Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPETISI 1B

POLA INTERAKSI TUMBUHAN


KOMPETISI
T. Vera 1514100006, I.D. Rahmawati
1514100018,
Herlambang
1514100024,
H.M. Perwitasari
Jl. Arief
RahmanM.R.
Hakim,
Surabaya
60111 Indonesia
1514100038,
A.N.
Fitria 1514100062
e-mail:
rajibherlambang048@gmail.com

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Abstrak konsep dimana terdapat dua spesies pada


suatu populasi yang bersaing untuk memperebutkan sumber
yang sama namun sumber tersebut tersedia terbatas. Ada dua
macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu
intraspesifik dan interspesifik. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui dan memahami prinsip serta
pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan tanaman. Metode
yang digunakan pada praktikum ini yaitu preparasi
perkecambahan dan uji kompetisi. Tanaman yang digunakan
adalah Kacang Kedelai (Glycin max L.) dan Kacang Panjang
(Vigna ungucuilata) dengan menggunakan tiga pot pengulangan
pada tiap tipe kompetisi. Jumah tanaman yang digunakan
untuk Intraspesies adalah 6 tanaman tiap pot, dan untuk
interspesies adalah perbandingan 3:3. Hasil yang di dapatkan
yaitu pertumbuhan tanaman intraspesifik tinggi dan lebar
daunnya tidak melebihi tanaman interspesifik hal ini
dikarenakan pada tanaman intraspesifik membutuhkan nutrisi
lebih banyak pada sumber nutrisi yang sama.
Kata Kunci : Glycin max L, Kompetisi, Interspesisik,
Intraspesifik, Vigna ungucuilata

ruang yang cukup untuk memaksimumkan kerjasama dan


meminimumkan kompetisi.
Pengaturan jarak tanam atau populasi tanaman
mempengaruhi tingkat kompetisi antar tanaman terhadap
faktor pertumbuhan. Jarak tanam yang rapat mengakibatkan
tingkat kompetisi lebih tinggi, sehingga akan terdapat
tanaman yang pertumbuhannya terhambat, baik karena
ternaungi oleh tanaman sekitarnya ataupun karena kompetisi
tanaman tersebut dalam mendapatkan air, unsur hara dan
oksigen. Persaingan yang terjadi pada kepadatan tanaman
(populasi) tinggi adalah adanya kompetisi antar tanaman itu
sendiri. Kuantitas faktor pertumbuhan yang di peroleh
tanaman dalam selang waktu tertentu ditentukan oleh
kekuatan kompetitifnya. Individu dengan daya kompetisi
lebih besar akan tumbuh dengan lebih baik. Faktor
lingkungan yang sesuai akan berpengaruh baik terhadap
pertumbuhan tanaman yang berarti meningkatkan daya saing
tanaman tersebut [3].
II.METODOLOGI

I. PENDAHULUAN
Kompetisi merupakan suatu konsep dimana terdapat dua
spesies pada suatu populasi yang bersaing untuk
memperebutkan sumber yang sama namun sumber tersebut
tersedia terbatas. Ada dua kemungkinan hasil kompetisi
antara spesies dalam lingkungan yang sama, pesaing yang
lebih lemah akan punah atau salah satu spesies akan cukup
mampu menggunakan sumber kebutuhan lain. Jika densitas
populasi meningkat dan setiap anggota populasi mempunyai
kepentingan yang sama terhadap suatu sumber yang terbatas,
akibatnya angka kematian meningkat, kelahiran menurun
sehingga angka pertumbuhan populasi pun menurun [1].
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang
satu dengan yang lainnya. Ada dua macam interaksi
berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesifik dan
interspesifik. Interaksi interspesifik adalah hubungan yang
terjadi antara organisme yang berasal dari satu spesies,
sedangkan interaksi intraspesifik adalah hubungan antara
organisme yang berasal dari spesies yang berbeda [2].
Kompetisi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman. Semakin
dewasa tanaman, maka tingkat kompetisinya semakin
meningkat hingga suatu saat akan mencapai klimaks
kemudian akan menurun secara bertahap. Saat tanaman peka
terhadap kompetisi, hal itu disebut dengan periode kritis.
Ketika dua atau lebih jenis tanaman tumbuh bersamaan akan
terjadi interaksi, masing masing tanaman harus memiliki

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada tanggal 18 Maret 2016
selama 14 hari. Bertempat di greenhouse yang terletak
pada koordinat -7.285818, 112.793988 dan Laboratorium
Ekologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya.

