Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 INDUSTRI KREATIF FESYEN
2.1.1 Defini Industri Kreatif Fesyen
Kata fesyen merupakan suatu cara berpakaian atau dandanan
yang populer dalam periode maupun tempat tertentu. Istilah mode biasanya
digunakan dalam arti yang positif, sebagai sinonim untuk kecantikan, gaya,
dan glamour. Fesyen selalu mengalami perubahan dari satu periode ke
periode selanjutnta, dari generasi ke generasi, yang berfungsi sengai refleksi
dari status sosial dan ekonomi juga fungsi yang menjelaskan popularitas
banyak gaya sepanjang sejarah kostum. Industri fesyen merupakan industri
yang semakin berkembang setiap tahunnya dan menjadi industri yang
diminati masyarakat di berbagai belahan dunia. Tren fesyen yang
berkembang biasanya dipicu oleh para perancang fesyen yang menciptakan
dan memproduksi pakaian maupun artikel megenai hal tren tersebut.
Menurut departemen perdagangan republik indonesia mendefinisikan
sebuag Industri Kreatif Subsektor fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang
terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesoris mode
lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk
fesyen, serta distribusi produk fesyen.
2.1.2 Evolusi di Industri Kreatif Fesyen
Dengan munculnya revolusi industri dan komersial menjelang akhir
abad 18 , tren fesyen mulai mendorong industri fesyen. Sebuah pasar baru

yang di dorong oleh Eropa, Asia dan koloni Inggris di Amerika, menyarakan
untuk memperluas pada tingkay yang belum terjadi sebelumnya karena
kemajuan di seluruh dunia dalam perdagagan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Sebuah kemakmuran dalam bidang ekonomi yang melahirkan
dunia

baru

tekstil,

meningkatkan

manufaktur

garmen

serta

metode

komunikasi yang lebih baik yang memacu lebih besar perhatian masyarakat
terhadap mode.
Mass Production
Selama revolusi industri, kelas menengah meningkat dan mendorong
pertumbuhan permintaan dari pakaian. Dibantu oleh penemuan mesin jahit
listrik oleh Isaac Singer yang efisien. Industri fesyen merespon dengan
menciptakan ukuran-ukuran standard dari pakaian. Pada era ini perusahaan
departement store menjual barang massal ke sektor konsumen kelas
menengah. Toko-toko eceran-pun meningkat dan membuat pakaian variatif
namun dengan produksi yang lebih murah sehingga menawarkan pilihan
yang lebih luas kepada masyarakat.
Turn of the century
Setelah perang dunia pertama tahin 1914, para perancang di US mulai
membuat pakaian yang fungsional yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari untuk kaum wanita yang mulai banyak bekerja di perkantoran.
Biaya tenaga kerja juga meningkat sehingga banyak desainer yang
memutuskan untuk merubah konstruksi rancangannya agar lebih sesuai dari
segi biaya. Hal ini yang mendasari munculnya pakaian-pakaian ready-to-

wear yang mudah dipake untuk ke kantor maupun kegiatan disaat waktu
senggang.
Perang Dunia Kedua
Perang dunia ke 2 menyebabkan banyak terjadi perubahan, terutama
pada industri fesyen di Amerika dan Inggris. Keadaan perang memaksa para
desainer-desainer di Amerika dan Inggris untuk lebih kreatif dalam
menciptakan trend. Karena mereka tidak dapat lagi melihat ke Perancis untuk
melihat trend apa yg ada karena kondisi perang. Begitu pula desainerdesainer di Perancis yang terpaksa menghentikan usahanya karena kondisi
Paris yang sedang darurat perang. Hal ini mengakibatkan munculnya gaya
tersendiri dalam rancangan desainer-desainer di Amerika dan Inggris. Karena
mereka tidak dapat lagi melihat trend di Perancis memaksa mereka
menciptakan gaya tersendiri.
Gambar 2.1 Ilustrasi Evolusi di Fasyen

2.1.3 Sejarah Industri Kreatif Fesyen

2.1.4 Industri Kreatif Fesyen di Indonesia


Menurut

Departemen

Perdagangan

Republik

Indonesia

pada

umumnya terdapat beberapa aktivitas dan pihak-pihak yang terkait dalam


subsektor industri fesyen yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Dari bagan di atas terlihat bahwa subsektor industri fesyen terdiri dari
perusahaan produsen fesyen (fashion company)
perdagangan produk fesyen (channel

dan perusahaan jasa

distribusi). Produsen produk fesyen

memiliki model bisnis mass production, distro, ready to wear deluxe dan adi
busana/deluxe. Keempat model bisnis tersebut dibedakan oleh tingkat
keekslusifan masing-masing, dan jenis konsumen yang dilayani.

