Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan
distribusi, penghindaran dari gangguan - gangguan yang menyebabkan sebagian
besar pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan menengah
20 kV, yaitu akibat alam (petir, angin, hujan, binatang) dan sebagian lagi adalah
kerusakan peralatan. Keandalan adalah penampilan unjuk kerja suatu peralatan
atau sistem sesuai dengan fungsinya dalam periode waktu dan kondisi operasi
tertentu. Terdapat empat faktor yang dalam keandalan tersebut, yaitu: probabilitas,
unjuk kerja sesuai dengan fungsinya, periode waktu dan kondisi operasi.
Pada suatu gardu induk arrester dan fuse cut out sangatlah diperlukan.
Arrester digunakan untuk melindungi peralatan dari gangguan petir yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada peralatan tegangan tinggi, peralatan kontrol,
telekomunikasi dan peralatan lainnya. Sedangkan Fuse cut out berfungsi untuk
mendeteksi adanya gangguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga
rating pemutusnya. Sehingga dapat mengamankan jaringan transmisi dari
kerusakan. Untuk mendapatkan unjuk kerja yang baik pada arrester dan fuse cut
out, maka diperlukan pemeliharaan yang rutin, baik, dan sesuai prosedur.

1.2 Tujuan Penulisan


a.

Untuk dapat mengetahui pemeliharaan dan perbaikan Arrester

b.

Untuk dapat mengetahui pemeliharaan dan perbaikan Fuse Cut out

1.3 Batasan Masalah


1.

Pembahasan tentang pemeliharaan arrester

2.

Pembahasan tentang pemeliharaan Fuse Cut Out


1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK


2.1.1 Pengertian Dan Tujuan Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan
atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa
peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin
kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
1. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.
2. Untuk memperpanjang umur peralatan.
3. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan
4. Meningkatkan Safety peralatan.
5. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
Faktor yang paling dominan dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan
tinggi adalah pada sistem isolasi. Isolasi disini meliputi isolasi keras (padat) dan
isolasi minyak (cair). Suatu peralatan akan sangat mahal bila isolasinya sangat
bagus, dari demikian isolasi merupakan bagian yang terpenting dan sangat
menentukan umur dari peralatan. Untuk itu kita harus memperhatikan /
memelihara sistem isolasi sebaik mungkin, baik terhadap isolasinya maupun
penyebab kerusakan isolasi.
Dalam pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi kita membedakan
antara pemeriksaan / monitoring (melihat, mencatat, meraba serta mendengar)
dalam keadaan operasi dan memelihara (kalibrasi / pengujian, koreksi / resetting
serta memperbaiki / membersihkan ) dalam keadaan padam

2.1.2. Jenis-jenis Pemeliharaan.


Jenisjenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :
Predictive

Maintenance

(Conditional

Maintenance)

adalah

pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan


listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju
kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan
secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik
pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan
peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga
pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance ).
Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan
secara tiba- tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum
sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan
berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada
( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut
juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time Base Maintenance ).
Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan
berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan
atau untuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk
mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan
instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa
Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi
yang dilaksanakan dengan terencana.
Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam :
1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator
atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO Gardu
Induk Tanpa Operator).
2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan
oleh petugas pemeliharaan.

2.1.3 Jadwal Pemeliharaan Distribusi


Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang disusun
dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik. Adapun
jadwal tersebut menurut siklusnya yang dikelompokkan dalam empat kelompok,
yaitu :
1

Pemeliharaan Triwulan

Pemeliharaan Semesteran

Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan Tiga Tahun

Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal


ini diharapkan daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional.
Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan :
1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.
Pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan dalam
keadaan bertegangan,
visual

dengan

adalah mengadakan pemeliharaan secara

maksud

untuk

menemukan

gangguan

yang

dikhawatirkan. Gangguan tersebut menyebabkan kerusakan pada


sistem operasi. Pemeliharaan semacam ini pada pelaksanaannya
menggunakan chek list untuk memudahkan para petugas memeriksa
dan mendata hal - hal yang perlu diperhatikan.
2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas bertegangan.
Pekerjaan yang meliputi:
1

Pemeriksaan

Pembersihan

Pengetesan

Penggantian material bantu (fuse link, HRC fuse )

Adapun bagian - bagian sistem yang perlu dilakukan pemeliharaan


peralatan jaringan distribusi secara periodik, diantaranya adalah :
1. Trafo Distribusi
2. Pemisah (PMS)
3. PMT
4. Pemeliharaan Alat Pengaman
5. Pemeliharaan Alat pelindung
6. Pemeliharaan Saklar Tiang
2. 2. SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI
2.2.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Pentahanan Jaringan Distribusi
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman
langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau
kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan
lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan
sistem pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan
badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi,
terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alatalat pengaman tersebut.
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

1.

Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan personil dan


peralatan menggunakan rangkaian yang efektif.

2.

Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat


surja hubung (surge current)

3.

Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi

kimiawi tanah. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur


peralatan yang dilindungi.
4.

Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam


pelayanannya.

Secara umum tujuan dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah
sebagai berikut :
1.

Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu


dari instalasi secara aman.

2.

Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia


dan peralatan.

3.

Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan


tegangan kejut.

Sistem pentanahan dapat dibagi dua :


1. Pentanahan sistem ( pentanahan netral )
2. Pentanahan umum ( pentanahan peralatan )
2.3. ARRESTER
2.3.1 Pengertian Arrester
Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi
peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap
gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan
cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah.
Berhubungan dengan fungsinya itu maka ia harus dapat menahan tegangan
system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus
ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Ia berlaku sebagai jalan pintas sekitar
isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah untuk dilalui oleh kilat atau petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.
Selain melindungi perlatan dari tegangan lebih yang diakibatkan oleh
tegangan lebih external, arrester juga melindungi peralatan yang diakibatkan oleh
tegangan lebih internal seperti surja hubung, selain itu arrester juga merupakan

kunci dalam koordinasi isolasi suatu system tenagan listrik. Bila surja dating ke
gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan
abnormal yang akan mengenai peralatan dalam gardu induk.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :
1. Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya
(discharge voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu
pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat mengamankan isolasi
peralatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap
breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan
sisa (residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop).
Jatuh tegangan pada arrester = I x R
Dimana
I = Arus maksimal (A)
R = Tahanan arrester (Ohm)
2. Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat berkeja terus
seperti semula. Batas dari tegangan system dimana arus susualn ini masih
mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.

2. 3.2 Macam - Macam Arrester


Arrester prinsipnya terdiri dari dua jenis yaitu :
1.

Arrester jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung pelindung


(protector tube)

2.

Arrester katup (valve type)

1.

Arrester jenis ekspulsi atau tabung pelindung

Pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat
dan sele percik yang berada di luar di udara atau disebut juga sela seri.
Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arrester kedua sela
percik, yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan
membentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arrester menjadi
konduktor dengan impedansi rendah dan melakukan surja arus dan arus daya
system bersama sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir
menguapkan sedikit bahan tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya
menyembur pada api dan mematikannya pada waktu arus susulan melewati titik
nolnya.
Arus susulan dalam arrester jenis ini dapat mencapai harga yang lebih
tinggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari 1 (satu) atau 2 (dua) gelombang, dan
biasanya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan.
Arrester jenis ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt waktu yang lebih baik
dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan.
Tetapi tegangan percik impulsnya lebih tinggi dari arrester jenis katup.
Tambahan lagi kemampuan untuk memutuskan arus susulan tergantung dari
tingkat arus hubung singkat dari system pada titik dimana arrester itu dipasang.
Dengan demikian perlindungan dengan arrester jenis ini dipandang tidak memadai
untuk perlindungan transformator daya, kecuali untuk system distribusi. Arrester
jenis ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi untuk membatasi besar
surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terakhir ini arrester
jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.
2.

Arrester jenis katup

Arrester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang
terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.

Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri.
Apabila sela seri tembus pada saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat
tersebut menjadi penghantar. Sela seri itu tidak bias memutuskan arus susulan.
Dalam hal ini dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik
tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi
dasar terlihat pada karakteristik volt ampere.
Arrester jenis katup ini dibagi menjadi dalam empat jenis yaitu :
1. Arrester katup jenis gardu (station)
2. Arrester katup jenis saluran (intermediate)
3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesin
4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin mesin (distribution)
2.1. Arrester katup jenis gardu
Arrester jenis gardu ini adalah jenis yang paling efisien dan juga paling
mahal. Perkataan gardu disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum
pada gardu induksi besar. Umumnya dipakai untuk melindungi alat alat yang
mahal pada rangkaian rangkaian mulai dari 2400 volt sampai 287 kV dan tlebih
tinggi.
2.2. Arrester katup jenis saluran
Arrester katup jenis saluran ini lebih murah dari arrester jenis gardu. Kata
saluran disini bukanlah berarti untuk saluran transmisi. Seperti arrester jenis
gardu, arrester jenis saluran ini dipakai untuk melindungi transformator dan
pemutus daya serta dipakai pada system tegangan 15 kV sampai 69 kV.
2.3. Arrester katup jenis gardu untuk mesin mesin
Arrester jenis gardu ini khusus untuk melindungi mesin mesin berputar.
Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

2.4. Arrester katup jenis distribusi untuk mesin mesin


Arrester jenis distribusi ini khusus melindungi mesin mesin berputar
seperti diatas dan juga melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa
minyak. Arrester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 120 volt sampai
750 volt.
2.3.3. Karakteristik Arrester
Oleh karena arrester dpakai untuk melindungi peralatan system tenaga
listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan
dengan baik didalam pemakaiannya. Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar
yang penting dalam pemakaiannya yaitu :
Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui. Ia mempunyai
karakteristik yang dibatasi oleh tegangan ( voltage limiting) bila dilalui oleh
berbagai macam arus petir.
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan
yang mempunyai tegangan ratingnya. Maka jelaslah bahwa ia tidak boleh
dikenakan tegangan yang melebihi rating ini, maka didalam keadaan normal
maupun dalam keadaan abnormal. Oleh karena itu menjalankan fungsinya ia
menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transiens c/s.
karakteristik pembatasan tegangan impuls dari arrester adalah harga yang dapat
ditahan oleh terminal ketika melewatkan arus arus tertentu dan harga ini berubah
dengan singkat baik sebelum arus mengalir maupum mulai bekerja. Untuk batas
termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu yang lama
atau terjadi berulang ulang tanpa menaikkan suhunya. Meskipun kemampuan
arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 100.000 ampere, tetapi
kemampuannya untuk melewatkan surja hunbung terutama bila saluran menjadi
panjang dan berisi tenaga besar yang masih rendah.

1
0

Maka agar supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah
mungkin, suatu system perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan
sebagai berikut
1.

Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebabkan hubung


singkat ke tanah (saturated ground fault)

2.

Dapat memutuskan arus susulan

3.

Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah,


artinya tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.

Berikut gambar konstruksi arrester

Gb. 1 : Konstruksi Arrester

11

2.4 FUSE CUT OUT


2.4.1. Pengertian Cut Out
Cut out adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang
gunanya untuk mengamankan jaringan TM dan peralatan kearah GI terhadap
hubungan singkat di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out.
Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui
arus nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar
dari arus nominal trafo sisi TM
Cut out distribusi mempunyai penyangga yang bersifat menyekat dan
memegang pelebur, yang dilapisi dengan bahan organik. Pemutusan karena arus
lebih, akan terjadi pada pemegang-pemegang oleh aksi ionisasi dari gas yang
dihasilkan oleh lapisan bahan organik sewaktu terkena busur panas api yang
timbul karena mencairnya sambungan pelebur.
Dalam jaringan distribusi ada beberapa tipe cut out pelebur, yaitu :
Cut out pelebur tipe plug
Cut out pelebur tipe pintu
Cut out pelebur tipe terbuka
2.4.2. Sifat-Sifat Pengaman Lebur Cut Out
1-

