BAB IV
P E R S I A PA N P E M E R I K S A A N
pengendalian
dimaksud
adalah
intern
adanya
di
dalamnya.
organisasi
Sistem
formulir
dan
akuntansi
yang
pencatatan
yang
Terdapat
Formulir
yang
merupakan
dokumen
pertama
yang
Terdapat buku-buku untuk mencatat dan mengklasifikasikan datadata keuangan dan data lainnya sesuai informasi yang akan disajikan dalam
laporan keuangan, antara lain buku jurnal, buku besar, buku pembantu.
3.
laporan
keuangan
dimaksudkan
untuk
menilai
perubahan
yang terkait dengan kewajiban perpajakan yang timbul dari perubahanperubahan tersebut.
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara:
1.
Analisis vertikal
Analisa
vertikal
dengan
membandingkan
biaya-biaya
maupun
dengan
tahun
sebelumnya
untuk
melihat
tren
biaya/pendapatan tersebut.
3. Analisis cross section
Analisa dilakukan dengan cara membandingkan biaya/pendapatan
perusahaan
dengan
biaya/pendapatan
yang
timbul
juga
pada
nilai
pendapatan
dengan
biaya-biaya
variable
yang
1.
General Ledger
dihasilkan.
Penjualan,
Dalam
pengujian
pemeriksaan
dilakukan
terhadap
terhadap
buku
Harga
Pokok
kas/bank,
buku
Laporan laba-rugi
Laporan produksi
Dokumen impor
BAB V
PROGRAM PEMERIKSAAN
Program pemeriksaan disini hanyalah berupa tambahan dari pada langkahlangkah pemeriksaan yang sudah secara umum dilaksanakan sesuai dengan
Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-01/PJ.7/1990 tentang pedoman pemeriksaan
pajak.
5.1 Peredaran Usaha
Untuk penjualan lokal, jika terdapat kontrak bulanan dengan
pelanggan, periksa kewajaran harga dalam kontrak, bandingkan
dengan harga pasar.
Atas penjualan ekspor yang terjadi, periksa omzet penjualan,
bandingkan dengan kewajaran biaya pemasaran, sponsor yang
terjadi.
5.2 Harga Pokok Penjualan / Biaya Langsung
Atas penjualan ekspor yang terjadi, periksa omzet penjualan, Periksa
kewajaran harga bahan baku produksi, cek kontrak pembelian bahan
baku, jika ada, bandingkan harganya dengan harga bahan baku
sejenis pada perusahaan kimia plastik sejenis lainnya.
Jika ada pembelian bahan baku impor, periksa nilai impor yang
dilakukan, bandingkan dengan PIUD nya.
Lakukan konfirmasi pada pihak ke tiga mengenai harga-harga bahan
baku, baik impor maupun lokal (misalkan ke direktorat bea cukai,
departemen perindustrian perdagangan).
Mintakan formula atas produk-produk plastik yang dihasilkan,
bandingkan dengan daftar/kartu pemakaian bahan baku.
BAB VI
MODUS OPERANDI DAN ILUSTRASI
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
826/KMK.04/1984
tanggal
kimia,
mesin-mesin
yang
mengolah/menghasilkan
produk-produk
industri lainnya pada industri kimia dimasukkan dalam golongan 2 dengan tarif
penyusutan 25 % per tahun.
Keputusan
di
atas
telah
diperbaharui/diganti
dengan
Keputusan
Menteri
Keuangan No. 520/KMK.04/2000 tanggal 14/12/2000 yang menetapkan jenisjenis harta di atas menjadi golongan 3 dengan tarif penyusutan 10 % per tahun.
Dengan diterbitkannya keputusan yang baru di atas seharusnya perusahaanperusahaan merubah perhitungan biaya penyusutannya dari tarif 25 % menjadi
10 % per tahun. Akan tetapi, masih ada perusahaan yang belum menerapkan
tarif
penyusutan
yang
baru
sehingga
akan
terjadi
pembebanan
biaya
penyusutan yang terlalu tinggi dan perlu dilakukan koreksi terhadap biaya
tersebut yang pada akhirnya akan mempengaruhi perhitungan PPh Badan
perusahaan yang bersangkutan.
Contoh Kasus
Perusahaan X, bergerak dalam bidang industri kimia plastik, dalam proses
produksinya membeli bahan baku dari perusahaan Y yang berada dalam satu
group
kepemilikan
dengan
harga
yang
ditinggikan
dalam
usaha
untuk
Gambar
7. Ilustrasi Kasus Transfer Pricing Antar Perusahaan dalam Satu Grup
ditemukan
perbandingan
yang
cukup
signifikan
perlu
pendalaman
Dasar hukum:
1. Pasal 1 huruf 2 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000
Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat
berupa barang bergerak, atau barang tidak bergerak, dan barang tidak
berwujud
Kep. Men.
Keu Nomor
Materi P3 (pertama)
KEWAJIBAN WP
1. Kewajiban Mendaftarkan Diri Sesuai dgn sistem self assessment maka WP
mempunyai kewajiban utk mendaftarkan diri ke KPP atau KP2KP yg wilayahnya
meliputi tempat tinggal atau kedudukan WP utk diberikan NPWP apabila tlh
memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif, dan wajib dikukuhkan sbg PKP
oleh KPP apabila tlh memenuhi persyaratan tertentu.
2. Kewajiban Pembayaran, Pemotongan/pemungutan, dan Pelaporan Pajak WP
dlm melaksanakan kewajiban perpajakannya hrs sesuai dgn sistem self
assessment, yaitu wajib melakukan sendiri penghitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak terutang.
3. Kewajiban dlm Hal Diperiksa DJP dpt melakukan pemeriksaan dgn tujuan
menguji kepatuhan WP dan tujuan lain yg ditetapkan oleh DJP. Kewajiban WP yg
diperiksa: Memenuhi panggilan utk datang menghadiri Pemeriksaan sesuai
dgn waktu yg ditentukan khususnya utk jenis Pemeriksaan Kantor.
Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yg menjadi
dasarnya, dan dokumen lain termasuk data yg dikelola scr elektronik, yg
berhubungan dgn penghasilan yg diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas
WP, atau objek yg terutang pajak. Khusus utk Pemeriksaan Lapangan, WP wajib
memberikan kesempatan utk mengakses dan/atau mengunduh data yg dikelola
scr elektronik. Memberikan kesempatan utk memasuki tempat atau ruang yg
dipandang perlu dan memberi bantuan lainnya guna kelancaran pemeriksaan.
Menyampaikan tanggapan scr tertulis atas SPHP. Meminjamkan KKP yg dibuat
oleh Akuntan Publik khususnya utk jenis Pemeriksaan Kantor. Memberikan
keterangan lain baik lisan maupun tulisan yg diperlukan.
4. Kewajiban Memberi Data Setiap instansi pemerintah, lembaga, asosiasi, dan
pihak lain, wajib memberikan data dan informasi yg berkaitan dgn perpajakan
kpd DJP yg ketentuannya diatur pd Pasal 35A UU KUP.
HAK WP
1. Hak atas Kelebihan Pembayaran Pajak Dlm hal pajak yg terutang utk suatu
tahun pajak ternyata lbh kecil dari jml kredit pajak (pembayaran pajak yg dibayar
atau dipotong atau dipungut lbh besar dari yg seharusnya terutang), maka WP
mempunyai hak utk mendapatkan kembali kelebihan tsb. Pengembalian
kelebihan pembayaran pajak dpt diberikan dlm waktu 12 bulan sejak surat
permohonan diterima scr lengkap.
