KEDOKTERAN GIGI 1
Kelas X Semester 1
Penyusun: Putono
Penelaah : 1. Waryono
2. Profillia Putri, M.Pd
HALAMAN SAMPUL
Kelas X Semester 1
HALAMAN FRANCIS
Hak Cipta 2013 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
MILIK NEGARA
TIDAK PERDAGANGKAN
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam
rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini
merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku
ini.
Kontributor Naskah
Penelaah
Desktop Publisher
: Putono
: Waryono
Profillia Putri, M. Pd
: Tim
ii
KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik
dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut
menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup
kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan
kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang
mengikuti rumusan tersebut.
Pembelajaran kelas X Pendidikan Menengah Kejuruan yang disajikan
dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini berisi materi
pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan
dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara konkrit dan abstrak, dan
sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang
dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang
digunakan dalam kurikulum 2013, peserta didik diberanikan untuk mencari dari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru
sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik
dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan
kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang
bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan. Untuk itu kami mengundang para pembaca memberikan kritik,
saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi
tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan
generasi seratus tahun Indonesia merdeka (2045).
iii
Kelas X Semester 1
DAFTAR ISI
Contents
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................................. i
HALAMAN FRANCIS ..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iv
PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR ....................................................................................... viii
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A.
Deskripsi ...................................................................................................................... 2
B.
Prasyarat ..................................................................................................................... 2
C.
D.
E.
F.
B.
C.
RANGKUMAN .................................................................................................... 16
D.
E.
F.
B.
C.
RANGKUMAN .................................................................................................... 30
iv
E.
F.
B.
C.
RANGKUMAN .................................................................................................... 48
D.
E.
F.
B.
C.
RANGKUMAN .................................................................................................... 61
D.
E.
F.
B.
C.
RANGKUMAN .................................................................................................... 83
D.
E.
F.
B.
C.
RANGKUMAN .................................................................................................... 95
D.
Kelas X Semester 1
E.
F.
B.
C.
D.
E.
F.
B.
C.
D.
E.
F.
B.
C.
D.
E.
F.
B.
C.
D.
E.
vi
vii
Kelas X Semester 1
viii
PENDAHULUAN
Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat dewasa ini dan
kecenderungan pelayanan kesehatan yang makin meningkat dan kompleks,
memerlukan tenaga kesehatan yang memiliki sifat etis dan profesional. Hal
tersebut sejalan dengan kebijakan pembangunan kesehatan bahwa hanya mereka
yang mempunyai latar belakang pendidikan umum setingkat sekolah menengah
tingkat atas yang dapat mengikuti pendidikan di bidang kesehatan dan Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2015 menegaskan
bahwa tenaga kesehatan profesional adalah tenaga kesehatan tingkat ahli madya
atau tingkat sarjana.
Potensi Farmasi di Indonesia sangat besar dan belum sepenuhnya
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.Fungsi utama
usaha di bidang farmasi ialah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
guna memberikan informasi mengenai obat-obat. Farmakologi adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana suatu bahan kimia/obat berinteraksi dengan sistem
biologis, khususnya mempelajari aksi obat di dalam tubuh. Pada tahun 1985, para
ilmuwan penasaran mengapa keberadaan beberapa protein tertentu menjadi
begitu tinggi pada penyakit-penyakit tertentu dan mereka ingin tahu juga
bagaimana pengaruh obat terhadap keberadaan tingginya protein.
Farmakologi mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber,
sifat-sifat fisik dan kimia obat, efek biokimia dan fisiologi obat serta mekanisme
kerja obat. Pengetahuan ini sangat penting sebagai dasar atau fondasi dalam
pemakaian obat di klinik. Farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang sangat
luas cakupannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan beberapa bagian
dari farmakologi dirinci menjadi disiplin ilmu tersendiri tetapi tidak terlepas dari
farmakologi misalnya farmakologi klinik, farmasi, toksikologi dan sebagainya.
Umumnya para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi kedokteran
atau medis (ilmu yang berkaitan dengan diagnosis, pencegahan, dan pengobatan
penyakit) dengan toksikologi (ilmu yang mempelajari efek-efek yang tidak
diinginkan dari suatu obat dan zat kimia lain).
Hubungan antara dosis obat yang diberikan pada seseorang pasien dan
penggunaan obat dalam pengobatan penyakit digambarkan dengan bidang
khusus farmakologi yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik. Farmakokinetik
mempelajari proses yang dialami obat dalam tubuh, sedangkan farmakodinamik
mempelajari pengaruh obat dalam tubuh.
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
Kelas X Semester 1
Dengan ruang lingkup yang demikian luas maka diharapkan peserta didik
dapat memilih dan menggunakan bahan dan obat secara tepat, rasional, aman,
dan efektif serta dapat mengenal, mencegah, dan menanggulangi penyakit yang
timbul akibat obat-obatan dan bahan lainnya khususnya yang digunakan untuk
penyakit gigi dan mulut, termasuk efek samping dan interaksinya.
A. Deskripsi
Bahan ajar untuk mata pelajaran Farmakologi, Bahan dan Obat
Kedokteran Gigi 1 dalam lingkup Dasar Program Keahlian (DPK) akan
dijelaskan lebih lanjut berkaitan dengan lingkup dasar-dasar umum
farmakologi, mekanisme kerja obat di dalam tubuh manusia, efek-efek obat
dan toleransi obat, penggunaan dan pemberian obat sesuai dosisnya,
antiseptik dan desinfektan, obat-obat analgesik dan antipiretik, antibiotik, serta
menulis dan membaca resep obat.
B. Prasyarat
Bahan ajar/buku ini diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin
mendalami dan memahami tentang Farmakologi, Bahan dan Obat
Kedokteran Gigi. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kompetensi dasar ini
merupakan kompetensi yang banyak dibutuhkan pada bidang kesehatan.
Buku ini dapat dipelajari oleh peserta didik yang bergelut di bidang kesehatan.
Sistem penilaian dapat dilaksanakan di area ruang praktik maupun di ruang
teori, atau dapat juga dilaksanakan di rumah sakit/klinik berobat tempat
peserta didik melaksanakan praktik.
C. Petunjuk Penggunaan
Langkah-langkah yang harus dilakukan peserta didik sebelum,
selama proses dan setelah selesai mempelajari buku ini adalah:
1. Baca buku dengan seksama, yang dibagi dalam beberapa bagian meliputi
penguasaan pengetahuan dan keterampilan maupun sikap yang
mendasari penguasaan kompetensi ini sampai Anda merasa yakin telah
menguasai dalam unit ini.
2. Diskusikan dengan teman sejawat/instruktur/pelatih Anda bagaimana cara
Anda untuk menguasai materi ini.
3. Jika Anda latihan di luar jam tatap muka atau di luar jam kerja. (Jika Anda
sedang praktik kerja di Rumah Sakit/Klinik) dapat menggunakan buku ini
sebagai panduan belajar bersama dengan materi yang telah disampaikan
di kelas.
2
Kelas X Semester 1
D. Tujuan Akhir
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Menghayati dan
Mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung- jawab,
peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
KOMPETENSI DASAR
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
Memahami analgetika
3.9
Memaham sulfanilamida
4.1.
Membandingkan farmakologi
farmakokinektika dengan
farmakodinamika.
4.2.
Kelas X Semester 1
KOMPETENSI INTI
melaksanakan tugas
spesifik di bawah
pengawasan langsung.
KOMPETENSI DASAR
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
KEMAMPUAN AWAL
NO
K.1
K.2
BELUM
Kelas X Semester 1
NO
K.4
BELUM
BELUM
Kelas X Semester 1
KEGIATAN BELAJAR 1
DASAR-DASAR FARMAKOLOGI
Sejarah farmakologi
merupakan bukti
perkembangan obat yang
saling berkaiatan dengan
cabang keilmuan lain
sehingga terciptalah obat
yang beraneka raga baik
jenis, fungsi dan
kegunaannya serta efek
yang ditimbulkannya
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
10
B.
1.
URAIAN MATERI
PENGANTAR FARMAKOLOGI
Sejarah perkembangan kebanyakan obat yang digunakan di masa
lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Secara empiris orang purba
mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar
tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan dikembangkan
secara turun temurun, sehingga muncul pengobatan tradisional seperti
halnya jamu di Indonesia.
Pada awalnya obat tradisional (jamu) digunakan dalam bentuk
rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda
bergantung pada asal tanaman dan cara pembuatannya. Hal ini dianggap
kurang memuaskan, maka lambat laun para ahli mulai mencoba mengisolasi
zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman, sehingga dihasilkan berbagai
senyawa kimia berkhasiat obat, misalnya efedrin dari tanaman Ephedra
vulgaris, atropin dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium,
digoksin dari Digitalis lanata, reserpin dari Rauwolfia serpentina, vinblastin
dan vinkristin dari Vinca Rosea.
Pada permulaan abad XX obat mulai dibuat secara sintesis, misalnya
asetosal, disusul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan
sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat
kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945
ilmu kimia, fisika, dan kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini
menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang sistematis dari obat-obat
baru.
Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat
setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat
baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan ditemukan sekitar 20
tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan
obat modern tersebut.
Farmakologi berasal dari bahasa Yunani (pharmacon = obat) dan
logos=ilmu pengetahuan), sehingga berarti ilmu pengetahuan tentang
segala sesuatu mengenai obat. Famakologi mencakup pengetahuan
tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik dan kimiawi, cara pembuatan dan
pencampuran, efek fisiologi dan biokimia, mekanisme kerja, absorbsi,
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
11
Kelas X Semester 1
2.
3.
2.
PENGERTIAN FARMAKOLOGI
13
Kelas X Semester 1
3.
4.
a. Farmakognosi
b.
Biofarmasi
c.
Farmakokinetika
d.
Farmakodinamika
e.
Toksikologi
f.
Farmakoterapi
15
Kelas X Semester 1
C.
RANGKUMAN
16
D.
TES FORMATIF
NO
1
PENGERTIAN
Dalam arti luas
NO
1
ILMU
Farmakognisi
MEMPELAJARI TENTANG
Biofarmasi
Farmakokinetik
17
Kelas X Semester 1
NO
ILMU
MEMPELAJARI TENTANG
Farmakodinamika
Toksikologi
Farmakoterapi
NO
OBAT
FARMAKODINAMIS
MEMPELAJARI TENTANG
KEMOTERAPEUTIS
DIAGNOSTIK
18
E.
