Anda di halaman 1dari 15

Makalah Ilmiah

POTENSI AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE


GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Oleh
Nurhijriany Sulam
471 413 014

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016

POTENSI AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE


GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Nurhijriany Sulam
Program Studi S1 Teknik Geologi, FMIPA, UNG, Gorontalo,
Jl. Jenderal Sudirman No.6, Kota Gorontalo.96128
Telepon: 0435-821125/825424, Fax: 0435-821752
Email korespondensi: nurhijriany08@gmail.com
SARI
Airtanah mempunyai peranan penting untuk lingkungan dan ekonomi yang
mensuplai sekitar sepertiga kebutuhan air dunia. Dibeberapa daerah, eksploitasi air
tanah dilakukan secara besar-besaran. Hal ini dikarenakan beberapa kelebihan air
tanah dibandingkan dengan air permukaan.Namun demikian, isu kualitas dan
kuantitas airtanah kurang mendapat perhatian karena keterdapatannya dibawah
permukaan tanah.Isu ini menjadi perhatian publik ketika terjadi degradasi kualitas
dan kuantitas, ataupun penurunan muka tanah yang dirasakan langsung oleh
masyarakat.
Air tanah termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui, meskipun
memerlukan waktu lama puluhan hingga ribuan tahun. Apabila air tanah tersebut
telah mengalami kerusakan kuantitas dan kualitasnya, maka proses pemulihannya
selain memerlukan waktu lama juga biayanya tinggi dengan teknologi yang rumit.
Itupun belum tentu kembali ke kondisi semula.
Salah satu metode yang sering digunakan dalam pemetaan potensi air tanah
adalah metode geolistrik.

PENDAHULUAN
Air adalah salah satu kebutuhan dasar semua makhluk hidup. Kebutuhan akan
air meningkat baik untuk keperluan kehidupan sehari-hari manusia, peternakan,
maupun pertanian. Akibat pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan akan daerah
permukiman meningkat, akibatnya banyak daerah resapan air digunakan sebagai
daerah pemukiman, sehingga daerah tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan air
penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
Semakin meningkat kebutuhan air bersih, maka eksploitasi air tanah juga akan
semakin besar. Hal ini mengakibatkan persediaan air tanah semakin berkurang.Air
tanah merupakan salah salah satu komponen dalam peredaran air di bumi yang
dikenal sebagai siklus hidrologi (Minarto, 2011) dimana air yang sering digunakan
sehari hari telah melalui proses penguapan (precipitation) dari laut, danau, maupun
sungai, lalu mengalami kondensasi di atmosfer, dan kemudian menjadi hujan yang
turun ke permukaan bumi. Air hujan yang turun di permukaan bumi tersebut ada yang
langsung mengalir di atas permukaan bumi (run off) dan ada yang meresap ke bawah
permukaan bumi (infiltration) (Abdulrahman dalam Sadjab, 2012).
Airtanah sampai saat ini masih menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan
kekurangan air bersih.Selain murah airtanahjuga mudah di dapat, namun tidak selalu
tersedia dalam jumlah yang melimpah (Irjan, 2012).Usaha memanfaatkan dan
mengembangkan air tanah telah dilakukan sejak jaman kuno. Dimulai menggunakan
timba yang ujungnya diikat pada bambu kemudian dilengkapi dengan pemberat
(sistem pegas), kemudian berkembang dengan menggunakan teknologi canggih
dengan cara mengebor sumur-sumur dalam sampai kedalaman 200 meter.
Tujuan penulisan makalah ini adalah memetakan potensi air tanah
menggunakan metode geolistrik konfigurasi schlumberger.Metode ini termasuk salah
satu metode yang sering digunakan di lapangan yang tidak terlalu sulit (cukup datar
dan luas) dan penetrasi arus yang tidak terlalu dalam (Hendrajaya, 1990).
Metode geolistrik adalah metode geofisika yang dapat menginterprestasi jenis
batuan atau mineral di bawah permukaan berdasarkan sifat kelistrikan dari batuan

penyusunnya (Yulianto & Widodo, 2008:2).Tujuan dari metode ini adalah untuk
mengetahui sifat kelistrikan medium batuan di bawah permukaan yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menghantarkan listrik atau resistivitas (Todd, D.K,
1980).Metode geolistrik dapat digunakan untuk mendeteksi adanya akuifer dalam
tanah.
Akuifer adalah formasi-formasi yang berisi/ menyimpan air tanah (Indarto,
2012). Jumlah air tanah yang dapat diperoleh di setiap daerah tergantung pada sifatsifat akuifer yang ada di bawahnya. Akuifer atau lapisan pembawa air atau lapisan
permeabel adalah batuan yang mempunyai susunan yang dapat mengalirkan air
(Indarto, 2012: 44). Terdapat beberapa konfigurasi atau cara menyusun elektroda
untuk melakukan pengukuran bawah permukaan dalam metode geolistrik, seperti
konfigurasi Wenner, Schlumberger, Pole-Pole, Pole- Dipole, Dipole-Dipole. Pada
pengukuran sounding yaitu pengukuran bawah permukaan dengan tujuan untuk
mengetahui sebaran titik geolistrik secara vertikal ke bawah dengan kedalaman yang
cukup dalam, konfigurasi yang cocok digunakan adalah konfigurasi Schlumberger.
Dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger pemindahan elekroda tidak
semuanya dipindahkan, elektroda arus saja yang dipindahkan secara logaritmik
sedangkan elektroda potensial tetap (Todd, D.K, 1980).Selain itu dengan
menggunakan konfigurasi Schlumberger pemindahan elektroda tidak terlalu sulit dan
tidak terlalu jauh untuk mengetahui hingga ke kedalaman 100 m.
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai acuan pemetaan lanjut potensi
air tanah di daerah yang cukup datar dan luas menggunakan metode geolistrik
konfigurasi schlumberger.
METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah studi
kepustakaan yang bersumber dari 3 (tiga) jurnal tentang pemetaan potensi air tanah
menggunakan metode geoistrik konfigurasi schlumberger di tiga daerah yang
berbeda, yang pertama adalah daerah Jorong Tampus Kanagarian Ujung Gading
Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasamen Barat Sumatera Barat, kedua

adalah desa Slamparejo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, dan yang ketiga
adalah daerah Kampus Tegal Boto Universitas Jember.
Adapun alatalat yang digunakan dalam metode ini adalah:
1. NANIURAResistivity Meter Model NRD 22 S, yang merupakan alat utama
yang digunakan dalam penelitian geolistrik ini (Gambar 1.a).
2. Dua pasang elektroda yang terdiri dari sepasang elektroda potensial M-N dan
sepasang elektroda arus A-B (Gambar 1.b).
3.

Kabel untuk penghantar arus dan tegangan (Gambar 1.c).

4. Aki basah yang digunakan sebagai sumber tegangan (Gambar 1.d).


5. Palu digunakan sebagai alat bantu untuk memancang elektroda pada tanah
(Gambar 1.e).
6. Meteran digunakan untuk alat ukur jarak elektroda (Gambar 1.f).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Geologi
Dari informasi geologi, urutan satuan stratigrafi daerah Kanagarian Ujung
Gading Kecamatan Lembah Malintang Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat
terdiri dari batuan sedimen dan vulkanik.Batuan sedimen terdiri dari formasi alluvium
(Qh) dan formasi air balam (QTa).Pada formasi alluvium terdapat lapisan batupasir,
lapisan kerikil dan lapisan lempung dan pada formasi air balam terdapat lapisan batu
lempung dan lapisan batu lempung pasiran. Batuan vulkanik terdiri dari formasi pusat
melintang (Qvmt) yang terdapat lapisan lahar andesitik sampai dasitik, breksi gunung
api dan lava. Pada zona pelapukan basalt, batuan vulkanik (dari blok sampai debu
vulkanik) terdiri dari batuan lepas pasir, kerikil dan lempung pasiran. Breksi vulkanik
dan truf batu apung terdiri dari batuan kompak seperti breksi konglomerat, batu pasir
dan batuan karbonat yaitu batu gamping politik.Basalt, andesit, riolit terdiri dari
batuan karbonat yaitu batu gamping dolomit dan batu gamping non dolomit
(Wurtanto, 2007).
Kondisi geologi desa Slamparejo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang,
daerah ini merupakan salah satu daerah rawan kekeringan (Prakiraan curah hujan
jawa timur bulanan, 2013).
Kondisi geologi Kampus Tegal Boto Universitas Jember,batuan di daerah ini
didominasi oleh endapan vulkanik muda, meliputi : tufa, lahar, breksi dan lava
andesit sampai basal. Kelulusan tinggi hingga sedang.Kelulusan tinggi terutama pada
endapan lahar dan aliran lavavasikuler.Secara hidrogeologi, akuifer di lokasi
penelitian merupakan aliran melalui celah dan ruang antar butir.Akuifer produktifnya
bersifat produksi sedang dengan penyebaran yang luas.Akuifer dengan keterusandan
kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam. Debit sumur umumnya kurang
dari 5 liter/detik.

Gambar 2.Peta Hidrogeologi Daerah Penelitian


Potensi air tanah Jorong Tampus Kanagarian Ujung Gading Kecamatan
Lembah Malintang Kabupaten Pasamen Barat Sumatera Barat menggunakan
metode geolistrik konfigurasi schlumberger
Dengan menganalisis hasil pengolahan data dan keadaan geologi yang
mengontrol daerah setempat diduga lapisan pada masing-masing titik sounding terdiri
dari empat lapisan.Selanjutnya, untuk mendapatkan bentuk perlapisan yang maksimal
di sepanjang lintasan daerah penelitian maka dibuat penampang dua dimensi
berdasarkan nilai h (ketebalan) dan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Penampang dua dimensi penggabungan titik-titik sounding.


Secara keseluruhan lapisan - lapisan batuan di sepanjang lintasan gabungan titik
sounding tersebut adalah :
1. Lapisan pertama dengan ketebalan 1,00 - 1,55 meter dengan nilai tahanan
jenis 84,00 hingga 200,00 m, diinterpretasikan sebagai lapisan tanah
penutup.
2. Lapisan kedua dengan ketebalan lapisan 2,30 4,15 meter dengan nilai
tahanan jenis 311,00 610,00 m, diinterpretasikan sebagai lapisan batu
pasir.
3. Lapisan ketiga dengan ketebalan lapisan 90,50 95,40 meter dengan nilai
tahanan jenis 6,48 154,00 m, diinterpretasikan sebagai lapisan lempung
pasiran.
4. Lapisan keempat dengan ketebalan lapisan tak hingga dengan nilai tahanan
jenis 42.92 383.00 m diinterpretasikan sebagai lapisan batu pasir vulkanik.

Akuifer tertekan (confined aquifer) terletak di bawah lapisan kedap air


(impermeable) dan mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer. Air
akan mengalir pada lapisan pembatasnya, karena akuifer tertekan merupakan akuifer
yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya (Aryono, 2003). Lapisan
lempung pasiran mempunyai kerapatan porositas yang tinggi yaitu 4555%, sehingga
tidak dapat meloloskan air.Lapisan batu pasir vulkanik yang terletak di bawah lapisan
lempung pasiran dengan kerapatan porositas yaitu 10-20% (Sosrodarsono. 2006).Jadi
lapisan ini dapat meloloskan air dan air yang melewatinya dapat ditampung.Sehingga
dapat disimpulkan yang merupakan lapisan akuifer diduga terletak pada lapisan
keempat yaitu lapisan batu pasir vulkanik yang merupakan akuifer tertekan.

Berdasarkan tata cara eksplorasi pengeboran air tanah yang baik yaitu untuk
satu penampang hanya diperbolehkan satu titik pengeboran agar tidak merusak
lingkungan. Jika ditinjau dari segi ekonomis, maka titik sounding TM-02 yang paling
murah biaya pengeborannya, karena paling dangkal dibandingkan titik-titik yang
lainnya. Jika ditinjau dari tata cara eksplorasi pengeboran air tanah yang baik, titik
yang layak untuk dilakukan pengeboran adalah titik sounding TM-03 dengan
kedalaman pengeboran 100 m, karena pada titik ini letak akuifer tertekannya paling
dalam. Jika dilakukan pengeboran di titik lain akan merusak lapisan. Karena
dilakukan penyedotan air ke permukaan maka air akan naik dalam jumlah banyak,
dalam lapisan yang paling dalam banyak mengandung air. Jika dilakukan penyedotan
di titik yang dangkal maka akan terjadi pemaksaan pada air tanah sehingga akan
merusak pori-pori tanah.

Potensi

air

tanah

desa

Slamparejo

Kecamatan

Jabung

Kabupaten

Malangmenggunakan metode geolistrik konfigurasi schlumberger


Berdasarkan hasil interpretasi software Ipi2win diketahui identifikasi titik
akuifer di Desa Slamparejo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.Pada lintasan 1
memiliki nilai resistivitas 16 60 m, kedalaman lapisan 10 16 meter dengan jenis
air dalam akuifer alluvial.

