METABOLISME KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH
Kelompok
: VIII (Delapan)
Anggota
Dosen
F1B011003
2. Reno Andespa
F1B011029
3. Novia Wahyuni
F1B011012
4. Seftian Risandi
F1B011024
5. Nurfitriana
F1B010039
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB 1
PANDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karbohidrat atau yang biasa disebut hidrat arang merupakan makanan pokok bangsa
Indonesia. Pada umumnya sumber karbohidrat dalam makanan berasal dari beras, namun ada
juga yang berasal dari sagu, ketela pohon atau jagung. Di negara yang sudah maju, daging
merupakan menu utama dari makanan mereka. Karbohidrat dalam daging namanya glikogen.
Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak jumlahnya di
permukaan bumi ini. Polimer karbohidrat yang tidak larut merupakan pelindung dan
membentuk dinding sel bakteri; pada tumbuhan senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan
pada binatang berfungsi sebagai jaringan ikat dan "cel coat". Fungsi utama dari metabolisme
karbohidrat adalah untuk menghasilkan energi dalam bentuk senyawa yang mengandung
ikatan fosfat bertenaga tinggi.
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus halus.
Hasil pencernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus. Glukosa merupakan senyawa
utama yang paling banyak dibicarakan
1.2 TUJUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya
diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa dan
produk tanaman lainnya melalui proses fotosintesis. Karbohidrat memiliki peranan yang
cukup beragam; di berbagai negara karbohidrat adalah sebagai bahan makanan utama.
Oksidasi karbohidrat merupakan lintasan pembentukan energi yang utama pada sel-sel yang
tidak melakukan fotosintesis. Karbohidrat yang tidak larut air berfungsi sebagai jaringan
penunjang atau pembentuk struktur dinding sel tanaman, bakteri dan jaringan penghubung.
Polimer karbohidrat befungsi sebagai pelumas pada sabungan tulang dan berperan sebagai
senyawa perekat diantara sel. Polimer karbohidrat komplek yang melekat pada molekul
protein atau lemak berperan sebagai penerus signal yang menentukan lokasi internal atau
lintasan metabolik molekul.
Nama karbohidrat (carbohydrate) diambil dari komponen penyusunnya yang terdiri dari
karbon, hidrogen dan ate yang berarti oksigen. Pada awalnya nama karbohidrat digunakan
untuk menunjukkan gula dan polimernya. Sekarang nama karbohidrat lebih tepat digunakan
untuk menggambarkan senyawa polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang
dihasilkan dari hidrolisisnya. Umumnya karbohidrat memiliki rumus empiris Cn(H 2O)n
dengan perbandingan C : H : O adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh glukosa C 6H12O6 yang juga
dapat ditulis dengan C6(H2O)6. Walaupun demikian beberapa karbohidrat memiliki nitrogen,
fosfor dan sulfur.
Karbohidrat digolongkan kedalam monosakarida, disakarida, oligosakararidan dan
polisakarida. Dalam banyak hal penggolongan untuk oligosakarida dikelompokkan saja
kedalam polisakarida. Kata sakarida berasal dari kara Latin (sakkharon) yang berarti gula.
Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton. Monosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah Dglukosa dengan enam
atom karbon.
1. MONOSAKARIDA
Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida dan sebagai unit pembentuk
disakarida, oligo dan polisakarida. Monosakarida memiliki gugus aldehid atau keton dengan satu atau
lebih gugus hidroksil. Monosakarida glukosa dan fruktosa memiliki enam gugus hidroksil. Atom
karbon tempat pengikatan gugus hidroksil disebut sebagai pusat kiral.
Gambar 1. Monosakarida
2. DISAKARIDA
Disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa terdiri dari dua unit monosakarida yang
terbentuk melalui suatu ikatan yang disebut ikatan glikosida. Pembentukan ikatan ini
berlangsung dengan pembentukan asetal dari hemiasetal (glukopiranosa) dan satu gugus
hidroksil dari molekul gula yang kedua. Ikatan glikosida ini mudah dihidrolisis oleh asam
tetapi tidak oleh basa. Oleh karena itu diskarida dapat dihidrolisis dengan mudah dengan
memanaskannya dalam larutan asam encer. Bentuk ikatan glikosida lainya terbentuk antara
gula dengan atom N (ikatan N-glikosil) yang ditemukan pada seluruh nukleotida.
3. OLIGOSAKARIDA ATAU POLISAKARIDA
Beberapa (sekitar 3-6) monosakarida bergabung menjadi satu, disebut sebagai
oligosakarida (oligo- artinya "sedikit"). Jika banyak monosakarida bergabung menjadi satu,
maka akan disebut sebagai polisakarida. Monosakarida dapat bergabung membentuk satu
rantai panjang, atau mungkin bercabang-cabang. 2 jenis polisakarida yang paling dikenal
adalah selulosa dan glikogen, dua-duanya terdiri dari monomer glukosa.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Polisakarida akan
dipecah menjadi monomer-monomernya (fosforilase glikogen akan membuang residu
glukosa dari glikogen), sedangkan disakarida seperti laktosa atau sukrosa akan dipecah
menjadi 2 komponen monosakaridanya.
2.2.
PENCERNAAN
Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena
fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar (2/3)
akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas
pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam
bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi
lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak. Jika
dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah
simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi, mendapatkan enersi
dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi
kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih
banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak
diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati.
Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah menjadi
asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam
metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih lanjut dalam suatu proses
pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO 2 dan H2O dan terlepas enersi
dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin
Triphosphate). ATP ini mudah sekali melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP
(Adenosin Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat".
Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah menuju ke hepar.
Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam pyruvat dan selanjutnya
menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan enersi. Hal ini hanya terdapat di
dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di dalam otot terdapat juga
glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa dalam darah. Metabolisme karbohidrat
selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon
Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang
perananan penting. Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan,
merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot. Hal ini
terjadi apabila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya apabila kadar glukosa
darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah akan menaik
kembali. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah lemak atau protein
menjadi glukosa.
Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar suprarenal
merupakan pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat. Enzim sangat
diperlukan pada proses-proses kimiawi metabolisme zat-zat makanan. vitamin-vitamin
sebagian dari enzim, secara tidak langsung berpengaruh pada metabolisme karbohidrat ini.
Tiamin (vitamin B1) diperlukan dalam proses dekarboksilase karbohidrat. Kekurangan
vitamin B1 akan menyebabkan terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase, sehingga asam
piruvat dan asam laktat tertimbun di dalam tubuh.
2.3.
METABOLISME
Metabolisme adalah keseluruhan proses yang terjadi dalam makhluk hidup yang
membutuhkan dan memanfaatkan energi bebas untuk melaksanakan berbagai macam fungsi.
Organisma memperoleh energi tersebut melalui reaksi eksergonik dari oksidasi nutrient untuk
menjaga kestabilan hidup seperti: melakukan kerja mekanik, transport senyawa aktif
melawan gradient konsentrasi, dan biosintesis senyawa kompleks.
Energi bebas yang diperoleh tersebut sering digunakan untuk mengkounter reaksi
endergonik melalui sintesis senyawa intermedier berenergi tingg adenosin trifosfat (ATP).
Disamping digunakan untuk oksidasi, nutrient juga diuraikan dalam serangkaian reaksi
menjadi senyawa intermedier umum yang merupakan precursor senyawa biologi lain.
Kandungan
energi nutrient
Karbohidrat
Lemak
Protein
Katabolisme
ADP
+HPO42
-
NADNADP+
FAD
Makromolekul
sel
Protein
Polisakarida
Asam Nukleat
Kandungan
energi nutrient
CO2
H2 O
NH3
ATP
NADH
NADPH
FADH2
Anabolisme
Energi
Kimia
Molekul Prekursor
Asam amino
Gula
Asam-asam lemak
Basa-basa Nitrogen
Gambar 4. Interaksi Katabolisme dengan Anabolisme melalui ATP, NADH dan NADPH
Jalur metabolisme adalah serangkaian reaksi enzimatis yang berurutan yang
menghasilkan produk tertentu. Senyawa yang bereaksi, senyawa intermedier serta produknya
disebut dengan metabolit. Setiap reaksi dikatalisis oleh enzim berbeda. Sejauh ini sudah lebih
dari 2.000 enzim diketahui. Serangkaian reaksi yang terdapat dalam metabolisma
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. KATABOLISME
Katabolisma, atau reaksi penguraian. Dalam katabolisma senyawa metabolit kompleks
diuraikan menjadi produk yang lebih sederhana dengan membebaskan energi. Energi
yang dibebaskan selama proses ini disimpan dalam bentuk ATP dari ADP dan fosfat atau
digunakan untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Keduanya, ATP dan NADPH
merupakan sumber energi utama untuk digunakan dalam jalur anabolisma Karakteristik
jalur penguraian adalah mengubah berbagai senyawa (karbohidrat, lipid, protein)
menjadi senyawa intermedier umum.yang akan dimetabolisma lebih lanjut dalam jalur
oksidatif pusat yang mengubahnya menjadi beberapa produk akhir.