KUNCI JAWABAN
NO
1
ILMU
Farmakognisi
MEMPELAJARI TENTANG
Mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat obat
berasal dari tanaman dan zat zat aktifnya begitu pula
yang
Biofarmasi
dengan
kata
lain
dalam
efek
bentuk
Farmakokinetik
Farmakodinamika
Toksikologi
19
Kelas X Semester 1
NO
ILMU
Farmakoterapi
MEMPELAJARI TENTANG
Mempelajari
penggunaan
obat
untuk
mengobati
NO
OBAT
FARMAKODINAMIS
KEMOTERAPEUTIS
DIAGNOSTIK
20
URAIAN
obat yang bekerja terhadap tuan rumah dengan
jalan mempercepat atau memperlambat proses
fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya
hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom.
obat yang dapat membunuh parasit dan kuman di
dalam tubuh tuan rumah. Hendaknya obat ini
memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil
kecilnya terhadap organisme tuan rumah
berkhasiat
membunuh
sebesar
besarnya
terhadap
parasit
(cacing,
protozoa)
dan
mikroorganisme (bakteri dan virus). Obatobat
neoplasma (onkolitika, sitostatika, obatobat
kanker) juga termasuk golongan ini.
obat yang digunakan dalam melakukan diagnosis
(pengenalan penyakit), misalnya untuk mengenal
penyakit pada saluran lambung-usus digunakan
barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan
natrium propanoat dan asam iod organik lainnya
F. TUGAS PROYEK
Obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang
dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan,
mencegah penyakit maupun gejalagejalanya. Terdapat beberapa
sumber yang dapat dijadikan sebagai obat yaitu tumbuhan, hewan,
mineral, mikroorganisme, sintesis kimiawi dan bioteknologi.
Lakukan langkah-langkah berikut:
1.
Buatlah kelompok dengan temanmu 3-5 orang.
2.
Buatlah laporan tentang sumber-sumber obat dan bagaimana
obat dibuat dari sumber tersebut?
3.
Kumpulkan gambar dan data-data dari media massa (cetak
dan elektronik) tentang sumber-sumber obat dan bagaimana
obat dibuat dari sumber tersebut.
4.
Presentasikan laporan tersebut di depan kelas dan
bandingkan dengan hasil kelompok lain
21
Kelas X Semester 1
KEGIATAN BELAJAR 2
22
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
B.
URAIAN MATERI
23
Kelas X Semester 1
1.
24
2.
FASE FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik adalah ilmu tentang cara obat masuk ke dalam tubuh,
mencapai tempat kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh. Dokter dan
perawat menggunakan pengetahuan farmakokinetiknya ketika memberikan
obat, memilih rute pemberian obat, menilai resiko perubahan keja obat, dan
mengobservasi respons klien.Empat proses yang termasuk di dalamnya
adalah: absorpsi, distribusi, metabolism (biotransformasi), dan ekskresi
(eliminasi).
a. Absorpsi
Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari konsentrasi
tinggi dari saluran gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui
absorpsipasif, absorpsi aktif, rinositosis atau pinositosis. Absorpsi aktif
umumnya terjadi melalui difusi(pergerakan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah). Absorpsi aktif membutuhkan carier atau pembawa
untuk bergerak melawan konsentrasi. Pinositosis berarti membawa obat
menembus membran dengan proses menelan.
Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, nyeri, stress, kelaparan,
makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat
vasokonstriktor, atau penyakit yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri,
stress, dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak dapat
memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama
berada di dalam lambung. Latihan dapat mengurangi aliran darah dengan
mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga menurunkan
sirkulasi ke saluran gastrointestinal.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi absorpsi obat antara lain rute
pemberian obat, daya larut obat, dan kondisi di tempat absorpsi.
Setiap rute pemberian obat memiliki pengaruh yang berbeda pada
absorpsi obat, bergantung pada struktur fisik jaringan. Kulit relatif tidak
dapat ditembus zat kimia, sehingga absorpsi menjadi lambat. Membran
mukosa dan saluran nafas mempercepat absorpsi akibat vaskularitas yang
tinggi
Daya larut obat diberikan per oral setelah diingesti sangat bergantung
pada bentuk atau preparat obat tersebut. Larutan atau suspensi, yang
tersedia dalam bentuk cair, lebih mudah diabsorpsi daripada bentuk tablet
atau kapsul. Bentuk dosis padat harus dipecah terlebih dahulu untuk
memajankan zat kimia pada sekresi lambung dan usus halus. Obat yang
asam melewati mukosa lambung dengan cepat. Obat yang bersifat basa
tidak terabsorpsi sebelum mencapai usus halus.
25
Kelas X Semester 1
27
Kelas X Semester 1
semakin besar konsentrasi obat di dalam cairan tubuhnya, dan dan efek
obat yang dihasilkan makin kuat. Lansia mengalami penurunan massa
jaringan tubuh dan tinggi badan dan seringkali memerlukan dosis obat
yang lebih rendah daripada klien yang lebih muda.
Ikatan Protein
Ketika obat didistribusikan di dalam plasma kebanyakan berikatan
dengan protein (terutama albumin). Dalam derajat (persentase) yang
berbeda-beda. Salah satu contoh obat yang berikatan tinggi dengan
protein adalah diazeipam (valium) yaitu 98% berikatan dengan protein.
Aspirin 49% berikatan dengan protein dan termasuk obat yang berikatan
sedang dengan protein. Bagian obat yang berikatan bersifat inaktif,dan
bagian obat selebihnya yanhg tidak berikatan dapat bekerja bebas. Hanya
obat-obat yang bebas atau yang tidak berikatan dengan proteinyang
bersifat aktif dan dapat menimbulkan respon farmakologik. Kadar protein
yang rendah menurunkan jumlah tempat pengikatan dengan protein,
sehingga meningkatkan jumlah obat bebas dalam plasma. Dengan
demikian dalam hal ini dapat terjadi kelebihan dosis, karena dosis obat
yang diresepkan dibuat berdasarkan persentase di mana obat itu berikatan
dengan protein.
Seorang perawat juga harus memeriksa kadar protein plasma dan
albumin plasma klien karena penurunan protein (albumin) plasma akan
menurunkan tempat pengikatan dengan protein sehingga memungkinkan
lebih banyak obat bebas dalam sirkulasi. Tergantung dari obat yang
diberikan akibat hal ini dapat mengancam nyawa.Abses, aksudat, kelenjar
dan tumor juga menggangu distribusi obat, antibiotik tidak dapat didistribusi
dengan baik pada tempat abses dan eksudat. Selain itu, beberapa obat
dapat menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti lemak, tulang, hati, mata
dan otot.
c. Metabolisme Atau Biotransformasi
Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan
obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah menjadi
metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Tetapi,
beberapa obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan
peningkatan respons farmakologik, penyakit-penyakit hati, seperti sirosis
dan hepatitis, mempengaruhi metabolisme obat. Waktu paruh,
dilambangkan dengan t , dari suatu obat adalah waktu yang dibutuhkan
oleh separuh konsentrasi obat untuk dieliminasi, metabolisme dan
eliminasi mempengaruhi waktu paruh obat, contohnya, pada kelainan
fungsi hati atau ginjal, waktu paruh obat menjadi lebih panjang dan lebih
sedikit obat dimetabolisasi dan dieliminasi. Jika suatu obat diberikan terus
menerus, maka dapat terjadi penumpukan obat.
28
3.
FASE FARMAKODINAMIK
Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia
selular dan mekanisme kerja obat. Respons obat dapat menyebabkan efek
fisiologi primer atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah efek
yang diinginkan, dan efek sekunder bisa diinginkan atau tidak diinginkan.
Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah
difenhidramin (benadryl) suatu antihistamin. Efek primer dari difenhidramin
adalah untuk mengatasi gejala-gejala alergi, dan efek sekundernya adalah
penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk. Efek
sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil, tetapi pada saat
tidur, dapat menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan.
29
Kelas X Semester 1
C.
RANGKUMAN
30
D.
TES FORMATIF
1. Bagaimana 3 (tiga) fase obat per oral dalam mekanisme kerja obat?
NO
1
FASE
Farmasetik
URAIAN
.
.
.
.
Farmakokinetik
.
.
.
.
Farmakodinamika
.
.
.
.
NO
1
PROSES
Disolusi
URAIAN
Disintegrasi
31
Kelas X Semester 1
NO
1
PROSES
Absorbsi
URAIAN
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
32
E.
KUNCI JAWABAN
1. Bagaimana 3 (tiga) fase obat per oral dalam mekanisme kerja obat?
NO
FASE
Farmasetik
Farmakokinetik
Farmakodinamika
URAIAN
Dalam fase ini obat didisintegrasi yaitu melalui
proses pemecahan tablet atau pil menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil, dan juga
melalui proses disolusi yaitu
melarutkan
partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan
gastrointestinal untuk diabsorbsi.
Dalam fase ini obat masuk ke dalam tubuh,
mencapai tempat kerjanya, dimetabolisme, dan
keluar dari tubuh
Dalam fase ini ditinjau efek obat terhadap
fisiologi dan biokimia selular dan mekanisme
kerja obat. Respons obat dapat menyebabkan
efek fisiologi primer atau sekunder atau keduaduanya
NO
PROSES
Disintegrasi
Disolusi
URAIAN
proses pemecahan tablet atau pil menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil
melarutkan partikel-partikel yang lebih kecil itu
dalam cairan gastrointestinal untuk diabsorbsi.
33
Kelas X Semester 1
NO
PROSES
Absorbsi
Distribusi
Metabolisme
Ekskresi
34
URAIAN
Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel
obat dari konsentrasi tinggi dari saluran
gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui
absorpsipasif, absorpsi aktif, rinositosis atau
pinositosis.
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi
berada dalam cairan tubuh dan jaringan tubuh.
Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah
(dinamika
sirkulasi),
afinitas
(kekuatan
penggabungan) terhadap jaringan, berat dan
komposisi badan, dan efek pengikatan dengan
protein.
Hati
merupakan
tempat
utama
untuk
metabolisme. Kebanyakan obat diinaktifkan oleh
enzim-enzim hati dan kemudian diubah menjadi
metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air
untuk diekskresikan.
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui
ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses,
paru- paru, saliva, keringat, dan air susu ibu.
Obat bebas yang tidak berkaitan dengan protein
tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat
dilepaskan
bebas
dan
akhirnya
akan
diekskresikan melalui urin.
F.
TUGAS PROYEK
35
Kelas X Semester 1
KEGIATAN BELAJAR 3
EFEK OBAT
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
36
B.
URAIAN MATERI
Jika seseorang meminum obat maka akan ada efek dari obat tersebut. Efek ialah
perubahan fungsi struktur atau proses sebagai akibat kerja obat. Jadi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Dalam farmakologi dikenal 2 (dua) macam efek yaitu efek normal dan efek
abnormal. Efek normal ialah efek yang timbul pada sebagian besar (kebanyakan)
individu. Sedangkan efek abnormal ialah efek yang timbul pada sebagian kecil
individu atau kelompok individu tertentu. Kedua macam efek tersebut dapat terjadi
pada dosis lazim yang dipergunakan dalam terapi.
