Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI

LABORATORIUM
RUMAH SAKIT COLUMBIA ASIA MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Rumah Sakit (IRS) atau Healthcare Associated Infection (HAIs)
adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan dirumah sakit
atau fasilitas kesehatan lain, yang tidak ditemukan dan tidak dalam masa
inkubasi saat pasien masuk rumah sakit.
Infeksi Rumah Sakit (IRS) merupakan masalah penting di seluruh dunia
yang terus meningkat merupakan masalah utama bagi semua rumah sakit,

dampak yang ditimbulkan meningkatkan lama masa rawat, angka kematian,


biaya perawatan dan pengobatan membebani rumah sakit maupun pasien.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (PPIRS) merupakan
suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit,
mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai dari
pekarya sampai dengan jajaran direksi. Kegiatan tersebut dilakukan secara
baik dan benar disemua sarana rumah sakit, peralatan medis dan non
medis, ruang perawatan dan prosedur serta lingkungan.
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan

kesehatan

memiliki

peran

yang

sangat

penting

dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat yang menerima


pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung rumah sakit
beresiko terjadi infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah
sakit. Oleh sebab itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standart yang ditentukan. Selain
kebersihan tangan sebagai pilar dalam mencegah infeksi, Alat Pelindung
Diri juga berperan dalam mencegah terjadinya penularan infeksi baik dari
petugas ke pasien atau sebaliknya dan mencegah penularan dari pasien
satu ke pasien yang lain.
Alat pelindung diri (APD) sebagai barrier telah digunakan selama
bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada
pada petugas kesehatan. Namun saat ini pemakaian APD tidak hanya
berorentasi untuk melindungi pasien saja tetapi sangat penting juga untuk
melindungi petugas dari bahan yang dapat menjadi tranmisi infeksi dari
cairan tubuh, sekret dan kontak. Agar pemakaian APD dapat dilakukan
secara efektif dan efisien perlu dipastikan APD tersebut benar-benar
berperan untuk barier dan APD digunakan sesuai dengan ketentuan.
Alat pelindung diri yang yang digunakan sebagai barier infeksi adalah
sarung tangan, masker, topi, apron dan pelindung kaki.
B. Tujuan
1. Tujuan umum : Sebagai acuan tata cara penggunaan Alat Pelindung Diri
oleh petugas laboratorium Rumah Sakit Columbia Asia Medan dalam
menjalankan tugasnya.
2. Tujuan Kusus
a. Sebagai Barrier pencegahan penularan infeksi

b. Melindungi diri petugas dari bahan-bahan cairan yang infeksius, yang


kemungkinan akan menimbulkan infeksi.
c. Melindungi diri dari tranmisi mikroba/infeksi baik dari droplet, airborn
C. Definisi
Suatu peralatan yang dipakai oleh petugas kesehatan untuk melindungi
dirinya dari bahan-bahan yang infeksius seperti darah, cairan tubuh, dan
sekret pasien.

BAB II
RUANG LINGKUP
A. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)
Jenis Alat Pelindung diri yang dipakai di Laboratorium Rumah Sakit Columbia
Asia Medan adalah Sarung Tangan, Masker, Gaun Pelindung, Pelindung
mata, dan Pelindung kaki.
B. Pemakaian APD
Pemakaian Alat pelindung Diri dipakai di Laboratorium Rumah Sakit
Columbia Asia Medan dilakukan oleh semua petugas yang kontak atau
kontak dengan bahan-bahan infeksius atau lingkungan yang infekius
misalnya secara droplet ataupun airborne.
C. Melepas APD
Alat Pelindung Diri yang sudah tidak dipakai akan dilepas, pelepasan alat
pelindung diri dilakukan sesuai prosedur, karena pelepasan yang tidak
sesuai prosedur akan menimbulkan resiko infeksi.
D. Membuang APD
Alat Pelindung diri dibuang jika tidak dipakai lagi, ada beberapa alat
pelindung diri yang tidak dibuang, terutama alat pelindung diri yang
dilakukan reuse, dengan cara- cara yang telah ditetapkan.
E. Audit Pemakaian APD
Audit

pemakaian

APD

dilakukan

untuk

mengetahui

seberapa

besar

kepatuhan petugas menggunakan APD sesuai kebutuhannya.