Produsen fesyen ini terdiri dari industri fesyen pakaian jadi dan aksesorisnya,
industri fesyen produsen tas, sepatu dan aksesoris.
industri fesyen produsen pakaian jadi dan aksesorisnya
Model bisnis jenis ini terdiri dari adi busana dan deluxe, ready to wear
deluxe, mass production dan distro, serta model-model bisnis lain. Perbedaan
model bisnis industri fesyen terlihat dari konsumen yang dilayani dan tingkat
keekslusifannya.
Adi busana dan deluxe sangat ekslusif. Satu desain untuk satu atau
beberapa produk, dan harganya sangat mahal. Sehingga konsumen di model
bisnis ini adalah masyarakat kelas atas. Model ini hanya terdapat pada
industri fesyen pakaian, tidak pada tas, sepatu dan aksesoris. Beberapa
perancang

hanya

mengerjakan

desain,

sementara

aktivitas produksi

disubkontrakkan. Namun beberapa perancang, selain merancang, ada juga


yang memiliki unit produksi sendiri.
Model bisnis ready to wear deluxe terbilang ekslusif dan semi mass
production. Hanya saja, produk-produk ini dijual untuk konsumen menengah
keatas, dimana toko-toko tempat produk ini didistribusikan adalah toko-toko
tertentu yang berkelas. Citra-citra established dari perancang-perancang
terkenal, baik dalam dan luar negeri menguasai pasar di model bisnis ini.
Pada model bisnis ready to wear, perusahaan-perusahaan biasanya sudah
melakukan aktivitas kreasi dan produksi sendiri. Model bisnis mass
production cenderung lebih mengutamakan volume daripada desain.
Konsumen yang dijangkaunya juga adalah masyarakat menengah kebawah,
dengan jalur distribusi yang sesuai untuk kelas masyarakat tersebut. Berbeda

dengan yang lain, model bisnis distro biasanya mencakup aktivitas kreasi,
distribusi dan komersialisasi, sebagai suatu perusahaan. Karena kecilnya
skala produksi, aktivitas produksi umumnya berada pada perusahaanperusahaan konveksi (subkontrak). Masih terdapat model-model bisnis yang
dilakukan oleh UKM, seperti; model penjahit-penjahit berdasarkan pesanan
konsumen yang banyak tersebar di seluruh wilayah indonesia.
Industri fesyen sepatu, tas, aksesoris, khususnya dari bahan baku kulit
Kecuali model bisnis adi busana/deluxe yang hanya ada pada industri
pakaian pada dasarnya industri fesyen sepatu, tas dan aksesoris berbahan
baku kulit kurang lebih berbentuk sama dengan model bisnis yang dijelaskan
diatas. Kecuali model distro yang beraktivitas mulai dari rantai kreasi sampai
distribusi, perusahaan-perusahaan fesyen umumnya melakukan aktivitas di
rantai kreasi-produksi-komersialisasi (produsen), dan rantai distribusi (jasa
perdagangan melalui channel distribusi).
Rantai Kreasi
Menghasilkan ide kreasi, yang kemudian dituangkan menjadi rencana
produk fesyen (pola dan gambar). Sumber-sumber ide kreasi yang saat ini
banyak digunakan adalah: mengikuti trend dunia, citra terkenal, dan
preferensi konsumen. Pemanfaatan warisan budaya lokal sebagai sumber ide
kreai masih terbatas pada desain batik. Aktivitas utama pada rantai kreassi
adalah merancang desain, baik pakaian, tas, sepatu maupun aksesoris,
sampai kepada merencanakan produksi. Khusus untuk fesyen, aktivitas
memilih bahan dan warna, sampai kepada merencakan produksi, juga
termasuk di dalam rantai kreasi, aktivitas ini dilakukan oleh perancang.

Pada model bisnis ekslusif dan retail menengah ke atas, para


perancang di rantai kreasi merupakan perancang-perancang berkualitas
tinggi yang memperoleh pendidikan formal mengenai desain. Nama dari para
perancang merupakan jaminan kualitas produk. Sedang pada retail
menengah ke atas, perancang biasanya memperkenalkan citra atau merek.
Merek inilah yang kemudian menjadi kekuatan dan jaminan kualitas produk.
Sementara model bisnis mass production, lebih mengedepankan volume. Hal
ini bukan berarti desain tidak baik. Biasanya pelaku di model bisnis masal
memilih/memodifikasi beberapa desain yang sedang tren, atau desain dari
perancang terkenal, untuk kemudian diproduksi dalam jumlah besar. Hal yang
sama juga terjadi di model distro. Hanya saja kreasi dan modifikasi desain
tersebut diproduksi dalam jumlah kecil, sehingga tergolong sebagai ekslusif.
Rantai produksi
Dukungan industri bahan baku sangat penting untuk keberlanjutan dan
kualitas produksi. Industri pendukung utama adalah: industri kancing, zat
warna, industri serat, industri tenun, dan industri konveksi (bordir dan jahit).
Aktivitas utama pada rantai produksi adalah penyablonan, bordir, jahit dan
finishing (termasuk bentuk dan press pada produk tas dan sepatu). Pada
model bisnis yang mengusung ekslusifitas, termasuk distro, biasanya aktivitas
produksi dilakukan terpisah dari kreasi. Aktivitas produksi disubkontrakkan
pada perusahaan konveksi, yang menerima pesanan dari berbagai
pelanggan, termasuk perancang. Namun ada juga beberapa perancang yang
memiliki sendiri tenaga-tenaga produksi, atau disebut sebagai in-house
production. Pada model retail seperti ready to wear dan mass production,

