Simulasi Konsep Dasar Keperawatan
Simulasi Konsep Dasar Keperawatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
KELOMPOK IX
Disusun oleh :
M. Rahman Ramadhani
RizkyanFitriansyah
AyuSeptiani A.I.
Mahgrisa handayani
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Alhamdulillah Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan simulasiimplementasi keperawatan ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Harapan kami sebagai penulis semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya lagi kita sebagai mahasiswa.
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Wassalamualaikum wr. wb
Banjarbaru, Desember2013
Penyusun
Daftar Isi
iii
Kata Pengantar..
Daftar Isi
ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..
B. Tujuan Penulisan..
C. Manfaat Penulisan
1
2
2
3
4
4
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran..
10
10
Daftar Pustaka
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari
perilaku keperawatan di mana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi
mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan seharihari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien,
menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, dan mencacat serta melakukan pertukaran
informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien.
Tuberkulosis, MTB, atauTB (singkatan dari bacillus berbentuk tuberkel)
merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan.
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium
tuberculosis. Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bias berdampak
pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan
infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.
Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatik dan laten. Namun hanya satu dari sepuluh
kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak
diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bias meninggal.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau
dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut
penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan
berat badan.) Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam.
Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada) serta
pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultu rmikrobiologis cairan tubuh. Sementara
itu, diagnosis TB laten bergantung pada testuberkulin kulit/tuberculin skin test (TST) dan
tes darah. Pengobatan sulit dilakukan dan memerlukan pemberian banyak macam
antibiotic dalam jangka waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus
menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotik merupakan masalah
yang bertambah besar pada infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR). Untuk
mendapatkan
vaksinasi
basil
Para ahli percaya bahwa sepertiga populasi dunia telah terinfeksi oleh M.
tuberculosis, dan infeksi baru terjadi dengan kecepatan satu orang per satu detik. Pada
tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta kasus kronis yang aktif di tingkat global. Pada
tahun 2010, diperkirakan terjadi pertambahan kasus baru sebanyak 8.8 juta kasus, dan 1,5
juta kematian yang mayoritas terjadi di negara berkembang. Angka mutlak kasus
Tuberkulosis mulai menurun semenjak tahun 2006, sementara kasus baru mulai menurun
sejak tahun 2002. Tuberkulosis tidak tersebar secara merata di seluruh dunia. Dari
populasi di berbagai negara di Asia dan Afrika yang melakukan testuberkulin, 80%-nya
menunjukkan hasil positif, sementara di Amerika Serikat, hanya 510% saja yang
menunjukkan hasil positif. Masyarakat di dunia berkembang semakin banyak yang
menderita Tuberkulosis karena kekebalan tubuh mereka yang lemah. Biasanya, mereka
mengidap Tuberkulosis akibat terinfeksi virus HIVdan berkembang menjadi AIDS.
C. Manfaat
Untuk mengetahui kegiatan persiapan yang dilakukan sebelum implementasi
o Untuk mengetahui langkah revisi rencana perawatan sebelum melaksanakan
implementasi
o Untuk mengetahui tiga keterampilan implementasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai
setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi status kesehatan yang baik yang menggambarkan criteria
hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Intervensi
keperawatan merupakan bentuk penanganan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan
pertimbangan pengetahuan klinis yang bertujuan meningkatkan hasil perawatan klien
(Bulechek, Butcher, dan Dochterman 2008).
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik (Iyar et al., 1996). Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing iders untuk membantu klien mencapai tujuan yang di
harapkan. Oleh kareena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodofikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan di
susun dan dilanjutkan pada nursing orders untuk membantu klien tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktorfaktor yang memperngaruhi masalah kesehatan klien. Tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang
mencakup
meningkatkan kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mampu bekerjasama
dengan klien, keluarga, serta anggota tim kesehatan yang lain sehingga asuhan yang
diberikan dapat optimal dan komprehensif. (Nursalam, 2001: hal 63).
a)
b)
c)
d)
aspek-aspek
Pelaksanaan
tindakan
unsur : hak dan kewajiban klien;
kode etik keperawatan; dan hukum
2. Perencanaan
Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.Tindakan
keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara
profesional sebagaimana terdapat dalam standar dan praktek keperawatan.
3. Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.ada 3 tipe sistem pencatatan
yang digunakan pada dokumentasi: (1) Sources-Oriented records; (2) ProblemOriented Records : POR; dan (3) Computer-Assited Records. Pada Model/Sistem
Dokumentasi Keperawatan akan dijelaskan lanjut dan diuraikan pada Dokumentasi
Keperawatan
BAB III
: Rianti
Umur
: 15 tahun
: Banjarbaru,Kalsel
Agama
: Islam
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Pekerjaan
: Pelajar
Status
: Belum kawin
Pendidikan : SMP
Pasien mengalami batuk berdahak selama 3 minggu. Badan demam,sesak nafas,nafsu
makan dan berat badan menurun,sering berkeringat pada malam hari.
