DIABETES MEILITUS
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang kompleks
yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan
berkembangnya komplikasi makrovaskler, mikrovaskuler dan neurologist
(Barbara C Long, 1996).
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
(Smeltzer & Bare, 2002).
2. Anatomi Dan Fisiologi
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan
kadar glukosa darah antara 70 110 mg/dl (euglikemia) dalam kondisi
asupan makanan yang berbeda beda. Pada orang non diabetik, kadar
glukosa darah dapat meningkat antara 120 140 mg/dl setelah makan
(postprantial), namun keadaan ini akan kembali menjadi normal dengan
cepat, sedangkan kelebihan glukosa darah diambil dari darah dan disimpan
sebagai glikogen dalam hati dan sel sel otot (glikogenesis).
Kadar glukosa darah normal dipertahankan selama keadaan puasa
karena
glukosa
dilepaskan
dari
cadangan
cadangan
tubuh
(glikogenolisis), dan glukosa yang baru dibentuk dari asam amino, laktat
dan gliserol yang berasal dari trgliserida (glukoneogenesis). Normalisasi
glukosa darah diatur oleh hormon hormon.
Regulasi Hormonal Gula Darah
Dari lima hormon yang terlibat dalam regulasi kadar darah, hormon
pancreas, insulin, merupakan satu satunya hormon yang menurunkan
glukosa
darah
(Glukagon,
Growth
hormon,
epinephrine,
dan
dengan
berjalannya
usia
seseorang.
Ingesti
glukosa
mengakibatkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dan lebih lamanya
keadaan hiperglikemia pada orang dengan usia lanjut. Setelah mendapat
glukosa, kadar glukosa darah dalam 2 jam dapat diharapkan meningkat 15
mg/dl pada masing masing decade kehidupan. Perubahan pada kadar
glukosa darah puasa dikaitkan dengan usia kurang begitu nampak, hanya
2 mg/dl per decade.
Intoleransi karbohidrat yang berhubungan dengan usia ini telah
dikaitkan dengan berbagai hal seperti berkurangnya pelepasan insulin dari
sel sel beta, lambatnya pelepasan insulin, dan/atau penurunan sensitivitas
perifer terhadap insulin.
Perubahan fisiologis kedua yang berhubungan dengan usia yang
penting dalam pengelolaan diabetes adalah peningkatan ambang ginjal
untuk glukosa darah yaitu 160 180 mg/100 ml.
3. Klasifikasi Diabetes Melitus
Ada beberapa tipe Diabetes Melitus yang berbeda; penyakit ini
dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya.
Klasifikasi diabetes yang utama adalah :
4. Etiologi
Diabetes Tipe I
b.
Obesitas.
c.
Riwayat keluarga.
d.
5. PATOFISIOLOGI
Sel pancreas
dihancurkan oleh
proses autoimun
Faktor genetik
Usia
Obesitas
Penurunan reaksi
intrasel
Produksi glukosa
yang
tidak
terukur oleh hati
Tidak mampu
menghasilkan
insulin
Glukosa
tidak
dapat
disimpan
dalam hati
Defisiensi insulin
Konsentrasi
glukosa
dalam
darah meningkat
Glukosuria
Insulin
menjadi
tidak
efektif
untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan
Metabolisme
protein dan lemak
terganggu
Hiperglikemia
Pemecahan lemak
terjadi
BB menurun
Simpanan
menurun
kalori
Ketoasidosis
Selera
makan
meningkat
Kelelahan dan
kelemahan
Pengeluaran cairan
dan
elektrolit
berlebihan
Poliuri
Nyeri abdomen,
mual,
muntah,
hiperventilasi,
napas berbau aseton
Polidipsi
Kematian,
koma,
perubahan kesadaran
6. Evaluasi Diagnostik
Adanya kadar glukosa darah meningkat secara abnormal merupakan
kriteria yang melandasi penegakan diagnosis diabetes. Kadar gula darah
plasma pada waktu puasa (gula darah nuchter) yang besarnya di atas 140
mg/dl (SI : 7,8 mmol/L) atau kadar glukosa darah sewaktu (gula darah
random) yang di atas 200 mg/dl (SI : 11,1 mmol/l) pada satu kali
pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostic penyakit diabetes.
