tidak dapat diimbangi dengan kualitas pendidikan yang
dimiliki oleh pekerjanya. Mayoritas tenaga kerja Indonesia masih berpendidikan sekolah
dasar dan lebih banyak bekerja di sektor informal.
Bagaimana mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi MEA 2015?
Indonesia harus melihat MEA sebagai peluang yang terbuka untuk memperbaiki kualitas
SDM yang ada dengan meningkatkan daya saing, menyediakan pendidikan dan kesehatan
yang memadai, dan memberikan edukasi terhadap pentingnya MEA 2015.
Pemerintah Indonesia harus mampu mendorong diadakan pelatihan keterampilan karena
mayoritas tenaga kerja Indonesia kurang dalam kecerdasan sikap, kemampuan berbahasa
Inggris dan pengoperasian komputer.
Meskipun peran dominan dalam meningkatkan kualitas menjadi milik pemerintah, bukan
berarti seluruh tanggung jawab berada di tangan pemerintah. Justru sebaliknya, perlu

kesadaran bahwa efek dari MEA akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan tanggung
jawab untuk berpartisipasi dan mempersiapkan diri menjelang 2015 menjadi milik bersama.
AEC has 4 goals:

a.
b.
c.
d.

a.

Become single market and production base

b.

Become highly competitive economic region

c.

Become a region of equitable economic development

d.

Become a region fully integrated into the global economy

Good morning ladies and gentleman, the honorable judges, and to all my beloved
friends. First of all, I would like to say thank you to our almighty God Allah SWT, because of
his bless we can meet each other to discuss the recent issues that involving us as an Indonesia
citizens. And I also want to say thank you for the opportunity to deliver my speech. Today,
my speech title is Preparation of Indonesia to faced the AEC 2015 in Socio Culture
Ladies and gentleman,
The year of 2015 is a year that would give some effects for every country in ASEAN,
especially in economic side. That year, the fate of a country in ASEAN will be specified
whether it will transform to an advance country or still being a developing country. The
existence of Asean Free Trade Area ( AFTA ) and Asean Economic Community ( AEC ) will
become the parameter for that case. AFTA and AEC are multilateral treaty by ASEAN in
economy. So, do you know the difference between AFTA and AEC? AFTA ( Asean Free
Trade Area ) is a gate that open the trade route of selling and buying between countries in
ASEAN which give free tax. AEC ( Asean Economic Community ) opens widely the trade
route to export and import products and services like professional workers or investment
among countries in ASEAN which give free tax too, it is the same like AFTA.
Ladies and gentleman,
As we know that, economy has become a part of our life. Economy is one of the social
science that studies about human activities associated with the production, distribution, and
consumption of goods and services. Human as social and economy being basically always
faced the economy problem. The economy problem is a fact that our needs are unlimited but
the products which we need are limited. This is became one of the reason why Indonesia
participates in AEC. AEC shall be the goal of regional economic integration started in 2015.
AEC has 4 goals:
Become single market and production base
Become highly competitive economic region
Become a region of equitable economic development
Become a region fully integrated into the global economy
Ladies and gentleman
In this occasion, I will explain about what government have been prepared for people in
Indonesia to face the AEC 2015 from the socio culture side. Why I am choosing socio
culture, here are the explanation. Because socio and culture it have 2 different words. Socio
means how we can socialize with others and increase our ability to perform, so we can
compete with other country. Culture is an important thing of a country, because, the richness
of a country can count with how much the cultures of the country has and also the uniqueness
of that country.

