Anda di halaman 1dari 1

Tn. Agus, usia 40 tahun, sedang makan malam dengan pacarnya di sebuah restoran.

Ketika
sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Tn. Agus pingsan. Pacarnya pun panik dan segera
memanggil 911. Tiga menit kemudian, tim medis datang dan segera melakukan Cardiac
Pulmonal Resucitation (CPR). Kemudian Tn.Agus bernafas spontan, tetapi keadaanya masih
koma. Setelah itu, Tn.Agus segera dilarikan ke pelayanan kesehatan dalam waktu 10 menit
sejak Tn.Agus pingsan. Sesampainya di UGD, dilakukan pemasangan EKG 12 Lead untuk
mengetahui manfaat Emergency Angiografy. Bersamaan dengan pemasangan EKG, diberikan
terapi Targeted Temperature Management (TTM) dengan terapi hypotermi ringan (32-34oC).
Gambaran EKG menunjukkan ST elevasi. Kemudian aktifkan Tim STEMI untuk
mempertimbangkan manfaat dan resiko jika dilakukan Emergency Angiografy terutama jika
ada prognosis yang buruk pada saat di CPR. Setelah dipertimbangkan, dan dikonsultasikan
dengan konsultan radiologi dan pelayanan ICU. Ketika manfaat lebih besar dibanding
kerugian ketika dilakukan tindakan, maka yang dilakukan adalah Emergency Angiografy,
identifikasi anatomi koroner, identifikasi lesi koroner, PCI, kaji fungsi ventrikel kiri dan
status hemodinamika dan berikan support mekanik left ventrikel jika dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai