Lapisan Pedosfer
Lapisan Pedosfer
Tanah
sendiri berarti wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan tanah yang bercampur dengan
bahan-bahan lainnya, seperti bahan organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas litosfer.
Komponen pembentuk tanah:
1. Bahan Mineral
Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan. Oleh karena itu susunan mineral
didalam tanah berbeda-beda sesuai dengan mineral batu-batuan yang lapuk. Mineral tanah
dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang
berasal dari batuan yang lapuk, sedangkan mineral sekunder adalah mineral hasil pembentukan
baru atau hasil pelapukan mineral primer yang terbentuk selama proses pembentukan tanah
berlangsung. Mineral primer pada umumnya terdapat dalam fraksi-fraksi pasir dan debu,
sedangkan mineral sekunder umumnya terdapat dalam fraksi liat. Mineral sekunder berukuran
halus sehingga dibutuhkan alat khusus seperti XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengidentifikasinya.
2. Bahan Organik
Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5
%. Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau
humus. Humus terdiri dari bahan oraganik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar
serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan
mikroorganisme didalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur),
berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.
Tanah yang mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil.
a. Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
b. Sumber unsur hara N, P, S dan unsur mikro.
c. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
d. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah
menjadi tinggi).
e. Sumber energi bagi mikroorganisme.
Didaerah rawa-rawa, seperti daerah rawa-rawa pasang surut, sering dijumpai tanahtanah dengan
kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah liat)
dan tebalnya lebih dari 40cm, maka tanah tersebut disebut tanah organik (tanah gambut).
3. Air
Guna air bagi pertumbuhan tanaman adalah:
Sebagai unsur ahra tanaman, tanaman memrlukan air dari tanah dan CO2 dari udara untuk
membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
Sebagai pelarut unsur hara, unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar tanaman.
Sebagai bagian dari sel-sel tanaman, air merupakan bagian dari protopasma.
Persediaan air didalam tanah tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan
tanah menahan air, besarnya evapotransporasi (penguapan langsupenguapan langsung melalui
tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah.
Air dapat diserap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adesi, kohesi, dan gravitasi.
Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air didalam tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Air higroskopik, yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman
(adesi antara tanah dengan air).
Air kapiler, yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air) dan daya
adesi (anatara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas
karena gaya-gaya kapilernya, sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat
diserap oleh tanaman).
4. Udara
Susunan udara dalam tanah adalah :
Kandungan uap air lebih tinggi. Tanah-tanah yang lembab mempunyai udara dengan kelembaban
nisbi mendekati 100%.
Sifat-sifat tanah
Sifat fisik
Tekstur tanah adalah keadaan kehalusan tanah yang disebabkan oleh perbedaan komposisi
kandungan pasir, debu, dan liat pada tanah.
Pada gambar terdapat pembagian ukuran fraksi-fraksi tanah menurut Sistem Departemen
Pertanian Amerika Serikat (USDA) tahun 1938.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan blablabla (slide).
Di dalam tanah dg struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada
agregat-agregat oleh liat humus dan kalsium.
Bentuk struktur tanah berbeda-beda, diantaranya:
Lempeng (platy) ditemukan di horizon A
Prisma (Presmatic) ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering
Tiang (columnar) ditemukan di horizon B daerah iklim kering
Gumpal bersudut (angular blocky) pada horizon B iklim basah
Gumpal membulat (sub-angular blocky) pada horizon B iklim basah
Granuler (granular) pada horizon A
Remah (crumb) pada horizon A
Warna tanah liat slide
Konsistensi tanah liat slide
Sifat kimia
pH tanah merupakan tingkat keasaman tanah. pH tanah dipengaruhi oleh mineral yang
terkandung dalam tanah dan kelembapan tanah. pH tanah di daerah tropis umumnya asam,
pH tanah di daerah kering umumnya basa.
Pada tanah yang terlalu asam atau terlalu basa, dapat diubah pHnya dengan cara
menambahkan kapur untuk yang terlalu asam dan menambahkan belerang untuk yang
terlalu basa.
Bahan organik merupakan sifat kimia tanah yang paling penting dan penyubur tanah. Bahan
organik pada tanah berasal dari sisa tumbuhan yang telah mati.
Unsur hara dalam tanah sangat dibutuhkan oleh tanaman. Unsur hara tersebut antara lain
Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Nitrogen berperan dalam memberikan warna hijau daun.
Fosfor berfungsi untuk pembelahan sel dan perkembangan akar. Kalium untuk menguatkan
tanaman dan pertahanan terhadap penyakit (imunitas).