Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2805 - 2754

GAMBARAN PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN GANGGUAN HEMATOLOGI : THALASEMIA PADA AN. M
oleh:
T. Anggraeni1), S.S. Heni2)
1), 2)
Dosen Akademi Keperawatan Mambaul Ulum Surakarta
ABSTRAK
Perhimpunan Yayasan Thalasemia Indonesia mencatat pada tahun 2006 ada sekitar
3.053 kasus. Di tahun 2008 jumlah penderita thalasemia meningkat menjadi 5.000 orang. (Lutfia,
2008). Di RSUD Dr. Moewardi dalam kurun waktu 1 minggu terdapat 10 pasien yang dapat
ditemukan. Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal 19 september 2011 pada pukul 11.00
WIB. Biodata pasien nama An.M, umur 6 tahun dengan diagnosa masuk Thalasemia. Asuhan
keperawatan pada An. M dengan thalasemia sejak tanggal 19 sepetember 2011 sampai 21
september 2011 di Bangsal Melati 2 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Diagnosa keperawatan
ditegakkan berdasar data yang diperoleh ada tiga, yaitu: perubahan pola nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake asupan yang tidak adekuat, gangguan pola istirahat
dan tidur berhubungan dengan hospitalisasi, intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan.
Rencana tindakan disusun sesuai dengan masalah yang ditemukan. Implementasi dilakukan
sesuai dengan rencana yang disusun. Evaluasi dilakukan tanggal 21 Sepember 2011 dengan hasil
satu diagnosa yang sudah teratasi, sedangkan yang belum teratasi ada 2 yaitu perubahan pola
nutrisi kurang dari kebutuhan dan intoleransi aktifitas. Ini belum teratasi karena pada diagnosa
pertama anak belum menunjukkan peningkatan nafsu makan dan BB masih kurang dari norma l(18
kg) sehingga dilakukan rencana tindakan lebih lanjut yaitu pemberian makanan tambahan. Untuk
diagnosa ketiga anak anak masih terlihat lemah dan aktifitas masih dibantu keluarga sehingga
dilakukan rencana tindakan lebih lanjut yaitu mengajak terapi
Kata Kunci: Thalasemia, perubahan pola nutrisi, gangguan pola istirahat dan tidur,
intoleransi aktivitas
A. Pendahuluan
Thalasemia
perlu
mendapat
perhatian karena prevalensi penderita
thalasemia di Indonesia terus meningkat
setiap tahun. Data Perhimpunan Yayasan
Thalasemia Indonesia mencatat pada
tahun 2006 ada sekitar 3.053 kasus. Di
tahun 2008 jumlah penderita thalasemia
meningkat menjadi 5.000 orang. (Lutfia,
2008).
Prevalensi thalasemia di Jateng
sebesar 0,5% tidak ditemukan di 17
kabupaten. Prevalensi tertinggi di
Purworejo 2,2%. Sedangkan di RSUD Dr.
Moewardi sendiri dalam kurun waktu 1
minggu terdapat 10 pasien yang dapat
ditemukan.

22
2012:22-31

B. Metoda Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga
hari mulai tanggal 19 sampai 21
September 2011, bertempat di ruang
Melati 2, Rumah Sakit Dokter Moewardi
Surakarta dengan metode penelitian
observasi yang dilaksanakan secara
mendalam
(in depth observation)
terhadap An. M yang dirawat karena
gangguan sistem hematologi: thalasemia.
Analisa dan penyajian data dilakukan
secara deskriptif kualitatif.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil penelitian
Pengkajian dilakukan pada
hari senin tanggal 19 september 2011
pada pukul 11.00 WIB. Biodata pasien

