Anda di halaman 1dari 5

Perspektif Global Perekonomian Indonesia

Ilmu ekoomi adalah suatu ilmiah yang mengkaji bagaimana orang dan kelompokkelompok masyarakat menentukan pilihan. Menusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas.
Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumber
daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenannya,
sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternative. Pilihan penggunaan
dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Berdasarkan konsep tadi pembahasan ilmu ekonomi menyangkut berbagai aspek yang meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.

Menentukn pilihan
Keinginan yang tidak terbatas
Persediaan sumber daya terbatas bahkan ada yang langka
Kegunaan alternative sumber daya
Penggunaan hari ini dan hari esok
Dari aspek-aspek yang telah dikemukakan tadi jelas bahwa perspektif ekonomi terkait

dengan waktu, hari ini dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifkan terutama berkenaan
dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan
langka, dan adanya penggunaan alternative sumber daya.
Perspektif ke hari esok atau masa yang akan datang, terkait luas dengan pertumbuhan
penduduk, kemajuan dan penerapan IPTEK dalam proses produksi serta distribusi, kebutuhan
yang cenderung tidak terbatas kuantitasnya dan akhirnya persediaan sumber daya yang terbatasi
bahkan langka. Sedangkan penggunaan sumber daya alternative, sangat berkaitan dengan IPTEK
dan kecenderungan kebudayaan.

Perekonomian Indonesia di Masa Datang Berdasarkan Pola Perubahan


Struktur Ekonomi yang Terjadi

Arah perekonomian yang mulai membaik pada triwulan IV menjadi modal penting bagi
perekonomian ke depan. Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang
meningkat dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat dapat
melihat perkembangan dan kemajuan negara Indonesia pada negara lain. Pendapatan nasional
per tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat berpengaruh
dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat

dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain
itu, ekspor dan impor, serta investasi, situasi ekonomi Indonesiamasa kini dan masa mendatang,
yang telah melonjak maju ke level tertinggi dalam beberapa tahun ini. Sementara pertumbuhan
diperkirakan dulunya menjadi 6,1% pada tahun, pemerintah menganggap itu telah tumbuh
menjadi 7,2%. (Bank Dunia memperkirakan sebelumnya hanya 6,4% pertumbuhan PDB), jadi
masa depan perekonomian Indonesia sangat cerah, Selain itu, negara Indonesia memiliki
lembaga yang lebih baik dalam hal memantau pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat mengatasi
distorsi

kurang

dan

ketergantungan

lebih

besar

pada

pasar. Pertumbuhan

ekonomi

Indonesia yang signifikan diberbagai sektor, Indonesia saat ini ditengah terjadinya ledakan
konsumen seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebut saja beberapa diantaranya;
Motor Matic (Skuter), Mobil, Smartphone, dan produk perawatan kulit dan kesehatan dan semua
permintaan kelas menengah tumbuh dengan signifikan, dan Orang Indonesia kaya baru
menghabiskan uangnya untuk konsumtif. Nama merek besar selalu terlihat di televisi, papan
reklame di jalan-jalan bertebaran. Ketika datang ke komoditas, pertumbuhan China dan India
telah memberikan perangsang kepada ekonomi Indonesia. Lainnya kebutuhan batubara dan gas
sangat tinggi saat ini, sementara seluruh dunia lapar untuk minyak sawit dari seluruh kebun yang
ada di Indonesia. Dalam jangka menengah, perekonomian Indonesia diprakirakan dapat tumbuh
lebih tinggi dengan laju inflasi yang lebih rendah dan postur transaksi berjalan yang lebih sehat.
Namun, prognosa ini sangat bergantung pada kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan
struktural yang saat ini masih menyelimuti perekonomian domestik. Beberapa tantangan tersebut
berkaitan dengan permasalahan pada struktur pembiayaan, struktur produksi domestik, termasuk
ketahanan energi dan ketahanan pangan serta dampaknya terhadap pengelolaan subsidi di APBN,
dan ketersediaan modal dasar pembangunan. Berbagai langkah reformasi struktural telah
ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengatasi berbagai tantangan struktural
tersebut. Bank Indonesia memperkirakan apabila reformasi struktural dapat berjalan baik,
pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,5% pada 2018 dengan tingkat inflasi yang menurun
sesuai target jangka menengah dan defisit transaksi berjalan yang lebih sehat. Prospek
perekonomian dalam jangka panjang bahkan dapat lebih tinggi bila berbagai upaya peningkatan
kapabilitas industri dapat berjalan sesuai harapan. Lebih jauh, perekonomi Indonesia dapat lebih
meningkat apabila prakondisi kebijakan untuk mendukung kenaikan produktivitas dan daya
saing di perekonomian domestik juga terpenuhi. Namun, apabila pelaksanaan kebijakan

reformasi struktural tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan, pertumbuhan ekonomi dapat
lebih rendah dari perkiraan, dan diikuti inflasi yang lebih tinggi dan perbaikan defisit transaksi
berjalan yang lebih terbatas. Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian,
dimana para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan
dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan modal. Disamping itu, akses
untuk mendapatkan bantuan modal keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha
besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu pertumbuhan ekonomi
perdagangan internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin meningkat,
semakin menyebabkan kemungkinan kemungkinan pertumbuhan ekonomi yang kurang
membanggakan bagi bangsa Indonesia. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:
1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong

proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet
dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Perekonomian Indonesia di Masa Datang


