Anda di halaman 1dari 22

Perawatan Kesehatan di Rumah

Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Perawatan Kesehatan di Rumah


(Home Health Care)
Evi Karota Bukit, SKp, MNS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
1
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care)

Evi Karota-Bukit, SKp, MNS


A. Pendahuluan
Perawatan Kesehatan di Rumah bukanlah suatu konsep baru dalam sistem pelayanan
kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini sudah dikembangkan
sejak tahun 1859 yang pada saat itu William Rathbone of Liverpool, England dan juga
Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan memberikan
pengobatan bagi klien (masyarakat) yang mengalami sakit terutama mereka dengan status
sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri & lingkungan, dan gizi buruk
sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit infeksi yang umum ditemukan
dimasyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan rumah juga dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meminimalkan resiko
penyakit infeksi masyarakat, serta mencegah terjadinya kekambuhan penyakit, seperti:
perawatan nifas pada ibu paska melahirkan, perawatan anak diare, pemantauan
pengobatan klien dengan tuberkulosis, hipertensi, kardiovaskuler, penyuluhan kesehatan
klien dengan berbagai penyakit, dll (Stanhope & Lancaster, 2001).

Seiring dengan perkembangan IPTEK dan tehnologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini.
Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat dan
berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjadi kebutuhan
perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Disamping
itu perawatan di rumah juga menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia lanjut)
yang cenderung mengalami penyakit dengan kondisi kronis, yang membutuhkan
perawatan dan pengobatan jangka panjang.
2
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Hal ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila
mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens dan
interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di
rumah yang relative lebih murah bila dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit
sehingga di rumah lebih (cost effective).

B. Pengertian

Pengertian dari perawatan kesehatan di rumah sangat bervariasi, karena banyak profesi
kesehatan yang dapat terlibat didalamnya, apakah melaui praktik mandiri ataupun praktik
berkelompok di bawah suatu institusi pelayanan kesehatan/agency dan atau praktik
mandiri professional yang memiliki izin dan sertifikat. Menurut Warhola (1980, dalam
Smith & Maurer, 1995) perawatan kesehatan rumah adalah suatu pelayanan kesehatan
secara komprehensif yang diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat
tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan
kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan resiko
kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.

Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai
kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan
kesehatan seperti: puskesmas, klinik dokter, praktek bidan, perawat, atau praktek bersama
oleh profesi lain (ahli gizi, psikolog, fisioterapist, terapi wicara, dll) dengan pengiriman
staf atau perawat rumah atas kesepakan bersama dengan klien sesuai peraturan dan
kewenangan yang berlaku. Pelayanan kesehatan tersebut difasilitasi oleh departemen
kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.
3
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Pelayanan perawatan kesehatan rumah meliputi penyediaaan pelayanan keperawatan klien


di rumah, rehabilitasi fisik, terapi diet, konseling psikolog (Stanhope & Lancaster, 1999).
Pelayanan perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai Medicare, a.l:
1. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus, dengan perawatan yang diberikan
dibawah pengawasan seorang perawat professional yang sudah terregistrasi/terdaftar.
2. Terapi fisik, terapi okupasional, dan terapi wicara
3. Pelayanan kesehatan sosial berada dibawah pengawasan dokter
4. Pelayanan paruh waktu atau secara terus menerus yang dilakukan oleh pembantu
perawat kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5. Kebutuhan medis selain obat-obatan, benda biologis seperti serum dan vaksin yang
penggunaannya dalam aplikasi medis/kedokteran
6. Pelayanan medis diberikan oleh seseorang yang sudah mendapat izin praktek
perawatan kesehatan rumah melalui agency atau suatu program dari rumah sakit

Selanjutnya perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang
memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari
berbagai profesi kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan
status kesehatan klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan pelayanan
akibat penyakit yang akut, kronis, atau terminal yang memburuk.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan rumah diberikan
kepada individu dan keluarga di rumah tingggal mereka yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk melakukan perawatan
kesehatan di rumah. Dengan tujuan untuk memberikan kondisi yang sehat secara optimal
dan terbebasnya klien dari penyakit yang diderita.

4
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

C. Jenis pelayanan kesehatan rumah dapat dilakukan oleh:


1. Pusat pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
2. Pelayanan Kesehatan dibawah koordinasi rumah sakit
3. Pelayanan Kerawatan Hospice
4. Pelayanan Kesehatan Praktek Mandiri atau Berkelompok
5. Yayasan Pelayanan Sosial

D. Tipe pelayanan kesehatan rumah


1. Perawatan Berdasarkan Penyakit
Program pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan, pemantauan
proses penyembuhan dan mengupayakan untuk tidak terjadi kekambuhan dan
perawatan ulang ke rumah sakit. Umumnya dikoordinasikan dengan tim kesehatan
dari beberapa disiplin ilmu atau profesi kesehatan, misal: dokter, fisioterapi, gizi, dll.

2. Pelayanan Kesehatan Umum


Pelayanan kesehatan ini berfokus pada pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit, termasuk penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas paska melahirkan,
perawatan luka klien dengan DM, konsultasi gizi pada klien dengan penyakit dan
masalah kesehatan tertentu, masalah kesehatan lansia, dll

3. Pelayanan Kesehatan Khusus


Pelayanan kesehatan khusus pada kondisi klien yang memerlukan tehnologi tinggi,
misalnya: pediatric care, chemoterapi, hospice care, psychiatric mental health care.
Melalui persiapan tehnologi medis dan keperawatan memungkinkan situasi rumah
sakit dapat dilakukan di rumah. Disamping itu pelayanan ini akan memberikan
efisiensi biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit.
5
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

E. Pemberi Perawatan Kesehatan Rumah


1. Perawat
Pelayanan kesehatan rumah dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya
oleh perawat professional yang sudah dan masih terdaftar memiliki izin praktek
dengan kemampuan keterampilan asuhan keperawatan klien di rumah. Berdasarkan
Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat
bahwa: Praktik keperawatan merupakan tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh perawat secara mandiri dan professional melalui kerjasama bersifat kolaboratif
dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya sesuai ruang lingkup wewenang dan
tanggung jawab. Lingkup kewenangan perawat dalam praktik keperawatan
professional terhadap klien individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
dalam rentang sehat-sakit sepanjang daur kehidupan.

Asuhan keperawatan diberikan dengan menggunakan proses keperawatan yang terdiri


dari pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang dapat diterapka pada asuhan
keperawatan gerontik pada klien usia 60 tahun keatas yang mengalami proses penuaan
dan masalahnya baik ditatanan pelayanan kesehatan maupun di wilayah binaan di
masyarakat (asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus). Dalam
perawatan kesehatan di rumah, perawat akan melakukan kunjungan rumah (home
visite) dan melakukan catatan perubahan dan evaluasi terhadap perkembangan
kesehatan klien. Peran perawat dalam perawatan kesehatan rumah berupa koordinasi
dan pemberi asuhan keperawatan (1) koordinator, (2) pemberi pelayanan kesehatan
dimana perawat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarganya, (3)
pendidik, perawat mengadakan penyuluhan kesehatan dan mengajarkan cara

6
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

perawatan

secara

mandiri,

kesehatan/keperawatan

klien,

(4)
(5)

pengelola,

perawat

sebagai

konselor,

mengelola
dengan

pelayanan
memberikan

konseling/bimbingan kepada klien dan keluarga berkaitan dengan masalah kesehatan


klien, (6) advocate (pembela klien) yang melindunginya dalam pelayanan
keperawatan, dan (7) sebagai peneliti untuk mengembangkan pelayanan keperawatan.
Pada keadaan dan kebutuhan tertentu perawat dapat koordinasi/kolaborasi dengan
dokter untuk tindakan diluar kewenangan perawat, berupa pengobatan dan tindak
lanjut perawatan klien ataupun melakukan rujukan kepada profesi lain.

2. Dokter
Program perawatan rumah umumnya berada dibawah pengawasan seorang dokter
untuk memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam memberikan
informasi tentang diagnosa medis klien, test-diagnostik, rencana pengobatan dan
perawatan rumah, penentuan keterbatasan kemampuan, upaya perawatan, pencegahan,
lama perawatan, terapi fisik, dll. Bila diperlukan dilakukan kolaborasi dengan
perawat, dimana perawat yang melakukan kunjungan rumah harus mendapat izin dan
keterangan dari dokter yang bersangkutan sebagai penanggungjawab terapi program.
Program perawatan di rumah harus dilakukan follow up oleh dokter tersebut minimal
setelah 60 hari kerja, sehingga dapat disepakati apakah program dilanjutkan / tidak.

3. Speech Therapist
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan gangguan atau
kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi, dengan tujuan untuk membantu klien
agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi otot bicara agar memiliki kemampuan
dalam berkomunkasi melalui latihan berbicara.

7
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

4. Fisioterapist
Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan, pencegahan,
dan pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan kesehatan rumah yang
dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas, pemulihan mobilitas
fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau tindakan terapi postural drainase klien COPD.
Latihan lain berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti;
pemijatan, stimulasi listrik saraf, terapi panas, air, dan penggunaan sinar ultraviolet.
Dalam hal ini ahli fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk mengajarkan klien
atau keluarganya tentang langkah-langkah dalam latihan program yang diberikan.

5. Pekerja Sosial Medis


Pekerja sosial medis yang sudah mendapatkan training/pelatihan dapat diperbantukan
dalam perawatan klien dan keluarganya untuk jangka waktu yang panjang, khususnya
pada klien dengan penyakit kronis (long term care). Pekerja sosial sangat berguna
pada masa transisi dari peran perawatan medis atau perawat kepada klien/keluarga.

F. Kontrak Dalam Perawatan Kesehatan Rumah


Kontrak atau perjanjian antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan klien dan
keluarga merupakan aspek penting dalam pelaksanaan perawatan kesehatan di rumah.
Adapun hal-hal yang berhubungan dengan kontrak adalah:

Persetujuan atau kesepakatan antara yayasan/agency dengan klien dan keluarga


tentang pelaksanaan dan perencanaan perawatan di rumah dan catatan medis.
Kontrak tersebut memperbolehkan klien dan keluarga untuk menyusun tujuan
sendiri ataupun membantu memecahkan masalah perawatan klien sesuai rencana
perawatan/pengobatan dokter dalam kesepakatan yang tercantum (yang dibuat).
8

Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Kontrak berhubungan langsung dengan proses keperawatan dan dapat diselesaikan


sesuai dengan tahapan proses keperawatan, yaitu; pengkajian, perumusan
masalah/diagnosa

keperawatan,

perencanaan,

pelaksanaan,

dan

evaluasi

keperawatan. Dimana dalam setiap tindakan berkaitan dengan asuhan keperawatan


tersebut akan dilakukan atas persetujuan klien/keluarga.

Jika selama kunjungan atau perawatan di rumah ada kesesuain kesepakatan antara
yayasan/pemberi layanan/agency dan klien/keluarga, maka kontrak tersebut dapat
dilanjutkan

pada

kunjungan

berikutnya,

akan

tetapi

bila

tidak

memungkinkan/tidak ada kesesuain maka kontrak dapat ditinjau kembali.

Pembuatan kontrak dapat dilakukan secara nonformal (lisan) ataupun secara


formal (tulisan), tergantung dari persetujuan dan kesepakatan bersama keduabelah
pihak antara yayasan/pemberi jasa layanan/agency dengan klien dan keluarga.

Kolaborasi interdisiplin ilmu atau profesi yang efektif dalam perawatan kesehatan rumah
akan memberikan kesinambungan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
kesadaran/kemandirian klien dan keluarga, sehingga program perawatan kesehatan dapat
dilaksanakan secara komprehensif. Secara umum proses kolaborasi untuk perawatan
kesehatan rumah diawali dengan adanya rencana pulang discharge plan dari rumah sakit.
Perawat di rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan klien untuk perawatan di rumah,
kemudian mengkoordinasikan tentang perencanaan pulang atau discharge plan dengan
dokter untuk diminta persetujuannya. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi kepada
yayasan/agency terkait yang akan melakukan perawatan di rumah, khususnya pelayanan
perawatan yang diminta oleh dokter. Dalam hal ini dapat berasal dari berbagai disiplin
ilmu (profesi kesehatan lain seperti: dokter, terapi fisik, perawat, bidan, ahli gizi, dll).
Dokter akan menjelaskan tentang rencana program pengobatan, perawatan, prognosis
terapi dan biaya yang dibutuhkan kepada klien dan keluarganya.
9
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Mekanisme dan legislasi tanggung gugat dan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan


klien/keluarga disesuaikan dengan kewenagan profesi masing-masing dan ketentuan
pemerintah yang berlaku. Untuk legalitas pelaksanaan perawatan kesehatan rumah, maka
persyaratan medicare harus dipenuhi antara lain: adanya kontrak/perjanjian bersama,
pendokumentasian pelayanan dan kolaborasi interdisiplin tim, catatan perkembangan
kesehatan klien, dan catatan koordinasi & kolaborasi dalam penyelenggaraan perawatan.
Dalam hal ini, keberhasilan tim kesehatan yang interdisiplin sangat tergantung dari
banyak faktor diantaranya: pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta kemampuan
seorang praktisi yang benar-benar berkompeten dan ahli dibidangnya.

G. Perawatan Kesehatan Rumah dengan Tehnologi Tinggi

Pada saat ini perawatan di rumah yang menggunakan tehnologi tinggi telah menjadi
bagian dalam keperawatan kesehatan rumah dimasyarakat, dimana rumah sakit dapat
mengirimkan pasien/klien pulang ke rumah lebih awal dari yang direncanakan dengan
pemanfaatan fasilitas tehnologi medis yang tinggi, seperti: klien dengan terapi infus atau
oksigen, menggunakan ventilator mekanis, alat hemodialisa ginjal, ataupun klien dengan
kemoterapi, dll. Penggunaan tehnologi medis ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi
kesehatan klien dan disesuaikan dengan kebutuhan klien baik dari aspek usia (anak,
dewasa, lanjut usia), jenis pengobatan, dll.

Penggunaan peralatan tehnologi tinggi di rumah mengharuskan tersedianya perawat atau


tim kesehatan dengan keterampilan khusus. Sebagai tenaga perawat yang profesional
mereka harus memiliki kemampuan untuk mengoperasikan alat dengan tepat dan
umumnya mereka telah mendapatkan training perawatan kesehatan di
10
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

rumah. Pada

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

kondisi yang khusus harus dilakukan pendidikan kesehatan bagi klien atau keluarga
terhadap cara pengoperasian alat yang memungkinkan untuk digunakan secara mandiri.
Karena dalam perawatan rumah klien atau keluarga juga ikut bertanggung jawab terhadap
perawatan dan pengobatan klien, dimana pada kondisi tertentu klien atau anggota
keluarga harus dapat berperan sebagai perawat, misalnya: klien dalam perawatan rumah
menggunakan terapi infus, maka anggota keluarga harus dapat memelihara dan
mempertahankan infus yang terpasang dengan benar (tidak terjepit, tetesan lancer, dll).

Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting bagi anggota keluarga terhadap peran
mereka dalam menghadapi kondisi kesehatan klien. Seringkali anggota keluarga hanya
berfokus pada masalah penggunaan peralatan medis dan mereka mengabaikan kebutuhan
klien yang lain. Aspek emosional adalah hal yang harus dibicarakan dengan keluarga,
karena dalam menjalankan program perawatan klien, keluarga dipersiapkan dalam
menghadapi perubahan peran yang memungkinkan timbulnya kekhawatiran, kegelisahan
dan kecemasan. Keluarga dapat mengalami masalah mental dan emosional, khususnya
lelah terhadap situasi kondisi penyakit dan perawatan klien yang berkepanjangan.
Sehingga pendidikan dan dukungan emosional sangat penting bagi keluarga.

11
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

H. Standar Praktek Perawatan Kesehatan Rumah

Standar I

Organisasi Pelayanan Kesehatan Rumah


Semua pelayanan kesehatan di rumah direncanakan, disusun, dan dipimpin
oleh seorang kepala/manajer perawat professional yang telah dipersiapkan
dengan kompetensi dalam pemberian pelayanan/asuhan keperawatan
dalam kesehatan masyarakat dan termasuk proses administrasi dan
pendokumentasian.

Standar II

Teori
Perawat menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam
melaksanakan praktek / asuhan keperaawtan.

Standar III

Pengumpulan Data
Perawat secara terus-menerus mengumpulkan, dan mendokumentasikan
data yang luas, akurat dan sistematis.

Standar IV

Diagnosa
Perawat menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan
klien untuk menentukan diagnosa keperawatan.

Standar V

Perencanaan
Perawat mengembangkan rencana-rencana tindakan guna menentukan
tujuan pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada
perumusan diagnosa keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai dalam
upaya pencegahan penyakit, tindakan pengobatan/kuratif dan tindakan
rehabilitasi perawatan.

12
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Standar VI

Intervensi
Perawat dipedomani oleh intervensi keperawatan untuk memberikan rasa
kepuasan, memulihkan status kesehatan, memperbaiki, dan memajukan
kesehatan, serta mencegah komplikasi dan penyakit lanjutan yang
memerlukan tindakan rehabilitasi.

Standar VII Evaluasi


Perawat secara terus-menerus mengevaluasi respon klien dan keluarga
dalam penanganan guna menetapkan kemajuan terhadap hasil yang telah
dicapai dan meninjau kembali data dasar diagnosa perawatan dan
perencanaaan yang telah disusun (ANA, 1986).

13
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Perawatan Rumah Hospice


(Hospice Care)
Pengertian
Hospice Care adalah pelayanan perawatan untuk meringankan penyakit lanjutan atau
penyakit terminal dari klien di rumah sakit dan kemudian melanjutkan pelayanan
perawatan di rumah dibawah pengawasan Medicare. Pelayanan hospice tersebut
mempertimbangkan kebutuhan khusus dari klien dengan penyakit terminal atau yang
akan meninggal dunia, sehingga klien memiliki kesempatan untuk meninggal di rumah
sesuai dengan keinginan mereka dengan dukungan keluarga sepenuhnya.

Tujuan

Membantu klien dan keluarga memelihara kondisi kesehatan dan kesejahteraan klien

Meringankan rasa sakit dan memfasilitasi rasa nyaman klien

Mempersiapkan klien dan keluarga untuk menghadapi kondisi penyakit

Pelayanan Hospice Care


Jenis pelayanan hospice dapat menggunakan jasa institusi atau rumah sakit, ataupun
melalui agency perawatan kesehatan rumah ataupun keduanya. Hal tersebut tergantung
dari

persetujuan

klien/keluarga

melalui

kesepakatan

kontrak.

Jika

pelayanan

menggunakan jasa rumah sakit sebagai penghubung agency perawatan rumah, maka hal
ini lebih efisien karena rumah sakit memiliki kontribusi memadai untuk memenuhi
kebutuhan perawatan klien dalam kondisi penyakit terminal atau klien yang akan
meninggal dunia. Rumah sakit memiliki tim (staf) sesuai kebutuhan klien, disamping
peralatan dan fasilitas bagi klien.