Gambar 1. Peta Lokasi Institut Teknologi Sepuluh


Nopember
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
timbangan dan sprayer. Bahan yang digunakan yaitu biji
kacang kedelai (Glycine max), biji Kacang Panjang (Vigna
ungucuilata), tanah, pupuk organik, form tabel data
pengamatan harian,alat ukur atau penggaris, milimeter book,
benang woll, kertas label, sprayer, nampan dan polybag.

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPETISI 1B


C. Prosedur Kerja Langkah
Cara kerja pada praktikum ini yaitu menyiapkan preparasi
dan perkecambahan. Sebelum di kecambahkan, biji tanaman
direndam dengan air selama 24 jam untuk memecah masa
dorman. Selanjutnya biji dikecambahkan pada nampan
dengan tanah sebagai medium perkecambahan. Kemudian
dilakukan uji kompetisi pada polybag dengan media tanam
berupa campuran tanah dan kompos dengan perbandingan
3:1. Setelah muncul dua daun pertama, biji hasil
perkecambah dipindahkan atau ditanam pada polybag dengan
jarak tanam seragam berselingan. Untuk kompetisi
intraspesifik digunakan satu jenis spesies tanaman yaitu
kacang kedelai (Glycine max) sedangkan kompetisi
interspesifik digunakan 2 jenis spesies tanaman yaitu kacang
kedelai (Glycine max) dan Kacang Panjang (Vigna
ungucuilata) dengan perbandingan yang telah ditentukan.
Masing masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga
satu kelompok praktikum memiliki 6 polybag yang diamati.
Masing masing tanaman diukur pertumbuhan vegetatifnya
(tinggi tanaman dan luas daun terlebar) setiap 2 hari sekali
selama 14 hari. Data pengamatan dicatat dalam lembar tabel
pengamatan harian.
III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

2
Selama hidup tumbuhan memiiki interaksi dengan
lingkungannya. Dimana pada lingkungan tersebut terdapat
pula macam-macam tumbuhan lain. Pola interaksi yang ada
pada tumbuhan antara lain, simbiosis meliputi parasitisme,
mutuallisme dan komensalisme. Parasitisme adalah simbiosis
antara tumbuhan inang dan parasit, dimana parasit
mengambil nutrisis atau keuntungan dari tumbuhan inang
serta memberi pengaruh negatif terhadap tumbuhan inang.
Mutualisme adalah simbiosis antara dua tumbuhan yang
saling menguntungkan satu sama lain, dan komensalisme
dimana salah satu spesies diuntungkan dan spesies tidak
dirugikan. Interaksi lain adalah amensalisme, dimana suatu
spesies memngeluarkan zat alelokemis yang menghambat
metabolisme dari spesies lain [1]. Interaksi selanjutnya
adalah kompetisi di mana antara spesies satu dan lainnya
saling berinteraksi memperebutkan nutrisi untuk tumbuh.
Pada interaksi antar tanaman terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi. Salah satu faktornya adalah tingkat
kebutuhan suatu tanaman terhadap nutrien tertentu, jarak
tanam antar spesies, suhu, air, unsur hara dan intensitas
cahaya [3]. Jenis tanaman yang ditanam pada satu tempat
juga mampu meningkatkan kompetisi antar keduanya,
dimana salah satu tanaman memiliki kemampuan menyerap
unsur hara lebih optimal dengan jangkauan akar yang luas,
dan tanaman lain kurang mampu bersaing.

3.1 Fungsi Perlakuan

3.3 Kompetisi

Pada praktikum Pengaruh Interaksi Kompetisi terhadap


pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna unguiculata) dan
Kacang Kedelai (Glycin max L.) terdapat beberapa perlakuan.
Percobaan satu untuk kompetisi intraspesies digunakan
tanaman kedelai sebagai tanaman uji. Kedelai merupakan
tanaman palawija yang memiliki kadar protein tinggi dan
masa tumbuhnya relatif singkat [4]. Sedangkan untuk
Interspesies digunakan kacang panjang karena menurut
Bertolli [5] kacang panjang memiliki kemampuan menyerap
air lebih baik jika dibandingkan dengan kacang kedelai.
Penanaman dalam satu pot untuk kedua tanaman uji coba
diberikan jara yang teratur, dengan tujuan memberikan ruang
bagi akar masing-masing tanaman uji untuk memnyerap
unsur hara dari tanaman sehingga hasil metabolisme yang
tersimpan lebih optimal [6]. Pengukuran yang dilakukan
setiap hari berguna untuk mengontrol dampak dari kompetisi
masing-masing tanaman uji. Pemindahan tanaman semai ke
dalam pot juga harus pada waktu yang sama, karena
pemindahan mempengaruhi kesiapan organ akar tanaman
dalam mencari nutruisi bagi tumbuhan [3].
Penanaman terus dikontrol hingga hari ke 14, dimana
pada usia 14 hari setelah penyemaian tumbuhan uji telah
melakukan metabolisme yang cukupp dan sudah dapat
diukur. Dari tanaman uji, diambil data tinggi tanaman dan
luasan daun. Kemudian aa saat panen dilakukan
penimbangan berat basah dan berat kering. Pengeringan dan
penimbangan biomassa juga merupakan metode mencari data
pengaruh kompetisi terhadap pertubuhan dari kacang kedelai
dan kacang panjangg, baik secara interspesies ataupun
intraspesies.

Terjadinya kompetisi suatu organisme dengan organisme


lainnya itu dapat terjadi karena adanya persaingan dalam
mendapatkan sinar manatahari, unsur hara, air, udara dan
dalam mendapatkan ruang untuk tumbuh dan berkembang
sehingga untuk mendapatkan semua kebutuhan yang
diperlukan oleh tanaman itu harus ada persaingan antara satu
sama lain dalam suatu tempat tumbuh yang sama. Karena
adanya persaingan antara suatu individu atau lebih dalam
kompetisi ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu pesaing
yang lemah dalam kompetisi tersebut akan punah atau salah
satu spesies yang hidup bersamaan sengan spesies lain akan
mampu mempertahankan hidupnya dengan mendapatkan
suplay berupa sumber hara dan sumber kebutuhan lain yang
sedikit [1].

3.2 Pola Interaksi Tumbuhan

Kompetisi
dapat
dibedakan
menjadi
kompetisi
interspesifik, intraspesifik dan interplan. Kompetisi
intraspesifik itu merupakan persaingan antar organisme yang
sama dalam lahan dan waktu yang sama. Kompetisi
interspesifik adalah setiap kompetisi yang mempunyai
pengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bagi tumbuhan lainnya, kompetisi akan
membawa ke pemisahan ekologi dari suatu jenis yang serupa
atau sering disebut dengan larangan kompetisi. Secara
serempak kompetisi menghasilkan banyak seleksi adaptasi
yang meningkatkan kehidupan bersama dalam suatu
organisme yang beranekaragam yang berbeda di suatu
wilayah tertentu [7]. Kompetisi interplan merupakan
persaingan antara organ vegetatif atau organ generatif dalam
tubuh suatu tanaman, Akibatnya adalah perbedaan tinggi
batang, perbedaan jumlah daun, dan diameter lateral akar.
Dengan demikian juga akan berpengaruh terhadap
pembentukan karakter maupun dalam kemampuan untuk
memproduksi buah, tidak seperti tanaman yang berbeda

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPETISI 1B

spesies, tanaman spesies yang sama memiliki kebutuhan


yang sama antara satu dengan yang lainnya [8].
Ada beberapa faktor dari kompetisi yaitu seperti
keterbatasan tempat, keterbatasan bahan makanan, pengaruh
lingkungan, dan yang lainnya, spesies-spesies itu mengalami
persaingan. Persaingan itu terjadi untuk mempertahankan
kehidupan, melestarikan jenisnya, dan bisa saja untuk alasanalasan lainnya. Seperti spesies makhluk hidup saling
berinteraksi antar individu maupun antar populasi [9]. Hal
diatas ditunjang dengan faktor terjadinya kompetisi adalah
keterbatasan faktor pertumbuhan (air, hara dan cahaya).
Pertumbuhan tanaman mengalami kemunduran jika terjadi
penurunan ketersediaan satu atau lebih faktor. Kekurangan
hara dalam suatu lahan bisa terjadi karena rendahnya
kesuburan tanah atau karena kehilangan unsur hara dalam
jumlah yang besar pada lahan tersebut, misalnya karena
penguapan atau pencucian. Kekurangan air terjadi karena
daya penyimpanan air yang rendah, distribusi curah hujan
yang tidak merata atau proses kehilangan air (aliran
permukaan) yang cukup besar. Ada 2 grafik yang
menggambarkan kompetisi yaitu [10]

Sebenarnya yang ingin dilihat disini adalah faktor


yang mempengaruhi kompetisi intraspesies yaitu jarak
tanaman, dimana jarak yang sempit antar tanaman pada
suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat
makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak
mencukupi bagi pertumbuhan tanaman [11]. Pada kelompok
3B dengan perbandingan jumlah tanaman 3:3 dan kelompok
4B dengan perbandingan jumlah tanaman 3:2 berarti jarak
tanaman kelompok 4B lebih lebar dibanding dengan jarak
tanaman kelompok 3B, sehingga tinggi batang tanaman
kelompok 4B seharusnya lebih tinggi dibanding dengan
kelompok 3B. Akan tetapi bersadarkan grafik tersebut terlihat
bahwa tinggi batang pada kelompok 3B lebih besar dibanding
dengan kelompok 4B baik pada ulangan ke 1,2, maupun 3.
Hal ini tidak sesuai dengan pustaka yang ada. Jenis tanaman
yang sama pada kompetisi intra spesies memungkinkan
persaingan yang lebih tinggi dibanding dengan interspesies
hal ini dikarenakan kebutuhan akan nutrisi juga sama, baik
cahaya matahari, air, mineral, dan unsur hara di dalam tanah
[12] . Mineral nutrisi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil tanaman, menyebabkan modifikasi sekunder pada
pertumbuhan, morfologi, anatomi dan komponen kimia [13].
B. Grafik Luas Daun

Pada gambar A terjadi kemungkinan adanya 2 spesies


tumbuh bersamaan atau salah satu mengalami kepunahan
bila ada keterbatasan daya dukung lahan dan pada gambar B
terdapat spesies a dan spesies b, pada spesies b terjadi
kepunahan dan pada spesies a masih mampu menimba
sumber alam yang semakin menipis.
3.3.1 Kompetisi Intraspesies
A. Grafik Tinggi Batang

Sama halnya dengan variabel tinggi tanaman, faktor yang


yang ingin dilihat di sini yang mempengaruhi kompetisi
intraspesies adalah jarak tanaman. Pada kelompok 3B dengan
perbandingan jumlah tanaman 3:3 dan kelompok 4B dengan
perbandingan jumlah tanaman 3:2 berarti jarak tanaman
kelompok 4B lebih lebar dibanding dengan jarak tanaman
kelompok 3B, sehingga luas daun tanaman kelompok 4B
seharusnya lebih besar dibanding dengan kelompok 3B. Akan
tetapi bersadarkan grafik tersebut terlihat bahwa luas daun
pada kelompok 3B lebih besar dibanding dengan kelompok

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPETISI 1B

4B baik pada ulangan ke 1,2, maupun 3. Hal ini tidak sesuai


dengan pustaka yang ada.
3.3.2 Kompetisi Interspesies
A. Grafik Tinggi Batang

Dari pengamatan data di atas diatas dapat disimpulkan


bahwa luas daun pada tanaman kacang kedelai: kacang
panjang (3:3) memiliki hasil rata-rata 5,16 mm 2 untuk
kacang kedelai dan rata-rata 2,86 mm 2 untuk kacang panjang
sedangkan pada (3:2) memiliki hasil rata-rata 2,83 mm 2
untuk kacang kedelai dan rata-rata 2,79 mm 2 untuk kacang
panjang. Dari pengamatan tersebut dapat disebut juga terjadi
penyimpangan karena luas daun kacang kedelai memiliki
luas daun yang lebih luas daripada luas daun kacang panjang.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyebutkan
bahwa kacang panjang memiliki daya serap air dan
ketahanan yang lebih baik daripada kacang kedelai [5],
sehingga jikadilakukan suatu uji kompetisi maka tingkat
pertumbuhan dari kacang panjang lebih baik dari kacang
kedelai.

