Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BIOKIMIA LANJUT

METABOLISME KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH

Kelompok

: VIII (Delapan)

Anggota

Dosen

1. Denti Eka Putri

F1B011003

2. Reno Andespa

F1B011029

3. Novia Wahyuni

F1B011012

4. Seftian Risandi

F1B011024

5. Nurfitriana

F1B010039

: Dwita Oktiarni, M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

BAB 1
PANDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karbohidrat atau yang biasa disebut hidrat arang merupakan makanan pokok bangsa
Indonesia. Pada umumnya sumber karbohidrat dalam makanan berasal dari beras, namun ada
juga yang berasal dari sagu, ketela pohon atau jagung. Di negara yang sudah maju, daging
merupakan menu utama dari makanan mereka. Karbohidrat dalam daging namanya glikogen.
Karbohidrat merupakan senyawa biomolekul yang paling banyak jumlahnya di
permukaan bumi ini. Polimer karbohidrat yang tidak larut merupakan pelindung dan
membentuk dinding sel bakteri; pada tumbuhan senyawa ini berfungsi sebagai penopang dan
pada binatang berfungsi sebagai jaringan ikat dan "cel coat". Fungsi utama dari metabolisme
karbohidrat adalah untuk menghasilkan energi dalam bentuk senyawa yang mengandung
ikatan fosfat bertenaga tinggi.
Metabolisme Karbohidrat dimulai dengan pencernaan Amilum dalam usus halus.
Hasil pencernaan berupa monosakarida diserap oleh usus halus. Glukosa merupakan senyawa
utama yang paling banyak dibicarakan

dalam metabolisme Karbohidrat. Rangkaian reaksi

yang membentuk beberapa jalur , seperti glikolisis, sintesis glikogen (glikogenesis),


pemecahannya glikogen (glikogenolisis), HMP Shunt, dan glukoneogenesis.
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang sangat penting. Sistem
pencernaan pada manusia melibatkan beberapa organ penting seperti mulut, esofagus,
lambung, hati, pankreas, kandung empedu, usus halus, dan usus besar. Organ-organ tersebut
memiliki peranan penting dalam mencerna berbagai zat dalam makanan menjadi bentuk yang
lebih sederhana sehingga dapat diabsorpsi oleh tubuh dan dapat mengasilkan energi.
Pencernaan karbohidrat dalam usus halus dilakukan dengan memecah pati yang belum
dicerna oleh amilase, sehingga sebelum masuk jejunum, pati hampir seluruhnya diubah
menjadi maltosa dan isomaltosa. Usus halus juga menghidrolisis disakarida menjadi
monosakarida yang dilakukan oleh enzim-enzim epitel usus halus, seperti enzim laktase,
enzim sukrase, enzim maltase, dan enzim isomaltase. Sehingga hasil akhir pencernaan
karbohidrat yang diabsorpsi ke dalam darah semuanya berupa monosakarida.

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui proses glikolisis pada metabolisme karbohidrat dalam tubuh.


2. Untuk mengetahui proses pembentukan glikogen (glikogenesis) sebagai sumber
energi cadangan dalam tubuh melalui metabolisme karbohidrat.
3. Untuk mengetahui proses pemecahannya glikogen (glikogenolisis) didalam tubuh.
4. Untuk mengetahui proses HMP Shunt (heksosa mono phosphate SHUNT) pada
metabolisme karbohidrat.
5. Untuk mengetahui proses glukoneogenesis pada metabolisme karbohidrat dalam
tubuh.
1.3 MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan mengenai
metabolisme karbohidrat didalam tubuh yang meliputi glikolisis, glikogenesis, glikogenolisis,
HMP Shunt, dan glukoneogenesis yang dapat mengasilkan energi yang akan digunakan oleh
tubuh untuk beraktifitas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya

diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa dan
produk tanaman lainnya melalui proses fotosintesis. Karbohidrat memiliki peranan yang
cukup beragam; di berbagai negara karbohidrat adalah sebagai bahan makanan utama.
Oksidasi karbohidrat merupakan lintasan pembentukan energi yang utama pada sel-sel yang
tidak melakukan fotosintesis. Karbohidrat yang tidak larut air berfungsi sebagai jaringan
penunjang atau pembentuk struktur dinding sel tanaman, bakteri dan jaringan penghubung.
Polimer karbohidrat befungsi sebagai pelumas pada sabungan tulang dan berperan sebagai
senyawa perekat diantara sel. Polimer karbohidrat komplek yang melekat pada molekul
protein atau lemak berperan sebagai penerus signal yang menentukan lokasi internal atau
lintasan metabolik molekul.
Nama karbohidrat (carbohydrate) diambil dari komponen penyusunnya yang terdiri dari
karbon, hidrogen dan ate yang berarti oksigen. Pada awalnya nama karbohidrat digunakan
untuk menunjukkan gula dan polimernya. Sekarang nama karbohidrat lebih tepat digunakan
untuk menggambarkan senyawa polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang
dihasilkan dari hidrolisisnya. Umumnya karbohidrat memiliki rumus empiris Cn(H 2O)n
dengan perbandingan C : H : O adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh glukosa C 6H12O6 yang juga
dapat ditulis dengan C6(H2O)6. Walaupun demikian beberapa karbohidrat memiliki nitrogen,
fosfor dan sulfur.
Karbohidrat digolongkan kedalam monosakarida, disakarida, oligosakararidan dan
polisakarida. Dalam banyak hal penggolongan untuk oligosakarida dikelompokkan saja
kedalam polisakarida. Kata sakarida berasal dari kara Latin (sakkharon) yang berarti gula.
Monosakarida atau gula sederhana terdiri dari satu unit polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton. Monosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah Dglukosa dengan enam
atom karbon.
1. MONOSAKARIDA
Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida dan sebagai unit pembentuk
disakarida, oligo dan polisakarida. Monosakarida memiliki gugus aldehid atau keton dengan satu atau
lebih gugus hidroksil. Monosakarida glukosa dan fruktosa memiliki enam gugus hidroksil. Atom
karbon tempat pengikatan gugus hidroksil disebut sebagai pusat kiral.

Gambar 1. Monosakarida

2. DISAKARIDA
Disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa terdiri dari dua unit monosakarida yang
terbentuk melalui suatu ikatan yang disebut ikatan glikosida. Pembentukan ikatan ini
berlangsung dengan pembentukan asetal dari hemiasetal (glukopiranosa) dan satu gugus
hidroksil dari molekul gula yang kedua. Ikatan glikosida ini mudah dihidrolisis oleh asam
tetapi tidak oleh basa. Oleh karena itu diskarida dapat dihidrolisis dengan mudah dengan
memanaskannya dalam larutan asam encer. Bentuk ikatan glikosida lainya terbentuk antara
gula dengan atom N (ikatan N-glikosil) yang ditemukan pada seluruh nukleotida.
3. OLIGOSAKARIDA ATAU POLISAKARIDA
Beberapa (sekitar 3-6) monosakarida bergabung menjadi satu, disebut sebagai
oligosakarida (oligo- artinya "sedikit"). Jika banyak monosakarida bergabung menjadi satu,
maka akan disebut sebagai polisakarida. Monosakarida dapat bergabung membentuk satu
rantai panjang, atau mungkin bercabang-cabang. 2 jenis polisakarida yang paling dikenal
adalah selulosa dan glikogen, dua-duanya terdiri dari monomer glukosa.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup. Polisakarida akan
dipecah menjadi monomer-monomernya (fosforilase glikogen akan membuang residu
glukosa dari glikogen), sedangkan disakarida seperti laktosa atau sukrosa akan dipecah
menjadi 2 komponen monosakaridanya.

2.2.

PENCERNAAN

Gambar 2. Pencernaan karbohidrat


Pencernaan karbohidrat sudah dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut; makanan
dikunyah agar dipecah menjadi bagian-bagian kecil, sehingga jumlah permukaan makanan
lebih luas kontak dengan enzim-enzim pencemaan.
Di dalam mulut makanan bercampur dengan air ludah yang mengandung enzim amilase
(ptyalin). Enzim amilase bekerja memecah karbohidrat rantai panjang seperti amilum dan
dekstrin, akan diurai menjadi molekul yang lebih sederhana maltosa. Sedangkan air ludah
berguna untuk melicinkan makanan agar lebih mudah ditelan. Hanya sebagian kecil amilum
yang dapat dicerna di dalam mulut, oleh karena makanan sebentar saja berada di dalam
rongga mulut. Oleh karena itu sebaiknya makanan dikunyah lebih lama, agar memberi
kesempatan lebih banyak pemecahan amilum di rongga mulut. Dengan proses mekanik,
makanan ditelan melalui kerongkongan dan selanjutnya akan memasuki lambung.
Setelah melalui dinding usus halus, glukosa akan menuju ke hepar melalui vena portae.
Sebahagian karbohidrat ini diikat di dalam hati dan disimpan sebagai glikogen, sehingga
kadar gula darah dapat dipertahankan dalam batas-batas normal (80-120 mg%).

Karbohidrat yang terdapat dalam darah, praktis dalam bentuk glukosa, oleh karena
fruktosa dan galaktosa akan diubah terlebih dahulu sebelum memasuki pembuluh darah.
Apabila jumlah karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh, sebagian besar (2/3)
akan disimpan di dalam otot dan selebihnya di dalam hati sebagai glikogen. Kapasitas
pembentukan glikogen ini sangat terbatas (maksimum 350 gram), dan jika penimbunan dalam
bentuk glikogen ini telah mencapai batasnya, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi
lemak dan disimpan di jaringan lemak. Bila tubuh memerlukan kembali enersi tersebut,
simpanan glikogen akan dipergunakan terlebih dahulu, disusul oleh mobilisasi lemak. Jika
dihitung dalam jumlah kalori, simpanan enersi dalam bentuk lemak jauh melebihi jumlah
simpanan dalam bentuk glikogen.
Sel-sel tubuh yang sangat aktif dan memerlukan banyak enersi, mendapatkan enersi
dari basil pembakaran glukosa yang di ambil dari aliran darah. Kadar gula darah akan diisi
kembali dari cadangan glikogen yang ada di dalam hati. Kalau enersi yang diperlukan lebih
banyak lagi, timbunan lemak dari jaringan lemak mulai dipergunakan. Dalam jaringan lemak
diubah ke dalam zat antara yang dialirkan ke hati.

