Anda di halaman 1dari 6

Hendryani Adinda Putri

201410070311047 / Biologi II-B

Ruang Lingkup Histologi


Istilah histologi berasal dari kata greek (yunani) yaitu histos yang
berarti tissu (Perancis) atau tissue (Inggris) atau jaringan (Indonesia),
atau logia yang berarti Ilmu atau logos yang berarti mempelajari. Jadi
histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan-jaringan yang
menyusun tubuh.
Penemuan histologi dimulai pada abad ke 17, ketika mikroskop baru
ditemukan dan diperkenalkan dalam mempelajari anatomi. Anatomi
mempelajari bentuk dan struktur jaringan hidup berdasarkan pada
pembedahan sebagai cara penyelidikan yang terpenting. Anatomi berasal
dari anatome (greek), ana yang berarti memisahkan dan tome yang
berarti

potongan.

Sekarang

anatomi

dibedakan

menjadi

makroskopik atau anatomi gross (gross anatomi)

anatomi

yang tediri dari

struktur-struktur yang dapat dipelajari dengan mata biasa dan anatomi


mikroskopik yang penggunaannya memerlukan alat optik.
Walaupun kata histologi secara etimologi mempelajari jaringan, disiplin
histologi sekarang mencakup juga struktur sel-sel dan pembentukan
organ-organ. Karena itu histologi terdiri atas sitologi (mempelajari sel),
histologi umum (mempelajari jaringan) dan dan histologi khusus
(mempelajari struktur organ-organ) atau histo organologi.
1.2 Alat-Alat Untuk Mempelajari Histologi
Perkembangan histologi sesuai dengan kemajuan-kemajuan teknik
pembuatan mikroskop dan tehnik pembuatan sediaan histologis. Oleh
karena itu perlu dipelajari penggunaan berbagai macam mikroskop yang
digunakan sekarang serta prinsip-prinsip dasar berbagai cara pembuatan
sediaan histologis.

Mikroskop adalah alat yang terpenting di dalam histologi karena


struktur yang diamati berukuran kecil. Dengan melalui bahan biologik,
misalnya

suatu

mempergunakan

sajian

jaringan,

sistem

lensa.

cahaya
Mata

mengubah

dapat

sifat

membedakan

dengan
antara

perbedaan intensitas cahaya terang dan gelap dan perbedaan dalam


panjang gelombang (perbedaan warna). Karena itu cahaya harus diubah
sehingga sajian dapat diamati sebagai terdiri atas elemen-elemen warna
yang berbeda atau komponen yang lebih gelap dan komponen yang lebih
pucat. Sel-sel dan jaringan jaringan yang tidak terwarna biasanya diamati
di dalam mikroskop sebagai tidak berwarna. Dengan memekai pewarna
histologik diperoleh penyerapan cahaya yang berbeda-beda sehingga
struktur yang berbeda menjadi tampak.
Pada dasarnya, mikroskop dibagi berdasarkan macam sinar yang
dipergunakan

sebagai

sumber

cahaya.

Mikroskop

yang

banyak

dipergunakan adalah mikroskop yang menggunakan sumber cahaya yang


kelihatan. Termasuk dalam kelompok ini adalah mikroskop polarisasi,
mikroskop fase kontras, interference dan dark field.
Beberapa macam mikroskop yang dipergunakan dalam histologi :
1. Mikroskop medan terang (Brightfield)
Mikroskop ini biasanya dipergunakan di dalam ruang praktikum histologi,
memiliki daya pembesaran sampai + 1200 kali. Pembesaran lebih tinggi
tidak akan berarti, oleh karena daya mata untuk membedakan dua titik
terdekat hanya 0,2 mm.
2. Mikroskop Phase contrast
Jaringan yang tidak diwarnai hanya memberikan sedikit kontras. karena
jaringan itu tidak menyerap cahaya sampai pada suatu tingkatan tertentu.
Untuk itu diperlukan mikroskop fase kontras. Mikroskop semacam ini
menggunakan suatu sistem sehingga terjadi perbedaan kontras. Obyek
yang biasanya transparan dan tampak kelihatan, sekarang dapat tampak
karena adanya perbedaan atau kontras pada komponen-komponen yang

membentuknya. Mikroskop jenis ini penting untuk mengamati

atau

mempelajari sel hidup dan jaringan yang tidak dicat.


3. Mikroskop polarisasi
Mikroskop polarisasi berbeda dari mikroskop cahaya karena ada tambahan
dua filter polarisasi, salah satu diantaranya adalah polarizer yang
ditempatkan di depan jaringan atau spesimen, sedangkan yang lain yaitu
analyzer diletakkan dibelakang spesimen. Polarizer mempolarisasikan
cahaya dalam satu bidang

(dengan memfilter semua cahaya yang

meningkatkan pada bidang lain) sebelum cahaya itu mencapai obyek,


sedangkan analyzer digunakan untuk mendeteksi perubahan-perubahan
pada polarisasi cahaya yang menembus spesimen. Dengan mikroskop ini
dapat diperlihatkan orientasi atau kedudukan bentukan-bentukan yang
terlalu kecil untuk dilihat.
4. Mikroskop Darkfield (Lapangan gelap)
Mikroskop semacam ini menggunakan penyinaran serong atau oblique
yang tidak masuk ke obyektif. Bila lapangan penglihatan kosong hanya
akan terlihat latar belakang yang gelap. Benda-benda yang ada dalam
lapangan penglihatan akan memberikan refleksi cahaya ke dalam
obyektif, sehingga dengan cara ini akan diperlihatkan partikel-partikel
bentukan-bentukan yang ukurannya jauh di bawah batas daya resolusi
mikroskop biasa. Dalam histologi, mikroskop lapangan gelap sering
digunakan untuk pemeriksaan sajian autoradiografi, sedang penggunaan
secara klinis yang penting adalah pengamatan spirochaeta, treponema
pallidum yang menyebabkan sifilis.
5. Mikroskop interferensi
Mikroskop interferensi dibuat berdasarkan prinsip yang sama dengan
mikroskop fase kontras. Seperti mikroskop fase kontras, mikroskop ini
berdasarkan

perbedaan

fase

yang

diinduksi

dalam

cahaya

yang

menembus obyek. Sementara dengan menggunakan mikroskop fase


kontras diperoleh data yang kualitatif, dengan menggunakan mikroskop

interferensi diperoleh data yang kuantitatif. Hal ini dilakukan dengan


memisahkan cahaya dari suatu sumber menjadi dua cahaya yang
terpisah, salah satunya dihantarkan melalui obyek sedangkan yang lain
langsung dan berfungsi sebagai cahaya referensi. Kemudian kedua
cahaya digabungkan lagi, menyebabkan keduanya berinterferensi satu
sama lain. Dibandingkan dengan cahaya referensi, cahaya yang telah
melewati obyek menjadi mundur yaitu cahaya itu sekarang mengalami
perubahan fase. Sistem ini dapat digunakan untuk mengukur ketebalan
obyek yang diteliti.
6. Mikroskop Flouresensi
Zat-zat tertentu mempunyai sifat bahwa jika disinari zat itu memancarkan
cahaya

dengan

warna

lain

(gelombang

cahaya) yaitu

flouresensi.

Pancaran cahaya ini selalu mempunyai panjang gelombang yang lebih


panjang daripada yang digunakan untuk menyinari zat itu. Komponen
biologik tertentu misalnya vitamin A dapat berflourensensi sendiri
sehingga

disebut

autoflourensensi,

sedangkan

zat

lain

dapat

berflourensensi setelah diberi pewarna flouresensi tertentu. Kegunaan


mikroskop

flourensensi

akhir-akhir

ini

meningkat,

terutama

karena

penggunaan pewarna flouresen yang berikatan dengan komponen spesifik


dalam sajian atau berikatan dengan antibodi spesifik.
7. Mikroskop ultraviolet
Penggunaan mikroskop ultraviolet dengan panjang gelombang 250 nm,
yaitu sekitar setengah panjang gelombang cahaya yang biasa terlihat
dengan mikroskop cahaya. Dasarnya adalah meningkatkan daya pisah
atau kemampuan memisahkan (resolving power). Dengan mikroskop ini
daya pisah menjadi sebesar dua kali daripada

mikroskop bias (0,1

mikron). Pada mikroskop ini sistem optiknya dibuat dari kwarsa yang
memungkinkan cahaya ultraviolet dapat lewat, bayangan yang terbentuk
dicatat dalam film fotografi.
8. Mikroskop sinar X

Sinar X memiliki panjang gelombang yang lebih pendek jika dibanding


dengan sinar biasa atau sinar ultraviolet, dengan demikian mampu
memberikan penetrasi lebih kuat dan secara teoritis daya resolusinya
lebih tinggi. Spesimen ditempatkan pada suatu pothografi emulsion dan
memdapat perlakuan dengan sinar x lemah. Proses ini disebut sebagai
kontak mikroradiografi. Penggunaan difraksi sinar X merupakan dasar
penting

dalam

perkembangan

biologi

molekuler,

terutama

dalam

penyelidikan struktur mioglobin, hemoglobin dan DNA.


9. Mikroskop Elektron
Salah satu kemajuan dalam perkembangan untuk melihat rincian yang
makin halus adalah dengan menyusun mikroskop elektron. Dengan
mikroskop ini pembesaran dapat ditingkatkan jauh lebih besar demikian
pula daya resolusinya. Pentingnya mikroskop elektron terdapat pada
kemampuan memisahkan yang tinggi yaitu sekitar

0,2 nm dan

pembesaran yang diperoleh dengan menggunakan mikrokop elektron


dapat mencapai 500.000 kali.
Mikroskop elektron dibedakan menjadi dua macam yaitu mikroskop
elektron transmisi

(TEM = Transmission Electron microscope) dan

mikroskop elektron Skaning (SEM = Scanning Electron microscope).


TEM mempergunakan suatu sistem yang pada prinsipnya sama seperti
mikroskop sinar biasa. Hanya di sini sebagai cahaya dipergunakan sinar
elektron berkecepatan tinggi. Daya resolusi yang dimiliki sampai 2
Angstrom atau 0,2 nanometer atau 0,2 millimikron dan batas umum untuk
sediaan biologis adalah 3,5 Angstrom. SEM merupakan suatu penemuan
yang lebih baru di mana penerima sinar elektron dengan fokus yang
halus/tepat, sehingga teknik ini memungkinkan penelitian mendalam
tentang

keadaan-keadaan

bentukan-bentukan

kecil.

Kemampuan

memisahkan oleh mikroskop elektron skaning hanya sekitar 10 nm, tetapi


kedalaman bidang sampai 10 kali kedalaman bidang dengan mikroskop
cahaya. Hal ini memungkinkan kita dapat memperoleh gambaran 3
dimensi yang menakjubkan.

Anda mungkin juga menyukai