Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Muthi Melatiara
030.09.161
Pembimbing:
dr. Tini Padmoningsih, Sp.KJ.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. KAS
Usia
: 31 tahun (1 Juli 1983)
Jenis kelamin
: laki-laki
Alamat
: Pogung Dalangan RT.9 RW.050 No.14A Sinduaji Mlati
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Pernikahan
:
:
:
:
:
Sleman, Yogyakarta
Bali
Hindu
SMA sederajat
tidak bekerja
belum menikah
Tanggal Masuk RS
No. CM
II.
: 2 Maret 2015
: 00117292
Yogyakarta
: Hindu
: wirasasta (usaha kost) dan pendeta agama Hindu
: ayah kandung
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo (RSJS)
Magelang satu bulan yang lalu oleh ayahnya dan beberapa orang polisi karena
mengamuk sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien telah mengalami gangguan jiwa sejak kurang lebih sebelas
tahun yang lalu. Sebelum rawat inap kali ini, pasien pernah dirawat di RS
Sardjito Yogyakarta, RSJ Grhasia Yogyakarta, dan beberapa kali masuk panti
rehabilitasi narkoba. Pasien menggunakan narkoba sejak berusia 13 tahun.
Narkoba yang digunakan adalah jenis nipam, triplek (triheksilfenidil), dan
lexotan. Selain narkoba, pasien juga seorang perokok dan peminum. Biasa
minum corona (5%), sunrise (45%), ciu oplosan dengan kratingdaeng.
Menurut cerita pasien, ia mengkonsumsi barang-barang terlarang tersebut
karena terpengaruh lingkungan hingga ketagihan seperti sekarang.
Pertama kali dirawat di RS Sardjito pada tahun 2004 karena pasien
membuat keributan, menantang tetangga untuk berkelahi. Pasien dirawat
selama beberapa hari lalu kabur, pulang ke rumah sendiri. Berpikir pasien
masih perlu obat, ayah pasien meminta obat kepada dokter. Obat diberikan
kepada pasien secara sembunyi-sembunyi, karena pasien tidak merasa sakit,
maka ia selalu menolak dan marah bila disuruh minum obat. Satu setengah
tahun kemudian pasien dibujuk keluarga untuk masuk panti rehabilitasi
1
dengan alasan untuk bekerja (dibohongi) karena tingkah laku pasien yang
tidak kunjung membaik.
Di panti, perilaku pasien baik dan sempat mengatakan ingin berhenti
menggunakan barang-barang terlarang tersebut. Di panti sering berkelahi
karena pasien merasa sering dikerjai. Sekitar dua tahun yang lalu, pasien
dirawat di RSJ Grhasia Yogyakarta karena sering bicara sendiri, marahmarah, dan tingkah lakunya aneh. Keluar dari RSJ, pasien tidak bekerja,
sering menghambur-hamburkan uang, memberi barang dibeli kepada orang
lain, mudah marah dan mengamuk, merusak barang, serta bicara sendiri.
Makan, minum, mandi masih dilakukan sendiri, namun dilakukan sesuka
pasien (tidak setiap hari). Tidak pernah terlihat sedih, cenderung marah setiap
harinya. Kali ini pasien datang ke RSJS Magelang bersama ayah kandung dan
beberapa orang polisi karena mengamuk dan memukuli ayah pasien akibat
tidak mendapatkan yang diinginkan. Ia juga mendengar suara yang
memerintahnya untuk makan dan mandi. Suara tersebut diyakini pasien
adalah suara Nn.Y dan pasien juga yakin di dalam tubuhnya terdapat Nn.Y,
wanita yang akan dinikahinya. Pasien berpacaran dengan Nn.Y, seorang WTS
di Sarkem Yogyakarta. Pada tubuh pasien tampak beberapa luka bakar. Pasien
bercerita ia sengaja membakar tubuhnya dan tiap bentuk luka, melambangkan
sesuatu, tidak ada rasa sakit saat membakar tubuh.
Grafik perjalanan penyakit:
Gejala
2004
2007
2012
2015
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
----- : Tinggal serumah
F. Taraf Kepercayaan
III.
