Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Diantara tumbuh-tumbuhan rendah (bersahaja), maka golongan


ganggang (alga) dan golongan jamur merupakan kelanjutan dari golongan
bakteri, apakah golongan itu langsung menjadi lanjutan golongan bakteri
ataukah jamur yang menjadi kelanjutan langsung dari bakteri, hal ini
sangat sukar di tentukan. Peninjauan secara morfologi dan fisiologi
menemukan suatu golongan bakteri yaitu ordo Chlaydobacteriales, yang
dapat dipandang sebagai pangkal pertumbuhan golongan ganggang, hal
ini dapat diketahui sifat-sifatnya mengenai adanya lapisan lendir yang
menyelubungi tubuh organisme tersebut, akan tetapi pembiakannya
dengan menggunakan konidia itu lebih mengenakan kepada sifat jamur.
Ordo Actinomycetales dan Myxobalteriales sebaliknya, mempunyai
ciri-ciri yang terang sekali kedapatan kembali pada golongan jamur
mikrobanya mengenai bentuk benang yang dapat disebut Miselium,
kemudian

ciri

fisiologi

mengenai

kehidupannya

sebagai

makhluk

heterotrof.
Ada juga suatu fenomena yang menyebabkan orang menganggap,
bahwa jamur itu sebenarnya gangguan yang kehilangan klorofil. Hal ini
jelas

nampak

pada

golongan

gangguan

ganggang

hubungannya dengan jamur ganggang phycomicetes.

hijau

dalam

Selanjutnya golongan jamur itu demikian luasnya, sehingga


penguasaannya di bidang ilmu pengetahun memerlukan keahlian
tersendiri, bidang itu disebut mikologi. Hanya jamur-jamur tingkat rendah
(mikro fungi) masuk bidang mikrobiologi. (Dwidjoseputro, 2008).
Maksud Percobaan
Untuk mengetahui morfologi dan pertumbuhan kapang dan khamir
Tujuan Percobaan
Untuk

mengenal

morfologi

jamur

secara

hidroskopik

dan

mengamati morfologi jamur nasi, jamur roti, jamur kelapa dan jamur
jagung dengan ditetesi menggunakan Mhethylen Blue (MB) kemudian
diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x
Prinsip Percobaan
Identifikasi kapang dan khamir yang digunakan dengan mikroskop
dengan menggunakan Methylen Blue (MB) sebagai larutan yang berfungsi
sebagai memperjelas penampakan bentuk kapang dan khamir

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas
Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya (sumber karbon dan energi). Bila
sumber nutrisinya tersebut diperoleh dari bahan organik mati, maka
fungi tersebut besifat saprofit. Fungi saprofit mendekomposisi sisa
tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya menjadi zat
yang lebih sederhana. Beberapa fungi dapat bersifat parasit dengan
memperoleh senyawa organik dari organisme hidup. Dalam hal ini,
fungi bersifat merugikan, karena menimbulkan penyakit pada manusia,
hewan dan tumbuhan.
Ilmu yang mempelajari

fungi

disebut

mikologi.

Ilmu

ini

mempelajari struktur sebagai dasar identifikasi dari tahap seksual daur


hidupnya. Pada fungi ada dua istilah, yaitu kapang (Mold) yang
merupakan fungi yang berfilamen multiseluler, dan khamir (yeast) yaitu
bentuk fungi yang berupa sel tunggal dengan pembelahan sel melalui
pertunasan.
Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler) tidak
berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela dan berukuran
lebih besar dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisar 1-5 mm dan
panjang berkisar 5-30 mm.
Pada kapang, tubuh kapang (thaluus) dibedakan menjadi dua
bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan

beberapa filamen yang disebut hifa, bagian dari hifa yang berfungsi
mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagia hifa yang
berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa produktif atau hifa udara.
(Pratiwi, 2008).
Kapang pada umumnya adalah organisme yang berbentuk
benang,

multiseluler,

tidak

berklorofil

dan

dalam

mempunyai

diferensiasi dalam jaringannya. Namun ada bebrapa yang terdiri atas


satu sel (uniseluler). Peran jamur sangat luas, ada yang merugikan dan
ada pula yang menguntungkan.
Banyak kapang atau jamur digunakan dalam industri fermentasi,
seperti

pembuatan

asam-asam

organik,

pembuatan

antibiotika,

pembuatan alkohol dan sebagainya. Sebagai kapang atau jamur yang


digunakan untuk memberi rasa pada keju yang baik. (Requefort
Commbert dan Brie) dan lainnya sepeti penicillum Chrysogenum,
adalah sumber antibiotika penisilin.
Penyebaran jamur atau kapang di alam sangat luas, jamur
terdapat dalam tanah, buah-buahan, bahan makanan seperti saprofit
dan ada yang bersifat parasit pada tanaman dan manusia. (Natsir,
2008).
Bagian terbesar suatu kapang secara potensial mampu untuk
tumbuh dan berkembangbiak secara alamiah. Cendawan berkembang
biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan,
dapat juga secara seksual dengan peleburan nukleus dari dua sel
induknya.
Spora aseksual berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk
dalan jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual yaitu

Konidiospora atau konidium, sporangiospora, oidium atau atrospora,


klamidospora dan blastospora.
Spora seksual, yang dihasilan dari peleburan dua nukleus
terbentuk lebih jarang, lebih kemudian, dan dalam jumlah yang lebih
sedikit dibandingkan dengan spora aseksual. Ada beberapa tipe spora
seksual yaitu akspora, basidiospora, zigospora, dan oaspora. (Michael,
2007).

B. Uraian Jamur
1. Jamur Kelapa (Culvularia lunata)
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi
: Ascomyceta
Class
: Evascomyceter
Ordo
: Pleosporales
Family
: Pleosporaceae
Genus
: Culvulara
Spesies : Cuvularia lunata
Morfologi
Jamur Culvularia lunata merupakan salah satu patogen
tumbuhan yang menyerang berbagai tumbuhan budidaya, anggota
Ascomyter ini memiliki spektrum target yang luas, baik tumbuhan
monokotil maupun dikotill. Tanaman budidaya yang biasa di
serangnya berbagai macam seperti kelapa dan enau, kaktus, serta
beberapa tanaman buah-buahan. (Karmana, 2006).
2. Jamur Roti (Rhizopus stolonifer)
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisi
: Zygomycota
Ordo
: Mucorales
Family
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Spesies : Rhizopus stolonifer
Morfologi
Rhizopus Stolonifer merupakan jamur yang hidup pada roti
biasanya berwarna biru kehitam-hitaman, mempunyai miselium yang
luar bercabang-cabang, tidak bersepta, miselium sering membentuk
Rhizoid. Sporangium dari hifa yang mendukung terpisahnya oleh
suatu sekat yang menonjol kedalam sporangium. Tonjolan ini
dinamakan columella. (Karmana, 2006)
3. Jamur Nasi (Rhyzopus Oligosporus)
Klasifikasi

Kingdom : Fungi
Divisi
: Zygomycota
Class
: Zygomycetes
Ordo
: Mocorales
Family
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Spesies : Rhizopus oligosporus
Morfologi
Rhizopus oligosporus merupakan

kapang

dari

filum

Zygomycota yang banyak menghasilkan enzim protease. Jamur ini


banyak ditemui di tanah, buah dan sayuran yang membusuk, serta
roti yang sering di manfaatkan pada pembuatan pangan tertentu.
Jamur ini banyak mengandung atau menghasilkan fiture yang
memecah filat membuat komponen kedelai pecah. (Karmana, 2006).
4. Jamur Jagung (Physarum polycephalum)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Thallophyta
Class
: Mycomycetes
Ordo
: Mycomycetalles
Family
: Mycomycetaceae
Genus
: Physarum
Spesies : Physarum polycephalum
Morfologi
Physarum polycephalum biasanya berwarna putih dan
berbentuk agak bulat-bulat dan ada yang bersekat, jamur ini
berkembang

biakan

seperti

fungus

dengan

pembentukan

sporangium dan spora. Pada lingkungan yang agak lembab mudah


membentuk kecambah. (Anonim, 2008).

C. Uraian Bahan
1. AQUADEST (Depkes RI F1 1979 hal. 97)
Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling
RM/BM
: H2O / 18,02
Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tetutup rapat


2. Alkohol (Depkes RI F1 1979 hal. 65)
Nama resmi
: AETHANOLIUM
Nama lain
: Alkohol, etanol
RM/BM
: C2H6O / 93
Pemerian
: Cairan tak bewarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Zat tambahan
3. Methylen Blue (Depkes RI F1 1979 hal. 381)
Nama resmi
: MENTHILTHIONINI CHLORIDUM
Nama lain
: Metitoinina Klorida
RM/BM
: C16H18CIN3S.2H2O / 372,90
Pemerian
: Serbuk hablur mengkilat seperti logam atau suram
kehijauan tua atau sebuk warna coklat, hampir tidak
berbau
Kelarutan

: Larut dalam 40 bagian air, dalam 10 bagian etanol (95%)


P dan 450 bagian kloroform

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Kegunaan
: Seperti air metemoglabinami

BAB III
METODE KERJA
A. Jenis Percobaan
Praktikum ini pada prinsipnya dilakukan secara eksperimen
yaitu penelitian yang arlematis, logis dan diteliti didalam melakukan
kontrol terhadap kondisi.
B. Waktu dan Tempat
Praktikum kapang dan khamir dilakukan pada hari Jumat 07
Agustus 2015 Pukul 12.00-14.00 WITA di Laboratorium Mikrobiologi
Farmasi Universitas Indonesia Timur
C. Alat dan Bahan
1. Alat yang di gunakan
Gegep, Gelas kimia, Jarum

preparat,

Lampu

spritus,

Mikroskop, Objek gelas, Pipet tetes dan Tissue.


2. Bahan yang digunakan
Alkohol 70%, Aquadest, Jamur jagung, Jamur kelapa, Jamur
nasi, Jamur roti, dan Methylen blue.
D. Prosedur kerja
1. Sterilisasi Alat
Di siapkan deck gelas dan objek gelas kemudian di bebas
lemakkan dengan alkohol lalu dibersihkan dengan tissue.

2. Pengolahan sampel
a. Jamur Kelapa
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian
di lepaskan dari tempurungnya dismpan pada wadah atau
tempat tertutup rapat dan didiamkan beberapa hari sampai
membusuk dan berjamur.
b. Jamur Roti
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu roti
yang baru, disimpan dalam toples dan dibiarkan selama
beberapa hari hingga membusuk dan berjamur.
c. Jamur Nasi
Disiapkan nasi kemudian disimpan sampai beberapa hari
hingga tumbuh oleh jamur.
d. Jamur Jagung
Disiapkan jagung rebus bersama kulitnya, kemudian
disimpan dalam wadah dan biarkan tumbuh jamur.
3. Pengujian Sampel
a. Jamur Kelapa
Disiapkan alat dan bahan, diambil gelas preparat dan di
bebas lemakkan dengan alkohol 70%, diambil jamur kelapa
menggunakan jarum preparat, diletakkan diatas gelas benda,
kemudian ditetesi methylen blue 1-3 tetes dan ditutupi dengan
deck glass, difiksasi diatas lampu spritus kemudian diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x.
b. Jamur Roti
Disiapkan alat dan bahan, diambil gelas preparat,
dibebaslemakkan dengan alkohol 70%, diambil jamur roti
menggunakan jarum preparat, diletakkan diatas gelas benda,
kemudian ditetesi methylen blue 1-3 tetes ditutupi dengan deck

glass, difiksasi di atas lampu spritus, kemudian diamati dibawah


mikroskop dengan perbesaran 10x.
c. Jamur Nasi
Disipkan alat dan bahan,

diambil

gelas

preparat

dibebaslemakkan dengan alkohol 70%, diambil jamur nasi


menggunakan jarum preparat, diletakkan diatas gelas benda,
kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x.
d. Jamur Jagung
Disiapkan alat dan bahan, diambil gelas preparat
dibebaslemakkan dengan alkohol 70%, diambil jamur jagung
menggunakan jarum preparat, diletakkan diatas gelas benda
kemudian di tetesi dengan methylen blue 1-3 tetes dan ditutupi
dengan deck glass, difiksasi dengan lampu spritus kemudian di
amati dibawah mikriskop dengan perbesaran 10x.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Jamur Jagung (Phisarum polycephalum)
Keterangan:
Sporangium
Sporangiospora
Columela
Stolon

