Akmen Sap 10
Akmen Sap 10
Tahap awal dari konsep efisiensi adalah technical efficiency yang memusatkan perhatian
pada kemampuan perusahaan menggunakan input dalam menghasilkan output dibandingkan
dengan best practice. Selanjutnya perhatian juga diarahkan pada kemampuan perusahaan untuk
memilih kombinasi yang optimal dari input pada tingkat output dan harga input tertentu sehingga
muncul konsep allocative efficiency. Kombinasi dari kedua pengukuran ini menghasilkan cost
efficiency atau X-efficiency. Bahkan beberapa peneliti, seperti Barr et al. dan Berger & Mester
sudah memasukkan kombinasi ini kedalam kategori economic efficiency meskipun ruang lingkup
pengertian economic efficiency ternyata berkembang lebih luas lagi. Tahap terakhir adalah
pengembangan konsep economic efficiency dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya
seperti profit, ruang lingkup usaha (scope), dan skala usaha (scale).
C. Pengukuran Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas (productivity measurement) adalah penilain kuantitatif atas
perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efesiensi produktif
telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas dapat berupa actual atau perspektif.
Pengukuran produktivitas aktual memungkinkan manajer untuk menilai, memantau, dan
mengendalikan perubahan.
Pengukuran prospektif melihat ke masa depan, dan berguna sebagai input bagi
pengambilan keputusan strategis. Secara khusus, pengukuran prospektif memungkinkan para
manajer untuk membandingkan manfaat relatif diri berbagai kombinasi input, pemilihan input
dan bauran input yang memberikan manfaat terbesar. Pengukuran produktivitas dapat
dikembangkan untuk masing-masing input secara terpisah atau seluruh input secara bersamasama. Pengukuran produktivitas parsial (partial productivity measurement). Definisi pengukuran
prodktivitas parsial adalah produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan
menghitung rasio output terhadap input.
Karena hanya produksitivitas dari satu input yang sedang diukur, maka ukuran itu disebut
pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita
memperoleh ukuran produksitivitas operasional (operational productivity measure). Jika output
dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan
(financial productivity measure). Sebagai contoh, misalkan pada tahun 2005, Kankul Company
memproduksi 120.000 mesin untuk AC window kecil dan menggunakan 40.000 jam tenaga
kerja. Rasio produktivitas tenaga kerja adalah 3 mesin per jam (120.000/40.000). ini adalah
ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap
mesin adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka output dan input apat
dinyatakan dalam dolar. Rasio produktivitas tenaga kerja, yang dinyatakan dalam bentuk
keuangan, adalah $12,50 dari pendapatan per dolar biaya tenaga kerja ($6.000.000/$480.000).
Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efesiensi Produktif
Rasio Produktivitas tenaga kerja sebesar tiga mesin per jam adalah ukuran produktivitas
Kankul pada tahun 2005, rasio tersebut menunjukkan sedikit informasi mengenai efesiensi
produktif atau apakah produktivitas perusahaan telah meningkat atau menurun. Namun, dapat
juga dibuat laporan mengenai peningkatan atau penurunan. Efesiensi produktivitas melalui
pengukuran perubahan dalam produktivitas. Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas,
ukuran prroduktivitas yang aktual berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode
sebelumnya. Periode sebelumnya ini disebut periode dasar (base period) dan menjadi acuan atau
standar bagi pengukuran perubahan efesiensi produktif. Periode sebelumnya dapat ditentukan
secara bebas. Misalnya, tahun sebelumnya, minggu sebelumnya, atau bahkan periode di mana
batch produk terakhir diproduksi. Untuk evaluasi strategis, periode dasar yang biasanya dipilih
adalah tahun sebelumnya. Untuk pengendalian operasional, periode dasar cenderung mendekati
periode berjalan-seperti batch produk terakhir atau minggu sebelumnya.
Sebagi ilustrasi, anggaplah bahwa tahun 2005 adalah periode dasar dan standar produktivitas
tenaga kerja adalah tiga mesin per jam. Selanjutnya, anggaplah bahwa pada akhir tahun 2005,
kankul memutuskan untuk mencoba prosedur baru untuk memproduksi dan merakit mesin
dengan harapan bahwa prosedur baru itu akan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja. Pada
tahun 2006, terdapat 150.000 mesin yang diproduksi menggunakan 37.500 jam tenaga kerja.
Rasio produktivitas tenaga kerja untuk tahun 2006 adalah empat mesin per jam
mengukur produktivitas gabungan dari semua faktor operasi, sehingga dalam evaluasi kinerja
menurunkan kemungkinan terjadinya manipulasi beberapa faktor produksi untuk memperbaiki
ukuran produktivitas dari faktor-faktor produksi lainnya.
5 Dasar untuk menilai perubahan produktivitas bisa berubah dari waktu ke waktu.
Peruasahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan
produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber daya itu.
2.
Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran
produktivitas, baik dalam perencanaan jangaka pendek maupun jangka panjang.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara
memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.
4.
5.
6.
7.
Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang
berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan tersebut.