14
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Pemberi pelayanan hospice yang bekerja bagi klien/keluarga sering berhadapan dengan
stress, khususnya perawat sangat dibutuhkan kemampuan merawat yang mandiri dalam
menghadapi klien menjelang ajal. Adapun faktor stress yang umum terjadi adalah:

Kesulitan menerima kenyataan bahwa masalah klien tidak dapat dikontrol

Frustasi akibat banyaknya masalah pada klien yang akan meninggal dunia

Marah akibat subjektivitas kemauan dan harapan keluarga yang tinggi

Kesulitan menyusun batas keterlibatan dengan klien dan keluarganya

Kebutuhan Perawat Hospice

Yayasan/agency dengan tim yang berkompeten dalam perawatan rumah hospice

Pengetahuan bekerja dalam tim perawatan rumah hospice

Kematangan emosional pribadi dan dalam menghadapi emosional klien/keluarganya

Memenuhi persyaratan Hospice Medicare yang memiliki sertifikat

Aspek finansial perawatan kesehatan rumah

Medicare
Pelayanan kesehatan rumah yang dibiayai oleh perusahaan asuransi dibawah kontrak
kerjasama klien/keluarga dengan pihak asuransi, diantaranya: Jaminan Sosial Tenaga
Kerja dengan persyarakan khusus, Asuransi swasta lainnya.

Medicaid
Pelayanan kesehatan rumah yang diberikan bagi orang yang berpenghasilan rendah,
melalui program bantuan pengobatan bagi orang-orang tertentu, di Indonesia dikenal
dengan ASKESKIN, atau Program Pengobatan Dasar bagi masyarakat tidak mampu
yang dibiayai oleh pemerintah/yayasan lain.

15
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Asuransi Swasta
Pelayanan ini diberikan kepada peserta asuransi swasta baik secara individu maupun
secara berkelompok dengan syarat dan ketentuan tertentu.

Pembayaran individu
Pelayanan kesehatan rumah bagi individu yang tidak memiliki asuransi kesehatan
dapat melakukan pembayaran langsung kepada klinik/praktik mandiri/yayasan/agency
tertentu atas kesepakan bersama atau kontrak.

Persyaratan Pelayanan Perawatan di Rumah


1. Memiliki anggota keluarga atau kerabat yang bertanggung jawab menjadi
pendamping bagi klien atas tindakan dan perawatan yang diberikan oleh
yayasan/agency.
2. Bersedia membuat kesepakatan dan persetujuan perawatan kesehatan klien di rumah
baik secara non formal (lisan) atau formal (tertulis) dalam kontrak/informed concent.
3. Bersedia membuat kesepakatan kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di rumah
untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima pelayanan
keperawatan, medis dan kesehatan lainnya.

Tanggung Jawab Perawat dalam Perawatan Rumah


1. Pemberi Asuhan.
Perawat memberikan asuhan/layanan keperawatan secara langsung maupun tidak
langsung melalui tahapan proses keperawatan, yaitu: pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, menyususn perencanaan, melakukan tindakan keperawatan, dan evaluasi
keperawatan. Termasuk dalam hal ini adalah tindakan dalam konseling dan
pendidikan kesehatan kepada klien ataupun keluarganya.
16
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

2. Pendokumentasian.
Pendokumentasian

dilakukan

berdasarkan

format

sesuai

dengan

standar

pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dipersiapkan agency /yayasan, meliputi


kegiatan home visite, proses keperawatan, serta tindakan kolaborasi yang dilakukan.
3. Menetapkan Biaya Perawatan.
Penetapan biaya perawatan di rumah dapat disepakati antara agency/yayasan dengan
klien/keluarga, hal ini tergantung dari jenis dan tipe perawatan rumah yang diberikan
kepada klien berdasarkan kolaborasi dengan dokter dan tim kesehatan lain yang
berada dalam tindakan program pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi.
4. Menentukan Frekuensi dan Durasi Perawatan.
Jumlah kunjungan rumah (home visite) dan lama kunjungan rumah yang dilakukan
oleh perawat harus disesuaikan dengan kebutuhan klien/keluarga dan dari hasil
keputusan bersama dalam kolaborasi dokter/tim kesehatan lain yang terlibat dalam
program pengobatan, perawatan dan rehabilitasi klien.
5. Perlindungan Klien.
Peran perawat dalam hal ini melindungi klien terhadap tindakan dan resiko perawatan
di rumah, yaitu: memberi rasa aman dan nyaman klien/keluarga, meminimalkan dan
mencegah resiko infeksi nosokomial, koordinasi program pengobatan/perawatan
dengan dokter, tim kesehatan medical care, negosiasi pembiayaan dengan asuransi
berkaitan dengan pertanggungan pengobatan dan administrative perawatan di rumah.