Gambar 3. Perubahan karbohidrat di dalam tubuh


Disini zat antara itu diubah menjadi glikogen, mengisi kembali cadangan glikogen yang
telah dipergunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Peristiwa oksidasi glukosa di
dalam jaringan-jaringan terjadi secara bertahap dan pada tahap-tahap itulah enersi dilepaskan
sedikit demi sedikit, untuk dapat digunakan selanjutnya.

Melalui suatu deretan proses-proses kimiawi, glukosa dan glikogen diubah menjadi
asam pyruvat. Asam pyruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam
metabolisme karbohidrat. Asam pyruvat dapat segera diolah lebih lanjut dalam suatu proses
pada "lingkaran Krebs". Dalam proses siklis ini dihasilkan CO 2 dan H2O dan terlepas enersi
dalam bentuk persenyawaan yang mengandung tenaga kimia yang besar yaitu ATP (Adenosin
Triphosphate). ATP ini mudah sekali melepaskan enersinya sambi}berubah menjadi ADP
(Adenosin Diphos phate). Sebagian dari asam piruvat dapat diubah menjadi "asam laktat".
Asam laktat ini dapat keluar dari sel-sel jaringan dan memasuki aliran darah menuju ke hepar.
Di dalam hepar asam laktat diubah kembali menjadi asam pyruvat dan selanjutnya
menjadi glikogen, dengan demikian akan menghasilkan enersi. Hal ini hanya terdapat di
dalam hepar, tidak dapat berlangsung di dalam otot, meskipun di dalam otot terdapat juga
glikogen. Sumber glikogen hanya berasal dari glukosa dalam darah. Metabolisme karbohidrat
selain di pengaruhi oleh enzim-enzim, juga diatur oleh hormon-hormon tertentu. Hormon
Insulin yang dihasilkan oleh "pulau-pulau Langerhans" dalam pankreas sangat memegang
perananan penting. Insulin akan mempercepat oksidasi glukosa di dalam jaringan,
merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hepar maupun otot. Hal ini
terjadi apabila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya apabila kadar glukosa
darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga kadar glukosa darah akan menaik
kembali. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitumengubah lemak atau protein
menjadi glukosa.
Juga beberapa horrnon yang dihasilkan oleh hypophysis dan kelenjar suprarenal
merupakan pengatur-pengatur penting dari metabolisme karbohidrat. Enzim sangat
diperlukan pada proses-proses kimiawi metabolisme zat-zat makanan. vitamin-vitamin
sebagian dari enzim, secara tidak langsung berpengaruh pada metabolisme karbohidrat ini.
Tiamin (vitamin B1) diperlukan dalam proses dekarboksilase karbohidrat. Kekurangan
vitamin B1 akan menyebabkan terhambatnya enzim-enzim dekarboksilase, sehingga asam
piruvat dan asam laktat tertimbun di dalam tubuh.
2.3.

METABOLISME
Metabolisme adalah keseluruhan proses yang terjadi dalam makhluk hidup yang

membutuhkan dan memanfaatkan energi bebas untuk melaksanakan berbagai macam fungsi.
Organisma memperoleh energi tersebut melalui reaksi eksergonik dari oksidasi nutrient untuk

menjaga kestabilan hidup seperti: melakukan kerja mekanik, transport senyawa aktif
melawan gradient konsentrasi, dan biosintesis senyawa kompleks.
Energi bebas yang diperoleh tersebut sering digunakan untuk mengkounter reaksi
endergonik melalui sintesis senyawa intermedier berenergi tingg adenosin trifosfat (ATP).
Disamping digunakan untuk oksidasi, nutrient juga diuraikan dalam serangkaian reaksi
menjadi senyawa intermedier umum yang merupakan precursor senyawa biologi lain.
Kandungan
energi nutrient
Karbohidrat
Lemak
Protein