Perkonomian Indonesia saat ini berada dalam level negara berkembang, hal ini jika

dilihat dari tingka GDP perkapita sebesar 514,389 juta US dollar atau kira-kira US$ 2700 per
kapita, data yang dikeluarkan Global Finance, sebuah majalah ekonomi global. Tingkat
pertumbuhan GDP sebesar tahun 2008 sebesar 6.1% dan inflasi tahun 2009 sebesar 5%,
Indonesia dinilai cukup resistan terhadap krisis perekonomian global yang melanda dunia
belakangan

ini.

Kondisi perekonomian saat ini jika hanya dilihat dari besar GDP dan tingkat pertumbuhannya
dapat dikatakan Indonesia berada pada level menengah dan stabil. Namun, mengutip teori Simon
Kuznet, ahli perekonomian negara, bahwa pertumbuhan ekonomi bukanlah suatu kondisi pada
waktu tertentu yang diukur dengan GDP (Gross Domestic Product), namun adalah sebuah proses
suatu negara mampu berproduksi dalam jangka panjang. Maka, masalah berikutnya akan
berfokus pada kemajuan teknologi dan kelembagaan pemerintahnya serta kondisi sosial
masyarakat yang dapat mendukung kemampuan suatu negara untuk berproduksi. Jika dilihat
pada konteks ini, perekonomian Indonesia saat ini berada dalam sebuah kondisi yang
memungkinkan krisis besar terjadi di masa yang akan datang.
Perekonomian Indonesia memiliki kelemahan terbesar pada sumber daya manusianya,
KEI (Knowledge Economy Index) Indonesia, sebuah nilai tingkat nilai ekonomi suatu negara
berdasarkan ilmu pengetahuannya, berdasarkan data World Bank tahun 2008 adalah sebesar 3,23.
Nilai KEI tersebut cukup rendah, sebagai perbandingan KEI Malaysia sebesar 6,06, Denmark
9.58, USA 9.08, dimana Indonesia berada diperingkat 98 dari 140 negara. Tingkat KEI
menunjukkan bahwa pada produksi berbasis teknologi yang pada masa kini dan kedepannya
akan menjadi kebutuhan yang terus meningkat, Indonesia kemungkinan besar akan berada pada

level konsumen. Nilai KEI juga memprediksikan seberapa besar tingkat inovasi di Indonesia
yang akan menggambrakan iklim investasi pada bidang bidang produksi yang baru. Kebijakan
pemerintah yang kurang mendukung pada pengembangan ilmu pengetahuan menjadi sumber
utama masalah ini, ditambah tingkat kosumsi masayarakat yang tinggi, hal ini menjadi masalah
yang cukup besar nantinya ketika zona perdagangan bebas mulai diterapkan secara keseluruhan
dan

efektif.

Iklim investasi dunia usaha di Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan, hal ini dapat dilihat
dari margin profit perbankan yang cukup tinggi sebesar 42,5%. Margin profit ini memberatkan
dunia usaha, meskipun tentunya menarik modal asing yang besar. Margin profit yang besar
tersebut akan membentuk suku bunga yang tinggi, menyebabkan dunia usaha melesu ditengah
tingkat pengangguran sebesar 9,5% dan kemiskinan sebesar 16,3%. Kondisi ini dapat menjadi
penyebab menurunya PPF (Production Posibility Frontier) atau kemampuan produksi nasional.
Kebijakan moneter yang diambil pemerintah harus mampu mengakomodasi dunia usaha agar
pertumbuhan ekonomi tidak terhambat.
Zona perdagangan bebas tingkat ASEAN-Cina yang butir-butir perjanjiannya akan mulai
diterapkan efektif di tahun 2010 ini akan menjadi salah satu faktor yang dapat menekan posisi
perekonomian Indonesia, kecuali indonesia mampu dengan cepat memperbaiki beberapa sektor
dalam negeri. Pada tahun 2010, biaya bea produk Cina akan sebesar 0% untuk pertanian dan 5%
untuk produk manufaktur, dengan ini produk Cina akan mengancam produk dalam negeri. Saat
ini Amerika Serikat baru saja mengeluarkan peraturan yang melindungi negaranya dari produk
murah Cina, dimana akan memberi kemungkinan pengalihan produk-produk Cina ke negaranegara ASEAN, terutama Indonesia sebagai negara ASEAN dengan tingkat populasi penduduk
paling besar. Jika pemerintah tidak segera mengambil tindakan, perekonomian Indonesia akan
dalam situasi yang mengkhawatirkan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai