Tinjauan Pustaka - Mini Skripsi
Tinjauan Pustaka - Mini Skripsi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 INDUSTRI KREATIF FESYEN
2.1.1 Defini Industri Kreatif Fesyen
Kata fesyen merupakan suatu cara berpakaian atau dandanan
yang populer dalam periode maupun tempat tertentu. Istilah mode biasanya
digunakan dalam arti yang positif, sebagai sinonim untuk kecantikan, gaya,
dan glamour. Fesyen selalu mengalami perubahan dari satu periode ke
periode selanjutnta, dari generasi ke generasi, yang berfungsi sengai refleksi
dari status sosial dan ekonomi juga fungsi yang menjelaskan popularitas
banyak gaya sepanjang sejarah kostum. Industri fesyen merupakan industri
yang semakin berkembang setiap tahunnya dan menjadi industri yang
diminati masyarakat di berbagai belahan dunia. Tren fesyen yang
berkembang biasanya dipicu oleh para perancang fesyen yang menciptakan
dan memproduksi pakaian maupun artikel megenai hal tren tersebut.
Menurut departemen perdagangan republik indonesia mendefinisikan
sebuag Industri Kreatif Subsektor fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang
terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan aksesoris mode
lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk
fesyen, serta distribusi produk fesyen.
2.1.2 Evolusi di Industri Kreatif Fesyen
Dengan munculnya revolusi industri dan komersial menjelang akhir
abad 18 , tren fesyen mulai mendorong industri fesyen. Sebuah pasar baru
yang di dorong oleh Eropa, Asia dan koloni Inggris di Amerika, menyarakan
untuk memperluas pada tingkay yang belum terjadi sebelumnya karena
kemajuan di seluruh dunia dalam perdagagan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Sebuah kemakmuran dalam bidang ekonomi yang melahirkan
dunia
baru
tekstil,
meningkatkan
manufaktur
garmen
serta
metode
komunikasi yang lebih baik yang memacu lebih besar perhatian masyarakat
terhadap mode.
Mass Production
Selama revolusi industri, kelas menengah meningkat dan mendorong
pertumbuhan permintaan dari pakaian. Dibantu oleh penemuan mesin jahit
listrik oleh Isaac Singer yang efisien. Industri fesyen merespon dengan
menciptakan ukuran-ukuran standard dari pakaian. Pada era ini perusahaan
departement store menjual barang massal ke sektor konsumen kelas
menengah. Toko-toko eceran-pun meningkat dan membuat pakaian variatif
namun dengan produksi yang lebih murah sehingga menawarkan pilihan
yang lebih luas kepada masyarakat.
Turn of the century
Setelah perang dunia pertama tahin 1914, para perancang di US mulai
membuat pakaian yang fungsional yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari untuk kaum wanita yang mulai banyak bekerja di perkantoran.
Biaya tenaga kerja juga meningkat sehingga banyak desainer yang
memutuskan untuk merubah konstruksi rancangannya agar lebih sesuai dari
segi biaya. Hal ini yang mendasari munculnya pakaian-pakaian ready-to-
wear yang mudah dipake untuk ke kantor maupun kegiatan disaat waktu
senggang.
Perang Dunia Kedua
Perang dunia ke 2 menyebabkan banyak terjadi perubahan, terutama
pada industri fesyen di Amerika dan Inggris. Keadaan perang memaksa para
desainer-desainer di Amerika dan Inggris untuk lebih kreatif dalam
menciptakan trend. Karena mereka tidak dapat lagi melihat ke Perancis untuk
melihat trend apa yg ada karena kondisi perang. Begitu pula desainerdesainer di Perancis yang terpaksa menghentikan usahanya karena kondisi
Paris yang sedang darurat perang. Hal ini mengakibatkan munculnya gaya
tersendiri dalam rancangan desainer-desainer di Amerika dan Inggris. Karena
mereka tidak dapat lagi melihat trend di Perancis memaksa mereka
menciptakan gaya tersendiri.
Gambar 2.1 Ilustrasi Evolusi di Fasyen
Departemen
Perdagangan
Republik
Indonesia
pada
Dari bagan di atas terlihat bahwa subsektor industri fesyen terdiri dari
perusahaan produsen fesyen (fashion company)
perdagangan produk fesyen (channel
memiliki model bisnis mass production, distro, ready to wear deluxe dan adi
busana/deluxe. Keempat model bisnis tersebut dibedakan oleh tingkat
keekslusifan masing-masing, dan jenis konsumen yang dilayani.
