Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Edukasi Kurang Energi dan Protein di Posyandu Balita
Desa Tajung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik

Diajukan dalam rangka praktek klinik internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan
menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Bungah Gresik

Disusun oleh :
dr. Novia Lucy Rusmayanti

Pembimbing :
dr. Puspitasari Whardani

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS BUNGAH KABUPATEN GRESIK
Periode 2 Agustus s.d. 1 Desember 2016

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Topik : Kurang Energi dan Protein pada Balita

Diajukan dalam
Diajukan dalam rangka praktek klinik internsip sekaligus sebagai bagian dari persyaratan
menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas Bungah Gresik

Disusun oleh :
dr. Novia Lucy Rusmayanti

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 5 November 2016

Oleh :
Pendamping Dokter Internsip Puskesmas Bungah Gresik

dr. Puspitasari Whardani


NIP. 19280724 200901 2 007

LATAR
BELAKANG

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat interaksi


antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya
dengan keadaan kesehatan tubuh. Status gizi adalah kondisi tubuh
sebagai akibat penyerapan zat-zat gizi esensial. Status gizi merupakan
ekspresi dari keseimbangan zat gizi dengan kebutuhan tubuh, yang
diwujudkan dalam bentuk variabel tertentu. Ketidakseimbangan
(kelebihan atau kekurangan) antara zat gizi dengan kebutuhan tubuh
akan menyebabkan kelainan patologi bagi tubuh manusia. Keadaan
demikian disebut malnutrition (gizi salah atau kelainan gizi). Secara
umum, bentuk kelainan gizi digolongkan menjadi 2 yaitu overnutrition
(kelebihan gizi) dan under nutrition (kekurangan gizi). Overnutrition
adalah suatu keadaan tubuh akibat mengkonsumsi zat-zat gizi tertentu
melebihi kebutuhan tubuh dalam waktu yang relatif lama.
Undernutrition adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh asupan
zat gizi sehari-hari yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh (Gibson, 2005).
Kurang energi protein (KEP) merupakan keadaan kurang gizi
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dakam
makanan sehari-hari atau disebabkan oleh gangguan penyakit tertentu,
sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. KEP merupakan
istilah umum yang meliputi malnutrition, yaitu gizi kurang dan gizi buruk
termasuk marasmus dan kwarshiokor (Depkes RI, 1999).
Kurang energi protein merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang terjadi di negara-negara berkembang dan merupakan
faktor dasar. Lima puluh persen dari 10-11 juta anak di bawah usia lima
tahun setiap tahun meninggal dengan sebab-sebab yang seharusnya
dapat dicegah. Di seluruh dunia, sekitar 60 juta anak mengalami
kurang gizi akut, 13 juta anak mengalami gizi buruk, dan sekitar 2%
anak-anak di negara berkembang mengalami gizi buruk ((Pemerintah
RI-WHO, 2006).
Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi
masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13,0% berstatus gizi
kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama
menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat kurus
dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek. Keadaan ini
berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut
WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi
kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani
secara cepat dan tepat (Kemenkes RI, 2011).

PERMASALAHAN

Meskipun angka kunjungan balita gizi buruk ke poli anak Puskesmas


Bungah Gresik dinilai sangat kecil, namun bukan berarti permasalahan
gizi tidak terjadi di masyarakat. Berdasarkan laporan Puskesmas
Bungah Gresik pada bulan Juli tahun 2015 tentang balita gizi buruk
didapatkan sejumlah 23 balita di wilayah kerja Puskesmas Bungah
dinyatakan menderita gizi buruk dengan rincian sebagai berikut :
empat balita di desa Indrodelik, tiga balita didesa Tajung Widoro,
dua balita di desa Sukowati, dua balita di desa Masangan, dua
balita di desa Sidomukti, dua balita di desa Watu Agung, dua balita
di desa Raci Wetan, dua balita di Mojopuro Gede, satu balita di
desa Sungun Legowo, satu balita di desa Sukorejo, satu balita di
desa Mojopuro Wetan, dan satu balita di desa Melirang

sebagaimana tercantum pada gambar dibawah ini

Gambar 1 Prosentasi Balita Gizi Buruk di Desa Wilayah PKM Bungah

Desa Tajung Widoro merupak desa yang terletak di wilayah


Mengare. Adapun sebelah selatan dibatasi oleh wilayah kecamatan
manyar dan sebelah barat berbatasan dengan desa Bedanten dan di
sebelah utara dan timur merupak laut Jawa yang merupakan
perbatasan dengan selat Madura. Hanya terdapat satu jalan akses
darat menuju desa tersebut, yang ditempuh kurang lebih 30 menit dari
jalan utama, sehingga dapat dikatakan cukup jauh dari pusat
kesehatan yang lengkap. Desa Tajung Widoro merupakan salah satu
desa yang memiliki masalah gizi dengan didapatkannya tiga balita
menderita gizi buruk. Berdasarkan data tahunan Puskesmas Bungah
sebagimana di atas maka dinilai penting untuk dilakukan intervensi di
desa-desa tersebut, termasuk desa Tajung Widoro.
Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya kurang energi protein
pada anak dan saling berkaitan. Secara langsung pertama anak
kurang mendapat asupan gizi seimbang dalam waktu yang cukup
lama, dan kedua anak menderita penyakit infeksi. Anak yang sakit
asupan zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal
karena adanya gangguan pada proses penyerapan akibat penyakit
infeksi. Secara tidak langsung penyebab terjadinya kurang energi
protein pada anak yaitu tidak cukupnya persediaan pangan di rumah
tangga, pola asuh kurang memadai dan sanitasi/kesehatan lingkungan
kurang baik serta akses pelayanan kesehatan terbatas. Akar masalah
tersebut berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan, dan kemiskinan keluarga (Andriani, 2012).
Gambar di bawah ini menjelaskan tentang penyebab kejadian gizi
buruk di desa wilayah kerja Puskesmas Bungah Gresik.
Gizi buruk pada Balita
Penyebab Langsung

2. Penyakit pada
balita

V
S

Penyebab Tidak
Langsung
1. Sosial ekonomi
keluarga
3. Pola asuh orang
tua salah

1. Asupan Gizi yang


kurang

2. Pendidikan orang
tua

Gambar 2 Penyebab Gizi Buruk pada Balita


di Desa Wilayah PKM Bungah

Dari penyebab-penyebab tersebut, maka penulis melakukan analisis


faktor resiko yang menyebabkan kejadian balita gizi buruk di desa
Tajung Widoro seperti yang tercantum pada gambar di bawah ini

Kurang cakap
dalam deteksi dini
TENAGA
KESEHATAN
Gizi
PEMERINT
Buruk
AH
Alokasi dana
Pada
kurang
Balita

LINGKUNGAN,
DEMOGRAFIS, SOSIAL
EKONOMI

Beredar makanan tidak


sehat sehat
Tradisi jajan
sembarangan
Ekonomi rendah
Wilayah luas dan
terpencil
Sanitasi lingkungan
buruk

Penyakit : TB, HIV,


diare, pneumonia,
Cacingan, dll
Nutrisi kurang & tidak
tepat
BALITA
ORANG TUA
Pendapatan kurang
Pendidikan rendah
Pola asuh salah
Terlalu dekat jarak
kelahiran anak
Pengetahuan gizi
kurang

Gambar 3 Faktor Resiko Balita Gizi Buruk di Desa Tajung Widoro,


Bungah

PERENCANAAN
DAN PEMILIHAN
INTERVENSI

1. Prioritas Masalah dan Intervensi


Berdasarkan analisis di atas, faktor resiko dari orang tua dan tenaga
kesehatan adalah faktor resiko yang paling mungkin untuk dilakukan
intervensi berupa edukasi kepada orang tua balita dan pelatihan
dasar bagi tenaga kesehatan desa tentang balita gizi buruk

2. Sasaran
Sasaran yang dipilih pada kegiatan penyuluhan ini adalah
- sasaran primer yaitu ibu dari balita serta ibu hamil
- sasaran sekunder yaitu para kader posyandu balita
- sasaran tersier yaitu kepala desa Tajung Widoro dan tenaga
kesehatan desa dan puskesmas
3. Tujuan
Tujuan umum adalah mengurangi angka kejadian balita gizi buruk
sebesar 15% di Desa Tajung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten
Gresik.
Tujuan khusus adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kurang energi protein pada balita sebesar 50% di Desa
Tajung widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.
4. Kegiatan
Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu pemberdayaan
(empowerment). Pemberdayaan ini dilakukan dengan memberikan
kemampuan pengetahuan kepada ibu balita dan ibu hamil melalui
penyuluhan
yang
dibarengi
dengan
kegiatan
posyandu
balita.Adapun pesan-pesan yang disampaikan meliputi pengertian,
penyebab, tanda dan gejala kurang energi dan protein pada balita,
bahaya jika penyakit tidak diobati, gizi baik dan seimbang bagi
balita, dan cara mencegah KEP pada balita.
5. Metode
Metode komunikasi yang digunakan berupa edukasi yang
disampaikan secara lisan dengan menggunakan power point dan
ditampilkan menggunakan LCD.pada kelompok posyandu balita.
6. Penanggung jawab
Penanggung jawab kegiatan ini berupa kepala desa atau wakil yang
ditunjuk, dokter internsip, tim dari puskesmas Bungah Gresik
beserta kader posyandu balita desa Tajung Widoro, kecamatan
Bungah.
7. Evaluasi kegiatan
Evaluasi kegiatan dengan memberikan pertanyaan terkait materi
setelah diberikan penyuluhan
PELAKSANAAN

Kegiatan edukasi dilaksanakan hari Selasa, tanggal 9 Agustus


2016 di posyandu Balita Desa Tajung Widoro bertempat di balai desa
Tajung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.Tepat pada
pukul 09.00, kegiatan persiapan dimulai dengan pemasangan
spanduk, pemasangan LCD dan laptop, penataan meja, taplak, karpet
peserta, kursi kader, dan narasumber. Para peserta posyandu balita
mulai berdatangan pada pukul 09.15. Setelah mengisi lembar absensi,
kegiatan posyandu, seperti penimbangan dan pengisian buku KMS
anak segera dilakukan. Tepat pada pukul 10.00, kegiatan edukasi
tentang KEP pada balita serta gizi baik dan seimbang pada anak
dimulai. Materi edukasi disampaikan selama 30 menit. Peserta
menyimak dengan seksama dan sangat antusias karena kemungkinan
merupakan ilmu yang baru dan jarang diterima terutama menyangkut
tumbuh kembang dari balita. Di tengah acara, para peserta dibagikan
makanan ringan yang sehat seperti roti, biskuit, dan susu kotak
sehingga tidak merasa bosan. Setelah pemberian materi, beberapa
peserta mengajukan beberapa pertanyaan terkaitkurang energi protein
pada balita. Adapun pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta

penyuluhan antara lain :


1. Bagaimana cara mencegah balita menderita kurang energi protein ?
Pencegahan balita kurang energi protein dapat dilakukan sejak ibu
sedang hamil, dengan cara mengonsumsi asupan energi yang
seimbang. Selain itu harus menghindari penyebab terjadinya balita
kurang energi protein, seperti mencegah balita dari penyakit infeksi
dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Perencanaan jumlah anak pada keluarga termasuk hal yang
berpengaruh dalam gizi dan pertumbuhan anak, karena semakin
banyak anak maka semakin tinggi kebutuhan yang harus dicukupi,
dan juga jarak lahir antar anak harus diperhatikan setidaknya paling
tidak jarak kehamilan adalah 18 bulan 2 tahun agar para ibu
sempat menyusui anaknya dan memberikan ASI eksklusif yang
sangat penting untuk gizi balita pada awal masa pertumbuhannya
serta pemantauan tumbuh kembang balita dengan mengikuti
kegiatan posyandu setiap bulan dapat mencegah balita menderita
kurang energi protein.
2. Apakah ada hubungannya antara mitos larangan bagi ibu setelah
melahirkan untuk makan-makanan tertentu seperti ikan, daging dengan
balita yang menderita kurang energi protein?
Jelas ada hubungan antara mitos tersebut dengan balita yang
menderita kurang energy protein, hal ini dikarenakan asupan pada ibu
saat setelah melahirkan berhubungan dengan gizi pada bayi. Karena
saat usia bayi 0-6 bulan, makanan atau gizi terbaik untuk bayi
didapatkan dari air susu ibu. Sedangkan asupan makanan pada ibu
akan berpengaruh pada produksi air susu ibu.
Setelah acara sesi tanya jawab, pemateri memberikan beberapa
pertanyaan sebagai upaya untuk mengetahui pemahaman para
peserta setelah diberikan materi. Kegiatan edukasi ditutup pada pukul
11.00.
MONITORING
DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melihat pemahaman


peserta edukasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang telah diberikan. Sebagian besar peserta telah mengerti
dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar meskipun ada
beberapa peserta penyuluhan yang masih belum paham. Hal ini
kemungkinan dikarenakan karena faktor pendidikan peserta, dan ilmu
yang diberikan tergolong jarang dan baru. Pertanyaan yang berhasil
dijawab merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang telah
dilakukan mampu diterima dan dipahami oleh peserta sehingga dapat
membantu sebagai upaya penurunan angka kejadian balita dengan
gizi buruk di desa Tajung widoro, kecamatan Bungah, kabupaten
Gresik.
Dalam kegiatan edukasi ini, sengaja disiapkan makanan sehat
dengan gizi baik yang seimbang seperti roti, biskuit, dan susu kotak
sebagai makanan snack peserta edukasi, sehingga para peserta dapat
memahami contoh makanan sehat secara langsung.
Meskipun kegiatan edukasi ini dapat dikatakan berhasil,
terdapat beberapa hambatan yang terjadi saat kegiatan berlangsung
antara lain yaitu antusias peserta edukasi dalam mengajukan
pertanyaan yang masih kurang yang dimungkinkan karena faktor
pendidikan atau malu bertanya, banyaknya balita yang bermain dan

menangis sehingga mengganggu fokus perhatian peserta, serta


pencahayaan lokasi yang terlalu terang dan dilakukan di ruangan
terbuka, sehingga materi edukasi menjadi tidak jelas terlihat oleh
peserta. Hambatan-hambatan ini diharapkan mampu menjadi koreksi
untuk kegiatan edukasi selanjutnya sehingga untuk ke depannya tidak
terjadi kendala yang serupa.
Kesimpulan dari kegiatan ini, peserta edukasi paham tentang
kurang energi dan protein pada balita. Diharapkan setelah kegiatan ini,
peserta edukasi yang merupakan ibu hamil dan ibu dari balita mampu
menyediakan makanan dengan gizi baik dan seimbang sesuai dengan
usia balita, meningkatkan kebersihan dalam pengolahan makanan
serta segera tanggap jika anak sakit sehingga bahaya dari penyakit
kurang energi protein pada balita dapat dihindarkan. Penyuluhan rutin
ulangan perlu dilakukan agar pemahaman yang telah dimiliki dapat
selalu ditingkatkan dan sebagai upaya evaluasi dari penyuluhan yang
telah dilakukan saat ini.
Komentar/Umpan Balik

Gresik, 5 November 2016


Peserta,

Pendamping,

dr. Novia Lucy Rusmayanti

dr. Puspitasari Whardani


NIP. 19820724 200901 2 007

LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEGIATAN

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta

dr. Novia Lucy Rusmayanti

Tanda Tangan

Nama Pendamping

dr. Puspitasari Whardani

Tanda Tangan

Nama Wahana
Tema Penyuluhan
Tujuan Penyuluhan

Puskesmas Bungah Gresik


Kurang Energi Protein pada Balita
Tujuan umum adalah mengurangi angka kejadian balita gizi buruk
sebesar 15% di Desa Tajung widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten
Gresik.
Tujuan khusus adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kurang energi protein pada balita sebesar 50% di Desa

Hari/tanggal
Waktu
Tempat

Tajung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.


Selasa, 9 Agustus 2016
09.00 11.00
Dalam kegiatan Posyandu Balita di Balai Desa Tajung Widoro,

Jumlah Peserta

Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik


26 orang

DAFTAR PUSTAKA

Andriani Elisa P, Sofwan I. 2012. Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar. Jurnal
Kemas, 7 (2): 122-126
Artonang, evawani. 2004. Kurang Energi Protein. Medan; USU digital library
Edwin Saputra Suryadi, 2009. Kejadian KEP. Jakarta; FKM UI
Gibson RS, 2005. Principle of Nutritional Assessment. Second Edition. Oxford University
press. New York.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk.
Pemerintah RI-WHO, Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2011-2005, Jakarta; 2006

Anda mungkin juga menyukai