1. EFEK NORMAL
Obat dalam dosis terapi dapat menimbulkan lebih dari satu macam efek,
yang dibedakan menjadi efek utama (primer) dan efek samping.
Efek utama (primer) ialah efek yang sesuai dengan tujuan pengobatan.
Misal :
Morfin untuk menghilangkan rasa sakit
Eter untuk menginduksi anastesi
Efek samping
Efek samping adalah dampak dari obat yang tidak diinginkan. Obat
diresepkan untuk maksud tertentu, misalnya untuk menangani HIV.
Dampak lain obat tersebut adalah efek samping.
Ada beberapa efek samping yang ringan, seperti sakit kepala yang
ringan. Efek samping lain, misalnya kerusakan pada hati, dapat berat dan
kadang kala gawat. Ada beberapa efek samping yang bertahan hanya
beberapa hari atau minggu, sementara yang lain dapat bertahan selama
obat yang mengakibatkannya masih dipakai, atau bahkan setelah
dihentikan. Ada efek samping yang muncul beberapa hari atau minggu
setelah kita mulai penggunaan obat penyebab, ada yang baru
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
37
Kelas X Semester 1
39
Kelas X Semester 1
Toksisitas perilaku
Contoh obat yang menimbulkan toksisitas perilaku adalah reserpin dan
amfetamin. Reserpin dapat menimbulkan kecenderungan bunuh diri.
Amfetamin menyebabkan disorientasi, bingung dan kesukaran berkonsentrasi.
Teratogenisitas
Obat sedatif thalidomide mengakibatkan anomali perkembangan janin. Tragedi
thalidomide mengharuskan dilakukannnya uji teratogenisitas terhadap setiap
obat baru.
Ketergantungan
Obat seperti opiat, alkohol, barbiturat dapat menyebabkan timbul
ketergantungan psikologik dan fisiologis jika diberikan secara berulang-ulang.
UJI TOKSISITAS OBAT
a.
b.
c.
40
EFEK SAMPING
Sebagian besar orang yang memakai obat antiretroviral (ARV) mengalami
beberapa efek samping. Umumnya, semakin tinggi takaran obat yang dipakai,
semakin berat efek sampingnya. Jika tubuh kita lebih kecil daripada rata-rata, kita
mungkin mengalami lebih banyak efek samping. Juga, jika tubuh kita menguraikan
obat lebih lambat dari yang sewajarnya, tingkat obat dalam darah kita dapat lebih
tinggi, dan hal ini lebih mungkin mengakibatkan efek samping. Beberapa efek
samping menjadi semakin buruk bila obat yang bersangkutan dipakai dengan
perut kosong. Yang lain dapat memburuk bila obat dipakai dengan makanan atau
minuman berlemak (misalnya susu).
Semua obat dilengkapi dengan daftar efek samping yang paling umum
diakibatkannya. Jangan anggap bahwa setiap orang akan mengalami semua efek
samping yang terdaftar. Kebanyakan orang hanya mengalami efek samping yang
ringan akibat ARV-nya.
PENANGANAN EFEK SAMPING
Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menyiapkan diri
menghadapi efek samping. Belajar tentang efek samping umum obat yang kita
pakai. Lembaran informasi (LI) untuk masing-masing obat membahas efek
sampingnya secara umum.
Bicara dengan dokter tentang efek samping yang dapat terjadi. Tanyakan
kapan sebaiknya lapor ke dokter bila efek samping bertahan terlalu lama, atau
menjadi berat.
Tanyakan apakah kita dapat mengobati efek samping ringan dengan jamu atau
cara yang lazim dipakai di rumah, atau dengan obat yang dapat diperoleh
tanpa resep.
Kadang kala, dokter dapat menyediakan resep untuk obat yang dapat
membantu jika efek samping menjadi berat.
Jika mengalami masalah perut, pastikan disediakan makanan yang cocok dan
ringan.
Jangan berhenti menggunakan obat apa pun, melewati atau mengurangi
dosisnya, tanpa terlebih dahulu bicara dengan dokter. Jika melakukan
itu, virus dapat menjadi kebal (resistan) terhadap obat tersebut. Sebelum efek
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
41
Kelas X Semester 1
samping memaksa kita melewati atau mengurangi dosis, bicara dengan dokter
tentang mengganti obat.
EFEK SAMPING YANG PALING LAZIM
Jika kita mulai terapi ARV (ART), kita mungkin mengalami sakit kepala,
darah tinggi, atau seluruh badan terasa tidak enak. Lambat laun, gejala ini
biasanya membaik dan hilang.
Kelelahan: Odha sering melaporkan kadang-kadang merasa lelah. Mengetahui
penyebab kelelahan dan menanganinya adalah penting.
Anemia dapat menyebabkan kelelahan. Anemia meningkatkan risiko menjadi
lebih sakit dengan infeksi HIV. Tes darah berkala dapat mengetahui adanya
anemia, dan anemia dapat diobati.
Masalah pencernaan: Banyak obat dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut.
Obat dapat menyebabkan mual, muntah, kembung, atau diare. Tanggapan yang
lazim dipakai di rumah termasuk:
Daripada tiga kali makan secara besar, lebih baik makan sedikit tetapi
sering.
Makan sup dan makanan lunak, jangan yang pedas-pedas.
Teh jahe atau minuman jahe lain dapat menyamankan perut. Begitu juga
bau jeruk segar.
Sering berolahraga.
Kegunaan Obat
1)
2)
3)
4)
43
Kelas X Semester 1
2)
3)
4)
Menurut sumbernya :
Tumbuh tumbuhan.
Hewan.
Garam garam.
Bahan kimia.
Pengolahan obat :
Tradisional.
Modern.
Menurut bentuknya :
a. Padat :
Tablet.
Kapsul :
Keras.
Lunak
Kaplet.
Pil berbentuk bulat
Kristal.
Puyer bentuk tepung.
Cream.
b. Setengah padat:
Salep.
Cream.
Supositoria
c. Cair :
Solusio ( cair ).
Ecxelir.
Sirup.
Emulsi.
Jelly.
Obat mata.
Menurut pengaruh obat :
a. Obat dengan pengaruh setempat.
Pada Kulit :
Salep.
Cream.
Lotion.
Pada selaput lendir :
Intranasal, digunakan tetes hidung.
Inhalasi yaitu larutan obat yang disemprotkan ke dalam mulut,
dengan alat aerosol.
Mukosa mata dan telinga, misalnya obat tetes atau salep.
Intravaginal, misalnya salep atau tablet yang dimasukkan ke
dalam vagina.
44
2. Cara penyimpanan :
a. Menurut peraturan undang-undang.
Obatobat narkotika dan obat keras/berbahaya harus disimpan pada laci
atau lemari yang berkunci ganda, dan obat tersebut hanya dipesan oleh
para dokter yang terdaftar pada Departemen Kehakiman Biro Narkotika
dan Obat Keras. Lembaga lembaga kesehatan menyediakan formulir
untuk mencatat pemakaian obatobat tersebut :
Nama pasien yang mendapat obat narkotika.
Jumlah obat narkotika yang diberikan.
Nama dokter yang menulis obat narkotika.
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
45
Kelas X Semester 1
46
yang membantu
47
Kelas X Semester 1
C.
RANGKUMAN
48
D.
TES FORMATIF
1. Tuliskan penjelasan efek-efek obat yang tertera pada tabel di bawah ini!
EFEK OBAT
Normal
URAIAN
Abnormal
Toksik
2. Tuliskan penjelasan efek abnormal pada obat yang tertera pada tabel di
bawah ini!
EFEK ABNORMAL
URAIAN
Toleransi
a. Toleransi semu
b. Toleransi sejati
49
Kelas X Semester 1
EFEK ABNORMAL
URAIAN
Intoleransi
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
UJI TOKSISITAS
URAIAN
Akut
Subkronik
Kronik
50
E.
KUNCI JAWABAN
1. Tuliskan penjelasan efek-efek obat yang tertera pada tabel di bawah ini!
EFEK OBAT
Normal
Abnormal
Toksik
URAIAN
Obat dalam dosis terapi dapat menimbulkan lebih
dari satu macam efek, yang dibedakan menjadi efek
utama (primer) dan efek samping. Efek utama
(primer) ialah efek yang sesuai dengan tujuan
pengobatan. Efek samping adalah dampak dari
obat yang tidak diinginkan
Efek abnormal dapat berupa toleransi atau
intoleransi. Toleransi ialah peristiwa yang terjadi jika
dibutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk
menimbulkan efek yang sama dengan yang
dihasilkan oleh dosis terapi normal. Intoleransi
adalah suatu penyimpangan respon terhadap dosis
tertentu obat.
Efek toksik adalah efek yang timbul jika obat
digunakan berulang-ulang dan dalam dosis tinggi
2. Tuliskan penjelasan efek abnormal pada obat yang tertera pada tabel di
bawah ini!
EFEK ABNORMAL
Toleransi
a. Toleransi semu
b. Toleransi sejati
URAIAN
Toleransi semu akan timbul akibat obat diberikan
dengan cara tertentu. Misalnya jika seseorang
toleran terhadap obat (racun) yang diberikan secara
peroral, tetapi tidak toleran jika obat diberikan
dengan cara lain misal disuntikkan.
Toleransi sejati akan timbul jika obat diberikan
secara oral maupun parenteral. Dapat disebabkan
perubahan
disposisi
obat
yang
berakibat
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
51
Kelas X Semester 1
EFEK ABNORMAL
URAIAN
berkurangnya intensitas dan lamanya kontak
antara obat jaringan sasaran (reseptor) atau
perubahan sifat dan fungsi sasaran sedemikian
sehingga jaringan kurang peka terhadap obat.
Toleransi sejati meliputi toleransi alami dan
toleransi yang diperoleh.
Intoleransi
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
UJI TOKSISITAS
URAIAN
Akut
Subkronik
52
URAIAN
badan, hemaologi, gejala klinis dan histopatologi
organ
Kronik
F. TUGAS PROYEK
53
Kelas X Semester 1
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGGOLONGAN OBAT
Penggolongan obat
mempelajari
pengelompokan obat
berdasarkan undangundang yang terdiri dari
obat bebas, keras dan
psikotropika
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
54
B.
URAIAN MATERI
1. OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter
(disebut obat OTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat
bebas terbatas. Obat Bebas Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" .
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di
warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi
hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang
ringan. Misalnya : vitamin/multi vitamin (Livron B Plex) Obat bebas terbatas
(dulu disebut daftar W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih
bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru
bergaris tepi hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza).
Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda
kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan
tulisan sebagai berikut:
P.No. 1: Awas!
P.No. 2: Awas!
