Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

ANALISIS KASUS
Seorang G5P3A1, 36 tahun, umur kehamilan 19 +1 minggu, datang rujukan
Sp.OG dengan keterangan mola hidatidosa. Pasien datang mengeluhkan nyeri
perut bagian bawah 1 minggu terakhir. Riwayat menstruasi teratur 30 hari sekali,
selama 3 hari menstruasi /bulan, 3x ganti pembalut/hari. Saat ini pasien merasa
mengeluarkan bercak darah dari jalan lahir. Bercak darah berwarna merah tua.
Pasien mengaku sebelum keluar darah dari kemaluan sempat tidak haid hampir 5
bulan ini. Hari pertama haid terakhir pasien pada tanggal 10 Maret 2016. Selain
itu, pasien merasa perut lebih besar dibanding usia kehamilan yang sama pada
kehamilan sebelumnya.
Pada pasien ini dari anamnesis didapatkan amenorea, keluar bercak darah
dari jalan lahir, nyeri perut bagian bawah, dan merasa perut lebih besar disbanding
usia kehamilan. Amenorea adalah haid terlambat mulai beberapa hari sampai
beberapa bulan atau hanya haid yang tidak teratur. Pasien mengaku hari pertama
haid terakhir adalah tanggal 10 Maret 2016 atau kurang lebih 19 minggu yang
lalu, sehingga pasien mengalami keterlambatan haid. Lamanya amenorea
tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi.
Kemudian pasien mengaku keluar darah dari jalan lahir. Keluarnya bercak
darah (spotting) atau perdarahan vaginal merupakan tanda yang penting pada
mola hidatidosa.
Pasien juga mngeluh nyeri perut bawah. Nyeri perut ini merupakan
keluhan lain oleh karena penekanan perut yang membesar. Pada pasien ini perut
lebih besar daripada usia kehamilannya. Dalam hal ini dikarenakan perkembangan
trofoblas lebih aktif dari biasanya.
Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, GCS E4V5M6, gizi kesan
cukup. Tanda vital didapatkan tensi 120/80 mmHg, HR: 72x/menit, RR :
20x/menit, T : 36,7oC.

Dari pemeriksaan fisik tidak didapatkan konjungtiva

anemis pada kedua mata, jantung dan paru dalam batas normal, pada pemeriksaan
abdomen supel, nyeri tekan(-), teraba fundus uteri setinggi pusat, massa tidak
teraba, bising usus (+) normal. Pemeriksaan fisik genital dengan inspekulo
diperoleh vulva tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio livid, OUE

tertutup, darah (-), discharge (-), sedangkan dengan vaginal toucher didapatkan
vulva tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak, OUE tertutup,
corpus uteri sebesar kepala bayi, adnexa/perimetrium kanan kiri dalam batas
normal, slinger pain (-), darah (-), discharge (-). Pada pemeriksaan USG abdomen
(22/7/2016) tampak kandung kemih terisi cukup, tampak uterus membesar dengan
gambaran honey comb appearance, adnexa dalam batas normal.
Dari hasil pemeriksaan abdomen pada pasien didapatkan teraba fundus
uteri setinggi pusat, massa tidak teraba, DJJ (-). Pada pasien dengan umur
kehamilan 19 minggu seharusnya fundus uteri teraba dibawah pusat. Tidak
terabanya massa dan tidak adanya denyut jantung janin menunjukkan tidak ada
hasil konsepsi berupa janin. Kemudian hasil pemeriksaan dengan inspekulo
didapatkan portio livid, OUE tertutup, darah (-). Pada mola hidatidosa dapat
ditemukan tanda-tanda kehamilan muda. Portio livid merupakan salah satu tanda
pada kehamilan (+) yang disebabkan oleh hormon estrogen yang meningkat
sehingga menyebabkan hipervaskularisasi. Sedangkan dengan Vaginal Toucher,
pada pasien didapatkan portio lunak, OUE tertutup, corpus uteri sebesar kepala
bayi, adnexa/perimetrium kanan kiri dalam batas normal, slinger pain (-), darah
(-), discharge (-). Pada pemeriksaan USG abdomen (22/7/2016) pada pasien ini
tampak uterus yang membesar dengan gambaran honey comb appearance, yang
merupakan khas pada mola hidatidosa.
Hasil pemeriksaan Lab darah (22/7/2016) dalam batas normal, Hb: 11,0
g/dL, Hct: 34 %, AL: 8,8 x103/uL, AT: 239 x103/uL, AE: 4,29 x106/uL, GDS: 86
mg/dL, SGOT: 17 u/l, SGPT: 9 u/l, Albumin: 4,3 g/dL, Creatinine: 0,6 mg/dl,
Ureum: 12 mg/dl, PT: 11,7 detik, APTT: 29,3 detik, INR: 1.060, Natrium: 138
mmol/L, Kalium: 4,.4 mmol/L, Clorida: 104 mmol/L dengan HBsAg rapid:
nonreactive dan pemeriksaan tes kehamilan (+).
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada
pasien didapatkan diagnosis mola hidatidosa, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan -HCG kuantitatif, TSH, FT3, FT4. Selain itu, juga dikonsultasikan
langsung ke Sp.OG konsultan onkologi RSDM.

Anda mungkin juga menyukai