2. ANABOLISME
Anabolisma, jalur biosintesis. Jaluar ini mempunyai proses kebalikannya. Beberapa
macam metabolit, terutama piruvat, asetil CoA dan senyawa intermedier dalam siklus
asam sitrat berfungsi sebagai senyawa awal untuk biosintesis berbagai produk.
BAB III
PEMBAHASAN
Metabolisme karbohidrat merupakan suatu proses reaksi kimia melibatkan karbohidrat
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, baik reaksi kimia pemecahan karbohidrat
Glukosa
Glikogen
3
Piruvat
& Laktat
1
ko-A
Asetil
Keterangan:
1.
Proses glikolisis
2.
Proses glikogenesis
3.
Proses glikogenolisis
4.
Proses glukoneogenesis
3.1 Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu proses reaksi kimia pada karbohidrat khususnya
monosakarida yaitu glukosa yang akan dipecah dan dioksidasi dengan bantuan enzim-enzim
yang berperan pada proses glikolisis, sehingga menghasilkan 2 ATP, 2 Asam Piruvat, 2
NADH, dan 2H2O. Proses glikolisis ini termasuk proses metabolisme yang menghasilkan
energi.
Proses glikolisis terdiri dari 10 tahap reaksi untuk menghasilkan energi, yaitu:
3.1.1 Fosforilasi Glukosa
heksokinase
Glukosa (C6H12O6) + ATP
Fosforilasi glukosa merupakan proses penambahan gugus fosfat. Reaksi ini dibantu
oleh enzim heksokinase, yang berperan untuk memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, sehingga terbentuk menjadi
glukosa 6-fosfat.
Fruktosa 1, 6-difosfat
(C6H10O6P2)
Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat dengan
penambahan
kelompok
fosfat.
Konversi
ini
dibantu
oleh
enzim
Aldolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat menjadi dua molekul gula
yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula yang terbentuk adalah
gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton.
3.1.5 interkonversi Dua Glukosa
Triose Fosfat
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1)
Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Oleh karenaitu, akan diubah
menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam totalitas, tahap
keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.
3.1.6 Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric
Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH
dari NAD
fosfat triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-diphoshoglyceric asam dari dua molekul
gliseraldehida fosfat yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
3.1.7 Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam
phosphoglycero
kinase
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + 2 ADP
2 molekul 3-asam
phosphoglyceromutase
2 molekul 3- asam fosfogliserat (C3H5O4P1)
Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari
atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon kedua
dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat.
3.1.9
Pada proses pembentukan energi tinggi, 2- asam fosfogliserat dibantu dengan enzim
enolase yang akan menghilangkan molekul air yang terdapat dalam asam fosfogliserat untuk
membentuk asam yang lain yang disebut asam phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini
mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat asam yang terbentuk pada tahap sebelumnya.
3.1.10 Pembentukan piruvat Asam & ATP
kinase piruvat
2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + 2 ADP
2ATP +
2 molekul asam piruvat
Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
piruvat dari reaksi enzim kinase piruvat pada dua molekul asam phosphoenolpyruvic
dihasilkan pada tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh transfer dari atom fosfor dari
asam phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP (Adenosin trifosfat).
3.2
Glikogenesis
Glikogenesis merupakan proses kimia pembentukan glikogen dari glukosa yang
kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat
yang utama di dalam tubuh dengan amilum pada tumbuhan. Proses glikogenesis terdiri dari 5
tahap reaksi, yaitu:
3.2.1 Tahap 1
ATP + D-glukosa
Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.
3.2.2 Tahap 2
Fosfoglukomutas
Glukosa 1-fosfat
fosfoglukomutase
Glukosa 1,6-bifosfat
Glukosa 6-fosfat
Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversibel yang intermediatnya adalah glukosa
1,6-bifosfat.
