Anda di halaman 1dari 10

Jenis dan Teknik atau Metode Pengumpulan Data

07:13 by said hudri2


1. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
a. Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
responden untuk menggali datasesuai dengan permasalahan penelitian.
Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket
merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan.
Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabeltabel dan dianalisa secara statistik untukmenarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk
memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan
penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan
validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam
menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaanyang disusun harus sesuai
dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun
memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih
spesifik dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit
analisisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner,
antara lain:
1) Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus
sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah
didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikatorindikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.

2) Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran


definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk
menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan
biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1) Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur,pendidikan, status dan
agama
2) Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah
perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
3) Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa
yang diketahui oleh responden
4) Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri
dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara
yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1) Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap muka dengan
responden
2) Kuesioner diisi sendiri oleh responden
3) Wawancara melalui telepon
4) Kuesioner dikirim melalui pos.
Bagaimana merumuskan/menyusun angket?, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh
responden.
2) Pakailah kalimat yang pendek yang mudah difahami.
3) Jangan terlampau cepat menganggap bahwa responden telah
memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang masalah penelitian.
4) Lindungi harga diri responden.
5) Bila ingin menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu
hal-hal yang menyenangkan.
6) Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
7) Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup.
8) Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiappertanyaan.
9) Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan responden. (lihat,
Nasution, 2006:135-137)

Contoh Angket......
1) Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan
untuk menjawab
Contoh: Metode apa yang digunakan oleh Bapak/ibu dalam
pengajaran PAI dikelas?
a......................
b......................
c......................
d......................
2) Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaansudah disediakan oleh
peneliti.
Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan
anak dikelas?
a. Selau
b. Sering
c. Jarang sekali
3) Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaansudah diberikan oleh
peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan
responden
Contoh: Apa metode yang Bapak?Ibu gunakan dalam pengajaran PAI
a. Diskusi
b. Ceramah
c. ............
Berdasar dari terbentuknya
Pilihan ganda
Contoh, seperti pada angket tertutup
Isian
Contoh seperti pada angket terbuka
Chek list
Contoh

Rating Skala
Contoh:

b. TES

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa
macam tes dan alat ukur.
1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti selfconcept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala
sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c.

Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan
dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih
mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara
detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan
ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden.
Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam
mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan
takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus
bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam
memberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu

adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman


wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.
2) Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara
hanya tinggal memberi tanda v (check).
Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya
wawancara dilaksanakan dalam bentuk semi structured. Dimana
interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan lebih
lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang
ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan
mendalam.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam suksesnya wawancara
yang dapat dilihat pada gambarberikut:

Sumber:
Warwick,
Donald P.
And Lininger,
Charles yang
dikutip dari
Masri
Singarimbun
dan Sofyan
Effendi ( Metode Penelitian Survei)

Menurut Nasution, ada beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam

wawancara, antara lain: pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan,


pengeinderaan dan latar belakang pendidikan.

Dalam pelaksanaan wawancara, sering kita temukan dilapangan adanya


perbedaan persepsi pandangan tentang hal-hal tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian, antara peneliti dengan orang yang
diwawancarai. Berdasar hal tersebut, yang perlu diketahui bahwa dalam
penelitian kualitatif naturalistik, ada dua istilah yaitu informasi emic dan
etic. Informasi emicadalah informasi yang berkaitan dengan bagaimana
pandangan responden terhadap dunia luar berdasar perspektifnya sendiri,
sedangkan yang berdasar perspektif peneliti disebut informasi etic.

d.

Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber
lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya
dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku
harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan
pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain
sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah
foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat

mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan


informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud
tertentu, misalnya untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan,
kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat
menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat
istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen
yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid,
tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat
membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumendokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
d.

Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang
maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar
mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian
mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan
pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun
kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda,
disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati.
Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai
dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah
masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi
partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila
peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari
kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah
observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang
diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi, antara lain:
1) Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya
ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?

2) Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga


benar-benar representatif?
3) Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan
sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama
berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian.
5) Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.
2. Membuat Instrumen Pengumpulan Data
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
instrumen, antara lain:
a. Mengindentifikasikan variabel-variabel yang diteliti
b. Menjabarkan variabel-variabel dalam beberapa dimensi
c. Mencari indikator-indikator setiap dimensi
d. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
e. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
f. Petunjuk pengisian
Hal lain yang perlu diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat
sesuai sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Menetapkan sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel
yang diteliti.
b. Menetapkan dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau
bagian-bagian yang ada pada sebuah kontrak.
c. Menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan
sebuah dimensi-dimensi ke dalam beberapa pertanyaan, untuk
menerangkan konstruk variabel yang hendak diteliti.
Contoh:
Penelitian tentang Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Komitmen
Organisasi

3. Membuat catatan lapangan


a.

