Anda di halaman 1dari 3

WHO memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar

orang yang akan terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data WHO juga
memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada tahun 2025 berada di negara berkembang.
Data Proporsi lansia di dunia diperkirakan mencapai 22 persen dari penduduk dunia atau
sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup di negara berkembang. Rata-rata
usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun, sedangkan di
Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun (Profil Data Kesehatan Indonesia tahun,
2011). Jumlah penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di
atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali
lipat di tahun 2050. Sedangkan Jumlah lansia di seluruh dunia dapat mencapai jumlah 1
miliar orang dalam kurun 10 tahun mendatang (Dana Kependudukan PBB, 6/2013 ).
Pertumbuhan penduduk usia lanjut (lansia) di dunia yang semakin meningkat (ledakan)
tersebut diperkirakan akan menjadi masalah baru bagi dunia kesehatan, untuk hal ini maka
WHO telah mencanangkan program peningkatan kesehatan agar seseorang memiliki usia
yang lebih panjang dan tetap produktif. (Depsos RI. 2009).
Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia
termasuk 5 besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di
dunia. Pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,1 juta
orang. Sementara itu Data Susenas BPS 2012 menunjukkan lansia di
Indonesia sebesar 7,56% dari total penduduk Indonesia. Menurut data
tersebut sebagian besar lansia di Indonesia berjenis kelamin perempuan.
Bappenas memperkirakan pada tahun 2050 akan ada 80 juta lansia di Indonesia dengan
komposisi usia 60-69 tahun berjumlah 35,8 juta, usia 70-79 tahun berjumlah 21,4 juta dan 80
tahun ke atas ada 11,8 juta. Banyaknya jumlah lansia di Indonesia bisa dimaknai sebagai
keberhasilan pembangunan manusia dengan indikator bertambahnya usia harapan hidup. Di

sisi lain hal itu juga menghadirkan tantangan mengenai angka ketergantungan hidup yang
akan berkorelasi dengan beban ekonomi yang ditanggung penduduk usia produktif untuk
membiayai penduduk lansia. Apalagi permasalahan lansia tidak hanya sebatas produktivitas
tapi juga menyangkut hal lain seperti pendidikan dan kesehatan.(Depsos RI. 2009).
Berdasarkan data Pemkot Bandung, yang masuk kategori lansia jumlahnya
terbilang cukup banyak yaitu sekitar 360.000 jiwa atau 15% dari jumlah total
penduduk Kota Bandung. Penyebabnya, ada yang tidak memiliki keluarga,
ditelantarkan oleh keluarganya, kekurangan ekonomi, dan penyebab lain. .
(Depsos RI. 2009).
Menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah.
Permasalahan yang sering dihadapi lansia seiring dengan berjalannya waktu,
akan terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh. Penurunan fungsi ini
disebabkan karena berkurangnya jumlah sel secara anatomis serta berkurangnya
aktivitas, asupan nutrisi yang kurang, polusi dan radikal bebas, hal tersebut
mengakibatkan semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan
struktural dan fisiologis, begitu juga otak. Otak akan mengalami perubahan
fungsi kognitif yaitu kesulitan di dalam mengingat kembali, berkurangnya
kemampuan di dalam mengambil keputusan dan bertindak lebih lamban.
Meskipun gejala penurunan otak ini merupakan hal yang dianggap sebagai
suatu keadaan yang fisiologi, namun penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan gangguan
kognitif pada manusia lansia ini menyebabkan menurunnya kemampuan memori atau daya ingat
(Bandiah, S.,2009).
Penurunan kemampuan memori atau daya ingat berhubungan dengan penurunan fungsi belahan kanan
otak yang berlangsungnya lebih cepat daripada yang kiri hal ini disebabkan karena kebanyakan orang
hanya menggunakan otak kiri saja dan jarang menggunakan otak kanan. Padahal untuk mencapai
fungsi otak yang maksimal, kerja otak kanan maupun kiri harus seimbang (AntoSurya Prasetya,
2010). Para lansia mengalami penurunan berupa kemunduran daya ingat visual (misalnya, mudah lupa
wajah orang), sulit berkonsentrasi, cepat beralih perhatian. Juga terjadi kelambanan pada tugas
motorik sederhana seperti berlari, mengetuk jari, kelambanan dalam persepsi sensoris serta dalam
reaksi tugas kompleks. Sifat gangguan ini sangat individual, tidak sama tingkatnya satu orang dengan
orang lain. (Bandiah, S.,2009).
Terjadi penurunan daya ingat yang masih wajar pada beberapa lansia disebut sebagai sifat pelupa
keadaan ini tidak menyebabkan gangguan pada aktifitas hidup sehari-hari, biasanya dikenali oleh
keluarga atau teman karena sering mengulang pertanyaan yang sama atau lupa kejadian yang baru
terjadi. Perlu observasi beberapa bulan untuk membedakannya dengan demensia yang sebenarnya.
Bila gangguan daya ingat bertambah progresif disertai gangguan intelektual yang lain maka
kemungkinan besar diagnosis demensia dapat ditegakkan. (AntoSurya Prasetya, 2010)
World Alzheimer Reports mencatat demensia akan menjadi krisis kesehatan
terbesar di abad ini yang jumlah penderitanya terus bertambah. Data Organisasi
Kesehatan Dunia tahun 2010 menunjukkan, di tahun 2010 jumlah
penduduk dunia yang terkena demensia sebanyak 36 juta orang. Jumlah penderitanya diprediksi akan
melonjak dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66 juta orang. 4Jumlah penyandang demensia di
Indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2011.
Salah satu upaya untuk mencegah penurunan fungsi kognitif butuh peran perawat dan keluarga dalam
membantu lansia dengan menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya, saling bersosilisai

dan selalu mengadakan kegiatan yang bersifat kelompok. Selain itu untuk mempertahankan fingsi
kognitif lansia adalah dengan cara menggunakan otak secara terus menerus dan diistirahatkan dengan
tidur, kegiatan seperti membaca, mendengarkan berita dan cerita melalui media sebaiknya dijadikan
sebuah kebiasaan. Hal ini bertujuan agar otak tidak beristirahat secara terus menerus (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2010).
Pemberdayaan dan pelayanan terhadap lansia sesuai dengan peraturan UndangUndang RI No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia. Pelayanan lansia
meliputi pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat dan lembaga.
Pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
yang dilakukan di Puskesmas Jayagiri berupa posyandu lansia. Kegiatan yang
sudah dilakukan untuk memaksimalkan aktivitas lansia yaitu dengan
melaksanakan senam lansia setiap minggu, mengadakan kegiatan sebagai
sarana hiburan dan keakraban bagi para lansia serta melaksanakan kerja bakti
meskipun hanya di sekitar lingkungan. (Depsos RI. 2009).

Anda mungkin juga menyukai