Jika kadar gula darah puasanya normal atau mendekati normal, penegakan
diagnosis harus berdasarkan tes toleransi glukosa.
Tes toleransi glukosa oral merupakan pemeriksaan yang lebih
sensitive daripada tes toleransi intravena yang hanya digunakan dalam
situasi tertentu (mis. Untuk pasien yang pernah menjalani operasi
lambung). Tes toleransi glukosa oral dilakukan dengan pemberian larutan
karbohidrat sederhana.
Pasien mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat (150 hingga 300
gram) selama 3 hari sebelum tes dilakukan. Sesudah berpuasa pada malam
hari, keesokan harinya sample darah diambil. Kemudian karbohidrat
sebanyak 75 gram yang biasanya dalam bentuk minuman diberikan kepada
pasien. Pasien diberitahu untuk duduk diam selama tes dilaksanakan dan
menghindari latihan, rokok, kopi serta makanan lain kecuali air putih.
WHO merekomendasikan pengambilan sample 2 jam sesudah
konsumsi glukosa. Rekomendasi dari National Diabetes Data Group
mencakup pula pengambilan sample darah, 30 dan 60 menit sesudah
konsumsi glukosa.
Pemeriksaan Diagnostik
Elektrolit :
(dehidrasi);
leukositosis,
darah
Ht
hemokonsentrasi,
mungkin
meningkat
merupakan
respons
darah
Mungkin
meningkat
yang
tidak ada (pada tipe I) atau normal sampai tinggi (tipe II) uang
mengindikasikan insufisiensi insulin/gangguan dalam penggunaannya
(endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukan antibody (autoantibody).
Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas
infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan infeksi pada luka.
7. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa darah dalam upayauntuk mengurangi terjadinya
komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe
diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal ( euglikemia ) tanpa
terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
Diet
Latihan
Pemantauan
B. TEORITIS KEPERAWATAN
1. Pengkajian Pasien
Data bergantung pada berat dan lamanya ketidakseimbangan
metabolic dan pengaruh pada fungsi organ.
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.
Kram otot, tonus otot menurun. Gangguan tidur / istirahat.
Tanda
aktivitas.
Letargi/disorientasi, koma.
Penurunan kekuatan otot.
SIRKULASI
Gejala : Adanya riwayat hipertensi; IM akut.
Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas.
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda
: Takikardi.
Perubahan tekanan darah postural; hipertensi.
Nadi yang menurun/tak ada, Disritmia.
Krekels; DVJ ( GJK ).
Kulit panas, kering, dan kemerahan; bola mata cekung.
INTEGRITAS EGO
Gejala : Stress; tergantung pada orang lain.
Masalah financial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda
ELIMINASI
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria ), nokturia.
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah.
Tidak
mengikuti
diet;
peningkatan
masukan
dari
beberapa
glukosa/karbohidrat.
Penurunan
berat
badan
lebih
periode
hari/minggu, Haus.
Penggunaan diuretic ( tiazid ).
Tanda
NEUROSENSORI
Gejala : Pusing/pening, Sakit kepala
Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia.
Gangguan penglihatan.
Tanda
NYERI / KENYAMANAN
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri ( sedang/berat ).
Tanda
10
PERNAPASAN
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum
purulen (tergantung adanya infeksi/tidak )
Tanda
: Lapar udara.
Batuk, dengan/tanpa sputum purulen ( infeksi ), Frekuensi
pernapasan.
KEAMANAN
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Tanda
SEKSUALITAS
Gejala : Rabas vagina ( cenderung infeksi )
Masalah impotent pada pria; kesulitan orgasme pada wanita.
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala : Faktor resiko keluarga; DM, penyakit jantung, stroke,
hipertensi. Penyembuhan yang lambat.
