Anda di halaman 1dari 12

1 of 12

Radioaktif
A. PENEMUAN KERADIOAKTIFAN
Pada tahun 1895 Wilhem Konrad Rontgen dari jerman menemukan
bahwa apabila arus elektron (saat itu namanya sinar katode, sebab eksistensi
elektron baru diketahui dua tahun berikutnya) menumbuk material tertentu,
misalnya anode logam, maka timbul suatu radiasi yang menyebabkan
fluoresensi (pendar cahaya). Raiasi belum pernah di jumpai sebelumnya itu
dinamai sinar-X oleh Rontgen, dan nama itu tertanam sampai sekarang.
Sinar X ternyata mempunyai daya tembus yang tinggi terhadap materi,
sehingga dewasa ini digunakan untuk memotret bagian dalam suatu benda
yang tida kelihatan dari luar.
Penemuan Rontgen tersebut menarik perhatian Antonie Henri Becquerel
dari Perancis, yang memang mengetahui bahwa beberapa bantuan koleksi
ayahnya dapat memancarkan sinar, meskipun ia belum memahami jenis
sinar tersebut dan mengapa zat itu memancarkannya. Mungkinkah batuan itu
mengandung sinar X? Untuk membuktikan dugaanya Becquerel pada tahun 1896 menjemur batuan
kalium uranil sulfat di atas lempeng fotografi yang diselumuti kertas hitam. Becquerel mengharapkan
bahwa sinar ultraviolet matahari membangkitkan fluoresensi dari sinar X yang mungkin dikandung
dalam batuan tersebut, sehingga sinar X menembus kertas dan menimbulkan bayangan hitam pada
leampeng fotografi.
Akan tetapi cuaca yang mendung menyebabkan sinar matahari tidak dapat
diperoleh selama berhari-hari. Ternyata Becquerel memperoleh fakta yang
mengejutkan, meskipun tanpa bantuan sinar matahari dan tanpa adanya
fluoresensi, batuan tersebut terus menerus memancarkan radiasi dan
menghitamkan lempeng fotografi. Kemudian diketahui bahwa sumber radiasi itu
adalah atom urannium yang dikandung batuan tersebut. Penelitian becquerel
lebih lanjut membuktikan bahwa sinar matahari yang dipancarkan atom uranium
memiliki daya tembus yang lebih besar daripada sinarX, bahkan dapat
menembus lapisan tipis alumunium dan tembaga.
Penemuan Becquerel merupakan refolusi besar dalam perkembangan teori
atom. Oleh karena itu uranium dapat memancarkan radiasi yang tiada lain
adalah kumpulan partikel, hal ini membuktikan bahwa atom tersusun dari partikel
yang lebih kecil lagi. Fakta ini membuka jalan bagi penemuan elektron oleh
Joseph John Thomson dari Inggris tahun 1897, yang disusul oleh penemuan partikel subatomik
lainnya.
Selain itu penemuan Becaquerel menyebabkan impian para ahli kimia pada abad pertengahan
menjadi kenyataan, yaitu bahwa perubahan satu unsur menjadi unsur lain. Zaman dahulu, para ahli
kimia giat berexperimen untuk mengubah besi menjadi emas. Sudah barang tentu usaha mereka
sia-sia belaka, sebab yang mereka lakukan adalah reaksi kimia biasa. Baru pada tahun 1898,
sepaasang ilmuwan yang termashur Marie Sklodovska Curie, dan suaminya Pierre Curie mengamati
bahwa radiasi dari uranium dapat menyebabkan terbentuknya unsur baru.
Marie Currie menciptakan istilah keradioaktifan (radioactivity) bagi proses
radiasi atau pemancaran sinar oleh suatu unsur. Sinar yang dipancarkan disebut
sinar radioaktif, dan unsur yang memancarkannya disebut unsur radioaktif.
Pierre dan Marrie Curie berhasil mengisolasikan dua unsur baru yang
terbentuk dari peluruhan unsur uranium, masing-masing pada bulan Juli dan
Desember 1898. Kedua unsur mereka dinamai polonium (dari nama Polandia
negara asal Marie) dan radium (diambil dari bahasa latin yang artinya
bersinar). Sama seperti uranium, kedua unsur tersebut bersifat radioaktif. Hasil
penelitian mereka dituangkan menjadi disertasi Ph.D dari Marie Currie 1903.
Barangkali inilah disertasi doktor terhebat sepanjang sejarah ilmu pengetahuan,
sebab mengantarkan Marrie Currie mendapatkan dua hadiah nobel sekaligus.
Tahun itu juga Marie dan Pierre Curie, bersama Becquerel, meraih hadiah
nobel bidang fisika untuk jasa mereka dibidang penelitian keradioaktifan. Lalu
pada tahun 1911 Marie Curie memperoleh hadiah nobel bidang kimia untuk penemuan unsur

2 of 12

polonium dan radium.

Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar radioakf dapat dibedakan berdasarkan muatan mereka.
Sinar radioakf yang bermuatan posif dinamakan sinar alfa, sedangkan yang bermuatan negaf dinamai
sinar beta. Kemudian Paul Ulrich Villard menemukan jenis radioakf ya ng kega, yaitu sinar gamma yang
dak bermuatan
PELURUHAN RADIOAKTIF

Suatu ini radiokatif yang tersusun dari sejumlah nukleon tertentu disebut nuklida. Nuklida dapat
ditulis sebagai berikut.

zXA
dengan
A = nomor massa yaitu jumlah nukleon ( jumlah proton + neutron)
jumlah proton
A - Z = jumlah neutron

B = nomor atom, yaitu

Ada beberapa jenis istilah yang harus dipahami sebagai berikut :


a. Isotop yaitu nuklida dengan jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda ( Z sama, A
berbeda)
Contoh : 14 Si 28; 14 Si 29; 14 Si 30
b. Isobar yaitu nuklida dengan jumlah nukleon sama ( A sama, Z berbeda)
Contoh : 18 Ar 40; 19 K 40; 20 Ca 40
c. Isoton yaitu nuklida dengan jumlah neutron sama ( A berbeda, Z berbeda, A-Z sama)
Contoh : 8 O 18; 9 F 19; 10 Ne 20
Kestabilan inti

Proton berfungsi menyediakan muatan positif bagi inti atom, sedangkan neutron berfungsi
menyediakan gaya kuat inti (strong nuclear force) untuk mengimbangi gaya tolak menolak antarproton,
sehingga inti atom stabil.
Bagi unsur dengan jumlah proton yang kecil ( sampai Z = 20), jumlah neutron yang diperlukan
untuk kestabilan inti harus sama atau hampir sama dengan jumlah proton. Dengan perkataan lain
harga n/p = 1 atau mendekati 1.
Jika jumlah proton semakin banyak (Z > 20), gaya tolak menolak antar proton juga meningkat sesuai
dengan hukum Coulomb, sehingga jumlah neutron harus lebih banyak dari jumlah proton (n/p
semakin besar) agar inti atom stabil.
Jika Z > 83, gaya tolak menolak antar proton sedemikian besarnya, sehingga neutron seberapapun
banyaknya tidak mampu lagi menjaga kestabilan inti atom. Nuklida dengan harga Z > 83 merupakan
nuklida yang tidak stabil, dan secara spontan akan mengalami peluruhan (desinttregasi) menjadi
nuklida yang stabil dengan sara memancarkan sinar-sinar radioaktif
Pada gambar di samping terlihat bahwa pada harga Z yang rendah kurva kestabilan inti
menyatakan n/p = 1. Sejak harga Z>20 kurva membelok ke atas ( n/p > 1 ), dan akhirnya kurva itu
terputus pada harga Z = 83. Hal ini berarti bahwa semua isotop dengan Z > 83 tidak stabil dan

3 of 12

1.
2.
3.

a.

merupakan unsur radioaktif.


Jenis-j enis peluruhan
Nuklida-nuklida yang tidak stabil (terletak di luar
kurva kestabilan inti) dengan sendirinya bersifat
radioaktif, mengalami peluruhan atau perubahan
menjadi nuklida yang lebih stabil. Pada reaksi
peluruhan inti atao berlaku hukum Kekekalan
Massa dan Muatan.
Jumlah massa dan muatan sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama.
Unsur radioaktif dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu :
Unsur diatas kurva kestabilan,
Unsur di bawah kurva kstabilan
Unsur di seberang kurva kestabilan ( Z > 83)
Unsur yang terletak di atas kurva kestabilan
mempunyai harga n/p terlalu besar. Mereka
berusaha untuk mengurangi neutron dengan 2
cara.
Pemancaran sinar beta ( elektron) dengan

mengubah neutron menjadi proton.


0
Contoh : 0 n 1 ---->
1 p 1 + -1 e
C 14 ----> 7 N 14 + -1 e 0
b. Pemancaran neutron
Contoh : 2 He 5 -----> 2 He 4 + 0 n 1
Unsur yang terletak di bawah kurva kestabilan mempunyai harga n/p terlalu kecil, sehingga mereka
berusaha untuk mengurangi proton dengan dua cara, yaitu :
a. Pemancaran positron (beta positif) dengan mengubah proton menjadi neutron
1 + -1 e 0 ------>
1
1p
0n
6

Mg 23 + -1 e 0 -----> 11 Na 23
b. Penangkapan elektron dari kulit ( kulit terdekat dengan inti) sehingga terjadi reaksi :
Unsur yang terletak di seberang kurva kestabilan berusaha untuk mengurangi proton dan neutron
dengan cara memancarkan sinar alfa.
208 +
4
Contoh : 84 Po 212 ----->
82 Pb
2 He
Dari reaksi peluruhan diatas kita dapat menaarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pada pemancaran sinar alfa, terbentuk unsur baru dengan nomor atom berkurang dua dan
nomor massa berkurang empat.
2. Pada pemancaran sinar beta, terbentuk unsur baru dengan nomor atom bertambah satu dan
nomor massa tetap
3. Pada pemancaran positron, terbenruk unsur baru dengan nomor atom berkurang satu dan
nomor massa tetap.
4. Pada pemancaran neutron, suatu unsur berubah menjadi isotopnya
Peda pemancaran sinar gamma, tidak terbentuk unsur baru.
12

5.

4 of 12

SIFAT SINAR RADIOAKTIF

Sebagaimana telah kita ketahui, suatu atom tersusun dari inti atom yaang dikelilingi elektron. Inti
atom mengandung proton-proton dan neutron, yang dikenal dengan sebutan nukleon (partikel inti).
Sebutir proton memiliki massa 1.673 x 10-24 gram ( 1,007276 s.m.a), sedangkan sebutir neutron
memiliki massa yang sama taitu 1 sma. Adapun sebutir elektron memiliki massa 9,11 x 10-28 gram
(0,000549 sma). Maassa elektron ini sangat kecil jika dibandingkan terhadap massa suatu atom,
sehingga massa elektron dapat dianggap nol.
Neutron tidak bermuatan listrik, sedangkan proton mempunyai muatan yang sama besar dengan
muatan elektron tetapi berlawanan tanda, yaitu 1,602 x 10 -19 coulomb. Muatan proton ditetapkan +1,
dan muatan elektron ditetapkan -1.
Partikel Proton
= lambangnya 1 p 1
= 0n 1
Elektron
= -1 n 0
1. Komposisi sinar radioaktif
Sinar alfa merupakan kumpulan partikel alfa dan sebuah partikel alfa terdiri atas dua butir
proton dan dua butir neutron. Oleh karena penyusun partikel alfa ini serupa dengan penyusun inti
atom helium, maka lambang partikel alfa adalah 2He4.
Sinar beta merupakan kumpulan partikel beta yang tidak lain adalah elektron(-1e0). Jika di
alam inti atom terjadi perubahan neutron menjadi proton, maka akan terciptalah elektron yang
segera dipancarkan berupa partikel beta.
Sinar gamma merupakan kumpulan foton, yaitu partikel yang tidak bermassa dan tidak
Partikel neutron

5 of 12

bermuatan. Sinar gamma dipancarkan oleh inti atom untuk


mengurangi kelebihan energi. Sebagai contoh, ketika uranium
meluruh, 77% dari inti atom memancarkan partikel alfa yang
mempunyai energi 4,18 MeV, sedangkan 23% sisanya
memancar partikel alfa dengan energi 4,13 MeV. Kelebihan
energi sebesar 0,05 MeV dibebaskan dalam bentuk radiasi
elektromagnetik berupa sinar gamma.
Parikel alfa
= lambang 2He 4

2.

Partikel beta
= lambang -1e 0
Partikel gamma = lambang
Radiasi sinar radioaktif

Sinar radioaktif memiliki daya tembus terhadap materi. Sudah tentu daya tembus ini
tergantung pada massa partikel. Partikel yang massanya memiliki daya tembus yang kecil.
Dari ketiga jenis sinar radioaktif, partikel alfa mempunyai massa terbesar. Ketika dipancarkan
oleh inti atom, ia hanya mampu terbang sejauh beberapa sentimeter, lalu bertabrakan dengan
molekul udara, sehingga kehilangan energi kinetiknya. Partikel alfa tidak mampu menembus kulit
manusia, meskipun jumlah yang cukup banyak dapat menyebabkan kulit lecet terbakar.
Partikel beta , yang massanya hanya 1/7000 dari massa partikel alfa, dapat menempuh jarak
lebih jauh, karena lebih sukar dicegat oleh molekul udara. Tergantung pada energi kinetik awalnya,
partikel beta berenergi tinggi yang dapat menembus kulit manusia.
Di antara ketiga jenis sinar radioaktif, sinar gamma memiliki daya tembus paling besar, sebab
tidak bermassa seperti halnya cahaya. Sinar gamma dapat menembus tubuh manusia dan dapat
merusak jaringan. Itulah sebabnya sinar gamma sering dipakai untuk mematikan sel yang terserang
kangker. Jika partikel dapat ditahan oleh selembar kertas, dan partikel beta dapat dihadang oleh
sekeping papan atau lapisan tipis alumunium, maka diperlukan tembok beton atau logam timbal
setebal 5 cm menyetop sinar gamma.

D. WAKTU PARO
yang dimaksud dengan waktu paro ( t ) adalah waktu yang diperlukan oleh zat radioaktif
untuk berkurang menjadi separo (setengah) dari jumlah semula.
Masing-masing unsur radioaktif mempunyai harga waktu paro yang sudah tertentu. Sebagai
contoh, unsur 84 Po 214 memiliki waktu paro 1,6 x 10 -14 detik; unsur 86 Rn 222 empat hari,
unsur 6 C 14 5730 tahun; dan unsur 92 U 238 memiliki waktu paro 4,5 miliar tahun, sama
dengan umur bumi.
Dengan mengetahui waktu paro unsur radioaktif, kita dapat menghitung jumlah unsur itu
yang masih tersisa setelah selang waktu tertentu. Misalnya unsur radioaktif mempunyai waktu
paro dua tahun. Jika pada tanggal 1 januari 2012 unsur itu berjumlah 100 gram, maka
duatahun berikutnya, 1 januari 2014 unsur itu tinggal 50 gram. Lalu pada tahun 2016
mendatang unsur tersebut tinggal 25 gram dan seterusnya.
Rumus praktis untuk waktu paro adalah :
Nt = jumlah zat yang tersisa
No = jumlah zat mula-mula
t = waktu peluruhan
t 1/2 = waktu paro

6 of 12

Peluruhan inti radioaktif (radionuklida) merupakan peristiwa statistik,


oleh karena itu tidak bisa diperkirakan inti mana yang akan meluruh
pada waktu berikutnya, tetapi untuk suatu kumpulan inti, dapat
diperkirakan kebolehjadian terjadinya peluruhan. Waktu paro beberapa
radionuklida yang penting tertera pada table berikut ini :

Secara matematis, jumlah peluruhan radionuklida per satuan waktu sebanding dengan hasil
perkalian jumlah atom pada waktu tertentu dengan konstanta peluruhan.
Jika, N adalah jumlah inti yang tidak meluruh dalam waktu t, dN adalah jumlah inti yang akan
meluruh, dan N0 adalah jumlah inti pada t = 0, maka didapat persamaan sebagai berikut,
dN/dt = - l N
N = N0 e -l t
(1/2) N0 = N0 (- l T)
l = 0,693/ t
(sumber :https://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/04
/08-01-01-04.html )

Contoh soal waktu paro:


a. Diketahui massa zat X 12,8 gram, mempunyai waktu paro 2 hari. berapa massa zat
tersebut yang tersisa setelah meluruh selama 6 hari?
Jawab :

N = [1/2 ]t/t x No
N = [1/2]6/2 x 12,8
N = [1/2] 3 x 12,9
N = 1/8 x 12,8 = 1,6 gram
b.Unsur 86 Rn 222 mempunyai waktu paro 4 gram, hari. Jika unsure ini mula-mula berjumlah
64gam berapa gram yang masih tersisa setelah 20 hari ?
Nt/64 = [1/2] 20/4
Nt = [1/2] 5 x 64

7 of 12

Nt = 1/32 x 64 = 2 gram
c. diketahui suatu zat Y telah meluruh selama 48 hari massa yang tersisa 0,32 gram.
sedangkan massa mula-mula zat terebut 1,28 gram. berapa harikah waktu paru zat tersebut ?
jawab :

Nt/No = [1/2 ] t/t


0,32/1,28 = [1/2] 48/t
= [1/2] 48/t
[1/2]2 = [1/2] 48/t
48/ t = 2
t = 48/2 = 24 hari
d.Unsure 137 Cs 55 mempunyai waktu paro 30 tahun. Berapa tahun waktu yang diperlukan
untuk menjadikan unsure tersebut tinggal 25% dari jumlah semula ?
Jawab :
25/100 = [1/2] t/30
= [1/2] t/30
t/30 = 2
t = 60 tahun
e. unsur 35Br80 mempunyai waktu paro 18 menit. Jika setelah meluruh 1,2 jam unsure
tersisa 5 gram, berapa gram jumlah unsure tersebut mula-mula ?
Jawab :
5/No = [1/2] 72/18
5/No = [1/2]4
5/No = 1/16
No = 80 gram
f. Suatu unsur radioaktif memerlukan waktu 30 detik untuk meluruh sehingga jumlahnya
menjadi 12,5 % dari jumlah semula. Berapa waktu paro unsur tersebut ?

Jawab
12,5/100 = [1/2] 30/t
1/8
= [1/2] 30/t
30 /(t) = 3
T
= 10 detik

PENEMBAKAN INTI
Perubahan suatu unsur menjadi unsur lain dikenal sebagai proses transmutaasi, dan peluruhan
unsur radioaktif hanyalah salah satu transmutasi itu berlangsung. Cara lain untuk melaksanakan
transmutasi adalah menembaki (membombardir ) atom suatu unsur dengan partikel berenergi tinggi.
Ernest Rutherford pada tahun 1919 untuk pertamakalinya berhasil melakukan penembakan inti.
Partikel alfa yang dipancarkan oleh unsur radium ditembakkan pada atom nitrogen. Pada proses ini
terbentuk atom oksigen disertai oleh pemancaran proton.

8 of 12

Penulisan suatu reaksi penembakan inti dapat dipersingkat sebagai berikut : mula-mula dituliskan
nuklida yang dibombardir, kemudian didalam tanda kurung dituliskan paartikel penembak dan partikel
yang dipancarkan dengan dipisahkan tanda koma, lalu diakhiri dengan penulisan hasil nuklida hasil
reaksi.
Jadi reaksi Rutherford di atas dapat dituliskan :
14 (,p) O 17
7N
8
Suatu reaksi inti dapat membentuk hasil yamng bermacam-macam, tergantung dari energi yang
dikandung oleh partikel penembak. Sebagai contoh, penembakan nuklida 12 Mg 24 oleh partikel 1H3
(suatu isotop hidrogen) dapat menghasilkan empat maacam nuklida baru.
24 +
3 menjadi :
12 Mg
1H
-

13

Al 27
26

13

Al

12

Mg 26

+
+

n1
1

p1

23 +
4
11 Na
2 He
Pada tahun 1933 Irene Curie dan suaminya Frederic Joliot menembak paartikel alfa terhadap
unsur magnesium, alumunium dan boron. Nuklida yang dihasilkan ternyata bersifat radiokatif.
24 +
4 ------>
27 +
1
12 Mg
2 He
14 Si
0n
30
+ 2 He 4 ------->
+ 0n 1
15 P
4
13
+ 2 He
--------->
+ 0n 1
5B
7N
Sejak itu isotop radiaktif ( yang popular dengan sebutan radioisotop) dapat diproduksi dalam
jumlah yang berlimpah, sehingga manusi tidak lagi tergantung pada unsur radioaktif alam yang
jumlahnya sangat tterbatas. Kegunaan radioisotop dalam berbagai bidang akan dibahas di bab
Penggunaan Radioisotop.
Atas jasa mereka, Irene dan Joliot memperoleh hadiah Nobel tahun 1935. Sementara itu Enrico
Fermi pada tahun 1934 membombardi unsur talium ( Z = 82 ) dengan partikel neutron, dan
terbentuklah unsur timbal ( Z = 82) sesuai dengan reaksi
205 +
1 --------->
206 +
0
81 Tl
0n
82 Pb
-1 e
Oleh karena itu reaksi ini menghasilkan unsur yang nomor atomnya bertambah satu, maka fermi
berpendapat bahwa manusi dapat mensintesis unsur buatan yang lebih berat daripada uranium, unsur
terberat di alam.
Pada tahun 1938 Otto Han dan Lise Meitner dari jerman
membombardir uranium dengan partikel neutron untuk
memujudkan pemikiran di atas. Akan tetapi bukanlah unsur baru
yang mereka peroleh , melainkan sesuatu yang tidak pernah
terbayangkan sebelumnya : atom uranium terbelah (mengalami fisi)
menjadi dua nuklida yang lebih ringan.
235 +
92
+ 56 Br 141
+ 3 0n
92 U
0 n 1 --------->
36 Kr
13

Al 27
10

Reaksi fisi uranium ini ternyata menghasilkan energi yang sangat


besar. Energi dari reaksi fisi 1 gram uranium setara dengan energi
dari pembakaran 3 ton batubara, yaitu 8,2 x 10 10 joule.
Penembakan sebutir inti atom uranium oleh sebutir inti atom

9 of 12

uranium oleh sebutir neutron akan menghasilkan 3 x 3 butir neutron lagi, dan seterusnya. Jika proses
ini tidak terkontrol terjadilah reaksi berantai yang menghasilkan energi sangat dahsyat. Inilah yang
dipakai sebagai dasar pembuatan bom atom. Akan tetapi jika proses ini dapat dikontrol, sebagaimana
dilakukan pada suatu reaktor atom, maka reaksi pembelahan inti dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi yang tidak merusak.
Pembuatan unsur-unsur yang lebih berat dari uranium beru terwujud setelah ditemukan alat
pemercepat partikel, yaitu siklotron, yang mampu menjadikan partikel penembak memiliki kecepatan
yang fantastis dan mampu menggungguli gaya tolak Coulomb sehingga mudah bereaksi dengan inti
atom.
Pada tahun 1940, Glenn Theodore Seaborg dari Universitas California di Berkeley berhasil
membuat dua unsur baru yang tidak terdapat di alam, yaitu neptunium ( Z = 93) dan plutonium ( Z =
94 ), dengan cara membombardir untu uranium.
+ 0 n 1 ---------->
+ -1 e 0
92 U 238
93 Np 239
+
+ -1 e 0
92 U 238
1 H 1 ---------->
94 Pu 239
Melalui reaksi penembakan inti par ilmuwan mensintesis unsur buatan lainnya.
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
A. PENELITIAN REAKSI KIMIA
Suatu isotop raioaktif (radioisotop) bersifat tidak stabil dan
terus menerus meluruh menjadi isotop lain dengan memancarkan
sinar radioaktif. Setiap radioisotop meluruh dengan waktu paro
yang khas. Jenis dan energi sinar yang dipancarkan juga khas
untuk radioisotop tertentu. Jadi pengukuran waktu paro serta
energi sinar yang dipancarkan dapat digunakan sebagai alat
identifikasi suatu radioisotop.
Sinar radioaktif yang dipancarkan oleh radioisotop
mempunyai kemampuan untuk menembbus benda padat, serta
dapat mengubah sifat benda yang terkena radiasi. Hal ini dapat
dimanfaatkan untuk pengolahan berbagai bahan meterial sehingga diperoleh produk dengan sifat
lebih baik.
Dengan betitik tolak dari hal di atas, suatu radioisotop dapat digunakan untuk berbagai tujuan
yang bermanfaat, misalnya dalam bidang analisis kimia (radiometri), penelitian mekanisme reaksi,
serta sumber radiasi untuk berbagai keperluan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Reaksi fisi uranium pada suatu reaktor nuklir dapat menghasilkan nuklida radioisotop, seperti
stontium-90, sesium-137, dan teknesium-99m. Di samping itu, neutron yang dihasilkan reaksi fisi dapat
digunakan sebagai partikel penembak untuk memproduksi berbagai nuklida radioisotop, Misalnya :
59 +
1 -------->
60 +
27 Co
0n
27 Co
35
S 32 + 0 n 1 ---------->
+ 1P 1
15 P
6
+ 0 n 1 ---------> 1 H 3 + 2 He 4
3 Li
16

