Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada isu era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemajuan bangsa seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) menjadi isu yang sangat
untuk kemudian diperhitungkan kembali. Hal ini karena negara dengan kualitas SDM
yang baik dan mumpuni akan mempunyai daya saing tinggi. Karena itu, peningkatan
kualitas SDM melalui faktor utama yakni pendidikan baik pendidikan formal maupun
non formal, mutlak harus menjadi agenda strategis negara dan juga masyarakat pada
umumnya (Hakim, 2013).
Pendidikan terutama pendidikan formal yang merupakan sarana untuk mendapatkan SDM
yang berkualitas karena pendidikan dianggap mampu untuk menghasilkan tenaga kerja yang
bermutu tinggi, mempunyai pola pikir dan cara bertindak yang modern kini Pendidikan
formal yang dicanangkan oleh pemerintah berbasis umum yakni sistem pendidikan dasar
sembilan tahun, SMP, dan SMA termasuk di dalamnya perguruan tinggi, kemudian tidak
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja di lapangan. Tuntutan dunia kerja saat ini semakin
tinggi. Tidak hanya mampu dalam bidang
akademis saja, tapi yang sedang dicari saat ini adalah orang-orang yang mempunyai soft
sklill.
Para pencari kerja umumnya lebih menyukai orang-orang yang dalam dirinya mempunyai
kemampuan yang lengkap, misalnya tidak hanya cerdas tapi juga ahli dibidang IT,
penguasaan
bahasa asing, dan sebagainya. Inilah yang menjadi permasalahan, tidak semua lulusan
mempunyai kapasitas dan ketrampilan seperti yang dibutuhkan dunia kerja tersebut. Menurut
Hough & Wiranta rendahnya kualitas sumber daya Indonesia dikarenakan (1994) there are
twin. Fenomena ini terjadi karena Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah ditempuh

maka seharusnya semakin berkualitas pula output atau lulusan yang dihasilkan. Salah
satu hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran kualitas output tersebut adalah bagaimana
output ini mampu bersaing di dunia kerja dan diharapkan mampu menggerakkan
pembangunan
nasional (Putranto dan Mashuri, 2012). Menurut Kemenakertrans (2013), sejalan
dengan diterapkan sistem pendidikan melalui program pendidikan dasar sembilan tahun
serta semakin mudahnya akses
(Bloom dan Sevilla 2003).
tahun diprediksikan akan terus menurun. Sebaliknya angkatan kerja berpendidikan SMTA
ke atas diharapkan akan terus mengalami peningkatan, sehingga struktur angkatan kerja
di Indonesia beberapa tahun ke depan diperkirakan akan mengalami perubahan
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Di negara berkembang, pengangguran
terdidik adalah sebagai konsekuensi dari berperannya faktor penawaran supply
factors

Namun demikian fakta menunjukkan secara umum potret kualitas SDM Indonesia
masih belum membanggakan. Hal tersebut tercermin dari komposisi angkatan kerja yang
masih didominasi lulusan pendidikan dasar dan menengah; masih banyaknya
pengangguran terdidik/sarjana; dan masih rendahnya peringkat daya saing SDM bangsa
kita dibanding negara-negara lain.

Anda mungkin juga menyukai