Kekuatan isolasi berada pada tingkatan tenaga

2-

Digunakan terutama pada gardu induk dan distribusi

3-

Konstruksi mekanis di sesuaikan dengan pemasangan dalam gardu

4-

Tegangan kerjanya sesuai dengan di gardu dan tegangan sistem


transmisinya

12

Pengaman lebur tenaga mempunyai rating tegangan, arus beban dan rating
arus pemutus yang lebih tinggi daripada cut out pelebur di sisi busi. Ada dua jenis
pengaman lebur tenaga, yaitu :
1- Tipe ekspulsi, pemutusan arus lebih lewat arus diionisasi dari gas, seperti pada
cut out pelebur distribusi.
2- Tipe pembatas arus, pemutusan arus lebih terjadi pada waktu busur api yang
timbul karena melelehnya elemen lebur dikalahkan oleh pembatas mekanis
dan aksi pendinginan dari pengisian pasir disekitar elemen lebur.
2.4.3. Rating Pengaman Lebur
Pengaman lebur mempunyai rating arus, rating tegangan dan rating pemutus,
didalam pemakaiannya hal tersebut perlu sekali diperhatikan.
1- Rating arus
Adalah besarnya arus searah atau arus bolak-balik maksimum dalam Ampere
pada rating frekuensi yang mengalir tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang
melampaui batas.
1- Rating tegangan
Adalah tegangan searah atau bolak-balik yang mana pengaman lebur
direncanakan untuk beroperasi.
2- Rating pemutus
Adalah arus hubung singkat maksimum yang ditunjuk pada tegangan rated
yang dapat memutus pelebur dengan aman.
2.4.5 Karakteristik Pengaman Lebur
Pelebur atau fuse mempunyai dua karakteristik (kurva karakteristik
terlampir), yaitu:
1- Karakteristik pengaman, yaitu hubungan antara arus hubung singkat simetri
atau asimetri dengan arus pemutusan pelebur (arus cut out)

13

1- Karakteristik pencairan (melting) dan pemutusan (clearing), yaitu hubungan


antara arus gangguan dengan waktu mulai mencair dan pemutusan fuse.
Untuk ini ada dua kurva yaitu maksimum clearing time dan minimum melting
time

Berikut gambar konstruksi Fuse Cut Out

Gb. 2 : Konstruksi Fuse Cut Out

14

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PEMELIHARAAN ARRESTER


Lightning arrester adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi
peralatan listrik terhadap sambaran petir. Dipasang pada atau dekat peralatan yang
dihubungkan dari fasa konduktor ke tanah. Lightning arrester membentuk jalan
yang mudah dilalui petir atau surja, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang
tinggi pada peralatan. Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran daya sistem 50 Hz. Pada kerja normal, lightning arrester
berfungsi sebagai isolator dan bila terkena sambaran petir akan berlaku sebagai
konduktor yang mengalirkan petir ke bumi. Setelah petir hilang, lightning arrester
harus cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT) tidak
sempat membuka. Pada kondisi normal (tidak terkena petir), arus bocor lightning
arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila melebihi angka tersebut berarti
kemungkinan besar lightning arrester mengalami kerusakan.
Pemeliharaan arrester adalah suatu kegiatan yang sangat penting, karena
pemeliharaan terbaik akan memperpanjang umur peralatan dan akan menjamin
berfungsinya peralatan dengan baik. Untuk mendapatkan operasi yang optimal
diperlukan pemeliharaan yang baik terhadap peralatan. Untuk pemeliharaan
arrester terdiri dari:
1.

Pemeliharaan Harian

2.

Pemeliharaan Tahunan

3.

Pemeliharaan 10 Tahunan

15

a. Pemeliharaan harian
Pemeliharaan harian dilaksanakan dalam kondisi operasi.
Tabel 1 Pemeliharaan harian arrester

No.

1.

2.

Peralatan /
komponen
yang diperiksa
Discharge
counter

Memeriksa discharge
counter dan mencatat
bila ada kenaikan

Rumah isolator

Memeriksa rumah
isolator secara visual
(ada
tidaknya
keretakan)

Memeriksa
3.

Cara Pelaksanaan

Miliammeter penunjukkan
miliammeter

16

b. Pemeliharaan Tahunan
Pemeliharaan tahunan dilaksanakan dalam keadaan tidak operasi, dan
sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan.

Tabel 2 Pemeliharaan tahunan arrester

No.

1.

2.

Peralatan /
komponen yang
diperiksa

Cara Pelaksanaan

Rumah isolator

Membersihkan
rumah isolator dan
memeriksa apakah
ada keretakan

Tahanan antara
elektroda dengan
elektroda

Mengukur tahanan
antara elektroda
dengan elektroda
apakah
masih
memenuhi
persyaratan
Mengukur tahanan
pentanahan arrester
apakah
masih
memenuhi
persyaratan

3.