aktivitas produksi biasanya dilakukan sendiri. Kedua model bisnis terakhir ini
masih merupakan yang terbanyak menyumbangkan produknya di pasar.
Rantai Komersialisasi
Pada rantai komersialisasi, pameran, show, festival, brosur dan media
merupakan mekanisme-mekanisme utama yang dilakukan, baik di dalam
maupun di luar negeri. Mekanisme tersebut bisa dilakukan atas usaha
pengusaha sendiri, fasilitasi dari asosisasi atau fasilitasi pemerintah. Hal yang
berbeda terjadi pada model distro. Selain channel-channel distribusi tersebut,
komersialisasi juga terjadi melalui aktivitas di berbagai komunitas-komunitas.
Memang, distro menawarkan produk bundling satu paket yang disebut
sebagai lifestyle (pakaian, sepatu sampai kepada musik), disesuaikan dengan
gaya hidup komunitas yang disasar.
Rantai Distribusi
Jasa perdagangan produk fesyen dilakukan oleh galeri, toko, pasar
modern dan tradisional, distro, factory outlet, kulakan maupun grosir. Model
bisnis eksklusif ataupun made to order, belum terlalu membutuhkan channelchannel distribusi. Karena inventori tidak terjadi. Bisnis ini cukup memiliki
ruang tertentu untuk kebutuhan memajang sampel-sampel produksi mereka,
dan mulai berproduksi ketika menerima pesanan. Pada model bisnis retail,
baik menengah ke atas maupun menengah ke bawah, distribusi di pasar
domestik terutama dilakukan melalui galeri-galeri fesyen di mall, pasar dan
toko-toko. Saat ini sudah terbentuk persepsi konsumen, untuk membedakan
channel distribusi untuk kelas menengah ke atas dan kelas menengah ke
bawah. Biasanya, channel distribusi menengah ke bawah, dijual di channel

tersebut. Sebaliknya, channel menengah ke bawah dengan senang hati akan


menjual citra atau produk yang dijual di channel distribusi menengah ke atas.
Produk perancang Indonesia di pasar luar negeri dapat ditemukan di
galeri-galeri

kota-kota

terkenal

di

Amerika

dan

Eropa.

Event-event

internasional masih merupakan arena memamerkan kemampuan perancang


atau memamerkan produk-produk dalam negeri. Order dari para buyer luar
negeri ini merupakan target utama yang ingin dicapai, baik dengan citra milik
buyer (galeri) luar negeri tersebut. Sehingga bukan hal yang aneh
menemukan produk-produk perancang Indonesia dijual di galeri-galeri luar
negeri, akan tetapi sudah bermerek luar negeri.
Sisi Pasar dan Konsumen
Terjadi segmentasi menjadi : kelompok konsumen kelas atas,
menengah atas, dan menengok kebawah. Segmentasi tersebut tercermindari
tempat dimana konsumen memperoleh produk. Pasar domestik industri
fesyen, baik fesyen pakaian, sepatu, tas maupun aksesoris masi didominasi
oleh produsen-produse luar negri. Gerai-gerai fesyen terutama kelas
menengah ke atas dipenuhi oleh produk-produk bermerek luar. Sementara
untuk kelas menengah ke bawah, produk RRT dan produk impor legal
merupakan saingan besar. Akan tetapi sinyal bahwa produsen domestik mulai
bekembang di pasar domestik mulai kelihatan, meskipun cenderung masih
merupakan konsumen asing yang berada di Indonesia.
Jenis Pekerjaan di Subsektor Industri Fesyen.