Issue dalam Perawatan Rumah


Infection Control
Quality of Care
Total Quality Improvement
17
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Perawatan Rumah Pada Klien LANSIA

Perubahan kesejahteraan sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia berdampak pada
peningkatan umur harapan hidup. Terjadinya Booming pada populasi lansia diabad ke-21
ini merupakan salah satu issue penting bagi dunia, baik di negara maju maupun di negara
yang sedang berkembang (Ebersole & Hess, 1998; Reimer, 2000). Di Indonesia terjadi
peningkatan umur harapan hidup lansia dari usia 58 tahun pada tahun 1986 menjadi usia
65 tahun pada tahun 1995 (Depkes, 2000) dan terjadi peningkatan populasi lanjut usia
secara signifikan, yaitu: 3,96% setiap tahunnya dan diperkirakan dapat mencapai angka
22.277.700. jiwa pada tahun 2000 (Boedhi-Darmojo & Martono, 1999).

Peningkatan jumlah lansia ini juga berdampak bagi status kesehatan lansia terutama
peningkatan terhadap pelayanan kesehatan lansia di rumah sakit akibat masalah kesehatan
karena proses penuaan, dimana para lanjut usia banyak menderita penyakit degeneratif
atau penyakit lainnya, diantaranya: Hipertensi, CHF, MCI, Stroke, PPOM, Infeksi Paru,
DM, Rheumatoid Arthritis, Gagal Ginjal, Gastritis, Masalah Tidur, dll (Boedhi-Darmojo
& Martono, 1999; Miller 1995; Smith & Maurer, 2000, Southwell & Wistow, 1995).
Keadaan ini juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan klien akan
pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi kesehatan mereka di
rumah, terutama dengan kondisi penyakit yang kronis yang umumnya membutuhkan
perawatan jangka dalam jangka waktu yang panjang.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian perawatan rumah bagi lansia
adalah: tempat dan ruang perawatan yang tersedia (apakah berada di ruangan lantai atas
atau bawah), kesediaan anggota keluarga yang mendampingi klien (siapa yang akan
menemani klien), dan kesediaan anggota keluarga dalam melakukan perawatan secara
18
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

komprehensif dan berkelanjutan. Disamping itu jika anggota keluarga telah memutuskan
dan setuju untuk melakukan perawatan dirumah maka perawat harus menjelaskan
beberapa hal penting, yaitu (1) Ketepatan pelaksanaan perawatan klien di rumah, (2)
Motivasi, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan ketersediaan bantuan lainnya, (3)
Pertimbangan finansial biaya perawatan rumah, dan (4) Status klien dalam keluarga.

KOMPONEN PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DI RUMAH


1. Komponen Pokok
-

Klien
Klien adalah usila yang akan menerima perawatan di rumah dan salah satu
anggota keluarga bertindak sebagai penanggung jawab yang mewakili klien.
Apabila diperlukan dapat menunjuk seseorang sebagai pengasuh atau Caregiver
yang akan melayani kebutuhan klien sehari-hari.

Pengasuh
Pengasuh adalah sanak famili, relawan, tetangga atau kerabat anggota keluarga
yang bertugas menjaga dan merawat klien sehari-hari di rumah. Umumnya mereka
adalah yang dapat mendukung dan membantu klien, sehingga mereka dapat
diberdayakan sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.

Pengelola di rumah
Pengelola perawatan dirumah adalah institusi/yayasan yang bertanggung jawab
terhadap seluruh pengelolaan perawatan kesehatan di rumah, baik penyediaan
tenaga kesehatan, fasilitas yang dibutuhkan, sarana-prasarana, mekanisme
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengelola dapat
sebagai bagian dari rumah sakit, puskesmas, klinik ataupun secara mandiri.
19

Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Koordinator kasus
Koordinator kasus adalah tenaga kesehatan professional yang dibantu oleh
tenaga kesehatan lain terkait dengan fungsinya sebagai pengelola pelayanan
kesehatan dalam melakukan asuhan keperawatan.

Pramusila
Pramusila merupakan tenaga sukarela ataupun yang diberi imbalan untuk
melaksanakan kegiatan dan tugas-tugas perawatan kesehatan di rumah.
Pramusila merupakan salah satu komponen penting bagi pencapaian
keberhasilan perawatan kesehatan di rumah. Ada 3 jenis pramusila yaitu:
pramusila sukarela (A), pramusila yang mendapat imbalan jasa sekedarnya
(B), dan pramusila yang memperoleh imbalan secara penuh (C).

2. Komponen Penunjang
Komponen penunjang terdiri dari tim perawatan kesehatan masyarakat yang berada di
puskesmas, dokter keluarga yang berada di masyarakat dan tim kesehatan dari rawat
rumah yang berada di rumah sakit, terutama yang memiliki klinik geriatrik.

Tim Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)


Tim perawatan kesehatan masyarakat adalah tim dari unit pelayanan perawatan
kesehatan rumah yang berada di puskesmas yang terdiri dari berbagai tim/tenaga
kesehatan yang berada di puskesmas.

Dokter Keluarga
Dokter keluarga merupakan dokter yang melaksanakan praktek kedokteran
keluarga secara mandiri ataupun berkelompok.
20

Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

Tim Rawat Rumah (RR)


Tim ini adalah tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter, peraawt, bidan, ahli gizi,
therapist, dll yang bertugas untuk melaksanakan tindak lanjut pelayanan kepada
klien dirumah setelah dinyatakan dapat menjalani proses rawat jalan oleh dokter
yang merawat. Pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat holistic dengan
memperhatikan aspek psikososial, ekonomi dan budaya yang penyelenggarannya
bekerjasama dengan puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
tingkat dasar yang dekat dengan masyarakat.

21
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Perawatan Kesehatan di Rumah


Evi Karota Bukit, SKp, MNS

REFERENSI

Boedhi-Darmojo, R. & Martono, H. (1999). Text book of geriatric: Health science in


elderly. Jakarta: FK UI.
Depkes. (2003). Pedoman Perawatan Usia Lanjut di Rumah. Jakarta: Depkes RI.
Ebersole, P. & Hess, P. (1998). Toward healthy aging: Human needs and nursing
response (5th ed.). St. Louis: Mosby Year Book.
Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, S.A. (2003). Community health nursing:
Caring in action (2nd Ed). Australia: Delmar Learning.
Martin, K.S., & Scheet, N.J. (1992). The Omaha System: Applications for community
health nursing. Philadelpia: W.B. Saundres Company.
Reimer, M. Sleep and sensory disorder. In Black, J. M. & Jacobs, E. M. (2000). Medical
surgiacal nursing: Clinical mananegent for continuity of care (5th ed.).
Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri. Majalah
Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University), 5 (9), 8 15.
Southwell, M.T. & Wistow, G. (1995). Sleep in hospitals at night: are patients being met?
Journal Advanced Nursing, 21, 1101-1109.
Smith, C.M, & Maurer, F.A. (2000). Community health nursing: Theory and practice.
Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (1996). Community health nursing: Promoting health of
aggregates, families, and individuals (4th Ed). St. Louis: Mosby Year Book.
Walsh, J, Persons, C. B., & Wieck, L. (1987). Manual of Home health care nursing.
Philadelphia: J.B.Lippincott Company.
Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan
dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC.

22
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008

Anda mungkin juga menyukai