F. Kewajiban dan tanggung jawab
1. Petugas di Unit yang berhubungan dengan pasien
: Mengerti dan memahami jenis APD, dan dapat digunakan secara efektif
untuk mencegah HAIs yang berhubungan dengan kegiatan yang
dilakukan di unit laboratorium.
2. Kepala Ruang
:

Memastikan bahwa seluruh pelaksana mengerti dan memahami cara


menggunakan
APD dengan benar.
BAB III
TATALAKSANA

A. Jenis Alat Pelindung Diri

1. Sarung Tangan
Sarung tangan melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi
pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas. Alat ini merupakan
pembatas fisik terpenting untuk

mencegah penyebaran infeksi, tetapi

harus diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya untuk
mencegah kontaminasi silang.
Penggunaan sarung tangan dan kebersihan tangan, merupakan komponen
kunci dalam meminimalkan penyebaran penyakit dan mempertahankan
suatu lingkungan bebas infeksi (Garner dan Favero 1986). Selain itu,
pemahaman mengenai kapan sarung tangan steril atau disinfeksi tingkat
tinggi diperlukan dan kapan sarung tangan tidak perlu digunakan, penting
untuk diketahui agar dapat menghemat biaya dengan tetap menjaga
keamanan pasien dan petugas.
a. Jenis Sarung Tangan
1) Sarung Tangan Bedah
Dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembedahan
2) Sarung Tangan Non steril
Dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu melakukan
pemeriksaan atau pekerjaan rutin
3) Sarung Tangan Rumah Tangga
Diapakai sewaktu memproses peralatan, menangani bahan
bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan
yang terkontaminasi
b. Kapan Pemakaian Sarung Tangan
Tergantung keadaan, sarung tangan periksa atau serbaguna bersih
harus digunakan oleh semua petugas ketika :
1) Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh
lain, membran mukosa atau kulit yang terlepas
2) Melakukan prosedur medis yang bersifat invasive misalnya
menusukkan

sesuatu

ke

dalam

pembuluh

darah,

seperti

memasang infus
3) Menangani bahan bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi
atau menyentuh permukaan yang tercemar

4) Menerapkan Kewaspadaan Berdasarkan Penularan Melalui Kontak


( yang diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak
yang telah diketahui atau dicurigai ), yang mengharuskan petugas
kesehatan menggunakan sarung tangan bersih, tidak steril ketika
memasuki ruangan pasien. Petugas kesehatan harus melepas
sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan pasien
dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub
berbasis alkohol.
c. Hal yang harus diperhatikan
1) Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya
untuk sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai
dengan ukuran tangan dapat mengganggu keterampilan dan
mudah robek.
2) Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan resiko sarung
tangan robek.
3) Tarik sarung tangan ke atas manset gaun ( jika memakai gaun )
untuk melindungi pergelangan tangan.
4) Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan
merusak sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa
dari lateks.
5) Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum
karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
6) Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang
terlalu panas atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari
langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya
fluoresen atau mesin rontgen, karena dapat merusak bahan
sarung

tangan

sehingga

mengurangi

efektifitasnya

sebagai

pelindung.
d. Reaksi Allergi Terhadap Sarung Tangan
Pada sebagian besar orang yang sensitif, gejala yang muncul adalah
warna merah pada kulit, hidung berair dan gatal gatal pada mata,
yang mungkin berulang atau semakin parah misalnya menyebabkan
gangguan pernafasan seperti asma.Reaksi alergi terhadap lateks
dapat muncul dalam waktu 1 bulan pemakaian. Tetapi pada

umumnya reaksi baru terjadi setelah pemakaian yang lebih lama,


sekitar 3 5 tahun., bahkan sampai 15 tahun ( Baumann 1992 ),
meskipun

pada

orang

yang

rentan.

Belum

ada

terapi

atau

desensitisasi untuk mengatasi alergi lateks, satu satunya pilihan


adalah menghindari kontak dengan cara
1) Gunakan sarung tangan yang bebas latex jika dimungkinkan
( bahan nitril atau yang rendah allergen )
2) Gunakan sarung tangan bebas bedak, karena bedak akan
memperparah reaksi allergi, karena membawa partikel lateks ke
udara
3) Memakai sarung tangan vinil atau kain dibawah sarung tangan
lateks
e.

Alur Pemilihan Sarung Tangan


Apakah kontak darah atau cairan tubuh ?

TANPA SARUNG

TANGAN

Ya
Apakah kontak dengan pasien ?
TIDAK

SARUNG TANGAN ON STERIL

TIDAK TIDAKTIDAK

Ya
Apakah kontak dengan jaringan dibawah kulit ?
TIDAK

TITIDAK

SARUNG TANGAN
ON STERIL

2. Masker Ya
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
SARUNG
TANGAN
bawah dagu,
dan STERIL
rambut pada wajah (jenggot). Masker dipakai
untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan
atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk
mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki
hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat
dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk
mencegah kedua hal tersebut.

Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun ringan,
kain kassa, kertas dan bahan sintetik yang beberapa di antaranya
tahan cairan. Masker yang di buat dari katun atau kertas sangat
nyaman tetapi tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai
filter. Masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat memberikan
perlindungan dari tetesan partikel berukuran besar (> 5 m) yang
tersebar melalui batuk atau bersin ke orang yang berada di dekat
pasien (kurang dari 1 meter).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian masker :
a. Masker yang digunakan di RS Columbia Asia Medan terdiri dari :
Masker Dipossable.
b. Masker dispossable digunakan hanya sekali pakai. Setelah
dipakai langsung dibuang di tempat sampah infeksius.
c. Cara memakai masker :
1) Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala
dan leher
2) Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang
hidung
3) Paskan dengan erat pada wajah & dibawah dagu sehingga
melekat dengan baik
4) Periksa ulang pengepasan masker
d. Ketika melepas masker pegang bagian talinya karena bagian
tengah

masker

nerupakan

bagian

paling

banyak

yang

terkontaminasi
3. Gaun Pelindung
Gaun pelindung digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian
biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui
atau dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/airbone.
Pemakaian gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju
dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat
pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung
setiap memasuki ruangan untuk merawat pasien karena ada
kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi
atau eksresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan

gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area


pasien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit
tidak kontak dengan bagian yang potensial tercemar, lalu cuci
tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme gaun
pelindung.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian gaun pelindung :
a. Lepaskan segera baju pelindung yang telah digunakan dan cuci
tangan
b. Setelah selesai dipakai, maka pengelolaannya sesuai prosedur
pengelolaan linen kotor
c. Semua

apron

pasca

operasi

atau

persalinan

dianggap

terkontaminasi cairan tubuh pasien


d. Bila

apron

terkontaminasi

cairan

tubuh

pasien

penderita

HIVsesuai dengan penegelolaan linen kotor infeksius


4. Pelindung Mata
Gunakan pelindung mata (kacamata khusus) untuk melindungi
selaput lendir mata dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi atau
ekskresi selama melakukan tindakan atau kegiataan keperawatan
Ada 2 macam pelindung mata yaitu
a. Kaca Mata Biasa (Spectacle Gogles)
Kaca mata terutama pelindung mata dapat dengan mudah atau
tanpa pelindung samping. Kaca mata dengan pelindung samping
lebih banyak memberikan perlindungan.
b. Gogles
Mirip kacamata, tetapi lebih protektif dan lebih kuat terikat karena
memakai ikat kepala. Dipakai untuk pekerjaan yang amat
membahayakan bagi mata
Hal-hal yang harus diperhatikan saat memakai pelindung mata :
1) Semua pelindung mata dianggap terkontaminasi cairan tubuh
pasien setelah dipakai
2) Bila kontaminasi tidak jelas, maka goggle di bersihkan
dengan larutan deretgen netral
3) Bila Kontaminasi jelas atau pasien dengan HBV/HCV/HIV,
maka goggle direndam dulu dalam chlorine 0,5% selama 10

menit, kemudian dibilas dengan air mengalir dicuci dengan


detergent dan di keringkan dengan diangin-angin.
5. Pelindung Wajah
Gunakan pelindung wajah untuk melindungi wajah dari percikan
darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi selama melakukan
tindakan atau kegiatan keperawatan
6. Pelindung Kaki
Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kakai dari cedera akibat
benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak
sengaja ke atas kaki. Sepatu boot atau sepatu kulit tertutup
memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap
bersih dan bebas kontaminasi darah dan cairan tubuh.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian pelindung kaki :
a. Pelindung kaki standar yang digunakan di laboratorium
Rumah Sakit Columbia Asia adalah sepatu sendal khusus
berpenutup jari.
b.

Pelindung kaki tidak boleh dibawa keluar ruangan tempatnya


disimpan/disediakan.

c. Setelah dipakai maka tergantung tingkat kontaminasi,

bila

masih bersih dan tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien


bisa langsung disimpan kembali, bila

kotor

dan tidak

terkontaminasi cairan tubuh pasien dapat di cuci dengan


detergent.
d. Bila terkontaminasi cairan tubuh pasien harus dibersihkan
dengan larutan chlorin 0,5%. Bila kontaminasi banyak sekali,
maka alas kaki direndam dengan chlorine 0,5% selama 10
menit kemudian dibilas, lalu dicuci dengan detergent, di
keringkan dengan diangin-angin.

10

B. Tabel Standar Pemilihan Alat Perlindungan Diri (APD) sesuai pajanan


Jenis Pajanan
Resiko Rendah

Contoh
Injeksi yang

APD standard
Sarung tangan

langgsung ke vena

bersih

Pemeriksaan pelvis

- Sarung Tangan

Kemungkinan besar

Insersi IUD

- Mungkin perlu

tidak terpajan

Melepas IUD

apron/gaun

darah/ cairan tubuh

Pasang kateter

Kontak dengan kulit


yang utuh

Tidak terpajan
langsung dengan

darah/cairan tubuh
Resiko sedang

Tidak ada cipratan

intravena

pelindung dan
masker

Penanganan
specimen
laboratorium

Perawatan luka berat

Membersihkan

Ceceran darah
Bedah mayor

- Sarung Tangan

Kemungkinan besar

Bedah mulut

- Apron

terpajan darah /

Persalinan

- Baju pelindung

Resiko besar

cairan tubuh

- Masker

pervaginam-

Ada Cipratan

- Kacamata

Perdarahan massif

pelindung
- Pelindung kaki

C. Manfaat Alat Pelindung terhadap Pasien maupun Petugas Kesehatan


Jenis APD
Sarung Tangan

Untuk Pasien
Mencegah kontak

Untuk Petugas
Mencegah
kontak
tangan

mikroorganisme dari tangan

petugas

petugas kesehatan kepada

cairan tubuh pasien, selaput

dengan

darah

dan

11

pasien

lender, kulit yang tidak utuh


atau

alat

kesehatan/permukaan
Masker

yang

Mencegah droplet dari mulut

telah terkontaminasi
Mencegah membrane mukosa

dan hidung petugas kesehatan

petugas kesehatan (mulut dan

yang mengandung

hidung)

mikroorganisme dan terpercik

percikan

saat berbicara, bernafas atau

tubuh penderita

kontak
darah

dengan

atau

cairan

batuk di depan pasien


Kacamata

Mencegah membrane mukosa

pelindung

kesehatan
percikan

kontak
darah

dengan

atau

cairan

tubuh pasien
Tutup Kepala

Mencegah jatuhnya
mikroorganisme dari rambut
dan kulit kepala petugas ke

Gaun dan

daerah steril
Mencegah kontak

Mencegah

celemek

mikroorganisme dari tangan

petugas

kesehatan

kontak

plastik

tubuh dan pakaian dari

dengan

darah/cairan

tubuh

petugas kesehatan kepada

pasien

Sepatu

pasien
Sepatu bersih mengurangi

Mencegah

pelindung

resiko terbawanya

petugas

mikroorganisme dari ruangan

yang

lain

mencegah kontak darah dan

kulit

dan

perlukaan
dari

benda

terkontaminasi

baju

kaki
tajam
dan

cairan tubuh
D. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
1. Faktor-faktor yang Harus di Perhatikan dalam Pemakaian APD
a. Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum
memasuki ruangan
b. Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi
c. Segera lakukan pencucian tangan dengan 6 langkah higiene tangan
2. Cara Mengenakan APD
Urutan Memakai APD
a. Pelindung kaki

12

Pakai pelindung kaki sampai menutupi kaki atau semua jari-jari kaki.
b. Gaun pelindung
1) Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan
hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke
belakang punggung.
2) Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.
c. Penutup kepala dipakai sampai menutup seluruh kepala, sehingga
tidak ada rambut yang terlihat
d. Masker
1) Eratkan tali atau karet elastic pada bagian tengah kepala dan
leher
2) Pastikan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
3) Pastikan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu
sehingga melekat dengan baik
4) Periksa ulang pengepasan masker
e. Kacamata atau pelindung wajah
Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas
f.

Sarung tangan
Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi

E. Melepas Alat pelindung Diri


1. Urutan Melepas APD
a) Sarung tangan
b) Kacamata atau pelindung wajah
c) Apron, gaun pelindung dan topi
d) Masker
e) Pelindung kaki
2. Cara Melepas Alat pelindung Diri (APD)
Kecuali masker, lepaskan APD di pintu. Masker dilepaskan setelah
meninggalkan ruangan pasien dan menutup pintunya.
a. Sarung Tangan
1) Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi
2) Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan
lainnya, lepaskan
3) Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan

13

4) Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di


bawah sarung tangan yang belum di lepas di pergelangan
tangan
5) Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama
6) Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius
b. Melakukan kebersihan tangan sesuai dengan prosedur kebersihan
tangan
c. Kaca mata Pelindung Wajah
1) Ingatlah bahwa bagian luar kaca mata atau pelindung wajah
telah terkontaminasi
2) Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kaca mata
3) Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang
atau dalam tempat sampah infeksius, dan segera dilakukan
pencucian
d. Gaun Pelindung
1) Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung
telah terkontaminasi
2) Lepas tali
3) Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja
4) Balik gaun pelindung
5) Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang
telah disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat
sampah infeksius
e. Masker
1) Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi,
jangan disentuh.
2) Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian
atas
3) Buang ke tempat sampah infeksius
f.

Pelindung kaki
Pelindung kaki yang dari karet harus dicuci setiap hari

g. Melakukan kebersihan tangan


F. Membuang Alat Pelindung Diri

14

1. Semua Alat Pelindung diri yang disposible jika sudah tidak digunakan
dalam merawat pasien harus dibuang. Untuk APD yang terkontaminasi
dengan darah dan cairan tubuh pasien dimasukkan dalam tempat
sampah infeksius (contoh : sarung tangan, masker yang terpercik darah).
Sedangkan untuk APD yang reusable akan dimasukkan ke dalam kantong
plastik warna kuning dan dimasukkan dalam troly linen kotor untuk
kemudian dikirim ke laundry.
2. Semua alat pelindung diri harus di rawat sedemikian rupa sehingga alat
itu

tetap

memberikan

perlindungan

terhadap

faktor-faktor

yang

berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini berarti bahwa
prosedur yang cocok untuk melaporkan kerusakan pemeriksaan rutin dan
pembersihan harus dilaksanakan.
3. Penggunaan Alat Pelindung Diri merupakan usaha untuk mengurangi
resiko secara maksimal, namun apabila pemakaian tidak tepat dapat
membahayakan atau menyebabkan kecelakaan kerja.
4. Perawatan Alat Pelindung Diri dilakukan dengan maksud agar semua
pelindung diri tetap memberikan perlindungan yang efektif terhadap
faktor-faktor yang berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Untuk mencegah kerusakan dan hilang, sarana pelindung diri harus di
simpan dengan baik sesuai dengan ketentuan.

15

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Kebijakan
a. Semua tenaga kesehatan RSCAM wajib mengedepankan proteksi diri
dan keselamatan pasien secara seimbang dan disiplin.
b. Rumah sakit menyediakan APD (sarung tangan, marker, kaca mata,
peralatan proteksi lainnya, sabun dan desinfektan) dan menekankan
peggunaannya secara benar bila diperlukan.
2. Panduan
Panduan Alat Pelindung Diri.
3. SPO
Standar Prosedur Operasional Penggunaan Alat Pelindung Diri.

16

BAB V
PENUTUP
Demikianlah panduan Alat Pelindung Diri Laboratorium Rumah Sakit
Coumbia Asia disusun sebagai acuan dalam menjalankan layanan pasien yang
aman, khususnya dalam rangka mencegah infeksi yang diakibatkan oleh rumah
sakit.

17

Anda mungkin juga menyukai