The relation of socio culture and AEC is, for example, in our daily life if we have something
to do, we have to make a good plan or preparation. Because if we do not have, it means that
we put our self in difficult situation or in this case, we put our country in difficult situation.
So, through socio culture, we must support government program to increase our human
resources so that Indonesia can compete with the other country and we as Indonesia citizens
must keep and conserve our original culture.
And now, I will explain about the government preparations :
Guided by pasal 32 ayat 1 says Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya and Tap.MPR No.6/MPR/2001 about socio culture:
1. Government doing an internalization about culture in Indonesia since young age trough
educational system at school. From elementary school until senior high school there is one
lesson about culture in Indonesia. It shows that government wants to make Indonesian people
know about original culture in their country. So, when there is a free market like AEC, people
in Indonesia can be more wisely to choose which product is appropriate and which one is not
appropriate with the original culture in Indonesia. Because, of course, in AEC there is a
recognition towards foreign cultures.
So, the culture in Indonesia not fade along modernization caused by the flow of free market.
2. Formatting program BLKI ( Balai Latihan Kerja Industri ). The purpose of this program is to
improve human resources in Indonesia, which have been recorded in pasal 34 ayat 2
Negara mengembangkan system jaminan social bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. As we
know that, title of person indicates that the person has high ability. The Indonesian companies
usually put the requirement of education as the main requirement. The job applicants are
expected to have minimum education or university graduated. How about people who have
high willingness to work but do not have an enough money to get that title and the ability still
need more trained and sharpened? With BLKI program, people who just graduated in
elementary school or junior high school but they have high willingness to work can trained in
BLKI so their ability developing in order. This program is one of the government program
that can give good impact for life of Indonesia citizens. The goal of this program is to make
Indonesian labor, especially industrial labor, have a good ability and competitiveness labor
through training, certification of competence and displacement of labor. With this program,
hopefully people in Indonesia can compete with the other country in ASEAN through AEC
started in 2015.
3. Then, by curriculum 2013, government added one new lesson to increase the creativity of
society since young ages. The lesson is, usually we called kewirausahaan. The lesson is
usually learnt in Vocational School, but in curriculum 2013 that lesson must be learnt for all
students in Senior High School. This program is to make Indonesian can increase their
creativity since young ages. This is really important in preparation of AEC, because it can
make our local product compete with product from the other country. For example, if
someone give you two bags, the one is our local product and the other one is product from
other country like Channel, Gucci, or Furla, which one you want to choose? Believe me that
you will choose the import product and most of Indonesian do that. Through this program,
the next generation of this country have to make something new and increase the quality of
local product and also with cheaper price. So, we can compete with product from other
country.

4. Giving scholarship in educational system. Have you ever heard about Beasiswa Kaltim
Cemerlang? That program by government giving for people who dont have an enough
money to school, for people who win in a competition, or for people who want to school in
other country, but it has some regulations. This program can increase human resources
because people can be motivated to increase their ability and quality to the better future.
Indonesia first president said Give me 10 youths, we will take off Semeru Mountain. Give
me 100 youths, we will shake the world he clearly stated how important youth to make
change in this world.
Based on that programs to improve human resources are some of the way for preparation
Indonesia to face AEC 2015. Citizens are main target in AEC. Based on data of APO
( ASEAN Productivity Organization ) from 1.000 labors in Indonesia, there are just 4.3%
labors who have great skill. It shown that our human resources still low. If our human
resources better than now, it can open the opportunity for Indonesia to join in AEC 2015.
Because, human resources is one of the important factor that should be strengthened in
Indonesia. Human resources is the most influential in developmental of a country. We can
see another country like Japan, which have good human resources. Every people in Japan
always hard work, searching some innovation, and they do anything for their country. So, as
we can see, their country become as an advance country because the citizens want to
participate to develop their country. We can learn and applied that in our country.
Ladies and gentleman,
ASEAN population in 2012 reached 600 million people with gross domestic product
of 2.1 million dollars. That number indicates the great potential of ASEAN to be seized by
investors. But also, a challenge. Why? because if we are not ready then the product of other
countries in ASEAN will invade Indonesia. Today, as we can see, so many products imported
into Indonesia.
Ladies and gentleman,
This integration of economy in ASEAN can became an opportunity for Indonesia.
Indonesia predicted that became a country with the seventh largest economy by 2030 and
about 43% people in ASEAN are located in Indonesia. It means that Indonesia become a
greatest main market in AEC, actually. This fact and prediction of the future, provide fresh air
in the building optimism Indonesia citizens for the future. So, Indonesia should be ready to
confront the AEC in 2015. Due to the existence of AEC in 2015, Indonesia society indirectly
required for creativity against in order to compete with the other countries in ASEAN.
Ladies and gentleman,
This remaining time and keeping only a few more months should be utilized as well
as possible by government and we as citizens must support program by government as
preparation for the AEC in 2015. The hardest challenges to be faced is not a barrier if a dream
have become a breath for Indonesia. Challenges for Indonesia is to create meaningful change
to the lives of citizens. Hopefully, all Indonesia people can help to realize the worth economic
and social life, so that we can compete in the ASEAN Economic Community ( AEC ) by
2015. My Message for Indonesia is Nothing is difficult to those who have the will
I think thats all, thank you for your attention.
Wassalamualaikum wr. wb.

Kesadaran Membenahi Diri


Banyak cara sekaligus persiapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
pada 2015. Hal ini juga merupakan tantangan karena sejatinya pola pikir dan semangat
pemerintah serta para pelaku ekonomi Indonesia masih seperti biasanya. Kondisi seperti ini
perlu adanya penyadaran bagi para generasi muda seperti kita sebegai generasi penerus
bangsa ini. Generasi muda seperti kita harus mempersiapkan diri ketika pasar bebas ASEAN
sudah diberlakukan. Sebab keberlanjutan negara ini ada di tangan kaum muda-mudi, ketika
kesadaran akan pentingnya membenahi diri untuk menghadapi MEA bagi para generasi muda
tidak ada, Indonesia nantinya akan terjual ke negara lain dan negara indonesai akan dikuasai
oleh negara lain.
Awareness Fix Yourself
Many ways at once in preparation for the ASEAN Economic Community (AEC) in
2015. It is also a challenge for the true mindset and spirit of the government and
economic actors Indonesia is still as usual. Conditions such as this need for
awareness for young people like us sebegai nation's next generation. The
younger generation as we have to prepare ourselves when ASEAN free market
has been in force. For the sustainability of the country in the hands of the youth,
when awareness of the importance fix themselves to face the MEA for the
younger generation does not exist, Indonesia will be sold to other countries and
the Indonesia country will be ruled by another country.

Mensosialisasikan MEA Kepada Orang-orang Terdekat


Dukungan dari generasi muda untuk menghadapi MEA merupakan salah satu kekuatan
Indonesia untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar bebas. Generasi muda perlu membuat
berbagai kegiatan diantaranya yaitu menciptakan usaha sendiri selagi mahasiswa,
mensosialisasikan MEA dan mengajak kaum muda lain untuk meningkatkan daya wirausaha
sehingga usaha-usaha baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara.
Generasi muda merupakan salah satu tonggak keberhasilan tujuan negara, karena kaum
mudalah pemegang keberlanjutan negara.
Bonus Nilai-nilai positif apa yang ingin Anda dapatkan di Universitas Gadjah Mada dan juga
di Daerah Istimewa Yogyakarta?
Menanamkan sebanyak-banyaknya Nilai-nilai positif pun dapat menjadi salah satu cara
dalam menghadapi persaingan secara sehat nantinya ketika sudah terjun langsung kedalam
masyarakat.

Sebenarnya jika berbicara tentang nilai-nilai positif ada banyak sekali nilai-nilai
yang saya pribadi sangat ingin sekali mendapatkannya seperti Menjadi seorang
pemimpin yang baik dan tahu perlakuan terbaik apa untuk orang-orang yang
dipimpinnya, Menjadi orang yang kompetitif, inovatif dan juga produktif, Menjadi
orang yang mampu berbaur dengan banyak orang tanpa memandang status
sosial, ekonomi dan agama, dan masih banyak lagi.

untuk meningkatkan dan memperbaiki diri, memperkuat keunggulan dan keistimewaan - See
more at: http://ppm-manajemen.ac.id/siap-menghadapi-mea-2015-dengan-strategi-inovasipengembangan-produk/#sthash.raDVvcWh.dpuf

Namun, yang perlu digaris bawahi disini adalah


2.rasa nasionalisme
rasa nasionalisme pemuda perlu ditingkatkan. Meskipun secara skill pemuda
dapat bersaing secara global, tapi harapanya ia juga memiliki rasa nasionalisme.
Karena nasionalisme inilah yang kemudian menjadi perangsang pemuda untuk
berkontribusi untuk bangsanya. Nasionalisme ini pula yang pada akhirnya
menghantarkan pemuda untuk 'melek politik'. Para peserta diskusi percaya
bahwa perlu keterlibatan partisipasi pemuda dalam politik karena keputusankeputusan ekonomi tidak bisa lepas dari keputusan politik. Pemuda diharapkan
mampu mengawasi dan memiliki sikap kritis dalam menanggapi keputusankeputsan politik yang dilakukan oleh pemerintah.
The sense of nationalism
nationalism youth need to be improved. Although the skill of youth can
compete globally, but Hopes he also has a sense of nationalism. Because
nationalism is then a fillip youth to contribute to the nation. Nationalism is also
what ultimately delivers youth to 'political literacy'. The participants believe that
the necessary involvement of youth participation in politics because political and
economic decisions can not be separated from political decisions. Youth are
expected to supervise and have a critical attitude in response to the decisionpolitical keputsan undertaken by the government.
Terakhir, untuk mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi MEA, pemuda
dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi bisa dilakukan
secara langsung ataupun tidak langsung. Tindakan secara langsung dapat
berupa seminar, workshop, atau kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan
dengan masyarakat. Sedangkan secara tidak langsung, pemuda juga dapat
melakukan sosialisasi dengan media sosial dimana yang kita tahu bahwa sosial
media akhir-akhir ini menjadi media yang digemari oleh para masyarakat
Indonesia. Kedua tindakan ini diharapkan mampu mengenalkan isu MEA kepada