P.No. 3: Awas!
P.No. 4: Awas!
P.No. 5: Awas!
55
Kelas X Semester 1
56
57
Kelas X Semester 1
58
2. OBAT KERAS
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu
obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter,
berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 02396/A/SKA/III/1986
penandaan obat keras dengan lingkaran bulat berwarna merah dan garis tepi
berwarna hitam serta huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat yang masuk ke
dalam golongan obat keras ini adalah obat yang dibungkus sedemikian rupa
yang digunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan
cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang belum
tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia
serta obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan Menteri
kesehatan Republik Indonesia. diperlukan informasi lengkap terkait
penggunaan obat ini karena jika tidak digunakan secara tepat dapat
menimbulkan efek samping yang tidak baik bagi tubuh sebaiknya
konsultasikan kepada Apoteker jika anda mendapatkan obat-obat berlabel
obat keras dari resep dokter, penggunaan obat yang terpat akan
meningkatkan efektivitas obat terhadap penyakit dan meminimalkan efek
sampingnya.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik
(tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung
hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain). Obat-obat ini
berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan
meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan kematian. Obatobat ini sama dengan narkoba yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan.
Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya
diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahkan oleh
apotek atas resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan
pemakaiannya pada pemerintah
Contoh Obat Keras : Loratadine, Pseudoefedrin, Bromhexin HCL,
Alprazolam, Clobazam, Chlordiazepokside, Amitriptyline, Lorazepam,
Nitrazepam, Midazolam, Estrazolam, Fluoxetine, Sertraline HCL,
Carbamazepin, Haloperidol, phenytoin, Levodopa, Benzeraside, Ibuprofen,
Ketoprofen dll
3. OBAT PSIKOTROPIKA
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 pengertian
psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
59
Kelas X Semester 1
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Berbeda dengan obat bebas yang memiliki tanda lingkaran hijau,
obat bebas terbatas dengan tanda lingkaran biru dan narkotika dengan
tandanya berupa palang, psikotropika tidak memiliki tanda khusus yang
berbeda dengan lainnya. Tanda yang melekat pada obat-obatan psikotropik
sama halnya dengan obat keras, yakni tanda lingkaran merah dengan huruf K
didalamnya. Perbedaannya adalah pengaturannya dalam hukum berdasarkan
keilmuan farmasi yang dibedakan antara obat keras dengan obat psikotropika.
Makanya dahulu sebelum adanya UU Psikotropika obat golongan ini disebut
juga dengan nama Obat Keras Tertentu atau disingkat menjadi OKT.
Psikotropika dapat juga berarti zat/obat yang dapat menurunkan
aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan
kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para
pemakainya. Jenis jenis yang termasuk psikotropika adalah Ecstasy dan
Sabu-sabu. Sedangkan, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan
dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa
pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi/timbulnya
khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
Macam-macam narkotika, yaitu Opiod(Opiat) seperti {Morfin, Heroin (putaw),
Codein, Demerol (pethidina), Methadone} Kokain, Cannabis (ganja) dan
lainnya. Ciri-cirinya:
Dulu dikenal obat daftar O (Golongan Opiat/Opium)
Logonya berbentuk seperti palang (+)
Obat ini berbahaya bila terjadi penyalahgunaan dan dalam
penggunaannya
diperlukan
pertimbangan
khusus,
dan
dapat
menyebabkan ketergantungan psikis dan fisik oleh karena itu hanya boleh
digunakan dengan dasar resep dokter.
60
C.
RANGKUMAN
61
Kelas X Semester 1
D.
TES FORMATIF
NO
Obat
Bebas
Uraian
Keras
Psikotropika
NO
1
BENTUK OBAT
Pulvis (serbuk)
URAIAN
..
..
..
..
Pulveres
..
..
..
..
62
BENTUK OBAT
Tablet (compressi)
URAIAN
..
..
..
..
Pilulae (pil)
..
..
..
..
Kapsulae (kapsul)
..
..
..
..
Solutiones (larutan)
..
..
..
..
Suspensi
..
..
..
..
Emulsi
..
..
..
..
Galenik
..
..
..
..
63
Kelas X Semester 1
NO
10
BENTUK OBAT
Extractum
URAIAN
..
..
..
..
11
Infusa
..
..
..
..
12
Immunosera
..
(imunoserum)
..
..
..
13
Unguenta (salep)
..
..
..
..
14
Suppositoria
..
..
..
..
15
..
..
..
..
16
Injectiones (injeksi)
..
..
..
..
64
E.
KUNCI JAWABAN
No
Obat
Bebas
Keras
Psikotropika
Uraian
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep
dokter (disebut obat OTC = Over The Counter), terdiri atas
obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat Bebas Ini
merupakan tanda obat yang paling "aman" .
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek,
bahkan di warung, tanpa resep dokter, ditandai dengan
lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini
digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk =
berbahaya) yaitu obat berkhasiat keras yang untuk
memperolehnya harus dengan resep dokter, berdasarkan
keputusan
Mentri
Kesehatan
RI
Nomor
02396/A/SKA/III/1986 penandaan obat keras dengan
lingkaran bulat berwarna merah dan garis tepi berwarna
hitam serta huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat yang
masuk ke dalam golongan obat keras ini adalah obat yang
dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara
parenteral, baik dengan cara suntikan maupun dengan cara
pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Berbeda dengan obat bebas yang memiliki tanda
lingkaran hijau, obat bebas terbatas dengan tanda
lingkaran biru dan narkotika dengan tandanya berupa
palang, psikotropika tidak memiliki tanda khusus yang
berbeda dengan lainnya
65
Kelas X Semester 1
NO
BENTUK OBAT
Pulvis (serbuk)
Pulveres
Tablet (compressi)
Pilulae (pil)
Kapsulae (kapsul)
Solutiones (larutan)
Suspensi
Emulsi
Galenik
66
URAIAN
Merupakan campuran kering bahan obat
atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian
luar.
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot
yang lebih kurang sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok
untuk sekali minum
Merupakan sediaan padat kompak dibuat
secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler kedua permukaan rata
atau cembung mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan.
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan
kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari
obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut
Merupakan sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena
bahan-bahannya, cara peracikan atau
penggunaannya, tidak dimasukkan dalam
golongan produk lainnya (Ansel).
Merupakan sediaan cair yang mengandung
partikel padat tidak larut terdispersi dalam
fase cair.
Merupakan sediaan berupa campuran dari
dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase
cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan
baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
BENTUK OBAT
10
Extractum
11
Infusa
12
Immunosera (imunoserum)
13
Unguenta (salep)
14
Suppositoria
15
16
Injectiones (injeksi)
URAIAN
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh
dengan mengekstraksi zat dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian sehingga memenuhi baku yang
ditetapkan.
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan
mengekstraksi simplisia nabati dengan air
pada suhu 900 C selama 15 menit.
Merupakan sediaan yang mengandung
Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum
hewan dengan pemurnian
Merupakan
sediaan
setengah
padat
ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir.
Merupakan sediaan padat dalam berbagai
bobot dan bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh
Merupakan sediaan cairan berupa larutan,
emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk
obat dalam atau obat luar, digunakan dengan
cara meneteskan menggunakan penetes
yang menghasilkan tetesan setara dengan
tetesan yang dihasilkan penetes beku yang
disebutkan Farmacope Indonesia
Merupakan sediaan steril berupa larutan,
emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui kulit atau selaput lendir.
67
Kelas X Semester 1
F. TUGAS PROYEK
68
KEGIATAN BELAJAR 5
69
Kelas X Semester 1
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
B.
URAIAN MATERI
Cara pemberian obat disesuaikan dengan ketentuan yang ada baik yang
berasal dari resep dokter maupun aturan pakai yang tertera pada kemasan
obat yang biasanya terdapat pada obat yang di jual secara bebas. Secara
keseluruhan cara pemberian obat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
intramuskuler,
PER ORAL
Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan Adalah obat yang cara
pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati,
mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Keuntungan: praktis, aman, dan ekonomis
Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul
biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah,
diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit
(rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna
70
Sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah.
Tujuannya
adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah
di bawah lidah merupakan pusat dari sakit.
Kelebihan :
dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa
lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di
dinding usus dan hati dapat dihindari.
Gambar 4.2 : Pemberian Obat Sublingual
71
Kelas X Semester 1
2.
72
Subcutan
Pemberian obat secara subkutan adalah pemberian obat melalui
suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di
bawah dermis
Jenis obat yang lazim diberikan secara SC
1.
2.
3.
4.
5.
Vaksin
Obat-obatan pre operasi
Narkotik
Insulin
Heparin
73
Kelas X Semester 1
Intramusculer
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
Tujuan :
pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan
subcutan
Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha (vastus lateralis),
ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap),
atau lengan atas (deltoid), daerah ini digunakan dalam penyuntikan
dikarenakan massa otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari
syaraf.
Pemberian obat secara Intramusculer sangat dipengaruhi oleh
kelarutan obat dalam air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan
absorpsi obat. Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan
mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat,
tidak lengkap dan tidak teratur. Obat yang larut dalam air lebih cepat
diabsorpsi
74
Intravena
Pengertian :
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena waktu
cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.
Tujuan :
a. Memasukkan obat secara cepat
b. Mempercepat penyerapan obat
Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :
a. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica)
b. Pada tungkai (vena saphenosus)
c. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
d. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada
anak
75
Kelas X Semester 1
Intravena
1. Pemberian Obat Intravena Melalui Selang
2. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung (via Wadah)
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk
meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam
darah.
76
3.
RECTAL
77
Kelas X Semester 1
78
4.
INTRA VAGINAL
Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara memberikan obat
dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks.
Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi lokal.
79
Kelas X Semester 1
5.
OBAT LUAR
a. Topikal
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata,
salep, tetes telinga dan lain-lain.
Pemberian Obat pada Kulit
Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan
bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit,
80
81
Kelas X Semester 1
b. Inhalasi
Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam
mulut. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah
absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar
dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus.
Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang dalam
keadaan gas atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat bergerak
melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran
pernapasan.
Gambar 4.13: Pemberian Obat Inhalasi
82
C.
RANGKUMAN
83
Kelas X Semester 1
D.
TES FORMATIF
NO
1
Obat
Uraian
Suntikan/parenteral
Rectal
Intra vaginal
Obat luar
2. Tuliskan kelebihan dan kekurangan cara pemberian obat dengan per oral dan
parenteral!
NO
1
Kelebihan/
Kekurangan
Kelebihan
84
Per oral
...
Parenteral
Kelebihan/
Kekurangan
Kekurangan
Per oral
...
Parenteral
NO
1
Obat Luar
Topikal
Uraian
Inhalasi
85
Kelas X Semester 1
E.
KUNCI JAWABAN
NO
Obat
Suntikan/parenteral
Rectal
Intra vaginal
Obat luar
86
Uraian
Cara pemberian obat yang paling umum
dilakukan
Adalah obat yang cara
pemberiannya melalui mulut dengan tujuan
mencegah, mengobati, mengurangi rasa
sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis
obat.
Adalah cara pemberiaan obat tanpa melalui
mulut (tanpa melalui saluran pencernaan)
tetapi langsung ke pembuluh darah
Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal,
merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum,
dengan tujuan memberikan efek lokal dan
sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat suppositoria yang bertujuan
untuk mendapatkan efek terapi obat,
menjadikan lunak pada daerah feses dan
merangsang buang air besar.
Pemberian Obat per Vagina, Merupakan cara
memberikan obat dengan memasukkan obat
melalui vagina, yang bertujuan untuk
mendapatkan efek terapi obat dan mengobati
saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia
dalam bentuk krim dan suppositoria yang
digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat
lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes
telinga dan lain-lain.
No
Kelebihan/
Kekurangan
Per oral
Parenteral
Kelebihan
Kekurangan
No
Obat Luar
Uraian
Topikal
Inhalasi
87
Kelas X Semester 1
F. TUGAS PROYEK
88
KEGIATAN BELAJAR 6
DOSIS OBAT
89
Kelas X Semester 1
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
B.
URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN DOSIS
Dalam ilmu farmasi dosis adalah takaran obat yang menimbulkan
efek farmakologi (khasiat) yang tepat dan aman bila dikonsumsi oleh pasien.
Jadi dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau
unit-unit lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang
dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek
terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis
medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi
dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi
keracunan, dinyatakan sebagai dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai
mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau
dosis awal (loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan
(maintenance dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi
dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang dikehendaki
dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada
pemberian oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan
dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6
jam.
90
DOSIS TERAPI
Sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik
b.
DOSIS MAKSIMUM
Batas dosis yang relatif masih aman diberikan pada penderita
Untuk memberitahukan pada apoteker, bahwa dokter dengan
sadar melebihkan obat, maka resep diberi tanda seru (!) disertai
paraf
c.
DOSIS TOKSIK
Dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya keracunan obat
d.
DOSIS LETHAL
Dosis yang menyebabkan kematian pada hewan coba
Besarnya melebihi dosis toksik
e.
INITIAL DOSE
Merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan
tujuan agar konsentrasi / kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih
awal
f.
LOADING DOSE
Dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi
terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis
g.
MAINTENANCE DOSE
Dosis obat yang diperlukan untuk memelihara-mempertahankan
efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan
dosis regimen
Diberikan dalam tiap obat untuk menggantikan jumlah obat yang
dieliminasi dari dosis yang terdahulu
Penghitungan
dosis
pemeliharaan
yang
tepat
dapat
mempertahankan suatu keadaan stabil di dalam tubuh
91
Kelas X Semester 1
meringankan gejalanya. Oleh karena itu, terapi obat dapat dibedakan dalam
tiga jenis pengobatan, yaitu:
1.
2.
3.
Hampir semua obat pada dosis yang cukup besar menimbulkan efek
toksik dan pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian. Dosis terapeutis
adalah takaran dimana obat menghasilkan efek yang diinginkan.Untuk menilai
keamanan dan efek dari suatu obat, makan dilakukan penelitian yang
menggunakan binatang percobaan. Yang ditentukan adalah khusus ED50 dan
LD50, yaitu dosis yang masing-masing memberikan efek atau yang
mematikan 50% dari jumlah binatang.
Indek terapi merupakan perbandingan antara kedua dosis itu, yang
merupakan suatu ukuran keamanan obat. Semakin besar indeks terapi
semakin aman penggunaan obat tersebut. Luas terapi adalah jarak antara
LD50 dan ED50, juga dinamakan jarak keamanan (safety margin). Seperti
indeks terapi, luas terapi berguna pula sebagai indikasi untuk keamanan obat,
terutama untuk obat yang digunakan secara kronis. Obat dengan luas terapi
kecil, yaitu dengan selisih kecil antara dosis terapi dan dosis toksiknya, mudah
sekali menimbulkan keracunan bila dosis normalnya dilampaui.
4. CARA PERHITUNGAN DOSIS OBAT
a. Dosis Maksimum
Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa
(20-60 tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun.
Pemberian dosis harus lebih kecil dari dosis maksimum.
Menurut buku obat-obat penting:
65- 74 tahun, dosis biasa - 10%
75-84 tahun, dosis biasa - 20%
Diatas 85 tahun, dosis biasa 30%
92
x DM
Rumus Dilling
Untuk umur anak diatas 8 tahun :
n
20
x DM
Rumus Fried
n
150
x DM
Rumus Gaubius:
Berupa pecahan yang dikalikan dengan dosis dewasa
0-1 tahun
=1/12x dosis dewasa
1-2 tahun
= 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun
= 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun
= 1/4 x dosis dewasa
4-7 tahun
= 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = x dosis dewasa
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa
93
Kelas X Semester 1
x DM
x DM
x DM
kali
n = jam
Selain Antibiotik
16
n
+ 1 kali
n = jam
94
C.
RANGKUMAN
Dalam ilmu farmasi dosis adalah takaran obat yang menimbulkan efek
farmakologi (khasiat) yang tepat dan aman bila dikonsumsi oleh pasien. Jadi
dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit
lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud
dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada
penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis
terapeutik.
Macam-macam dosis obat terdiri dari dosis terapi, dosis maksimum,
dosis toksik, dosis lethal, initial dose, loading dose, dan maintenance dose.
Tujuan dari penetapan dosis obat ini adalah untuk mendapatkan efek
terapeutis dari suatu obat. Namun tidak semua obat bersifat betul-betul
menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya meniadakan atau
meringankan gejalanya. Oleh karena itu, terapi obat dapat dibedakan dalam
tiga jenis pengobatan yaitu terapi kausal, simptomatis, dan substitusi. Cara
perhitungan dosis obat dapat dinyatakan dengan dosis maksimum (DM) dan
dosis maksimum gabungan (DM sinergis)
95
Kelas X Semester 1
D.
TES FORMATIF
1. Uraikan macam-macam dosis obat yang tertera pada tabel di bawah ini!
DOSIS
DOSIS TERAPI
URAIAN
...
...
DOSIS MAKSIMUM
...
DOSIS TOKSIK
...
DOSIS LETHAL
...
INITIAL DOSE
...
LOADING DOSE
96
URAIAN
...
2. Ditinjau dari penetapan dosis obat maka terapi obat dapat dibedakan menjadi
3 jenis pengobatan. Berikan penjelasan tentang terapi obat tersebut!
TERAPI
KLAUSAL
PENJELASAN
...
SIMPTOMATIS
...
SUBSTITUSI
...
RUMUS
Rumus Young
URAIAN
...
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
97
Kelas X Semester 1
RUMUS
Rumus Dilling
URAIAN
...
Rumus Fried
...
Rumus Gaubius
...
98
E.
KUNCI JAWABAN
1. Uraikan macam-macam dosis obat yang tertera pada tabel di bawah ini!
DOSIS
URAIAN
DOSIS TERAPI
DOSIS MAKSIMUM
DOSIS TOKSIK
DOSIS LETHAL
INITIAL DOSE
LOADING DOSE
MAINTENANCE DOSE
99
Kelas X Semester 1
2. Ditinjau dari penetapan dosis obat maka terapi obat dapat dibedakan menjadi
3 jenis pengobatan. Berikan penjelasan tentang terapi obat tersebut!
TERAPI
KLAUSAL
SIMPTOMATIS
SUBSTITUSI
PENJELASAN
Terapi Kausal, dimana penyebab penyakit ditiadakan,
khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan.
Contoh : obat kemoterapeutika ( gol. Antibiotik, fungisida,
obat-obat malaria, dan sebagainya).
Terapi Simptomatis, hanya gejala penyakit yang diobati dan
diringankan, misalnya kerusakan pada suatu organ atau
saraf. Contohnya : analgetik pada rematik, obat hipertensi
dan obat jantung.
Terapi Substitusi, obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh
organ yang sakit. Misalnya insulin pada penderita diabetes.
RUMUS
Rumus Young
URAIAN
Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :
n
n+12
Rumus Dilling
20
n
x DM
150
Rumus Gaubius
100
n
Rumus Fried
x DM
x DM
F. TUGAS PROYEK
101
Kelas X Semester 1
KEGIATAN BELAJAR 7
ANTISEPTIK
Antiseptik
mempelajari
mekanisme kerja
antiseptik, jenis-jenis
antiseptik umum,
antiseptik dalam
kesehatan gigi,
penggunaan
antiseptik dan cara
pemberian antiseptik
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
102
B.
URAIAN MATERI
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
jaringan yang hidup, seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik
digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan
disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda
mati.Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan
hidup, daripada disinfektan.
103
Kelas X Semester 1
protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel
membran mengalami lisis. (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
c. Mengubah permeabilitas
Turunan fenol dapat mengubah permeabilitas membran sel bakteri,
sehingga menimbulkan kebocoran konstituen sel yang esensial dan
mengakibatkan bakteri mengalami kematian (Siswandono dan Soekardjo,
2000).
d. Interkalasi ke dalam DNA
Beberapa zat warna, seperti turunan trifenilmetan dan akridin, bekerja
sebagai antibakteri dengan mengikat secara kuat asam nukleat,
menghambat sintesis DNA dan menyebabkan perubahan kerangka mutasi
pada sintesis protein. Turunan trifenil metan seperti gentian violet adalah
kation aktif, dapat berkompetisi dengan ikatan hidrogen membentuk
kompleks yang tak terionisasi dengan gugus bermuatan negatif dari
konstituen sel, terjadi pemblokan proses biologis yang penting untuk
kehidupan bakteri sehingga bakteri mengalami kematian (Siswandono dan
Soekardjo, 2000).
e. Pembentukan kelat
Beberapa turunan fenol seperti heksaklorofen dan oksikuinolin, dapat
membentuk kelat dengan ion Fe danCu, kemudian bentuk kelat tersebut
dialihkan ke dalam sel bakteri. Kadar yang tinggi dari ion ion logam
didalam sel menyebabkan gangguan fungsi enzim enzim sehingga
mikroorganisme mengalami kematian (Siswandono dan Soekardjo, 2000).
Cara kerja zat-zat kimia dalam mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme berbeda-beda antara lain dengan merusak dinding,
mengubah permeabilitas sel, menghambat kerja enzim, menghambat
seintesis protein, dan asam nukleat dan sebagai anti metabolik.
104
b. Alkohol
105
Kelas X Semester 1
c. Yodium
106
d. Hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka
dan borok. Larutan 3% lebih umum digunakan untuk pertolongan
pertama luka gores atau iris ringan di rumah.
Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman anaerob
yang tidak membutuhkan oksigen
Namun,
oksidasi
kuat
yang
ditimbulkannya
merangsang pembentukan
parut
dan
menambah
waktu
penyembuhan. Untuk mengurangi efek sampingnya, hidrogen
peroksida sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan sabun
sehingga paparannya terbatas.
107
Kelas X Semester 1
e. Triclosan
Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui
dalam sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lain.Triclosan
mempunyai daya anti mikroba dengan spektrum luas (dapat melawan
berbagai macam bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas minim.
Mekanisme kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis
lipid sehingga membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.
f.
Garam merkuri
Senyawa ini adalah antiseptik yang paling kuat. Merkuri klorida
(HgCl) dapat digunakan untuk mencuci tangan dengan perbandingan
dalam air 1:1000.
Senyawa ini dapat membunuh hampir semua jenis bakteri dalam
beberapa
menit.
Kelemahan
dari
senyawa
ini
adalah
berkemungkinan besar mengiritasi jaringan karena daya kerja
antimikrobanya yang sangat kuat
108
4. PENGGUNAAN ANTISEPTIK
a. Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi
pada luka.
b. Sediaan antiseptik dapat digunakan untuk mengobati luka memar, luka
iris, luka lecet dan luka bakar ringan.
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
109
Kelas X Semester 1
110
e. Antiseptik pra-tindakan
Antiseptik diterapkan ke lokasi tindakan untuk mengurangi flora kulit.
f. Antiseptik membran mukosa
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
111
Kelas X Semester 1
113
Kelas X Semester 1
C.
RANGKUMAN
114
D.
TES FORMATIF
Uraian
Denaturasi protein
Mengubah permeabilitas
Pembentukan kelat
Antiseptik
Fenol (asam karbol)
Penggunaan
Natrium klorida
Chlorhexidine glukonat
115
Kelas X Semester 1
Jenis Antiseptik
Etakridin laktat (rivanol)
Uraian
Alkohol
Yodium
Hidrogen peroksida
Triclosan
Garam merkuri
NO
1
Uraian
..
.
..
.
..
.
116
E.
KUNCI JAWABAN
Mekanisme Kerja
Penginaktifan enzim
Denaturasi protein
Uraian
Penginaktifan enzim tertentu adalah mekanisme
umum dari senyawa antiseptika, seperti turunan
aldehid, etilen oksida. Aldehida dan etilen oksid
bekerja dengan mengalkilasi secara langsung
gugus nukleofil seperti gugus-gugus amino,
karboksil, hidroksil, fenol dan tiol dari protein sel
bakteri
Turunan alkohol, turunan fenol bekerja sebagai
antiseptik dengan cara denaturasi dan koagulasi
protein sel bakteri. Senyawa alkohol dapat
menimbulkan denaturasi protein sel bakteri dan
proses tersebut memerlukan air. Hal ini ditunjang
oleh fakta bahwa alkohol absolut, yang tidak
mengandung air, mempunyai aktivitas antibakteri
jauh lebih rendah dibanding alkohol yang
mengandung air. Selain itu turunan alkohol juga
menghambat sistem fosforilasi dan efeknya
terlihat jelas pada mitokondria, yaitu pada
hubungan substrat nikotinamid adenine nukleotida
(NAD). Turunan fenol berinteraksi dengan sel
bakteri melalui proses absorbsi yang melibatkan
ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk
kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah
dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi
fenol ke dalam sel menyebabkan presipitasi serta
denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol
menyebabkan koagulasi protein dan sel membran
mengalami lisis
117
Kelas X Semester 1
Mekanisme Kerja
Uraian
Mengubah permeabilitas
Pembentukan kelat
Antiseptik
Fenol (asam karbol)
Penggunaan
Fenol adalah kuman dalam larutan kuat,
penghambatan dalam yang lebih lemah.
Fenol digunakan dalam bentuk bubuk sebagai
bedak bayi antiseptik. Juga digunakan dalam
obat kumur dan pelega tenggorokan, di mana ia
memiliki efek penghilang rasa sakit. Contoh:
TCP. Antiseptik fenolik lain jarang digunakan
(kadang-kadang dalam operasi gigi).
118
Penggunaan
Digunakan sebagai pembersih umum. Juga
digunakan
sebagai
obat
kumur
antiseptik.
seperti
alkohol.
Digunakan
sebagai
Jenis Antiseptik
Etakridin laktat (rivanol)
Uraian
Alkohol
119
Kelas X Semester 1
Jenis Antiseptik
Yodium
Uraian
Hidrogen peroksida
120
Uraian
Triclosan
Garam merkuri
mengurangi
efek sampingnya,
hidrogen
peroksida sebaiknya digunakan dengan air
mengalir dan sabun sehingga paparannya
terbatas.
Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan
populer, bisa ditemui dalam sabun, obat
kumur, deodoran, dan lain-lain.Triclosan
mempunyai daya anti mikroba dengan
spektrum luas (dapat melawan berbagai
macam bakteri) dan mempunyai sifat
toksisitas minim.
Mekanisme kerja triclosan adalah dengan
menghambat biosintesis lipid sehingga
membran mikroba kehilangan kekuatan dan
fungsinya.
Senyawa ini adalah antiseptik yang paling
kuat. Merkuri klorida (HgCl) dapat digunakan
untuk mencuci tangan dengan perbandingan
dalam air 1:1000.
Senyawa ini dapat membunuh hampir semua
jenis bakteri dalam beberapa menit.
Kelemahan dari senyawa ini adalah
berkemungkinan besar mengiritasi jaringan
karena daya kerja antimikrobanya yang
sangat kuat
NO
URAIAN
121
Kelas X Semester 1
F.
TUGAS PROYEK
122
KEGIATAN BELAJAR 8
OBAT-OBAT
ANALGESIK DAN ANTIPIRETIK
123
Kelas X Semester 1
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
B.
URAIAN MATERI
1. ANALGESIK
Analgesik atau analgetika adalah obat yang digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri
tanpa menghilangkan kesadaran. Obat yang digunakan untuk membantu
meredakan sakit sering dipakai sehari-hari misalnya obat sakit kepala atau
sakit gigi, salah satu komponen obat tersebut adalah mengandung analgesik
atau pereda nyeri.
Obat analgetika adalah obat penghilang nyeri yang banyak digunakan
untuk mengatasi sakit kepala, demam, dan nyeri ringan tanpa menghilangkan
kesadaran. Jenis obat baru prototipe obat dari golongan1.
Analgetika narkotik adalah zat-zat yang memiliki daya menghalangi
nyeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja yang terletak di sistem saraf pusat.
Umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan
menimbulkan perasaan nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi dan
kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi)
dengan gejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan. Karena bahaya
adiksi ini, maka kebanyakan analgetikaa sentral seperti narkotika dimasukkan
dalam undang-undang narkotika dan penggunaannya diawasi dengan ketat
oleh Dirjen POM. Secara kimiawi, obat-obat ini dapat dibagi dalam beberapa
kelompok sebagai berikut:
124
125
Kelas X Semester 1
alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama
atau pada dosis besar, maka sebaiknya jangan menggunakan analgetikaa ini
secara terus-menerus.
2. ANTIPIRETIK
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan
temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat
menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.
Macam-macam obat antipiretik:
a. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini
digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan
demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan
parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat
ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak
yang mengidap Sindrom Reye.
b. Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika
digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM
(intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang
disebabkan kanker. Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah
dengan menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk
mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan
hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika.
Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa
sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam
sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan
ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai
dengan aturan. Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan
secara mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu
dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu
sebelum pengobatan dihentikan.
c. Piralozon
Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin, dan novalgin.
Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri.
Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni
agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan
analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter.
126
127
Kelas X Semester 1
Obat AINS
Asam
karboksilat
Der as
salisilat
Asam
asetat
Asam enolat
Der as
propionat
Der as
fenamat
Aspirin
Ibuprofen
As mefenamat
Diflunisal
Ketoprofen
meklofenamat
salisilat
naproksen
Der
pirazolon
Der
oksikam
Fenilbutazon
Piroksikam
oksifenbutazon
Tenoksikam
Diklofenak
Indometasin
fenklofenak
Sulindak
tolmetin
128
UNRIYO
Trauma/luka sel
Gangguan pada membran sel
fosfolipid
Enzim fosfolipase
dihambat kortikosteroid
Enzim lipoksigenase
Asam arakidonat
Enzim siklooksigenase
hidroperoksid
Endoperoksid
PGG2/PGH
Dihambat
obat AINS
(serupa
aspirin)
Leukotrien
PGE2,
PGF2,
PGD2
Tromboksan
A2
Prostasiklin
Biosintesis Prostaglandin
2/9/2014
UNRIYO
4. PEMBAHASAN OBAT
a. PARASETAMOL
Parasetamol tidak memiliki aktivitas anti-inflamasi.
Parasetamol kurang mengiritasi lambung
Overdosis dengan parasetamol khususnya berbahaya karena dapat
mengakibatkan kerusakan hati yang kadang-kadang tidak tampak
dalam 4-6 hari pertama.
Kategori:
Ibu Hamil : B
Ibu Menyusui : A
Indikasi: nyeri ringan sampai sedang, demam
Peringatan: berkurangnya fungsi hati dan ginjal, ketergantungan pada
alkohol
Efek samping: efek samping sangat jarang, kecuali ruam kulit,
kelainan darah, pankreatitis akut, dilaporkan setelah penggunaan
jangka panjang kerusakan hati.
Dosis:
Oral: 0,5-1 g tiap 4-6 jam hingga maksimum 4 g sehari.
129
Kelas X Semester 1
131
Kelas X Semester 1
b. Analgesik opioid
Pada trimester 3 akan menekan pernafasan bayi
Gastrik stasis dan risiko pneumonia inhalasi pada ibu selama
persalinan
c. Asetosal
Kegagalan fungsi platelet dan risiko hemoragi
Menunda persalinan dan memperlama proses persalinan dengan
peningkatan perdarahan
Hindari minum obat ini pada minggu-minggu terakhir
Kernikterus pada bayi-kuning
: Relatif aman
: Membutuhkan perhatian
: Tidak diketahui
: Kontraindikasi
C.
RANGKUMAN
133
Kelas X Semester 1
D.
TES FORMATIF
OBAT
Analgesik
PENGERTIAN
Antipiretik
NSAID / AINS
134
KATEGORI
URAIAN
..
.
..
.
..
.
..
.
..
E.
KUNCI JAWABAN
OBAT
Analgesik
Antipiretik
PENGERTIAN
Analgesik atau analgetika adalah obat yang digunakan untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat
penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat yang
digunakan untuk membantu meredakan sakit sering dipakai
sehari-hari misalnya obat sakit kepala atau sakit gigi, salah
satu komponen obat tersebut adalah mengandung analgesik
atau pereda nyeri.
Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya
menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif
pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat
menghambat prostatglandin pada CNS
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
135
Kelas X Semester 1
OBAT
PENGERTIAN
NSAID / AINS
KATEGORI
URAIAN
136
F. TUGAS PROYEK
137
Kelas X Semester 1
Kegiatan Belajar 9
ANTIBIOTIK
Antibiotik
mempelajari sejarah
antibiotik, prinsip
penggunaan
antibiotik,
pengenalan golongan
antibiotik, pemilihan
antibiotik yang aman
untuk ibu hamil,
anbiotik anti jamur,
dan antibiotik anti
infeksi
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
B.
URAIAN MATERI
1. LATAR BELAKANG
Sejarah antibiotik anti jamur dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik
pertama oleh Alexander Flemming yaitu Penicillin-G. Flemming berhasil
mengisolasi senyawa tersebut dari Penicillium chrysogenumsyn. P. Notatum.
Dengan penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang
kesehatan karena dapat meningkatkan angka kesembuhan yang sangat
bermakna. Kemudian terjadilah penggunaan besar-besaran antibiotik pada
saat perang dunia untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Masalah baru
muncul ketika mulai dilaporkannya resistensi beberapa mikroba terhadap
antibiotik karena penggunaan antibiotik yang besar-besaran.
Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelaku kesehatan
mengetahui penggunaan antibiotik yang tepat. Kemajuan bidang kesehatan
diikuti dengan kemunculan obat-obat antibiotik yang baru menambah
tantangan untuk mengusai terapi medikamentosa ini. Antibiotik tidak hanya
dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yang berbeda dan berlainan
ternyata mempunyai kemampuan dalam membunuh mikroba.
Dimulai dengan mengetahui jenis-jenis dari antibiotik dilanjutkan
mengetahui mekanisme dan farmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut
dan terakhir dapat mengetahui indikasi yang tepat dari obat antibiotik
tersebut. Semua ini bertujuan akhir untuk mengoptimalkan penggunaan
antibiotik yang tepat dan efektif dalam mengobati sebuah penyakit sekaligus
dapat mengurangi tingkat resistensi.
2. DEFINISI ANTIBIOTIK
Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu Anti (melawan) dan
Biotikos (cocok untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh Selman tahun
1942 untuk menggambarkan semua senyawa yang diproduksi oleh
mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Namun istilah ini kemudian digeser dengan ditemukannya obat antibiotik
sintetis.
Penggunaan istilah antimikroba cenderung mengarah ke semua jenis
mikroba dan termasuk didalamnya adalah antibiotik, anti jamur, anti parasit,
anti protozoa, anti virus, dll. Antibiotik berbeda dengan istilah disinfectant
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
139
Kelas X Semester 1
141
Kelas X Semester 1
Flukoksasilin
142
143
Kelas X Semester 1
40 kg atau lebih
145
Kelas X Semester 1
147
Kelas X Semester 1
148
No
1.
N. Gonorrhoe
(bukan penghasil
penisilinase)
Antimikroba
Ampisilin,amoksisilin,
Penisilin, G
tetraksilin
N.Gonorrhoe
(penghasil
penisilinase).
Fluorokuinolon,
seftriakson.
2.
Herpes
genital
Virus Herpes
Simpleks
Asiklovir
3.
Sifilis
T.pallidum
Penisilin G,
seftriakson,
tetraksilin.
4.
Sistisis
akut
E. coli,S.
sapropHyticus
Ampisilin,
Trimetropim
149
Kelas X Semester 1
150
151
Kelas X Semester 1
153
Kelas X Semester 1
Terapi Spesifik
Pada terapi ini, antibiotik digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh organisme penginfeksi dimana pilihan antimikroba yang
tepat telah diketahui. Antibiotik yang digunakan dalam terapi ini telah teruji,
sehingga pemilihannya relatif mudah berdasarkan sensitivitas mikroba dan
kondisi pasiennya, disamping faktor lain seperti biaya.
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
155
Kelas X Semester 1
2)
Terapi Empirik
Terapi empirik antibiotik adalah terapi terhadap organisme penginfeksi dan
antimikroba tepatnya belum diketahui, tetapi dapat diprediksi berdasarkan
studi sebelumnya. Terapi ini harus dilakukan pada penyakit-penyakit infeksi
yang serius dan bersifat life-threatening. Pemilihan antibiotik didasarkan
pada pengalaman klinis dengan menggunakan antibiotik tertentu yang
diduga akan efektif pada kondisi tersebut.
3)
Terapi Profilaksis
Terapi profilaksis adalah terapi antibiotik yang diberikan dengan tujuan
pencegahan infeksi spesifik pada beberapa individu atau infeksi pasca
operasi. Dalam terapi profilaksis operasi antibiotik jangka pendek diberikan
sebelum terdapat bukti klinis terjadinya infeksi.
156
C.
RANGKUMAN
157
Kelas X Semester 1
D.
TES FORMATIF
PENJELASAN
Aminoglikosida
Makrolida
Sefalosforin
Tetrasiklin
Anti Jamur
158
CONTOH
secara hati-hati
Yang merupakan
kontraindikasi
TERAPI
Spesifik
PENJELASAN
Empirik
Profilaksis
159
Kelas X Semester 1
E.
KUNCI JAWABAN
GOLONGAN
Penisilin
Aminoglikosida
Makrolida
Sefalosforin
160
PENJELASAN
Penisilin
diperoleh
dari
jamur
Penicilium
chrysogeneum dari bermacam-macam jenis yang
dihasilkan (hanya berbeda mengenai gugusan
samping R ) benzil penisilin ternyata paling aktif.
Sefalosforin diperoleh dari jamur cepHalorium
acremonium, berasal dari sicilia (1943) penisilin
bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara
menghambat sintesi dinding sel.
Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif
terhadap bakteri gram posistif dan gram negative.
Gentamisin, Amikasin dan kanamisin juga aktif
terhadap pseudomonas aeruginosa. Streptomisin
aktif terhadap mycobacterium tuberculosis dan
penggunaannya sekarang hampir terbatas untuk
tuberkulosa.
Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang
hampir sama dengan penisilin, sehingga obat ini
digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi
eritremisin mencakup indikasi saluran napas,
pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena
kampilo bakteri.
Sefalosforin merupakan antibiotik betalaktam yang
bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding
mikroba. Farmakologi sefalosforin mirip dengan
penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat
di hambat probenisid. Probenisid digunakan untuk
mengobati asam urat atau encok arthritis kronis.
Encok arthritis ditandai dengan serangan yang rasa
sakit parah dengan tiba-tiba, kemerahan dan nyeri
di sendi, seringkali sendi di pangkal jempol kaki.
Anti Jamur
PENJELASAN
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum
luas. Penggunaannya semakin lama semakin
berkurang karena masalah resistansi. . Resistensi
adalah mekanisme tubuh yang secara keseluruhan
membuat
rintangan
untuk
berkembangnya
penyerangan atau pembiakan agen menular atau
kerusakan oleh racun yang dihasilkannya.
Obat-obat anti jamur juga disebut dengan obat anti
mikotik, dipakai untuk mengobati dua jenis infeksi
jamur : infeksi jamur superficial pada kulit atau
selaput lendir dan infeksi jamur sistemik pada paruparu atau sistem saraf pusat. Infeksi jamur dapat
ringan, seperti pada tinea pedis (atletes food) atau
berat,seperti pada paru-paru atau jamur seperti
candida spp, (ragi), merupakan bagian dari flora
normal pada mulut, kulit, usus halus dan vagina.
.
2. Berikan contoh penggunaan antibiotik pada ibu hamil?
PENGGUNAAN
CONTOH
Yang dianggap aman
161
Kelas X Semester 1
PENGGUNAAN
Yang merupakan
kontraindikasi
CONTOH
Kloramfenikol. Pada Kloramfenikol sebaiknya tidak
digunakan selama kehamilan, kecuali bila obat lain
yang lebih aman tidak bisa digunakan.
Antibiotik yang termasuk dalam golongan C adalah
Tetrasiklin dan Aminoglikosida. Tetrasiklin bila
diberikan pada periode perkembangan tulang dan
gigi (bulan keempat dan kelima gestasi)
menimbulkan yellow dyscoloration yang akan
mempengaruhi gigi dan tulang yang sedang
dibentuk. Sedangkan
Aminoglikosida
harus
digunakan secara hati-hati pada trimester kedua.
TERAPI
Spesifik
Empirik
Profilaksis
162
PENJELASAN
Pada terapi ini, antibiotik digunakan untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh
organisme penginfeksi dimana pilihan antimikroba
yang tepat telah diketahui. Antibiotik yang
digunakan dalam terapi ini telah teruji, sehingga
pemilihannya relatif mudah berdasarkan sensitivitas
mikroba dan kondisi pasiennya, disamping faktor
lain seperti biaya.
Terapi empirik antibiotik adalah terapi terhadap
organisme penginfeksi dan antimikroba tepatnya
belum
diketahui,
tetapi
dapat
diprediksi
berdasarkan studi sebelumnya. Terapi ini harus
dilakukan pada penyakit-penyakit infeksi yang
serius dan bersifat life-threatening. Pemilihan
antibiotik didasarkan pada pengalaman klinis
dengan menggunakan antibiotik tertentu yang
diduga akan efektif pada kondisi tersebut.
Terapi profilaksis adalah terapi antibiotik yang
diberikan dengan tujuan pencegahan infeksi spesifik
pada beberapa individu atau infeksi pasca operasi.
Dalam terapi profilaksis operasi antibiotik jangka
pendek diberikan sebelum terdapat bukti klinis
terjadinya infeksi.
F. TUGAS PROYEK
163
Kelas X Semester 1
KEGIATAN BELAJAR 10
RESEP
Resep mempelajari
pengertian resep,
pedoman cara
penulisan resep
dokter, aspek legal
dan etika mengenai
resep, salinan resep,
dan istilah singkatan
latin dalam resep
164
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
B.
URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN RESEP
Resep
dokter hewan
yang berlaku
menyerahkan
Kelengkapan Resep
Identitas dokter: nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, drg, drh.
Nama kota & tanggal penulisan resep (inscriptio).
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (superscriptio/ invocatio).
Inti resep dokter atau komposisi berisi: nama setiap obat, kekuatan obat,
(mg, g, ml, l) dng angka arab.
Untuk penulisan jumlah obat dalam satuan biji (tablet, kapsul, botol) dalam
angka romawi.
Perintah pembuatan bentuk sediaan obat (subscriptio)
Signatura: aturan penggunaan (frekuensi, jumlah obat dan saat obat
diminum, informasi lain).
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
undang-undang yang berlaku.
Identitas px: nama px, jenis hewan, umur, alamat.
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
165
Kelas X Semester 1
Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang
melebihi dosis maksimum.
Tidak boleh ada tanda iter (iterasi), m.i (mihi ipsi), dan u.c (usus cognitus)
Resep tidak boleh diulang, harus dengan resep asli, resep baru.
Resep yang mengandung narkotika harus disimpan terpisah dengan resep
lainnya
CITO (segera)
STATIM (penting)
URGENT (sangat penting)
PIM (berbahaya bila ditunda)
Urutan yang didahulukan: PIM, Urgent, Statim, dan Cito
ITER
: Boleh diulang
NI (ne iteratur) : Tidak boleh diulang
Resep mengandung narkotika tidak boleh diulang
Contoh Resep
Dr. Guntur Maruto
SIP No. 228/K/2002
Jl. Slamet Riyadi 321 Surakarta Telp. 714656
Surakarta, 20 Mei 2006
R/ Asetosal mg 500
Codein
mg 20
CTM
mg 4
SL qs
m.f. pulv. Dtd. No XV
Sttd cap 1
Paraf dr
Pro
: Tn Marzuki
Umur :30 th
Alamat : Jl. Yosodiningrat 23 Surakarta
166
167
Kelas X Semester 1
4. SALINAN RESEP
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotik, selain memuat semua
keterangan yang terdapat dalam resep asli juga harus memuat :
Nama dan alamat apotik
Nama dan nomor izin apoteker pengelola apotik
Tanda det untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda ne det untuk
obat yang belum diserahkan, pada resep dengan tanda ITER ...X diberi
tanda detur orig/detur ...X
Nomor resep dan tanggal pembuatan.
168
APOTIK KARYA
SIA : 01.01.A.3.2.1399
Jl. Slamet Riyadi 321 Surakarta Telp. 714656
APA : BUDI, S.Si., Apt
SIPA : 01.01.V.5.2. 1577
No
: 25
Dari dokter
: Guntur Maruto
Untuk
: Tn Marzuki
Tanggal pelayanan
: 19 September 2012
Ditulis tanggal
: 18 September 2012
---- det
-----ne det
Cap apotik
pcc
tangan APA
169
Kelas X Semester 1
ISI ETIKET
ETIKET
APOTIK KARYA
SIA : 01.01.A.3.2.1399
Jl. Slamet Riyadi 321 Surakarta Telp. 714656
APA : BUDI, S.Si., Apt
SIPA : 01.01.V.5.2. 1577
Surakarta, 19 September 2012
No. 20
Anik
3 x sehari 1 bungkus
Sesudah makan
170
ad us. Ext.
agit
= agitation
= gojok
alt. hor
= alternis horis
= tiap jam
b. In d
= bis in die
= 2 x sehari
c.
= cohlear
= sendok
cochl.
= cochlear
= sendok makan
d.in.dim
= da in dimidio
= berilah separuhnya
d.in2plo
= dan in duplo
d.d
= de die
= sehari
d.t.d
= da tales doses
dext.
= dexter
= kanan
Direktorat Pembinaan SMK (2013)
171
Kelas X Semester 1
f.l.a
g., grm
= gramma
= gram
gr
= granum
= 65 mg, grein
garg.
= pargarisma
= obat kumur
gutt.ad aur
= guttae ad aurnes
= tetes telinga
haust
= haustes
= dimunum sekali
Iter
= iteratur
= diulang
ne iter
= ne iteratur
= tidak diulang
O.h.
= omni hora
= tiap jam
O.m.
= omni mane
= tiap pagi
O.n.
= omni nocte
= tiap malam
P.p
= pro paupere
= untuk si miskin
Pulv
= pulvis/pulveratus
= serbuk
Pulv. Adsp.
= pulvis adspersorius
= serbuk tabur
R/
= recipe
= ambillah
= signa
= tanda
S.q.
= sufticiante quantitate
Si op sit
= si opus sit
= bila perlu
u.e.
= usum externum
u.i.
= usum internum
p.c.
= post coenam
= setelah makan
a.c.
= ante coenam
= sebelum makan
O.h.c.
172
S.s.d.d.c
makan
t.d.d.c.
makan
173
Kelas X Semester 1
C.
RANGKUMAN
D.
TES FORMATIF
RESEP
Kelengkapan resep
URAIAN
yang lengkap
narkotika
174
URAIAN
penanganan segera
telah dilayani
2. Tuliskan 5 istilah singkatan latin dalam resep yang Anda ketahui pada tabel di
bawah ini!
ISTILAH
PENGERTIAN
5.
175
Kelas X Semester 1
E.
KUNCI JAWABAN
RESEP
Kelengkapan resep
176
URAIAN
Identitas dokter: nama, alamat dan nomor izin
praktek dokter, drg, drh.
Nama kota & tanggal penulisan resep (inscriptio).
Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep
(superscriptio/ invocatio).
Inti resep dokter atau komposisi berisi: nama
setiap obat, kekuatan obat, (mg, g, ml, l) dng
angka arab.
Untuk penulisan jumlah obat dalam satuan biji
(tablet, kapsul, botol) dalam angka romawi.
Perintah pembuatan bentuk sediaan obat
(subscriptio)
Signatura: aturan penggunaan (frekuensi, jumlah
obat dan saat obat diminum, informasi lain).
Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
sesuai dengan peraturan undang-undang yang
berlaku.
Identitas px: nama px, jenis hewan, umur, alamat.
Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang
mengandung
obat
yang
melebihi
dosis
maksimum.
Tanggal dan tempat ditulisnya resep (inscriptio)
Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura)
Paraf/tanda tangan dokter penulis resep
(subscriptio)
Tanda buka penulisan resep R/ (invocatio)
Nama obat, jumlah dan cara membuatnya
(praescriptio atau ordinatio)
URAIAN
2. Tuliskan 5 istilah singkatan latin dalam resep yang Anda ketahui pada tabel di
bawah ini!
ISTILAH
PENGERTIAN
ad us. Ext.
= ad usum externum
= ad ususm internum
agit
= agitation
gojok
tiap jam
b. In d
= bis in die
2 x sehari
c.
= cohlear
sendok
177
Kelas X Semester 1
ISTILAH
PENGERTIAN
cochl.
= cochlear
sendok makan
d.in.dim
= da in dimidio
berilah separuhnya
d.in2plo
= dan in duplo
d.d
= de die
sehari
d.t.d
= da tales doses
dext.
= dexter
kanan
f.l.a
g., grm
= gramma
gram
gr
= granum
65 mg, grein
garg.
= pargarisma
obat kumur
gutt.ad aur
= guttae ad aurnes
tetes telinga
haust
= haustes
dimunum sekali
Iter
= iteratur
diulang
ne iter
= ne iteratur
tidak diulang
O.h.
= omni hora
tiap jam
O.m.
= omni mane
tiap pagi
O.n.
= omni nocte
tiap malam
P.p
= pro paupere
untuk si miskin
Pulv
= pulvis/pulveratus
serbuk
Pulv. Adsp.
= pulvis adspersorius
serbuk tabur
R/
= recipe
ambillah
= signa
tanda
S.q.
= sufticiante quantitate
Si op sit
= si opus sit
bila perlu
u.e.
= usum externum
u.i.
= usum internum
p.c.
= post coenam
setelah makan
a.c.
= ante coenam
sebelum makan
178
PENGERTIAN
O.h.c.
S.s.d.d.c
t.d.d.c.
F. TUGAS PROYEK
179
Kelas X Semester 1
PENUTUP
Buku Farmakologi, Bahan dan Obat Kedokteran Gigi ini terdiri dari dua jilid,
dirancang untuk pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan kelas X, 4 jam per
minggu, selama dua semester, yaitu:
Jilid I berisi materi
: Farmakologi Bahan dan Obat Kedokteran Gigi I, dasardasar farmakologi, mekanisme kerja obatdalam tubuh
manusia, efek obat, penggunaan dan penggolongan obat,
pemberian obat, dosis obat, antiseptik, obat-obatan
analgesik, antipiretik, antibiotik, resep dokter
: Farmakologi Bahan dan Obat Kedokteran Gigi II, bahan
cetak dan penggunaannya, bahan pereda rasa ngilu/sakit
pada pulpa gigi dan tumpatan sementara, silver
amalgam/tambalan amalgam, semen silikat, bahan pulp
capping dan bahan pemati pulpa gigi, bahan pengisi
saluran akar dan composit resin, bahan obat-obatan
anastesi dan pencegahan khusus penyakit gigi dalam
kedokteran gigi.
Materi buku ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan kurikulum 2013 yang
berbasis pendekatan ilmiah/saintifik dengan penerapan penilaian otentik.
Kurikulum 2013 untuk Dasar Program Keahlian memuat lima kelompok mata
pelajaran yang saling terkait.
Buku Farmakologi, Bahan dan Obat Kedokteran Gigi 1, ini merupakan
penjabaran dari kurikulum 2013 kelompok C2-Dasar Program Keahlian untuk
mata ajar Farmakologi, Bahan dan Obat Kedokteran Gigi.
Kompetensi berkaitan dengan kemampuan kerja yang meliputi tiga ranah:
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan dalam bekerja pada
bidang kesehatan. Kompetensi farmakologi, bahan dan obat kedokteran gigi juga
merupakan perwujudan dari empat kecerdasan secara seimbang, yaitu kesehatan
fisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan
kecerdasan spiritual SQ).
Penguasaan kompetensi diajarkan secara berjenjang yang terdiri dari
kelompok A, kelompok B, dan kelompok C. Mata ajar Farmakologi, Bahan dan
Obat Kedokteran Gigi ini merupakan penjabaran dari kompetensi kelompok C.2.
180
181
Kelas X Semester 1
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Farmakologi
Farmakologi Dan Terapi Edisi 2, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 1980.
2. Bagian Operative Dentistry
Bahan Kuliah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 1974.
3. Bagian Operative Dentistry
Bahan Kuliah Fakultas Universitas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr.
Mustopo (B) 1974.
4. Brosur obat atau bahan yang bersangkutan.
5. Jack L. Ferracane, Bahan dalam Kedokteran Gigi: Prinsip dan Aplikasi,
2001, 2d Edition, Lippincott Williams & Wilkins, ISBN 0781727332
6. Richard van Noort, 2002, Introduction to Dental Material, 2d Edition,
Elsevier Health Sciences, ISBN 0723432155
7. Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi
10. Jakarta : EGC.
8. Combe, E. C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta : Balai Pustaka.
http://nissanisso-fkp11.web.unair.ac.id
http://farmatika.blogspot.com/p/obat-keras.html#ixzz33BN9tg8G
182