Produsen fesyen ini terdiri dari industri fesyen pakaian jadi dan aksesorisnya,
industri fesyen produsen tas, sepatu dan aksesoris.
industri fesyen produsen pakaian jadi dan aksesorisnya
Model bisnis jenis ini terdiri dari adi busana dan deluxe, ready to wear
deluxe, mass production dan distro, serta model-model bisnis lain. Perbedaan
model bisnis industri fesyen terlihat dari konsumen yang dilayani dan tingkat
keekslusifannya.
Adi busana dan deluxe sangat ekslusif. Satu desain untuk satu atau
beberapa produk, dan harganya sangat mahal. Sehingga konsumen di model
bisnis ini adalah masyarakat kelas atas. Model ini hanya terdapat pada
industri fesyen pakaian, tidak pada tas, sepatu dan aksesoris. Beberapa
perancang
hanya
mengerjakan
desain,
sementara
aktivitas produksi
dengan yang lain, model bisnis distro biasanya mencakup aktivitas kreasi,
distribusi dan komersialisasi, sebagai suatu perusahaan. Karena kecilnya
skala produksi, aktivitas produksi umumnya berada pada perusahaanperusahaan konveksi (subkontrak). Masih terdapat model-model bisnis yang
dilakukan oleh UKM, seperti; model penjahit-penjahit berdasarkan pesanan
konsumen yang banyak tersebar di seluruh wilayah indonesia.
Industri fesyen sepatu, tas, aksesoris, khususnya dari bahan baku kulit
Kecuali model bisnis adi busana/deluxe yang hanya ada pada industri
pakaian pada dasarnya industri fesyen sepatu, tas dan aksesoris berbahan
baku kulit kurang lebih berbentuk sama dengan model bisnis yang dijelaskan
diatas. Kecuali model distro yang beraktivitas mulai dari rantai kreasi sampai
distribusi, perusahaan-perusahaan fesyen umumnya melakukan aktivitas di
rantai kreasi-produksi-komersialisasi (produsen), dan rantai distribusi (jasa
perdagangan melalui channel distribusi).
Rantai Kreasi
Menghasilkan ide kreasi, yang kemudian dituangkan menjadi rencana
produk fesyen (pola dan gambar). Sumber-sumber ide kreasi yang saat ini
banyak digunakan adalah: mengikuti trend dunia, citra terkenal, dan
preferensi konsumen. Pemanfaatan warisan budaya lokal sebagai sumber ide
kreai masih terbatas pada desain batik. Aktivitas utama pada rantai kreassi
adalah merancang desain, baik pakaian, tas, sepatu maupun aksesoris,
sampai kepada merencanakan produksi. Khusus untuk fesyen, aktivitas
memilih bahan dan warna, sampai kepada merencakan produksi, juga
termasuk di dalam rantai kreasi, aktivitas ini dilakukan oleh perancang.
aktivitas produksi biasanya dilakukan sendiri. Kedua model bisnis terakhir ini
masih merupakan yang terbanyak menyumbangkan produknya di pasar.
Rantai Komersialisasi
Pada rantai komersialisasi, pameran, show, festival, brosur dan media
merupakan mekanisme-mekanisme utama yang dilakukan, baik di dalam
maupun di luar negeri. Mekanisme tersebut bisa dilakukan atas usaha
pengusaha sendiri, fasilitasi dari asosisasi atau fasilitasi pemerintah. Hal yang
berbeda terjadi pada model distro. Selain channel-channel distribusi tersebut,
komersialisasi juga terjadi melalui aktivitas di berbagai komunitas-komunitas.
Memang, distro menawarkan produk bundling satu paket yang disebut
sebagai lifestyle (pakaian, sepatu sampai kepada musik), disesuaikan dengan
gaya hidup komunitas yang disasar.
Rantai Distribusi
Jasa perdagangan produk fesyen dilakukan oleh galeri, toko, pasar
modern dan tradisional, distro, factory outlet, kulakan maupun grosir. Model
bisnis eksklusif ataupun made to order, belum terlalu membutuhkan channelchannel distribusi. Karena inventori tidak terjadi. Bisnis ini cukup memiliki
ruang tertentu untuk kebutuhan memajang sampel-sampel produksi mereka,
dan mulai berproduksi ketika menerima pesanan. Pada model bisnis retail,
baik menengah ke atas maupun menengah ke bawah, distribusi di pasar
domestik terutama dilakukan melalui galeri-galeri fesyen di mall, pasar dan
toko-toko. Saat ini sudah terbentuk persepsi konsumen, untuk membedakan
channel distribusi untuk kelas menengah ke atas dan kelas menengah ke
bawah. Biasanya, channel distribusi menengah ke bawah, dijual di channel
kota-kota
terkenal
di
Amerika
dan
Eropa.
Event-event
2.
Demografis
3.
Geografis
Psikologis
Tingkah laku
Kritea yang harus terdapat dalam segmentasi pasar yang dipilih adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
Dapat dijangkau
4.
5.
6.
2.
3.
Kompetisi pasar
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
pelayanan. Dari tanggung jawab ini pula untuk memudahkan mencapai kegiatan
pemasaran yang efektif, efisien dan tepat sasaran diperlukan target yang spesifik
dari aneka ragam konsumen yang tinggi, pningkatan volume penjualan, serta
penghematan biaya perusahaan.
Faktor
sosiologi,
seperti
kelompok
budaya,
kelas-kelas
social,
dan
sebagainya.
3.
Perusahaan
dapat
menyusaikan
kegiatan
marketing
sesuai
dengan
Langkah-langkah awal pemasaran didasari melalui tiga langkah utama atau biasa
yang disingkat sebagai STP yaitu segmenting,targeting dan positioning. Sesuai
dengan urutannya begitu pula langkah kerjanya. Diawali dengan segementasi yakni
mengeindentifasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah sesuai
dnegan produk yang di hasilakan perusahaan, selanjutnya adalah targeting yaitu
menentukan pasar dari kelompok kelompok yang sudah dipisahkan, proses ini
merupakan kelompok yang akan dilayani oleh perusahaan agar dapat focus dan
tepat sasaran, proses inidapat mengambil lebih dari 1 kelompok pasaran yang akan
dilayani. Langkah terakhir adalah positing yatiu langkah-langkah dalam membangun
dan mengkomunikasikan keunggulan dan keistimewaan dam keistimewaan prosuksi
sejenis di pasar.
2.2.2 Bauran Pemasaran (4P)
Dalam konsep pemasaran, ada 4 fungsi yang dikenal dengan 4P ( Product,
Price, Place, Promotion ) atau juga disebut sebagai 4Ps of Marketing Mix. Menurut
beberapa ahli pemasaran menyebutkan bahwa :
Marketing mix atau dalam bahasa indonesia yang berarti bauran pemasaran
merupakan kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk
mampengaruhi
tanggapan
konsumen
kottler
(2000)
mendifinisikan
bauran
pemasaran sebagai serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel
yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan antara lain
adalah produk, harga, tempat, promosi, dan distribusi. Melalui variabel tersebut
maka definisi dari masing-masing variabel adalah:
1.
produk baik jasa ataupun barang yang mengambarkan jati diri perusahaanm dan
Harga merupakan hal terpenting yang menjadi tolak ukur dalam hal
memasuki target pasar, karena perlu pertimbangan daya beli dari kelompok target
yang ada. Tinggi atau rendahnya harga dapat mempengaruhi daya saing yang
meningkat (jika harga rendah) ataupun menurun (jika harga tinggi). Selain itu harga
juga akan menpengaruhi tingkat penjualan, sehingga sangat perlu disesuailkan
antara target penjualan perusahaan dengan penetapan harga. Dalam menetapkan
harga, ada dua cara yang digunakan yaitu market based mengunakan harga yang
sudah ada dalam market share yang ada, sedangkan cost based memperhitungkan
harga produksi ditambah dengan biaya-biaya lain untuk menghasilakan dan
mendistribusikan produk tersebut.
Keputusan cost based tepat untuk produk yang jarang memiliki pesaing dan masih
merupakan produk baru di industrinya.
3.
Produsen konsumen
B.
C.
D.
Dari beberapa alternatif yang disebut diatas, perlu diketahui, ditetepkan sasaran,
kendala yang mengkin terjadi, jenis perantara, jumlah perantara, serta syarat,
tanggung jaawb, dan hal setiap anggota perantara. Keputusan pemilihan oada
akhirnya didasari kritea ekonomis, efektifitas dan kemampuan dalam pengendalian.
4.
Promosi
merupakan hal terakhir dalam bauran pemasaran namun merupakan hal final yang
menjadi esekusi dalam kebijakan yang telah ambil. Selain itu promosi merupakan
bentuk komunikasi perusahaan kepada target konsumennya. Menurut kottler (2000)
ada empat variabel yang digunkan dalam komunikasi promosi yaitu: perikanan,
personal selling, pubitas, dan promosi penjualan.
Iklan : Adalah struktur informasi dan susunan komunikasi non personal yang
dibiayai dan bersifat persuasif dan promosi tentang produk, jasa atau ide oleh
sponsor yang teridentifikasi melalui berbagai macam media.
Penjualan personal : Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli
prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
pengadaan pesanan.
Keuangan
merupakan
dasar
fondasi
yang
menopang
perusahaan
karena
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola
oleh perusahaan. Pengalokasian dana dalam bentuk investasi merupakan sebuah
proyeksi laba jangka panjang di masa mendatang. Hal tersebut nantinya akan
mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yang melalui perbandingan current
assets dengan fixed assets.
2.
1.
perusahaan.
2.
3.
Mencapai
kesejahtraan
masyarakat
sebagai
tanggung
jawab
sosial
peruahaan.
4.
Payback period adalah merupakan suatu periode yang sangat di perlukan untuk
menutup pengembalian pengeluaran investasi (intial cash investment) dengan
menggunakan
aliran
kas.
Dengan
kata
lain
payback
period
merupakan
perbandingan antara intial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya
merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum
payback period yang dapat diterima.
Rumus :
Rumus payback period jika arus kasi dari suatu rencana investasi/proyek
berbeda jumlahnya setiap tahun :
ab
Payback Period=n+
x 1tahun
cb
Dimana :
n = Tahun terakhir di mana arus kas masi belum bias menutupi initial investment
a = Jumlah initial investment
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1
Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek
sama jumlahnya setiap tahun :
I ntial I nvestmen
Payback period=
x 1tahun
Cash Flow
Kriteria penilaian :
I o= 1
t
CF r
(1+ IRR)t
Dimana :
t
= tahun ke
= jumlah tahun
Io
CF
IRR
Jika nilai IRR yang diperoleh ternyata lebih besar dibandingkan rate of return
yang ditemukan makan investasi dapat diterima.
Rumus lain dari IRR dengan menggunakan metode interpolasi adalah :
Rumus :
IRR=P1 C1 x
P2P1
C2C 1
Dimana :
P1
= tingkat bunga ke 1
P2
= tingkat bunga ke 2
C1
= NPV ke 1
C2
= NPV ke 2
NPV = 1
t
CF t
(1+ k)t
I o
Dimana :
CF t = aliran kas per tahun pada periode t
Io
Kriteria penilaian :
Jika NPV > 0, usulan proyek diterima.
Jika NPV < 0, usulan proyek ditolak.
Jika NPV = 0, nilai perusahaan tidak mengalami perubahan walau usulan
proyek ditolak atau diterima.
2.4. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
2.4.1 Rekrutmen
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan SDM adalah Rekrutmen dan Seleksi.
Hal ini ditujukan agar perusahaan dapat mengelola sumber daya manusia yang baik
secara efektif dan efisien.
Menurut ivancevich (1992), perekrutan dapat diartikan sebagai perangkat
aktivitas dari organisasi yang digunakan untuk menarik calon pemegang jabatan,
yang memiliki kemampuan serta sikap yang diperlukan untuk membantu organisasi
dalam menacapai tujuannya. Dalam pengertian yang sama, NOe et al. (2000)
mengartikan rekrutmen sebagai suatu praktik yang dilaksanakan oleh organisasi
dengan tujuan utama mengidentifikasi dan menarik pekerja yang potensial.
Sumber internal
2.
3.
Perekrutan eksternal
4.
Media intervensi
5.
6.
7.
Biaya
Fleksibility
Pertimbangan-pertimbangan hukum
Perencanaan SDM:
- Banyaknya
karyawan
Keputusan Perekrutan
Metode Perekrutan
- Metode Internal
Surat-surat rekomendasi
Surat lamaran
Tes Kemampuan
Tes Kepribadian
Tes Psikologi
Wawancara
Assesment Center
Drug Test
Proses Penyeleksian
Minat Pekerjaan
Penyaringan
Prakerja
Wawancara Tambahan
Penyelidikan Latar
Tawaran Pekerjaan
Formulir Lamaran
Tes Medis / Narkoba
Tes
Wawanc
Penempatan Kerja
Secara umum pelatihan SDM bertujuan untuk menyediakan pekerja yang siap
pakai baik dari sisi kompetensi, manajerial, maupun perilaku, sehingga memberikan
kontribusi positif bagi perusahaan yang secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan persaingan dan jabatan.
Secara skematis dapatlah digambarkan landasan perlunya pengembangan
SDM
sebagai berikut.
Gambar 3.
6
Sasaran Pengembangan Sumber Daya
Manusia
layanan
kesehatan,
menjamin
keamanan
lingkUngan,
dan
DAFTAR PUSTAKA