Dari hasil pengamatan data di atas dapat disimpulkan


bahwa tinggi batang pada tanaman kacang kedelai: kacang
panjang (3:3) memiliki hasil rata-rata 30,67cm untuk kacang
kedelai dan rata-rata 29cm untuk kacang panjang sedangkan
pada (3:2) memiliki hasil rata-rata 28,47cm untuk kacang
kedelai dan rata-rata 29,03cm untuk kacang panjang. Dari
hasil yang didapatkan tersebut pada tanaman kacang kedelai :
kacang panjang perbandingan 3:3 terjadi penyimpangan, di
mana harusnya tanaman kacang panjang dapat tumbuh
dengan baik dibandingkan dengan tanaman kedelai apalagi
dalam satu area media tanam. Kacang kedelai
pertumbuhannya akan lebih lambat daripada pertumbuhan
kacang panjang karena tanaman kacang panjang memiliki
kemampuan menyerap air lebih baik dari kacang kedelai dan
memiliki ketahanan yang lebih baik dari kacang kedelai [5].
B. Grafik Luas Daun

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan interaksi
kompetisi baik interspesies maupun intraspesies memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan suatu tanaman. Kompetisi
interspesies memiliki efek yang terlihat jelas bahwa salah
satu tumbuhan dapat mendominasi tumbuhan jenis lain, hal
ini bisa dikarenakan karenakemampuan masing-masing dari
tanaman tersebut atau berasal dari faktor-faktor yang lain.
Sedangkan pada interaksi kompetisi intraspesies, tidak terjadi
dominasi suatu spesies tertentu, di mana rata-rata
pertumbuhan hampir sama. Namun mungkin terdapat
beberapa perbedaan tingkat pertumbuhan yang bisa
disebabkan karena perbedaan kualitas benih tersebut atau
pola penyusunan tanaman.
.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Campbell, N.A., J.B Reece and L.A Urry. BIOLOGI edisi kedelapan jilid
3. Jakarta: Erlangga. (2008)
[2] Elfidasari, D. Jenis Interaksi Intraspesifik dan interspesifik Pada Tiga Jenis
Kuntul Saat Mencari Makan Di Sekitar Cagar Alam Pulau Serang Dua,
Provinsi Banten . Jurnal Biodiversitas. Vol 8 :266-269. (2007)
[3] Firmansyah, Ferry., Tino M. Anngo., Aos M.Akyas. Pengaruh Umur
Pindah Tanam Bibit Dan Populasi Tanaman Terhadap Hasil Dan
Kualitas Sayuran Pakcoy (Brassica campestris L., Chinensis group) yang
Ditanam Dalam Naungan Kasa Di Dataran Medium. Vol 20 (3) : 216-224.
(2009).
[4] Purcell,
L.
C.,
Salmeron
M.,
Ashclock,L.
Chapter 2 Arkanasas Soybean Production Handbook-MP197. Litle
Rock, AR : University of Arkansas Cooperative Extension Service. pp. 1-8.
( 2014.)

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPETISI 1B


[5] Bertolli S. C., G. L. Rapchan. G. M. Souza. Photosynthetic limitation
caused by different rates of water-deficit induction in Glycine max and
Vigna unguiculata. Journal Photosynthetica. Vol. 50. (3) pp. 329-336.
(2012)
[6] Putra, A. G. D. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Kanndang Ayam
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
di Lahan Kering Beriklim Basah. Ganeve Swara Vol.4(1) (2010)
[7] Odum, P.E. Basic Ecology. USA: Sounders Collage Publishing (2000)
[8] Weafer, T.E and Fredic, E. Clements. Plant Ecolgy. 6th Edition MC. New
York : Grow-hill Book Company (2006)
[9] Rahardi, R., dan G. Dwirahayu. Model kompetisi dua spesies. Jurnal
Algoritma Vol 2(2) (2007)
[10] Hairiah, Kurniatun. Suprayogo, D. Noordwijk, M.V. Interaksi antara
pohon-tanah-tanaman semusim: Kunci keberhasilan atau kegagalan dalam
sistem agroforestri. Jurnal Agroforestri tropic (2001)
[11] Wirakusumah, S. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas.
Jakarta : UI-Press (2003)
[12] Clark GL. Elementos de Ecologia. Omega. Barcelona, Espaa. 534 pp
(1971)
[13] Marschner H. Ion uptake mechanisms of individual cells and root: shortdistance transport. Ch. 2 In Mineral Nutrition of Higher Plants. London:
Academic Press. pp. 06-78 (1995)

Anda mungkin juga menyukai