Katabolisme

ADP
+HPO42
-

NADNADP+
FAD

Makromolekul
sel
Protein
Polisakarida
Asam Nukleat

Kandungan
energi nutrient
CO2
H2 O
NH3

ATP
NADH
NADPH
FADH2

Anabolisme

Energi
Kimia

Molekul Prekursor
Asam amino
Gula
Asam-asam lemak
Basa-basa Nitrogen

Gambar 4. Interaksi Katabolisme dengan Anabolisme melalui ATP, NADH dan NADPH
Jalur metabolisme adalah serangkaian reaksi enzimatis yang berurutan yang
menghasilkan produk tertentu. Senyawa yang bereaksi, senyawa intermedier serta produknya
disebut dengan metabolit. Setiap reaksi dikatalisis oleh enzim berbeda. Sejauh ini sudah lebih
dari 2.000 enzim diketahui. Serangkaian reaksi yang terdapat dalam metabolisma
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. KATABOLISME
Katabolisma, atau reaksi penguraian. Dalam katabolisma senyawa metabolit kompleks
diuraikan menjadi produk yang lebih sederhana dengan membebaskan energi. Energi
yang dibebaskan selama proses ini disimpan dalam bentuk ATP dari ADP dan fosfat atau
digunakan untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Keduanya, ATP dan NADPH
merupakan sumber energi utama untuk digunakan dalam jalur anabolisma Karakteristik
jalur penguraian adalah mengubah berbagai senyawa (karbohidrat, lipid, protein)

menjadi senyawa intermedier umum.yang akan dimetabolisma lebih lanjut dalam jalur
oksidatif pusat yang mengubahnya menjadi beberapa produk akhir.
2. ANABOLISME
Anabolisma, jalur biosintesis. Jaluar ini mempunyai proses kebalikannya. Beberapa
macam metabolit, terutama piruvat, asetil CoA dan senyawa intermedier dalam siklus
asam sitrat berfungsi sebagai senyawa awal untuk biosintesis berbagai produk.

BAB III
PEMBAHASAN
Metabolisme karbohidrat merupakan suatu proses reaksi kimia melibatkan karbohidrat
yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, baik reaksi kimia pemecahan karbohidrat

(katabolisme) atau reaksi kimia pembentukan (anabolisme). Adapun skema keseluruhan


metabolisme karbohidrat yang terjadi di dalam tubuh, meliputi:

Glukosa
Glikogen
3

Piruvat

& Laktat
1
ko-A

Asetil

Keterangan:
1.
Proses glikolisis
2.
Proses glikogenesis
3.
Proses glikogenolisis
4.
Proses glukoneogenesis
3.1 Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu proses reaksi kimia pada karbohidrat khususnya
monosakarida yaitu glukosa yang akan dipecah dan dioksidasi dengan bantuan enzim-enzim

yang berperan pada proses glikolisis, sehingga menghasilkan 2 ATP, 2 Asam Piruvat, 2
NADH, dan 2H2O. Proses glikolisis ini termasuk proses metabolisme yang menghasilkan
energi.
Proses glikolisis terdiri dari 10 tahap reaksi untuk menghasilkan energi, yaitu:
3.1.1 Fosforilasi Glukosa
heksokinase
Glukosa (C6H12O6) + ATP

Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + ADP

Fosforilasi glukosa merupakan proses penambahan gugus fosfat. Reaksi ini dibantu
oleh enzim heksokinase, yang berperan untuk memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP
(Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa, sehingga terbentuk menjadi
glukosa 6-fosfat.

3.1.2 Produksi Fruktosa-6 Fosfat


Phosphoglucoisomerase
Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1)

Fruktosa 6-Fosfat (C6H11O6P1)

Proses produksi fruktosa 6-fosfat dibantu oleh enzim phosphoglucoisomerase yang


berfungsi untuk mengubah glukosa 6-fosfat menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan
isomer nya (Isomer adalah molekul yang berbeda dengan rumus molekul yang sama tetapi
susunan berbeda dari atom).
3.1.3 Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat
fosfofruktokinase
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + ATP

Fruktosa 1, 6-difosfat

(C6H10O6P2)
Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat dengan
penambahan

kelompok

fosfat.

Konversi

ini

dibantu

oleh

enzim

fosfofruktokinase yang memanfaatkan satu molekul ATP dalam proses.

3.1.4 Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat


Aldolase
Fruktosa 1,6-difosfat (C6H10O6P2)

gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) +


Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)

Aldolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat menjadi dua molekul gula
yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula yang terbentuk adalah
gliseraldehida fosfat dan fosfat dihidroksiaseton.
3.1.5 interkonversi Dua Glukosa

Triose Fosfat
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1)

gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)

Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Oleh karenaitu, akan diubah
menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam totalitas, tahap
keempat dan kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.
3.1.6 Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric

Fosfat dehidrogenase Triose


2 NAD + + 2 H-

2NADH (Reduced nicotinamide adenine dinucleotide) + 2 H +


Triose fosfat dehidrogenase

2 gliseraldehida fosfat + 2 (C3H5O3P1) + 2P

2 molekul asam 1,3- diphoshoglyceric


(C3H4O4P2)

Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH
dari NAD

(nicotinamide adenin dinukleotida) dengan menggunakan enzim dehydrogenase

fosfat triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-diphoshoglyceric asam dari dua molekul
gliseraldehida fosfat yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
3.1.7 Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam

phosphoglycero
kinase
2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + 2 ADP

2 molekul 3-asam

fosfogliserat (C3H5O4P1) + 2 ATP (Adenosine Triphosphate)


Tahap ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul 3asam fosfogliserat dengan bantuan enzim phosphoglycerokinase pada dua molekul produk
1,3-diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap sebelumnya.
3.1.8 Relokasi Atom Fosfor

phosphoglyceromutase
2 molekul 3- asam fosfogliserat (C3H5O4P1)

2 molekul asam 2-fosfogliserat


(C3H5O4P1)

Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari
atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon kedua
dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat.