Tekanan darah
: 100/80 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Nafas
: 28x/menit
Suhu Tubuh
: 40oC
Berdasarkan dari hasil pengkajian, diagnose dan perencanaan pasien dengan nama
rianti dinyatakan harus menjalani rawat inap. Kemudian, perawat masuki ruangan untuk
melakukan implementasi keperawatan.
Perawat : Assamualaikum wr.wb.
Bpk ardi : walaikumsalam wr.wb.
Perawat: bagaimana keadaannya de?
Rianty: lumayan
Perawat: begini pak saya akan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah didiskusikan bersama dokter sesuai dengan penanganan penyakit
anak bapak
Bpk ardi: iya silahkan
Perawat : disini saya akan melakukan teknik nafas dalam dan teknik batuk efektif untuk
membantu mengatasi gangguan jalan nafas. Bapak tolong perhatikan
(perawat mengajarkan pasien teknik nafas dalam dan teknik batuk efektif)
Cara Latihan Teknik Nafas Dalam
1. Tarik nafas melalui hidung secara maksimal kemudian tahan 1-2 detik
2. Keluarkan secara perlahan dari mulut
3. Lakukanlah 4-5 kali latihan
Cara Batuk Efektif
1. Tarik nafas dalam 4-5 kali
2. Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2 detik
3. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan kuat
4. Lakukan empat kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan
5. Perhatikan kondisi penderita
Bpk ardi : trus sus apa latihan ini harus dilakukan secara rutin atau hanya saat-saat tertentu?
Seperti saat batuk atau saat sulit bernapas?
Perawat: minimal 3 kali sehari pagi, siang dan sore.
(perawat membetulkan posisi pasien menjadi posisi semifowler)
Perawat : bapak infusnya dikontrol jgn sampai habis, kalau ada apa-apa panggil perawat
untuk menanganinya.
(kaji tanda-tanda infeksi, monitor tetesan infuse, monitor tanda-tanda vital, ganti balutan
infuse tiap hari, berikan terapi antibiotic sesuai advis dokter)
Perawat : untuk ade perbanyak minum air putih, istirahat yang cukup. Pak untuk penyakit tbc
ini dapat menular melalui udara jadi bapak atau keluarga yang ingin menjenguk dianjurkan
menggunakan masker.
Bapak ard : iya sus, terima kasih atas informasinya dan akan saya perhatikan setiap
perkembangan anak saya serta setiap anjuran yang telah diberikan tadi.
10
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat memberikan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien. Selalu pikirkan terlebih
dahulu ketepatan suatu intervensi sebelum mengimplementasikannya. Pedoman klinis atau
protokol merupakan dokumen berbasis bukti yang membimbing keputusan dan intervensi
untuk masalah kesehatan tertentu. Saat mempersiapkan pelaksanaan intervensi, lakukan
pengkajian ulang pada klien, tinjau dan revisi rencana asuhan keperawatan yang ada,
organisasi sumber daya dan penyampaian layanan, antisipasi dan cegah komplikasi, serta
implementasikan intervensi tersebut.
Selama fase awal implementasi, lakukan pengkajian ulang pada klien untuk
menentukan apakah tindkaan keperawatan yang diajukan masih sesuai dengan kondisi klien.
Implementasi asuhan keperawatan membutuhkan tambahan pengetahuan, keterampilan
keperawatan, dan sumber daya personel. Sebelum memulai intervensi, pastikan klien merasa
nyaman secara fisik dan psikologis. Untuk mengantisipasi dan mencegah komplikasi, perawat
mengenali resiko pada klien, menyesuaikan intervensi dengan situasi, mengevaluasi
keuntungan terapi dibandingkan resikonya dan memulai tindakan pencegahan resiko.
Implementasi intervensi keperawatan yang berhasil membutuhkan keterampilan kognitif,
interpersonal, dan psikomotor.
Metode yang digunakan untuk memastikan ketepatan teknik perawatan fisik meliputi
perlindungan perawat dank lien dari cedera, menggunakan praktik pengendalian infeksi yang
sesuai, tetap terorganisasi dan mengikuti petunjuk praktik. Konseling merupakan metode
perawatan langsung yang membantu klien menggunakan pemecahan masalah untuk
mengenali dan mengatasi stress serta memfasilitasi hubungan interpersonal.
Tindakan keperawatan preventif meliputi pemeriksaan dan promosi dari potensi
kesehatan klien, pemberian tindakan yang diresepkan (contoh: imunisasi), pengajaran
kesehatan, dan identifikasi faktor resiko suatu penyakit, dan/atau trauma. Untuk melakukan
suatu prosedur keperawatan, anda harus mengetahui prosedur tersebut, frek uensi, langkah,
dan hasil yang diharapkan.
Daftar Pustaka
11
Nursalam.
2001.
Proses
&
Dokumentasi Keperawatan: Konsep
dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika