Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nuri Apriani Purba

NIM : 141402024

UTS
SISTEM ADMINISTRASI LINUX
1. Eksekusi perintah ls latr, lalu jelaskan apa maksud dari perintah tersebut. Jelaskan output
yang dihasilkan pada layar dari hasil perintah tersebut !
Jawab:
ls merupakan perintah untuk menampilkan daftar file yang diurutkan secara alphabet.
Sedangkan ls latr merupakan perintah gabungan dari :

-a (menampilkan file-file tersembunyi/hidden file)

-l (menampilkan file-file menggunakan format yang panjang)

-t (menampilkan file-file berasarkan waktu)

-r (menampilkan file-file berdasarkan ukuran)

Output nya :

Keterangan :
1. Kolom pertama menampilkan jenis file dan permission yang mengikat pada file tersebut.

d (jenis : directory)

- (jenis : file)

] (jenis : link)

Dan 9 karakter selanjutnya merupakan permission, diantaranya :

r (read permission)

w (write permission)

x (execute permission)

- (no permission)

2. Kolom kedua menampilkan jumlah Link (entri direktori yang merujuk ke file tersebut).
3. Kolom ketiga menampilkan pemilik file.
4. Kolom keempat menampilkan grup pemilik file.
5. Kolom kelima menampilkan ukuran file dalam byte.
6. Kolom keenam menampilkan waktu (bulan, tanggal, tahun) terakhir file diakses atau
dimodifikasi.
7. Kolom ketujuh menampilkan nama file.

2. Buat satu file yang diberi nama UTS SAL 2016 yang dimiliki oleh user Mahasiswa berada
dalam grup TI-USU mempunyai izin hanya dapat dilihat oleh user yang berada pada grup
yang sama, dapat dilihat dan diubah oleh si pemilik file, dan tidak dapat dilihat maupun
diubah oleh user lain.
Isi file UTS SAL 2016 adalah data pribadi masing-masing peserta ujian berupa :
NIM, Nama Lengkap, Tanggal Lahir, Alamat Rumah dan target apa yang mau dikerjakan
setelah kelak lulus kuliah. Dipisahkan oleh semicolon. Tampilan screenshot outputnya !
Jawab:
a. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah membuat 2 user
(missal: mahasiswa014 dan mahasiswa015).

b. Lalu buat grup dengan nama ti-usu.

c. Kemudian masukkan kedua user yang telah dibuat sebelumnya ke dalam grup ti-usu.

d. Buat sebuah file bernama UTS_SAL_2016.txt menggunakan salah satu user.

e. Kemudian ubah permission dari file tersebut sesuai dengan soal, chmod 750.

f. Isi file tersebut dengan perintah nano.

g. Kemudian berikan perintah chgrp agar chmod yang telah dibuat ter-apply ke dalam
grup ti-usu.

h. Cek permission yang telah dibuat dengan user yang lain (yang tidak berada dalam grup
ti-usu).

Ket. User lain yang tidak berada dalam grup tidak dapat melihat file UTS_SAL_2016.txt

i. Cek permission yang telah dibuat dengan user yang lain (yang berada dalam grup ti-usu).

Ket. User lain yang berada didalam grup hanya dapat melihat isi file UTS_SAL_2016.txt
tapi tidak dapat mengubah file tersebut

j. Coba mengubah isi file masuk dengan si pemilik file.

Ket. Si pemilik file dapat melihat dan mengubah isi file tersebut.

3. Jelaskan tentang umask berikut ini: 022, 002, 077 dan 007 !
Jawab:
UMASK (User Mask) merupakan sebuah command pada Linux yang berfungsi untuk menset/mengatur hak akses default yang diterapkan pada file dan folder yang akan dibuat.

022 merupakan umask default pada Linux.


Jika menggunakan RedHat dan mengikuti skema penciptaan ID user dan grup, hanya
perlu menggunakan 002 sebagai umask untuk user.

Untuk folder, nilai permission yang digunakan adalah 777.


Untuk file, nilai permission yang digunakan adalah 666.
Berikut perhitungannya :
Untuk folder = 777 022 = 755 (rwx, r-x, r-x)
Untuk file = 666 022 = 644 (rw-, r-, r-)

077 merupakan umask pada root yang meniadakan permission untuk membaca, menulis
dan mengeksekusi bagi user lain.
apabila 077 digunakan pada root, maka 007 nerupakan umask pada user.

4. Jelaskan tentang setui, setgid, sticky !


Jawab:

SetuID (Set User ID)


Dalam SetuID (Set User ID), ketika sebuah user mengeksekusi sebuah file miliknya,
proses yang dihasilkan memiliki permission yang sama dengan user yang mengeksekusi
file tersebut.
Penggunaan SetuID (Set User ID) memiliki resiko keamanan yang cukup besar. Demi
alasan keamanan, SUID hanya dapat diterapkan pada file binary (kode yang sudah
dikompilasi). Jika ingin menggunakan script (kode pemrograman tanpa dikompilasi),
hanya dapat menggunakan script yang dibuat dengan bahasa perl, dan harus menginstall
package tambahan, yaitu perl-suid untuk debian dan perl-suidperl untuk centos.
User tidak dapat melakukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh root, seperti :
mengubah password, melakukan koneksi, dan lain-lain. Metode SetuID (Set User ID)
dibuat agar user dapat melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh root. Sebagi contoh
sederhana, command ping dapat dijalankan oleh semua user, padahal command ini
memerlukan koneksi network yang hanya bisa dilakukan oleh root.

SetgID (Set Group ID)


Pada SetuID lebih concern terhadap user, maka SetgID lebih memperhatikan group.
Sebuah executable file yang diterapkan Set Group ID pada file tersebut, maka proses
yang dihasilkan akan memiliki group ID sesuai dengan group pemilik file tersebut.
Secara umum, SetgID tidak jauh berbeda dengan SetuID, SetuID lebih concern pada
user pemilik sebuah file, sedang SGID lebih concer kepada group pemilik file.

SetgID dapat diterapkan selain untuk file, bisa juga diterapkan untuk directory. File
baru yang dibuat dalam directory yang memiliki Set Group ID maka akan memiliki
Group ID sesuai dengan Group ID pemilik directory tersebut.

Sticky
Apabila Sticky bit diterapkan ke sebuah directory, maka file yang ada di dalamnya
hanya dapat dihapus oleh user pemilik file tersebut atau root.
Secara default, directory /tmp dalam sistem linux sudah dipasangi sticky bit.

Perbedaan antara SetID, SetgID, Sticky dapat dilihat pada table dibawah ini :
Special

Jika diterapkan pada

Jika diterapkan pada

permissions

executable file

directory

SetuID
(Set User ID)

SetGID
(Set Group ID)

Sticky

Maka file tersebut akan


memiliki permission sama
dengan permission yang
dimiliki oleh pemilik file
tersebut, bukan permission
yang dimiliki oleh user yang
menjalankan file tersebut.
Maka file tersebut akan
memiliki permission sama
dengan permission yang
dimiliki oleh group dari
pemilik file tersebut, bukan
permission yang dimiliki oleh
user atau grup yang
menjalankan file tersebut.
Dalam sistem linux, sticky bit
pada file sudah tidak berlaku
lagi.

SetuID tidak akan


berpengaruh apa-apa jika
diterapkan pada directory.

Maka file atau subdirectory


yang dibuat dalam directory
tersebut akan menjadi milik
group yang sama dengan
group dari pemilik directory
tersebut.
Maka semua user dapat
membuat file baru dalam
directory tersebut, akan tetapi
hanya user pemilik dan root
yang dapat menghapus atau
mengganti nama file tersebut.

Anda mungkin juga menyukai