Anda di halaman 1dari 11

2

Menurut pendapat Spring (dalam Aulls dan Shore 2008:23) bahwa pada
dasarnya Inkuiri adalah mengajukan pertanyaan dan mencari tahu kebenaran suatu
masalah. Inkuiri berarti menemukan masalah, menunjukkan minat, termotivasi,
memecahkan masalah, dan berpikir. Pernyataan tersebut dikemukan sebagai berikut:
Inquiry is fundamentally about asking questions and being
curious. Inquiry means to discover, show interest, be motivated,
problem-find, problem-solve, think and create meaning. The
idea of producing knowledge that is meaningful to yourself and
othets, and using knowledge to accomplish purposes that
include those you set yourself or that you believe it, is central to
inquiry.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara secara kuantitatif di SMA Negeri 9
Palembang bahan ajar yang digunakan di kelas XI IPA yaitu Buku Sekolah
Elektronik (BSE) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Penggunaan bahan ajar
dalam proses pembelajaran akan sangat membantu untuk keefektifan dalam
meningkatkan pemahaman siswa. Penggunaan bahan ajar dapat membantu siswa
memahami materi, sehingga siswa lebih meningkatkan minat belajar agar mencapai
hasil belajar yang baik. Bahan ajar dapat dilihat berdasarkan teknologi yang ada di
media elektronik berupa internet adalah bahan cetak seperti: hand out, buku, modul,
lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart; bahan ajar pandang dengar (Audio
Visual) seperti: video/film,VCD; bahan ajar dengar (Audio) seperti: radio, kaset, CD
audio, PH;

visual: foto, gambar, model/maket;

multi Media: CD interaktif,

Computer Based.
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan yaitu modul yang dapat membuat
pembelajaran yang menarik, efektif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa.
Pembelajaran kimia berbasis Inkuiri dapat mengembangkan keingintahuan dan
motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep kimia serta membiasakan siswa
bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Pengembangan
modul berbasis inkuiri diperlukan siswa agar dapat memahami kimia dengan cara

memecahkan masalah sendiri. Proses Inkuiri memberikan pembelajaran dan


pengalaman belajar terlatih sehingga siswa dapat memecahkan masalah sendiri.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terkait pengembangan dan pemanfaatan modul berbasis Inkuiri
dalam pembelajaran kimia. Penelitian ini diberi judul Pengembangan Modul
Berbasis Inkuiri Pada Materi Laju Reaksi di SMA.
1.1.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana modul berbasis inkuiri

pada materi laju reaksi dapat mendukung siswa meningkatkan pemahaman konsep
laju reaksi melalui inkuiri.
Masalah penelitian dapat di rinci sebagai berikut.
1.

Bagaimana mengembangkan modul berbasis inkuiri yang praktis sehingga dapat

2.

meningkatkan pemahaman konsep laju reaksi?


Bagaimana mengembangkan modul berbasis inkuiri yang valid sehingga dapat

3.

meningkatkan pemahaman Konsep laju reaksi?


Bagaimana efektifitas modul berbasis inkuiri pada materi laju reaksi yang telah
dikembangkan?
1.2.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini dapat di rinci sebagai berikut.
1. Untuk menghasilkan modul berbasis inkuiri pada materi laju reaksi yang praktis
2. Untuk menghasilkan modul berbasis Inkuiri pada materi laju reaksi yang valid
3. Untuk mengetahui efektifitas modul berbasis inkuiri pada materi laju reaksi yang
telah dikembangkan.
1.3.
Manfaat Penelitian
Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menanamkan konsep pemahaman siswa secara
mandiri serta meningkatkan penguasaan materi pembelajaran secara
bertanggung jawab, mandiri, menambah pengalaman dan berpikir sendiri

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.


Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran


agar lebih mudah menyampaikan materi dan menghasilkan bahan ajar yang

menfasilitasikan pembelajaran berbasis inkuiri


Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan ajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga pada akhirnya dapat memberikan

kualitas pencapaian tujuan pembelajaran yang baik.


Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan
pengalaman baru tentang pengembangan modul yang berbasis inkuiri sebagai
bekal untuk menjadi guru yang profesional.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pembelajaran dengan Menggunakan Modul

2.1.1 Modul
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang
mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan seecara mandiri.
Suharjono (dalam Kunandar, 2011:36), Modul merupakan materi yang disusun dan
disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembaca diharapkan dapat

menyerap sendiri materi tersebut, dengan tujuan sebagai bahan pembelajaran mandiri
siswa. Modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar mandiri. Selain itu, modul
dapat memuat tujuan pembelajaran, bahan, kegiatan untuk mencapai tujuan serta
evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
Bentuk modul atau buku pegangan hampir sama dengan buku cetak tetapi
dikemas lebih ringkas dan ringan hanya memuat konsep-konsep penting materi
pelajaran, namun tidak sedetail buku paket pelajaran. Modul adalah satuan program
pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan
(self instructional) setelah siswa menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya
siswa tersebut dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya.
Pembelajaran dengan menggunakan modul merupakan strategi tertentu dalam
menyelenggarakan pembelajaran individual. Modul pembelajaran, sebagaimana yang
dikembangkan di Indonesia, merupakan suatu paket bahan pembelajaran (learning
materials) yang memuat deskripsi tentang tujuan pembelajaran, lembaran petunjuk
guru yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi siswa didik,
lembaran kunci jawaban pada lembar kertas kerja siswa, dan alat-alat evaluasi
pembelajaran.
Penguasaan materi bagi siswa yang memiliki kemampuan yang rendah akan
memerlukan waktu yang lama dibandingkan dengan kemampuan siswa yang
kemampuan yang tinggi. Agar siswa dengan berbagai karakter tersebut dalam waktu
yang sama dapat mencapai dan menguasai materi yang diberikan, maka perlu adanya
program pembelajaran yang sesuai dengan individu masingmasing siswa. Dalam
modul atau buku pengangan harus berisi pokok-pokok materi seperti di bawah ini :
1. Judul Modul
Judul ini berisi tentang nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu.
2. Petunjuk Umum
Memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam proses
belajar mengajar, sebagai berikut :
a. Kompetensi Dasar

b. Pokok bahasan
c. Indikator Pencapaian
d. Referensi
Berisi petunjuk guru tentang buku-buku referensi yang dipergunakan.
e. Strategi Pembelajaran
Berisi Penjelasan pendekatan, metode, langkah yang dipergunakan dalam proses
pembelajaran.
f. Lembar Kegiatan Pembelajaran
Berisi petunjuk bagi siswa

untuk

memahami

langkah-langkah

dan

materi pembelajaran
g. Evaluasi
Evaluasi

dilakukan

menyelesaikan
setelah

untuk

mengetahui

pembelajaran

pembelajaran

berakhir

satu
(post

kemampuan

modul.
test)

Evaluasi
berupa:

siswa
ini
tes

setelah
diberikan

benar-salah

(true-false test), soal isian (essay test), tes pilihan ganda (multiple
choice test), dan tugas-tugas lain.

2.1.2 Karakteristik Modul


Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27) sebagai
berikut:
1 Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau
unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam
pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai
macam penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif
belajar.
2) Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan
individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh

siswa secara perorangan. Oleh karena itu melalui modul pembelajaran, siswa
diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
3) Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.
Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara
spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi
penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang
spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus
direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk
memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka tentang
apa yang diharapkan.
4) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan
melihat diagram-diagram dan buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutannya
dimaksudkan agar materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur
pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan
kegiatan belajar secara teratur.
5 Penggunaan berbagai macam media (multi media)
Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam
media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda
terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena penggunaan modul
pembelajaran bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.
6 Partisipasi aktif dari siswa
Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada
dalam modul tersebut bersifat self instructional sehingga akan terjadi keaktifan
belajar yang tinggi.
7) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa
Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar dan
mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini

dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban


yang telah disediakan.
8) Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya
Dalam pembelajaran, modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi
sehingga evaluasi ini berfungsi untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada
tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.
Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar:
1

prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan


(objective model)

prinsip belajar mandiri

prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)

penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)

prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran

penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

2.1.3 Tujuan Pembuatan Modul


Penggunaan

modul

dalam

kegiatan

belajar-mengajar

bertujuan agar tujuan pendidikan bisa dicapai secara efektif dan


efisien. Para siswa dapat mengikuti program pengajaran sesuai
dengan kecepatan dan kemampuan sendiri, lebih banyak belajar
mandiri, dapat mengetahui hasil belajar sendiri, menekankan
penguasaan. (Sudjana, Teknologi Pengajaran, 1997, hal :133).
Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut B.
Suryosubroto (1983:18), ialah agar:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif. Pada proses kegiatan
belajar-mengajar guru dituntut agar memotivasi dan meningkatkan kemampuan

siswa belajar secara mandiri dan agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat
penguasaan materi yang telah dipelajari.
b. Siswa dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan
kemampuannya sendiri.
c. Siswa dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar
sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
d. Siswa dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara
berkelanjutan.
e. Siswa benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
f.

Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi
yang dilakukan pada setiap modul berakhir.

g. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep Mastery Learning yakni suatu
konsep yang menekankan siswa secara optimal menguasai bahan pelajaran yang
disajikan dalam modul itu. Prinsip ini mengandung konsekuensi bahwa seorang
siswa tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai
paling sedikit 75% dari bahan tersebut.
Pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang memberi
kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mencapai suatu tujuan yang
diinginkan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu.
2.1.4 Komponen Komponen Modul
Komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul, sebagai berikut
menurut Santyasa (2009): (1) bagian pendahuluan, (2) bagian kegiatan belajar, dan
(3) daftar pustaka. Bagian pendahuluan mencakup pendoman guru , sasaran umum
pembelajaran dan sasaran khusus pembelajaran. Bagian kegiatan belajar yaitu
pedoman guru, uraian isi pembelajaran, rangkuman, tes, kunci jawaban, umpan balik
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Pedoman Guru

10

Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat


diselenggarakan secara efisien yakni sebagai berikut:
1) Berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan oleh guru.
2) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu.
3) Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.
4) Petunjuk-petunjuk evaluasi.
b. Uraian Isi Pembelajaran
Uraian isi pembelajaran menyangkut masalah strategi pengorganisasian
yakni strategi yang mengacu kepada cara untuk membuat urutan (squencing) dan
mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip-prinsip yang
berkaitan. Materi pembelajaran yang tepat untuk disajikan dalam kegiatan
pembelajaran adalah relevan dengan sasaran pembelajaran, tingkat kesukaran
sesuai dengan taraf kemampuan pebelajar, dapat memotivasi pebelajar, mampu
mengaktifkan pikiran dan kegiatan pebelajar ,sesuai dengan prosedur pengajaran
yang ditentukan dan sesuai dengan media pengajaran yang tersedia. Berkaitan
dengan pengembangan modul, isi pembelajaran diorganisasikan menurut struktur
isi pembelajaran dengan analisa sasaran khusus pembelajaran.
c.

Rangkuman
Rangkuman merupakan komponen modul yang menyajikan ide-ide pokok isi

pembelajaran modul, sebagai tinjauan ulang, serta pendalaman terhadap materi


pembelajaran yang telah dipelajari siswa. Rangkuman dapat memberikan manfaat
yang sangat berarti bagi siswa dalam mengorganisasi ingatannya, karena rangkuman
berisi pernyataan singkat yang mudah diingat dan dipahami.
Rangkuman merupakan pernyataan singkat mengenai isi bidang studi yang
telah dipelajari dan contoh-contoh setiap konsep, prosedur, atau prinsip yang
diajarkan. Pemberian rangkuman dalam pengajaran merupakan bagian penting dari
strategi pembelajaran sehingga memiliki manfaat yang sangat penting, baik
untuk siswa maupun guru.

11

d.

Tes
Tes merupakan alat untuk mengetahui seberapa jauh sasaran yang dicapai,

khususnya pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Tes juga berfungsi sebagai
umpan balik bagi guru untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan bimbingan
yang diberikannya dan berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila diberikan tes yang relevan dengan sasaran,
khususnya pembelajaran. Bentuk tes dapat berupa tes subyektif atau tes obyektif.
Skor setiap item tes boleh sama atau berbeda,

bergantung kepada tingkat

kesukaran masing-masing item tes.


e.

Kunci Jawaban
Kunci jawaban berisi jawaban tes yang wajib dikerjakan oleh siswa.

Kunci jawaban berfungsi sebagai panduan siswa terhadap jawaban tes dan umpan
balik bagi guru untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan belajar
siswa

terhadap sasaran khusus pembelajaran. Jawaban tes mengacu kepada isi

pembelajaran.
f.

Umpan Balik
Umpan balik adalah komponen modul yang berisi informasi tentang skor

tiap-tiap item tes, rumus cara menghitung skor akhir yang dicapai siswa, pedoman
menentukan tingkat pencapaian sasaran belajar siswa berdasarkan skor yang dicapai
dan kegiatan berikutnya

yang dilakukan siswa setelah diketahui tingkat

pencapaian sasaran pembelajaran.


g.

Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan bagian penting bagi modul. Daftar pustaka yang

lengkap, mutakhir dan relevan, siswa dapat menelusuri informasi untuk melakukan
pendalaman dan pengembangan materi pembelajara sesuai dengan sasaran
pembelajaran yang telah dirumuskan. Daftar pustaka disusun secara alpabetis
nama utama pengarang.
2.2 Inkuiri

12

Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala


didasari oleh keingintahuan. Berdasarkan hal inilah suatu strategi pembelajaran yang
dikenal dengan inkuiri dikembangkan. Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti
ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi,
dan melakukan penyelidikan. Proses pembelajaran inkuiri adalah suatu proses
pembelajaran khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Pembelajaran
inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun intelektual
(kemampuan berpikir) terkait dengan proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi
tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu
individu untuk membangun kemampuan itu.
Selanjutnya Sanjaya (2008: 196) menyatakan bahwa ada beberapa hal
yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi
inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui

Anda mungkin juga menyukai