Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasio keuangan merupakan alat analisis. Analisis laporan keuangan
menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial
perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat
dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu
rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan laba-rugi
yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan rasio-rasio
antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan laporan laba-rugi.
Kegunaannya untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan
data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan. Rasio merupakan alat
ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan
dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode
ke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan
reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh
tambahan dana. Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan
suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.
Penghitungan rasio keuangan sebaiknya didasarkan pada data laporan keuangan
yang telah diperiksa. Laporan keuangan yang belum diperiksa masih diragukan
kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. Dan harus
dipastikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan harus seimbang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan tentang arti analisis laporan keuangan?
2. Jelaskan jenis-jenis laporan keuangan?
3. Jelaskan jenis analisis dari rasio keuangan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti penting analisis laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui Jenis jenis dari laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui jenis jenis analisis rasio keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan
menginterpretasikan laporan keuangan, maka perlu dibuat analisis laporan
keuangan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu bagaimana
memahami laporan keuangan, bagaimana menafsirkan angka-angka dalam
laporan keuangan, dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan. Menurut Harahap dalam Pramudiya (2007), pengertian
analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non keuangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat. Menurut Karim (2011), bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan
utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini, akan
terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan
sebelumnya atau tidak.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
kelemahan ini, manajemen akan memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut.
Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan bahkan
ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal ke depan. Dengan adanya
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen
selama ini (Karim, 2011).
Menurut Karim (2011), ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak
dengan adanya analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan
dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk

beberapa periode tertentu,


2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan,
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki,
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini,
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal,
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan selama kurn waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Apalagi informasi mengenai kinerja
keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak seperti investor,
kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan (Manurung, 2015).
Menurut Manurung (2015), analisis laporan keuangan mempunyai arti
penting bagi berbagai pihak, yaitu:
1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi
dan pengembangan karier.
2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan, dan
keamanan investasi.
3. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang serta
bunganya.
4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
5. Bagi karyawan: untuk mengetahui penghasilan yang memadai, kualitas hidup
dan keamanan kerja.

2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2), laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan neraca dan laporan laba-rugi.
1. Neraca
Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga
laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset,
kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah
laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau
aset kewajiban-kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan yang
tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat tertentu.
Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran
mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca tepatnya
dinamakan statements of financial position. Karena neraca merupakan potret atau
gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca merupakan status report
bukan merupakan flow report.
Menurut Riyanto (2010:19), aset dapat dibagi atas dua kelompok besar,
yaitu aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses
produksi dan proses berputarnya adalah dalam waktu yang pendek (umumnya
kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang satu kali ini, elemen-elemen
dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya, misalnya
piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripada inventory (apabila penjualan
dilakukan secara kredit), karena piutang menjadi kas hanya membutuhkan satu
langkah saja, sedangkan inventory melalui piutang dahulu barulah menjadi kas.
Dengan kata lain, aset lancar ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang
pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau secara
berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat lain untuk dapat
diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki perusahaan, juga harus
digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aset tersebut mempunyai umum
kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode
kegiatan perusahaan).

Menurut Munawir (2010:18), hutang adalah semua kewajiban-kewajiban


perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang
atau kewajiban-kewajiban perusahaan dapat dibebankan ke dalam kewajiban
lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban
jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu
tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki
perusahaan, sedangkan kewajiban jangka panjang adalah kewajiban keuangan
yang jangka waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka panjang (lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca).
Menurut Riyanto (2010:240), modal sendiri merupakan ekuitas yang
berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya. Ekuitas dari sumber ini merupakan dana yang berasal
dari pemilik perusahaan atau dapat pula bersumber dari pendapatan atau laba yang
ditahan.
2. Laporan Laba-Rugi
Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan
yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu
perusahaan selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang
susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang
umumnya diterapkan adalah sebagai berikut:
a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha
pokok
perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti
dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh laba
kotor.
b. Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari
beban penjualan dan beban umum/administrasi (operating expenses).
c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi
pokok perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar
usaha pokok perusahaan (non operating/financial income dan expenses).

d. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra


ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum
pajak pendapatan.
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas seringkali juga disebut sebagai laporan sumber dan
penggunaan dana. Warren, et.al (1996, hal 20) menyatakan bahwa: Laporan arus
kas adalah suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan menurut Helfert (2003, hal 23) : Laporan arus kas adalah laporan
yang memperlihatkan hasil-hasil operasi selama periode serta perubahan yang
terjadi di dalam neraca.
Laporan ini dibuat dengan melakukan perbandingan antara neraca di awal periode
dengan neraca di akhir periode serta menggunakan pos-pos kunci di dalam
laporan laba rugi.
Dalam penyajiannya, menurut Hackel dan Livnat (1996, hal 146-164), Laporan
arus kas dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
a. Aktivitas operasional (Operating) adalah kelompok yang meliputi seluruh
transaksi dan kegiatan lainnya yang tidak termasuk di dalam kegiatan investasi
maupun pembiayaan perusahaan. Secara lebih jelas, arus kas yang berasal dari
kegiatan operasional meliputi arus kas dari kegiatan produksi, distribusi barang
dan penyediaan jasa. Arus kas dari kegiatan operasi adalah arus kas hasil dari
transaksi dan kegiatan lainnya yang ikut menentukan laba bersih.
b. Aktivitas Investasi (Investing) adalah kelompok yang meliputi pembelian dan
penagihan piutang, pengembalian persediaan barang dagang, pembayaran
pinjaman, pengadaan serta penjualan ekuitas dan harta kekayaan perusahaan
(tanah), bangunan, dan peralatan serta aktiva-aktiva produktif lainnya, yaitu aktiva
yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan produksi barang dan jasa.
c. Aktivitas pendanaan atau pembiayaan (Financing) adalah kelompok yang
meliputi perolehan sumber daya dari para pemilik dan pemberian hasil atas
investasi yang telah dilakukan, peminjaman, serta pembayaran kembali hutang
oleh pemiliknya atau sebaliknya penyelesaian kewajiban perusahaan kepada

pemilik, dan perolehan serta pembayaran sumber daya lainnya yang berasal dari
pembiayaan jangka panjang.
4. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah ringka san tentang perubahan modal
yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Maka dapat diketahui bahwa laporan
perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau pengurangan
ekuitas selama periode tertentu. Penambahan ekuitas berasal dari investasi dan
laba sedangkan pengurangan ekuitas biasanya karena kerugian atau pengambilan
pribadi.
Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:
a) Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik.
b) Adanya laba usaha
c) Adanya kerugian.
d) Pengambilan untuk keperluan pribadi.

2.3 Jenis Analisis Rasio Keuangan


Ada beberapa jenis rasio keuangan yang sering dipakai, menurut Bambang
Riyanto (2001: 330) Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat,
maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu:

a. Rasio-rasio Neraca
Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca,
misalnya current ratio.
b. Rasio-rasio Laporan Laba-Rugi
yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari Income
Statement, misalnya Gross Profit Margin, Net Operating Margin, dan lain
sebagainya.

c. Rasio-rasio Arus Kas


Merupakan ringkasan arus kas selama satu periode. Laporan ini
menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi, investasi
dan financial sehingga posisi/saldo kas berubah
Ada pula yang mengelompokan rasio kedalam rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio
leverage, rasio-rasio aktivitas, dan rasio-rasio profitabilitas (Bambang Riyanto,
2001: 331):
a. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
likuiditas perusahaan (current ratio, quick ratio).
1. Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas
(solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar
hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Formulasinya :

Current Ratio =

2. Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk


membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid.
Formulasinya :

Quick Ratio =

b. Rasio Leverage Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur


sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
-

Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian
dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.
Formulasinya :

Debt To Total Assets Ratio =

Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar
keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya
kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.
Formulasinya

Time interest earned ratio=


c. Rasio-rasio Aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumbersumber
dayanya.
d. Rasio-rasio Profitabilitas yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio - rasio ini
antara lain :
Gross profit margin =

Operating profit margin =


Net profit margin =

Return on assets =

Return on equity =

BAB III
PENUTUP
10

3.1 Kesimpulan
Analisis laporan keuangan menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi
unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non keuangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat. Jenis-jenis laporan keuangan, antara lain: 1. neraca atau daftar neraca
disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan
posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. 2. laporan laba-rugi
merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi
yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. 3. Laporan arus kas
seringkali juga disebut sebagai laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan
arus kas adalah suatu ringkasan mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari
suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. 4. Laporan perubahan modal
adalah ringka san tentang perubahan modal yang terjadi dalam suatu periode
tertentu. Maka dapat diketahui bahwa laporan perubahan ekuitas memberikan
informasi mengenai tambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu.
Jenis Analisis Rasio Keuangan, antara lain: dilihat dari sumbernya dari mana
rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu: 1.
Rasio-rasio Neraca. 2. Rasio-rasio Laporan Laba-Rugi.3. Rasio-rasio Arus Kas.
Ada pula yang mengelompokan rasio kedalam rasio-rasio likuiditas, rasio-rasio
leverage, rasio-rasio aktivitas, dan rasio-rasio profitabilitas
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan lebih mudah dalam pembuatan
laporan dan pengambilan keputusan. Selain itu pembaca bisa melengkapkan
kekurangan dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

11

Bambang Riyanto. (1999). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4.


Yogyakarta: BPFE.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009.Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.
Jakarta:RajaGrafindo Persada
Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Terjemahan, Herman Wibowo.
Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2002.
Salemba Empat. Jakarta
Karim, Muhammad Huda. 2011. Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai
Kinerja Perusahaan pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Skripsi.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Marunung, Risa Purnama. 2015. Analisis Laporan Keuangan sebagai Dasar
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia
TBK. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Libert
Pramudiya, Rangga. 2007. Manfaat Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai
Kinerja Perusahaan (Survey pada Beberapa Perusahaan Industri Kertas
di Indonesia). Skripsi. Bandung: Universitas Widyatama.
Riyanto, Bambang. 2010.Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta :
BPFE

12

Anda mungkin juga menyukai