Data Hasil Catatan Lapangan


Catatan terdiri atas dua bagian, yakni (1) deskripsiyaitu tentang apa
yang sesungguhnya kita amati, yang benar-benar terjadi menurut apa
yang kita lihat, dengar dan amati dengan alat indra , dan (2) komentar,
tafsiran, refleksi, pemikiran atau pandangan sesuatu yang kita amati.
Deskripsi ialah uraian obyektif tentang apa yang sebenarnya terjadi
menurut apa yang kita lihat dan dengar, tanpa diwarnai oleh pandangan
atau tafsiran kita. Komentar adalah pandangan, penilaian, penafsiran
terhadap sesuatu. Misal dalam suatu kelas, ada seoarang siswa yang
mengantuk dan berusaha untuk menahan rasa kantuk tersebut untuk
memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru. Fenomena tersebut
adalah sebuah deskripsi (kenyataan) tentang proses belajar dikelas, tetapi
bila kita mengatakan malas, maka hal tersebut sudah termasuk
penafsiran.

2. Sistematika catatan
Dalam mendeskripsikan data kita perlu adanya kode yang
memudahkan dalam pelaksanaan observasi. Misalnya deskripsi diberi
kode D dan refleksi diberi kode R.
DP : Deskripsi Partisipan, misalnya mengenai usia responden, wajahnya,
tubuhnya, cara berpakaian, bertindak, berbicara, sikap dan
sebagainya.
DD : Deskripsi Dialog, yaitu deskripsi yang berkaitan dengan percakapan
antara peneliti dengan responden atau orang lain, juga antara
orang yang ada hubungannya dengan topik penelitian.
DLF : Deskripsi Lingkungan Fisik, yaitu deskripsi mengenai keterangan
tentang lokasi, gedung, ruangan, pekarangan fasilitas dan lain
sebagainya.
DK : Deskripsi kejadian-kejadian, yaitu deskripsi tentang peristiwaperistiwa apa yang terjadi, seperti tindakan guru, perbuatan siswa,
pelajaran yang berlangsung, hukuman yang diberikan siswa, apa
yang terjadi diluar kelas

DH : Deskripsi Hubungan dengan partisipan atau orang lain, misalnya


hubungan antara siswa dengan temanya, guru dan pegawai
administrasi.
Refleksi adalah pemikiran, tafsiran atau komentar tentang apa yang
diamati. Peneliti mengolah apa yang diobservasi, ia mencari maknanya
untuk kemudian menemukan pola atau tema rangkaian kejadian-kejadian.
Agar pemikirannya lebih sistematis, perlu diberikan kode sebagai berikut:
RR : Refleksi tentang apa yang di rasakan oleh peneliti, yaitu bagaimana
pengamat serta prasangka dan sikapnya terhadap responden.
RA : Refleksi Analisis. Dalam penelitian naturalistik analisis dilakukan
sejak awal pengumpulan data. Data harus di lakukan analisis dalam
usaha untuk mencari makna, walaupun masih bersifat sementara.
Analisis akan mendorong merumuskan pertanyaan baru yang
memerlukan data baru yang dapat lebih memantapkan tafsiran
atau justru membantah tafsiran. Analisis dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara data.
RM : Refleksi Metodologi. Dalam penelitian naturalistik/ kulaitatif, tidak
harus mengikuti langkah-langjkah yang telah ditetapkan. Metode
penelitian tidak dapat dipastikan akan tetapi harus dipikirkan setiap
kali menghadapi situasi baru.
RJ : Refleksi Penjelasan. Bila ada hal-hal yang perlu mendapat
penjelasan, misal mengenai sejarah, latar belakang lembaga, dan
sebagainya dapat dimasukkan dalam bagian ini.
RE : Refleksi Etis. Penelitian harus memegang teguh norma-norma
penelitian, harus dijaga betul agar nama baik responden jangan
tercemar, misal dengan memberi nama samaran. Bahkan kadang
lokasi penelitian bisa disamarkan.

Anda mungkin juga menyukai