masyarakat dan merangsang mereka untuk mempersiapkan dirinya dalam


menghadapi MEA pada akhir Desember 2015 ini.
3. penanaman dan pengembangan jiwa kewirausahaan (
entrepreneur skill
). Diharapkan dengan penanaman
entrepreneur skill
sejak dini, pemuda Indonesia mampu mendongkrak perekonomian Indonesia di masa depan terutama
dalam memasuki AEC 2015. Menghadapi berbagai tantangan di atas, kita menaruh harapan terhadap
kaum muda sebagai pewaris masa depan. Intervensi kebijakan yang tepat bagi pemuda hari ini akan
memberi dampak bukan hanya 20 atau 30 tahun ke depan, namun bisa memberikan pengaruh bagi
satu generasi selanjutnya.
Menjadi kreatif
Menyongsong Era Interprenuer
Upaya mengahadapi Asian Economic Community 2015 ( AEC 2015 ) adalah salah satu upaya yang
harus diperhatikan dan direalisasikan secara serius oleh pemuda-pemuda indonesia karena nantinya
negara indonesia juga sebagai salah satu bagian dari agenda tersebut.
. Mengubah mindset konsumtif menjadi produktif sehingga kita bisa mengurangi pengeluar
an dan memperbesar pemasukan bagi negara kita.
2. Meningkatkan Competitiveness produk yang akan berpengaruh pada ketertarikan konsumen
akan produk yang kita hasilkan dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau. 3. Diversifikasi
dan peningkatan nilai tambah bahan baku dari sumber daya alam yang melimpah menjadi produk
berorientasi ekspor.
4. Meningkatkan Competitiveness sumber daya manusia karena kunci dari kemajuan bangsa
adalah bukan karena kekayaan alamnya melainkan SDM yang ada di dalamnya. 5. Mempersiapkan
lulusan perguruan tinggi yang mampu berkompetisi minimal di tingkat ASEAN (kedepan semua
profesi harus memiliki sertifikasi tingkat ASEAN) dan tiap tenaga profesional memiliki semangat
yang tinggi.
6. Mengubah mindset pegawai menjadi entre
preneur (pengusaha) sehingga diharapkan akan muncul pengusaha-pengusaha baru yang dapat
menciptakan lapangan kerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia secara mandiri sehingga
tidak bergantung terhadap negara lain

Tentunya kemajuan sebuah bangsa tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata akan tetapi
merupakan tanggungjawab seluruh elemen bangsa, sehingga sudah saatnya semua bersatu saling bahu
membahu berjuang untuk memajukan bangsa sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Antara masing-masing pribadi, organisasi kemasyarakatan, lembaga-lembaga pemerintah maupun
swasta dan pemerintah harus saling bersinergi dan bersepakat untuk berjuang
memajukan Indonesia. Perubahan harus dimulai dari masing-masing individu dilanjutkan pada tingkat
masyarakat desa, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi. Akhirnya jika semua terus berbenah dan
memperbaiki diri hasil dari akumulasi perbaikan tersebut pasti akan berpengaruh pada negeri kita
yang akan semakin baik pula. Semoga dengan niat yang baik dan usaha yang benar semua tujuan baik
itu akan tercapai yaitu negara kita akan menjadi negara yang berdaulat, adil dan sejahtera

Surely progress of a nation is not only the responsibility of government alone but
is the responsibility of all elements of the nation, so it is time all united hand in
hand striving to develop the nation in accordance with the role and function of
each. Between each individual, community organizations, government agencies
and private and government must work in synergy and agreed to fight
promote Indonesia. Changes should start from each individual was continued at
the level of rural communities, districts, cities / counties, provinces. Finally, if all
continues to improve and improve the results from the accumulation of these
improvements will certainly affect our country will be the better. Hopefully, with
good will and effort is really all that good purpose would be achieved that our
country will become a country that is sovereign, just and prosperous

Anda mungkin juga menyukai