2. Jamur Roti (Rhizopus stolonifer)


Keterangan:
Sporangium
Sporangiospora
Columela

3. Jamur Kelapa (Culvularia lunata)


Keterangan:
Sporangium
Columela
Stolon

4. Jamur Nasi (Rhizopus oligosporus)


Keterangan:
Sporangium

Sporangiospora
Columela
Stolon

B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan
untuk mengetahuai bentuk-bentuk kapang dan khamir yang terdapat
pada jamur jagung , jamur kelapa, jamur nasi, dan jamur roti.
Pada

percobaan

ini,

untuk

sampel

jagung

(Physarium

polycephalum) terdapat sporangium, sporangiospora, columella dan


stolon. Untuk sampel kelapa (Culvularia lunata) dengan perbesaran 10x
maka terdapat sporangium, columella dan stolon.
Untuk sampel nasi (Rhizopus oligosporus) dengan perbesaran
10x

maka

terdapat

sporangium,

sporangiospora,

columella

sporangiosper dan stolon. Dan untuk sampel roti (Rhizopus stolonifer)


dengan

perbesaran

sporangiosper.

10x

terdapat

sporangium,

columella,

dan

Semua sampel diamati dibawah mikroskop yang menggunakan


1-3 tetes MB (Methylen Blue) kemudian difiksasi.
Tujuan difiksasi yaitu:
1. Untuk mempermudah pengamatan, karena sel kapang mudah
diamati setelah diwarnai.
2. Meletakkan dengan gelas pada objek gelas untuk mengaktifkan
kapang.
Faktor-faktor kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat
praktikum yaitu kurang teliti dalam pengambilan jamur, penggunaan
Methylen Blue (MB) yang berlebihan dan alat yang digunakan kurang
steril.
Fungi berbeda dengan organ bakteri, dilihat dari kondisi
lingkungan tempat hidupnya dan karakteristik nutrisi pada jamur nasi
dan jamur roti yang merupakan kapang ciri-cirinya termasuk dalan hifa
seperti benang putik, bintik-bintik hitam seperti dalam jamur dan ciri-ciri
minostropik, berbentuk hitam tanpa terdapat sungiro tumbuh tepat tidak
menghambat pada jamur.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan ini yaitu :
1. Dapat diketahui bagian-bagian dari jamur setelah diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 10x terdiri atas sporangium (tempat
pembentuk spora), sporangiosper (spora aseksual yang dihasilkan
dalam sporangium), rhizopus (filamen seperti zakar), stolon (hifa
yang tumbuh mendatar diatas substrak).
2. Columella (penopang dari sporangium) kapang adalah fungi
multiseluler yang mempunyai filamen.
3. Filamen terdapat pertumbuhannya pada makanan yang mudah
dilihat karena penampaknya yang berserabut seperti kapas.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Kami selaku praktikan sangat mengharapkan agar alat dan
bahan yang digunakan pada laboratorium dapat dilengkapai
khususnya bahan yang digunakan pada percobaan morfologi
mikroorganisme.
2. Untuk Asisten
Kami sangat mengharapkan bimbingan dari asisten disaat
praktikum berlangsung, agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.
2008.
Klasifikasi
Physarum
Policephalum.
(http://www.wikipedia.com) diakses pada tanggal 13 Agustus 2015
Pukul 22.00 WITA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
RI: Jakarta.

Dwijoseputro. 2008. Dasar-dasar mikrobiologi. Universitas Brawijaya :


Malang
Karmana, Oman. 2006. Biologi. Bandung. Erlangga
Michael J. Pelesar, Jr E.C.S. Chan 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Universitas Indonesia: Jakarta.
Natsir M, Djide.
Makassar.

2008. Dasar-dasar Mikrobiologi Farmasi. Lephas:

Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.. Universitas Gadjah Mada:


Yogyakarta

LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Skema kerja pengolahan sampel

Sampel

Didiamkan selama
Beberapa hari

Disimpan pada suhu


yang lembab

Sampel berjamur

2. Pengujian Sampel
Sampel jamur

Methylen blue 1-3 tetes

1 jarum preparat

Ditutup dengan
deck glass

Objek gelas di
bebaslemakkan
dengan alkohol 70%

Difiksasi

Diamati dibawah
mikroskop

Anda mungkin juga menyukai