JKm-U, Vol. IV, No. 11,

nama An.M, umur 6 tahun,


Penanggung jawab Ny.Y yang bekerja
sebagai buruh beralamat di Nguter
,Sukoharjo, Hubungan dengan pasien
adalah Ibu kandung.
Pasien masuk Rumah Sakit
pada tanggal 19 september 2011
Diagnosa masuk yaitu Thalasemia
dengan keluhan utama pasien
mengatakan badannya lemas. Riwayat
penyakit sekarang pasien merasakan
badannya lemas, susah bernapas,
wajah terlihat pucat, nafsu makan
berkurang
dan
badan
terasa
kesemutan.Pasien dibawa ke IGD
RSUD Dr.Moewardi tanggal 19
september 2012 pada jam 09.00,
kemudian dipindah ke ruang melati 2
dan belum terpasang infus dan belum
mendapat terapi apapun.
Pengkajian
pola
fungsi
menurut Gordon: Pola Nutrisi dan
Metabolik sebelum sakit : An.M makan
dirumah 3x sehari dengan menu
bervariasi, lauk dan sayur sayuran.
Selama sakit: An.M mendapatkan diet
khusus dari Rumah Sakit dan sering
kali tidak dihabiskan , hanya porsi
atau kurang lebih 4 sdm, nafsu makan
menurun, merasa mual. Pola Aktifitas
dan Latihan sebelum sakit: An.M dapat
melakukan aktifitas sehari hari dengan
mandiri dan kalau disekolahan
mempunyai banyak teman. Selama
sakit: An.M hanya terbaring lemah di
tempat tidur, tampak lemas dan tidak
berdaya. Pola istirahat dan tidur
sebelum sakit an.M tidur sehari 10
jam, pola tidurnya berbeda dan sering
beralih posisi. Selama sakit anak tidak
dapat tidur dengan nyenyak, tidur
hanya 4 jam saja.
Pemeriksaan fisik : Keadaan
umum An.M lemah, dengan Tandatanda Vital dengan suhu 36,5 c, Nadi
104x/menit, Respirasi 14 x/menit.
Tinggi Badan 128 cm Berat Badan
sebelum sakit 22kg selama sakit 18kg,
lingkar lengan 28cm, lingkar kepala 52
cm. Mata simetris, pupil isokor,

23
2012:22-31

konjunctiva anemis, sklera pucat,


fungsi penglihatan baik. Hidung
simetris kanan kiri, terdapat sekret,
fungsi penciuman baik. Mulut mukosa
mulut kering, pucat, tidak tampak lesi,
tidak ada stomatitis. Abdomen
inspeksinya simetris, ada asites,
bentuk cembung auskultasi bising
usus 14x/menit palpasi tidak ada nyeri
tekan, limpa terasa membesar perkusi
tympani,
perut
kembung.
Di
Ekstremitas kiri atas terpasang infus
RL 20 tpm, kanan atas dapat bergerak
bebas. Ekstremitas bawah dapat
bergerak bebas.
Dari data yang ditemukan
pada An.M ditegakkan diagnosa: Data
Fokus yang diperoleh dari Data
Subyektif (DS) Ibu pasien mengatakan
anaknya susah makan, bila makan
ingin muntah. Data Obyektif (DO)
pasien makan hanya habis porsi
dari rumah sakit. Berat badan anak
sebelum sakit 22kg, selama sakit 18
kg masalah keperawatan yang muncul
perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Yang kedua DS ibu
pasien mengatakan anak mudah lelah
dan merasa lemas. DO wajah pasien
tampak pucat, Hb: 8,0 g/dl, aktifitas
anak dibantu keluarga masalah
keperawatan yang muncul intoleransi
aktifitas. Yang ketiga DS ibu pasien
mengatakan anaknya tidak dapat tidur
nyenyak. DO suasana rumah sakit
agak ramai, pasien tidak bisa tidur
siang, malamnya 4 jam, pasien
rewel, masalah keperawatan yang
muncul adalah gangguan pola istirahat
dan tidur.
Rencana, tindakan dan
evaluasi keperawatan yang penulis
lakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang muncul adalah:
a. Perubahan pola nutrisi kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan intake
asupan yang tidak adekuat.
Tujuannya adalah setelah
dilakukan tindakan selama 3x24

