Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah
muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada
tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka
untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi
alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar
manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai
pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani,
sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang
pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai,
mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus
memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak
kelompok.
Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill (Wahjosumidjo 1994:23)
didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam hubungan
ini pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang
berperilaku secara bersama - sama dengan anggota - anggota kelompok dengan
mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan
sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan berarti)
terhadap usaha kolektif, dan yang akan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan
usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques 1990 : 281)
Dari Definisi ini, nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses, bukan orang.
Proses dalam kepemimpinan meliputi tiga faktor, yaitu pemimpin, pengikut dan faktor
situasi Perlu diperhatikan bahwa definisi tersebut tidak menyebut suatu jenis
organisasi tertentu. Dalam situasi apa pun dimana seseorang berusaha mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok maka sedang berlangsung kepemimpinan. Dengan
demikian setiap orang melakukan proses kepemimpinan dari waktu ke waktu, apakah
aktivitasnya dipusatkan dalam dunia usaha, lembaga pendidikan, rumah sakit, organisasi
1

politik, atau keluarga. Dari beberapa teori diatas yang menjadi acuan dalam penelitian ini
yaitu teori menurut Stogdill (dalam Wahjosumidjo 1995:23).

1.2

Rumusan masalah
1. Apa saja tipe-tipe kepemimpinan itu?
2. Bagaimana gaya-gaya kepemimpinan itu?

1.3

Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan
2. Untuk mengetahui gaya-gaya kepemimpinan

BAB II
PEMBAHASAN
1. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan bisa kita artikan sebagai bentuk atau pola atau jenis
kepemimpinan, yang di dalamnya diimplementasikan satu atau lebih perilaku atau gaya
kepemimpinan sebagai pendukungnya.
Ada lima tipe kepemimpinan yang biasa di kenal atau bahkan diakui. Kelima tipe
tersebut masing-masing memiliki karakteristik tertentu yang dapat membedakan antara tipe
yang satu dengan tipe yang lain. Adapun tolak ukur yang digunakan untuk membedakan
karakter pemimpin satu dengan karakter pemimpin yang lainnya adalah : a.) persepsi seorang
pemimpin tentang peranannya selaku seorang pemimpin, b.) nilai-nilai yang dianut seorang
pemimpin tersebut, c.) sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi, d.) perilaku dalam
memimpin, dan e.) gaya kepemimpinan yang dominan. (Dwiwibawa dan Riyanto, 2008:14)1
Dari tolak ukur yang ada di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa ada 5 tipe
kepemimpinan, diantaranya : a.) Tipe Otokratik, b.) Tipe Paternalistik, c.) Tipe Karismatik,
d.) Tipe Laissez Faire, dan e.) Tipe Demokratis. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1.1 Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan
yang bersifat terpusat pada pemimpin tersebut (sentralistik) sebagai satu-satunya penentu,
penguasa, dan pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan
organisasi.
Pemimpin yang bertipe otokratik atau otoriter adalah tipe seorang pemimpin yang
sombong. Tipepemimpin eperti ini akan mencampur adukkan antara kepentingan pribadi dan
kepentingan organisasi, bahkan mereka akan menggunakan segala cara agar tutjuannya
tercapai. (Dwiwibawa dan Riyanto, 2008:14)2
1

Dwiwibawa dan Riyanto, Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, kinisius, Yogyakarta. 20008,
hlm 14.

