Anda di halaman 1dari 11

Penyaringan untuk Memproduksi Biosurfaktan dari Isolat Degradasi

Hidrokarbon

Abstrak
Banyak mikroorganisme yang mampu memproduksi berbagai macam senyawa amphipatic
yaitu yang memiliki permukaan aktif atau biosurfaktan. Di beberapa tahun yang lalu,
biosurfaktan memiliki sifat seperti spesifisitas, toksisitas rendah dan persiapan cukup mudah.
Sifat ini berufungsi untuk mengurangi ketergantungan bahan kimia dari deterjen terhadap
lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menyaring 15 isolat dari degradasi minyak dan
memproduksi biosurfaktan. Metode penyaringan yang digunakan yaitu drop collapse, tes
perpindahan minyak, tes hemolisis, hidrofobik, emulsifikasi, dan tegangan permukaan yang
digunakan untuk mengetahui efisiensi dalam memproduksi biosurfaktan yang kuat. Semua
isolat tumbuh dalam media garam dengan 10% (v/v) dari bensin sebagai sumber karbon.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, 3 bakteri yang dianggap efisien untuk mendegradasi
minyak telah diidentifikasi dari penelitian sebelumnya, bagaimanapun, kami membuktikan
bahwa Pseudomonas aeruginosa 28 lebih efisien daripada Pseudomonas aeruginosa
HNYM41 dan Serratia marcescens menunjukkan penurunan bensin secara berurutan dari
79,7%, 74,5% dan 70,9%

tetapi 98,4%, 94,6% dan 97,2% untuk ketahanan pada

hidrokarbon. Dalam metode penyaringan 6 isolat menunjukkan hasil yang positif dalam drop
collapse tetapi penggantian luas tertinggi untuk minyak mentah dilakukan oleh S. marcescens
dan P. aeruginosa 28, pada 9,43 mm dan 9,42 mm. S. marcescens menunjukkan aktifitas
pengemulsi yang tinggi dari ketegangan air murni 69,6 mN/m menjadi 36,6 mN/m. Oleh
karena itu, S. marcescens terpilih untuk bakteri pendegradasi bensin dan memproduksi
biosurfaktan. Permukaannya yang aktif menambah luas permukaan hidrofobik substrat yang
tidak larut dalam air dan meningkatkan bioavalabilitas. Maksimal produksi biosurfaktan
untuk isolat ini dilihat dari potensi dalam menghasilkan biosurfaktan 0,6 g/L ketika produksi
sedikit oleh Bacillus Iicheniformis 0,18 g/L. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
memilih isolat yang berpotensi untuk mendegradasi minyak dan memprodukasi biosurfaktan
agar dapat diaplikasikan di lingkungan.
Kata kunci : aktifitas emulsi, biodegradasi, biosurfaktan, bensin, tegangan permukaan,

Pendahuluan
Lingkungan yang terkontaminasi disebabkan oleh petroleum dan sejenisnya, seperti
minyak berat, bahan bakar diesel, bensin, pencahar, dan oli yang memiliki dampak
pertumbuhan pada masalah penting dari pemulihan ekologi [1]. Beberapa teknologi secara
biologis menggunakan bahan alami atau mikroorganisme yang telah dikembangkan untuk
membersihkan tanah yang terkontaminasi minyak [2]. Biosurfaktan diproduksi oleh berbagai
mikroorganisme merupakan produk penting dari bioteknologi untuk diaplikasikan pada
industri karena memiliki toksisitas yang rendah, persiapan cukup mudah dan merupakan
aplikasi yang luas untuk digunakan sebagai emulsi, foaming agent dan sebagai deterjen di
petroleum [3]. Ini digunakan di industri petrokimia untuk meningkatkan perolehan minyak
dari pemulihan hidrokarbon [2,4,5]. Semua biosurfaktan adalah amphiphiles, yang terdiri dari
2 bagian bagian polar (hidrofilik) dan bagian non polar (hidrofobik) [6]. Perbedaan
kepolaran dan ekor dari gugus hidrokarbon menurunkan permukaan dan tegangan antar
permukaan oleh akumulasi pada permukaan antara fluida yang bercampur seperti air dan
minyak, atau udara dan air dimaan sifat ini menunjukkan deterjensi, busa dan emulsi [2,7].
Biosurfaktan mengandung berbagai macam kelompok molekul, yang termasuk
molekul sederhana (hidrofilik) dimana terdiri dari mono atau oligosakarida (rhamnosa,
mannosa, glukosa, galaktosa), polisakarida, peptida atau protein dan berat molekul yang
tinggi (hidrofobik) biasanya mengandung jenuh, tidak jenuh, hidroksilasi lemak [3,8,9,10].
Mikroorganisme memproduksi biosurfaktan yang dapat membantu untuk meningkatkan
bioavalabilitas dari hidrokarbon dengan meningkatkan kontak antara kontaminan dan bakteri
dengan adanya biosurfaktan yang dapat membantu untuk percepatan pada pemulihan lahan
yang terkontaminasi hidrokarbon [11]. Surfaktan memegang peranan penting dalam
biodegradasi atau fitoremediasi polutan organik seperti minyak mentah, hidrokarbon
polisiklik aromatik, dan polychlorinated biphenyls yang telah menjadi perhatian di beberapa
tahun terakhir [12]. Biosurfaktan memiliki berat molekul yang tinggi ditunjukkan dalam
menstabilisasi emulsi antara cairan hidrokarbon dan air, sehingga meningkatkan luas
permukaan yang bisa didegradasi oleh bakteri, namun mereka jarang diukur sebagai
peningkatan dalam degradasi hidrokarbon pada bioremediasi [13].
Sufaktan digunakan untuk mencuci tanah karena kemampuan mereka dalam mengikat
polutan, senyawa amphiphilic yang mengurangi energi bebas dari sistem dengan mengganti
volume molekul dari energi yang tinggi di antara permukaan; mereka mengandung bagian
hidrofobik dengan afinitas yang kecil dari media dan kelompok hidrofilik yang tertarik pada
2

media, surfaktan digunakan dalam industri sebagai perekat dan pengurangan emulsi
kontaminan

[12,

14].

Kemampunan

biodegradasi

oleh

biosurfaktan

dikarenakan

meningkatkan hidrofobisitas permukaan sel yang memungkinkan kontak langsung antara sel
dan tetesan hidrokarbon [15]. Biosurfaktan memegang peranan penting dalam biodegradasi
atau fitoremediasi kontaminan organik seperti minyak mentah, hidrokarbon polisiklik
aromatik (PAHs) dan polychlorinated biphenyls (PCBs) yang telah menjadi perhatian di
beberapa tahun terakhir. Dalam penyaringan mikroorganisme, sifat permukaan aktif yang
paling tenting dievaluasi dalam aplikasi di industri adalah pengurangan tegangan permukaan
dan pembentukan emulsi dan menstabilkan kapasitas [16]. Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk menyaring mikroorganisme yang berpotensi untuk memproduksi biodegradasi
yang digunakan untuk proses biodegradasi dari polutan petroleum.
Bahan dan Metode
Sumber dan persiapan inokulum bakteri:
Sebanyak 15 isolat diperoleh dari laboratorium mikroba Universitas Kebangsaan
Malaysia (UKM) dengan kode yang disebutkan pada Tabel 1. Isolat ini telah diperoleh dan
diidentifikasi dari mahasiswa sebelumnya menggunakan biokimia dan teknik PCR yang
dimulai dari 2010 sampai 2011. Isolat bakteri tunggal telah tumbuh di 40 mL nutrient broth
dan diinkubasi pada 30oC di kocol pada 150 rpm selama 24 jam. Sel akan dipisahkan oleh
sentrifugasi (4000 rpm, 15 menit, dan pelet telah dibersihkan 2 kali dengan air garam (pH 7).
Kemudian , sel disuspensi air garam. Inokulat standar telah disiapkan dengan mengukur
optical density pada 550 nm menggunakan UV-spektrofotometer. Percobaan dilakukan
sebanyak 3 kali.
Menyaring isolat untuk mendegradasi bensin:
Persiapan media kultur:
Media air garam telah disiapkan menggunakan distilasi air sebagai berikut (g L -1): 1,2
KH2PO4; 1,8 K2HPO4; 4,0 NH4Cl; 0,2 MgSO4.7H2O; 0,01 FeSO4.7H2O dan 0,1 NaCl dan
0,1% dari elemen lain ditambahkan (g L-1): 0,1 MnSO4.H2O; 0,025 CuCl2; 0,025
(NH4)6MO7.O24; 0,025 CO (NO9)2.6H2O; 0,025 ZnCl; 0,01 NH4NO2. pH dari media MSM
disesuaikan antara 7,0-7,2 menggunakan 1 mol L -1 sodium hidroksida (NaOH) dan asam
klorida (HCl), kemudian media di autoclave pada suhu 121 oC selama 15 menit [17].

Pertumbuhan bakteri dan colony forming unit (CFU):


Pertumbuhan bakteri dilakukan dengan menggunakan media air garam seperti yang
telah dijelaskan di atas. 10% dari inokulum standar telah diinokulasi ke 100 mL media air
garam (MSM) dengan 10% (v/v) bensin (pH 7) dan diinkubasi pada 37 oC, 150 rpm selama 5
hari. Pertumbuhan bakteri dapat dilihat dengan menentukan optical density (OD) pada
(MSM), pada panjang gelombang 550 nm (OD550) dengan menggunakan alat
spektrofotometer (Genesys 10 UV SPECTRONIC Thermo, USA). Pertumbuhan ditentukan
dari setiap sampel yang memiliki kemampuan untuk bertahan di bensin dan yang dilihat dari
colony forming unit CFU/m L-1 dihitung pada hari ke-50.
Degradasi Bensin:
Semua isolat (15 isolat) dipilih untuk mengukur persentasi dari degradasi bensin. 10%
dari inokulum standar telah diinokulasi ke dalam 100 mL air garam (MSM) dengan 10%
(v/v) bensin (pH 7) dan diinkubasi pada 37 oC, 150 rpm selama 5 hari. Media tanpa inokulasi
bakteri digunakan sebagai kontrol. Sisa dari hidrokarbon di ektrak dari media kultur dengan
mengunakan 100 mL diklorometan dalam 500 mL corong pemisah. Pelarut kemudian
dihilangkan dengan penguapan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50 oC. Sisa dari
hidrokarbon dimasukkan ke dalam 10 mL botol kecil dan kemudian diuapkan selama 1
hingga 2 hari di dalam ruang asam. Ekstrak itu kemudian terkonsentrasi ke 2 mL volume dan
dianalisa TPH oleh GC-FID menggunakan kolom kapiler (Agilent Technologies, Model
7890A, GC system, U.K.) dengan HP-5 5% fenil metil kolom siloksan ( 30 m x 0,32 mm i.d
x 0,25 micron) dengan helium sebagai gas pembawa. Temperatur kolom diprogram tetap
pada 50 oC selama 1 menit dan kemudian naik pada 15 oC per menit hingga 320 oC selama 10
menit. Persentase penghilangan TPH pada setiap sampel bakteri ditentunkan menggunakan
persamaan:
Biodegradation=
Dimana:

TPH 0TPH t
x 100
TPH 0

TPH0 = Sampel total petroleum hidrokarbon pada jam ke 0


TPHt = Total petroleum hidrokarbon pada setiap sampel sesudah 5 hari

Menyaring isolat untuk memproduksi biosurfaktan:


Komposisi dari media air garam (MSM) yang digunakan pada penelitian ini telah
dijelaskan sebelumnya. 10% dari inokulum standar telah diinokulasi ke dalam 100 mL air
4

garam (MSM) dengan 10% (v/v) bensin sebagai sumber karbon (pH 7) dan diinkubasi pada
37 oC, 150 rpm selama 5 hari. Kultur bakteri disentrifug dengan kecepatan 8000 rpm selama
15 menit pada suhu 4 oC dan suspensi kultur disari untuk memproduksi biosurfaktan dengan
berbagai metode yang berbeda.
Penentuan hidrofobisitas permukaan sel (CSH):
Hidrofobisitas permukaan sel ditentukan dengan melihat ketahanan bakteri pada
hidrokarbon yang telah dijelaskan oleh Rosenberg et al. [18]. Isolat bakteri dipisahkan dari
media kultur setelah 5 hari dengan sentrifug dengan kecepatan 8000 rpm selama 10 menit dan
dicuci sebanyak 2 kali menggunakan air garam. Sel-sel tercampur di larutan yang sama ke
absorbansi awal pada 550 nm. Memasukkan 2 mL suspensi sel ke dalam 100 L bensin dan
terbentuk vortex selama 3 menit pada tabung dan fasa cair akan terpisah selama 15 menit. OD
550 nm yang terbaca pada fasa cair. Hidrofobisitas ditunjukkan sebagai persentase ketahanan
sel terhadap hidrokarbon yang dihitung sebagai berikut:
Eq (1): 100 *(1-OD dari fasa cair / OD dari suspensi sel awal)
Tes Drop Collaps:
Kualitatif tes drop collapse dilakukan sesuai alur. 2 L bensin di permukaan piring
kaca dan 5 L kultur supernatan ditambahkan. Setelah 1 menit pengamatan supernatan
membuat penurunan minyak yang terindikasi sebagai hasil positif dan adanya jatuhan dari
tetes-tetes yang mengkilap sebagai hasil negatif yang dibandingkan dengan distilasi air
sebagai kontrol.
Tes hemolisis blood:
Isolat yang disaring oleh aktifitas hemolisis pada plat blood agar (pepton: 10 g/L;
ekstrak ragi: 3 g/L; NaCl: 5 g/L; sheep blood: 100 mL/L) tes hemolisis merupakan metode
utama untuk menyaring mikroorganime yang memiliki kemampuan untuk memproduksi
biosurfaktan, menurut Liu et al. [19] 50 L supernatan ditambahkan pada blood agar
diinkubasi pada 37 oC selama 48-72 jam. Koloni bakteri kemudia diamati dengan melihat
zona yang tidak ditumbuhi di sekitar koloni. Zona yang bersih ini mengindikasikan
keberadaan biosurfaktan yang diproduksi organisme [14].

Tes perpindahan minyak:


Tes perpindahan minyak digunakan untuk mengukur diameter dari zona bersih dengan
menambahkan 50 mL air yang telah didistilasi ke dalam petridish yang besar (diameter 15
cm). Setelah itu, 20 L bensin dituangkan ke atas permukaan air yang diikuti dengan
penambahan 10 L kultur sel supernatan. Diameter dan lingkaran yang bersih
divisualisasikan di bawah cahaya diukur setelah 30 detik. Setiap percobaan diulangi 3 kali
untuk menentukan diameter rata-rata dari zona bersih [20, 21].
Penentuan tegangan permukaan:
Sampel kultur di sentrifug pada 12.500 rpm selama 15 menit untuk menghilangkan sel
dan hasil supernatan ditujukan untuk penentuan aktifitas permukaan. Tegangan permukaan
diukur dengan menggunakan a du Nouy ring-tipe model tensiometer KSV-sigma 703D
(Finland) [8].
Indeks emulsifikasi:
Aktifitas emulsi dari kapasitas biosurfaktan terhadap bensin telah dilakukan
menggunakan metode Cooper dan Goldenberg [22]. Campuran 4 mL bensin dan 4 mL
ekstrak sel bebas diperoleh setelah sentrifug pada sampel supernatan yang diambil dari
tabung reaksi dan dihomogenisasi oleh vortex selama 2 menit. Aktifitas emulsi di amati
sesudah 24 jam dan indeks emulsifikasi (E24) dihitung dari tinggi total emulsi dari tinggi
total lapisan cair dan kemudian mengalikan dengan 100. Hasilnya dibandingkan dengan 1%
sodium dodecyl sulfat (SDS) sebagai kontrol positif.
Ekstraksi biosurfaktan:
Sesudah penyaringan biosurfaktan yang diproduksi bakteri beberapa isolat dipih
untuk mengekstraksi biosurfaktan. Ekstraksi seperti yang dijelaskan oleh [14]. Kultur
diinokulasi ke dalam 100 ml MSM cair dengan 10% bensin selama 5 hari pada 37 oC dengan
150 rpm. Setelah inkubasi sel bakteri dihilangkan dengan sentrifug 8000 rpm selama 15
menit pada 4 oC. Air yang bening diambil dan pH dari cairan tersebut harus 2, dengan
menggunakan 1N HCl. Kemudian cairan bening tersebut disentrifug 12000 rpm selama 15
menit pada 4 oC. Diekstrak dengan kloroform dan metanol (2:1 v/v). Pelarut dihilangkan
dengan rotary evaporator dan residu yang dihasilkan menghasilkan biosurfaktan mentah.
Berat biosurfaktan ditunjukkan dalam gram per liter (berat kering).
Berat kering biosurfaktan dihitung menggunakan formula sebagai berikut :
6

Berat kering biosurfaktan = (berat wadah dan biosurfaktan setelah pengeringan berat wadah
tanpa biosurfaktan)
Hasil:
Pertumbuhan bakteri:
Awal mula penyaringan bakteri yang digunakan dalam penelitian ini tercantum dalam
tabel 1. 15 total isolat secara langsung dalam media kultur MSM dimana 10% (v/v) bensin
sebagai substrat pertumbuhan. Hanya 3 isolat (UKMA4, UKMA6, dan UKMSM) yang
menunjukkan hasil yang sama pada konsentrasi 10% (v/v) bensin mempunyai laju
pertumbuhan tinggi di bensin tetapi menurunkan laju pertumbuhan pada semua isolat. Pada
tes pertumbuhan ditunjukkan dalam CFU/mL-1 selama 24 jam. Grafik 1 menunjukkan 3 isolat
rhizobacteria yang bisa tumbuh dengan 10% bensin. Banyaknya koloni dalam wadah dihitung
menggunakan 107. Keseluruhan populasi dari isolat mempunyai range antara (2,37; 2,03; dan
1,99) CFU/mL-1 x 107 untuk isolat (UKMA4, UKMA6, dan UKMSM). Pertumbuhan bakteri
menunjukkan pembacaan absorbansi sebagai optical density (OD) (Grafik 2). Range OD
antara 0,355 hingga 0,105 absorbansi. 3 isolat (UKMA4, UKMA6, dan UKMSM) yang
dominan dengan jumlah yang melebihi range antara (0,355 hingga 0,293), telah dipilih. Hasil
menunjukkan bahwa 3 isolat bisa memanfaatkan konsentrasi bensin yang tinggi.
Degradasi bensin:
Biodegradasi bensin dalam MSM broth dilakukan dalam 15 isolat. Antara 15 isolat 3
paling efisien yang menunjukkan persentasi degradasi yang tinggi dari 79,9%; 74,5%; dan
70,9% berurutan grafik 2 dimana ketiganya bisa mengeluarkan biosurfaktan selama degradasi
bensin. Bakteri UKMA4 mempunyai kemampuan degradasi bensin terbaik dibandingkan
dengan isolat lain. Isolat ini tumbuh baik dalam medium yang mengandung bensin, efisiensi
degradasi dari kelompok UKMA4 setelah 5 hari. Kelompok UKMA4 mempunyai
kemampuan degradasi terbaik untuk bensin, dibandingkan dengan isolat lain. Tetapi itu
menyebabkan berkurangnya kemampuan degradasi bensin isolat UKM B7 dengan efisiensi
17,05%. Untuk mendegradasi bensin dan berbagai macam senyawa minyak, untuk
kedepannya menggunakan kelompok (UKMA4, UKM16 dan UKMSM) yang mungkin bisa
diaplikasikan pada area pemulihan dari kebocoran yang mengkontaminasi tanah.

Penyaringan isolat untuk memproduksi biosurfaktan:


Hasil dari berbagai metode penyaringan untuk mengindentifikasi potensi dalam
menghasilkan biosurfaktan tercantum dalam tabel 1. 15 isolat bakteri berhasil digunakan
untuk menyaring aktifitas biosurfaktan oleh tes drop collapse mengkonfirmasi produksi
biosurfaktan oleh bakteri dan tes perpindahan minyak. 6 isolat menunjukkan reaksi yang
positif untuk tes drop collapse. Tes perpindahan minyak di penelitian ini dari biosurfaktan
mentah mempunyai aktifitas permukaan yang tinggi dan menunjukkan hasil positif untuk S.
marcescens. Produksi biosurfaktan bisa menggantikan minya pada 9,43 mm dibandingkan
dengan komersial surfaktan 1% SDS pada 8,04 mm. Isolat yang sama menunjukkan reaksi
positif untuk drop collapse di wadah yang berminyak. Uji drop collapse bergantung pada
penurunan stabilisasi tetesan cairan oleh surfaktan yang dikorelasi dengan permukaan dan
kekuatan antar permukaan. Tes perpindahan minyak di penelitian ini mengindikasikan grafik
3. Lingkaran cincin disekitar koloni pada blood agar dari kultur air yang jernih oleh S.
marcescens menunjukkan aktifitas laju hemolisis yang tinggi dari diameter 3,2 cm (Grafik 4).
Tes hidofobisitas permukaan sel:
Ketahanan bakteri pada uji hidrokarbon (MATH) digunakan untuk menentukan
perubahan di hidrofobisitas permukaan sel selama pertumbuhan. Pada penelitian ini, range
hidrofobisitas antara 98,4% hinga 59,3% sedangkan hasil untuk S. marcescens laju tinggi
pada 97,2%. Ini dapat memfasilitasi ketahanan sel dan akses ke substrat, seperti yang
disarankan oleh sekresi maksimal surfaktan.
Indeks Emulsifikasi dan tegangan permukaan:
Indeks emulsifikasi tertinggi E24 ditelitin dalam biosurfaktan mentah dari S.
marcescens ditemukan menjadi 29,15%. Indeks emulsifikasi ditunjukkan dalam grafik 5.
Isolat pada penelitian ini akhirnya dipilih berdasarkan kemampuannya untuk tumbuh dalam
MSM dengan bensin sebagai substrat dan kapasitasnya untuk menurunkan tegangan
permukaan dalam penyaringan kemampuan memproduksi biosurfaktan (Gambar 6).
Surfaktan yang baik dapat menurunkan tegangan permukaan air dari 69,63 menjadi 29,89
mN/m dalam 1% SDS. Sel bebas supernatan dari 5 isolat (UKMSM, UKMSTF, UKMK,
UKMC8 dan UKMR2) menunjukkan pengurangan tegangan permukaan (Gambar 6).
Tegangan permukaan awal dari supernatan di media kultur pada 55,49 Mn/M pengurang
cepat oleh S. marcescens ke 36,5 mN/m, indeks emulsifikasi dan tegangan permukaan dari
keduanya diilustrasikan dalam gambar 6.
8

Ekstraksi biosurfaktan:
Tabel 2 mengilustrasikan 8 isolat yang dipilih dari 15 isolat dites dengan metode
penyaringan menghasilkan biosurfaktan untuk mendeteksi potensi dalam menghasilkan
biosurfaktan yang ampuh. Itu menunjukkan bahwa produksi maksimal S. marcescens adalah
pada 0,6 g/L semua kultur tetapi isolat UKMPR menghasilkan biosurfaktan yang sedikit yaitu
0,18 g/L.
Diskusi:
Pemanfaatan

petroleum

hidrokarbon

dan

kemampuan

untuk

memproduksi

biosurfaktan oleh bakteri merupakan aplikasi bioteknologi yang menarik dimana mereka bisa
digunakan di berbagai proses industri yang berbeda [21]. Penelitian ini diawali dengan
pertumbuhan isolasi dalam MSM dengan 10% bensin untuk meningkatkan degradasi
terutama pada proses pemulihan karena bioavalabilitas dan biodegradasi minyak akan
meningkat dengan biosurfaktan dan biosurfaktan akan memiliki peranan pentin dalam
degradasi senyawa minyak [23]. Menurut hasil CFU 8 isolat dipilih yang bisa bertahan dan
toleran terhadap 10% bensin dengan range CFU/mL -1 dari 2,35 menjadi 1,05 ( Gambar 1).
Laju pertumbuhan dari isolat yang berbeda diamati selama 5 hari ditunjukkan dalam gambar
2. Bakteri yang berhubungan dengan produksi biosurfaktan, kami bisa menyimpulkan bahwa
bakteri metabolisme hidrokarbon bisa menghasilkan biosurfaktan dimana peningkatan
degradasi hidrokarbon membutuhkan pemahaman lebih lanjut dari mekanisme yang akan
membantu dan strategi pengembangan untuk menghilangkan hidrokarbon dari area yang
terkontaminasi [24]. Mehdi dan Giti (2008) [25] menjelaskan bahwa bakteri mempunyai
hidrofobisitas yang tinggi yang bisa memproduksi biosurfaktan dan meningkatkan
biodegradasi minyak mentah. Biodegradasi bensin oleh bakteri muncul sebagai proses alami
dari polusi hidrokarbon digunakan sebagai sumber karbon organik, menyebabkan perubahan
komponen petroleum menjadi senyawa molekular yang rendan atau menjadi senyawa organik
lain seperti biosurfaktan [24].
Pada penelitian kami dari 15 isolat 3 bakteri (UKMA4, UKMA6 dan UKMSM) lebih
efisien dalam mendegradasi minyak dan memproduksi biosurfaktan. Hasil ini berada dalam
perjanjian dengan Si-jin et al. (2006) [23] menyelidiki biosurfaktan dari Pseudomonas sp.,
Flauobacteriurn sp. dan Rhodococcus sp. memiliki kemampuan yang baik untuk
meningkatan degradasi minyak. 6 isolat menunjukkan reaksi positif untuk drop collapse pada
wadah yang berminyak. Uji drop collapse bergantung pada penurunan stabilisasi tetesan
cairan oleh surfaktan yang dikorelasi dengan permukaan dan kekuatan antar permukaan [26].
9

Tes perpindahan minyak pada penelitian ini mengindikasikan bahwa, aktifitas permukaan
oleh pengukuran tes sampel surfaktan terhadap minyak adalah dengan penambahan kultur
supernatan untuk menyebar dan membentuk zona bersih yang lebar di atas permukaan
minyak-air [20, 21] menunjukkan bahwa itu mengindikasikan surfaktan yang ampuh. Hasil
dari tes perpindahan minya oleh biosurfaktan ditunjukkan pada tabel 1 kultur mempunya area
rata-rata sebesar 9,4 mm dengan 2 isolat S. marcescens dan P. aeruginosa sedangkan yang
terendah sebesar 3,2 mm oleh Staphylococcus aureus.
Koloni dalam blood agar dengan hemolisis atau lingkaran pelarutan minyak diteliti
ketika diperkaya kultur broth telah menyebar banyak digunakan untuk menyari produksi
biosurfaktan. Organisme ini memproduksi aktifitas haemolisis sebagai tanda produksi
biosurfaktan disebabkan oleh kehadiran zona bersih yang transparan diteliti dalam wadah
blood agar [27]. Lingkaran cincin disekitar koloni diatas blood agar oleh S. marcescens laju
yang tinggi dari aktifitas hemolisis dari diameter menyebabkan area atau pori dalam
membran eritrosit dan biosurfaktan berinteraksi dengan sel membran dimana eksotoksin
menyebabkan lisi dari sel karena biosurfaktan mempunyai amphiphilic di alam yang bisa
membagi ke membran fosfolipid dari sel ini [4]. Hasil serupa dikorelasikan dengan penelitian
yang meneliti kultur produksi hemolisis mampu menghasilkan biosurfaktan [14] yang
menggunakan tes hemolisis blood untuk menyaring organisme yang memproduksi
biosurfaktan. Nishanthi et al. [26] mengungkapkan Serratia spp. Mempunyai laju aktifitas
hemolisisi yang tinggi dari diameter 11 mm. Indeks emulsifikasi merupakan salah satu
kriteria yang mendukung dalam pemilihan biosurfaktan yang berpotensi. Emulsifikasi
berjalan ketika pengurangan tegangan permukaan dan penurunan antar permukaan antara
minyak dan air tersedia dengan kondisi yang baik pada pengurangan tegangan permukaan
[4]. Biosurfaktan memiliki aktifitas permukaan yang tinggi yang bisa menurunkan tegangan
permukaan. Tegangan permukaan dari kontrol adalah sebagai berikut: deionisasi air 69
mN/m, isolat bisa menurunkan tegangan permukaan dari MSM kosong ketika bensin sebagai
sumber karbon yang bisa memproduksi biosurfaktan [28].
Hasil penelitian ini diperoleh dari pengurangan maksimal tegangan permukaan
surfaktan oleh S. marcescens. Hasil ini membuktikan dengan aktifitas bakteri begantung pada
substrat hidrofobik dalam fase cair dan menyesekresi biosurfaktan [29]. Penyelidikan
menyatakan bahwa kenaikan pada hidrofobisitas permukaan sel selama pertumbuhan pada
hidrokarbon dan kemampuan bakteri untuk mendegradasi bensin. Surfaktan menaikkan
hidrofobisitas permukaan sel dengan menambah sel ke hidrokarbon dengan demikian
menambah kemampuan degradasi selama proses degradasi [2, 24]. Hasil menunjukkan bahwa
10

hidrofobisitas yang tinggi dari 3 bakteri (UKMA4, UKMSM, dan UKMA6) adalah 98,4%,
97,2% dan 94,6%. Di penelitian kami, 3 isolat yang terpilih memproduksi biosurfaktan ketika
diinkubasikan dengan bensin, menunjukkan bawa penambahan bensin akan meningkatkan
produksi biosurfaktan dari bakteri. Zhang et al. [28] menunjukkan pengunaan senyawa
organik sebagai sumber karbon untuk menambah produksi biosurfaktan. Produksi
biosurfaktan di tes dengan cight out dari 15 isolat untuk mendekteksi potensi dalam
memproduksi biosufaktan. 8 kultur menunjukkan maksimal produksi oleh S. marcescens.
Hasil ini sesuai dengan Nishanthi et al. [26], dimana 2 isolat Pseudomonas sp dan Serratia sp
menunjukkan biosurfaktan maksimum pada 0,8 g/L dan 0,6 g/L.
Kesimpulan:
Total dari 15 isolat telah disaring untuk mendegradasi bensin dan memproduksi
biosurfaktan yang menjanjikan untuk diaplikasikan ke lingkungan. 3 isolat (UKMA4,
UKMA6 dan UKMSM) menunjukkan degradasi yang tinggi sementara hanya 1 isolat bakteri
yang memiliki kemampuan dalam memproduksi biosurfaktan ampuh sebagai perbandingan
yang lain.

11

Anda mungkin juga menyukai