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Inferior
5/5
Bebas/Bebas
N/N
Eu/Eu
+/+
-/-
+/+
+/+
remming, inkoheren
: Sedikit kata yang diucap
4. Tingkah Laku
: Hipoaktif
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kurang kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Mood
2. Afek
: Hipotim
: Inappropriate, blunted
C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi
:2. Halusinasi
Pasien
: Auditorik (+)
mendengar
suara
Ny.Y
yang
3. Depersonalisasi
4. Derealisasi
::-
D. Proses Pikir
1. Bentuk pikir
2. Arus pikir
: Non-realistic
: Miskin ide, remming
3. Isi pikir
:
Waham
nihilistik,
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan EKG Dalam batas normal:
Frekuensi
: 128x/menit
Irama
: sinus rythm
Axis
: 60o
Posisi
: ventrikel
Interval P-R
: 0.20
Interval QRS : 0.08
Interval QT
: 0.36
Zona Transisi : V3
RESUME
Tn.KAS, laki-laki, 31 tahun, suku Bali, tinggal di Yogyakarta, agama
Hindu, pendidikan terakhir SMA, anak terakhir dari empat bersaudara, tidak
bekerja, belum menikah, datang ke IGD RSJS Magelang satu bulan yang lalu
diantar oleh ayah dan beberapa orang karena mengamuk sejak satu hari sebelum
masuk rumah sakit.
Pasien mengalami gangguan jiwa sejak kurang lebih sebelas tahun yang
lalu, di usia 20 tahun, dirawat di RS Sardjito Yogyakarta, RSJ Grhasia
Yogyakarta, dan beberapa kali di panti rehabilitasi narkoba dengan gejala sering
mengamuk dan membuat keributan. Pasien menggunakan narkoba golongan
benzodiazepin dan triheksilfenidil, merokok, dan mengkonsumsi alkohol sejak
berusia 13 tahun karena terpengaruh teman. Sebelumnya pasien merupakan anak
yang pendiam, tidak banyak teman dekat, dan kerap berkelahi serta membuat
keributan. Kondisi keluarga pasien sejak kecil tidak harmonis dan terdapat
banyak kekerasan dalam rumah tangga tersebut.
Pertama kali dirawat di RS Sardjito tahun 2004 karena membuat
keributan, menantang tetangga untuk berkelahi, dirawat selama beberapa hari lalu
kabur dari RS. Pasien tidak merasa sakit sehingga obat diberikan secara
sembunyi-sembunyi. Satu setengah tahun kemudian pasien dibujuk keluarga
untuk masuk panti rehabilitasi karena masih menggunakan narkoba dan tingkah
laku tidak berubah. Di panti sering berkelahi karena merasa sering dikerjai. Pada
2013 dirawat di RSJ Grhasia Yogyakarta karena sering bicara sendiri, marahmarah, dan tingkah lakunya aneh. Keluar dari RSJ Grhasia, tidak bekerja, sering
menghambur-hamburkan uang, memberi barang dibeli kepada orang lain, mudah
marah dan mengamuk, merusak barang, serta bicara sendiri. Makan, minum,
mandi masih dilakukan sendiri. Tidak pernah terlihat sedih, cenderung marah
setiap harinya. Kali ini ke RSJS Magelang bersama ayah kandung dan beberapa
orang polisi karena mengamuk dan memukuli ayah pasien karena tidak
mendapatkan yang diinginkan. Saat ini mendengar suara yang memerintah untuk
makan dan mandi. Suara tersebut diyakini pasien adalah suara Nn.Y, pacar
pasien. Selain itu ia juga merasa Ny.Y ada di dalam tubuhnya.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas
normal kecuali adanya plak hipertrofi sewarna kulit-hiperpigmentasi multiple
ukuran plakat tepi tegas pada regio brachii dan antebrachii sinistra. Status mental
didapatkan pembicaraan kualitasnya lambat, pelan, tidak lancar, remming,
kuantitas sedikit kata-kata yang diucap, hipoaktif, hipotim, afek inappropriate,
blunted, gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, bentuk pikir nonrealistik, arus pikir miskin ide, remming, inkoheren, gangguan isi pikir berupa
waham nihilistik, waham curiga, waham persepsi, konsentrasi mudah terganggu,
perhatian susah ditarik, dan tilikan impaired insight. Dengan adanya gejala-gejala
tersebut pasien menjadi murung, sedih, sampai tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya, tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik pada
keluarga maupun dengan orang lain di sekitarnya.
Pada pasien ini dapat ditemukan sindroma sebagai berikut :
Sindroma Skizofrenia
Sindroma Paranoid
Sindroma Depresi
VII.