Seorang pemimpin yang memiliki tipe seperti ini tidak mengikutsertakan dan tidak
memperbolehkan bawahan berpartisipasi atau ikut campur dalam proses pengambilan
keputusan dan tidak mentoleransi adanya penyimpangan. Seorang opemimpin otoriter merasa
bahwa dirinya memperoleh dan memiliki hak-hak yang istimewa dan harus di istimewakan
bawahannya.
Dengan kata lain anggota atau bawahan tidak memiliki hak apapun, dan hanya
memiliki kewajiban dan tanggung jawab melaksanakan keputusan dan perintah dari
pemimpin otoriter. Tugas dan tanggung jawab yang di berikan harus dilaksanakan dan tidak
boleh membanta, apabila tugas dan kewajiban itu tidak dilakukan sesuai atau melenceng yang
di perintahkan. meskipun akan mendapatkan hasil yang lebih baik, maka itu bisa dikatakan
sebuah pelanggaran atau kesalahan yang harus di berikan hukuman atau sanksi.
Dalam menjalakan tugasnya seorang otokratik akan a.) menuntut ketaatan penuh dari
bawahan, b.) bersikap kaku dalam menegakkan disiplin, tidak ada kesempatan bagi bawahan
untuk mengemukakan alasan atau argumen, c.) bernada keras dalam memberikan perintah
atau intruksi, d.) jika bawahan melakukan kesalahan, pemimpin seperti ini cenderung
melakukan pendekatan punitif atau memberikan hukuma, e.) selalu berprinsip menang kalah,
pemimpin harus menang dan bahawan harus kalah.
1.2 Tipe Paternalistik
Tipe ini biasa ada dilingkungan masyarakat desa yang masih bersifat tradisiolnal dan
agraris. Seorang pemimpin paternalistik memiliki gaya memimpin yang kebapakan,
melindungi tetapi juga menggurui.
Tipe kepemimpinzan paternalistik memiliki sifat-sifat antara lain : a.) menganggap
bawahannya belom dewasa, b.) bersikap terlalu melindungi, c.) jarang memberi kesempatan
bawahan untuk mengambil keputusan, d.) selalu bersikap maha tau dan maha bener.
(Saliman, 2002)3

Dwiwibawa dan Riyanto, Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, kinisius, Yogyakarta. 20008,
hlm 14.

Saliman,
2002.
Kepemimpinan. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Saliman,%20Drs.
%20M.Pd./KEPEMIMPINAN%20ADMINISTRATIF.pdf. Pada tanggal 17 April 20015.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang paternlistik selalu mengutamkan kepentingan


bersama/kebersamaan. Ia selalu memperlakukan setiap orang dalam organisasinya sama,
tidak ada yang lebih menonjol. Artinya tipe pemimpin seperti ini berusaha memperlakukan
semua orang dan semua satuan kerja yang terdapat dalam organisasi seadil dan serata
mungkin. (Dwiwibawa dan Riyanto, 2008:15)4
1.3 Tipe Karismatik
Seorang pemimpin yang karismatik adalah pemimpin yang banyak dikagumi oleh
bayak pengikut meskipun mereka tidak dapat menjelaskan secara konkret mengapa ia
mengaguminya. (Dwiwibawa dan Riyanto, 2008:15)5
Tipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga mereka
mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya timbul
dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan yang
diperoleh dari kekuatan Yang Maha Kuasa.(Saliman, 2002)6
1.4 Tipe Laissez Faire
Tipe kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya
mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing,
dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas
pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.
Seorang pemimpin yang memiliki tipe ini memiliki pandangan bahwa pada umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggotanya terdiri dari anggota
yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang harus di capai, tugas apa yang harus di
tunaikan oleh masing-masing anggota dan seorang pemimpin tidak perlu terlalu sering
melakukan intervensi dalam organisasi yang dipimpinnya. (Dwiwibawa dan Riyanto,
2008:16)7
4

Dwiwibawa dan Riyanto, Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, kinisius, Yogyakarta. 20008,
hlm 15.

Dwiwibawa dan Riyanto, Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, kinisius, Yogyakarta. 20008,
hlm 15.

Saliman,
2002.
Kepemimpinan. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Saliman,%20Drs.
%20M.Pd./KEPEMIMPINAN%20ADMINISTRATIF.pdf. Pada tanggal 17 April 20015.

Dwiwibawa dan Riyanto, Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, kinisius, Yogyakarta. 20008,
hlm 16.

Seorang pemimpin yang memiliki tipe Laissez Faire mempunya kepercayaan yang
besar terhadap anggota-anggotanya, ia beranggapan bahwa setiap orang baik adanya,
memiliki tugas dan kewajibannya dn juga memiliki kesetiaan terhadap organisasi. Mereka
tidak menganggap orang-orang yang di pimpinnya sebagai bawahan, melainkan sebagi rekan
kerja.
1.5 Tipe Demokratis
pengakuan dan penerimaan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki harkat
dan martabat yang mulia dengan hak asasi yang sama. Itulah yang mendasari pandangan tipe
dan semua gaya kepemimpinan demokratis ini.
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi
pekerjaan dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap
individu, mau mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin
menitik beratkan pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsur organisasi
dilibatkan dalam akatifitas, yang dimulai penentuan tujuan, pembuatan rencana keputusan,
disiplin. (Saliman, 2002)8
Berdasarkan penelitian dan pengalaman, tipe pemimpin yang demokratiklah tipe
pemimpin yang ideal dan didambakan. Meskipun tipe ini tetap memiliki kelemahan dan
kekurangan, namun tipe demokratik tetaplah paling efektif. (Dwiwibawa dan Riyanto,
2008:16)9
Adapun karakteristik yang ada pada seorang pemimpin yang memiliki tipe demokratis
adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan pemimpin mengintegrasikan organisasi pada peran dan porsi yang
tepat.
2. Mempunyai persepsi yang holistik
3. Menggunakan pendekatan yang integralistik

Saliman,
2002.
Kepemimpinan. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Saliman,%20Drs.
%20M.Pd./KEPEMIMPINAN%20ADMINISTRATIF.pdf. Pada tanggal 17 April 20015.

Dwiwibawa dan Riyanto, Siap Jadi Pemimpin? Latihan Dasar Kepemimpinan, kinisius, Yogyakarta. 20008,
hlm 16.

4. Organisasi seacra keseluruhan


5. Menjujung tinggi harkat dan martabat bawahan
6. Bawahan berpartisipasi dalam mengambil keputusan
7. Terbuka terhadap ide, pandangan, dan saran bawahannya
8. Teladan
9. Bersifat rasional dan obyektif
10. Memelihara kondisi kerja yang kondusif, inovatif, dan kreatif
2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku para
anggota organisasi atau bawahannya.
Gaya kepemimpinan juga bisa diartikan sebagai perilaku ataupun cara yang dipilih
dan di pergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku
anggota organisasinya.
2.1 Gaya Kepemimpinan Otokrat
Gaya kepemimpinan ini Berorientasi pada pelaksanaan tugas sebagai perilaku yang
terpenting dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif. Pelaksanaan tugas tidak boleh
keliru atau salah atau menyimpang dari instruksi pimpinan.
Pemimpin bertolak dari prinsip bahwa manusia lebih suka diarahkan tanpa memikul
tanggung jawab, daripada diberi kebebasan merencanakan dan melaksanakan sesuatu yang
harus memikulkan tanggung jawab. Gaya kepemimpinan seperti ini Tidak memberi
kesempatan bagi anggota organisasi untuk menyampaikan inisiatif, kreativitas, saran,
pendapat dan kritik karena fungsinya adalah melaksanakan tugas bukan berfikir untuk
menciptakan dan mengembangkan tugas/organisasi.
Pemimpin seperti ini juga Tidak berorientasi pada hubungan manusiawi dengan
anggota organisasi, yang dinilai sebagai kondisi yang membuat anggota organisasi menjadi
lalai.Tidak percaya pada anggota organisasi atau orang lain.
2.2 Gaya kepemimpinan Diktatoris
7

Mereka yang memiliki Gaya kepemimpinan diktatoris Berperilaku sebagai penguasa


tunggal yang tidak dapat diganti karena merasa bahwa dirinya diciptakan untuk berkuasa.
Setiap kehendak atau kemauan pemimpin diktatoris harus terlaksana, meskipun harus
dilaksanakan dengan menghalalkan segala cara. Orientasi gaya kepemimpinannya hanya pada
hasil, tidak peduli bagaimana cara mencapainya. Meskipun harus mengorbankan orang lain,
khususnya anggota organisasi.
Ucapan diberlakukan sebagai peraturan atau undang-undang yang tidak boleh
dibantah. Dan Senjata utama dalam menjalankan kepemimpinannya adalah ancaman
hukuman yang berat bagi yang menentang atau berkhianat. Sehingga Diantara anggota
organisasi terjadi saling curiga mencurigai, karena yang satu berprasangka pada yang lain
sebagai pemimpin yang diktator.Anggota organisasi tidak boleh mengomentari ucapan,
perkataan, keputusan, kebijakan karena dianggap sebagai pembangkangan atau penghianatan.
2.3 Gaya kepemimpinan Otokratik Lunak (Benevolent Autocratic)
Gaya kepemimpin ini, Pemimpin selalu berorientasi pada hasil, dengan dimanipulasi
berorientasi pada anggota organisasi dalam kadar yang rendah antara lain dengan
memberikan motivasi agar melakukan keputusan atau perintah atasan.
Kepemimpinan dalam menuntut ketaatan dan kepatuhan dengan membuat peraturanperaturan.Pemimpin cenderung kurang percaya pada dirinya sendiri dan anggota organisasi
terutama dalam membuat keputusan dengan selalu mencari pendukung. Sanksi dan hukuman
tetap merupakan senjata dalam menuntut kepatuhan anggota organisasinya.
2.4 Gaya Kepemimpinan Missionary (Pelindung dan Penyelamat)
Gaya kepemimpinan ini Pemimpin mengutamakan orientasi hubungan dengan
anggota organisasinya, sehingga sering terlihat ramah, banyak senyum, dan akrab.Pemimpin
selalu berusaha keras untuk mencegah pertentangan/konflik, perdebatan dan permusuhan
dengan orang lain.
Pemimpin dalam bekerja berusaha menghindari formalitas dan birokrasi sehingga
organisasi akan terkesan memperoleh kemudahan dalam menjumpai atau mengahadap
pimpinan. Pengawasan dijadikan sarana untuk memberi kesan bahwa pimpinan meberi
perhatian pada anggota otganisasi dalam melaksanakan keputusan.
2.5 Gaya Kepemimpinan Birokrat (Bureucrat)
Gaya Pemimpinini mengutamakan ketaatan pada peraturan, prosedur, dan mekanisme
kerja/kegiatan yang telah ditentukan Pemimpin yang lebih tinggi menuntut ketaatan
8

pemimpin yang lebih rendah di dalam satu struktur, organisasi, sebagai pemegang kekuasaan
dalam melaksanakan sebagian fungsi dan tugas pokok organisasi.
Pemimpin akan berusaha mengembangkan hubungan informal dalam rangka
mengimbangi hubungan kerja formal yang statis dan kaku. dalam mewujudkan dan membina
kerjasama dilakukan dengan orientasi pada posisi atau kedudukan anggota.Namun Pemimpin
disini kurang aktif menciptakan dan mengembangkan kegiatan organisasi karena cenderung
tidak menyukai perubahan dan perkembangan. Mereka lamban dalam mengambil keputusan
yang didasarkan atas tata hubungan kerja sebagai proses kerja yang sesuai prosedur dan
mekanisme kerja. Mereka cenderung lebih menyukai pekerjaan rutin yang statis dan beresiko
rendah.
2.6 Gaya Kepemimpinan Pengembang dan Pembangun Organisasi (Developer)
Gaya kepemimpinan ini sangat mahir dalam menciptakan, mengembangkan dan
membina kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin bekerja secara teratur dan
bertanggung jawab sehingga efektivitas dan efisiensi kerja tinggi dalam menggerakan
bawahan.mereka mau dan mampu mempercayai orang lain dalam melaksanakan pekerjaan,
dengan memberikan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
Pemimpin seperti ini selalu berusaha meningkatkan kemampuan kerja anggota
organisasi sebagai bawahannya, agar prosesnya selalu sesuai dengan standar kualitas kerja.
Mereka memiliki kemauan dan kemampuan yang positif dalam menghargai, menghormati
dan memberdayakan anggota organisasi/bawahan sebagai subyek. Dan memiliki kemauan
dan kemampuan membina hubungan manusiawi yang efektif di dalam dan diluar jam kerja.
Serta meyakini bahwa anggota organisasi atau bawahan merupakan individu/manusia yang
mampu bertanggung jawab apabila diberi kesempatan sesuai dengan batas-batas potensi yang
dimilikinya.
2.7 Gaya Kepemimpinan Eksekutif (Executive)
Tipe kepemimpinan demokratis sesuai dengan pengertian atau makna perkataan
eksekutif yang berarti pemimpin pelaksana. Gaya kepemimpinan ini memiliki keyakinan
bahwa orang lain khususnya anggota organisasi dapat bekerja dan menjadi pemimpin sebaik
dirinya, sehingga tidak boleh diremehkan dan harus dihormati/dihargai secara layak dan
manusiawi. Mereka memiliki komitmen yang tinggi dan cenderung memiliki orientasi pada
kualitas pelaksanaan tugas dan hasilnya. Berdisiplin dalam bekerja, sehingga sangat
meyakinkan, disegani dan dihormati oleh anggota organisasi.
9

Gaya kepemimpinan eksekutif selalu berusaha menumbuhkan, memelihara dan


mengembangkan partisipasi aktif anggota organisasi melalui kemampuannya memberikan
motivasi kerja secara terpadu. Mereka memiliki semangat, moral, loyalitas dan dedikasi kerja
yang tinggi sehingga menjadi teladan bagi anggota organisasi.dan juga memiliki kemampuan
menumbuhkan kesadaran dan kesediaan bekerja keras untuk menjadi anggota organisasi yang
sukses tanpa menekan atau memaksa. Selalu menempatkan dan menghargai anggota
organisasi sebagai rekan tidak sekedar bawahan.
Pemimpin terbuka terhadap kritik, saran dan pendapat, yang dimanfaatkannya untuk
memperbaiki kekeliruan atau kesalahan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Serta
memiliki kemampuan membedakan masalah yang perlu dan tidak perlu diselesaikan di dalam
atau diluar rapat.

3. Tipe Dan Gaya Kepemimpinan di Dunia Pertanian


Kepemimpinan dalam dunia Pertanian biyasanya kita jumpai secara nyata pada
Departemen Pertanian atau biasanya pada Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Pada sebuah organisasi pemerintahan, sumber daya manusia terdiri dari
pemimpin dan pegawai. Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang
baik, diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang
pemimpin suatu organisasi pemerintah, yaitu dengan menggunakan gaya
kepemimpinan yang tepat.
Peranan
organisasi

seorang

yang

pemimpin

penting

diinginkan terutama

untuk

berkaitan

mencapai

dengan

tujuan

peningkatan

kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai


merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Menurut Kerlinger dalam Sari DKK, 2015 mengatakan bahwa faktor
kepemimpinan
meningkatkan

mempunyai
kinerja

peran

pegawai

yang

karena

sangat

penting

kepemimpinan

yang

dalam
efektif

memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam


mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang efektif
10

dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai dalam mencapai
tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan
dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja pegawai .10
Ada tiga macam situasi kepemimpinan atau variabel yang membantu menentukan
gaya kepemimpinan yang akan efektif, yaitu:
1) Hubungan antara pemimpin dengan bawahan (leader-member relations) Maksudnya
bagaimana tingkat kualitas hubungan yang terjadi antara atasan dengan bawahan.
Sikap bawahan terhadap kepribadian, watak dan kecakapan atasan.
2) Stuktur tugas (task structure). Maksudnya di dalam situasi kerja apakah tugas-tugas
telah disusun ke dalam suatu pola-pola yang jelas atau sebaliknya.
3) Kewibawaan kedudukan kepemimpinan (leaders position power), Maksudnya
kewibawaan formal pemimpin di mata bawahan. Suatu situasi akan menyenangkan
pemimpin jika ketiga dimensi di atas mempunyai derajat yang tinggi, pimpinan
diterima para pengikutnya, tugas-tugas dan semua yang berhubungan dengan pegawai
ditentukan secara jelas dan penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal
diterapkan oleh pemimpin.
(Purwanto, 2012)11
Pada Sebuah Penelitian di Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) di Dinas Pertanian
Daerah Kabupaten Nganjuk didapatkan sebuah hasil bahwa dapat dikatakan bahwa faktor
kepemimpinan di Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk dapat meningkatkan kinerja secara
signifikan, itu berarti gaya kepemimpinan yang digunakan oleh atasan di Dinas Pertanian
Kabupaten Nganjuk sudah tepat. (Purwanto, 2012)
Untuk

menentukan

gaya

kepemimpinan

yang

paling

tepat,

kemungkinan

membutuhkan beberapa kali uji coba. Pemimpin dapat mencoba masing-masing gaya
10

Sari DKK, 2015. Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian

Lembang.

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/Jurnal-Studi-Deskriptif-mengenai-Gaya-

Kepemimpinan-di-Balai-Besar-Pelatihan-Pertanian-Lembang_Larissa-Gina-Sari_190110110131.pdf. Cetak 25
April 2016.

11

Purwanto, 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Knerja Penyuluh Pertanian Lapangan

(PPL)

di

Dinas

Pertaniaian

Kabupaten

http://publikasi.uniskakediri.ac.id/data/uniska/revitalisasi/revitalisasivol1no2sep2012/revitalisasivol1no2sep2012-01.%20Agus%20Yuni%20Purwanto.pdf. Cetak 25 April 2016.

11

Nganjuk.

kepemimpinan, untuk kemudian menentukan gaya kepemimpinan apa yang paling tepat
untuk diterapkan di Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan, para pemimpin untuk menggunakan gaya kepemimpinan yang berubah-ubah
dari waktu ke waktu, sesuai dengan dinamika organisasi yang dipimpinnya. (Purwanto,
2012)

12

BAB III
PENUTUP
4. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai gaya-gaya
atau tipe-tipe menjadi seorang pemimpin. Tipe kepemimpinan bisa kita artikan
sebagai

bentuk

atau

pola

atau

jenis

kepemimpinan,

yang

di

dalamnya

diimplementasikan satu atau lebih perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai


pendukungnya.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku
para anggota organisasi atau bawahannya.
Gaya kepemimpinan juga bisa diartikan sebagai perilaku ataupun cara yang
dipilih dan di pergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap
dan perilaku anggota organisasinya.

13

DAFTAR PUSTAKA
Dwiwibawa

dan

Riyanto,

2008.

Siap

Jadi

Pemimpin?

Latihan

Dasar

Kepemimpinan.Yogyakarta. Kanisius.
Purwanto, 2012. Pengaruh Kepemimpinan dan
Pertanian

Lapangan

(PPL)

di

Dinas

Motivasi Terhadap Knerja Penyuluh


Pertaniaian

Kabupaten

Nganjuk.

http://publikasi.uniskakediri.ac.id/data/uniska/revitalisasi/revitalisasivol1no2sep2012/r
evitalisasi-vol1no2sep2012-01.%20Agus%20Yuni%20Purwanto.pdf. Cetak 25 April
2016.
Saliman, 2002. Kepemimpinan. http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Saliman,%20Drs.
%20M.Pd./KEPEMIMPINAN%20ADMINISTRATIF.pdf. Cetak 17 April 20016.
Sari DKK, 2015. Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan
Pertanian

Lembang.

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/10/Jurnal-

Studi-Deskriptif-mengenai-Gaya-Kepemimpinan-di-Balai-Besar-Pelatihan-PertanianLembang_Larissa-Gina-Sari_190110110131.pdf. Cetak 25 April 2016.


Tipe dam Gaya Kepemimpinan.

http://dosen.uta45jakarta.ac.id/downlot.php?file=Tipe

%20dan%20Gaya%20Kepemimpinan%20(%20TM%205-6)%20.pdf. Cetak 17 April


2016.

14

Anda mungkin juga menyukai