3.2.3 Tahap 3
pirofosforilase
UDPGlc + PPi
Pada tahap 3, glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini di katalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
3.2.4 Tahap 4
Hidrolisis pirofosfat inorganik dengan dibantu oleh enzim pirofosfatase inorganik
akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
3.2.5 Tahap 5
glikogen sintase
UDP + (C6)n+1
Glikogen
UDPGlc + (C6)n
Glikogen
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
Adapun skema keseluruhan pada proses glikogenesis karbohidrat, yaitu:
3.3 Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses kimia penguraian glikogen menjadi glukosa. Pada
proses penguraian glikogen menjadai glukosa pada tahp glikogenolisis ini dibantu dengan
beberapa enzim, yaitu glikogen fosforilase yang befungsi untuk memutuskan ikatan -1,4
glikosidik pada glikogen, enzim transferase yang befungsi untuk memindahkan 3 unit
glukosa dari titik percabangn ke cabang lain pada glikogen, sehingga membentuk rantai lurus,
serta enzim percabangan atau dikenal dengan debranching enzyme yang berperan untuk
memutuskan ikatan -1,6 glikosidik pada glikogen. Berikut merupakan reaksi dari proses
glikogenolisis pada metabolisme karbohidrat:
Dari reaksi diatas, dapat dilihat secara umum proses penguraian glikogen(n-residu)
menghasilkan glukosa-1- fosfat dan glikogen (n-1 residu). Untuk lebih jelas, dapat dilihat
pada skema alur penguraian glikogenolisis yang terjadi pada glikogen:
Ikatan -1,4
b c z
a b
a
Ikatan 1,6
Ikatan Fosforilase
1,4
c d
(dilepaskan 8
h glukosa-1-fosfat
i j
k l
transferas
z e
c d e
e
g h
-1,6-glikosidase
(satu glukosa
h i
j k
gdibebaskan)
l
l
dibantu
oleh
enzim
transferase
yang
berperan
untuk
ribulosa 5-phosphate +
+ CO2
6-fosfoglukonolakton
yang
dikatalisis
oleh
enzim
glukosa-6-fosfat
energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya
protein
berperan
pokok
sebagai
pembangun
tubuh. Reaksi
proses
Tahap 1
fosfoenolpiruvat + ADP + GDP + fosfat + 2H+
Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam aksalo asetat.
Reaksi ini terjadi dikarenakan pada tahap glikolisis terdapat reaksi yang bersifat irreversibel.
3.5.2
Tahap 2
Glukosa -1,6-difosfatase
Glukosa-1,6-difosfat + H2O
Glukosa -6-fosfat + Pi
Tahap 3
glukosa-6-fosfatase.
Glukosa-6-fosfat + H2O
glukosa + Pi
BAB IV
JAWABAN PERTANYAAN
yang disebabkan oleh hormon insulin yang terganggu ataupun tubuh yang tidak
efektif untuk mengolah glukosa di dalam darah atau tubuh menjadi energi
tergantung pada penyakit diabetes yang dialami oleh penderita, sehingga untuk
memperoleh energi bagi tubuhnya, penderita diabetes mendapatkan energi dari
simpanan energi pada tubuh, yang berupa asam amino (protein) ataupun asam
lemak, oleh karena itu, proses pembentukan asam amino gikogenik lebih cepat
terbentuk dibandingkan glukosa.
9. Apakah dengan kekurangan glukosa tubuh secara langsung mengalami akibat yang
buruk seperti kematian? Dan adakah hubungannya dengan cadangan energi seperti
lemak yang terdapat di dalam tubuh? Bagaimana dengan orang yang sedang
berpuasa?
Jawab:
Tidak, hal ini sangat berhubungan dengan cadangan energi seperti lemak dan protein
yang terdapat didalam tubuh. Karena apabila tubuh kekurangan glukosa, maka tubuh
akan menggunakan simpanan energi cadangan yang terdapat dalam bentuk asam
lemak dan protein untuk diolah menjadi energi bagi tubuh.
Untuk orang yang sedang berpuasa, energi yang dihasilkan didapatkan dari makanan
yang dikonsumsi ketika sahur. Apabila pada saat sahur banyak mengkonsumsi
karbohidrat, maka karbohidrat yang dikonsumsi akan diolah menjadi energi pada saat
berpuasa, dan sisanya akan disimpan dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot
yang akan digunakan apabila tubuh membutuhkan tambahan energi selama
melakukan aktivitas berpuasa.
BAB V
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA