PENDAHULUAN
Famili Rhizophoraceae merupakan
salah satu famili tumbuhan yang
sebagian besar tumbuh di daerah pesisir
pulau-pulau di indonesia. Famili
Rhizoporaceae terdiri dari 11 spesies
yang semua anggotanya terdiri dari atas
pohon meliputi, Bruguiera cylindrica, B.
exaristata, B. gymnorrhiza, B.sexangula,
Ceriops decandra, C. tagal, Kandelia
candel, R. apiculata, R. mucronata, dan
R.stylosa (Kartawinata dkk., 1978).
Rhizophora
stylosa
termasuk
famili Rhizophoraceae. Spesies ini
dalam bahasa Indonesia disebut bakau
merah, dalam bahasa jawa disebut juga
dengan tanjang lanang. Tumbuhan ini
memiliki daun berbentuk lonjong dan
runcing pada ujungnya dan terdapat
bintik-bintik hitam pada bagian belakang
daunnya, kulit batang berwarna keabuabuan, dan memiliki bunga sebanyak 4
pasang.
C - 89
3,3,4,5,7-Opentaacetyl ()-epicatechin,
(+)-afzelechin, (+)-catechin, cinchonain
Ib dengan fraksi etil asetat dan
proanthocyanidin B2 dengan fraksi nbutanol dari batang bakau merah
(Rhizophora stylosa. Griff). Selain
senyawa tersebut, dua senyawa flavan-3ol glikosida dengan tujuh senyawa
flavan-3-ol juga berhasil di isolasi dari
batang Rhizophora stylosa dengan
menggunakan pelarut metanol, senyawasenyawa tersebut adalah flavon-3-ol
glikosida, glabraosida A dan glabraosida
B. bersama dengan tujuh turunan
flavanol, diantaranya (+)-katekin, (-)epikatekin, cinchonain IIa, cinchonain
IIb, (+)-katekin 3-O--L-rhamnoside,
cinchonain Ia dan cinchonain Ib (Takara,
Kensaku, dkk., 2008).
Berdasarkan penjelasan di atas
dapat diketahui bahwa penelitian ini
pada tumbuhan genus Rhizophora,
khususnya bakau merah (Rhizophora
stylosa) guna menemukan senyawasenyawa yang terkandung dalam bagian
tumbuhan tersebut masih memiliki
peluang
yang
besar,
mengingat
tumbuhan
dari
genus
tersebut
mengandung senyawa yang berpotensi
untuk memberikan efek aktivitas
biolarvasida yang luar biasa jika dilihat
dari pendekatan kemotaksonomi, maka
peneliti akan melakukan kegiatan
eksplorasi, isolasi, dan identifikasi
senyawa yang terkandung dalam
tumbuhan bakau merah (Rhizophora
stylosa). Dalam penelitian ini yang
diisolasi adalah batang tumbuhan bakau
merah (Rhizophora stylosa). Diharapkan
senyawa hasil isolasi dari tumbuhan
bakau merah (Rhizophora stylosa) ini
adalah senyawa flavonoid yang memiliki
aktivitas sebagai biolarvasida yang aman
untuk menanggulangi larva nyamuk.
Oleh karena itu juga akan dilakukan uji
aktivitas biolarvasida ekstrak kloroform
dan senyawa hasil isolasi dari tumbuhan
C - 90
METODE PENELITIAN
1. Tahap Pengumpulan dan Persiapan
Sampel
10 kg batang bakau merah (R.
stylosa) diperoleh dari Margomulyo,
Surabaya, Jawa Timur. Sebelum
diteliti lebih dahulu diidentifikasi ke
LIPI
UPT
Balai
Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi,
Pasuruan, Jawa Timur.
Batang tumbuhan tersebut
selanjutnya dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan untuk mengurangi
penguapan
yang
mengikutkan
senyawa
yang
terkandung
di
dalamnya, sehingga diperoleh sampel
batang bakau merah (R. stylosa),
kemudian digiling hingga berbentuk
serbuk.
2. Tahap Isolasi Senyawa Fenolik
Ekstrak Kloroform
Serbuk halus batang bakau
merah (R. stylosa. Griff) sebanyak 3
kg dimaserasi menggunakan pelarut
kloroform dengan ketinggian pelarut
pada waktu merendam 1 cm di atas
sampel. Maserasi dilakukan sebanyak
3 kali masing-masing selama 5 hari
pada suhu kamar. Hasil maserasi
disaring secara vakum menggunakan
penyaring Buchner dan filtrat yang
diperoleh diuapkan secara vakum
menggunakan penguap putar vacuum
rotary evaporator untuk memperoleh
ekstrak kental.
Ekstrak kental yang diperoleh,
dipisahkan
senyawanya
dengan
metode KCV menggunakan pelarut nheksan 100% sebanyak 2 kali,
n-heksan: etil asetat (9:1), (8:2), (7:3)
dan (6:4) kemudian dilanjutkan
dengan etil asetat 100% dan metanol
100%
sehingga
menghasilkan
C - 91
Keterangan :
P : persentase mortalitas
P1 : mortalitas larva pada
saat pengamatan
C : kematian kontrol
Pendugaan
nilai
toksisitas
larvasida terhadap larva uji nyamuk
Aedes aegypti diukur dengan nilai LC50,
yaitu suatu konsentrasi atau dosis yang
dapat menyebabkan kematian 50%
serangga yang diuji (Moekasan, 1993
dalam Negara, 2003). Penentuan LC50
dihitung
dengan
analisis
Probit
menggunakan program minitab 13.
Analisis probit digunakan dalam
pengujian biologis untuk mengetahui
respon subyek yang diteliti oleh adanya
stimuli dalam hal ini larvasida untuk
mengetahui respon berupa mortalitas
(Umniyati, 1990 dalam Negara, 2003).
Hasil analisis ini akan diperoleh nilai
LC50 untuk masing-masing bahan
bioaktif larvasida yang paling efektif
atau
kuat
pengaruhnya
terhadap
serangga uji larva nyamuk Aedes
aegypti. Bahan-bahan alami yang
digunakan sebagai biolarvasida, dapat
dikatakan memiliki aktivitas biolarvasida
yang tinggi apabila nilai LC50 setelah 48
jam adalah kurang dari 100 g/mL dan
berkisar antara 13.9-56.2 g/mL.
Sedangkan
dikatakan
pertengahan
apabila harga LC50 setelah 48 jam adalah
kurang dari 200 g/mL yang berkisar
antara 82,6-130,3 g/mL. (Suwannee,
dkk., 2006)
HASIL DAN PEMBAHASAN:
1. Isolasi dan Karakterisasi Isolat
Ekstrak Kloroform Batang Tumbuhan
Bakau Merah (R.stylosa)
Dalam penenelitian ini sampel
serbuk
batang
bakau
merah
dimaserasi dengan pelarut kloroform
p.a selama 5 hari dan diulang
sebanyak 3 kali, setelah itu ekstrak
C - 92
diuapkan
dengan
menggunakan
rotary evaporator dan didapat ekstrak
kental sebanyak 15,342g. Selanjutnya
diambil sebanyak
10,173 untuk
dilakukan KCV dengan eluen H =100
% sebanyak 2 kali, H:E= 9:1 sampai
6:4 dan E = 100% dan metanol
100%) dan dihasilkan 8 fraksi
(volume tiap fraksi 150 ml)
selanjutnya
hasil
pemisahan
dimonitor dengan KCVseperti tampak
pada gambar 1:
C - 93
C - 94
+ Metanol
+ Metanol
+ NaOH
+ Metanol
+ NaOAc
+ Metanol
+ NaOAc
+ H3BO3
+ Metanol
+ AlCl3
+ Metanol
+ AlCl3
+ HCl
Panjang
Gelombang
maks(nm)
311 nm
359 nm, 311
(bh)
307 nm
OH
Geseran
Panjang
Gelombang
maks (nm)
48 nm
HO
OH
HO
OH
m/z 426
m-2
HO
OH
4 nm
OH
m-2
OH
HO
O
OH
HO
307 nm
4 nm
m/z 135
O m/z 149
CH 3
HO
300 nm
11 nm
298 nm
13 nm
m/z 119
OH
Hasil
analisis
menggunakan
spektrofotometri GC-MS isolat 5
menunjukkan ada 3 puncak akan
tetapi puncak dominan ada pada
puncak ke-3 dengan waktu retensi
sebesar 32,058 menit merupakan
senyawa
yang
mempunyai
kelimpahan tertinggi (98 %), berikut
merupakan kromatogram GC-MS
Jumlah
larva total
N
0
40
60
80
100
20
20
20
20
20
48 jam
72 jam
0
2
5
7
8
0
5
6
9
12
2
8
10
13
16
C - 95
LC50 (mg/L)
104,376
84,7241
58,6507
C - 96