Penggunaan obat seperti steroid, diuretic ( tiazid ); Dilantin dan
fenobarbital ( dapat meningkatkan kadar glukosa darah.
Mungkin tidak memerlukan obat diabetic sesuai pesanan.
(Marilynn E Doenges,1999)
11
TUJUAN/KRITERIA
KEPERAWATAN
HASIL
Kekurangan
volume Mendemonstrasikan
cairan
b/d
osmotic
diuresis
(
dari
hiperglikemia
);
kehilangan
gastric
berlebihan;
diare,
muntah;
dibatasi;
masukan
mual,
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
hidrasi
terdekat
dengan
vital
lamanya/intensitas
gejala
turgor
pada
stabil,
pengisian
kulit
nadi
dan
sehubungan
dari
kapiler
beberapa
waktu
sebelumnya
kacau
haluaran
mengakibatkan
urine,
urine
tiba;
Kulit/membrane mukosa
kering,
buruk;
takikardia,
turgor
meningkatkan
Pantau tanda tanda vital, catat
adanya perubahan TD ortostatik.
kulit
demam
dan
kehilangan
air
tidak kasatmata.
H
ipovolemia
dapat
hipotensi,
perlambatan
pengisian kapiler.
ringannya
12
hipovolemia
dapat
napas
pernapasan
seperti
adanya
Kusmaul
atau
melalui
pernapasan
ketoasidosis.
dan
kualitas
penggunaan
seto
asetat
dan
harus
otot
terkoreksi.
peningkatan
kerja
13
pernapasan
munculnya
cepat;
dan
sianosis
merupakan
mungkin
indikasi
dari
warna
kulit
atau
kelembabannya.
melakukan
untuk
kompensasi
pada
asidosis.
Kaji
nadi
kapiler,
perifer,
turgor
pengisian
kulit,
dan
dengan
kemerahan,
membrane mukosa.
kulit
kering
yang
mungkin
yang adekuat.
Memberikan
kebutuhan
akan
perkiraan
cairan
14
Kaji
adanya
perubahan
mental/sensori.
berlangsung
dan
erubahan
mental
dapat
tinggi
atau
rendah
adanya
yang
elektrolit
perasaan
asidosis,
meningkat,
serebral
yang
abnormal,
penurunan
dan
perfusi
berkembangnya
dapat
Kolaborasi
Berikan
15
menjadi
predisposisi
cairan
sesuai
indikasi :
Normal
atau
setengah
yang
cepat
berpotensi
dekstrosa.
kelebihan
GJK.
mungkin
sangat
menimbulkan
beban
cairan
dan
pada
derajat
seperti :
Hematokrit ( Ht ).
kadang
dibutuhkan
jika
tidak
dapat
kembali
Natrium.
meningkat
hemokonsentrasi
yang
16
akibat
terjadi
Peningkatan
nilai
mencerminkan
kerusakan
karena
dehidrasi
atau
dapat
sel
tanda
hiperglikemia
dan
dehidrasi.
Mungkin menurun yang dapat
Kalium
mencerminkan
perpindahan
berat
atau
reabsorpsi
natrium
dalam
berespons
terhadap
sekrsi
aldosteron.
Awalnya
akan
terjadi
17
diganti
teratasi,
dan
asidosis
kekurangan
kalium
adekuat
untuk
mencegah
hipokalemia.
2.
jumlah Mandiri
kalori/nutrient yang Timbang berat badan setiap hari Mengkaji pemasukan makanan
tepat.
yang
tingkat
jaringan mengakibatkan
biasanya.