3.1.9

Pembentukkan senyawa berenergi tinggi


enolase

2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1)

2 molekul asam phosphoenolpyruvic


(PEP) (C3H3O3P1) + 2 H2O

Pada proses pembentukan energi tinggi, 2- asam fosfogliserat dibantu dengan enzim
enolase yang akan menghilangkan molekul air yang terdapat dalam asam fosfogliserat untuk
membentuk asam yang lain yang disebut asam phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini
mengubah kedua molekul 2-fosfogliserat asam yang terbentuk pada tahap sebelumnya.
3.1.10 Pembentukan piruvat Asam & ATP

kinase piruvat
2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + 2 ADP

2ATP +
2 molekul asam piruvat

Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam
piruvat dari reaksi enzim kinase piruvat pada dua molekul asam phosphoenolpyruvic
dihasilkan pada tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan oleh transfer dari atom fosfor dari
asam phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP (Adenosin trifosfat).

Adapun skema proses glikolisis secara keseluruhan, yaitu:

3.2

Glikogenesis
Glikogenesis merupakan proses kimia pembentukan glikogen dari glukosa yang

kemudian disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat
yang utama di dalam tubuh dengan amilum pada tumbuhan. Proses glikogenesis terdiri dari 5
tahap reaksi, yaitu:
3.2.1 Tahap 1
ATP + D-glukosa

D-glukosa 6- fosfat + ADP

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga
pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.

3.2.2 Tahap 2
Fosfoglukomutas
Glukosa 1-fosfat

fosfoglukomutase

Glukosa 1,6-bifosfat

Glukosa 6-fosfat

Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversibel yang intermediatnya adalah glukosa
1,6-bifosfat.
3.2.3 Tahap 3
pirofosforilase
UDPGlc + PPi

UTP + Glukosa 1-fosfat

Pada tahap 3, glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini di katalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
3.2.4 Tahap 4
Hidrolisis pirofosfat inorganik dengan dibantu oleh enzim pirofosfatase inorganik
akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
3.2.5 Tahap 5
glikogen sintase
UDP + (C6)n+1
Glikogen

UDPGlc + (C6)n
Glikogen

Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik
dengan atom C4 pada residu glukosa glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat.
Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
Adapun skema keseluruhan pada proses glikogenesis karbohidrat, yaitu:

3.3 Glikogenolisis
Glikogenolisis merupakan proses kimia penguraian glikogen menjadi glukosa. Pada
proses penguraian glikogen menjadai glukosa pada tahp glikogenolisis ini dibantu dengan
beberapa enzim, yaitu glikogen fosforilase yang befungsi untuk memutuskan ikatan -1,4
glikosidik pada glikogen, enzim transferase yang befungsi untuk memindahkan 3 unit
glukosa dari titik percabangn ke cabang lain pada glikogen, sehingga membentuk rantai lurus,
serta enzim percabangan atau dikenal dengan debranching enzyme yang berperan untuk
memutuskan ikatan -1,6 glikosidik pada glikogen. Berikut merupakan reaksi dari proses
glikogenolisis pada metabolisme karbohidrat:

Dari reaksi diatas, dapat dilihat secara umum proses penguraian glikogen(n-residu)
menghasilkan glukosa-1- fosfat dan glikogen (n-1 residu). Untuk lebih jelas, dapat dilihat
pada skema alur penguraian glikogenolisis yang terjadi pada glikogen:

Ikatan -1,4

b c z

a b
a

Ikatan 1,6
Ikatan Fosforilase
1,4

c d

(dilepaskan 8

h glukosa-1-fosfat
i j
k l
transferas
z e

c d e
e

g h

-1,6-glikosidase
(satu glukosa
h i
j k
gdibebaskan)

l
l

Pada gambar skema alur glikogenolisis diatas, tampak rantai dari


glikogen(n-residu) yang memiliki unit-unit glukosa sebagai penyusunnya.
Pada reaksi glikogenolisis, terjadi penguraian glikogen (n-residu) menjadi
glukosa. Proses ini diawali dengan reaksi pemutusan ikatan -1,4
glikosidik pada glikogen dengan bantuan enzim fosforilase. Enzim
fosforilase ini merupakan enzim yang berperan untuk memutuskan ikatan
-1,4 glikosidik pada glikogen, sehingga dihasilkan glikogen yang hanya
memiliki maksimal 4 unit glukosa dari titik percabangan. Glikogen yang
telah dihasilkan dari proses pemutusan ikatan -1,4 glikosidik, kemudian
dengan

dibantu

oleh

enzim

transferase

yang

berperan

untuk

memindahkan 3 unit glukosa penyusun glikogen dari titik percabangan (a)


ke rantai cabang lain (b) pada glikogen, sehingga hanya tersisa 1 unit
glukosa pada rantai cabang (a). 1 unit glukosa yang terdapat pada rantai
cabang yang memiliki ikatan -1,6 glikosidik dilepaskan dengan bantuan
enzim percabangan, dalam hal ini berupa -1,6 glukosidase, sehingga
terjadi pemutusan ikatan -1,6 glikosidik pada glikogen dan melepaskan 1
unit glukosa. Hasil reaksi glikogenolisis yang didapatkan, yaitu berupa
glikogen (n-1 residu) yang berantai lurus dan glukosa 1 fosfat. Glukosa 1

fosfat inilah yang kemudian masuk k jalur glikolisis dan menghasilkan


energi.