131 +
0
Te 130 + 0 n 1 ----------->
53 I
-1 e
Oleh karena suatu atom yang radioaktif akan terus menerus memancarkan sinar, maka atom
tersebut dapat dipantau gerak langkahnya, sehingga atom ini dapat digunakan sebagai perunut
(penelusur) mekanisme suatu reaksi.
Sebagai contoh, marilah kita perhatikan reaksi esterifikasi yang sudah kita kenal :
RCOOH + R'OH ----------> RCOOR' + H2O
Dari reaksi di atas timbul pertanyaan, " dari manakah asal molekul air yang terbentuk ?". Apakah
dari H karboksil dan OH alkokhol, ataukah dari H alkohol dan OH karboksil? pertanyaan ini dapat
dijawab dengan bantuan radioisotop oksigen ---18( 8 O 18 ) yang kita gunakan sebagai atom perunut.
Jika oksigen -18 kita pakai sebagai bahan karboksil, ternyata oksigen -18 kita dapatkan dari air.
Akan tetapi jika oksigen-18 kita pakai sebagai bagian alkohol, ternyata oksigen-18 kita jumpai pada
ester .
RCOOH + R'OH --------> RCOOR' + H2O(*)
RCOOH + R'OH --------> RCOOR' + H2O
(*)
hal ini berarti bahwa pada reaksi estrifikasi gugus OH pada karboksil akan berikatan dengan atom
H pada alkohol untuk membentuk molekul air.
52

10 of 12

Perhatikan pula reaksi fotosintesis yang pasti sudah diketahui :


6CO2 + 6H2O -------> C6(H2O)6 + 6O2
Sepintas lalu kita menduga bahwa atom O pada O2 berasal dari atom O pada CO2, tetapi
ternyata tidak demikian. Penelitian menggunakan radioisotop karbon -14 ( 6 C 14 ) membuktikan
bahwa atom O pada O2 berasal dari air (H2O)
Berapa contoh lain mengenai penggunaan radioisotop sebagai perunut adalah :
a. natrium - 24, untuk mempelajari peredaran darah
b. besi - 58, untuk mempelajari laju pembentukan sel darah merah
c. iodin - 131, untuk mempelajari struktur dan cara kerja hormon tiroid
d. fosforus - 32, untuk mempelajari ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh organisme.
e. teknesium - 99m, untuk mempelajari lokasi tumor dalam bagian dalam tubuh manusia.
B. PENENTUAN UMUR PURBAKALA

Di atmosfer senantiasa berlangsung penembakan nitrogen oleh neutron yang dihasilkan sinar kosmik,
untuk membentuk karbon - 14.
14 +
1 ---->
14 +
1
7N
0n
6C
1p
karbon - 14 bersifat radioaktif, meluruh menjadi 7 N 14 kembali dengan memancarkan sinar beta
14
14 +
0
---->
6C
7N
-1 e
Karbon -14 ini merupakan bagian dari siklus karbon di alam, dan ikut masuk ke dalam tubuh
organisme. Pada tubuh organisme terdapat keseimbangan antara karbon -14 yang diterima dan
karbon - 14 yang meluruh, hingga harga keaktifan karbon - 14 dalam tubuh oeganisme akan konstan
yaitu 15 peluruhan permenit untuk tiap gram. Ketiga organisme itu mati pengambilan karbon - 14 dari
lingkungan terhenti, dan harga keaktifan menurun. Dengan pengukuran keaktifan tersebut, maka umur
organisme dapat dihitung, yaitu jarak waktu sejak keseimbangan karbon - 14 terputus
Contoh soal :
Dalam sebuah piramid peninggalan Firaun Mesir ditemukan boneka kayu, yang menunjukkan
keaktifan karbon 14 = 10 peluruhan/menit gram. Jika waktu paro adalah 5730 tahun, perkiraan umur
boneka kayu tersebut (pada berapa tahun yang lampau kayu itu dipotong dari potongannya )?
Jaw ab :
Tetapan peluruhan ( ) = 0,693/t = 0,693/5730 = 1,21 x 10 -4 tahun -1
ln N/No = -t
ln 10/15 = 1,21 x 10 -4 t
2,303 log 15/10 = 1,21 x 10 -4 t
0,41 = 1,21 x 10 -4 t
t = 0,41 / 1,21.10 -4 = 3,388 tahun
C. ANALISIS RADIOMETRI
Suatu radioisotop mempunyai harga keaktifan, yaitu jumlah peluruhan per detik. Satuannya
adalah 1 becquerel ( Bq) atau 1 curie ( Ci).
1 Bq = 1 peluruhan / detik
1 Ci = 3,7 x 10 10 Bq
= 3,7 x 10 10 peluruhan / detik
Keaktifan suatu radioisotop dapat dipakai untuk menentukan kadar zat yang sangat rendah
(sedikkit sekali) dalam campuran. Metode radiometri ini memiliki tingkat kepekaan yang tinggi,

11 of 12

sehingga jumlah 10 -12 gram ternyata masih terdeteksi oleh cara ini.
Analisis radiometri meliputi analisis pengenceran isotop serta analisis pengaktifan neutron.
1. Analisis Pengenceran Isotop
Pada analisis pengenceran isotop, suatu zat radioaktif diencerkan dengan cara ditambahkan
kepada larutan zat yang akan ditentukan kadarnya. Kemudian keaktifannya di bandingkan dengan
keaktifan semula.
Contoh soal :
Untuk menentukan kadar citamin B-12 dalam vitamin B-kompleks, maka 5 mg vitamin B-kompleks
dilarutkan ke dalam air. Kemudian 0,5 mg vitamin B-12 radioaktif dengan keaktifan 2,4 Ci/mg.
Hitung kadar vitamin B-12 dalam vitamin B kompleks !
Jawab :
Misalkan massa vitamin B-12 dalam 5 mg vit mg atau 250 amin B-kompleks = x
0,5 x 2,4 = ( 0,5 + x ) x 1,6
X = 0,25mg atau 250
Jadi, kadar vitamin B-12 = 250/ 5 = 50 g/mg
2. Analisis Pengaktifan neutron
Pada analisis pengaktivan neutron, suatu unsur yang akan ditentukan kadarnya dibombardir
dengan neutron agar menjadi radioisotop yang memancarkan sinar gamma. Sebagai contoh tembaga
yang mengotori alumunium ditembaki dengan neutron
63 +
1
64 +
------->
29 Cu
0n
29 Cu
Dengan mengukur intensitas radiasi sinar gamma, kita dapat menentukan jumlah atom tembaga
semula.
Dalam meneliti pencemaran lingkungan, anallisis radiometri banyak manfaatnya untuk mengukur
kadar zat pencemar di udara dan dalam air. Demikian pula pada bidang elekttronika, zat pengotor
sekecil apa pun dalam bahan semikonduktor untuk transistor dan komputer dapat dipantau dengan
bantuan radioisotop. Studi tentang komposisi batuan dari bulan, penentuan kadar lantanida dan
aktinida, serta penelitian bahan kimia yang disalahgunakan dalam kriminologi, kesemuanya itu
banyak melibatkan analisis radiometri.
D. BEBERAPA KEGUNAAN LAIN
Sinar gamma dihasilkan oleh nuklidad kobalt -60 atau elektron berenergi tinggi yang dihasilkan
mesin akselelator kini banyak digunakan dalam bidang sterilisasi (pembunuhan mikroorganisme). Hal
ini disebabkan radiasi sinar radioaktif dapat mengubah susunan DNA (asam deoksiribonukleat) pada
mikroorganisme, sehingga kehilangan kemampuan untuk membelah diri.
Teknik sterilisasi dengan radioisotop ini banyak diterapkan pada alat kedokteran dirumah sakit,
misalnya alat suntik, perlengkapan transfusi, benang bedah, kain pembalut, wadah obat dsb.
Demikian juga pada pengawetan bahan makanan, teknik radiasi ini dapat digunakan untuk
membunuh bakteri pembusuk sehingga bahan makanan dapat disimpan dalam waktu yang cukup
lama. Metode pengawetan ini memiliki beberapa keuntungan. Disamping merupakan proses dingin
yang tidak mempengaruhi kesegaran bahan yang diawetkan, teknik radiasi ini tidak meninggalkan
residu bahan kimia yang dapat menimbulkan efek pencemaran.
Pemakaian radioisotop dewasa ini sudah sedemikian luas sehingga tidak mungkin diuraikan satu
persatu.

12 of 12

Anda mungkin juga menyukai