Pekerjaan atau profesi utama di industri fesyen terdiri dari perancang,


pekerja sablon, penjahit (termasuk bordir), pekerja produksi sepatu, pekerja
produksi tas, pekerja produksi aksesoris. Perancang desain pakaian, sepatu,
tas dan aksesoris melakukan rancangan desain produk untuk kemudian
diproduksi. Pola dan pilihan bahan merupakan output utama profesi ini.
Pekerja sablon melakukan aktivitas penyablonan, baik pada produk yang
sudah ataupun belum selesai dikerjakan. Penjahit (terrmasuk bordir)
melakukan aktivitas penjahitan pakaian, sesuai rencana desain yang
diberikan perancang. Pekerja produksi sepatu, tas dan aksesoris melakukan
aktivitas potong, bentuk dan finishing seperti direncanakan pada desain
produk.
2.2 ASPEK PEMASARAN
2.2.1 STP ( Segmenting Targeting Postioning )
Segmentasi pasar merupakan suatu proses mengindentifikasi dan membagi pasar
menjadi kelompok-kelompok khusus yang berbeda-beda susai denngan kebutuhan ,
karakteristik dan pola pembeliannya. Segmen adalah sekelompok customer yang
memiliki karakteristik dan respon yang mirip terhadap suatu usaha pemasaran
tertentu.
Proses yang harus dilakukan dalam melakukan segmentasi pasar adalah sebagai
berikut.
1.

Mengenali dasar-dasar untu melakukan segmentasi pasar

2.

Memilki variabel untuk melakukan segmentasi pasar

Demografis

3.

Geografis

Psikologis

Tingkah laku

Mengembangkan profil target pasar dari hasil segmentasi pasar

Kritea yang harus terdapat dalam segmentasi pasar yang dipilih adalah sebagai
berikut:
1.

Merupakan kelompok yang relative homogen

2.

Potensi pertumbuhan pasar

3.

Dapat dijangkau

4.

Dapat ditindak lanjuti

5.

Dapat diukur secara akurat

6.

Cukup besar untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan

Targeting merupakan proses mengevaluasi ketertarikan setiap segmen pasar


terhadap produk atau jasa yang dijual, kemudian memilih satu atau lebih segmen
pasar yan ingin dimasuki
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih segmen pasar adalah
sebagai berikut;
1.

Ukuran dari segmen pasar

2.

Potensial pertumbuhan pasar

3.

Kompetisi pasar

4.

Kemampuan perusahaan dalam bisnis yang bersangkutan

5.

Sumber daya yang dimiliki perusahaan

6.

Visi dan misi perusahaan

7.

Segmen pasar yang dapat dijangkau


Positioning adalah suatu tindakan di mana perusahaan merancang

penawaran yang mengarah ke segmen pasar tertentu dan menempati tempat


tertentu di dalam pikiran segmen pasar. Dengan kata lain, positioning adalah apa
yang segmen pasar tertentu pikirkan mengenai produk atau jasa perusahaan.
Proses yang harus dilakukan dalam melakukan positioning;
1.

Mengerti persepsi dari segmen pasar

2.

Memposisikan produk atau jasa di dalam pikiran segmen pasar

3.

Mengembangkan positioning untuk setiap segmen pasar

4.

Mendesain marketing mix yang tepat untuk mengkomunikasikan positioning

produk atau jasa kepada segmen pasar.


Pemasaran mengerahui penjualan dalam kegitannya tapi juga bertanggung
jawab dalam melayani konsumen dan menjadi bagian terdepan perusahaan untuk
mencari harapan

konsumen pada perusahaan, khususnya produk maupun

pelayanan. Dari tanggung jawab ini pula untuk memudahkan mencapai kegiatan
pemasaran yang efektif, efisien dan tepat sasaran diperlukan target yang spesifik
dari aneka ragam konsumen yang tinggi, pningkatan volume penjualan, serta
penghematan biaya perusahaan.

Dalam langkah menentukan target pasar. Diperlukan beberapa hal untuk


memudahkannya yaitu melalui proses segmantasi pasar. Hal ini diperlukan karena
dari pasar masyarakat yang ada terdapat pola yang berbeda, dimulai dari
kebutuhan, pola pembelian, juga tingkat pendapatan hingga tanggapan konsumen
yang berbeda dari setiap strategi pemasaran.segmentasi pasar dilakukan di atas
dasar;
1.

Faktor demografi, seperti umur, kepadatan penduduk, jenis kelamain, agama,

pendidikan, tingkat penghasilan, dan sebagainya.


2.

Faktor

sosiologi,

seperti

kelompok

budaya,

kelas-kelas

social,

dan

sebagainya.
3.

Faktor psikologis/psikografis seperti keperibadian, sikap, manfaat produk

yang diinginkan dan sebagainya.


Melalui proses segmentasi pasar tersebut akan ditemukan beberapa kelompok
pasar tertentu yang akan dijadikan target pasar perusahaan dengan harapan akan
berguna bagi kegiatan marketing sesuai dengan tujauannya menempuh kegiatan
yang efektif, efisien, dan tetpat sasaran.keuntungan dalam menentukan segment
pasar antara lain;
1.

Perusahaan dapat dibandingkan segemen pasaar yang terbauk bagi

perusahaan yaitu dengan memperhatikan kemampuan perusahaan serta pasara


yang sudah jenuh dan potensi saingan.
2.

Perusahaan

dapat

menyusaikan

kegiatan

marketing

sesuai

dengan

kebutuhan masing-masing segemen pasar serta mendapat masukan yang


digunakan untuk mengambil kebijakan perusahaan

Langkah-langkah awal pemasaran didasari melalui tiga langkah utama atau biasa
yang disingkat sebagai STP yaitu segmenting,targeting dan positioning. Sesuai
dengan urutannya begitu pula langkah kerjanya. Diawali dengan segementasi yakni
mengeindentifasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah sesuai
dnegan produk yang di hasilakan perusahaan, selanjutnya adalah targeting yaitu
menentukan pasar dari kelompok kelompok yang sudah dipisahkan, proses ini
merupakan kelompok yang akan dilayani oleh perusahaan agar dapat focus dan
tepat sasaran, proses inidapat mengambil lebih dari 1 kelompok pasaran yang akan
dilayani. Langkah terakhir adalah positing yatiu langkah-langkah dalam membangun
dan mengkomunikasikan keunggulan dan keistimewaan dam keistimewaan prosuksi
sejenis di pasar.
2.2.2 Bauran Pemasaran (4P)
Dalam konsep pemasaran, ada 4 fungsi yang dikenal dengan 4P ( Product,
Price, Place, Promotion ) atau juga disebut sebagai 4Ps of Marketing Mix. Menurut
beberapa ahli pemasaran menyebutkan bahwa :
Marketing mix atau dalam bahasa indonesia yang berarti bauran pemasaran
merupakan kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk
mampengaruhi

tanggapan

konsumen

kottler

(2000)

mendifinisikan

bauran

pemasaran sebagai serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel
yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan antara lain
adalah produk, harga, tempat, promosi, dan distribusi. Melalui variabel tersebut
maka definisi dari masing-masing variabel adalah:
1.

produk merupakan inti dari

sebuah perusahaan, menghasilkan sebuah

produk baik jasa ataupun barang yang mengambarkan jati diri perusahaanm dan

pada akhirnya dapat membantu kebijakan pemasaran. Sehingga produk yang


diminta dapat memenuhi kepuasan konsumen, tidak hanya dalam bentuk produk
yang berwujud fisik, namun juga kualitas model yang dapt memenuhi keinginan
konsumen.
Dalam bisnis tidak sedikit perusahaan yang memasarkan barang lebih dari satu
produk, namun memulai hal tersebut perlu diketahui langka yang tepat dalam
menentukan model, merek, label, dan kemasan. Sehingga tidak heran jika dewasa
ini produk banyak produk yang menciptakan suatu ciri yang mudah diingat oleh
konsumen sesuai dengan target pasarnya. Lain hal dengan, hal ini menjadi sasaran
kegiatan pemasaran sebagai penambah manfaat tambahan atau biasa di kenal
sebagai add value, baik menambah efek estetika maupun membantu produk dalam
hal daya tahan. Sedangkan label diharapkan untuk mempertegas halnya kemasan
dalam estetika.
2.

Harga merupakan hal terpenting yang menjadi tolak ukur dalam hal

memasuki target pasar, karena perlu pertimbangan daya beli dari kelompok target
yang ada. Tinggi atau rendahnya harga dapat mempengaruhi daya saing yang
meningkat (jika harga rendah) ataupun menurun (jika harga tinggi). Selain itu harga
juga akan menpengaruhi tingkat penjualan, sehingga sangat perlu disesuailkan
antara target penjualan perusahaan dengan penetapan harga. Dalam menetapkan
harga, ada dua cara yang digunakan yaitu market based mengunakan harga yang
sudah ada dalam market share yang ada, sedangkan cost based memperhitungkan
harga produksi ditambah dengan biaya-biaya lain untuk menghasilakan dan
mendistribusikan produk tersebut.

Keputusan cost based tepat untuk produk yang jarang memiliki pesaing dan masih
merupakan produk baru di industrinya.
3.

Tempat (saluran distribusi)

Keputusan distribusi akan sangat mempengaruhi jangkauan penjualan dan biaya.


Setiap alternative yang menjadi keputusan perusahaan seperti halnya tujuan yang
ingin dicapai, ciri-ciri pasar sasaran dan karateristik produk yang ditawarkan.
Terdapat beberapa a;ternatif yang biasanya digunakan perusahaan dalam
melakukan distribusi produknya memelai konsumen, diantaramya;
A.

Produsen konsumen

B.

Produsen pengecer konsumen

C.

Produsen pedagang besar pengecerkonsumen

D.

Produsen agen pedagang besarpengecerkonsumen

Dari beberapa alternatif yang disebut diatas, perlu diketahui, ditetepkan sasaran,
kendala yang mengkin terjadi, jenis perantara, jumlah perantara, serta syarat,
tanggung jaawb, dan hal setiap anggota perantara. Keputusan pemilihan oada
akhirnya didasari kritea ekonomis, efektifitas dan kemampuan dalam pengendalian.
4.