Halusinasi auditorik
Dellusion of refference
Dellusion of perception
Berbicara sendiri
Impaired reality testing
Afek inappropriate
Inkoheren
Dellusion of refference
Hipotim
Bicara sedikit
Perbuatan membahayakan diri
sendiri
DIAGNOSIS BANDING
F19.74 Gangguan psikotik onset lambat
Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III
Gangguan psikotik dengan onset lebih dari 2 minggu setelah
penggunaan zat.
Gejala psikotik
Terpenuhi
Sebagai tambahan:
1. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol:
a) suarasuara halusinasi yang mengancam pasien atau Terpenuhi
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk
verbal
berupa
bunyi
pluit
(whistling),
(delusion
of
control),
dipengaruhi
afektif,
dorongan
kehendak
dan Terpenuhi
menurut F32.2
Terpenuhi
atau
daging
membusuk.
Retardasi
Terpenuhi
memperlihatkan
suatu
perubahan
atau
Terpenuhi
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I : F19.75 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya, gangguan psikotik
onset lambat
Z63.8 Masalah hubungan orangtua anak. Ketidakharmonisan dan
kekerasan dalam rumah tangga
Z91.1 Ketidakpatuhan terhadap pengobatan
AKSIS II : F60.2 Ciri kepribadian dissosial
AKSIS III : Skar hipertrofi multiple regio brachii-antebrachii sinistra (skar
luka bakar)
AKSIS IV : Masalah berkaitan dengan hukum dalam penyalahgunaan narkoba
AKSIS V
IX.
PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka
1. Obat antipsikotik:
Emergency: Injeksi Haloperidol IM 5 mg (1 Ampul)
Maintenance: Clozapine 2 x 100 mg
2. Obat sedasi:
11
dan darah
PROGNOSIS
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Faktor Risiko
Terpenuhi
Prognosis
Onset lambat
Faktor pencetus jelas berupa permasalahan
Tidak
Baik
Ya
Buruk
Tidak
Tidak
Buruk
Buruk
Tidak
Buruk
Ad Vitam
: Dubia
Ad Fungsionam
: Dubia ad malam
Ad Sanationam
: Dubia ad malam
Tidak
Buruk
Tidak
Buruk
Ya
Buruk
Ya
Buruk
Dubia ad malam
12
XI.
XII.
PEMBAHASAN KASUS
Kasus mengenai gangguan psikotik akibat penggunaan NAPZA ini
diangkat penulis karena ketertarikan akan peran substansi-substansi zat yang
terkandung pada NAPZA terhadap gangguan psikotik. Berdasarkan jurnal yang
didapat mengenai psikosis pada pengguna zat-zat tertentu ini, disebutkan terdapat
bukti kausal bahwa kandungan zat-zat tersebut mempengaruhi otak penggunanya.
Pada pengguna yang menggunakan alkohol dan benzodiazepin, seperti pasien
kasus ini yang menggunakan narkoba jenis Lexotan dan Nipam dari
golongan benzodiazepin serta Ciu dan Corona yang mengandung alkohol,
13
terbukti terjadi perubahan pada otak pengguna dengan pemeriksaan PET CTscan. PET (positron emission tomography) CT Scan merupakan pemeriksaan
radiologi dengan menggunakan bahan radioaktif yang dimasukkan ke dalam
tubuh. Berdasarkan penelitian dan artikel ini dan sebelumnya disebutkan pada
pengguna alkoholik terjadi hipoperfusi pada talamus sehingga menimbulkan
gejala halusinasi pada alkoholik. Pada pengguna stimulansia (MAP), MAP
mencegah ransporter dopamin sehingga menyebabkan peningkatan kadar
dopamin di celah sinaps. Pemeriksaan dengan PET menunjukkan pada pasien
psikotik karena menggunakan MAP yang sudah berhenti mengkonsumsi selama
dua bulan, rasio reseptor D2 pada korteks frontalis, nukleus accumbens, korteks
orbitofrontal dan dorsolateral prefrontal berkurang secara signifikan. Pada
pengguna
ganja
terdapat
perubahan
poliforfik
dari
gen
catechol-O-
14
familial dimana ayah pasien juga menderita gangguan jiwa, dan kepribadian
pasien yang dissosiatif serta kerap melihat kekerasan di rumah semakin
memperkuat kemungkinan pasien untuk mengalami gejala psikotik walaupun
pada jurnal disebutkan penggunaan zat sedatif hanya memberikan prevalensi
menderita psikosis sebesar 32%, lebih kecil dibandingkan dengan zat-zat lainnya.
15