Tahanan

4.

Miliammeter

Melakukan
pengujian fungsional

5.

Discharge
counter

Melakukan
pengujian fungsional

pentanahan

c. Pemeliharaan 10 Tahunan
Pemeliharaan ini dilaksanakan dengan mengirim arrester ke laboratorium
untuk ditest kembali.

17

3.1 MODIFIKASI ARRESTER


Modifikasi sistem merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan
melakukan penambahan, perbaikan atau penggantian komponen pada jaringan
distribusi. ada beberapa komponen yang telah terbukti sukses selama beberapa
tahun untuk menambah keandalan distribusi, salah satunya adalah aresster.
Lighting Arrester pada sistem distribusi umumnya digunakan untuk
melindungi peralatan dari gangguan karena sambaran petir. Arrester juga
digunakan melindungi saluran distribusi dari percikan listrik (flashover). Sehingga
penggunaan arrester bisa untuk mengurangi gangguan temporer dan akan
menambah kualitas listrik. Namun yang menjadi masalah adalah besarnya biaya
pengadaan karena pemasangan arrester baru efektif bila dipasang pada tiap fasa
per pole.

Gb.3 Bagian bagian dari arrester

18

3. 3 PEMELIHARAAN FUSE CUT OUT


Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi
jaringan terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi
dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau
beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila
dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu
Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang
sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu
saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga
fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat
yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang
diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang
digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan
harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan
oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse
cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau
kawat paduan dari bahan- bahan tersebut. Mengingat kawat perak memiliki
konduktivitas 60,6 mho/cm lebih tinggi dari kawat tembaga, dan memiliki

perak ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih
sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa,
sehingga arus mengalir melaluinya.
Jenis fuse cut out ini untuk jaringan distribusi digunakan dengan saklar
pemisah. Pada ujung atas dihubungkan dengan kontak-kontak yang berupa pisau
yang dapat dilepaskan. Sedangkan pada ujung bawah dihubungkan dengan sebuah
engsel. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

1
9

Gb. 4 Pengaman Fuse Cut Out


Kalau arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat
perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan
oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di
dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang
karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan
diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak menjadi lumer karena
tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena
adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari
kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar
pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban
lebih atau arus hubung singkat. Umur dari fuse cut out initergantung pada arus
yangmelaluinya. Bila arus yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas
maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan
fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih
besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus
nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai
pengaman tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang- cabang saluran
feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.
Pemeliharaan fuse cut out hanya sebatas pengecekan kondisi fuse tersebut
serta melakukan pembersihan terhadap debu dan kotoran lainnya yang melekat
pada fuse tersebut. Sedangkan untuk perbaikan fuse cut out sangat jrang dilakukan
dikareanakn apabila telah terjadi kerusakan pada fuse maka akan segera dilakukan
penggantian.

20

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sistem jaringan distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan yang
berkala. Dengan tujuan system jaringan distribusi bisa optimal dalam
menghantarkan tegangan dan peralatan yang terdapat pada sistem jaringan dapat
berumur panjang.
Pemeliharaan sistem jaringan distribusi dibuat jadwal yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan supaya pemeliharaan dapat berjalan
secara sistematis.
Untuk mendapatkan operasi yang optimal pada kerja arrester maka
diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat
fungsinya sebagai proteksi terhadap gangguan surja petir. Begitu juga dengan fuse
cut out apabila ingin mendapatkan operasi yang optimal terhadap alat ini maka
diperlukan pemeliharaan yang baik dan berkala sesuai prosedur , mengingat
fungsinya sebagai pengaman dari arus beban lebih dan hubung singkat (short
circuit ).
4.2 SARAN

Bagi para pembaca, silahkan untuk melengkapi materi yang berada


didalam makalah ini. Karena materi yang berada didalam makalah ini sangatlah
sedikit. Dikarenakan waktu yang digunakan untuk membuat makalah ini sangat
terbatas.

21

DAFTAR PUSTAKA
dunia-listrik.blogspot.com/2009/05/lightning-arrester.htm
www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F606022_MKP.pdf
bluemild.wordpress.com/.../fungsi-peralatan-jaringan-distribusi-peng...

22

Anda mungkin juga menyukai