JKm-U, Vol. IV, No. 11,

jam nutrisi dapat tercukupi. Kriteria


hasil peningkatan nafsu makan,
tidak mengalami tanda malnutrisi,
porsi makan habis.(Doenges,
2008:470)
Rencana yang penulis
susun yaitu: Kaji riwayat nutrisi,
termasuk makanan yang disukai,
observasi dan catat makanan
pasien, timbang berat badan setiap
hari, berikan makan sedikit tapi
sering dan atau makan diantara
waktu makan, observasi dan catat
kejadian mual/ muntah, konsul
pada ahli gizi (Doenges,2008:470477)
Implementasi
yang
dilakukan pada tanggal 19-21
september 2011 untuk mengatasi
masalah yang muncul pada pasien
tersebut dengan memberikan
makanan sesuai diet, memberikan
cairan lewat infus.
Evaluasi yang di dapatkan
selama 2 hari tindakan yaitu
Subyektif(S):
ibu
pasien
mengatakan anaknya sudah mau
makan banyak walau tidak
sekaligus
habis
1
porsi.
Obyektif(O): Ku sedang, Berat
Badan kurang dari normal (18 kg).
Assesment(A): masalah teratasi
sebagian. Planning(P): Intervensi
dilanjutkan pemberian makanan
tambahan
b. Gangguan pola istirahat dan
tidur berhubungan dengan
hospitalisasi
Tujuan: setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan agar pola
istirahat dapat kembali normal.
Adapun Kriteria hasilnya:
menunjukkan perbaikan keadaaan
umum pasien, tidak terlihat mata
sembap, badan tampak bugar.
(Doenges, 2008:628)
Rencana tindakan yang
penulis susun yaitu: tentukan

kebiasaan tidur biasanya dan


perubahan yang terjadi, berikan
tempat tidur yang nyaman dan
beberapa milik pribadi seperti
bantal, guling, buat rutinitas tidur
baru yang dimasukkan dalam pola
lama dan lingkungan yang baru,
dorong beberapa aktifitas fisik
ringan selama siang hari, jamin
pasien
berhenti
beraktifitas
beberapa jam sebelum tidur,
instruksikan tindakan relaksasi,
kurangi kebisingan dan lampu.
(Doenges, 2008:628-633)
Implementasi
yang
dilakukan adalah manajemen
lingkungan rumah sakit yang
nyaman.
Evaluasi yang didapat
penulis selama 2 hari tindakan
yaitu S: ibu pasien mengatakan
anaknya sudah
tidur dengan
nyenyak. O: Wajah pasien tampak
lebih segar. A: masalah teratasi. P:
Intervensi dipertahankan.
c. Intoleransi
aktifitas
berhubungan dengan kelemahan
fisik
Tujuan: setelah dilakukan
tindakan selama 3x24 jam aktifitas
dapat normal kembali, agar dapat
mengatasi kelemahan umum.
Adapun Kriteria hasilnya
adalah menunjukkan adanya
keseimbangan suplai Oksigen,
berpartisipasi dalam aktivitas
sehari-hari.(Doenges 2008:43)
Rencana tindakan yang
penulis susun yaitu:
Evaluasi
laporan kelemahan, perhatikan
ketidakmampuan
untuk
berpartisipasi dalam aktifitas,
berikan lingkungan yang tenang
dan periode istirahat tanpa
gangguan dorong istirahat sebelum
makan, implementasikan tehnik
penghematan
energi,
bantu
ambulasi/ aktifitas lain sesuai
indikasi, kolaburasi : memberikan

Gambaran
Pelaksanaan .....................................................