2. Hak dlm Hal WP Dilakukan Pemeriksaan Meminta Surat Perintah
Pemeriksaan. Melihat Tanda Pengenal Pemeriksa. Mendapat penjelasan
seorang atau lebih yg memiliki keahlian tertentu, baik yg berasal dari DJP,
maupun dari instansi di luar DJP yg tlh ditunjuk oleh Dirjen Pajak, sbg tenaga ahli
seperti penerjemah bahasa, ahli di bidang teknologi informasi, dan pengacara 6.
Apabila diperlukan, Pemeriksaan utk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dpt dilakukan scr bersama-sama dgn tim pemeriksa dari instansi lain
7. Pemeriksaan dpt dilaksanakan di kantor DJP, tempat tinggal atau tempat
kedudukan WP, tempat kegiatan usaha / pekerjaan bebas WP, dan/atau atau
tempat lain yg dianggap perlu oleh Pemeriksa Pajak berlaku baik utk
Pemeriksaan utk menguji kepatuhan & utk Pemeriksaan utk tujuan lain 8.
Pemeriksaan dilaksanakan pd jam kerja dan apabila diperlukan dpt dilanjutkan di
luar jam kerja berlaku baik utk Pemeriksaan utk menguji kepatuhan & utk
Pemeriksaan utk tujuan lain 9. Pelaksanaan Pemeriksaan didokumentasikan dlm
bentuk KKP Fungsi KKP (Pasal 9 huruf a PMK-17/PMK.03/2013) Bukti bahwa
Pemeriksaan tlh dilaksanakan sesuai standar pelaksanaan Pemeriksaan Bahan
dlm melakukan PAHP dgn WP mengenai temuan hasil Pemeriksaan Dasar
pembuatan LHP Sumber data atau informasi bagi penyelesaian keberatan atau
banding yg diajukan oleh WP Referensi utk Pemeriksaan berikutnya c. Standar
Pelaporan Hasil Pemeriksaan 1. LHP disusun scr ringkas dan jelas, memuat:
(Pasal 6 huruf a PER-23/PJ/2013) a. Ruang lingkup dan pos-pos yg diperiksa
sesuai dgn tujuan Pemeriksaan, b. Simpulan Pemeriksa Pajak yg didukung
temuan yg kuat ttg ada atau tdk adanya penyimpangan thd perpu perpajakan c.
Pengungkapan informasi lain yg terkait dgn Pemeriksaan
B224
2. LHP utk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan sekurangkurangnya memuat: (Pasal 10 huruf b PMK-17/PMK.03/2013) a. Penugasan
Pemeriksaan b. Identitas WP c. Pembukuan atau pencatatan WP d. Pemenuhan
kewajiban perpajakan e. Data/informasi yg tersedia f. Buku dan dokumen yg
dipinjam g. Materi yg diperiksa h. Uraian hasil Pemeriksaan i. Ikhtisar hasil
Pemeriksaan j. Penghitungan pajak terutang k. Simpulan dan usul Pemeriksa
Pajak 3. LHP disusun dan ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak (Pasal 6 huruf
c PER-23/PJ/2013) 4. LHP ditandatangani oleh Kepala UP2 utk mengetahui
apakah: Pos-pos yg diperiksa tlh sesuai dgn Rencana Pemeriksaan dan
perubahannya Dasar hukum koreksi tlh sesuai dgn ketentuan perpu
perpajakan. (Pasal 6 huruf d PER-23/PJ/2013)
c. Kewajiban & Kewenangan Pemeriksa Pajak: 1. Kewajiban Pemeriksa Pajak
(Pasal 11 PMK-17/PMK.03/2013) a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan kpd WP (dlm hal Pemeriksaan dilakukan dgn jenis
Pemeriksaan Lapangan) atau Surat Panggilan Dlm Rangka Pemeriksaan Kantor
(dlm hal Pemeriksaan dilakukan dgn jenis Pemeriksaan Kantor) b.
Memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak & SP2 kpd WP pd waktu
melakukan Pemeriksaan c. Memperlihatkan surat yg berisi perubahan tim
Pemeriksa Pajak kpd WP apabila susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak
mengalami perubahan d. Melakukan pertemuan dgn WP utk memberikan
penjelasan mengenai: 1. Alasan dan tujuan Pemeriksaan 2. Hak dan kewajiban
WP selama dan stl pelaksanaan Pemeriksaan 3. Hak WP mengajukan
permohonan utk dilakukan pembahasan dgn Tim Quality Assurance (QA)
Pemeriksaan dlm hal terdapat hasil Pemeriksaan yg blm disepakati antara
Pemeriksa Pajak dgn WP pd saat PAHP 4. Kewajiban dari WP utk memenuhi
dilakukan dgn jenis Pemeriksaan Lapangan c. Meminta kpd Pemeriksa Pajak utk
memperlihatkan surat yg berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak apabila susunan
keanggotaan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan d. Meminta kpd
Pemeriksa Pajak utk memberikan penjelasan ttg alasan & tujuan Pemeriksaan e.
Menerima SPHP f. Menghadiri PAHP pd waktu yg tlh ditentukan; g. mengajukan
permohonan utk dilakukan pembahasan dgn Tim QA Pemeriksaan, dlm hal masih
terdapat hasil Pemeriksaan yg blm disepakati antara Pemeriksa Pajak dgn WP pd
saat PAHP h. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan
Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan 2.
Kewajiban WP dlm Pemeriksaan (Pasal 14 PMK-17/PMK.03/2013) Pemeriksaan
Lapangan Pemeriksaan Kantor WP wajib: a. Memperlihatkan dan/atau
meminjamkan buku, catatan, dan/atau dokumen yg menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan, dan dokumen lain WP wajib: a. Memenuhi panggilan utk datang
menghadiri Pemeriksaan sesuai dgn waktu yg ditentukan
B226
yg berhubungan dgn penghasilan yg diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas
WP, atau objek yg terutang pajak b. Memberikan kesempatan utk mengakses
dan/atau mengunduh data yg dikelola scr elektronik c. Memberikan kesempatan
utk memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan/atau tdk
bergerak yg diduga atau patut diduga digunakan utk menyimpan buku atau
catatan, dokumen yg menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain,
uang, dan/atau barang yg dpt memberi petunjuk ttng penghasilan yg diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yg terutang pajak serta
meminjamkannya kpd Pemeriksa Pajak d. Memberi bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan, yg dpt berupa: 1. Menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas
biaya WP apabila dlm mengakses data yg dikelola scr elektronik memerlukan
peralatan dan/atau keahlian khusus 2. Memberikan bantuan kpd Pemeriksa Pajak
utk membuka barang bergerak dan/atau tdk bergerak 3. Menyediakan ruangan
khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dlm hal Pemeriksaan
dilakukan di tempat WP; e. Menyampaikan tanggapan scr tertulis atas SPHP f.
Memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yg diperlukan. (Pasal 14 ayat (1)
PMK-17/PMK.03/2013)
b. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku, catatan, dan/atau dokumen yg
menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain termasuk data yg
dikelola scr elektronik, yg berhubungan dgn penghasilan yg diperoleh, kegiatan
usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yg terutang pajak c. Memberi bantuan
guna kelancaran Pemeriksaan d. Menyampaikan tanggapan scr tertulis atas SPHP
e. Meminjamkan KKP yg dibuat oleh akuntan publik f. Memberikan keterangan
lisan dan/atau tertulis yg diperlukan (Pasal 14 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013)
e. Jangka Waktu Pemeriksaan: Dilakukan dlm jangka waktu Pemeriksaan yg
meliputi: (Pasal 15 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) 1. Jangka Waktu Pengujian
Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor Jangka waktu pengujiannya paling
lama 6 bulan, yg dihitung sejak Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan
disampaikan kpd WP, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yg tlh
dewasa dari WP, s.d. tanggal SPHP disampaikan kpd WP, wakil, kuasa, pegawai,
atau anggota keluarga yg tlh dewasa dari WP. (Pasal 15 ayat (2) PMK17/PMK.03/2013) Jangka waktu pengujiannya paling lama 4 bulan, yg dihitung
sejak tanggal WP, wakil, kuasa dari WP pegawai, atau anggota keluarga yg tlh
B2210
(Pasal 26 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) 2. Pertemuan dgn WP Pemeriksaan
Lapangan Pemeriksaan Kantor Pertemuan dgn WP Dlm pelaksanaan Pemeriksaan
utk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, Pemeriksa Pajak wajib
melakukan pertemuan dgn WP, wakil, atau kuasa dari WP. (Pasal 27 ayat (1) &
(2) PMK-17/PMK.03/2013)
Alur Pertemuan Alur Pertemuan 1. Pertemuan dilakukan stl Pemeriksa Pajak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan. (Pasal 27 ayat (3)
PMK-17/PMK.03/2013) 1. Pertemuan dilakukan pd saat WP, wakil, atau kuasa dari
WP datang memenuhi Surat Panggilan Dlm Rangka Pemeriksaan Kantor. (Pasal
27 ayat (4) PMK-17/PMK.03/2013) 2. Stl melakukan pertemuan, Pemeriksa Pajak
wajib membuat BA hasil pertemuan, yg ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak dan
WP, wakil, atau kuasa dari WP. (Pasal 27 ayat (5) PMK-17/PMK.03/2013) 3. Dlm
hal WP, wakil, atau kuasa dari WP menolak menandatangani BA hasil pertemuan,
Pemeriksa Pajak membuat catatan mengenai penolakan tsb pd BA hasil
pertemuan. (Pasal 27 ayat (6) PMK-17/PMK.03/2013) 4. Dlm hal Pemeriksa Pajak
tlh: a. Menandatangani BA hasil pertemuan, dan b. Membuat catatan mengenai
penolakan penandatanganan BA,
pertemuan dianggap tlh dilaksanakan.
(Pasal 27 ayat (7) PMK-17/PMK.03/2013)
i. Peminjaman Dokumen: 1. Ketentuan Peminjaman Dokumen berlaku baik utk
Pemeriksaan utk menguji kepatuhan & utk Pemeriksaan utk tujuan lain
Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor a. Buku, catatan, dan/atau dokumen,
termasuk data yg dikelola scr elektronik serta keterangan lain yg diperlukan dan
diperoleh/ditemukan pd saat pelaksanaan Pemeriksaan di tempat WP, dipinjam
pd saat itu juga dan Pemeriksa Pajak membuat bukti peminjaman dan
pengembalian buku, catatan, dan dokumen. (Pasal 28 ayat (1) huruf a PMK17/PMK.03/2013) a. Daftar buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yg
dikelola scr elektronik serta keterangan lain yg diperlukan oleh Pemeriksa Pajak,
hrs dilampirkan pd Surat Panggilan Dlm Rangka Pemeriksaan Kantor. (Pasal 28
ayat (2) huruf a PMK-17/PMK.03/2013) b. Dlm hal buku, catatan, dan/atau
dokumen, termasuk data yg dikelola scr elektronik serta keterangan lain yg
diperlukan blm ditemukan atau diberikan oleh WP pd saat pelaksanaan
Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak membuat surat permintaan peminjaman buku,
catatan, dan dokumen yg dilampiri dgn daftar buku, catatan, dan/atau dokumen
yg wajib dipinjamkan. (Pasal 28 ayat (1) huruf b PMK-17/PMK.03/2013) b. Buku,
catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yg dikelola scr elektronik serta
keterangan lain, wajib dipinjamkan pd saat WP memenuhi panggilan dlm rangka
Pemeriksaan Kantor dan Pemeriksa Pajak membuat bukti peminjaman dan
pengembalian buku, catatan, dan dokumen. (Pasal 28 ayat (2) huruf b PMK17/PMK.03/2013) c. Dlm hal utk mengakses dan/atau mengunduh data yg
dikelola scr elektronik diperlukan c. Dlm hal buku, catatan, dan/atau dokumen,
termasuk
B2211
peralatan dan/atau keahlian khusus, Pemeriksa Pajak dpt meminta bantuan kpd:
WP utk menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya WP; atau Seorang
atau lbh yg memiliki keahlian tertentu, baik yg berasal dari DJP maupun yg
berasal dari luar DJP.
(Pasal 28 ayat (1) huruf c PMK-17/PMK.03/2013)
data yg dikelola scr elektronik serta keterangan lain yg diperlukan blm tercantum
dlm lampiran Surat Panggilan Dlm Rangka Pemeriksaan Kantor, Pemeriksa Pajak
membuat surat permintaan peminjaman buku, catatan, dan dokumen. (Pasal 28
ayat (2) huruf c PMK-17/PMK.03/2013)
2. Kondisi Tertentu atas Dokumen Dokumen Berupa Fotokopi/Data yg Dikelola
Scr Elektronik: Dlm hal yg dipinjam berupa fotokopi dan/atau berupa data yg
dikelola scr elektronik, WP yg diperiksa hrs membuat surat pernyataan bahwa
fotokopi dan/atau data yg dikelola scr elektronik yg dipinjamkan kpd Pemeriksa
Pajak adalah sesuai dgn aslinya. (Pasal 28 ayat (5) PMK-17/PMK.03/2013)
Dokumen Tdk Dimiliki atau Tdk Dikuasai WP: Dlm hal yg diminta oleh Pemeriksa
Pajak tdk dimiliki atau tdk dikuasai oleh WP, WP hrs membuat surat pernyataan
yg menyatakan bahwa buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yg
dikelola scr elektronik serta keterangan lain yg diminta oleh Pemeriksa Pajak tdk
dimiliki atau tdk dikuasai oleh WP. (Pasal 29 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013)
Dokumen Perlu Dilindungi Kerahasiaannya: Dlm hal perlu dilindungi
kerahasiaannya, WP dpt mengajukan permintaan agar pelaksanaan Pemeriksaan
dpt dilakukan di tempat WP dgn menyediakan ruangan khusus. (Pasal 29 ayat (2)
PMK-17/PMK.03/2013) 3. Bukti Penyerahan Dokumen Setiap penyerahan buku,
catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yg dikelola scr elektronik serta
keterangan lain dari WP, Pemeriksa Pajak membuat bukti peminjaman dan
pengembalian buku, catatan, dan dokumen. (Pasal 28 ayat (4) PMK17/PMK.03/2013) Dlm hal WP tlh meminjamkan seluruh buku, catatan,
dan/atau dokumen, termasuk data yg dikelola scr elektronik serta keterangan
lain yg diminta, Pemeriksa Pajak hrs membuat BA pemenuhan slr peminjaman
buku, catatan dan dokumen. (Pasal 30 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) 4. Jangka
Waktu Penyerahan Dokumen Buku, catatan, dan/atau dokumen termasuk data
yg dikelola scr elektronik serta keterangan lain wajib diserahkan kpd Pemeriksa
Pajak paling lama 1 bulan sejak surat permintaan peminjaman buku, catatan,
dan dokumen disampaikan. (Pasal 28 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013) Dlm hal
buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yg dikelola scr elektronik serta
keterangan lain yg dipinjam blm dipenuhi dan jangka waktu 1 bulan blm
terlampaui, Pemeriksa Pajak dpt menyampaikan peringatan scr tertulis paling
banyak 2 x, yaitu: Surat peringatan I stl 2 minggu sejak tanggal penyampaian
surat permintaan peminjaman buku, catatan, dan dokumen; Surat peringatan
II stl 3 minggu sejak tanggal penyampaian surat permintaan peminjaman buku,
catatan, dan dokumen. (Pasal 28 ayat (6) PMK-17/PMK.03/2013) Setiap surat
peringatan yg disampaikan hrs dilampiri dgn daftar buku, catatan, dan dokumen
yg blm dipinjamkan dlm rangka Pemeriksaan. (Pasal 28 ayat (7) PMK17/PMK.03/2013) Apabila jangka waktu 1 bulan terlampaui dan WP tdk atau tdk
sepenuhnya meminjamkan buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yg
dikelola scr elektronik serta keterangan lain yg diminta, Pemeriksa Pajak hrs
membuat BA tdk dipenuhinya permintaan peminjaman buku, catatan, dan
dokumen yg dilampiri dgn rincian daftar buku, catatan, dan dokumen yg wajib
dipinjamkan namun blm diserahkan oleh WP. (Pasal 30 ayat (1) PMK17/PMK.03/2013) 5. Pengujian Besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) (Pasal 31
PMK-17/PMK.03/2013)
B2212
Dlm hal WP tdk atau tdk sepenuhnya meminjamkan buku, catatan, dan/atau
dokumen, termasuk data yg dikelola scr elektronik serta keterangan lain yg
diminta berdasarkan BA tdk dipenuhinya permintaan peminjaman buku, catatan,
dan dokumen, Pemeriksa Pajak hrs menentukan dpt atau tdk-nya melakukan
pengujian dlm rangka menghitung besarnya PKP berdasarkan bukti kompeten yg
cukup sesuai standar pelaksanaan Pemeriksaan. a. PKP Dihitung Scr Jabatan
apabila: Pemeriksaan dilakukan thd WP OP yg menjalankan usaha / pekerjaan
bebas atau WP badan, dan Pemeriksa Pajak tdk dpt melakukan pengujian dlm
rangka menghitung besarnya PKP. b. PKP Tdk Dihitung Scr Jabatan Dlm hal PKP
tdk dihitung scr jabatan, Pemeriksa Pajak dpt meminjam tambahan buku,
catatan, dan/atau dokumen serta keterangan lain selain yg sdh dipinjam.
j. Penyegelan: 1. Tujuan Penyegelan Pemeriksa Pajak berwenang melakukan
Penyegelan utk memperoleh atau mengamankan buku, catatan, dan/atau
dokumen, termasuk data yg dikelola scr elektronik, dan benda-benda lain yg dpt
memberi petunjuk ttg kegiatan usaha / pekerjaan bebas WP yg diperiksa agar
tdk dipindahkan, dihilangkan, dimusnahkan, diubah, dirusak, ditukar, atau
dipalsukan. (Pasal 32 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) 2. Syarat Penyegelan (Pasal
32 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) Penyegelan dilakukan apabila pd saat
pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan, WP, wakil, atau kuasa dari WP yg diperiksa:
a. Tdk memberi kesempatan kpd Pemeriksa Pajak utk memasuki tempat atau
ruang serta memeriksa barang bergerak dan/atau tdk bergerak, yg diduga atau
patut diduga digunakan utk menyimpan buku atau catatan, dan/atau dokumen,
termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yg dikelola scr elektronik atau
scr program aplikasi on-line yg dpt memberi petunjuk ttg kegiatan usaha /
pekerjaan bebas WP; b. Menolak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
yg a.l. berupa tdk memberi kesempatan kpd Pemeriksa Pajak utk mengakses
data yg dikelola scr elektronik atau membuka barang bergerak dan/atau tdk
bergerak; c. Tdk berada di tempat dan tdk ada pegawai atau anggota keluarga
yg tlh dewasa dari WP yg mempunyai kewenangan utk bertindak selaku pihak yg
mewakili WP, shg diperlukan upaya pengamanan Pemeriksaan sbl Pemeriksaan
ditunda; atau d. Tdk berada di tempat dan pegawai atau anggota keluarga yg tlh
dewasa dari WP yg mempunyai kewenangan utk bertindak selaku pihak yg
mewakili WP menolak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan. 3. Tata
Cara Penyegelan (Pasal 33 PMK-17/PMK.03/2013) a. Penyegelan dilakukan dgn
menggunakan tanda segel. b. Penyegelan dilakukan oleh Pemeriksa Pajak dgn
disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 orang yg tlh dewasa selain anggota tim
Pemeriksa Pajak. Dlm hal saksi menolak menandatangani BA Penyegelan,
Pemeriksa Pajak membuat catatan ttg penolakan tsb dlm BA Penyegelan. c. Dlm
melakukan Penyegelan, Pemeriksa Pajak wajib membuat berita acara
Penyegelan. BA Penyegelan dibuat dan ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak
dgn disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 yg tlh dewasa selain anggota tim
Pemeriksa Pajak. (Pasal 33 ayat (4) PMK-17/PMK.03/2013) BA dibuat 2 rangkap
dan rangkap ke-2 diserahkan kpd WP, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota
keluarga yg tlh dewasa dari WP yg diperiksa. (Pasal 33 ayat (5) PMK17/PMK.03/2013) d. Dlm melaksanakan Penyegelan, Pemeriksa Pajak dpt
meminta bantuan Kepolisian Negara RI dan/atau pemda setempat. 4.
Pembukaan Segel (Pasal 34 PMK-17/PMK.03/2013) a. Pembukaan segel dilakukan
apabila: WP, wakil, kuasa, atau pihak yg dpt mewakili WP tlh memberi izin kpd
Pemeriksa Pajak utk membuka atau memasuki tempat atau ruangan, barang
bergerak atau tdk bergerak yg disegel, dan/atau tlh memberi bantuan guna
kelancaran Pemeriksaan;
B2213
Berdasarkan pertimbangan Pemeriksa Pajak, Penyegelan tdk diperlukan lagi;
dan/atau Terdapat permintaan dari penyidik yg sedang melakukan penyidikan
tindak pidana. b. Pembukaan segel hrs dilakukan oleh Pemeriksa Pajak dgn
disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 orang yg tlh dewasa selain anggota tim
Pemeriksa Pajak. c. Dlm keadaan tertentu, pembukaan segel dpt dibantu oleh:
Kepolisian Negara RI, dan/atau Pemda setempat. d. Dlm hal tanda segel yg
digunakan utk melakukan Penyegelan rusak atau hilang, Pemeriksa Pajak hrs:
Membuat BA mengenai kerusakan atau kehilangan, dan Melaporkannya kpd
Kepolisian Negara RI. e. Dlm melakukan pembukaan segel, Pemeriksa Pajak
membuat BA pembukaan segel yg ditandatangani oleh Pemeriksa Pajak & saksi.
Dlm hal saksi menolak menandatangani BA, Pemeriksa Pajak membuat
catatan ttg penolakan tsb dlm BA pembukaan segel. f. BA pembukaan segel
dibuat 2 rangkap dan rangkap ke-2 diserahkan kpd WP, wakil, kuasa, pegawai,
atau anggota keluarga yg tlh dewasa dari WP. 5. WP Tetap Tdk Memberikan
Izin/Bantuan (Pasal 35 PMK-17/PMK.03/2013) Apabila dlm jangka waktu 7 hari stl
tanggal Penyegelan atau jangka waktu lain dgn mempertimbangkan tujuan
Penyegelan, WP, wakil, atau kuasa dari WP tetap tdk memberi izin kpd Pemeriksa
Pajak utk membuka atau memasuki tempat atau ruangan, barang bergerak atau
tdk bergerak yg disegel, dan/atau tdk memberikan bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan, WP dianggap menolak dilakukan Pemeriksaan. (Pasal 35 ayat (1)
PMK-17/PMK.03/2013) Dlm hal WP dianggap menolak dilakukan Pemeriksaan,
WP, wakil, atau kuasa dari WP wajib menandatangani surat pernyataan
penolakan Pemeriksaan. Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP menolak
menandatangani surat pernyataan penolakan, Pemeriksa Pajak membuat dan
menandatangani BA mengenai penolakan tsb. k. Penolakan Pemeriksaan:
Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor WP Menyatakan Menolak Utk
Dilakukan Pemeriksaan Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP yg dilakukan
Pemeriksaan Lapangan utk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan menyatakan menolak utk dilakukan Pemeriksaan termasuk menolak
menerima Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan, WP, wakil, atau kuasa
dari WP hrs menandatangani surat pernyataan penolakan Pemeriksaan. (Pasal 36
ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP menolak
menandatangani surat pernyataan penolakan Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak
membuat BA penolakan Pemeriksaan yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa
Pajak. (Pasal 36 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) WP Menyatakan Menolak Utk
Dilakukan Pemeriksaan Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP memenuhi Surat
Panggilan Dlm Rangka Pemeriksaan Kantor namun menyatakan menolak utk
dilakukan Pemeriksaan, WP, wakil, atau kuasa dari WP hrs menandatangani surat
pernyataan penolakan Pemeriksaan. (Pasal 37 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013)
Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP menolak menandatangani surat
pernyataan penolakan Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak membuat BA penolakan
Pemeriksaan yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 37 ayat (2) PMK17/PMK.03/2013) BA Tdk Dipenuhinya Panggilan Pemeriksaan Apabila: Dlm
jangka waktu paling lama 1 bulan sejak Surat Panggilan Dlm Rangka
Pemeriksaan Kantor disampaikan kpd WP,
B2214
Surat panggilan tsb tdk dikembalikan oleh pos atau jasa pengiriman lainnya,
dan WP tdk memenuhi panggilan Pemeriksaan Kantor, Pemeriksa Pajak
membuat BA tdk dipenuhinya panggilan Pemeriksaan oleh WP yg ditandatangani
oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 37 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
WP/Wakil/Kuasa dari WP Tdk Di Tempat (Pasal 36 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP tdk ada di tempat maka: 1. Pemeriksaan
tetap dpt dilakukan sepanjang terdapat pegawai atau anggota keluarga yg tlh
dewasa dari WP yg dpt dan mempunyai kewenangan utk mewakili WP, terbatas
utk hal yg berada dlm kewenangannya; atau 2. Pemeriksaan ditunda utk
dilanjutkan pd kesempatan berikutnya. Penyegelan Utk keperluan pengamanan
Pemeriksaan, sbl dilakukan penundaan, Pemeriksa Pajak dpt melakukan
Penyegelan. (Pasal 36 ayat (4) PMK-17/PMK.03/2013) WP Tetap Tdk Di
Tempat/Tdk Memberi Izin Apabila stl dilakukan Penyegelan dlm jangka waktu 7
hari atau jangka waktu lain dgn mempertimbangkan tujuan Penyegelan, WP,
wakil, atau kuasa dari WP tetap tdk berada di tempat dan/atau tdk memberi izin
kpd Pemeriksa Pajak utk membuka atau memasuki tempat atau ruangan, barang
bergerak atau tdk bergerak, dan/atau tdk memberikan bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak meminta pegawai atau anggota keluarga yg tlh
dewasa dari WP membantu kelancaran Pemeriksaan. (Pasal 36 ayat (5) PMK17/PMK.03/2013) Pegawai/Anggota Keluarga WP Menolak Membantu
Kelancaran Pemeriksaan Dlm hal menolak membantu kelancaran Pemeriksaan,
Pemeriksa Pajak meminta pegawai atau anggota keluarga yg tlh dewasa dari WP
utk menandatangani surat penolakan membantu kelancaran Pemeriksaan. (Pasal
36 ayat (6) PMK-17/PMK.03/2013) Pegawai/Anggota Keluarga WP Menolak
Menandatangani Surat Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan Dlm hal
menolak utk menandatangani surat penolakan membantu kelancaran
Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak membuat BA penolakan membantu kelancaran
Pemeriksaan yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 36 ayat (7) PMK17/PMK.03/2013)
B2215
Pemeriksa Pajak berdasarkan: Surat pernyataan penolakan Pemeriksaan, BA
penolakan Pemeriksaan, BA tdk dipenuhinya panggilan Pemeriksaan, Surat
penolakan membantu kelancaran Pemeriksaan, BA penolakan membantu
kelancaran Pemeriksaan dpt melakukan penetapan pajak scr jabatan atau
mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan. (Pasal 38 PMK-17/PMK.03/2013)
l. Penjelasan WP dan Permintaan Keterangan Kpd Pihak Ketiga: berlaku baik
utk Pemeriksaan utk menguji kepatuhan & utk Pemeriksaan utk tujuan lain 1.
Penjelasan WP Utk memperoleh penjelasan yg lbh rinci, Pemeriksa Pajak
melalui kepala UP2 dpt memanggil WP, wakil, kuasa dari WP, pegawai atau
anggota keluarga yg tlh dewasa dari WP melalui penyampaian surat panggilan.
(Pasal 39 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) Jika Pemeriksaan dilakukan dgn jenis
Pemeriksaan Lapangan, penjelasan yg lebih rinci dpt dilakukan pd saat
pelaksanaan Pemeriksaan di tempat WP. (Pasal 39 ayat (2) PMK17/PMK.03/2013) Penjelasan yg lebih rinci yg diberikan kpd Pemeriksa Pajak
dituangkan dlm BA mengenai pemberian penjelasan WP yg ditandatangani oleh
tim Pemeriksa Pajak dan WP, wakil, kuasa dari WP, pegawai atau anggota
keluarga yg tlh dewasa dari WP. (Pasal 39 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013) Jika WP,
wakil, kuasa dari WP, pegawai atau anggota keluarga yg tlh dewasa dari WP
menolak menandatangani BA tsb, Pemeriksa Pajak membuat catatan penolakan
tsb dlm BA dimaksud. (Pasal 39 ayat (4) PMK-17/PMK.03/2013) 2. Permintaan
Keterangan Pemeriksa Pajak melalui kepala UP2, dpt meminta keterangan
dan/atau bukti kpd pihak ketiga sesuai Pasal 35 UU KUP scr tertulis sesuai dgn
PMK yg mengatur mengenai tata cara permintaan keterangan kpd pihak ketiga.
(Pasal 40 PMK-17/PMK.03/2013) PMK yg mengatur mengenai tata cara
permintaan keterangan kpd pihak ketiga adalah PMK-87/PMK.03/2013 ttg Tata
Cara Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak-Pihak yg Terikat oleh
Kewajiban Merahasiakan.
m. Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan PAHP: 1. Penyampaian SPHP Hasil
Pemeriksaan utk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan hrs
diberitahukan kpd WP melalui penyampaian SPHP yg dilampiri dgn daftar temuan
hasil Pemeriksaan. (Pasal 41 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) 2. Cara Penyampaian
SPHP a. Scr Lsg Jika SPHP disampaikan scr lsg dan WP, wakil, atau kuasa dari WP
menolak utk menerima SPHP, WP, wakil, atau kuasa dari WP hrs menandatangani
surat penolakan menerima SPHP. (Pasal 41 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013) Jika
menolak menandatangani surat penolakan menerima SPHP, Pemeriksa Pajak
membuat BA penolakan menerima SPHP yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa
Pajak. (Pasal 41 ayat (4) PMK-17/PMK.03/2013) b. Melalui Faksimili 3. Tanggapan
Tertulis atas SPHP a. Bentuk Tanggapan Tertulis (Pasal 42 ayat (1) PMK17/PMK.03/2013) WP wajib memberikan tanggapan tertulis atas SPHP dan daftar
temuan hasil Pemeriksaan dlm bentuk: Lembar pernyataan persetujuan hasil
pemeriksaan jika WP menyetujui slr hasil Pemeriksaan; atau Surat sanggahan
jika WP tdk menyetujui sebagian atau slr hasil Pemeriksaan. Tanggapan tertulis
disampaikan oleh WP scr lsg atau melalui faksimili. b. Jangka Waktu
Penyampaian Tanggapan (Pasal 42 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) Tanggapan
tertulis atas SPHP hrs disampaikan dlm jangka waktu paling lama 7 hari kerja
sejak tanggal diterimanya SPHP oleh WP.
B2216
c. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian Tanggapan (Pasal 42 ayat (3) PMK17/PMK.03/2013) WP dpt melakukan perpanjangan jangka waktu penyampaian
tanggapan tertulis utk jangka waktu paling lama 3 hari kerja terhitung sejak
jangka waktu pd Pasal 42 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013 berakhir. Pemberitahuan
tertulis disampaikan oleh WP scr langsung atau melalui faksimili. d. WP Tdk
Menyampaikan Tanggapan (Pasal 42 ayat (6) PMK-17/PMK.03/2013) Jika WP tdk
menyampaikan tanggapan tertulis atas SPHP, Pemeriksa Pajak membuat BA tdk
disampaikannya tanggapan tertulis atas SPHP yg ditandatangani oleh tim
Pemeriksa Pajak. 4. Hak Hadir WP dlm PAHP Dlm rangka melaksanakan PAHP yg
tercantum dlm SPHP dan daftar temuan hasil Pemeriksaan, kpd WP hrs diberikan
hak hadir dlm PAHP. (Pasal 43 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) a. Isi Undangan
(Pasal 43 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) Hak hadir dlm PAHP diberikan melalui
penyampaian undangan scr tertulis kpd WP dgn mencantumkan hari dan tanggal
dilaksanakannya PAHP. b. Jangka Waktu Penyampaian Undangan (Pasal 43 ayat
(3) PMK-17/PMK.03/2013) Undangan hrs disampaikan kpd WP dlm jangka waktu
paling lama 3 hari kerja terhitung sejak: Diterimanya tanggapan tertulis atas
SPHP dari WP sesuai jangka waktu dlm Pasal 42 ayat (2) atau ayat (3) PMK-
17/PMK.03/2013; atau Berakhirnya jangka waktu dlm Pasal 42 ayat (3) PMK17/PMK.03/2013 (jika WP tdk menyampaikan tanggapan tertulis atas SPHP) c.
Cara Penyampaian Undangan (Pasal 43 ayat (4) PMK-17/PMK.03/2013) Undangan
dpt disampaikan oleh Pemeriksa Pajak scr langsung atau melalui faksimili. 5.
Kondisi-Kondisi WP Kondisi WP Yg Dilakukan Pemeriksaan Jika WP, wakil, atau
kuasa dari WP: Menyampaikan lembar pernyataan persetujuan hasil
Pemeriksaan dlm jangka waktu dlm sesuai Pasal 42 ayat (2) atau ayat (3) PMK17/PMK.03/2013; dan Hadir dlm PAHP sesuai dgn hari dan tanggal yg
tercantum dlm undangan tertulis. Pemeriksa Pajak membuat: Risalah
pembahasan dgn mendasarkan pd lembar pernyataan persetujuan hasil
Pemeriksaan, dan Membuat BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil
pembahasan akhir, yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak dan WP, wakil,
atau kuasa dari WP. (Pasal 44 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) Jika WP, wakil, atau
kuasa dari WP: Menyampaikan lembar pernyataan persetujuan hasil
Pemeriksaan dlm jangka waktu sesuai Pasal 42 ayat (2) atau ayat (3) PMK17/PMK.03/2013; dan Tdk hadir dlm PAHP sesuai dgn hari dan tanggal yg
tercantum dlm undangan tertulis. Pemeriksa Pajak membuat: Risalah
pembahasan berdasarkan lembar pernyataan persetujuan hasil Pemeriksaan,
BA ketidakhadiran WP dlm PAHP, dan BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil
pembahasan akhir, yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 44 ayat
(2) PMK-17/PMK.03/2013) Jika WP, wakil, atau kuasa dari WP: Menyampaikan
surat sanggahan dlm jangka waktu sesuai Pasal 42 ayat (2) atau ayat (3) PMK17/PMK.03/2013; dan Pemeriksa Pajak hrs: Melakukan PAHP dgn WP dgn
mendasarkan pd surat sanggahan, dan Menuangkan hasil pembahasan tsb dlm
risalah pembahasan, yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak dan WP, wakil,
atau kuasa dari WP.
B2217
Hadir dlm PAHP sesuai undangan.
(Pasal 44 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
Pemeriksa Pajak membuat: BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil
pembahasan akhir stl pembahasan dgn Tim QA Pemeriksaan dilaksanakan (jika
ada hasil Pemeriksaan yg blm disepakati dlm risalah pembahasan) (Pasal 45 ayat
(1) PMK-17/PMK.03/2013), Jika WP tdk mengajukan permohonan pembahasan
dgn Tim QA Pemeriksaan, BA PAHP yg dilampiri dgn ihtisar hasil pembahasan
akhir dibuat berdasarkan risalah pembahasan. (Pasal 45 ayat (2) PMK17/PMK.03/2013) Catatan mengenai penolakan penandatanganan (jika WP,
wakil, atau kuasa dari WP menolak menandatangani risalah pembahasan,
dan/atau BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil pembahasan akhir). (Pasal 45
ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
Jika WP, wakil, atau kuasa dari WP: Menyampaikan surat sanggahan dlm jangka
waktu sesuai Pasal 42 ayat (2) atau ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013; dan Tdk
hadir dlm PAHP sesuai dgn hari dan tanggal yg tercantum dlm undangan.
Pemeriksa Pajak membuat: Risalah pembahasan berdasarkan surat sanggahan,
BA ketidakhadiran WP dlm PAHP, dan BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil
pembahasan akhir, Yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 44 ayat
(4) PMK-17/PMK.03/2013)
Jika WP, wakil, atau kuasa dari WP: Tdk menyampaikan tanggapan tertulis atas
SPHP dlm jangka waktu sesuai Pasal 42 ayat (2) atau ayat (3) PMK17/PMK.03/2013; dan Hadir dlm PAHP sesuai undangan.
Pemeriksa Pajak tetap: Melakukan PAHP dgn WP, dan Menuangkan hasil
pembahasan tsb dlm risalah pembahasan, yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa
Pajak dan WP, wakil, atau kuasa dari WP. (Pasal 44 ayat (5) PMK-17/PMK.03/2013)
Pemeriksa Pajak membuat: BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil
pembahasan akhir stl pembahasan dgn Tim QA Pemeriksaan dilaksanakan (jika
ada hasil Pemeriksaan yg blm disepakati dlm risalah pembahasan) (Pasal 45 ayat
(1) PMK-17/PMK.03/2013), Jika WP tdk mengajukan permohonan pembahasan
dgn Tim QA Pemeriksaan, BA PAHP yg dilampiri dgn ihtisar hasil pembahasan
akhir dibuat berdasarkan risalah pembahasan. (Pasal 45 ayat (2) PMK17/PMK.03/2013) Catatan mengenai penolakan penandatanganan (jika WP,
wakil, atau kuasa dari WP menolak menandatangani risalah pembahasan,
dan/atau BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil pembahasan akhir). (Pasal 45
ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
Jika WP, wakil, atau kuasa dari WP:
Pemeriksa Pajak membuat: Risalah pembahasan berdasarkan SPHP,
B2218
Tdk menyampaikan tanggapan tertulis atas SPHP dlm jangka waktu sesuai
Pasal 42 ayat (2) atau ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013; dan Tdk hadir dlm PAHP
sesuai dgn hari dan tanggal yg tercantum dlm undangan.
BA ketidakhadiran WP dlm PAHP, dan BA PAHP yg dilampiri dgn ikhtisar hasil
pembahasan akhir, yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 44 ayat
(6) PMK-17/PMK.03/2013)
6. Ketidakhadiran WP Jika WP tdk hadir dlm PAHP pd hari dan tanggal sesuai
undangan, PAHP dianggap tlh dilakukan. (Pasal 46 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013)
Jika PAHP dianggap tlh dilakukan, BA PAHP yg dilampiri dgn ihtisar hasil
pembahasan akhir ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 46 ayat (2)
PMK-17/PMK.03/2013) 7. Permohonan Pembahasan dgn Tim QA a. Tujuan Surat
Permohonan (Pasal 47 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) Jika WP mengajukan
permohonan pembahasan dgn Tim QA Pemeriksaan, WP menyampaikan surat
permohonan kpd: Kepala Kanwil DJP, jika Pemeriksaan dilakukan oleh
Pemeriksa Pajak pd KPP atau Kanwil DJP; atau Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan, jika Pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksa Pajak pd Direktorat
Pemeriksaan dan Penagihan. b. Syarat Permohonan Pembahasan dgn Tim QA
(Pasal 47 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) Permohonan pembahasan dgn Tim QA
Pemeriksaan dpt dilakukan apabila: Risalah pembahasan sesuai Pasal 44 ayat
(3) atau ayat (5) PMK-17/PMK.03/2013 tlh ditandatangani oleh tim Pemeriksa
Pajak dan WP, wakil, atau kuasa dari WP; dan BA PAHP sesuai Pasal 45 ayat (2)
PMK-17/PMK.03/2013 blm ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak dan WP,
wakil, atau kuasa dari WP. c. Cara dan Jangka Waktu Penyampaian Surat
Permohonan (Pasal 47 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013) Surat permohonan
pembahasan dgn Tim QA Pemeriksaan hrs disampaikan: scr lsg, atau melalui
faksimili, dlm jangka waktu paling lama 3 hari kerja sejak penandatanganan
risalah pembahasan sesuai Pasal 44 ayat (3) atau ayat (5) PMK-17/PMK.03/2013
rugi fiskal tsb digunakan sbg dasar utk memperhitungkan rugi fiskal ke thn pajak
berikutnya. (Pasal 68 ayat (6) PMK-17/PMK.03/2013)
IV. Pemeriksaan utk Tujuan Lain
a. Ruang Lingkup, Kriteria, dan Jenis Pemeriksaan: 1. Ruang lingkup Pemeriksaan
dpt meliputi: (Pasal 69 PMK-17/PMK.03/2013) Penentuan, pencocokan, atau
pengumpulan materi yg berkaitan dgn tujuan Pemeriksaan. 2. Kriteria
Pemeriksaan (Pasal 70 PMK-17/PMK.03/2013) Pemberian NPWP scr jabatan
selain yg dilakukan berdasarkan Verifikasi sesuai PMK-146/PMK.03/2012;
Penghapusan NPWP selain yg dilakukan berdasarkan Verifikasi sesuai PMK146/PMK.03/2012; Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP selain yg
dilakukan berdasarkan Verifikasi sesuai PMK-146/PMK.03/2012; WP mengajukan
keberatan; Pengumpulan bahan guna penyusunan norma penghitungan
penghasilan neto; Pencocokan data dan/atau alat keterangan; Penentuan WP
berlokasi di daerah terpencil; Penentuan 1 atau lbh tempat terutang PPN;
Pemeriksaan dlm rangka penagihan pajak; Penentuan saat produksi dimulai
atau memperpanjang jangka waktu kompensasi kerugian sehubungan dgn
pemberian fasilitas perpajakan; dan/atau Memenuhi permintaan informasi dari
negara mitra P3B. 3. Jenis Pemeriksaan (Pasal 71 PMK-17/PMK.03/2013)
Pemeriksaan Lapangan, atau Pemeriksaan Kantor.
b. Standar Pemeriksaan: 1. Standar Pemeriksaan meliputi: a. Standar Umum
Pemeriksaan (Pasal 73 PMK-17/PMK.03/2013) Sama dgn Standar Umum
Pemeriksaan utk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan b.
Standar Umum Pemeriksaan (Pasal 74 PMK-17/PMK.03/2013) 1. Hrs didahului dgn
persiapan yg baik, sesuai dgn tujuan Pemeriksaan, dan mendapat pengawasan
yg seksama; a. Persiapan yg baik hrs didukung dgn penyusunan Program
Pemeriksaan (audit program). b. Pengawasan yg seksama dilakukan oleh
Supervisor dlm rangka memastikan bahwa pelaksanaan Pemeriksaan sejalan dgn
tujuan & kriteria Pemeriksaan. (Pasal 7 huruf a PER-23/PJ/2013) 2. Luas
Pemeriksaan disesuaikan dgn kriteria dilakukannya Pemeriksaan; 4. Kriteria
Bagian III huruf b angka 2.b butir 4, 7, 8 berlaku juga utk Pemeriksaan utk tujuan
lain 5. Didokumentasikan dlm bentuk KKP. Fungsi KKP (Pasal 75 huruf a PMK17/PMK.03/2013) Bukti bahwa Pemeriksa Pajak tlh melaksanakan Pemeriksaan
berdasarkan standar Pemeriksaan Dasar pembuatan LHP
B2225
c. Standar Pelaporan Hasil Pemeriksaan (Pasal 76 PMK-17/PMK.03/2013) 1. LHP
disusun scr ringkas dan jelas, memuat: a. Ruang lingkup atau pos-pos yg
diperiksa sesuai dgn tujuan Pemeriksaan b. Simpulan Pemeriksa Pajak c.
Pengungkapan informasi lain yg terkait 2. LHP utk tujuan lain sekurangkurangnya memuat: a. Identitas WP b. Penugasan Pemeriksaan c. Dasar (tujuan)
Pemeriksaan d. Buku dan dokumen yg dipinjam e. Materi yg diperiksa f. Uraian
hasil Pemeriksaan g. Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak 3. LHP disusun dan
ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak, (Pasal 9 huruf c PER-23/PJ/2013) 4. LHP
ditandatangani oleh Kepala UP2 utk mengetahui apakah: Hasil Pemeriksaan tlh
sesuai kriteria Pemeriksaan tujuan lain, Simpulan, usul, dan/atau rekomendasi
yg diberikan tlh memiliki dasar hukum yg tepat. (Pasal 9 huruf d PER-23/PJ/2013)
c. Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa Pajak: 1. Kewajiban Pemeriksa Pajak
(Pasal 77 PMK-17/PMK.03/2013) a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan
atau c. Thn Pajak sebagaimana tercantum dlm SP2. (Pasal 83 ayat (3) PMK17/PMK.03/2013) Cara Penyampaian Pemberitahuan Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan dpt disampaikan: 1. Scr lsg kpd WP pada saat dimulainya
Pemeriksaan Lapangan; a. Dlm hal disampaikan scr lsg dan WP tdk berada di
tempat, dpt disampaikan kpd: Wakil atau kuasa dari WP; atau Pihak yg dpt
mewakili WP, yaitu: Pegawai dari WP yg mnr Pemeriksa Pajak dpt mewakili WP,
dlm hal Pemeriksaan dilakukan thd WP badan; atau Anggota keluarga yg tlh
dewasa dari WP yg mnr Pemeriksa Pajak dpt mewakili WP, dlm hal Pemeriksaan
dilakukan thd WP OP.
(Pasal 84 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) b. Dlm
hal wakil atau kuasa dari WP atau pihak yg dpt mewakili WP tdk dpt ditemui,
disampaikan melalui pos atau jasa pengiriman lainnya dan Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Lapangan dianggap tlh disampaikan. (Pasal 84 ayat (4) PMK17/PMK.03/2013) 2. Melalui faksimili, 3. Melalui pos dgn bukti pengiriman surat,
atau Cara Penyampaian Pemberitahuan Surat Panggilan Dlm Rangka
Pemeriksaan Kantor dpt disampaikan melalui: 1. Faksimili, 2. Pos dgn bukti
pengiriman surat, atau 3. Jasa pengiriman lainnya dgn bukti pengiriman. (Pasal
84 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
B2228
4. Jasa pengiriman lainnya dgn bukti pengiriman. (Pasal 84 ayat (1) PMK17/PMK.03/2013)
h. Peminjaman Dokumen: Buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi,
dan keterangan lain yg dipinjam hrs disesuaikan dgn tujuan dan kriteria
Pemeriksaan utk tujuan lain sesuai Pasal 70 PMK-17/PMK.03/2013. Peminjaman
buku, catatan, dan dokumen serta data, informasi, dan keterangan lain hrs
dilaksanakan sesuai dgn ketentuan sesuai Pasal 28 & Pasal 29 PMK17/PMK.03/2013. Kriteria Bagian III huruf i berlaku juga utk Pemeriksaan utk
tujuan lain
i. Penolakan Pemeriksaan: Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Kantor Dlm hal
WP, wakil, atau kuasa dari WP yg dilakukan Pemeriksaan Lapangan utk tujuan
lain menyatakan menolak utk dilakukan Pemeriksaan, termasuk menolak
menerima Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan, WP, wakil, atau kuasa
dari WP hrs menandatangani surat penolakan Pemeriksaan. (Pasal 86 ayat (1)
PMK-17/PMK.03/2013) Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP menolak
menandatangani surat penolakan Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak membuat BA
penolakan Pemeriksaan yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 86
ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013) Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP yg
dilakukan Pemeriksaan Kantor utk tujuan lain memenuhi Surat Panggilan Dlm
Rangka Pemeriksaan Kantor namun menyatakan menolak utk dilakukan
Pemeriksaan, WP, wakil, atau kuasa dari WP hrs menandatangani surat
pernyataan penolakan Pemeriksaan. (Pasal 87 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013)
Dlm hal WP, wakil, atau kuasa dari WP menolak menandatangani surat
pernyataan penolakan Pemeriksaan, Pemeriksa Pajak membuat BA penolakan
Pemeriksaan yg ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. (Pasal 87 ayat (2) PMK17/PMK.03/2013)
Konsekuensi Apabila WP Menolak Utk Dilakukan Pemeriksaan 1. Permohonan
WP Tdk Dpt Diproses atau Tdk Dpt Dipertimbangkan Berdasarkan surat
pernyataan penolakan Pemeriksaan atau BA penolakan Pemeriksaan,
permohonan WP tdk dpt diproses atau tdk dpt dipertimbangkan dlm hal
Pemeriksaan dilakukan dlm rangka: a. Penentuan WP berlokasi di daerah
terpencil; atau b. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka
waktu kompensasi kerugian sehubungan dgn pemberian fasilitas perpajakan.
(Pasal 88 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) 2. WP Diberi NPWP dan Dikukuhkan Sbg
PKP Scr Jabatan Berdasarkan surat pernyataan penolakan Pemeriksaan atau BA
penolakan Pemeriksaan, WP diberi NPWP dan dikukuhkan sbg PKP scr jabatan
dlm hal Pemeriksaan dilakukan dlm rangka: a. Pemberian NPWP scr jabatan;
dan/atau b. Pengukuhan PKP scr jabatan. (Pasal 88 ayat (2) PMK17/PMK.03/2013) 3. Permohonan WP Tdk Dikabulkan Berdasarkan surat
pernyataan penolakan Pemeriksaan atau BA penolakan Pemeriksaan,
permohonan WP tdk dikabulkan dlm hal Pemeriksaan dilakukan dlm rangka: a.
Penghapusan NPWP; dan/atau b. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan PKP.
(Pasal 88 ayat (3) PMK-17/PMK.03/2013)
j. Penjelasan WP & Pihak Ketiga: 1. Dlm pelaksanaan Pemeriksaan, melalui kepala
UP2, Pemeriksa Pajak juga dpt memanggil WP utk memperoleh penjelasan yg lbh
rinci atau meminta keterangan dan/atau bukti yg berkaitan dgn Pemeriksaan kpd
pihak ketiga sesuai Pasal 35 UU KUP. (Pasal 89 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) 2.
Permintaan keterangan kpd WP atau kpd pihak ketiga hrs dilaksanakan sesuai
dgn ketentuan dlm Pasal 39 dan Pasal 40 PMK-17/PMK.03/2013. (Pasal 89 ayat
(2) PMK-17/PMK.03/2013)
B2229
Bagian III huruf l berlaku juga utk Pemeriksaan utk tujuan lain
V. Kuesioner Pemeriksaan Tujuan Penyampaian Kuesioner Pemeriksaan (Pasal
90 ayat (1) PMK-17/PMK.03/2013) Pemeriksa Pajak wajib menyampaikan
Kuesioner Pemeriksaan kpd WP yg diperiksa utk meningkatkan kualitas &
akuntabilitas Pemeriksaan. Waktu Penyampaian Kuesioner Kpd WP (Pasal 90
ayat (2) & (3) PMK-17/PMK.03/2013) Pemeriksaan Utk Menguji Kepatuhan
Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Pemeriksaan Utk Tujuan Lain Penyampaian
Kuesioner Pemeriksaan dilakukan pd saat pertemuan dgn WP sesuai Pasal 27
PMK-17/PMK.03/2013. Penyampaian Kuesioner Pemeriksaan disampaikan pd
saat: 1. Penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan, atau 2. Pd
saat WP datang memenuhi Surat Panggilan Dlm Rangka Pemeriksaan Kantor.
Penyampaian Kuesioner Pemeriksaan Oleh WP (Pasal 90 ayat (4) PMK17/PMK.03/2013) WP dpt menyampaikan Kuesioner Pemeriksaan yg tlh diisi kpd:
1. Direktur Pemeriksaan dan Penagihan, jika UP2 adalah Direkorat Pemeriksaan
dan Penagihan; atau 2. Kakanwil DJP, jika UP2 adalah Kantor Wilayah DJP atau
KPP.
VI. Ketentuan Lain-lain SP2 yg Diterbitkan Sbl Berlakunya PMK-17/PMK.03/2013
dan Pemeriksaan Blm Selesai Proses penyelesaian selanjutnya dilakukan
berdasarkan ketentuan PMK-17/PMK.03/2013. (Pasal 94 ayat (1) PMK17/PMK.03/2013)
Pemeriksaan yg Ditindaklanjuti dgn Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Tlh
Dibuat LHP Sumir Dpt dilakukan Pemeriksaan dlm rangka penerbitan skp
sepanjang hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan tdk terdapat indikasi tindak pidana
di bidang perpajakan. (Pasal 94 ayat (2) PMK-17/PMK.03/2013)