3.4 Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt


Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt merupakan salah satu dari
metabolisme jalur penguraian gula dalam metabolisme. HMP-Shunt
disebut juga jalur pentosa fosfat atau heksosa monofosfat. Jalur ini
menghasilkan NADPH dan ribosa di luar mitokondria. NADPH diperlukan
untuk biosintesis; asam lemak,kolesterol, dan steroid lain. Ribosa untuk
biosintesis asam nukleat. Adapun reaksi secara umm yang terjadi pada
proses HMP-Shunt, sebagai berikut:
Glukosa 6-phosphat + 2 NADP+ + H2O
2NADPH + 2H

ribulosa 5-phosphate +

+ CO2

Skema keseluruhan alur reaksi Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt,


yaitu:

Reaksi dehidrogenasi glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat terjadi lewat


pembentukan

6-fosfoglukonolakton

yang

dikatalisis

oleh

enzim

glukosa-6-fosfat

dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung NADP. Hidrolisis 6-fosfoglukonolakton


dilaksanakan oleh enzim glukonolakton hidrolase.
Tahap oksidasi yang kedua dikatalisis oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase, yang
juga memerlukan NADP+ sebagai akseptor hidrogen. Dekarboksilase kemudian terjadi
dengan pembentukan senyawa ketopentosa , yaitu ribulosa 5-fosfat.
Ribulosa 5-fosfat kini berfungsi sebagai substrat bagi dua ennzim yang berbeda.
Ribulosa 5-fosfat 3-epimerase mengubah konfigurasi disekitar karbon 3 dari ribulosa 5 fosfat,
dengan membentuk epimer xilulosa 5-pospat, yaitu senyawa ketopentosa lainnya. Ribosa 5fosfat ketoisomerase mengubah ribulosa 5-fosfat menjadi senyawa aldopentosa yang
bersesuaian, yaitu ribosa 5-fosfat yang merupakan precursor bagi residu ribosa yang
diperlukan dalam sintesis nukleotida dan asam nukleat.
Transketolase memindahkan unit dua-karbon yang terdiri atas karbon 1 dan 2 dari
sebuah ketosa kepada atom karbon aldehid pada gula aldosa. Karena itu, enzim ini
mempengaruhi konversi gula pentosa menjadi aldosa dengan berkurangnya dua karbon, dan
sekaligus mengonversi gula aldosa menjadi ketosa dengan bertambahnya dua atom karbon.
Reaksi tersebut memerlukan vitamin B, yaitu tiamin.
Jadi, enzim transketolase mengatalisis proses pemindahan unit dua karbon dari xilulosa
5 fosfat kepada ribulosa 5 fosfat , yang menghasilkan ketosa sedoheptulosa 7-fosfat tujuh
karbon dan aldosa gliseraldehid 3-fosfat . kedua produk ini kemudian memasuki reaksi
lainnya yang dikenal sebagai reaksi transaldolasi. Enzim transaldolasi memungkinkan
pemindahan moietas dihidroksiaseton tiga - karbon (karbon 1-3), dari ketosa sedoheptulosa 7fosfat kepada aldosa gliseraldehid 3-fosfat untuk membentuk ketosa fruktosa 6-fosfat dan
aldosa eritrosa 4-fosfat empat karbon.
Kemudian berlangsung reaksi selanjutnya yang sekali lagi melibatkan enzim
transketolase , dengan xilulosa 5-fosfat berfungsi sebagai donor glikoaldehid. Pada keadaan
ini, eritrosa 4-fosfat yang terbentuk di atas bertindak sebagai akseptor , dan hasil reaksinya
adalah fruktosa 6-fosfat serta gliseraldehid 3-fosfat.
3.5 Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan glukosa
yang berasal dari senyawa- senyawa non-karbohidrat. Contoh senyawa non karbohidrat yang
dapat diubah menadi glukosa melalui proses glukoneogenesis yaitu, asam laktat, asam amino
glukogenik, asam piruvat dan -gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari
karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber

energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang
sesungguhnya

protein

berperan

pokok

sebagai

pembangun

tubuh. Reaksi

proses

glukoneogenesis dengan menggunakan prekusor berupa asam piruvat, sebagai berikut:


3.5.1

Tahap 1
fosfoenolpiruvat + ADP + GDP + fosfat + 2H+

Asam piruvat + ATP + GTP + H2O

Fosfoenolpiruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam aksalo asetat.
Reaksi ini terjadi dikarenakan pada tahap glikolisis terdapat reaksi yang bersifat irreversibel.
3.5.2

Tahap 2
Glukosa -1,6-difosfatase
Glukosa-1,6-difosfat + H2O

Glukosa -6-fosfat + Pi

Glukosa-6-fosfat dibentuk dari glukosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim


fruktosa-1,6-difosfatase.
3.5.3

Tahap 3
glukosa-6-fosfatase.
Glukosa-6-fosfat + H2O

glukosa + Pi

Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis glukosa-6fosfatase.


Adapun skema reaksi secara keseluruhan pada proses glukoneogenesis, yaitu:

BAB IV
JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa hanya glukosa yang dibahas pada metabolisme karbohidrat? Bagaimana


dengan karbohidrat yang lain seperti disakarida dan polisakarida?
Jawab:
Karena karbohidrat seperti disakarida dan polisakarida telah diolah sebelumnya dalam
proses pencernaan di dalam tubuh dengan bantuan enzim seperti amilase, sukrase,
maltase, laktase, dan enzim isomerase yang akan mengubah disakarida dan
polisakarida menjadi monosakarida seperti glukosa.
2. Pada metabolisme karbohidrat, manakah yang merupakan reaksi katabolisme dan
anabolisme?
Jawab:
Yang merupakan proses reaksi katabolisme pada metabolisme karbohidrat, yaitu:
a. Glikolisis, karena pada proses glikolisis terjadi pemecahan senyawa kompleks
glukosa, menjadi bentuk lebih sederhana yaitu 2 ATP, 2 Asam Piruvat, 2 NADH
dan 2 H2O.

b. Glikogenolisis, karena pada proses glikogenolisis terjadi pemecahan senyawa


kompleks glikogen (n-residu), menjadi bentuk lebih sederhana yaitu glukosa-1fosfat.
c. HMP Shunt, karena pada proses HMP Shunt terjadi pemecahan senyawa
kompleks glukosa-6-fosfat atau fruktosa-6-fosfat, menjadi bentuk lebih sederhana
NADPH.
Yang merupakan proses reaksi anabolisme pada metabolisme karbohidrat, yaitu:
a. Glikoneogenesis, karena pada proses glikoneogenesis terjadi pembentukan dari
senyawa yang sederhana seperti asam piruvat, asam lemak, asam laktat, menjadi
bentuk yang lebih kompleks yaitu glukosa.
Untuk proses glikogenesis terdapat reaksi anabolisme dan katabolisme. Reaksi
katabolisme yaitu pada proses pemecahan ATP dan D-glukosa menjadi UDP dan
reaksi anabolisme yaitu pada reaksi penyusunan glikogen dari unit-unit glukosa-1fosfat.
3. Dari skema metabolisme karbohidrat, manakah reaksi awal dari metabolisme
karbohidrat?
Jawab:
Reaksi awal metabolisme karbohidrat terjadi pada reaksi glikolisis, karena reaksi
keseluruhan dari metabolisme karbohidrat yang menghasilkan energi terjadi pada
proses glikolisis
4. Pada pemecahan fruktosa1,6-difosfat menghasilkan gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)
dan Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1), mengapa nama senyawa yang dihasilkan
berbeda, sedangkan struktur molekulnya sama?
Jawab:
Nama senyawa yang dihasilkan berbeda karena pada proses pemecahan fruktosa1,6difosfat dipengaruhi enzim isomerase yang berperan untuk mengubah struktur dari
gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) menjadi Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1).
5. a. Apakah fosforilasi oksidatif sama dengan fosforilasi pada metabolisme
karbohidrat?
b. Pada tahap glikolisis ada enzim yang membantu proses reaksinya, apakah enzim
itu bereaksi?
Jawab:
a. Fosforilasi oksidatif merupakan reaksi yang sama dengan fosforilasi pada
metabolisme karbohidrat, karena pada proses fosforilasi oksidatif maupun

