Contoh Angket......
1) Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan
untuk menjawab
Contoh: Metode apa yang digunakan oleh Bapak/ibu dalam
pengajaran PAI dikelas?
a......................
b......................
c......................
d......................
2) Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaansudah disediakan oleh
peneliti.
Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan
anak dikelas?
a. Selau
b. Sering
c. Jarang sekali
3) Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaansudah diberikan oleh
peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan
responden
Contoh: Apa metode yang Bapak?Ibu gunakan dalam pengajaran PAI
a. Diskusi
b. Ceramah
c. ............
Berdasar dari terbentuknya
Pilihan ganda
Contoh, seperti pada angket tertutup
Isian
Contoh seperti pada angket terbuka
Chek list
Contoh
Rating Skala
Contoh:
b. TES
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa
macam tes dan alat ukur.
1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti selfconcept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala
sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c.
Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan
dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih
mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara
detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan
ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden.
Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam
mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan
takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus
bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam
memberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu
Sumber:
Warwick,
Donald P.
And Lininger,
Charles yang
dikutip dari
Masri
Singarimbun
dan Sofyan
Effendi ( Metode Penelitian Survei)
d.
Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber
lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya
dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku
harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan
pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain
sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah
foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat
Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang
maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar
mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan
pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun
kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda,
disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati.
Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai
dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah
masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi
partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila
peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari
kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah
observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang
diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi, antara lain:
1) Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya
ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
2. Sistematika catatan
Dalam mendeskripsikan data kita perlu adanya kode yang
memudahkan dalam pelaksanaan observasi. Misalnya deskripsi diberi
kode D dan refleksi diberi kode R.
DP : Deskripsi Partisipan, misalnya mengenai usia responden, wajahnya,
tubuhnya, cara berpakaian, bertindak, berbicara, sikap dan
sebagainya.
DD : Deskripsi Dialog, yaitu deskripsi yang berkaitan dengan percakapan
antara peneliti dengan responden atau orang lain, juga antara
orang yang ada hubungannya dengan topik penelitian.
DLF : Deskripsi Lingkungan Fisik, yaitu deskripsi mengenai keterangan
tentang lokasi, gedung, ruangan, pekarangan fasilitas dan lain
sebagainya.
DK : Deskripsi kejadian-kejadian, yaitu deskripsi tentang peristiwaperistiwa apa yang terjadi, seperti tindakan guru, perbuatan siswa,
pelajaran yang berlangsung, hukuman yang diberikan siswa, apa
yang terjadi diluar kelas