Eva Karota Bukit PDF
Eva Karota Bukit PDF
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan tehnologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini.
Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pelayanan kesehatan juga semakin meningkat dan
berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjadi kebutuhan
perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Disamping
itu perawatan di rumah juga menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia lanjut)
yang cenderung mengalami penyakit dengan kondisi kronis, yang membutuhkan
perawatan dan pengobatan jangka panjang.
2
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Hal ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila
mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens dan
interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di
rumah yang relative lebih murah bila dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit
sehingga di rumah lebih (cost effective).
B. Pengertian
Pengertian dari perawatan kesehatan di rumah sangat bervariasi, karena banyak profesi
kesehatan yang dapat terlibat didalamnya, apakah melaui praktik mandiri ataupun praktik
berkelompok di bawah suatu institusi pelayanan kesehatan/agency dan atau praktik
mandiri professional yang memiliki izin dan sertifikat. Menurut Warhola (1980, dalam
Smith & Maurer, 1995) perawatan kesehatan rumah adalah suatu pelayanan kesehatan
secara komprehensif yang diberikan kepada klien individu dan atau keluarga di tempat
tinggal mereka (di rumah), bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan
kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit dan resiko
kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Pelayanan perawatan kesehatan rumah diberikan kepada individu dan keluarga sesuai
kebutuhan mereka, dengan perencanaan dan koordinasi yang dilakukan oleh pelayanan
kesehatan seperti: puskesmas, klinik dokter, praktek bidan, perawat, atau praktek bersama
oleh profesi lain (ahli gizi, psikolog, fisioterapist, terapi wicara, dll) dengan pengiriman
staf atau perawat rumah atas kesepakan bersama dengan klien sesuai peraturan dan
kewenangan yang berlaku. Pelayanan kesehatan tersebut difasilitasi oleh departemen
kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.
3
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Selanjutnya perawatan kesehatan rumah juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang
memungkinkan pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi dari
berbagai profesi kesehatan dalam kesatuan tim untuk mencapai dan mempertahankan
status kesehatan klien secara optimal. Khususnya pada klien yang memerlukan pelayanan
akibat penyakit yang akut, kronis, atau terminal yang memburuk.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan rumah diberikan
kepada individu dan keluarga di rumah tingggal mereka yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu atau profesi dalam suatu tim kesehatan untuk melakukan perawatan
kesehatan di rumah. Dengan tujuan untuk memberikan kondisi yang sehat secara optimal
dan terbebasnya klien dari penyakit yang diderita.
4
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
6
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
perawatan
secara
mandiri,
kesehatan/keperawatan
klien,
(4)
(5)
pengelola,
perawat
sebagai
konselor,
mengelola
dengan
pelayanan
memberikan
2. Dokter
Program perawatan rumah umumnya berada dibawah pengawasan seorang dokter
untuk memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam memberikan
informasi tentang diagnosa medis klien, test-diagnostik, rencana pengobatan dan
perawatan rumah, penentuan keterbatasan kemampuan, upaya perawatan, pencegahan,
lama perawatan, terapi fisik, dll. Bila diperlukan dilakukan kolaborasi dengan
perawat, dimana perawat yang melakukan kunjungan rumah harus mendapat izin dan
keterangan dari dokter yang bersangkutan sebagai penanggungjawab terapi program.
Program perawatan di rumah harus dilakukan follow up oleh dokter tersebut minimal
setelah 60 hari kerja, sehingga dapat disepakati apakah program dilanjutkan / tidak.
3. Speech Therapist
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan gangguan atau
kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi, dengan tujuan untuk membantu klien
agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi otot bicara agar memiliki kemampuan
dalam berkomunkasi melalui latihan berbicara.
7
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
4. Fisioterapist
Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan, pencegahan,
dan pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan kesehatan rumah yang
dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot ekstremitas, pemulihan mobilitas
fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau tindakan terapi postural drainase klien COPD.
Latihan lain berhubungan dengan penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti;
pemijatan, stimulasi listrik saraf, terapi panas, air, dan penggunaan sinar ultraviolet.
Dalam hal ini ahli fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk mengajarkan klien
atau keluarganya tentang langkah-langkah dalam latihan program yang diberikan.
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
keperawatan,
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
evaluasi
Jika selama kunjungan atau perawatan di rumah ada kesesuain kesepakatan antara
yayasan/pemberi layanan/agency dan klien/keluarga, maka kontrak tersebut dapat
dilanjutkan
pada
kunjungan
berikutnya,
akan
tetapi
bila
tidak
Kolaborasi interdisiplin ilmu atau profesi yang efektif dalam perawatan kesehatan rumah
akan memberikan kesinambungan pelayanan kesehatan yang dapat memberikan
kesadaran/kemandirian klien dan keluarga, sehingga program perawatan kesehatan dapat
dilaksanakan secara komprehensif. Secara umum proses kolaborasi untuk perawatan
kesehatan rumah diawali dengan adanya rencana pulang discharge plan dari rumah sakit.
Perawat di rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan klien untuk perawatan di rumah,
kemudian mengkoordinasikan tentang perencanaan pulang atau discharge plan dengan
dokter untuk diminta persetujuannya. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi kepada
yayasan/agency terkait yang akan melakukan perawatan di rumah, khususnya pelayanan
perawatan yang diminta oleh dokter. Dalam hal ini dapat berasal dari berbagai disiplin
ilmu (profesi kesehatan lain seperti: dokter, terapi fisik, perawat, bidan, ahli gizi, dll).
Dokter akan menjelaskan tentang rencana program pengobatan, perawatan, prognosis
terapi dan biaya yang dibutuhkan kepada klien dan keluarganya.
9
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Pada saat ini perawatan di rumah yang menggunakan tehnologi tinggi telah menjadi
bagian dalam keperawatan kesehatan rumah dimasyarakat, dimana rumah sakit dapat
mengirimkan pasien/klien pulang ke rumah lebih awal dari yang direncanakan dengan
pemanfaatan fasilitas tehnologi medis yang tinggi, seperti: klien dengan terapi infus atau
oksigen, menggunakan ventilator mekanis, alat hemodialisa ginjal, ataupun klien dengan
kemoterapi, dll. Penggunaan tehnologi medis ini dapat dilakukan pada berbagai kondisi
kesehatan klien dan disesuaikan dengan kebutuhan klien baik dari aspek usia (anak,
dewasa, lanjut usia), jenis pengobatan, dll.
rumah. Pada
kondisi yang khusus harus dilakukan pendidikan kesehatan bagi klien atau keluarga
terhadap cara pengoperasian alat yang memungkinkan untuk digunakan secara mandiri.
Karena dalam perawatan rumah klien atau keluarga juga ikut bertanggung jawab terhadap
perawatan dan pengobatan klien, dimana pada kondisi tertentu klien atau anggota
keluarga harus dapat berperan sebagai perawat, misalnya: klien dalam perawatan rumah
menggunakan terapi infus, maka anggota keluarga harus dapat memelihara dan
mempertahankan infus yang terpasang dengan benar (tidak terjepit, tetesan lancer, dll).
Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting bagi anggota keluarga terhadap peran
mereka dalam menghadapi kondisi kesehatan klien. Seringkali anggota keluarga hanya
berfokus pada masalah penggunaan peralatan medis dan mereka mengabaikan kebutuhan
klien yang lain. Aspek emosional adalah hal yang harus dibicarakan dengan keluarga,
karena dalam menjalankan program perawatan klien, keluarga dipersiapkan dalam
menghadapi perubahan peran yang memungkinkan timbulnya kekhawatiran, kegelisahan
dan kecemasan. Keluarga dapat mengalami masalah mental dan emosional, khususnya
lelah terhadap situasi kondisi penyakit dan perawatan klien yang berkepanjangan.
Sehingga pendidikan dan dukungan emosional sangat penting bagi keluarga.
11
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Standar I
Standar II
Teori
Perawat menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam
melaksanakan praktek / asuhan keperaawtan.
Standar III
Pengumpulan Data
Perawat secara terus-menerus mengumpulkan, dan mendokumentasikan
data yang luas, akurat dan sistematis.
Standar IV
Diagnosa
Perawat menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan
klien untuk menentukan diagnosa keperawatan.
Standar V
Perencanaan
Perawat mengembangkan rencana-rencana tindakan guna menentukan
tujuan pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada
perumusan diagnosa keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai dalam
upaya pencegahan penyakit, tindakan pengobatan/kuratif dan tindakan
rehabilitasi perawatan.
12
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Standar VI
Intervensi
Perawat dipedomani oleh intervensi keperawatan untuk memberikan rasa
kepuasan, memulihkan status kesehatan, memperbaiki, dan memajukan
kesehatan, serta mencegah komplikasi dan penyakit lanjutan yang
memerlukan tindakan rehabilitasi.
13
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Tujuan
Membantu klien dan keluarga memelihara kondisi kesehatan dan kesejahteraan klien
persetujuan
klien/keluarga
melalui
kesepakatan
kontrak.
Jika
pelayanan
menggunakan jasa rumah sakit sebagai penghubung agency perawatan rumah, maka hal
ini lebih efisien karena rumah sakit memiliki kontribusi memadai untuk memenuhi
kebutuhan perawatan klien dalam kondisi penyakit terminal atau klien yang akan
meninggal dunia. Rumah sakit memiliki tim (staf) sesuai kebutuhan klien, disamping
peralatan dan fasilitas bagi klien.
14
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Pemberi pelayanan hospice yang bekerja bagi klien/keluarga sering berhadapan dengan
stress, khususnya perawat sangat dibutuhkan kemampuan merawat yang mandiri dalam
menghadapi klien menjelang ajal. Adapun faktor stress yang umum terjadi adalah:
Frustasi akibat banyaknya masalah pada klien yang akan meninggal dunia
Medicare
Pelayanan kesehatan rumah yang dibiayai oleh perusahaan asuransi dibawah kontrak
kerjasama klien/keluarga dengan pihak asuransi, diantaranya: Jaminan Sosial Tenaga
Kerja dengan persyarakan khusus, Asuransi swasta lainnya.
Medicaid
Pelayanan kesehatan rumah yang diberikan bagi orang yang berpenghasilan rendah,
melalui program bantuan pengobatan bagi orang-orang tertentu, di Indonesia dikenal
dengan ASKESKIN, atau Program Pengobatan Dasar bagi masyarakat tidak mampu
yang dibiayai oleh pemerintah/yayasan lain.
15
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Asuransi Swasta
Pelayanan ini diberikan kepada peserta asuransi swasta baik secara individu maupun
secara berkelompok dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Pembayaran individu
Pelayanan kesehatan rumah bagi individu yang tidak memiliki asuransi kesehatan
dapat melakukan pembayaran langsung kepada klinik/praktik mandiri/yayasan/agency
tertentu atas kesepakan bersama atau kontrak.
2. Pendokumentasian.
Pendokumentasian
dilakukan
berdasarkan
format
sesuai
dengan
standar
Perubahan kesejahteraan sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia berdampak pada
peningkatan umur harapan hidup. Terjadinya Booming pada populasi lansia diabad ke-21
ini merupakan salah satu issue penting bagi dunia, baik di negara maju maupun di negara
yang sedang berkembang (Ebersole & Hess, 1998; Reimer, 2000). Di Indonesia terjadi
peningkatan umur harapan hidup lansia dari usia 58 tahun pada tahun 1986 menjadi usia
65 tahun pada tahun 1995 (Depkes, 2000) dan terjadi peningkatan populasi lanjut usia
secara signifikan, yaitu: 3,96% setiap tahunnya dan diperkirakan dapat mencapai angka
22.277.700. jiwa pada tahun 2000 (Boedhi-Darmojo & Martono, 1999).
Peningkatan jumlah lansia ini juga berdampak bagi status kesehatan lansia terutama
peningkatan terhadap pelayanan kesehatan lansia di rumah sakit akibat masalah kesehatan
karena proses penuaan, dimana para lanjut usia banyak menderita penyakit degeneratif
atau penyakit lainnya, diantaranya: Hipertensi, CHF, MCI, Stroke, PPOM, Infeksi Paru,
DM, Rheumatoid Arthritis, Gagal Ginjal, Gastritis, Masalah Tidur, dll (Boedhi-Darmojo
& Martono, 1999; Miller 1995; Smith & Maurer, 2000, Southwell & Wistow, 1995).
Keadaan ini juga akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan klien akan
pemeliharaan kesehatan, pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi kesehatan mereka di
rumah, terutama dengan kondisi penyakit yang kronis yang umumnya membutuhkan
perawatan jangka dalam jangka waktu yang panjang.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian perawatan rumah bagi lansia
adalah: tempat dan ruang perawatan yang tersedia (apakah berada di ruangan lantai atas
atau bawah), kesediaan anggota keluarga yang mendampingi klien (siapa yang akan
menemani klien), dan kesediaan anggota keluarga dalam melakukan perawatan secara
18
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
komprehensif dan berkelanjutan. Disamping itu jika anggota keluarga telah memutuskan
dan setuju untuk melakukan perawatan dirumah maka perawat harus menjelaskan
beberapa hal penting, yaitu (1) Ketepatan pelaksanaan perawatan klien di rumah, (2)
Motivasi, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan ketersediaan bantuan lainnya, (3)
Pertimbangan finansial biaya perawatan rumah, dan (4) Status klien dalam keluarga.
Klien
Klien adalah usila yang akan menerima perawatan di rumah dan salah satu
anggota keluarga bertindak sebagai penanggung jawab yang mewakili klien.
Apabila diperlukan dapat menunjuk seseorang sebagai pengasuh atau Caregiver
yang akan melayani kebutuhan klien sehari-hari.
Pengasuh
Pengasuh adalah sanak famili, relawan, tetangga atau kerabat anggota keluarga
yang bertugas menjaga dan merawat klien sehari-hari di rumah. Umumnya mereka
adalah yang dapat mendukung dan membantu klien, sehingga mereka dapat
diberdayakan sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.
Pengelola di rumah
Pengelola perawatan dirumah adalah institusi/yayasan yang bertanggung jawab
terhadap seluruh pengelolaan perawatan kesehatan di rumah, baik penyediaan
tenaga kesehatan, fasilitas yang dibutuhkan, sarana-prasarana, mekanisme
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengelola dapat
sebagai bagian dari rumah sakit, puskesmas, klinik ataupun secara mandiri.
19
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
Koordinator kasus
Koordinator kasus adalah tenaga kesehatan professional yang dibantu oleh
tenaga kesehatan lain terkait dengan fungsinya sebagai pengelola pelayanan
kesehatan dalam melakukan asuhan keperawatan.
Pramusila
Pramusila merupakan tenaga sukarela ataupun yang diberi imbalan untuk
melaksanakan kegiatan dan tugas-tugas perawatan kesehatan di rumah.
Pramusila merupakan salah satu komponen penting bagi pencapaian
keberhasilan perawatan kesehatan di rumah. Ada 3 jenis pramusila yaitu:
pramusila sukarela (A), pramusila yang mendapat imbalan jasa sekedarnya
(B), dan pramusila yang memperoleh imbalan secara penuh (C).
2. Komponen Penunjang
Komponen penunjang terdiri dari tim perawatan kesehatan masyarakat yang berada di
puskesmas, dokter keluarga yang berada di masyarakat dan tim kesehatan dari rawat
rumah yang berada di rumah sakit, terutama yang memiliki klinik geriatrik.
Dokter Keluarga
Dokter keluarga merupakan dokter yang melaksanakan praktek kedokteran
keluarga secara mandiri ataupun berkelompok.
20
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
21
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008
REFERENSI
22
Evi Karota Bukit : Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care), 2008
USU e-Repository 2008