Mendemonstrasikan
metabolisme
protein/lemak);
atau
kea
anoreksia,
biasnya/yang
rentang
diinginkan
abdomen,
nilai laboratorium.
dengan
kekurangan
dan
kebutuhan terapeutik.
penyimpangan
dari
dihabiskan pasien.
makanan
mengandung
zat
cair
makanan
termasuk
penambahan Berikan
rah
peningkatan
mual,
adekuat
18
kesadaran;
status
Danselanjutnya
terus
mengupayakan
pemberian
hipermetabolism
pelepasan
hormone
proses
tanda
tingkat
kulit
masukan
lembab/dingin,
nadi
diberikan
makanan
kesadaran,
denyut
insulin
maka
pada
sempoyongan.
makanan;
kelelahan,
tanpa
memperlihatkan
potensial
mengancam
kehidupan
dapat
yang
19
gula
darah
lebih
akurat
stick.
(menunjukkan
keadaan
dilakukan
saat
pemeriksaan)
( reduksi urine )
pemeriksaan Gula
laboratorium,
seperti
glukosa
darah
perlahan
cairan
akan
dengan
dan
menurun
penggantian
terapi
insulin
20
pengobatan
cepat
sel.
kutan
pula
dapat
Pemberian
membantu
melalui
mungkin
IV
tidak
percaya/berpendapat
metode
kontinu
ini
merupakan
cara
optimaluntuk
mempermudah
transisi
pada
karbohidrat
dan
yang
metabolisme
menurunkan
insiden hipoglikemia.
Berikan larutan glukosa, mis. Larutan glukosa ditambahkan
Dekstrosa dan setengah normal
setelah
salin.
3.
insulin
dan
cairan
21
menghindari
intervensi
hipoglikemi
mencegah/menurun
Mandiri
sirkulasi;
pernapasan
infeksi
yang
untuk
ada Mendemonstrasikan
terjadinya
infeksi
perubahan
mencetuskan
ketoasidosis
mencegah
teknik,
terjadinya infeksi.
yang
biasanya
telah
keadaan
atau
timbulnya
dapat
infeksi
silang.
berhubungan
pasien
termasuk
dengan
pasiennya
sendiri.
Pasang
perawatan
dari
eliminasi.
22
masase
daerah
tulang
yang
dan infeksi.
( tidak berkerut ).
Auskultasi bunyi napas.
dengan
pneumonia/bronchitis ( mungkin
sebagai pencetus dari DKA ).
Edema paru ( bunyi krekels )
mungkin sebagai akibat dari
pemberian cairan yang terlalu
cepat/berlebihan atau GJK.
Posisikan pasien pada posisi Memberikan kemudahan bagi
semi fowler.
paru
untuk
berkembang;
23
peningkatan
napas
infeksi.
dengan
teknik
menggunakan
steril
terhadap
resiko
sesuai
keperluannya.
Berikan tisu dan tempat sputum Mengurangi penyebaran infeksi.
pada
tempat
yang
mudah
untuk
penyakit mulut/gusi.
makan
dan Menurunkan
kemungkinan
terjadinya
makanan
yang
ml/hari
membantu
dan
jika
kontraindikasi ).
cairan
tidak
ada
yang
menurunkan
pertumbuhan
bakteri
dan
pengeluaran
organisme
dari
24
dalam
mempertahankan pH/keasaman
urine
Kolaborasi
infeksi.
awal
dapat
sesuai.
4.
energi
metabolic;
perubahan
Mandiri
jadwal
tingkat
insulin;
peningkatan
energi
dengan
perbaikan
kemampuan
hipermetabolik/infeksi
aktivitas
berlebihan,
diinginkan.
ketidakmampuan
untuk
untuk
yang
perencanaan
dengan
aktivitas
meskipun
alternative Mencegah
kelelahan
yang
berlebihan.
cukup/tanpa diganggu.
Pantau
nadi,
frekuensi Mengindikasikan
tingkat
mempertahankan
rutinitas
sebelum/sesudah
secara fisiologis.
penurunan
kecendrungan
kecelakaan.
biasanya,
kinerja,
untuk
melakukan
aktivitas.
Diskusikan
cara
penurunan
kebutuhan
akan
25
partisipasi
pasien Meningkatkan
kepercayaan
dalam
aktivitas
dapat ditoleransi.
ditoleransi pasien.
26
melakukan
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Diri Klien
Nama
: Tn. A
Tanggal masuk RS
: 22 Mei 2010
Tempat/tgl lahir
: 12-08-1942
Sumber Informasi
: Abdullah
Umur
: 68 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Status
: Kawin (Duda)
Agama
: Islam
Suku
: Batak
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
Lama bekerja
:-
:-
c.Lamanya keluhan
d. Timbulnya keluhan
: bertahap
:-
27
:-
Kecelakaan
:-
Operasi
: tidak pernah
b. Alergi:Tipe
c. Immunisasi:
Tipe
Tidak dikaji
d. Kebiasaan
Reaksi
-
Tindakan
-
Reaksi
Tidak dikaji
-
Tindakan
Tidak dikaji
-
e. Obat-obatan :
Sebelum masuk Rumah Sakit:
Obat-obatan
Lamanya
Sendiri
:-
: diresepkan dokter
Di Rumah Sakit:
Obat-obatan
Lamanya
Sendiri
:-
: Diresepkan dokter
f. Pola Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit:
Frekwensi makan
: 3 kali sehari
Berat Badan
: 44 kg
28
Tinggi Badan
: 160 cm
Jenis Makanan
: tidak ada
Makanan Pantang
: tidak ada
Nafsu Makan
: kurang
Berat Badan
: 41 kg
Tinggi Badan
: 160 cm
Jenis Makanan
: soto medan
Makanan Pantang
Nafsu Makan
g. Pola Eliminasi
Buang air besar
Sebelum masuk Rumah Sakit:
Frekwensi
: 1 x/hari
Waktu
: pagi hari
Warna
: tengguli
Konsistensi
: lembek
: 1 x /hari
Waktu
: pagi hari
Warna
: tengguli
Konsistensi
: lembek
: 5-7 x/hari
Warna
: kuning
29
Bau
: khas
: 5-7 x/kali
Warna
: kuning
Bau
: khas
Bangun jam 07.00 wib pagi dan tidur malam jam 22.00 wib. Istirahat
siang teratur dilakukan klien
Lama tidur
:-
:-
Bangun jam 07.00 wib pagi dan tidur malam jam 22.00 wib.
Istirahat siang teratur dilakukan klien
Lama tidur
:6-8 jam/hari
:-
:-
melakukan pekerjaannya
Olah raga
: mengurus cucu
pekerjaannya
30
Olah raga
:-
: -
: Pensiunan
:-
Jadwal kerja
:-
Lain-lain
: -
lamanya : -
:-
:-
Jadwal kerja
:-
Lain-lain
: -
lamanya : -
4. Riwayat Keluarga
Genogram:
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= laki-laki yang meninggal
= perempuan yang meninggal
= klien
= tinggal satu rumah
5. Riwayat Lingkungan
31
Kebersihan
Bahaya
Polusi
6. Aspek Psikososial
a.
b.
: tidak ada
c.
Suasana hati
Hubungan/komunikasi
Bicara
: jelas
Bahasa utama
: bahasa Indonesia
: adat Jawa
: cukup
: tidak ada
Kebiasaan seksual
Gangguan hubungan seksual : Pemahaman terhadap fungsi seksual : tidak dikaji
f.
Pertahanan koping
Pengambilan keputusan: dimusyawarahkan dengan keluarga
Yang disukai tentang diri sendiri : -
32
Yang ingin dirubah dalam kehidupan : Yang dilakukan jika stres : mengungkapkannya kepada keluarga
Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : bila ada
keluhan klien, segera di perhatikan
g.
h.
Tingkat perkembangan
:-
7. Pengkajian Fisik
Vital Sign:
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Heart Rate
: 70 x / menit
Respirasi
: 26 x / menit
Temperature
: 36 Celcius
a. Kepala
Bentuk
: Bulat Simetris
:-
a. Mata
Ukuran pupil
: 2 mm
Bentuk
: normal simetris
Konjuctive
: normal
Fungsi penglihatan
: normal
Rasa sakit
:33
Tanda-tanda radang
: tidak ada
: tidak ada
Operasi
: tidak ada
Kaca mata
: ada
Lensa kontak
: tidak ada
b. Hidung
Reaksi alergi
Cara mengatasi
:-
: pernah
Perdarahan
Kesulitan/gangguan bicara
Kesulitan menelan
: tidak ada
d. Pernapasan
Suara paru
Pola napas
: 26 x/mnt
Sputum
: ada
Nyeri dada
: tidak ada
Foto terakhir
: foto toraks
f. Sirkulasi
Nadi primer
: frekwensi 60-100x/menit
: 1-2 cm (normal)
Suara jantung
: Lub-Dub
:-
34
Nyeri
Oedema
:-
Palpitasi
:-
Parubahan warna
:-
Clubing
:-
Keadaan ektremitas
:-
g. Nutrisi
Jenis diet
Nafsu makan:
Rasa mual
:-
Muntah
:-
: tidak ada
Konstipasi
: tidak ada
Diare
: tidak ada
Inkontinesia
: tidak ada
Infeksi
: tidak ada
Nerbani
: tidak ada
Cateter
: tidak ada
Fregine
: tidak ada
:-
Buah dada
:-
Hasil
:-
Keputihan
:-
Pemeriksaan sendiri
Prostat
:-
:-
j. Neurologis
35
Kesadaran
: Compos Mentis
Disorientasi
:-
Tingkah laku
: kooperatif
: normal
Kekuatan menggenggam
: baik
: sawo matang
Integritas
: baik
Turgor
: baik
Hasil pemeriksaan
9,7 gr %
12,5 mm/jam
12,6 103/mm3
29%
304 mg/dl
24 mg%
1,26 mg%
6 mg%
Ciprofloxacine 3x10 mg
Antipek 1x5 mg
Aminofellin 1x5 mg
36
B. ANALISA DATA
NO DATA
ETIOLOGI
1
Data Subjektif:
Intake yang tidak adekuat
Klien
mengatakan
tidak nafsu makan
Data Objektif:
BB 41 kg; TB
160 cm
Porsi
yang
disajikan
hanya
37
MASALAH
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
dihabiskan porsi
Konjungtiva
anemis
Data Subjektif:
Penurunan produksi energi Kelelahan
Klien
mengatakan metabolik
sering pusing bila
beraktifitas
Data Objektif:
Klien tampak
pucat
Aktivitas
dibantu perawat dan
keluarga
Hb 9,7 gr %
Data Subjektif:
Perubahan pada sirkulasi Resiko
Klien
mengatakan paru, infeksi pernapasan
infeksi
sering batuk
tinggi
penularan
Data Objektif:
Adanya suara
ronkhi pada paru
Sputum
berwarna kuning dan
kental
C. PRIORITAS MASALAH
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
2. Kelelahan b/d penurunan produksi energi metabolic
3. Resiko tinggi penularan infeksi b/d perubahan pada sirkulasi paru, infeksi
pernapasan
38
D. PERENCANAAN
NAMA PASIEN
: Tn. A
RUANGAN
: RA2
UMUR
: 66 TAHUN
DX MEDIS
: DM
No
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Dx 1
INTERVENSI
RAS
Tujuan:
Timbang berat Me
badan
Kriteria Hasil:
hari
atau
ma
sesuai dengan
ade
BB kembali normal
indikasi.
Me
Tentukan
kek
setiap
pem
program
diet
pen
dan
pola
dar
makan pasien
ter
dan
bandingkan
39
Pem
dengan
ma
makanan yang
ora
dapat
jik
dihabiskan
dan
pasien.
gas
Berikan
bai
makanan cair
yang
mengandung
makanan
me
(nutrient) dan
kar
elektrolit
ter
dengan segera
aka
jika
pasien
dan
dapat
teta
zat
sudah
mentoleransin
ins
ya
hip
melalui
oral.
Observasi
40
Ka
ter
pot
tanda tanda
me
hipoglikemia.
keh
Seperti
har
perubahan
dit
tingkat
cep
kesadaran,
tin
kulit
yan
lembab/dingin,
dir
denyut
cepat,
nadi Gu
lapar,
me
peka rangsang,
den
cemas,
sakit
pen
kepala, pusing,
cai
sempoyongan.
ins
De
pem
Kolaborasi
dos
Pantau
glu
pemeriksaan
dap
laboratorium,
dal
seperti glukosa
dig
darah, aseton,
sum
pH dan HCO3.
Ke
ter
ase
me
asi
41
dik
Berikan
Ins
pengobatan
me
insulin secara
cep
teratur dengan
kar
metode
cep
IV
secara
me
intermitten
me
atau
glu
secara
sel
kontinu.
2
Dx 2
Diskusikan
Tujuan:
dengan pasien
id
Kriteria Hasil:
kebutuhan
K/u stabil
akan aktivitas.
Buat
perencanaan
tin
dengan pasien
dan
identifikasi
le
jadwal
aktivitas yang
42
menimbulkan
kelelahan.
ce
Berikan
ya
aktivitas
alternative
dengan
periode
gi
istirahat yang
tin
cukup/tanpa
ya
diganggu.
di
Pantau
nadi,
fi
frekuensi
pernapasan
dan
43
tekanan
en
darah
sebelum/sesud
ba
ah melakukan
de
aktivitas.
pe
Diskusikan
ke
cara
en
menghemat
se
kalori selama
mandi,
in
berpindah
ke
tempat
dan
di
sebagainya
ya
se
Tingkatkan
ak
partisipasi
da
pasien
pa
dalam
melakukan
aktivitas sehari
hari sesuai
dengan
yang
dapat
3
Dx 3
ditoleransi.
Observasi
Tujuan:
Kriteria Hasil:
infeksi
dan
ma
peradangan
inf
Batuk berkurang
saluran napas
me
inf
44
Tingkatkan
nos
upaya
pencegahan
Men
dengan
tim
melakukan
sila
cuci
tangan
yang
baik
pada
semua
orang
yang
berhubungan
bis
pasiennya
yan
sendiri.
me
Berikan
pas
perawatan
pen
kulit
dengan
res
dan
ker
kul
teratur
sungguh
sungguh,
masase daerah
45
dan
tulang
yang Pena
tertekan, jaga
dap
kulit
tetap
me
kering,
linen
tim
kering
dan
tetap kencang
(tidak
berkerut).
Kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian
antibiotik
46
E. CATATAN PERKEMBANGAN
No
TANGGAL
01
25
2010
No.
DX
Mei DX
I
Implementasi
Evaluasi
Menimbang BB:41 kg
O:Porsi
makanan
yang
tanda
tingkat
kesadaran,
kulit
pemeriksaan
laboratorium,seperti glukosa
darah: 304 mg/dl
Jam 13.00 wib
Melaksanakan
hasil
DX
II
Memberikan
47
bila beraktifitas
P:Perawatan diteruskan
26
x/menit,
T:36C
Jam 11.45 wib
Meningkatkan
pasien
partisipasi
dalam
melakukan
yang
ditoleransi:
dapat
makan
tanpa
disuapin
DX
III
Mengobservasi
tanda
infeksi
peradangan
pernapasan
Jam 09.30 wib
Menganjurkan
untuk
tetap
kering,
48
dan
hasil
26
2010
tanda
tingkat
kesadaran,
kulit
hasil
II
Memberikan
bila beraktifitas
49
P:Perawatan diteruskan
24
x/menit,
T:36,1C
Jam 11.45 wib
Meningkatkan
pasien
partisipasi
dalam
melakukan
yang
ditoleransi:
makan
Dx
disuapin
Jam 08.30 wib
III
Mengobservasi
tanda
dapat
tanpa
S:tanda infeksi tidak ada
tanda
infeksi
peradangan
pada
O:Batuk berkurang
pernapasan
Jam 09.30 wib
Menganjurkan
untuk
tetap
kering,
dan
50
hasil
27
Menimbang BB:42 kg
2010
O:Porsi
makanan
yang
tanda
tingkat
kesadaran,
kulit
pemeriksaan
laboratorium,seperti glukosa
darah:205
Jam 13.00 wib
Melaksanakan
hasil
51
Memberikan
aktivitas
bila beraktifitas
P:Perawatan diteruskan
22
x/menit,
T:36,5C
Jam 11.45 wib
Meningkatkan
pasien
dalam
partisipasi
melakukan
yang
makan
dapat
tanpa
disuapin
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Tn. A dengan
gangguan system endokrin DM di ruang RA2 RSUP Haji Adam malik Medan, maka
penulis membahas kesenjangan antara teoritis dan kasus secara nyata. Pembahasan ini
sesuai dengan tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan keperawatan pada Tn. A dilaksanakan selama 3 hari, yaitu dari tanggal 24
Mei 2010 sampai 26 Mei 2010. Dalam hal ini penulis berperan sebagai perawat pelaksana
asuhan keperawatan dan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
Adapun uraian pembahasan mengenai asuhan keperawatan yang telah diberikan
kepada pasien adalah:
A. Tahap Pengkajian
52
Dalam tahap pengkajian pasien dengan apendiktomi dimana pada tinjauan teoritis
terdapat kelelahan, cemas, lemah, lelah, dan pada laporan kasus ditemukan hal hal
tersebut.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat di landasan teoritis adalah:
1. Kekurangan volume cairan b/d diuresis osmotic ( dari hiperglikemia ); kehilangan
gastric berlebihan; diare, muntah; masukan dibatasi; mual, kacau mental d/d
peningkatan haluaran urine, urine encer; kelemahan; haus, penurunan berat badan
tiba tiba; Kulit/membrane mukosa kering, turgor kulit buruk; hipotensi, takikardia,
perlambatan pengisian kapiler.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin
(penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan
peningkatan metabolisme protein/lemak); penurunan masukan oral; anoreksia,
mual,
lambung
penuh,
nyeri
abdomen,
perubahan
kesadaran;
status
C. Tahap Perencanaan
53
Tahap perencanaan pada kasus didasarkan pada prioritas masalah yang sebelumnya
telah dilakukan setelah pelaksanaan analisa data yang antara lain:
1. Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam
keselamatan / kehidupan px antara lain:
o Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
o Kelelahan
o Resiko tinggi penularan infeksi
2. Prioritas masalah juga disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dasar manusia
menurut hirarki Maslow.
D. Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan disesuaikan dengan masalah yang
dihadapi pasien sehingga masalah tersebut dengan mudah dapat diatasi. Secara garis
besar, tindakan yang diberikan pada pasien antara lain:
E. Tahap Evaluasi
Adapun hasil evaluasi terhadap tindakan keperawatan dapat dikatakan bahwa ketiga
diagnosa keperawatan dapat diantara:
54
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian penulis melakukan pendekatan terhadap pasien dan keluarga
sehingga data yang mencakup bio, psiko, sosial, dan spiritual dapat dikumpulkan
dengan baik.
2. Pada tahap diagnosa keperawatan penulis menemukan enam diagosa pada Tn. A
yaitu: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Kelelahan, Resiko tinggi
penularan infeksi
3. Pada tahap perencanaan penulis memfokuskan pada rencana tindakan sesuai dengan
masalah dan kondisi klien.
4. Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan.
5. Pada tahap evaluasi penulis melakukan penilaian terhadap implementasi yang telah
dilakukan.
B. Saran
1. Diharapkan pada pasien yang mengalami tanda dan gejala apendisitis supaya
secepatnya memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan dan
perawatan.
2. Kepada perawat untuk lebih memperhatikan dalam perawatan untuk mencegah
komplikasi.
3. Diharapkan sebelum pulang keluarganya diberi pendidikan kesehatan meningkatkan
derajat kesehatan.
55
DAFTAR PUSTAKA
56