fosforilasi metabolisme karbohidrat melibatkan fosfat yang akan teroksidasi


menjadi ATP yang merupakan sumber energi bagi makhluk hidup.
b. Enzim yang membantu proses reaksi pada tahap glikolisis ikut bereaksi,
namun tidak mengganggu hasil dari reaksi (produk).
6. Pada proses HMP Shunt, pada skema NADPH juga terjadi pembentukan frukosa-6fosfat, proses tersebut dapat dikatakan proses HMP Shunt?
Jawab:
Tidak, karena pada proses HMP Shunt :
Glukosa 6-phosphat+2 NADP+ +H2O
ribulosa 5-phosphate+2NADPH + 2H + +
CO2
Dari reaksi HMP Shunt tersebut, dapat terlihat bahwa hasil dari reaksi tidak
menghasilkan fruktosa-6-fosfat, melainkan ribulosa 5-phosphate, 2NADPH, 2H+, CO2
7. Jika didalam tubuh kekurangan karbohidrat maka apa pengaruhnya pada metabolisme
karbohidrat? Apakah ada hubungannya dengan penyakit diabetes militus?
Jawab:
Jika didalam tubuh kekurangan karbohidrat maka akan menggangu proses
metabolisme karbohidrat didalam tubuh. Hal ini dikarenakan pada proses pmbentukan
energi yang dibutuhkan oleh tubuh dihasilkan dari karbohidrat yang dikonsumsi.
Namun, jika kadar karbohidrat yang dikonsumsi kurang maka tubuh akan
memanfaatkan glikogen dan lemak sebagai energi cadangan dalam tubuh. Pada
penyakit diabetes militus dipengaruhi oleh rusaknya atau tidak berfunsinya dengan
baik hormon insulin yang mengatur gula darah dalam tubuh.
8. a. Apakah sama kebutuhan energi saat orang sedang santai dengan orang yang sedang
aktif (berlari)?
b. Mengapa pada penderita diabetes asam amino glikogenik lebih cepat terbentuk
dibandingkan dengan glukosa?
Jawab:
a. Tidak, karena karena energi pada saat orang sedang santai, memperoleh energi
secara normal. Sedangkan untuk orang yang sedang aktif atau berlari, selain
memperoleh energi secara normal, didapatkan juga perolehan energi tambahan
dari otot, karena otot memiliki simpanan glikogen yang dapat dijadikan energi
ketika tubuh membutuhkan energi yang lebih besar dibandingkan biasanya.
Glikogen didalam otot akan mengalami proses glikogenolisis menjadi glukosa
dan selanjutnya masuk ke proses glikolisis dan menghasilkan energi yang
dibutuhkan ketika tubuh sedang aktif (berlari).
b. Pada penderita diabetes asam amino glikogenik lebih cepat terbentuk
dibandingkan dengan glukosa, hal ini dikarenakan, pada penderita diabetes
tubuh penderita tidak dapat mengolah glukosa di dalam darah secara maksimal

yang disebabkan oleh hormon insulin yang terganggu ataupun tubuh yang tidak
efektif untuk mengolah glukosa di dalam darah atau tubuh menjadi energi
tergantung pada penyakit diabetes yang dialami oleh penderita, sehingga untuk
memperoleh energi bagi tubuhnya, penderita diabetes mendapatkan energi dari
simpanan energi pada tubuh, yang berupa asam amino (protein) ataupun asam
lemak, oleh karena itu, proses pembentukan asam amino gikogenik lebih cepat
terbentuk dibandingkan glukosa.
9. Apakah dengan kekurangan glukosa tubuh secara langsung mengalami akibat yang
buruk seperti kematian? Dan adakah hubungannya dengan cadangan energi seperti
lemak yang terdapat di dalam tubuh? Bagaimana dengan orang yang sedang
berpuasa?
Jawab:
Tidak, hal ini sangat berhubungan dengan cadangan energi seperti lemak dan protein
yang terdapat didalam tubuh. Karena apabila tubuh kekurangan glukosa, maka tubuh
akan menggunakan simpanan energi cadangan yang terdapat dalam bentuk asam
lemak dan protein untuk diolah menjadi energi bagi tubuh.
Untuk orang yang sedang berpuasa, energi yang dihasilkan didapatkan dari makanan
yang dikonsumsi ketika sahur. Apabila pada saat sahur banyak mengkonsumsi
karbohidrat, maka karbohidrat yang dikonsumsi akan diolah menjadi energi pada saat
berpuasa, dan sisanya akan disimpan dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot
yang akan digunakan apabila tubuh membutuhkan tambahan energi selama
melakukan aktivitas berpuasa.

BAB V
SIMPULAN

1. Metabolisme karbohidrat merupakan proses reaksi kimia yang melibatkan karbohidrat


untuk menghasilkan energi yang sangat penting bagi makhluk hidup.
2. Metabolisme karbohidrat terdiri dari 5 jenis proses:
a. Glikolisis
b. Glikogenesis
c. Glikogenolisis
d. Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt
e. Glikoneogenesis
3. Proses glikolisis menghasilkan 2 ATP, 2 Asam Piruvat, 2 NADH, dan 2 H2O
4. Proses Glikogenesis menghasilkan Uridin Difosfat Gliserida dan Glikogen (n residu)
5. Proses Glikogenolisis menghasilkan Glukosa -1-fosfat dan Gliogen (n-1 residu)
6. Proses Hexosa Mono Phosphate (HMP) Shunt menghasilkan 2NADPH, ribulosa 5phosphate, 2H +, dan CO2.
7. Proses Glikoneogenesis menghasilkan Glukosa dan fosfat inoganik.

DAFTAR PUSTAKA

Anna, P. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia


Lehninger, A. L. 2000. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Maulana, M. 2008. Diabetes Melitus. Jogjakarta: Katahati
Moerdowo, R.M. 1989. Spektrum Diabetes Mellitus. Jakarta: Djambatan
Sediaoetama, A. D. 1989. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat
Winarno, F. G. 1980. Kimia Pangan. Jakarta: Gramedia
Wirahadikusumah,M. 1985. Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat,dan Lipid.Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai