Anda di halaman 1dari 6

Artikel ilmiah

KEBAKARAN BATU BARA PEMICU KEPUNAHAN


Sekitar 250 juta tahun lalu, lebih dari 90 persen spesies laut di bumi
punah. Kebakaran batu bara besar-besaran diduga berperan besar dalam
kepunahan ini.
Erupsi gunung berapi di kawasan yang kini dikenal sebagai Siberia di Rusia
kemungkinan membuat lapisan batu bara terpicu ledakan. Akibatnya, sejumlah
besar abu beracun memenuhi atmosfer. Abu yang kemudian turun ke bumi
meracuni laut dan mengubah kimiawi planet ini dan membawa kematian
makhluk hidup.
Kemungkinan ini diajukan berdasarkan penelitian dalam jurnal Nature
Geoscience oleh tim Geological Survey dari Kanada. Dalam penelitian tersebut
tim menemukan partikel gosong atau arang di lapisan sedimen laut dalam di
Kutub Utara, yang asalnya diperkirakan dari zaman Permian, 299 juta hingga 251
juta tahun lalu.
Para peneliti menyatakan, partikel-partikel tersebut sangat mirip dengan
abu yang terbentuk saat batu bara dibakar. Para peneliti berasumsi, pada
periode Permian terjadi erupsi dari basal yang sebelumnya mengendap di area
batuan vulkanik yang luas, yang disebut Siberian Trap. Basal adalah batuan beku
hasil lelehan gunung berapi yang biasanya berwarna kehitam-hitaman.
Erupsi tersebut kemungkinan memicu terbakarnya lapisan batu bara dan
mengirim debu abu terbang dalam jumlah sangat besar hingga lebih dari 20
kilometer ke atmosfer. Bahkan, beberapa erupsi besar diperkirakan melebihi
jarak 40 kilometer. Artinya, erupsi ini cukup kuat untuk mengirim abu ke lapisan
stratosfer.
Abu yang ringan diperkirakan menyebar secara global dengan bantuan
angin, sebelum akhirnya jatuh dari stratosfer. Abu itu kemudian bercampur
dengan air dengan sangat perlahan-lahan dan membentuk cairan seperti bubur
yang membatasi penetrasi cahaya. Sementara itu, logam beracun dan elemen
radioaktif yang terkonsentrasi dalam abu menciptakan kondisi yang sangat
beracun.
Tim peneliti juga menganalisis karbon terestrial yang ditemukan di
sedimen laut dalam yang seusia dengan periode Permian. Mereka menyatakan,
batuan-batuan penunjuk keberadaan sejumlah penting batu bara yang gosong
telah diendapkan sebelum kepunahan hewan-hewan laut terjadi.
Para peneliti yang menganalisis geokimia dan petrologi arang ini
menyatakan bahwa arang tersebut kemungkinan besar berasal dari pembakaran
batu bara Siberia dan dari sedimen yang kaya zat-zat organik. "Arang ini sangat
mirip dengan debu batu bara yang dapat kita jumpai saat ini, yang dapat
menciptakan kondisi air beracun saat dilepaskan dalam bentuk bubur," tulis
laporan ini.

Selama kepunahan di zaman Permian yang juga dikenal sebagai periode


Great Dying, siklus biogeokimia terganggu secara global. Gangguan ini
menyebabkan kematian sekitar 80 persen hewan-hewan darat dan 90 persen
kehidupan laut. (National Geographic Indonesia/Raras Cahyafitri)

Dampak Keyboard QWERTY pada Makna Kata


Pakar psikologi sosial di New School for Social Research mengatakan
bahwa kesulitan dalam menggunakan obyek tertentu berpengaruh pada
cara orang menilai obyek tersebut.
Salah satu contoh adalah nama orang. Dikatakan bahwa semakin sulit
seseorang melafalkan nama orang lain, seseorang tersebut akan semakin
sulit menilai orang itu secara positif.
Kini, ada contoh kasus baru yang dikaji peneliti. Dikatakan bahwa semakin
sulit seseorang mengetik suatu kata di keyboard, maka semakin negatif
pula makna kata itu.

mengetik dengan

Kyle Jasmine dan Daniel


Casasanto dari University of
College London meneliti
tentang QWERTY effect,
dampak pada makna kata
yang dihasilkan ketika orang
keyboard QWERTY.

Jasmine mengungkapkan, kata-kata yang dengan huruf lebih banyak di


sebelah kanan keyboard QWERTY (sebelah kanan T, G, dan B) memiliki
makna lebih positif.
Contohnya, kata "POOL" yang berarti kolam memiliki makna lebih positif
daripada kata "DESERT" yang berarti gurun. Contoh lain adalah kata
"IKAN" dan "DERAS".

Menurut Jasmine, hal itu terkait dengan kemudahan mengetik. Lebih


mudah bagi manusia untuk mengetik huruf di sebelah kanan keyboard
QWERTY daripada yang ada di sebelah kiri.
"Jika mudah, maka cenderung memiliki makna positif. Jika sulit, maka
akan sebaliknya," ungkap Jasmine seperti dikutip Wired pada Rabu
(7/3/2012).

Faktor yang semakin mendukung hasil penelitian tersebut adalah huruf


yang terkesan padat di sebelah kiri sehingga semakin menyulitkan
pengetikan. Orang juga cenderung mengetik huruf di sebelah kanan lebih
cepat.

Dalam eksperimen, Jasmine menganalisis 1.000 kata dalam bahasa


Inggris, Spanyol, dan Belanda. Ia menemukan bahwa QWERTY effect memang
terbukti.
Dalam eksperimen lain, 8.000 juru ketik juga diminta Mechanical Turk Service di
Amazon.com untuk memberi kesan atas sebuah kata yang dihasilkan keyboard
QWERTY. Hasilnya juga serupa.
Jasmine menuturkan, "Ini adalah demonstrasi pertama yang menunjukkan
bagaimana kata-kata membentuk makna dalam waktu tertentu." Apakah Anda
percaya efek QWERTY ini?
Artikel Umum

10 Hewan Pembunuh Paling Berbahaya Bagi Manusia

Nyamuk, pembunuh manusia terbesar.(Antara/ Paramayuda)


VIVAnews - Manusia kerapkali mencari tempat paling aman untuk
membuat hidupnya jadi lebih baik. Terkadang tidak menyadari bahwa di
dekatnya banyak spesies hewan yang berbahaya.
Mayoritas manusia berpikir bahwa hewan yang berbahaya itu bentuk
fisiknya besar dan menyeramkan. Kemudian, hewan tersebut hidup di alam liar
yang ganas. Tetapi, harus diketahui bahwa kadang-kadang spesies hewan yang
dianggap jinak adalah hewan yang sangat berbahaya bagi manusia.
Seperti dilansir portal berita Theepochtimes, berikut daftar sepuluh hewan paling
berbahaya di dunia:

10. Kuda nil


Kuda nil ini bisa ditemukan di Afrika. Kuda nil jantan dan betina memiliki alasan
berbeda untuk menyerang. Kuda nil jantan biasanya menyerang karena
mempertahankan wilayahnya. Satu kuda nil biasanya memiliki berat 1,5 ton
lebih. Kemudian, bisa berlari hingga kecepatan 32 km per jam dan mulutnya bisa
membuka sampai empat meter, mulut itu cukup untuk menghancurkan sebuah
palu.

9. Ubur-ubur kotak Australia


Hewan laut ini paling beracun. Hewan ini biasa ditemukan di perairan Australia
Utara dan di seluruh daerah tropis Indo-Pasifik. Ubur-ubur kotak memiliki 60
tentakel, masing-masing tumbuh sepanjang 15 kaki dilengkapi dengan jarum
kecil yang berisi racun. Hewan ini bisa membunuh 100 orang setiap tahun.

8. Hiu putih besar


Hewan ini memiliki rata-rata panjang 4,5 meter dengan deretan 300 gigi tajam di
dalam rahangnya. Meskipun dalam rantai makanan di tempat paling tinggi,
hewan ini dipastikan tidak menyukai daging manusia. Namun, biasanya hiu putih
besar ini menyerang manusia hanya untuk menguji ketajaman gigi.
Pada kebanyakan kasus, setelah gigitan pertama hiu akan mundur. Tapi,
sayangnya, sekali digigit, manusia langsung meninggal. Hewan ini bisa
membunuh 100 orang setiap tahun.

7. Beruang grizzly
Beruang grizzly biasanya berwarna cokelat dan hidup di Amerika Utara. Beratnya
bisa mencapai 200-400 kg. Ketika berdiri menggunakan kaki belakang, beruang
dapat mencapai 8 meter. Meski ukurannya besar, hewan ini dapat berlari dengan
kecepatan hingga 55 km per jam. Hewan ini biasanya menyerang manusia ketika
lapar atau sakit.

6. Kerbau Afrika
Kerbau ini ditemukan di Afrika dan menjadi salah satu hewan paling berbahaya di
darat. Hal ini sangat agresif dan tak terduga. Hewan ini memiliki berat badan
antara 400-800 kg. Spesies ini membunuh lebih dari 200 orang per tahun.

5. Gajah
Gajah adalah mamalia darat terbesar, tinggal di Afrika dan beberapa bagian
Asia. Biasanya dipandang sebagai hewan ramah, gajah terkadang menunjukkan
perilaku tak terduga dan menyerang tanpa sebab. Gajah liar kadang-kadang
memasuki desa-desa dan melakukan kerusakan. Sekitar 500 orang meninggal
karena gajah setiap tahun.

4. Buaya
Para buaya air asin adalah reptil terbesar di dunia. Air asin dan buaya nil adalah
yang paling berbahaya, bisa menewaskan ratusan orang per tahun. Buaya hidup
di daerah tropis Afrika, Asia, Amerika, dan Australia. Spesies Ini memakan
berbagai hewan, hidup maupun mati. Mata, telinga, dan lubang hidung yang
terletak tinggi di kepala memungkinkan melihat serta mendengar mangsanya.

Buaya air asin sangat kuat dan cepat, dan rahang yang dapat menghancurkan
makanan 140 kg. Buaya membunuh hingga 800 orang setiap tahun.

3. Singa Afrika
Singa Afrika memiliki kecepatan luar biasa, cakar yang tajam, dan gigi kuat
untuk menyerang mangsanya. Hewan ini biasanya berkelompok. Singa Afrika
menyerang orang-orang di peternakan, dan bahkan orang di dalam mobil. Singa
Afrika menyebabkan ratusan orang meninggal dalam setahun.

2. Ular
Banyak spesies ular yang berbahaya bagi manusia. Lebih dari 450 spesies yang
berbisa, dan 250 mampu membunuh seseorang. Gigitan paling berbisa terjadi di
Afrika, Asia, dan Amerika Utara. The Carpet Viper menyebabkan sebagian besar
kematian gigitan ular di seluruh dunia. Racunnya dapat menyebabkan orang
mati kehabisan darah.

1. Nyamuk
Nyamuk merupakan hewan paling mematikan di dunia. Serangga kecil penghisap
darah ini membunuh satu juta orang sertiap tahun. Nyamuk ini dapat
menyebarkan penyakit malaria. Selain itu, dapat menyebar penyakit gajah,
demam kuning, dan virus West Nile.
Nyamuk bisa bertahan di segala kondisi cuaca, baik di suhu panas, di daerah
tropis bahkan di negara-negara dengan suhu yang rendah seperti Kanada.

Lima Efek Dahsyat Menangis

Air mata
VIVAlife - Menangis merupakan sebuah luapan emosi yang memuncak.
Mata pun jadi merah dan membengkak setelahnya. Namun, di balik tampilan
buruk dan pemicunya ada keuntungan dari keluarnya air mata.
Mungkin selama ini Anda tak menyadarinya. Ingin tahu apa saja efek dari
menangis? Ini lima daftarnya.

1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata mampu membantu penglihatan manusia. Mata yang basah
saat menangis, seperti dikutip dari Etips, menandakan kalau Anda terhindar dari

dehidrasi membran. Kondisi dehidrasi ini dapat mengakibatkan penglihatan


menjadi buram.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, air mata dapat berfungsi sebagai antibakteri. Air mata
mengandung zat lisozom. Zat tersebut mampu membunuh sekitar 90 hingga 95
persen bakteri yang tertinggal di sekitar mata Anda.

3. Mengeluarkan racun
Seorang biochemist, William Frey telah melakukan beberapa studi mengenai air
mata. Ia menemukan bahwa air mata keluar karena perasaan emosi dianggap
sebuah racun. Menurutnya, air mata membawa keluar racun dalam tubuh dan
setelah menangis seseorang akan merasa lebih baik.

4. Mengurangi stres
Bagaimana menangis mampu mengurangi stres? Saat menangis karena stres,
tubuh melepaskan hormon leucine-enkaphalin endorphin dan proclactin. Hormon
tersebut mampu mengurangi level stres. Bisa dikatakan juga kalau menangis
mampu mencegah penyakit yang disebabkan oleh stres seperti misalnya
tekanan darah tinggi.

5. Menciptakan perasaan nyaman


Hal ini pasti dirasakan oleh semua orang. Walaupun menangis membuat mata
Anda bengkak, namun setelah menangis pasti akan muncul perasaan lega. Hal
tersebut karena sistem limbic, otak dan jantung Anda akan kembali normal dan
membuat perasaan lebih baik dan tenang.

Anda mungkin juga menyukai