24

oksigen tambahan. (Doenges


2008:43-47)
Implementasi
yang
dilaksanakan pada tanggal 19-21
september 2011 mengobservasi ku
pasien, memasang tranfusi darah 1
kolf 175 cc, mengajarkan Range of
motion (ROM) pasif pada anak.
Evaluasi yang didapat penulis
selama 2 hari tindakan yaitu S : ibu
pasien mengatakan anaknya
masih terlihat masih lemah. O : KU
sedang, aktifitas masih bisa
dibantu keluarga walau sedikit
sedikit. A: masalah teratasi
sebagian. P: Intervensi dilanjutkan
mengajak terapi bermain.
2. Pembahasan
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal
dari keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari
berbagai
sumber
untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien (Nursalam
2001:17).
Tahap
pengkajian
merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan keperawatan
sesuai kebutuhan individu. Oleh
karena itu pengkajian yang akurat,
lengkap,
sesuai
dengan
kenyataan, kebenaran data sangat
penting dalam merumuskan suatu
diagnoa
keperawatan
dan
memberikan
pelayanan
keperawatan
sesuai
dengan
respon individu sebagaimana yang
telah ditentukan dalam standar
praktik keperawatan dari ANA.
(Handayaningsih 2007:35).
Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 19
september 2011 pada an.M pada
pukul 11.00 WIB, pengkajian
dilakukan
dengan
tehnik
wawancara,
observasi
pemeriksaan
fisik,
serta
pemeriksaan penunjang. Selama

25
2012:22-31

melakukan
pengkajian
tidak
ditemukan hambatan karena
pasien dan keluarga pasien sangat
aktif dan berperan aktif selama
penulis melakukan pengkajian.
Penulis
menyadari
tidak
melakukan pengkajian kekuatan
otot dan kualitas tidur karena
penulis kurang teliti sehingga untuk
mengatasinya hal tersebut penulis
meminta bantuan tim kesehatan
yang lain untuk memberikan data
yang akurat.
b. Diagnosa,
Intervensi,
Implementasi, dan Evaluasi.
1) Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
berhubungan
dengan intake asupan yang
tidak adekuat.
Perubahan
nutrisi
kurang dari kebutuhan adalah
adalah keadaaan dimana
individu
yang
mengalami
kekurangan asupan nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.( Wilkinso 2007:319).
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh adalah intake nutrisi tidak
mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan
metabolik
(Rosernberg
2006:217).
Perubahan Nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh
adalah
keadaan dimana intake nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
metabolisme
tubuh.(Tartowo
2011:66).
Diagnosa ini muncul
didukung data secara teori
yaitu BB dibawah ideal lebih
dari 20 %, melaporkan adanya
intake kurang dari kebutuhan
yang dianjurkan, konjuctiva dan
membran mukosa pucat, lemah
otot
untuk
menelan
/
mengunyah, penurunan BB
dengan
intake
makanan
adekuat (Rosernberg Smith
2006:139), sedang data yang

JKm-U, Vol. IV, No. 11,

ditemukan pada an.M susah


makan, konjunctiva pucat, bila
makan ingin muntah ,makan
habis porsi dari makanan
yang disediakan Rumah Sakit,
berat badan sebelum sakit 22
kg selama sakit 18 kg.
Penulis memprioritaskan
pada urutan pertama karena
menurut hirarki kebutuhan
dasar Maslow pada tingkatan
pertama yaitu menggambarkan
pola penggunaan nutrisi untuk
memperbaiki tanda tanda
perkembangan( Asmadi, 2008:
3-4)
Penulis
menetapkan
rencana tindakan selama 3x24
jam untuk mengatasi masalah
tersebut dengan tujuan nutrisi
tercukupi dengan kriteria hasil
peningkatan nafsu makan, tidak
mengalami tanda malnutrisi,
porsi makan habis.( Doenges
2008:470)
Rencana tindakan yang penulis
susun yaitu :
a)
Kaji riwayat nutrisi,
termasuk makanan yang
disukai dengan rasional
mengidentifikasi
defisiensi nutrisi
b)
Observasi dan catat
makanan pasien dengan
rasional
mengawasi
masukan kalori atau
kualitas makanan
c)
Timbang berat badan
setiap hari dengan
rasional
mengawasi
penurunan berat badan
atau
efektifitas
intervensi nutrisi
d)
Berikan makan sedikit
tapi sering dan atau
makan diantara waktu
makan dengan rasional
makan sedikit dapat
menurunkan kelemahan
dan
meningkatkan

