Energi Angin
Energi Angin
Sejarah Pemanfaatan
Manusia telah menggunakan energi angin selama setidaknya 5.500 tahun.
Para nelayan menggunakan angin untuk menggerakkan kapalnya untuk mencari
ikan ke tengah laut. Pedagang, penjajah dan bahkan misionaris menggunakan
angin untuk menggerakkan kapal yang membawa mereka ke seluruh belahan
dunia demi Glory, Gold, and Gospel. Arsitek pada masa dahulu menggunakan
angin alami sebagai sirkulasi udara dalam suatu bangunan. Hammurabi, Raja
Babilonia menggunakan energy angin untuk sistem irigasi pada abad ke-17
sebelum Masehi. Suku asli Sri Lanka, Sinhala, menggunakan angin muson dalam
peleburan logam. Kincir angin pertama kali didirikan di Sistan, Afghanistan sejak
abad ke-7. Kincir ini digunakan untuk menggiling jagung, biji-bijian, mengalirkan
air, dan pada industri tebu. Kincir angin yang digunakan merupakan kincir angin
dengan poros vertikal, dan tiap-tiap kipas berbentuk segi-empat yang dilapisi
dengan bahan kain. Kincir angin dengan poros horizontal pertama kali ditemukan
di Eropa untuk menggiling gandum.
Udara pada permukaan bumi di kutub memiliki tekanan yang lebih tinggi
daripada di khatulistiwa, sehingga udara akan mengalir dari kutub menuju
khatulistiwa pada permukaan bumi. Udara pada permukaan bumi di khatulistiwa
memiliki berat jenis yang rendah, sehingga udara akan terangkat hingga lapisan
troposfir. Karena tekanan udara pada lapisan troposfir di khatulistiwa lebih tinggi
daripada tekanan udara di bagian atas kutub, maka udara akan bergerak secara
horizontal pada lapisan troposfir dari khatulistiwa menuju kutub. Dan karena berat
jenis di udara pada kutub lebih tinggi, maka udara akan bergerak turun menuju
permukaan bumi.
Apabila kita menghilangkan asumsi bahwa bumi tidak berotasi, maka pola
aliran udara pada Gambar 1 akan berubah menjadi seperti pada Gambar 2.
Gerakan rotasi akan mengakibatkan timbulnya tiga sel sirkulasi pada setiap
belahan bumi. Sel sirkulasi ini dikenal sebagai sel Hadley, sel Ferrel, dan sel Polar
(Kutub).
Pada model baru, daerah khatulistiwa tetap menjadi lokasi yang terhangat
di Bumi. Area yang terhangat merupakan zona tekanan rendah dan dikenal dengan
zona konvergen intertropikal (ITCZ). Zona ini saling bertukar udara dengan udara
dari subtropik. Ketika udara pada permukaan bumi subtropik mencapai
khatulistiwa, udara akan terangkat, mencapai ketinggian 14 km (troposfir) dan
mulai bergerak secara horizontal menuju arah kutub utara dan kutub selatan.
Gambar 4 Arah angin permukaan dan pusat tekanan atmosfer rata-rata pada bulan
Januari, 1959-1997. Garis merah merupakan zona konvergen intertropik (ITCZ).
energi angin tahunan pada atmosfer di bawah ketinggian 1 km. Dia menyatakan
nilai maksimum yang dapat dikonversikan adalah 3.8 x 1021 Joule, 1.20 x 1014W
atau 1.1 x 106 TWh.
Menurut Komisi Eropa, sumber angin dunia diperkirakan 50,000
TWh/tahun[4]. Total potensial dihitung pada daratan dengan kecepatan angin ratarata diatas 5,1 m/s pada ketinggian 10 m. Kemudian direduksi 90% sebagai
penggunaan lain, kepadatan penduduk, dan lain-lain. Perhitungan ini tidak
melingkupi Greenland, Antarctic atau area lepas pantai. Perhitungan lain oleh
Wijk dan Coelingh yang memberikan nilai 20.000 TWh/tahun dianggap lebih
konservatif[5].
Sumber lain menyatakan total potensial yang lebih tinggi, yaitu 106.458
TWh/tahun[6]. Potensi ini termasuk Selandia Baru dan Jepang. Namun studystudy tersebut belum memasukkan potensial lepas pantai, yang diperkirakan
mencapai 3000 TWh/tahun untuk di Eropa saja dengan jarak 30 km dari pantai
dan kedalaman kurang dari 40 m[7]. Membandingkan antara penggambaran dari
Smil, 100.000 TWh, dan dari Wind Energy-The Facts report, 50.000 TWh, Smil
menggambarkan untuk seluruh daratan dan air, sedangkan Wind Energy-The Facts
report menggambarkan jumlah yang dapat dihasilkan oleh turbin angin pada 120
m pertama dari 1 km, dan memperhitungkan rugi-rugi dan faktor reduksi[2][3].
Hingga saat ini, 100GW turbin angin telah terpasang dan dapat memproduksi 2,2
x 102 TWh, dengan asumsi 25% faktor pembebanan. Konsumsi listrik dunia
adalah 18.000 TWh/tahun pada tahun 2005[8]. Dengan demikian, total sumber
energi angin yang tersedia dapat memenuhi permintaan listrik dunia, apalagi angin
dapat ditemukan di segala penjuru dunia.
Konversi Energi Angin
Alat utamanya adalah generator, dengan generator tersebut maka dapat
dihasilkan arus listrik dari gerekan blade / baling-baling yang bergerak karena
hembusan angin. Pembangkit ini lebih effisien dari pada pembangkit listrik tenaga
surya didalam menghasilkan listriknya. Untuk menggerakan blade / baling-baling
agar bisa berputar saja harus memiliki kecepatan angin 2 meter/detik dan untuk
menghasilkan listrik yang stabil sesuai kapasitas generatornya rata-rata 6 s/d 10
meter/detik. Daerah yang cocok digunakan pembangkit ini adalah daerah pantai,
pesisir, pegunungan.
Turbin angin
Turbin Angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi
kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll.
Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara
Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin
dengan diameter kipas r adalah :
dimana adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan
angin pada waktu tertentu.
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya
sebesar 20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk
mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah
mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu
putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam subsistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :
1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar
bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini
akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang
telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang
cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini
dapat merusak generator. Rem cepat : biasanya berada di poros cepat dekat
generator, dapat difungsikan untuk membatasi laju putar yang kelewat tinggi yang
dapat merusak sistem generator. Rem lambat : biasanya berada di depan gearbox
dan dioperasikan secara manual, untuk menghentikan baling-baling pada saat
dilakukan maintenace.
3. Rotor turbin
Berupa baling-baling yang lazimnya terdiri atas 3 sirip, berfungsi untuk
menangkap energi angin menjadi energi mekanik putarannya. Permasalahan di
bagian ini adalah disain aerodinamis yang seefisien mungkin, serta ketahanan dan
berat bahan sirip baling-balingnya
4. Generator
Generator dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik.
Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator
dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros
terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan
dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini
berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal.
5. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari
angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh
karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up
energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau
ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan
permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.
6. Rectifier-Inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang
sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter
berarti pembalik.
7. Yaw system
Sistem yang mengatur posisi baling-baling agar tetap menghadap angin
secara frontal, sehingga baling-baling dapat menangkap energi angina seefisien
mungkin.
8. Tower penyangga
Menumpu seluruh berat komponen inti dan penunjang cukup jauh di atas
permukaan tanah.
9. Teknik sipil : untuk membangun tower yang tangguh dan mampu menyangga
sistem secara fisik.
10. Elektrokimia : untuk teknologi penyimpanan energi listrik dalam baterei.
Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah
baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin
bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga
yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan
obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa
menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya
kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau
mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara
turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi
angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
Referensi
Energi Angin dan Potensinya oleh Kus Adi Nugroho
Lorenz, Edward N., The nature and theory of the general circulation of the
atmosphere., p110 WMO No. 218 TP.115. World Meteorological
Organization
Smil, Vaclav. Inherent limits of renewable energies. 2004
Smil, Vaclav. Energy at the crossroads. MIT 2003.
http://www.windpower.org
http://www.nrel.gov
http://www.windustry.com (link cara mengetahui kekuatan angin)