Laporan Pendahuluan Gea
Laporan Pendahuluan Gea
GASTROENTERITIS ACUTE
DI RUANG CEMPAKA RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA
Disusun Oleh :
BAYU NURWICAKSONO
G1D013084
GASTROENTERITIS ACUTE
A. Definisi
Gastroenteritis Acute (Diare Akut) adalah buang air besar (defekasi) dengan
tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak daripada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air
tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan : (Sudoyo Aru,dkk 2009)
1. Lama waktu diare :
Akut
: berlangsung kurang dari 2 minggu
Kronik
: berlangsung lebih dari 2 minggu
2. Mekanisme patofisiologis
: osmotik atau sekretorik
3. Berat ringan diare
: kecil atau besar
4. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
5. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional
Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak
(Djuanda Adhi)
Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia
Usia
S/D 4 Bulan
4-12 Bulan
12 Bulan s/d 4 Tahun
2-5 Tahun
BB
< 6 kg
6-12 kg
10-12 kg
12-19 kg
Jumlah CRO
200-400 ml
400-700 ml
700 -900 ml
900-1400 ml
B. Etiologi
1. Diare Akut
Virus, protozoa; Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica;
Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aerus, C perfringens, E coli, V
cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa usus (Shingella,
Salmonella sp, Yersinia), iskemia intestinal, Inflammatory Bowel Diasase (acute
on chronic), colitis radiasi.
2. Diare kronik
Dehidrasi
Ringan atau
Sedangt
Rewel, gelisah
Mata cekung
Minum dengan lahap, haus
Cubitan kulit kembali dengan
lambat
Pengobatan
Beri cairan untuk diare
dengan dehidrasi berat
( lihat rencana terapi C
untuk diare dirumah
sakit)
Beri anak cairan
dengan makanan
untuk dehidrasi
ringan ( lihat
rencana terapi B)
Setelah rehidrasi
nasehati ibu
untuk
penanganan
Tanpa
dirumah
Beri cairan dan
Dehidrasi
makanan untuk
menangani diare
dirumah (lihat
rencana terapi A)
D. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan tinja (1-3 kali) harus diperiksa segera untuk kultur dan pemeriksaan
adanya sel telur cacing, kista, dan parasit. Bila diare berlangsung lebih dari 1
minggu, maka perlu dilakukan investigasi. Investigasi yang diperlukan yaitu
rektosigmoidoskopi dan biopsy PA atau radiology.
2. Pemeriksaan tinja rutin : pemeriksaan ini penting untuk menemukan penyebab
diare.
3. Proktosigmoidoskopi : pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosis adanya
inflamasi mukosa atau keganasan.
4. Pemeriksaan kadar lemak tinja kuantitatif : tinja yang dikumpulkan selama 72 jam
harus diperiksa kadar lemak tinja jika dicurigai malabsorbsi lemak.
5. Pemeriksaan voluma tinja 24 jam ; volume lebih dari 500 ml/hr jarang ditemukan
pada sindrom usus iritabel.
6. Bila ada dehidrasi, perlu periksa elektrolit serum, ureum (BUN), kreatinin serum
dan berat jenis urine.
E. Penatalaksanaan Umum
1. Terapi
a. Akut
Hindari makanan yang merangsang
Diit yang bergizi bila perlu berikan cairang parenteral
Obat pengencer dan penetral agen penyebab
obat antibiotik ditujukan untuk infeksinya
obat antioda yang menetralkan asam lambung
obat noborantia
b. Kronis
Modifikasi diit
Meningkatkan istirahat
Mengurangi stress
Farmakologi
Intoleransi karbohidrat
malabsorbsi lemak
2. Perawatan
a. Istirahat di tempat tidur
b. Alat alat perawatan harus didisinfeksi
c. Penderita tidak boleh kedinginan
d. Diet :
Puasa
lamanya tergantung dari umur dan defekasi
kalau diare hebat, berikan infuse
F. Komplikasi
a. Asidosis Metabolik
b. Syok Hipovolumik
c. Kembung (hipokalemia)
d. Kejang (hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia)
e. Kematian
G. Patofisiologi
Penyakit ini biasanya timbul secara tiba tiba disertai nausea, muntah muntah,
diare, malaise, kejang abdominal, mialgia dan demam. Dehidrasi sering terjadi pada
anak- anak. Sebagian besar virus, bakteri, atau organisme protozoa dapat
menyebabkan gastroenteritis infektif. Diare pada bayi sering disebabkan oleh virus
atau enteropatologik.
1. Meningkatnya mortalitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan
akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi dari elektrolit yang berlebihan.
2. Cairan, sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke
dalam tinja sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat
terjadi asidosis metabolic.
Diare yang terjadi merupakan proses dari :
Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam
usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya
sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme masuk dan merusak sel mukosa
intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan
kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi
cairan dan elektrolit dan bahan bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom
malabsorbsi.
Infeksi
makanan
Psikologi
Berkembang diusus
Ansietas
hiperperistaltik
Malabsorbsi KH,
Protein, Lemak
Isi usus
Penyerapan makanan
diusus menurun
tekanan osmotik
Distensi Abdomen
frekuensi
BAB
Mual, Muntah
Hilang cairan
dan lektrolit
Gangguan integritas
kulit
Gangguan keseimbangan
cairan & elektrolit
Asidosis metabolik
Dehidrasi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Sesak
Kurang volume
cairan
Resiko Syok
Hipovolemik
Intervensi :
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Memandikan atau menyeka pasien dengan sabun atau air hangat
K. Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif , Amin Huda dan Hardhi Kusuma . 2013 . Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional . Yogyakarta : Mediaction .
Kartasasmita, Cissy. B. 1998 . Bagian Ilmu Keperawatan Anak. Bandung : FKUP/
RSHS.
Ngastiah. 1995 . Perawatan Anak Sakit . Jakarta : EGC .