Pada lintasan 2 memiliki nilai resistivitas 11,8 16,4 m, kedalaman 6,6 13 meter
dengan jenis air dalam akuifer alluvial.

Pada lapisan 3 diinterpretasikan sebagai Lapisan pasir dan kerikil terendam air tawar
dengan resistivitas 160 400 m, kedalamannya 6,5 25 meter; Batupasir berkwarsa
dengan resistivitas 1000 2500 m, kedalaman 25 40 meter; Batupasir berkwarsa
dengan resistivitas 2500 6500 m, kedalaman > 40 meter.

Pada lintasan 4 memiliki nilai resistivitas 25,1 39,8 m, kedalaman 6,5 25 meter
dengan jenis air dalam akuifer alluvial.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa lapisan akuifer
yang diteliti merupakan zona tak jenuh yang merupakan akuifer tidak
tertekan.Lapisan akuifer tidak tertekan mempunyai batas atas dengan muka air tanah
dan aquitard pada lapisan bawah.
Potensi Air tanah daerah Kampus Tegal Boto Universitas Jembermenggunakan
metode geolistrik konfigurasi schlumberger
Berdasarkan hasil interpretasi peta geologi danhidrogeologi, menunjukkan
bahwa lapisan pembawa air (akuifer) di lokasi penelitian tergolong akuifer dengan
tingkat produktivitas sedang yang menyebar secara luas. Pada akuifer ini potensi air
tanah yang dapat dimanfaatkan kurang dari 5 liter/detik. Akuifer ini diperkirakan
berasal dari daerah resapan Gunung Argopuro dan Gunung Raung.Berdasarkan hasil
distribusi nilai resistivitas secara vertikal didapatkan interpretasi kuantitatif yang

menggambarkan kondisi atau lapisan batuan bawah permukaan tanah di lokasi


penelitian.

Gambar 4.Distribusi Nilai Resistivitas (Tahanan Jenis)

Dari hasil interpretasi diatas menunjukkan bahwa sebagian besar batuan


didominasi oleh lapisan batuan yang mempunyai nilai resistivitas atau tahanan jenis
tinggi (diatas 500 m). Lapisan ini kurang mempunyai sifat sebagai lapisan pembawa

air (akuifer). Namun demikian apabila akan dilakukan pengeboran air tanah
sebaiknya dilakukan di titik sounding 1 (S1), dengan kedalaman pengeboran antara
100 sampai 125 meter. Pada titik S1 ini diduga sebagai lapisan pembawa air (akuifer)
dengan prospek akuifer produksi setempat.
PENUTUP
Pada daerah Jorong Tampus Kanagarian Ujung Gading Kecamatan Lembah
Malintang Kabupaten Pasamen Barat Sumatera Barat, lapisan akuifer diduga terletak
pada lapisan keempat yaitu lapisan batu pasir vulkanik yang merupakan akuifer
tertekan.Akuifer tertekan mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan atmosfer.
Air akan mengalir pada lapisan pembatasnya, karena akuifer tertekan merupakan
akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya.
Pada daerah desa Slamparejo Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, lapisan
akuifer yang diteliti merupakan zona tak jenuh yang merupakan akuifer tidak
tertekan.Lapisan akuifer tidak tertekan mempunyai batas atas dengan muka air tanah
dan aquitard pada lapisan bawah.
Pada daerah Kampus Tegal Boto Universitas Jember, sebagian besar batuan
didominasi oleh lapisan batuan yang mempunyai nilai resistivitas atau tahanan jenis
tinggi (diatas 500 m). Lapisan ini kurang mempunyai sifat sebagai lapisan pembawa
air (akuifer) namun titik Sounding 1 diduga sebagai lapisan pembawa air (akuifer)
tetapi kalau melakukan pengeboran harus dengan kedalaman antara 100 sampai 125
meter.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada BapakMuhammad Kasim, S.T., M.T atas
ilmu yang beliau berikan. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekanrekan di Program Studi Sarjana

Teknik Geologi Universitas Negeri Gorontalo

Khususnya Angkatan 2013 Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Halik, Gusfan. 2008. Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Menggunakan
Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas
Jember.
Pujomiarto, Dwi Wahyu.Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
Schlumberger Untuk Mengidentifikasi Lapisan Akuifer di Desa Slamparejo
Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
Budiman, Arif., Delhasni, dan Widjojo, S.A.H Setyo. Pendugaan Potensi Air
Tanah dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger.Jurnal
ISSN 1979-4657.

Anda mungkin juga menyukai