pemasukan
juga
mencegah
distensi
gaster
e)
Observasi dan catat
kejadian mual/ muntah,
flatus dan gejala yang
berhubungan dengan
rasional gejala gastro
intestinal (GI) yang dpat
menunjukkan
efek
anemia (hipoksia) pada
organ
f)
Konsul pada ahli gizi
dengan
rasional
membantu
dalam
membuat rencana diet
untuk
memenuhi
kebutuhan individual
( Doenges 2008:470477)
Implementasi
yang
penulis lakukan tanggal 19-21
september
2011
yaitu:
menyajikan makanan dan
menganjurkan makan sedikit
sedikit
tapi sering, menganjurkan
orangtua memberikan makanan
yang disukai oleh anak tapi
yang tidak pantangan jika
dimakan,
mengobservasi
seberapa sering anak muntah,
memberikan infus DKCl 20 tpm,
memberikan terapi injeksi vit E
1x200 mg, vit C 1x100 mg,
asam folat 1x1 mg, kolaburasi
dengan ahli gizi.
Dalam
pelaksanaan
tindakan
penulis
selalu
melibatkan
keluarga
dikarenakan dengan adanya
orangtua anak diharapkan anak
bisa kooperatif dan tidak rewel
saat
dilakukan
tindakan
keperawatan.
Penulis tidak melakukan
tindakan menimbang berat
badan setiap hari dikarenakan
anak belum menunjukkan

Gambaran
Pelaksanaan .....................................................

26

perubahan
dalam
artian
peningkatan nafsu makan.
Evaluasi
yang
di
dapatkan selama 2 hari
tindakan yaitu Subyektif(S):
Ny.Y mengatakan an.M sudah
mau makan banyak walau tidak
sekaligus habis 1 porsi.
Obyektif(O): Keadaan umum
sedang, Berat Badan kurang
dari
normal
(18
kg).
Assesment(A):
Masalah
Teratasi Sebagian. Planning(P):
Intervensi
dilanjutkan

Pemberian
makanan
tambahan. Pada diagnosa ini
masalah teratasi sebagian
karena untuk meningkatkan
berat badan dibutuhkan waktu
yang lama.Sehingga dalam
waktu 3x24 jam belum bisa
meningkatkan berat badan.
2) Gangguan Pola Istirahat Dan
Tidur Berhubungan Dengan
Hospitalisasi
Gangguan pola tidur
adalah Suatu keadaan ketika
individu
mengalami
atau
mempunyai risiko perubahan
jumlah dan kualitas pola
istirahat yang menyebabkan
ketidaknyamanan
atau
mengganggu gaya hidup yang
diinginkan (Tarwoto,2011:141).
Gangguan pola tidur adalah
Keterbatasan
waktu tidur
secara alami, terus menerus
dalam
periode
kesadaran(Rosernberg.2006:20
3)
Diagnosa ini muncul
didukung data secara teori
yaitu insomnia dalam waktu
lama, mengeluh untuk memulai
tidur, penurunan proporsi tidur
REM, emosi labil, impulsif
(Rosernberg
2006:203),
sedang data yang ditemukan
pada an.M sering rewel karena

27
2012:22-31

kurang tidur, mata sembap,


mudah menangis, terbangun
lebih dini, an.M tampak lemas.
Penulis
menetapkan
rencana tindakan selama 3x24
jam agar pola istirahat dapat
kembali normal.Adapun Kriteria
hasilnya
menunjukkan
perbaikan keadaaan umum
pasien, tidak terlihat mata
sembap, badan tampak bugar.
( Doenges, 2008:628)
Rencana tindakan yang penulis
susun yaitu :
a)
Tentukan
kebiasaan
tidur biasanya dan
perubahan yang terjadi
yang
rasionalnya
mengkaji
perlunya
istirahat dan intervensi
yang tepat
b)
Berikan tempat tidur
yang nyaman dan
beberapa milik pribadi
seperti bantal, guling
yang
rasionalnya
meningkatkan
kenyamanan tidur serta
dukungan
fisiologis/
psikologis
c)
Buat rutinitas tidur baru
yang dimasukkan dalam
pola
lama
dan
lingkungan yang baru
yang rasionalnya bila
rutinitas
baru
mengandung
aspek
sebanyak kebiasaaan
lama,stres dan ansietas
yg berhubungan dapat
berkurang
d)
Dorong
beberapa
aktifitas fisik ringan
selama siang hari, jamin
pasien
berhenti
beraktifitas
beberapa
jam sebelum tidur yang
rasionalnya
aktifitas
siang
hari
dapat
membantu
pasien

JKm-U, Vol. IV, No. 11,

e)

f)

menggunakan
energi
dan siap untuk tidur
malam
Instruksikan
tindakan
relaksasi
yang
rasionalnya membantu
menginduksikan tidur
Kurangi kebisingan dan
lampu yang rasionalnya
memberikan
situasi
yang kondusif untuk
tidur
(Doenges,
2008:628-

633)
Implementasi
yang
penulis lakukan tanggal 19-21
september 2011 yaitu: mengkaji
keadaan
umum
pasien,
manajemen lingkungan yang
nyaman, bantu pasien dengan
posisi yang nyaman dengan
memodifikasikan
lingkungan
rumah sakit
Dalam pelaksanaan
tindakan
penulis
selalu
melibatkan
keluarga
dikarenakan dengan adanya
orangtua anak diharapkan anak
bisa kooperatif dan tidak rewel
saat
dilakukan
tindakan
keperawatan.
Penulis tidak melakukan
tindakan mengatur jadwal
istirahat dikarenakan anak tidur
saat suasana di ruang sepi dan
saat anak kelelahan dengan
aktifitasnya sehingga untuk
mengatasinya
penulis
berkolaborasi dengan ruangan
untuk mendisiplinkan jadwal
besuk.
Evaluasi yang kami
lakukan pada tanggal 22
september 2011 adalah adalah
S: ibu pasien mengatakan
anaknya sudah tidur dengan
nyenyak. O: Wajah anak
tampak lebih segar, siang tidur
2-4 jam, sedang tidur malam

8-9 jam A: masalah teratasi.


P: Intervensi dipertahankan.
3)

Intoleransi
Aktivitas
Berhubungan
Dengan
Kelemahan Fisik
Intoleransi
aktivitas
adalah ketidakcukupan energi
secara fisiologis/ psikologis
dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari yang dibutuhkan/
diperlukan
(Rosernberg
2006:1). Intoleransi aktivitas
adalah
Kondisi
dimana
seseorang
mengalami
penurunan energi fisiologis dan
psikologis untuk melakukan
aktivitas sehari-hari (Tarwoto,
2011:130). Intoleransi aktivitas
adalah penurunan dalam
kapasitas psikologis seseorang
untuk melakukan aktivitas
sampai tingkat yang dibutuhkan
atau diperlukan( Carpenito
2000:409)
Diagnosa ini muncul
didukung data secara teori
yaitu laporan verbal: kelelahan
dan
kelemahan,
respon
terhadap
aktivitass
menunjukkan nadi abnormal,
perubahan EKG menunjukkan
aritmia/disritmia, dispneu dan
ketidaknyamanan yang sangat
(Rosernberg Smith 2006:1),
sedang data yang ditemukan
pada an.M merasa lemas,
mudah lelah, wajah pucat Hb
=8,0 g/dl,aktivitas dibantu
keluarga.
Penulis
menetapkan
rencana tindakan selama 3x24
jam agar dapat mengatasi
kelemahan
umum.Adapun
Kriteria
hasilnya
adalah
menunjukkan
adanya
keseimbangan suplai Oksigen,
berpartisipasi dalam aktivitas
sehari-hari. (Doenges, 2008:43)

Gambaran
Pelaksanaan .....................................................

28

Rencana tindakan yang penulis


susun yaitu :
a) Evaluasi
laporan
kelemahan,
perhatikan
ketidakmampuan untuk
berpartisipasi
dalam
aktifitas dengan rasional
efek thalasemia, dan
kemoterapi
mungkin
kumulatif.
b) Berikan lingkungan yang
tenang
dan
periode
istirahat tanpa gangguan.
Dorong istirahat sebelum
makan dengan rasional
menghemat energi untuk
aktifitas dan regenerasi
seluler
c) Implementasikan tehnik
penghematan
energi,
bantu ambulasi/ aktifitas
lain
sesuai
indikasi
dengan
rasional
memaksimalkan sediaan
energi
untuk
tugas
perawatan diri.
d) Kolaburasi : memberikan
oksigen
tambahan
dengan
rasional
memaksimalkan sediaaan
oksigen untuk kebutuhan
seluler.
(Doenges, 2008:43-47)
Implementasi
yang
penulis lakukan tanggal 19-21
september
2011
yaitu:
mengobservasi keadaan umum
klien, mengkaji kemampuan
klien melakukan aktivitas, beri
lingkungan
yang
tenang,
mengajarkan gerakan Range of
Motion
(ROM)
pasif,
memasang tranfusi darah RBC
1 kolf 175 cc
Dalam
pelaksanaan
tindakan
penulis
selalu
melibatkan
keluarga
dikarenakan dengan adanya
orangtua anak diharapkan anak
bisa kooperatif dan tidak rewel

29
2012:22-31

saat
dilakukan
tindakan
keperawatan.
Adapun tindakan yang
tidak sesuai dengan rencana
keperawatan tapi dilakukan
adalah mengajarkan ROM pasif
ini dilakukan agar anak tidak
kaku saat menggerakkan
tangan
dan
kakinya
dikarenakan selama sakit anak
hanya tiduran ditempat tidur
dan kadang kadang digendong
orangtua. Sedang tindakan
yang tidak kami lakukan tapi
dituliskan di rencana adalah
memberikan oksigen tambahan
dikarenakan anak tidak merasa
sesak napas.
Evaluasi yang penulis
lakukan tanggal 22 september
2011 adalah S: ibu pasien
mengatakan anaknya masih
terlihat masih lemah. O:
Keadaan Umum sedang,
aktifitas masih bisa dibantu
keluarga walau sedikit sedikit,
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Intervensi dilanjutkan
Mengajak terapi bermain.
Dalam pembuatan karya
tulis yang berjudul asuhan
keperawatan anak dengan
gangguan
hematologi:
thalasemia
penulis
mendapatkan kekuatan dan
kelemahan. Kekuatan tersebut
adalah : dalam melakukan
tindakan keperawatan keluarga
dan pasien melaksanakan apa
yang disarankan oleh perawat
serta dapat diajak kerja sama.
Kelemahan : pasien kadang
susah jika di ajak komunikasi.
Untuk menangani hal tersebut,
penulis melibatkan keluarga
dalam berkomunikasi dengan
anak mulai dari tahap
pengkajian, implementasi dan
evaluasi keperawatan.

JKm-U, Vol. IV, No. 11,

D. Simpulan dan Saran


1. Simpulan
Setelah penulis menguraikan
dalam berbagai hal yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada An.
M dengan thalasemia sejak tanggal 19
sepetember
2011 sampai 21
september 2011 di Bangsal Melati 2
RSUD Dr. Moewardi Surakarta, maka
penulis menyimpulkan:
a. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari
senin tanggal 19 september 2011
pada pukul 11.00 WIB didapat data
pasien nama An. M umur 6 tahun.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditegakkan
berdasar data yang diperoleh ada
tiga, yaitu: perubahan pola nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
intake
asupan yang tidak adekuat,
gangguan pola istirahat dan tidur
berhubungan dengan hospitalisasi,
intoleransi aktifitas berhubungan
dengan kelemahan,
c. Implementasi
Tindakan yang dilakukan oleh
penulis pada diagnosa pertama
antara lain: menyajikan makanan
dan menganjurkan makan sedikit
sedikit tapi sering, menganjurkan
orangtua memberikan makanan
yang disukai oleh anak tapi yang
tidak pantangan jika dimakan,
mengobservasi seberapa sering
anak muntah, memberikan infus
Dkcl 20 tpm, memberikan terapi
injeksi vit E 1x200 mg, vit C 1x100
mg, asam folat 1x1 mg, kolaburasi
dengan ahli gizi. Pada diagnosa
kedua antara lain: mengkaji
keadaan
umum
pasien,
manajemen lingkungan yang
nyaman, bantu pasien dengan
posisi yang nyaman dengan
memodifikasikan lingkungan rumah
sakit. Sedang pada diagnosa
ketiga: mengobservasi keadaan
umum klien, mengkaji kemampuan

klien melakukan aktivitas, beri


lingkungan
yang
tenang,
mengajarkan gerakan Range of
Motion (ROM) pasif, memasang
tranfusi darah RBC 1 kolf 175 cc.
d. Evaluasi
Diagnosa yang sudah teratasi ada
1, sedangkan yang belum teratasi
ada 2 yaitu perubahan pola nutrisi
kurang dari kebutuhan dan
intoleransi aktifitas. Ini belum
teratasi karena pada diagnosa
pertama anak belum menunjukkan
peningkatan nafsu makan dan BB
masih kurang dari normal l(18 kg)
sehingga
dilakukan
rencana
tindakan lebih lanjut yaitu
pemberian makanan tambahan.
Untuk diagnosa ketiga anak anak
masih terlihat lemah dan aktifitas
masih dibantu keluarga sehingga
dilakukan rencana tindakan lebih
lanjut yaitu mengajak terapi
bermain.
e. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan
dilakukan selama tiga hari oleh
penulis sesuai shift yang diberikan
oleh RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
2. Saran
a. Bagi keluarga
Keluarga dapat mengerti tentang
penyakit thalasemia dan mengerti
tentang
pengobatan
yang
dilakukan.
b. Bagi perawat
Sebagai informasi yang penting
dan tambahan pengetahuan bagi
perawat
dalam
memahami
konsep diri anak yang menderita
thalasemia
serta
dapat
memberikan motivasi kepada
anak yang menderita thalasemia
untuk
dapat
meningkatkan
konsep diri yang positif .
c. Bagi Instansi Rumah Sakit
Agar dapat digunakan sebagai
masukan dalam melaksanakan

Gambaran
Pelaksanaan .....................................................

30

asuhan keperawatan pada anak


dengan thalasemia, serta dapat
meningkatkan mutu atau kualitas
pelayanan kesehatan pada klien.
d. Bagi Instansi Pendidikan
Agar dapat digunakan sebagai
wacana dan pengetahuan tentang
perkembangan ilmu keperawatan
terutama kajian pada anak
dengan thalasemia.
e. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan,
pemahaman, dan pendalaman
tentang perawatan pada anak
dengan thalasemia.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. 2006. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta. EGC.
Cecily, L. Betz., Asowden Linda. 2002. Buku
Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta.
EGC.
Dewi Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta. Salemba Medika

Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi


dan Anak, Salemba Medika. Jakarta.
Riyadi Sujono dan Suharsono. 2010. Asuhan
Keperawatan Pada Anak Sakit.
Yogyakarta. Gosyen Publishing.
Rosernberg Martha Graft dan Smith Kelly.
2010. Nanda Diagnosa Keperawatan: Definisi
dan Klafikasi. Yogyakarta. Digna Pustaka.
Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada
Anak, Edisi ke-2. Salemba Medika.
Jakarta.
Tarwoto,Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan
Salemba Medika, Jakarta..
Wilkinson Judith M. 2007. Buku Saku
Diagnosis Keperawatan: dengan
Intrvensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.
Terjemahan Widyawati et.al. Jakarta.
EGC.
Wong Donna L. 2004. Pedoman Klinis
Keperwatan Pediatrik. Edisi 4
Terjemahan Monica Ester. Jakarta.
EGC.

Doenges, E. Mariliynn dan Moorhouse Mary


Frances. 2008. Rencana Asuhan
Keperawatan:
Pedoman
untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Edisi 3 Terjemahan
I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati.
Jakarta. EGC.
Handayaningsih Isti. 2007. Dokumentasi
Keperawatan: DAR. Yogyakarta.
Mitra Cendika Press.
Ismira

Lutfia.
2008.
http://www.beritasatu.com/mobile/nasi
onal/51654-ri-tergolong-negaraberisiko-tinggi-thalasemia.html

Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit, Edisi


ke-2.. EGC. Jakarta.

31
2012:22-31

JKm-U, Vol. IV, No. 11,

Anda mungkin juga menyukai