Promosi

merupakan hal terakhir dalam bauran pemasaran namun merupakan hal final yang
menjadi esekusi dalam kebijakan yang telah ambil. Selain itu promosi merupakan
bentuk komunikasi perusahaan kepada target konsumennya. Menurut kottler (2000)
ada empat variabel yang digunkan dalam komunikasi promosi yaitu: perikanan,
personal selling, pubitas, dan promosi penjualan.

Keputusan tentang bauran promsosi akan mencakup: penyampain pesan,


penerimaan pesan dari media yang digunakan, tanggapan hingga umpan balik
hingga gangguan. Untulk itu sebelum keputusan bauran pemasaran di tetapkan,
makan perlu terlebih dahulu diidentifikasi khalayak yang dijadikan pemsaran,
ditentukan tujuan promosi, merancang pesan, menetapkan sasaran promsoi dan
menyeleksi media yang digunakan. Selanjutnya pelaksanaan promosi harus
menyeleksi digunakan. Selanjutnya pelaksanaan promosi harus terkordinsi,
konsisten, tepat dan dievaluasi.
2.2.3 Bauran Komunikasi
Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari delapan model komunikasi utama, yaitu: [3]

Iklan : Adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang
dibiayai dan bersifat persuasif dan promosi tentang produk, jasa atau ide oleh
sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media.

Promosi penjualan : Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong


percobaan atau pembelian produk atau jasa.

Acara dan pengalaman : Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan


yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang
berhubungan dengan merek tertentu.

Hubungan masyarakat dan publisitas : Beragam program yang dirancang


untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk
individunya.

Pemasaran langsung : Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau


internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon
atau dialog dari pelanggan.

Pemasaran interaktif : Kegiatan dan program online yang dirancang untuk


melibatkan pelanggan dan secara langsung atau tidak langsung
meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, dan menciptakan penjualan
produk dan jasa.

Pemasaran dari mulut ke mulut : Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik


antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman
membeli atau menggunakan produk atau jasa.

Penjualan personal : Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli
prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
pengadaan pesanan.

2.3 ASPEK KEUANGAN


2.3.1 Konsep Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu proses pengaturan aktifitas atau kegiatan
keuangan dalam suatu organisasi dimana didalamnya termasuk perencaaan,
anallisa, dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan yang dikelola seuia dengan
tujuan perusahaan secara menyeluruh. Terdapat dua kegiatan utama dalam
manajemen keuangan yaitu kegiatan mencari dana dan kegiatan menggunakan
dana.
2.3.1 Fungsi Manajemen Keuangan

Keuangan

merupakan

dasar

fondasi

yang

menopang

perusahaan

karena

merupakan pengelolaan bagaimana memperoleh aset, mendanai aset dan


mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu keuangan perlu
diatur sebaik-baiknya agar perusahaan dapat bertahan. Fungsi dari manajemen
keuangan adalah sebagai berikut :
1.

Menetapkan alokasi dana (Investment Decision)

Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola
oleh perusahaan. Pengalokasian dana dalam bentuk investasi merupakan sebuah
proyeksi laba jangka panjang di masa mendatang. Hal tersebut nantinya akan
mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yang melalui perbandingan current
assets dengan fixed assets.
2.

Memutuskan alternatif pembiayaan (Financing Decision)

Alternatif pembiayaan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya menyangkut


kegiatan untuk melakukan pertimbangan dan analisa untuk menetapkan sumber
dana yang paling ekonomis yang diperlukan untuk membiayai investasi. Kemudian
untuk kegiatan utama yaitu penetapan biaya operasional perusahaan. Hal ini terlihat
pada financial structure dan capital structure
3.

Kebijakan dalam pembagian deviden

Kebijakan dividen adalah keputusan manajemen keuangan dalam menentukan


besarnya porsi laba yang akan di bagikan kepada para pemegang saham dan dana
yang akan disimpan dalam perusahaan dan tercatat sebagai laba ditahan untuk
pertumbuhan perusahaan. Akan terlihat pada financial statement dan capital struktur.
Selain memiliki fungsi, manajemen keuangan juga bertujuan untuk :

1.

Memaksimalkan kesejahtraan pemilik perusahaan atau memaksimalkan nilai

perusahaan.
2.

Menjaga kestabilan dan keberlangsungan perusahaan.

3.

Mencapai

kesejahtraan

masyarakat

sebagai

tanggung

jawab

sosial

peruahaan.
4.

Menjaga stabilitas nasional, karena perusahaan dalam sekala besar akan

menjadi salah satu penopang perekonomian negara.


Kebijakan modal kerja
Untuk mengetahui modal kerja yang cukup pada suatu perusahaan perlu
terlebih dahulu mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi besarnya modal
kerja. Besar dan kecilnya dana yang dibutuhkan dalam pembiayaan dalam suatu
kegiatan, sangat tergantung pada jenis proyek dan skalanya. Penggunaan dana itu
sendiri dibagi atas dana investasi awal dan dana modal kerja
Dana investasi awal (Intial Investment) adalah dana yang diperlukan untuk
menjalankan usaha di awal untuk memenuhi kebutuhan perusahaan untuk
menyiapkan kebutuhan kerja perusahan. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan
pengeluaran modal kerja (capital expenditure). Kemudian adalah dana modal kerja
(working capital), yaitu investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek. Dana ini
digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan oprasional perusahaan untuk
mendapatkan laba.
2.3.2 NPV, IRR, Payback pertiiod
Payback period

Payback period adalah merupakan suatu periode yang sangat di perlukan untuk
menutup pengembalian pengeluaran investasi (intial cash investment) dengan
menggunakan

aliran

kas.

Dengan

kata

lain

payback

period

merupakan

perbandingan antara intial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya
merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum
payback period yang dapat diterima.
Rumus :

Rumus payback period jika arus kasi dari suatu rencana investasi/proyek
berbeda jumlahnya setiap tahun :
ab
Payback Period=n+
x 1tahun
cb
Dimana :

n = Tahun terakhir di mana arus kas masi belum bias menutupi initial investment
a = Jumlah initial investment
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek
sama jumlahnya setiap tahun :
I ntial I nvestmen
Payback period=
x 1tahun
Cash Flow

Kriteria penilaian :

Jika payback period lebih pendek waktunya daripada maximum payback


period nya usulan investasi dapat diterima.
Metode payback period ini cukup sederhana sehingga memiliki kelemahan,
terutama dari metode ini adalah tidak memperhatikan konsep nilai waktu dan uang.
Dan juga tidak memperhatikan arus kas masuk setelah payback. Pada umumnya
metode ini digunakan sebagai pendukung dari metode lain.
Internal Rate Return (IRR)
Metode internal rate return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamai
dengan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa mendatang, atau
penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
Rumus:
n

I o= 1
t

CF r
(1+ IRR)t

Dimana :
t

= tahun ke

= jumlah tahun
Io

= nilai investasi awal

CF

= arus kas bersih

IRR

= tingkat bunga yang di cari

Jika nilai IRR yang diperoleh ternyata lebih besar dibandingkan rate of return
yang ditemukan makan investasi dapat diterima.
Rumus lain dari IRR dengan menggunakan metode interpolasi adalah :
Rumus :

IRR=P1 C1 x

P2P1
C2C 1

Dimana :
P1

= tingkat bunga ke 1

P2

= tingkat bunga ke 2

C1

= NPV ke 1

C2

= NPV ke 2

Net present value


Net present value adalah selisi antara present value dari investasi dengan
nilai yang ada sekarang. Diambil dari penerimaan kas bersih (aliran kas operasional
maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai
sekarang diperlukan tingkat bunga yang relevan.
Rumus :
n

NPV = 1
t

CF t
(1+ k)t

I o

Dimana :
CF t = aliran kas per tahun pada periode t
Io

= investasi awal pada tahun 0

= suku bunga (discount rate)

Kriteria penilaian :
Jika NPV > 0, usulan proyek diterima.
Jika NPV < 0, usulan proyek ditolak.
Jika NPV = 0, nilai perusahaan tidak mengalami perubahan walau usulan
proyek ditolak atau diterima.
2.4. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
2.4.1 Rekrutmen
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan SDM adalah Rekrutmen dan Seleksi.
Hal ini ditujukan agar perusahaan dapat mengelola sumber daya manusia yang baik
secara efektif dan efisien.
Menurut ivancevich (1992), perekrutan dapat diartikan sebagai perangkat
aktivitas dari organisasi yang digunakan untuk menarik calon pemegang jabatan,
yang memiliki kemampuan serta sikap yang diperlukan untuk membantu organisasi
dalam menacapai tujuannya. Dalam pengertian yang sama, NOe et al. (2000)
mengartikan rekrutmen sebagai suatu praktik yang dilaksanakan oleh organisasi
dengan tujuan utama mengidentifikasi dan menarik pekerja yang potensial.

Secara keseluruhan proses rekrutmen dapat diartikan sebagai suatu usaha


untuk mencari tenaga kerja dan memikat calon tenaga kerja tersebut untuk dapat
bekerja di perusahaan dan menempati posisi dengan yang di inginkan.
Sumber Karyawan dan Metode perekrutan
Proses perekrutan calon karyawan merupakan suatu proses yang dilakukan
secara kontinyu dalam upaya perusahaan dalam menyediakan sumber pelamar
kerja yang berkualitas serta sesuai bagi kebutuhan sumber daya manusia di masa
yang akan datang. Saat ini terdapat beberapa sumber yang umumnya dapat
digunakan oleh organisasi/ perusahaan dalam melakukan rekrutmen. Yaitu :
1.

Sumber internal

2.

Pekerja sambilan (part time) dan teman karyawan

3.

Perekrutan eksternal

4.

Media intervensi

5.

Agen penempatan tenaga kerja (job hunter)

6.

Acara-acara khusus untuk perekrutan

7.

Perekrutan langsung lewat kampus

Faktor-faktor Perencanaan Rekrutmen

Mutu Karyawan yang direkrut

Jumlah Karyawan yang diperlukan

Biaya

Perencanaan dan keputusan strategis tentang perekrutan

Fleksibility

Pertimbangan-pertimbangan hukum

Tingkat Perekrutan strategis

Perencanaan SDM:

Tanggung jawab Organisasional:

- Banyaknya
karyawan

- Staf SDM dan Manajer2


Operasional

Keputusan Perekrutan
Metode Perekrutan

- Berbasis organisasional vs pengontrakan keluar

- Metode Internal

- Pegawai Tetap vs Fleksibel

Instrumen Proses Seleksi

Surat-surat rekomendasi
Surat lamaran
Tes Kemampuan
Tes Kepribadian
Tes Psikologi
Wawancara
Assesment Center
Drug Test

Proses Penyeleksian

Minat Pekerjaan

Penyaringan
Prakerja

Wawancara Tambahan

Penyelidikan Latar

Tawaran Pekerjaan
Formulir Lamaran
Tes Medis / Narkoba
Tes

Wawanc
Penempatan Kerja

2.4.2 Pelatihan dan Pengembangan


SDM yang baik harus dilaksanakan secara berkesinambungan melalui
rangkaian aktivitas yang terintegrasi. Dengan pengelolaan SDM yang baik maka
dapat diciptakan SDM yang profesional dalam jumlah memadai berdasarkan
keahlian yang dibutuhkan sesuai tuntutan perkembangan usaha, sehingga tercapai
produktivitas SDM yang optimal dalam mendukung keberhasilan implementasi
strategi yang telah ditetapkan.
Untuk menghasilkan kualitas SDM yang berkualitas, diperlukan pendidikan
dan pelatihan yang terus menerus. Pendidikan dan pelatihan ini bisa dilakukan
secara internal perusahaan, in house training, ataupun mengirimkan pekerja secara
bergantian ke berbagai training provider baik di dalam negeri maupun di luar negeri,
untuk mengikuti pelatihan SDM, workshop, seminar dan lain-lain.

Secara umum pelatihan SDM bertujuan untuk menyediakan pekerja yang siap
pakai baik dari sisi kompetensi, manajerial, maupun perilaku, sehingga memberikan
kontribusi positif bagi perusahaan yang secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan persaingan dan jabatan.
Secara skematis dapatlah digambarkan landasan perlunya pengembangan
SDM
sebagai berikut.

Gambar 3.
6
Sasaran Pengembangan Sumber Daya
Manusia

Program pengembangan pada ketiga aspek (fisik, psikologis, dan skill)


diarahkan pada tercapainya produktivitas kerja optimal. Bobot pengembangan pada
masing-masing aspek dilaksanakan secara proporsional, sesuai kebutuhan dan
kemampuan organisasi kediklatan. pengembangan aspek fisik meliputi perbaikan
dan/atau penyempurnaan sarana/prasaran
meningkatkan

layanan

kesehatan,

yang antara lain difokuskan untuk

menjamin

keamanan

lingkUngan,

dan

memenuhi berhagai kebutuhan fisik lainnya. Aspek psikologlis bertujuan untuk


memberi kepuasan kepada stakeholders, memberi kenyamanan kerja, membuka
jenjang karier, agar setiap pegawai bisa mengaktualisasi din secara optimal.
Program pengembangan pada aspek keterampilan bisa dilakukan melalui berbagai
cara, antara lain: (1) pendidikan, untuk menambah wawasan dan pengetahuan, (2)

latihan, untuk meningkatkan kemampuan teknis dalam melaksanakan pekerjaan,


dan (3) mutasi, untuk menambah pengalaman serta membuka peluang jenjang
karier.

Jenis Jenis Pelatihan SDM


Secara garis besar program pendidikan dan pelatihan terdiri atas:
1. Program pembekalan bagi para pekerja yang baru masuk.
2. Pendidikan pengembangan. Merupakan pendidikan yang diberikan kepada
pekerja yang sudah atau akan dipromosikan ke jenjang ekselon yang lebih tinggi
dalam layer manajerial.
3. Pendidikan aplikasi. Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan dan
memperdalam pengetahuan, serta ketrampilan pekerja dalam mendukung
pekerjaannya sesuai jabatan yang diduduki saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai