Anda di halaman 1dari 80

tata Kerja KPU Perlu

Diperkuat Dengan Regulasi


Yang Ketat

WTP Dapat Dicapai


Dengan membangun Sistem
Keuangan Yang Baik

Edisi I Januari-February 2015

MENJAGA HAK RAKYAT BERSUARA DALAM PEMILU

Arif Rahman Hakim


Sekretaris Jenderal KPU

Seluruh Jajaran KPU


Siap Melaksanakan
Reformasi Birokrasi

Daftar ISI

15
Tata Kerja KPU Perlu
Diperkuat Dengan
Regulasi Yang Ketat

Suara Utama

Seluruh Jajaran KPU


Siap Melaksanakan
Reformasi Birokrasi
Sudah tiga tahun lalu lembaga pemerintah
pelaksana pemilihan umum ini tak pernah
henti menghembuskan semangat reformasi
birokrasi.

10

Transparansi Informasi
Kepemiluan dan Anggaran
Di KPU Cukup Bagus
Kementerian
Pendayagunaan
Aparatur Negara
dan Reformasi
Birokrasi
(KemenpanRB) merupakan
salah satu motor
utama penggerak
Reformasi
Birokrasi (RB).

Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay terkenal


sebagai pekerja keras yang tak suka nekoneko. Baginya, mengabdi untuk negara itu
mesti tulus, tanpa pamrih.

22
Komisi II Mendukung Pendirian
Pusat Pendidikan Pemilih
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
RI, Yandri Susanto mendukung langkah Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dalam penambahan
anggaran terkait dengan rencana akan mendirikan
Pusat Pendidikan Pemilih.

25

Komnas HAM Minta KPU


Tingkatkan Pelayanan
Konstitusi Warga

28

Penerapan E-Voting
Masih Menjadi
Perdebatan

71

Sandra Dewi: Pemilu


Itu Harus Transparan
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

Suara Redaksi

Menempatkan Tukin Dalam Pilar-pilar Demokrasi


Tak terasa di tahun 2015 ini kita dapat berjumpa lagi dalam
suasana yang penuh akrab dan kekeluargaan. Meski tensi politik
di daerah tahun ini lebih terasa hangat dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya, kami berharap nilai-nilai keakraban dan
persaudaraan sesama anak bangsa dapat terus terjaga hingga
akhir zaman.
Menghangatnya suhu politik di daerah, dinilai berbagai pihak
masih diambang batas kewajaran. Sebab, tensi itu tak lepas dari
akan dimulainya tahapanpelaksanaan pemilihan
Gubernur, Bupati dan Walikota secara serentak.
Dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan
tegas di majalah Suara KPU edisi November
2014 telah menyatakan siap untuk
melaksanakan amanat konstitusi tersebut.
Melayani pilar-pilar demokrasi tidak lepas
dari optimalnya kemampuan Sumber Daya
Manusia (SDM) di KPU itu sendiri.
Kebijakan pemerintah untuk memberikan
tunjangan kinerja (Tukin) kepada PNS
sangat dinanti-nanti seluruh pegawai.
Untuk itu, di edisi ke-I yang terbit di
bulan Maret 2015 ini, kami sengaja
menurunkan laporan reformasi
birokrasi berbasis tunjangan kinerja
dengan lugas, tuntas dan tegas di
halaman laporan utama.
Keberadaan Tukin dalam pilar-pilar demokrasi diharapkan
mampu mewujudkan nilai-nilai positif di lembaga ini, Dan
kami menghadirkan berbagai nara sumber yang terkait dengan
tunjangan kinerja, baik dari internal maupun eksternal, dengan
bahasa lugas, ringkas, padat dan renyah dibaca.
Sejatinya, edisi ini merupakan edisi lanjutan dari tiga edisi
sebelumnya yang telah terbit di tahun lalu. Meski masih tergolong
belia dibandingkan dengan beberapa majalah internal terbitan
berbagai instansi pemerintah, kami optimis dapat memberikan
persembahan terindah dari sisi aktualitas berita, isi dan kualitas
tampilan kepada pembaca budiman.
Dengan usia belia ini, motto kami adalah terus belajar
dan berusaha memperbaiki diri, untuk perbaikan menuju
kesempurnaan sajian berita sesuai dengan kaidah-kaidah

jurnalistik. Untuk mewujudkan kesempurnaan itu pun, kami selalu


berintrospeksi atau mengevaluasi diri, dan tidak menutup telinga
serta mata hati dalam menerima kritikan dan saran dari berbagai
pihak.
Edisi ke-I majalah Suara KPU memang menjadi momentum
istimewa, karena dilingkupi oleh suasana Tahun Baru Masehi 2015,
Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H, dan Tahun Baru Imlek 2566.
Karena itu, ijinkan kami mengucapkan Selamat Tahun Baru
2015, dan Gong Xie Fat Chai, semoga seluruh
aktivitas kita memberikan perubahan menuju
kebaikan yang lebih dari sebelumnya.

Jika hal ini dikaitkan dengan momentum


kelahiran Nabi Muhammad SAW yang
kita telah rayakan bersama pada tanggal
3 Januari 2015, maka makna dari sebuah
kelahiran adalah upaya untuk membuat
sesuatu yang baru dengan lebih baik.
Senada dengan itu, kami berupaya
membuat majalah ini menjadi
sesuatu yang dapat memberikan
kebaikan bagi pembacanya,
khususnya pegawai KPU dan
instansi yang terkait dengan
kepemiluan. Selain itu, harapan
kami lainnya adalah, pembaca dapat menjadikan
majalah Suara KPU ini menjadi salah satu referensi
pengawalan proses demokrasi di negeri tercinta
ini. Serta secara khusus menjadi sumber informasi
kepemiluan terpercaya.
Persembahan dalam rubrik-rubrik majalah ini, sebagian besar
masih memuat rubrik yang sama dengan edisi-edisi sebelumnya.
Namun seiring waktu, dengan adanya penambahan halaman, di
mana pada edisi-edisi sebelumnya hanya 64 halaman, sekarang
menjadi 80 halaman, maka kami menambahkan rubrik Suara
Regulasi, Kamus Pemilu, Suara Pilkada, Pemiluon Twiter, KPU
Menjawab, dan Suara Pustaka.
Pembaca yang budiman, harapan kami, dengan tambahan
rubrik tersebut, tampilan majalah kami akan lebih baik lagi
dibandingkan dengan edisi sebelumnya. Kami pun akan menjaga
konsistensi muatan dan tampilan dalam setiap edisinya dengan
kekhasan yang kami miliki. Selamat membaca.

PENGARAH: Husni Kamil Manik, Sigit Pamungkas, Ida Budhiati, Arief Budiman, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Hadar Nafis
Gumay, Juri Ardiantoro I PENANGGUNG JAWAB: Arif Rahman Hakim I PEMIMPIN REDAKSI : Robby Leo Agust I WAKIL
PEMRED : Wawan K. Setiawan I REDAKTUR PELAKSANA: Sahruni HR I LITBANG : Arif Priyo I REDAKTUR: Mario Effendi,
Didi Suhardi I REPORTER : Muhammad Ismail, MS Wibowo, Rizki Adi Pamungkas I FOTOGRAFER: Dodi Husain I LAYOUT:
Taufik I DISAIN GRAFIS : Satrio Mahadi I DISTRIBUSI : KPU I ALAMAT REDAKSI : Biro Teknis dan Hupmas Komisi Pemilihan
Umum Jalan Imam Bonjol nomor 29 Jakarta Pusat, Telpon : 021 31937223 I WEBSITE : www.kpu.go.id, Twitter: @KPURI 2015,
Facebook KPU Republik Indonesia.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

Suara utama

Kantor KPU Pusat

Seluruh Jajaran KPU Siap


Melaksanakan Reformasi Birokrasi
Sudah tiga tahun lalu lembaga pemerintah pelaksana pemilihan umum ini tak
pernah henti menghembuskan semangat reformasi birokrasi. Kencangnya
transformasi reformasi birokrasi langsung disambung hangat komisioner KPU.
Berbagai terobosan pun digulirkan. Antara lain penataan birokrasi dari kurang
efektif menjadi lebih efektif. Pimpinan KPU ingin menjadikan Reformasi Birokrasi
(RB) yang dicetuskan pemerintah lebih bergigi dalam menangkap suara-suara yang
menginginkan kualitas birokrat KPU menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Suara KPU-Berbagai strategi telah diupaya-

kan KPU untuk menciptakan profesionalisme


aparatur negara melalui terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang lebih baik. Penataan reformasi birokrasi penyelenggara pemilu menjadi
agenda utama kami. Karena dari birokrat inilah
lahir kualitas demokrasi yang diinginkan rakyat.
Intinya seluruh jajaran KPU siap melaksanakan
reformasi birokrasi, ujar Arif Rahman Hakim, Sekertariat Jenderal (Setjen) KPU ketika ditemui Suara
KPU beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, Arif Rahman Hakim
kembali menambahkan melakukan reformasi
birokrasi merupakan tugas pokok pemerintah
di situ pemerintah harus mampu merubah pola
pikir masyarakat yang sudah terpatron bahwa

birokrasi itu lambat, menjadi sebuah birokrasi


yang cepat dan berdaya guna tinggi.
Dari malas menjadi kerja keras, dari berbelit
menjadi cepat. Artinya, kepercayaan publik
menjadi salah satu ukuran sukses tidaknya
pelaksanaan reformasi birokrasi. Biasanya
birokrasi itu dianggap malas, lamban, kalau melayani menerapkan biaya tinggi. KPU ingin merubah itu dengan penguatan sistem birokrasi. Itu
komitmen KPU, tegasnya lagi.
Ia kembali menyampaikan yang sudah dilakukan
KPU untuk menguatkan reformasi birokrasi antara
lain dengan membuat aturan-aturan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Organisasi
dirampingkan, sehingga tidak ada Sumber Daya

Manusia (SDM) yang gemuk. Kami ingin ramping,


jadi SDM yang ada sekarang harus berdasarkan
kebutuhan lembaga, pungkasnya lagi.
Agenda reformasi birokrasi yang didengungdengungkan pemerintah memang tujuannya
tak lain untuk menciptakan birokrat pemerintah
yang profesional, bersinergi, bersih dari korupsi,
memberikan pelayanan publik prima, transparan,
disiplin kerja tinggi, sesuai dengan nilai-nilai dasar
dan kode etik aparatur negara.
Selain itu, penerapan reformasi birokrasi
pada dasarnya untuk mengoreksi dan
memperbarui birokrasi pemerintah
secara terus menerus. Dilakukan begitu,
agar birokrasi baru tersebut
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

Suara utama

Memang di KPU itu sangat mendesak dilakukan.


Sebab , sudah seharusnya urusan tata kelola pemilu dan pilkada dilakukan secara
sistematis, tidak serumit yang dibayangkan. Dan masyarakat dapat ikut melihat,
memantau dan mengoreksi sistem yang dijalankan KPU,
lebih baik dan kuat dari sebelumnya. Dengan
birokrat yang baik dan kuat maka pembangunan berkelanjutan di negeri ini diharapkan akan
tercapai dengan cepat dan tepat.
Lantas, bagaimana dengan KPU sendiri, apakah
reformasi birokrasi jadi kebutuhan yang sangat
mendesak atau tidak, dengan lugas Arif Rahman
kembali menjelaskan, bahwa RB itu mendesak
dilakukan. Memang di KPU itu sangat mendesak dilakukan. Sebab , sudah seharusnya urusan
tata kelola pemilu dan pilkada dilakukan secara
sistematis, tidak serumit yang dibayangkan.
Dan masyarakat dapat ikut melihat, memantau
dan mengoreksi sistem yang dijalankan KPU,
ujarnya.
Prosedur demokrasi memang bermula dari
KPU. Lalu kemudian pemimpin daerah, DPR,
DPRD dan Presiden disaring lewat mekanis
me demokrasi yang sudah diterapkan KPU.
Di sini titik rawannya kalau tidak dikelola
oleh birokrat yang baik akan menimbulkan ketidakpercayaan di tengah-tengah
masyarakat.

dalam melaksanakan reformasi birokrasi.


Teguh Widjinarko dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MenPAN-RB) mengatakan, Tujuan dibuatnya
Perpres ini antara lain untuk menegaskan
perlunya mempercepat tercapainya tata kelola
pemerintahan yang baik melalui pelaksanaan RB
di seluruh instansi.
Teguh kembali menjelaskan, dalam perkem
bangannya, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MenPAN-RB) selalu menyertakan Road Map
untuk menyesuaikan dengan segala program
yang dicanangkan pemerintah baru. Pada era
Presiden Joko Widodo saat ini, MenPAN-RB
membuat Road Map yang mengikuti revolusi
mental yang digalakkan Presiden.
Pelaksanaan operasional Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, dituangkan dalam
Road Map Reformasi Birokrasi yang ditetapkan

Karena itu, sangat beralasan jika Kesekretariatan KPU bekerja keras untuk mencapai target
reformasi birokrasi yang ditetapkan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. Ada beberapa pertimbangan mengapa reformasi birokrasi itu
mendesak dijalankan, harapan yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi.
Saat ini, dalam kondisi tata hidup masyarakat
yang semakin kompleks dengan tuntutan
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat,
KPU dituntut memberikan informasi terkait
perkembangan sistem demokrasi Pilkada,
memaksimalkan pendidikan politik rakyat. Sementara pada transparansi penyelenggaraan
pemerintahan, KPU harus mampu menjadi
instansi pemerintah yang dapat mengantisipasi terjadinya praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
Untuk mencapai itu, dalam pelaksanaannya,
RB mengacu pada Undang-undang Nomor
17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025
dan Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang
RPJMN 2010-2014. Mengingat Undangundang tersebut belum mengatur arah
kebijakan yang lebih jelas, spesifik, dan
terukur, lalu program RB itu dikembangkan
lagi melalui Perpres Nomor 81 tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010 - 2025 yang menjadi acuan bagi KPUEdisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

Sekejen KPU, Arif Rahman Hakim

setiap 5 (lima) tahun sekali. Saat ini kita berada


pada sasaran lima tahun pertama (2014-2019),
tandasnya lagi.
Road Map berfungsi sebagai operasionalisasi
Grand Design RB yang disusun dan dilakukan
setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan
rencana rinci reformasi dari satu tahapan ke
tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan
sasaran per tahun yang jelas, biasanya Road
Map terdiri atas pengorganisasian, tahapan dan
program pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan RB.
Dalam Grand Design dan Road Map, visi RB
adalah terwujudnya pemerintahan kelas
dunia (World Class Governance). Dengan visi
ini berbagai program RB diarahkan untuk
menciptakan pemerintahan yang profesional dan berintegritas tinggi yang mampu
menyelenggarakan pelayanan prima kepada
masyarakat dan manajemen pemerintahan
yang demokratis.

Suara utama

Kriteria dan Ukuran Keberhasilan Reformasi Birokrasi


SASARAN INDIKATOR
Terwujudnya pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN
Terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan publik kepada masyarakat
Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi

IPK*)

BASE LINE (2009)

TARGET (2014)

Pusat

2.8
42,17%

5.0
100%

Daerah

2.73%

60%

Pusat
Daerah

6,64
6,46

8,0
8,0

Peringkat Kemudahan Berusaha

122

75

Indeks Efektivitas Pemerintahan**)

- 0,29

0,5

Instansi pemerintah yang akuntabel

24%

80%

OPINI BPK (WTP)

Integritas Pelayanan
Publik

Terobosan Baru
Sejak 2013 KPU telah melakukan evaluasi
pelaksanaan reformasi birokrasi. Sejumlah
temuan menjadi titik balik KPU dalam merumuskan sejumlah terobosan yang sedang
atau akan dilakukan di tahun ini. Capaian
reformasi birokrasi tak lepas dari reward yang
akan diberikan pemerintah kepada seluruh
pegawai negeri sipil.
Termasuk pegawai di lingkungan KPU yang tahun
ini dikabarkan akan mendapat tunjangan kinerja
yang lumayan besar. Terkait dengan itu, Arif Rahman Hakim memastikan tahun ini pencairan dan
pendistribusian tunjangan kinerja berjalan lancar.
Sudah disetujui, uangnya sudah ada, di APBN-P
sudah diketuk. Paling lambat akhir April tahun ini
sudah bisa dibayarkan kepada seluruh pegawai
KPU, tegas Arif Rahman Hakim lagi.
Ketika ditanya tentang bagaimana tentang
teknis pelaksanaanya dengan gamblang
Arif menjelaskan, bahwa dalam penerapan
tunjangan kinerja, petunjuk teknisnya sudah
ada. Jadi, sama seperti instansi lainnya,
tidak ada yang beda. Karena pedoman yang
diberikan juga sama. Sehingga, KPU juga
sudah menyiapkannya. Biro Sumber Daya
Manusia, sudah menyiapkan standarnya, petunjuk teknis mengenai reformasi birokrasi
dan petunjuk teknis tata kelola keuangannya, terang Arif lagi.
Selama ini, kata dia, distribusi tunjangan kinerja
terkendala oleh beberapa petunjuk teknis dan
pendataan seluruh pegawai yang disiapkan oleh
KPU sendiri. Sebab, KPU merupakan lembaga
terakhir yang baru menerima tunjangan kinerja,
setelah keluarnya Peraturan Presiden Nomor

Kepala Biro Sumber Daya Manusia KPU, Lucky Firnandy Majanto (tengah)

189 tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja


Pegawai Di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Komisi Pemilihan Umum.
Berdasarkan Perpres tersebut, KPU mengajukan
anggaran APBNP ke Dewan Perwakilan Rakyat,
dan pemerintah menyetujuinya. KPU akan
mendapatkan alokasi anggaran sebesar 482
miliar untuk tunjangan kinerja seluruh pegawai
KPU. Dan dibayarkan per Juli 2014 sampai dengan Desember 2014, dan Januari 2015 sampai
dengan Desember 2015, imbuh Arif.
Arif kembali menerangkan besaran tunjangan
kinerja setiap pegawai diukur berdasarkan
indikator yang telah disepakati bersama. Kon-

trak kinerja tersebut dibuat antara staf dengan


eselon 4, eselon 4 dengan kepala bagiannya,
kepala bagian dengan eselon dua, Setjen dengan Komisioner KPU. Dalam kontrak kinerja, setiap pegawai diberikan kewajiban untuk menyusun
target-target. Target-target ini sebagai landasan
untuk mengukur besaran tunjangan kinerja yang
didapatkan seorang pegawai, pungkas Arif.
Sedangkan Kepala Biro Sumber Daya Manusia
KPU, Lucky Firnandy Majanto berharap dengan turunnya tunjangan kinerja bisa berdampak positif terhadap peningkatan kinerja
pegawai. Sebab tunjangan kinerja menjadi
bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi
itu sendiri.

Jadi, sama seperti instansi lainnya, tidak ada yang beda. Karena pedoman yang
diberikan juga sama. Sehingga, KPU juga sudah menyiapkannya. Biro Sumber Daya
Manusia, sudah menyiapkan standarnya, petunjuk teknis mengenai reformasi
birokrasi dan petunjuk teknis tata kelola keuangannya,
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

Suara utama
Tentu saja, kewajiban pimpinan untuk memastikan insentif itu berdampak positif terhadap
capaian kinerja organisasi. Kami disini harus bisa
memastikan, bahwa setelah menerima tunjangan kinerja, ada perubahan, tegas Lucky.

berapa tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang


perlu dibenahi, dan ada yang belum terakomodasi. Sehingga perlu adanya penyempurnaan
organisasi.

Selain itu, Lucky juga berharap tunjangan


kinerja nantinya berdampak pada efisiensi
anggaran, seperti mengurangi kegiatan dinas,
mengurangi rapat-rapat yang tidak perlu di luar
kantor, mengurangi honor yang tidak penting.
Jadi dengan adanya satu single insentif melalui
tunjangan kinerja, insentif dalam bentuk pokja
dibatasi, katanya.

Jadi KPU telah melakukan serangkaian


analisis dan evaluasi struktur pegawai.
Tentu saja, itu dilihat dari kebutuhan beban
kerja KPU sendiri. Itu bagian dari Program
RB, jelas Lucky kembali. Untuk mengatasi
berbagai permasalahan di tubuh birokrasi,
Setjen KPU telah membentuk mekanisme
khusus, yakni 9 Program Reformasi Birokrasi
dan 1 Quick Wins.

Ia juga menyampaikan setidaknya dapat dilihat


tiga peta permasalahan yang selama ini ada di
KPU. Pertama terkait dengan integritas, disiplin,
dan kinerja. Kedua, terkait dengan peraturan
perundang-undangan. Ada regulasi yang masih
tumpang tindih dan multi tafsir. Ketiga, terkait
dengan organisasi KPU. Kondisi saat ini ada be-

Antara lain : Program manajemen perubahan,


program penataan peraturan perundangundangan, program penataan dan penguatan
organisasi, program penataan tata laksana,
program penataan sistem manajemen SDM
aparatur, program penguatan pengawasan,
program penguatan akuntabilitas kinerja,

program peningkatan kualitas pelayanan


publik, program monitoring, evaluasi dan
pelaporan, serta 1 (satu) program Quick Wins
berupa pengembangan layanan e-Gov yang
ditekankan pada layanan hitung cepat data
hasil pemilu.
Untuk mencapai agenda di atas, modal
utamanya sumber daya manusia. Ada motivasi, integritas, ketrampilan dan kemampuan
para pejabat di KPU yang sangat kuat. Dalam
rangka membentuk SDM yang kuat, KPU sudah
menyiapkan kader-kader yang akan menjadi
memimpin KPU mendatang.
Mulai tahun ini kita sudah menjalankan
pendidikan S2 khusus studi tata kelola
kepemiluan. Diharapkan, di masa yang akan
datang, yang duduk di pucuk pimpinan KPU
baik pusat dan daerah berpendidikan minimal
S2 dan paham tentang kepemiluan, ungkap
Lucky lagi.

Tentu saja, kewajiban pimpinan untuk memastikan insentif itu


berdampak positif terhadap capaian kinerja organisasi. Kami di sini
harus bisa memastikan bahwa setelah menerima tunjangan kinerja
ada perubahan,

Halaman Parkir Kantor KPU.


Pegawai KPU sedang mengikuti upacara bendera
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

Suara utama
Terkait dengan pola rekruitmen pejabat negeri
sipil di KPU, sambung dia, KPU akan melakukan perubahan. Baik dari pola rekruitmen,
sistem kerjanya serta yang lain-lainnya. KPU
itu desain organisasinya agak berbeda dengan
kementerian yang lain. Karena kita ada beban
puncak pekerjaan. Setelah itu turun lagi. Kalau
kita menggunakan tenaga puncak terus, itu
namanya pemborosan, beber Lucky.
Nantinya, sambung dia, Setjen akan menerapkan
mekanisme in-out, sebagian ada pejabat baru
yang masuk dan sebagian lagi ada yang keluar.

Ada namanya in-out. Kalau tidak ada yang keluar,


pegawai kita akan penuh. Misalnya, 30 orang dengan standar bagus masuk dan 30 orang ada yang
pensiun atau mutasi, tukas Lucky.
Saat ini, lanjut dia, pegawai KPU di seluruh indonesia sekitar 10.200 orang. Sedangkan di KPU Pusat
sendiri ada 420 orang. Sementara pejabat nonPegawai Negeri Sipil kurang lebih 100 orang. Saya
yakin, setelah penyelenggaraan pemilu, KPU tidak
perlu menggunakan SDM sebesar itu. Namun demikian, kita butuh 10 ribu orang pada saat beban
puncak yaitu pada saat ada Pemilu saja, ujarnya.

Sementara, terobosan lainnya yakni program


Quick Wins, saat ini KPU sedang mengembangkan aplikasi untuk pencalonan. Tujuannya untuk mendeteksi proses pencalonan.
Pada saat memverifikasi dukungan untuk
partai politik tertentu atau calon tertentu,
publik bisa mengetahui langsung lewat aplikasi tersebut.
Beberapa strategi yang saya sebutkan tadi
merupakan bagian dari peningkatan pelayanan
yang cepat, dengan biaya yang murah dan ada
kepastian, tukasnya lagi. (Ismail)

Beberapa strategi yang saya sebutkan tadi merupakan bagian dari peningkatan
pelayanan yang cepat, dengan biaya yang murah dan ada kepastian,
Hasil Evaluasi Kinerja Organisasi Setjen KPU
NO
1.


SPEK

Hasil Survei
Sesuai
Tidak Sesuai

Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi

62,96%

37,04 %

b. Tugas dan Fungsi

61,11%

38,89 %

2.

Sumber Daya Manusia

a. Jumlah personel

22,22%

77,78 %

b. Kompetensi

53,70%

46,30 %

c. Penghargaan terhadap prestasi

3.

Tata Kerja

a. Tumpang tindih tanggungjawab

b. Tugas belum tertampung struktur

organisasi

77,78%

22.22%

50%

50 %

38,89%

61,11%

c. Hambatan dalam melaksanakan


tugas

4.
Sarana dan Prasarana


a. Sarana utama
51,85%

b. Sarana pendukung
1. meja, kursi, lemari, komputer, telepon
38,89%
2 sarana transportasi
29,63%
5.


62,96%

Komunikasi dan kordinasi organisasi


a. Hubungan antara KPU dengan instansi terkait
92,13%
b. Hubungan kerja Sekretariat KPU dengan Komisioner KPU
81,48%
c. Hal-hal lain yang berhubungan dengan KPU
77,16%

48,15%
61,11%
70,37%

7,87%
18,52%
22,84%
Sumber Setjen KPU

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

Wawancara

n Teguh Widjinarko :

Transparansi Informasi Kepemiluan


Dan Anggaran Di KPU Cukup Bagus
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) merupakan salah satu motor utama penggerak Reformasi Birokrasi (RB).
Ditangan institusi ini pondasi RB sedang ditegakkan. Untuk mengejar capaian itu,
berbagai program gencar dilakukan.
Suara KPU-Termasuk mengawal
fundamental revolusi mental
aparatur agar menjalar ke setiap
instansi baik pemerintah atau pun
non pemerintah. KPU berdasarkan
undang-undang secara organisasi
merupakan lembaga di luar
pemerintahan yang tidak boleh
diintervensi oleh kekuatan manapun
baik eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Meski demikian, di dalam organ KPU
sendiri ada birokrat-birokrat yang
menjalankan fungsi organisasi lembaga
ini agar berjalan sesuai dengan yang
diamanatkan konstitusi. Oleh sebab
itu, pegawai negeri sipil KPU juga ikut
menjadi objek reformasi birokrasi yang
digulirkan Kemenpan RB.
Lantas, bagaimana upaya Kemenpan RB
mendorong reformasi birokrasi di tubuh
KPU sendiri, berikut petikan wawancara
Suara KPU dengan Teguh Widjinarko,
Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan
Penyusunan dan Evaluasi Program
Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan, Kemenpan
RB beberapa waktu lalu :

Sudah sejauh mana Anda melihat


kemajuan penerapan reformasi birokrasi
di sejumlah lembaga pemerintah. Bisa
Anda ceritakan kepada kami tentang
kemajuan tersebut ?
Begini, sebenarnya tugas reformasi
birokrasi bukan menjadi tugas utama
Kemenpan saja tapi perlu dukungan
semua pihak untuk mempercepat
reformasi tersebut. Saya memang sudah
lama di Kemenpan, mengikuti banyak
hal terkait dengan perumusan desain
reformasi birokrasi sehingga dapat
efektif memuluskan tujuan reformasi
birokrasi itu sendiri.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

10

Tapi, di sini saya tidak sendirian.


Ada banyak kawan-kawan yang
punya komitmen yang kuat dan jauh
lebih paham untuk ikut membantu
menggerakkan reformasi birokrasi.
Tentunya, dengan mengajak semua
instansi terkait, seperti kementerian dan
pemerintah daerah untuk terlibat pro
aktif dan lebih dalam.

Sejatinya, prinsip dari reformasi birokrasi


itu adalah kemajuan. Kemajuan itu terus
bergerak dan tidak boleh berhenti. Saya
melihat semakin maju sebuah instansi
dalam melakukan perubahan, termasuk
KPU sendiri, dengan target-target
reformasi birokrasi yang telah ditentukan
dengan jelas, maka akan semakin
baik pula kualitas pelayanan publik di
tengah-tengah masyarakat. Kemajuan

itu langsung dirasakan rakyat.

Adakah keterkaitan antara semakin


modern sistem birokrasi itu dengan
terwujudnya reformasi birokrasi di
tempat itu?

Jelas ada. Semakin modern sistem


birokrasi di situ, maka bisa dipastikan
ada perubahan di sana. Setidak-tidaknya
institusi itu sudah melakukan perubahan.
Tidak monoton. Pelayanan publiknya
tidak begitu-begitu saja. Artinya, telah
ada gerakan untuk mereformasi birokrasi
itu, apalagi kalau gerakan itu selaras atau
searah dengan standar-standar yang telah
ditetapkan.

Namun sebaliknya, jika sistem birokrasi


di instansi tersebut cuma segitu-gitu saja
maka upaya untuk mereformasi birokrasi

Wawancara
integritas, dan akuntanbilitas. Nah semua
ini bisa jalan kalau pimpinan di atasnya
bisa memberikan contoh yang baik.

Maksudya model kepemimpinan yang


seperti apa yang sesuai dengan ruh RB?

di institusi tersebut tidak jalan. Alias jalan


di tempat.

Jadi, yang paling gampang apakah


sebuah institusi itu sudah melaksanakan
reformasi birokrasi adalah melihat
apakah institusi itu sudah memenuhi
standar-standar reformasi birokrasi yang
telah ditetapkan pemerintah atau belum.

Tetapi yang jelas, antar instansi


pemerintah memang berbeda-beda
tingkat kemajuannya. Ada yang maju
sekali, ada yang biasa-biasa saja, juga
ada yang lambat. Sederhananya begini,
kinerja pembangunan suatu bangsa
ditentukan oleh kinerja pemerintahan.
Kalau kinerja pemerintahannya baik,
otomatis kinerja pembangunannya juga
akan baik.

Perkembangan reformasi birokrasi saat


ini seperti apa?

RB itu mengacu pada Peraturan Presiden


no 81 tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025. Namun ada
beberapa bagian yang akan kita perbaiki.
Tahun ini kita sudah susun road map.
Untuk grand design itu harus dilihat
dari sisi keterkinian. Setiap tahun
harus diselaraskan, karena pendekatan
pemerintahan yang sekarang berbeda
dengan pemerintahan sebelumnya. Yang
kedua, kita perlu jabarkan lagi ke dalam
road map baru 2015-2019. Kita juga
harus menangkap kira-kira kebijakan apa
yang menjadi fokus saat ini. Center-nya
adalah revolusi mental.
Jadi, perubahan mental dari aparaturnya
sendiri. Tapi perubahan mental harus
didukung dengan yang lainnya.
Seseorang akan berubah kalau sistemnya
berubah. Kalau sistemnya bagus,
orangnya akan bagus juga. Sebab, RB
itu tidak berdiri sendiri, akan tetapi juga

menyangkut dengan tata kelola SDMnya.

Upaya apa saja yang sudah dilakukan


Kemenpan di KPU sehingga RB di sana
dapat berjalan sesuai harapan?

Pemerintah daerah dan kementerian/


lembaga termasuk KPU adalah subjek
dari reformasi birokrasi. Mereka pegawai
negeri yang dibiayai oleh negara dan
garda terdepan pelayanan publik. Karena
mereka yang menjalankan standar
reformasi birokrasi, maka saat ini di
setiap institusi pemerintah diwajibkan
melakukan penilaian sendiri terhadap
lembaganya tersebut.

Kami dari Kemenpan, tak pernah bosan


melakukan sosialisasi ke berbagai
lembaga termasuk KPU baik di tingkat
pusat maupun daerah. Setiap bertemu
instansi di daerah, kami selalu mengajak
mereka untuk ikut berperan aktif
mensukseskan gerakan revolusi mental.
Merubah karakter kepemimpinan
yang sebelumnya tidak bermental
disiplin dan tegas dalam menjalankan
aturan, menjadi lebih disiplin dan tegas
menjalankan peraturan yang ada.

Tentu ini bukan perkara mudah,


kuncinya adalah mentalitas pimpinan
mereka sendiri. Pemimpin harus jadi
contoh. Bagaimana mungkin perubahan
itu terjadi kalau mentalitas pimpinannya
tidak tegas, korup, dan lambat.

Apakah ada pendekatan tertentu untuk


mempercepat reformasi birokrasi?

Ada dua pendekatan. Yang pertama


pendekatan perubahan sistem. Kedua
adalah pendekatan langsung kepada
individu birokrat itu sendiri. Pendekatan
pada individu itu tentunya memerlukan
banyak hal. Seperti melakukan perubahan
budaya kerja, penerapan nilai-nilai,

Kita butuh pemimpin yang kuat dan


tegas. Contoh, dalam penanganan
transportasi publik kereta api.
Transportasi kereta api sekarang berbeda
dengan sebelumnya. Banyak sekali
perubahan yang telah dilakukan oleh
manajemen kereta api Indonesia. Saya
naik kereta dari Bogor ke Jakarta, tanpa
mengalami kendala apa pun.
Nyaman, aman, dan bersih.
Kepemimpinan yang seperi itu yang
diperlukan saat ini. Dengan pendekatan
penegakan disiplin yang ketat, dan tegas
menjalankan peraturan saya yakin RB di
negeri ini akan berjalan sesuai harapan.
Bagaimana dengan KPU sendiri,
apakah sudah baik atau belum?
Bila dibandingkan dengan periodeperiode sebelumnya, penerapan
RB di KPU yang sekarang jauh lebih
baik. Saat ini pelayanan dan laporan
keuangan sudah semakin terbuka.
Lalu, ada semangat untuk lebih banyak
memanfaatkan teknologi informasi
untuk mengakomodir keterbukaan
informasi penyelenggaraan kepemiluan.
Sebenarnya ini bagian dari transparansi
yang banyak membantu masyarakat.
Dan saya kira itu bagian dari bentuk
pelayanan kepada masyarakat. Jadi, KPU
sekarang di mata masyarakat dipandang
lebih positif. Tapi sekali lagi, kemajuan itu
harus dipelihara dan ditingkatkan. Tidak
boleh berhenti.
Jadi, sudah banyak kemajuan yang
dilakukan KPU?
Iya. KPU sudah cukup maju. Dalam
soal transparansi, KPU sudah cukup
bagus. Termasuk mempublikasikan
anggaran secara terbuka via online. Itu
yang pertama. Kedua, masalah korupsi.
Belakangan ini sepengetahuan saya
tidak pernah mendengar ada petinggi
KPU yang terlibat korupsi.

Pesan buat KPU?


Pertahankan kemajuan dan
kepemimpinan yang sudah jalan
ini. Dan tingkatkan. Jangan sampai
mundur lagi (MI)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

11

Wawancara

n Sigit Pamungkas :

KPU Menerapkan Strategi


Fokus Satu Titik
Selain itu, kita juga akan mengusulkan jabatan fungsional kepemiluan kepada
pemerintah. Karena selama ini belum ada jabatan semacam itu. Padahal jabatan itu
sangat dibutuhkan oleh KPU.
Suara KPU-KPU memiliki satuan kerja yang
tersebar di provinsi dan kabupaten di seluruh
Indonesia. Tentu, bukan urusan mudah bagi
KPU untuk menerapkan program reformasi
birokrasi. Namun demikian, KPU tak mau
ketinggalan lebih jauh dari lembaga-lembaga
lainnya. Kini, institusi penjaga demokrasi itu
sedang berusaha mewujudkanya.
Berikut petikan wawancara wartawan
Suara KPU, Muhamad Ismail dan MS.
Wibowo dengan Komisoner KPU, Sigit
Pamungkas beberapa waktu lalu :
Jalannya RB di setiap lembaga memiliki
tantangan tersendiri, apakah KPU juga
demikian ?
Lembaga ini memiliki satuan kerja yang
tersebar di provinsi dan kabupaten di
seluruh Indonesia. Tentu bukan urusan
mudah bagi KPU untuk menerapkannya.
Namun demikian, KPU tak mau ketinggalan
lebih jauh dari lembaga-lembaga lainnya,
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sedang ikut
berusaha mewujudkan reformasi birokrasi.
Untuk mencapai itu, berbagai macam
strategi disiapkan. Antara lain, menata
regulasi, organisasi, sumber daya manusia,
meningkatkan kualitas pelayanan publik,
akuntabilitas kinerja dan menciptakan
menajemen kerja modern lewat budaya
kerja yang cerdas. Tentunya kalau itu tercapai
ada reward dari pemerintah dalam bentuk
penerapan Tukin (Tunjangan Kinerja).
Mekanisme Tukin sudah ada. Dengan
peraturan yang ada, besaran Tukin sudah
diatur sedemikian rupa. Sehingga besaran
Tukin tergantung dari tingkat kecakapan
dan kerajinan masing-masing individu.
Semakin baik individu itu memenuhi
standar Tukin yang ditentukan maka
semakin tinggi angkanya. Dalam penerapan

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

12

maksimal tukin tiap eselon platformnya


berbeda-beda.
Apakah Tukin di KPU tahun ini bisa
terwujud?
Mestinya bisa. Sebab, Anda kan bisa
melihatnya. Belakangan ini kepercayaan
publik terhadap KPU semakin meningkat.
Respon masyarakat terhadap KPU semakin
membaik. Jadi, sudah sepatutnya tahun ini
Tukin diberikan kepada KPU.

Bisa diceritakan kepada kami strategi


KPU saat menjalankan RB?
Kami menerapkan strategi fokus pada
satu titik dahulu. Untuk KPU sendiri titik
perhatian yang perlu diberikan melebihi
lainnya yakni penguatan sumber daya
manusia baik menyangkut komisioner
maupun birokrasi yang berada di
kesekretariatan
yang
tersebar
di
seluruh
Indonesia.

Keduanya
harus
sama-sama

ditingkatkan kompetensi dan


profesionalitasnya. Kita akan terus menata
mutu sumber daya manusia kita. Menata
budaya kerja kita. Dan menata sistem kita.
Selain itu, kita juga akan mengusulkan
jabatan fungsional kepemiluan kepada
pemerintah. Karena selama ini belum ada
jabatan semacam itu. Padahal jabatan itu
sangat dibutuhkan oleh KPU.
Tantangan apa saja yang dihadapi KPU?
Pada level birokrasi, ada tiga tantangan
besar. Pertama, menyangkut bagaimana
profesionalitas kerja dari kesekretariatan
kita dari waktu ke waktu terus meningkat.
Kedua, membangun budaya kerja yang
mendukung terselenggaranya pemilu yang
baik. Ketiga, mewujudkan standar sistem
tata kelola birokrasi itu sendiri. Tiga hal ini
menjadi fokus penataan birokrasi di KPU.
Bagaimana menghadapi tantangan
tersebut?
Ada sejumlah hal yang telah dilakukan KPU
untuk menghadapi tantangan yang ada.
Sebagai terobosan awal, tahun 2012 akhir,
KPU melakukan rekrutmen terbuka untuk
jabatan eselon I. Dalam sejarah birokrasi
Indonesia rekrutmen terbuka ini baru
pertama kali dilakukan.
Dan itu dilaksanakan sebelum ada
undang-undang Aparatur Sipil Negara.
Sebelum orang ramai-ramai bicara soal
lelang jabatan lurah di Jakarta, kita sudah
menerapkannya. Artinya, KPU, satu-satunya
lembaga yang pertama kali menerapkan
rekrutmen terbuka jabatan eselon I. Dan,
respon dari masyarakat pun sangat luar
biasa.
Siapa saja yang ikut
menyeleksi?

Wawancara
Ada tim independen yang kami bentuk.
Ada Kepala Lembaga Administrasi Negara,
Agus Dwiyanto, Siti Zuhro dari LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia),
Ada dari LKPP (Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), Imam
Prasojo, akademisi Universitas Indonesia,
dan saya sendiri dari internal KPU.

Apakah model rekrutmen terbuka itu


akan diterapkan juga untuk pengisian
jabatan strategis lainnya?

Betul. Pengisian jabatan eselon II di KPU


dan jabatan sekretaris di KPU Provinsi
sudah dilakukan secara terbuka. Kita telah
sampaikan surat ke seluruh KPU Provinsi
di Indonesia untuk menegaskan bahwa
pengisian jabatan sekretaris KPU Provinsi
dilakukan secara terbuka.

Untuk pegawai lainnya, bagaimana cara


KPU meningkatkan mutu sumber daya
manusianya?
PNS yang baru masuk, juga kita adakan
reorientasi kepemiluan. Dulu tidak ada.
Jadi orang dari berbagai latar belakang
keilmuan masuk KPU langsung bekerja,
tanpa tahu apa yang perlu dikerjakan. Kita
menyebutnya prajabatan kepemiluan.
Seperti apa reorientasi kepemiluan itu?
Semacam pelatihan terkait tata kelola
pemilu, pembekalan legislasi kepemiluan
yang tujuannya untuk meningkatkan mutu
PNS. Yang sudah masuk kemudian kita
buatkan pelatihan berkaitan pelaksanaan
tugas.
Terobosan apa lagi yang akan dilakukan
KPU?
Saat ini kita juga akan membuat program
pendidikan strata 2 untuk Tata Kelola
Kepemiluan. Nantinya Indonesia akan
menjadi negara ke empat di dunia yang
membuat program pendidikan strata
2 kepemiluan. Ada Australia, Prancis,
Amerika, dan sekarang Indonesia.

Sebenarnya, apa tujuan dibuatnya program


pendidikan tata kelola kepemiluan itu?
Ini bagian dari ikhtiar meningkatkan
mutu birokrasi KPU. Karena kita melihat
tugas-tugas penyelenggara pemilu sangat
spesifik. Tapi bidang ilmu yang dibutuhkan
itu tidak tersedia. Maka salah satu jalan
yang ditempuh oleh KPU adalah dengan
menggandeng universitas-universitas
untuk mendirikan program strata 2
tersebut.
Mekanisme pelaksanaannya kira-kira
seperti apa?

KPU bekerja sama dengan universitasuniversitas di Indonesia untuk membuat


program studi baru Tata Kelola
Kepemiluan. KPU bekerja sama dengan
Universitas Gadjah Mada, Universitas
Airlangga, Universitas Indonesia,
Universitas Andalas, Universitas Sam
Ratulangi, dan Universitas Cendrawasih.
Bagaimana cara KPU menjaring
mahasiswa, mengingat ini studi baru?
Secara teknis kita serahkan ke masingmasing universitas. Tapi KPU akan
menanggung biaya. Memberikan beasiswa
bagi mereka yang sekolah di program studi
ini. Beasiswa itu menyangkut biaya hidup
(living cost), dan biaya SPP.
Apakah studi itu juga dibuka untuk
publik?
Masyarakat umum boleh masuk. Tapi
prioritas utama untuk pegawai di internal
KPU dulu. Kami akan memfasilitasi
banyak orang untuk sekolah di universitas
tersebut. Kita akan lakukan seleksi
terhadap PNS kita dan akan di distribusikan
untuk sekolah di beberapa universitas yang
menjadi mitra KPU. Seluruh biaya akan
ditanggung oleh KPU.
Kapan studi ini mulai berjalan?
Mulai tahun ini, 2015 ini akan direalisasikan
di tiga universitas dulu, yaitu Universitas
Andalas, Universitas Gajah Mada, dan
Universitas Airlangga. Karena ketiga
universitas ini yang menyatakan siap
untuk menjalankan program magister
kepemiluan tersebut.
Apa harapan KPU dari program studi
managemen kepemiluan ini?

Nantinya, ada banyak sumber daya


manusia di KPU yang memahami betul
bagaimana menyelenggarakan pemilu
yang baik.
Lalu, bagaimana untuk mengubah
budaya kerja birokrasi KPU?
KPU selalu dicitrakan kurang baik.
Strotipnya kurang positif. Kita
ingin publik mengenal KPU seperti
organisasi-organisasi modern lainnya,
dengan managemen modern. Seperti
perusahaan yang bonafid, bank-bank
terkenal.
Bagaimana caranya?
Kita mulai dengan mengubah dress code.
Bajunya penyelenggara Pemilu kesannya
tidak menunjukkan suatu kultur yang
profesional. Kita ubah dengan seragam
baru yang membawa semangat baru.
Kita juga lakukan recharging motivasi.
Semacam memulihkan kembali spirit kerja
birokrasi. Jadi setiap satu bulan sekali,
seluruh PNS kita kumpulkan, kita undang
motivator untuk memberikan semangat.
Itu dari sisi penampilan, cara lainnya?
Cara lainnya adalah mendisiplinkan kerja
pegawai. Mempertegas aturan birokrasi.
Misalkan menindak pegawai yang telat
datang.
Bagian dari merubah budaya kerja
birokrasi, kita akan ubah dari sistem
punishment menjadi sistem reward.
Misalkan kita memberikan penghargaan
kepada KPU-KPU daerah yang kinerja
laporan keuangannya bagus. (MI)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

13

Suara Sosok

Hadar Nafis Gumay :

Tata Kerja KPU Perlu Diperkuat


Dengan Regulasi Yang Ketat
Usai Soeharto jatuh, kondisi politik negeri
ini merosot tajam. Di situlah sebetulnya,
perkenalan saya dengan pemilu,
Suara KPU- Bersama dengan teman-

temannya, setelah Presiden Soeharto jatuh, ia


mendirikan CETRO untuk mengawal sistem
pemilihan presiden secara langsung. Dan, sampai
sekarang, sistem pemilihan langsung telah
digunakan KPU dan menjadi salah satu model
perwujudan demokrasi yang terbaik.
Hadar Nafis Gumay,salah satu
komisionerKPUyang sebelumnya
takpernahmenjabatsebagai
anggota KPUbaik di tingkat provinsi
maupunkabupaten/kotamemiliki impian
besar dapat membangun sistem pemilu
yang efektif, efisien, jujur, adil berdasarkan
nilai-nilai pancasila dan UUD 45.
Ia mengaku terkejut bisa menjadi
komisioner KPU pusat. Sebelumnya, tak
pernah terpikirkan bisa berkarir di sini
(KPU), tutur Hadar.
Sebelum berkecimpung di dunia
kepemiluan, Hadar menghabiskan
masa pendidikannyadi Jurusan
Sosiologi FakultasIlmuSosialIlmuPolitik
(FISIP)Universitas Indonesia (UI). Begitu juga
denganistritercinta,Tjut Rifameutia (psikologi
UI). Di kampus itulah benih-benih cinta
keduanya mulai tumbuh. Yang kemudian
terajut dalam tali kasih pernikahan.
Cita-cita kami sama : ingin jadi dosen,
pungkas Hadar. Jadi, tamat kuliah,
sambung Hadar, langsung mendaftarkan
diri sebagai pengajar di UI. Pas
diterima,senang banget. Sebab, langsung
jadi PNS, ujar bapak dua anak ini lagi.
Hadarmengawali karirsebagai dosendi saat
pergolakan politik di dalam negeri sedang
menghangat. Saat itu, terjadi gerakan mahasiswa
yang menginginkan Presiden Soeharto turun dari
kursi kekuasaannya. Melihatkondisidemikian,
Hadar dan beberapa dosen lainnyaberinisiatif
mendukung gerakan itu.
SetelahPresiden Soeharto turun

dan digantidenganwakilnya B.J.


Habibie,Hadarbesertamahasiswadan
dosen lainnyakembali berkumpul
mendiskusikanjalannyapemerintahan
Presiden Habibie.Hadar menilai
legitimasipemerintahanpresiden BJ
Habibiekurang kokoh. Agar kokoh,
menurut Hadar, perludilaksanakan
pemiluyang demokratis, jujur dan adil.
Bagi Hadar pemilu di era reformasi
sangat penting dan genting. Penting
karena menyangkut masa depan estafet
kepemimpinan bangsa Indonesia.
Genting, kalau dilakukan serampangan
akan menimbulkan konflik sosial yang
membahayakan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk itu, perlu penanganan yang
baik. Untuk mencapainya, Hadar rela
meninggalkan keluarga, menyeberangi

lautan untukmempelajari pemilu


di berbagainegarayang telah
memiliki pengalaman melewati masamasatransisikepemiluan.
Hadar mulai mantap memutuskanmenjadi
pemantau Pemilu 1999 tak kala melihat
negeri ini berada di ambang keterpurukan
politik. Usai Soeharto jatuh, kondisi
politik negeri ini merosot tajam.Di situlah
sebetulnya perkenalan saya dengan pemilu,
ungkap Hadar, yang kemudian bersama
rekan-rekansesamadosen dan mahasiswa
mendirikan organisasi pemantau pemilu
bernama University Network for Free and
Fair Election (UNFREL). Saya koordinator
nasionalnya,terangnya lagi.
Selang tak lama kemudian, setelah aktif
di UNFREL,Hadar dan beberapa aktivis
lainnya mendapatundangan kehormatan
dari pemerintah Filipina.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

15

Suara Sosok

dosen dan PNS setelah mendapat


persetujuan dari Dekan dan Rektor UI.
Bagisaya upaya-upaya untuk menata
pemilu itu penting. Belum banyak orang
yang mau melakukan kegiatan ini.Dengan
mundur, kegiatanyang saya jalani inilebih
fokusdan terarah, tegas Hadar.
Kata-kata ini ia buktikan bersama rekanrekan di CETRO dengan melakukan kajian
dan mengusulkan sistem pemilihan
presiden secara langsung.

Rapat kerja evaluasi penyelenggaraan pemilu

Kami langsung berangkatke


Manila.Setiba di sana langsung menemui
pengurusorganisasiNations Citizens
Movement for Free Election (NAMFREL),
lembagapemantau pemiluterbesar di
Filipina.Lebih daridua minggu belajar
tentangteknispemantauan pemilu. Mulai
daripersiapan,tahapan pelaksanaandan
seterusnya, terang Hadar kembali.
Sepulang dari Filipina, Hadar dan
rekan-rekan langsung bekerja
cepatdenganmengumpulkan
relawanyangterdiridari sejumlahdosen
dan mahasiswa dari seluruh
Indonesiauntukmenjadipemantaupemilu.
Terkumpul 100 ribu volentir.
SetelahPemilu 1999selesai,UNFREL kami
bubarkan. Sebab, tugas utama memantau
jalannya pemilu 1999 sudah selesai. Dan,
tidakmungkin mengelola organisasi
yangdemikian besar ini, imbuhnya lagi.
Lepas dari situ, Hadar mulai memikirkan
bahwa pemilu itu bukan hanya sebatas
pelaksanaan semata, tapi perlu dikawal
hingga tetap berada di dalam rel-rel
demokrasi.
Selanjutnya, bersama dengan
teman-teman,kami mendirikan
Centre for Electoral Reform(CETRO),
organisasi yangmemfokuskan diri

untuk reformasi kepemiluan. Setelah


di CETRO inilah,kami terusaktif dan
konsistenmemantaujalannyapemilu,
papar Hadar.

Dulupemilihan presiden secara


langsung beradadi luar jangkauan
anak-anak bangsa.Contohnya,PDIPyang
menjadi pemenang pemilu 1999, tidak
otomatis Ketua Umumnya langsung bisa
menjadi presiden. Sebab adapemikiranpemikiranlainnyayangpada saat itu kuat
sekali menganggap bahwa MPR lembaga
tertingginegara.Dan,Presidensecara
konstitusi saat itu harusdipilihlewat
MPR,terangnya lagi.

Begitu tertarik dan fokusnya Hadar


terhadapsendi-sendi kepemiluan,
iapun kemudianmeninggalkan
perannyasebagai dosen dengan
mengajukan surat pengunduran diri.
Pengunduran diri tersebut takserta merta
langsung mendapat persetujuan kampus.

Hadaringin merubah paradigma itu.


Alasannya,jika sistemnya presidensial
maka presiden harus dipilih secara
langsung. Kami kaji betul sistemnya
seperti apa. Kami usulkan dan ternyata
jadi. Memang bisa dilakukan, tapi
butuh waktu dan kerja keras yang
luar biasa. Itu yang saya kira sulit
dilakukanapabila saya melakukannya
sembari mengajar sebagai dosen di
kampus, terangnya.

Meski demikian, sang istri tidak mengikuti


jejaknya. Istri sayalebih memilih bekerja
sebagai dosen. Sampai sekarang masih
dosen. Dia full mengajar dan tidak
mengerjakan apa-apa di luar. Kalau
seorang aktivis ya harusfull. Kalau separoseparo tidak pas. Sekarang sudah lebih
enteng. Tak ada beban, kata Hadar.

Membangun SistemPemilu

Bukannya berjalan mulus, malah


sebaliknya, tak sedikitrekanrekansesamadosen yang
menginginkanHadarbertahanmenjadi
pengajar. Bahkan Rektor UIpun sempat
meminta Hadar menunda keinginannya
itu.Namun,tekad Hadar telah bulat.Pada
2007laluia resmimenanggalkan status

Untuk mewujudkan keinginannya


membangun sistem pemilu yang
baik,Hadarrela melepaskan statusnya
sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di
Universitas Indonesia. Saya ajukan
langsung surat pengunduran diri sebagai
dosen ke kampus. Banyak yang terkejut,
tuturnya.

Hadar memiliki keinginan yang kuat agar


kualitas demokrasi di Indonesia dapat
berjalan dengan baik. Untuk itu, Hadar
harus mengorbankan profesinya sebagai
dosen di UI. Menjadi pejuang demokrasi
itu harus berani berkorban. Negara ini
sudah berkorban memberikan yang
terbaik yaitu nilai-nilai kemerdekaan.
Jadi, sudah sepantasnya rakyat
memberikan yang terbaik untuk negeri
ini, terangnya.

Kami langsung berangkatke Manila.Setiba di sana langsung


menemui pengurusorganisasiNations Citizens Movement for Free Election (NAMFREL),
lembagapemantau pemiluterbesar di Filipina.Lebih daridua minggu belajar tentangteknispemantauan
pemilu. Mulai daripersiapan,tahapan pelaksanaandan seterusnya,
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

16

Suara Sosok
Jadi setelah beberapa tahunmenjadi aktivis pemilu, saya pikir sudah cukup
panjanglah perjalanan ini. Juga banyak teman yang menganjurkankan kalau bisaterjun
sekalianmenjadi anggota kpu,
Semula, Hadar mengira usulannya itu
langsung mendapat persetujuan kampus,
tapi tak dinyana malah sebaliknya
pengunduran diri itutakdirestui
universitas. Banyak rekan-rekan dosen
yang menginginkan dia bertahan.
Berani Melepas PNS
UIsaatitulangsungmemintanya untuk
tetap mengajardi kampus.Bergemingkah
Hadar?, ternyata tidak, tekadnya
sudahbulat.Akhirnya,pada 2007
iaresmimenanggalkan statussebagaidosen
dan PNS setelah mendapat persetujuan dari
Dekan dan Rektor UI.
Upaya-upaya untuk menata pemilu itu
penting.Sebab belum banyak orang yang
mau melakukan kegiatan ini.Agar optimal
maka kegiatan iniharusdilakukan di
luarkampus, tegas Hadar.
Di CETROHadarmelakukan kajian
dan mengusulkan sistem pemilihan
presiden secara langsung. Memang
agak berat sebab pemikiran tentang
peranMPRsebagai lembaga tertinggi
negara yang berhak memilih presiden
masih kuat, tuturnya.
Menuju Pemilu Baru
Setelah malang melintang di dunia
kepemiluan, pada tahun 2006 Hadar
mengikuti seleksi calonanggota KPU,
namun tidak lolos. Pada 2011, ia kembali
mengikuti seleksi dankemudianterpilih
menjadi anggota KPU periode 2012-2019.
Langkah Hadar maju mengikuti seleksi
tersebut didorong oleh niat dan
cita-citanyayang kuat, untuk berani
mewujudkan wajahpemiluyang baru.
Ia menyadari bahwa peran NGO
memang cukup besar terhadap
penyelenggaraan pemilu, tapi sebagai
penyelenggara pemilutanggung
jawabnyajuga lebih besar
karenaterkait dalammenentukan
kebijakan-kebijakanpelaksanaan
pemilu.
Jadi setelah beberapa tahunmenjadi
aktivis pemilu, saya pikir sudah cukup
panjanglah perjalanan ini. Juga banyak
teman yang menganjurkan kalau

bisaterjun sekalianmenjadi anggota kpu,


jelasnya.
Sebagai mantan aktivis kepemiluan,
Hadar telah lamabermitra dengan KPU.
Ia mengatakan, sebagian dari kerjanya
itu justru menjadi simpul penguat
KPU. Seperti pada saatpertama kali
menggelarPemilihan Kepala Daerah
(Pemilukada)bersama CETRO,ia membuat
buku Pedoman Penyiapan Pelaksanaan
Pemilukada dan menggelarnya
dalamberbagai pelatihan.
Waktu itu KPU Pusat tidak punya
tugas untuk membuat atau ikut dalam
pelaksanaan Pemilukada, jadi betulbetuldiserahkan kepadaKPU daerah,
jelasHadar lagi.
Tentu, sambung dia,tetap butuh
waktu untuk menyesuaikannnya,
terutamasaatbekerja dan berhadapan
langsung dengan sekretariatKPU.
Sehingga, berdasarkan pengalaman yang
diperolehnya, Hadar menarik kesimpulan
bahwa saatnya KPU mulaimelakukan
perbaikan dan penataan.

Sehingga nanti ketika kerja besar


datang lagi, persoalan ini tidak datang
lagi. Beberapa hal yang menurutnya

Menurut Hadar, unsur sekretariat dan


komisioner adalah dua elemen yang cara
perekrutannya sangat berbeda dan punya
peran sangat besar di dalamnya. Jika dua
elemen ini diisi oleh orang-orang yang
tidak memahami fungsi dan tanggung
jawabmasing-masing, maka benturan,
ketegangan, bahkan konfliktak bisa lagi
dikurangi.
Ujung-ujungnya,pasti akan
berdampak terhadap performa kerja
KPUitusendiri.Karena itu, Hadar
memiliki pandangan lain bahwapokok
masalah tersebutharus segera
diatasi,bukan hanyadisatu sisisaja
melainkan diperlukan regulasi yang
menguatkan berbagai sisi.
Peraturan yangada sekarang inibelum
cukup membuat tatakerja dari dua
elemen inidapatbekerja dengan baik.
Masih adaorang-orang yang tidak
bisa beradaptasidengansistem yang
ada.Ini yang menurut saya harus segera
kita tata.Pada 2012 lalu,sebenarnya
sempatdicobadi tingkat pusat, tapi
keburu pelaksanaan tahapan pemilu, jadi
tertunda,tegasnya.
Namun, lanjut Hadar, di situlah uniknya KPU

Peraturan yangada sekarang inibelum


cukup membuat tatakerja dari dua elemen
inidapatbekerja dengan baik. Masih adaorangorang yang tidak bisa beradaptasidengansistem
yang ada.

membutuhkan penataan antara lain terkait


masalah lama yang belum tuntas.
Yaitu bagaimana kita bisa di dalam saling
berhubungan dengan baik. Khususnya
antara dua elemen besar di KPU, yakni
unsur sekretariat dan Komisioner. Menurut
saya ini harus betul-betul ditatadengan
baik sehingga tidak mengganggujalannya
pemilu,terangnya,

karena elemennya terbagi duagerbong


yangbesar, yang seharusnya bisa bekerja
barengdan lebih profesional.Menurut
hemat kami, ini harus bisa ditata sesegera
mungkin, antara lainmemperkuat KPU
dengan regulasi yang ketat melalui
perubahan peraturan, penyadaran
peningkatan,dan pemahaman akanperan
fungsi masing-masing, ujarnya lagi.
(MS Wibowo)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

17

Suara Sosok

Purwoto Ruslan Hidayat :

KPU Harus Mampu Mengejar


Target Yang Ditetapkan Bappenas
Sejak dilantik menjadi Kepala Biro Perencanaan dan Data Sekretariat
Jenderal Komisi Pemilihan Umum pada 12 Januari 2015lalu,Purwoto Ruslan
Hidayat langsungmembangun komunikasi denganseluruh stafdanunsur
pimpinan.
Suara KPU-Ia menyadari betul
membawa perahu demokrasi di
KPU tidak bisa sendirian. Perlu tim
yang solid. Jadi ketika pindah kemari
langsung adaptasi denganlingkungan
kerjayangbaru, tuturnya.
Pria yang memangku jabatan selaku
KepalaBagian Program dan Evaluasi
di Kementerian Kehutanan sebelum
pindah ke KPU ini mengatakan tak
banyak perbedaan dalam hal pekerjaan.
Tugas kita adalah melayani
pimpinan. Kalau di sana (Kemenhut)
melayani Menteri, kalau di sini
pimpinan ya komisioner. Bedanya, di
sana menteri satu kepala. Kalau di sini
pimpinan ada tujuh orang komisioner.
Tapi itu tergantung pleno. Jadi yang
saya ambil keputusan pleno, ungkap
Purwoto.
Selain melayani pimpinan, Purwoto
kembali menjelaskan,bahwa
diantara tugasnya itu juga melayani
apa yang diminta daerah. Biar
ketemu prioritas nasional sama
daerah. Tugas kami membawa
apa yang diinginkan, kita bawa ke
Bappenas(red : Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional), ini loh


yang diinginkan. Permasalahannya
negara ini duitnya terbatas. Jadi
kita coba sistemtop down. Jadi
supaya daerah tahu apa yang
harus dikerjakan. Itu masalahnya,
bagaimana menjembatani antara
kebutuhan daerah dengan anggaran,
paparnyalagi.

Ia menambahkan, saat ini dirinya


masih menyelami tentang bagaimana
rekan-rekan kerja di KPU menangani
banyaknya satuan kerja (satker) yang
ada. Ini mengingat di tempat kerjanya
dulu prinsipnya sepertidashboard,
yang mana tugasnya hanya
memantau. Dalam hal
ini ia memakai prinsip
keterbukaan.
Dari Kemenhut ke KPU
Bercerita soal proses
perpindahannya dari
Kemenhut ke KPU,
Purwoto mengatakan
bahwa cita-cita
seorang PNS itu
sederhana.

Perlu tim yang solid. Jadi


ketika pindah kemari langsung
adaptasi denganlingkungan
kerjayangbaru,

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

18

Suara Sosok

Dua sukses. Target saya sukses dan pemilu sukses kelembagaan. Itu ada di
Bappenas. Lembaga ini harus seperti apa. Ada kriterianya.Minimal harus B.KPU
harus mampu mengejar target itu.Pokoknya target minimum kelembagaan dari
Bappenas harus coba kita capai. Sukses pemilu ya harus. Itu sudah biasa,

Kalau sekolah itu cita-citanya doktor. Kalau PNS citacitanya harus eselon 1. Itu jabatan tertinggi dari PNS. Untuk
eselon 1 kan harus ada tahapan-tahapan. Dari ke 4, 3, 2,
1. Berdasarkan undang-undang ASN memungkinkan kita
melakukan itu. Kebetulan saya lihat ada pengumuman di
sini. Ada lowongan di sini, apa salahnya saya coba, ujar pria
yang meraih gelarMaster in Development Managemendi
Filipina ini.

Walaupun jalannya berliku. Belok kanan belok kiri, ya itu cara


Tuhan menunjukkan jalan-Nya, kata S3 Ekonomi di IPB ini.

Di samping itu, ia yakin bahwa apa-apa yang telah diraihnya


merupakan anugerah dan kehendak Tuhan. Saya tahu
pengumuman itu hari senin, hari jumatnya penutupan.
Selanjutnya memang diperpanjang. Tapi waktu itu penutupan,
dan akhirnya semua urusan-urusan selesai. Ya sayanothing to
losesaja. Karena keberhasilan kesuksesan itu merupakan cara
Tuhan menggiring kita pada satu titik, katanya.

Mengenai prinsip ekonomi, Purwoto menyukai prinsip


sebagaimana yang dimiliki orang Jepang.Kalau Jepang kan
loyalitas penuh. Nah saya punya prinsip seperti tangan dan jari
tangan ini, bahwa tangan kanan nggak bisa jadi tangan kiri
tangan kiri nggak bisa jadi tangan kanan. Jempol nggak bisa
jadi kelingking dan seterusnya. Semua punya fungsi masingmasing, terang yang rutin menjalani hobi olahraga setiap akhir
pekan ini.

Dengan moto modal bismillah hasil alhamdulillah,


Purwoto menjalani lika-liku hidupnya. Baginya, semua yang
dijalani semata-mata merupakan ibadah. Intinya jalanin
sebagaiibadah saja. Kalau diniatin dengan bismillah kan jadi
ibadah, ungkapnya.
Purwoto lahir dari keluarga yang berlatar belakang PNS. Namun ia
memiliki minat terhadap ekonomi. Oleh sebab itu, garis karier yang
ia tempuh tak pernah jauh dari minatnya. Ia selalu bergelut dalam
pekerjaan yang berkaitan dengan manajemen, perencanaan, standar
kinerja, monitoring evaluasi dan sebagainya.
Pengalaman kerja itu mungkin menggambarkan minat saya.

Ketertarikan pada dunia ekonomi tersebut membuat Purwoto


gemar melakukan analisis, seperti tentang sebab akibat
dan sebagainya. Namun karena keterbatasan waktu, serta
banyaknya tanggung jawab kerja yang harus dilakukan dengan
segera, maka hal itu belum bisa maksimal ia lakukan.

Dalam Mengemban tugas jabatan sebagai Kepala Biro


Perencanaan dan Data KPU, Purwoto memfokuskan pada dua
target yakni, sukses pemilu dan sukses kelembagaan. Ia akan
bekerja keras supaya target minimum kelembagaan yang
ditetapkan Bappenas dapat tercapai.
Dua sukses. Target saya sukses pemilu dan sukses
kelembagaan. Itu ada di Bappenas. Lembaga ini harus seperti
apa. Ada kriterianya.Minimal harus B.KPU harus mampu
mengejar target itu.Pokoknya target minimum kelembagaan
dari Bappenas harus coba kita capai. Sukses pemilu ya harus.
Itu sudah biasa, kata ayah tiga anak inilagi.(MS Wibowo)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

19

suara sosok

n Nanang Priyatna :

WTP Dapat Dicapai Dengan Membangun


Sistem Keuangan Yang Baik
Dont put until tomorrow. Itulah prinsip kerja sekaligus motto hidup Nanang Priyatnya, SE selama
hampir 30 tahun menjalani karirnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Semasa SMA, ia bercita-cita
masuk ke dunia militer.
Suara KPU-Sejak SMA saya bercita-cita ingin masuk angkatan

bersenjata seperti TNI atau Polisi, dulu masih ABRI. Karena itu dulu
saya rajin olahraga dan sebagainya, ungkap Nanang.
Demi mengejar impiannya, setamat SMA, Nanang
mendaftar ke akademi militer. Namun takdir berkata lain.
Ia tidak lolos. Ia pun berdiskusi dengan keluarga dan
teman-temannya guna menentukan langkah karier ke
depan dalam hidupnya.
Ternyata teman-teman saya ada yang mendaftar ikut SPMB,
ada juga yang ke STAN. Kebetulan saat itu untuk ke STAN ada
pengumumannya di koran juga, akhirnya saya mendaftar
pendidikan D3 di STAN waktu itu, kata ayah tiga anak ini.
Dari situlah, Nanang memulai perjalanan karirnya sebagai Calon
PNS (CPNS) pada 1986. Setahun berikutnya, ia bekerja di BPKP dan
ditempatkan di wilayah paling barat Indonesia, Aceh. Enam tahun
kemudian, ia dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat.
Di Kota Parahiyangan itu ia juga bertahan selama enam tahun,
sebelum akhirnya dipindahkan ke BPKP pusat hingga menjabat
Ketua Tim Fungsional Auditor.
Pada 2009, pria kelahiran Jakarta 3 Februari 1966 ini mengikuti
proses penerimaan pegawai di Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Di lembaga tersebut, ia bekerja
di Bagian Keuangan selama empat tahun lalu mutasi ke Bagian
Monitoring dan evaluasi (Monev) selama kurang lebih satu
tahun.
Sampai tahun 2014, ada penerimaan pejabat eselon II di KPU,
saya melamar lagi, pelantikannya pada Oktober 2014, jelas pria
yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan KPU ini.
Lebih Suka Naik Tangga
Meski telah lama berstatus PNS, kecintaan Nanang pada dunia
militer tidaklah padam. Ia mengaku dari situ mendapat suatu hal
yang positif, salah satunya disiplin. Paling tidak dari sisi disiplin itu,
meskipun belum sempurna saya ingin berdisiplin, contohnya itu
tadi, dont put until tomorrow.
Begitu juga dalam hal menjaga kesehatan fisik. Putra kelima
dari sembilan bersaudara ini tetap menjaga kebugaran
tubuhnya dengan berolahraga. Di Bogor, dulu setiap
Minggu saya ada jadwal bermain tenis lapangan. Cuma
sekitar setahun belakangan ini tidak lagi karena lapangannya
dibangun jadi apalah di situ, jadi nggak bisa tenis lagi di
situ, jelas Nanang.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

20

Oleh karena itu, ia menyiasati dengan mencuri waktu dalam


mengolah fisiknya. Kesempatan olahraga saya sekarang sudah
berkurang. Pulang kerja sudah larut malam kemudian berangkat
habis subuh.
Sementara, Sabtu Minggu sering ada urusan keluarga. Nah,
mumpung ada kesempatan, kebetulan di sini ada tangga,
cuma empat lantai. Supaya lebih banyak bergerak jadi saya
memilih naik turun tangga untuk ke ruangan saya. Kalau
sudah sampai ruangan begini kan duduk saja, tidak banyak
gerak, ujarnya.

suara sosok
Dimensi Relegius
Nanang menerapkan disiplin juga pada
dimensi religius. Ia selalu berusaha untuk
menjalankan ibadah shalat tepat waktu
dan berjamaah, baik di rumah maupun di
tempat kerja. Di lingkungan kerja di KPU ia
kerap menjadi imam salat berjamaah. Hal
itu ia upayakan semata-mata dengan niat
untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Saya mencoba untuk menjadi lebih baik
terus dalam hal beribadah. Artinya, yang
saya dapatkan dari beberapa bacaan dan
ceramah dikatakan bahwa shalat tepat
waktu merupakan hal yang paling utama.
Melebihi hal lain. Cuma mungkin kita
belum tahu saja manfaatnya. Misalnya kita
lagi rapat, terus datang waktu shalat, kita
kadang sungkan. Tapi kita minta izin salat
saja dulu. Ya, kalau kembali ke soal agama,
apa sih yang kita cari kan? Sebentar saja
kok kita di dunia ini. Cuma tidak terasa saja
kan? Justru di sana nanti itu yang abadi.
Saya suka menasihati diri sendiri, justru di
sana nanti yang abadi, paparnya.

ia telah lama bergelut dan berkecimpung


dalam hal keuangan negara. Termasuk
ruang lingkup ekonomi, akuntansi, APBN
dan sebagainya. Hanya saja, di KPU
volumenya tentu lebih besar.
Misalnya, satker di kantor saya
sebelumnya itu kan satu. Di sini, total
Satkernya 534 posisi yang saya ketahui
terakhir. Apalagi akan bertambah dengan
daerah-daerah pemekaran baru.
Mengenai penyesuaian dengan lingkungan
kerja, Nanang tak butuh waktu lama. Hanya
dalam waktu satu hingga dua minggu ia

tidak bekerja tujuan tidak akan tercapai,


ucap Nanang.
Ia pun merasakan sangat terbantu dengan
dukungan dari wakil kepala, kabag, hingga
staf-staf yang ada. Intinya kita punya
kesamaan visi dan inilah tujuan bahwa
biro keuangan itu sebagai penyusun
laporan, melayani internal. Kita harus bisa
menyajikan atau memberikan yang terbaik
dan bertahap walaupun sampai sekarang
misalkan laporan keuangan kita opininya
masih WDP, itu yang harus kita kejar dan
tingkatkan terus kualitas laporannya, kata
Nanang.

Sikap religius yang teguh ini pula yang


Nanang terapkan dalam menyikapi
pahit getirnya menjalani hidup. Dengan
begitu ia bisa melewati segala tugas yang
diamanahkan kepadanya dengan lancar.
Meski beberapa kali ditempatkan ke daerahdaerah yang cukup berjauhan jaraknya.
Manis pahit berkarir tergantung
bagaimana kita menyikapi. Apalagi kalau
kita kembali lagi kepada agama, hanya
ada dua cara menyikapinya yaitu syukur
dan sabar. Kalau kita menyikapi dua hal itu
apapun yang terjadi Insya Allah lancarlancar saja, jelas Nanang.
Selalu Berdiskusi dengan Keluarga
Menjalin komunikasi yang baik merupakan
suatu keharusan, apalagi dengan orangorang terdekat, yakni keluarga. Di berbagai
hal, termasuk pekerjaan, Nanang selalu
mendiskusikan dengan Siti Suprapti, istrinya.
Menurut saya diskusi harus, ngobrol di
rumah. Walaupun nggak sampai ke hal-hal
teknis. Tapi dia harus tahu juga. Termasuk
kemarin ada kesempatan, lowongan di KPU,
saya bilang ke istri. Intinya diskusi, jangan
sampai kita diam-diam pindah kantor nggak
bilang-bilang, kalau mereka nggak setuju kan
nggak enak, terang Nanang.
Kerja Tim dan Target WTP
Berbicara tentang perbedaan kerja sebagai
Kepala Biro Keuangan KPU dengan jabatan
di instansi-instansi sebelumnya, Nanang
menyatakan tak terlalu mendasar karena

bisa langsung bekerjasama dan membaur


dengan lingkungan, staf dan lainnya.
Artinya ada satu pemahaman yang sama
dengan lingkungan, khususnya keuangan.
Misalnya kita punya kewajiban menyusun
laporan keuangan yang baik, melayani
internal secara baik, kan itu sudah bagian
keperbendaharaan juga soal pembayaranpembayaran. Kalau melihat dari situ saya
merasa sepertinya tidak terlalu lama bisa
menyesuaikan kondisi dengan temanteman, ujarnya.
Dalam berinteraksi dengan staf-stafnya, ia
tidak menggunakan pendekatan atasanbawahan, melainkan melebur bersama-sama.
Kalau pendekatannya atasan bawahan
yang perintah-perintah saja, kadang susah
berhasilnya. Makanya saya menganggap
mereka teman. Karena saya pun sebagai
kepala biro tidak ada apa-apanya kalau
mereka tidak kerja, kalau mereka tidak
support. Kita kerja sama-sama, kita teamwork.
Satu teamwork kalau ada satu unsur tim yang

Oleh karenanya, di antara target yang


menjadi incaran Nanang sebagai
Kepala Biro Keuangan KPU saat ini ialah
mendapatkan laporan keuangan dengan
opini WTP. Dengan membangun sistem
keuangan yang baik, WTP dapat dicapai
dengan cepat.
Tahun kemarin masih WDP, kenapa enggak
kalau sekarang bisa WTP. Dan itu ternyata
bukan hanya kewajiban atau pekerjaan
biro keuangan saja, tetapi semua biro-biro
dan teman-teman yang ada di kesatuan
pimpinan, yang ada di KPU ini. Karena
kesatuan kita banyak padahal laporan
lembaganya yang keluar satu. Ketika,
misalkan, salah satu satker dari propinsi atau
dari kabupaten/kota tidak peduli artinya
laporannya misalnya jelek kan berpengaruh
pada laporan pusat. Artinya memang harus
sama-sama kepentingannya, pemahaman
harus sama harus bisa meningkatkan
kualitas laporan keuangan, dan itu butuh
perjuangan dan usaha keras, tandas Nanang
lagi. (MS Wibowo/Ismail)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

21

Suara Imam Bonjol

Komisi II Mendukung Pendirian


Pusat Pendidikan Pemilih
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Yandri Susanto mendukung langkah
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam penambahan anggaran terkait dengan rencana akan
mendirikan Pusat Pendidikan Pemilih.
Suara KPU-Diharapkan dengan
dana yang cukup besar itu, KPU dapat
menjelaskan secara detail realisasi
dari kegiatan tersebut, tuturnya saat
menghadiri Rapat Dengar Pendapat
(RDP) antara Komisi II DPR RI dengan
KPU, Bawaslu, Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) dan Badan Nasional
Pengelola Perbatasan (BNPP), kemarin
(Selasa, 2/2).

Ide pembentukan Pusat Pendidikan


Pemilih sangat bagus, saat ini kami
ingin mengetahui bentuk realisasi dari
kegiatan tersebut, intinya kalau kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas Pemilu saya pikir cukup ada
alasan yang kuat untuk Komisi II
mendorong atau menyetujui usulan
penambahan anggaran tersebut,
ungkap politisi dari Partai Amanat
Nasional (PAN) dapil Banten II itu lagi.

Hal senada juga diungkapkan


oleh Yanuar Prihatin, politisi dari
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dia mengungkapkan ketertarikannya
pada program Pusat Pendidikan Pemilih,
hal itu didasari oleh kekhawatirannya
pada tingkat kedewasaan pemilih
yang menurutnya harus ditingkatkan,
mengingat telah masuknya Indonesia
pada babak baru menghadapi Pemilihan
Kepala Daerah serentak.

Namun ia kembali mengingatkan KPU


untuk berhati-hati dalam penggunaan
anggaran tersebut. KPU harus dapat
menjelaskan apa saja yang dapat
dilakukan KPU dari tingkat pusat
hiungga kabupaten/kota dengan
anggaran yang diajukan tersebut.
Sebab, yang menjadi fokus KPU adalah
memberikan perhatian khusus kepada
calon-calon pemilih berdasarkan tingkat
pendidikan pemilih.

Kami kira Pak Ketua KPU dapat


mendiskusikan ulang program
tersebut, kami mohon informasi lebih
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

22

Ketua KPU Husni Kamil Manik (tengah) memberikan penjelasan kepada Anggota DPR tentang rencana
pendirian Pusdiklih

lanjut, bagaimana polanya, kerjanya,


keterjangkauan, proses, danoutput dari
program pendidikan pemilih ini, terang
Yanuar.

Agenda RDP yang dihadiri 31 dari 50


anggota Komisi II DPR RI malam itu,
adalah pembicaraan awal pembahasan
APBN-P 2015 dan penyampaian evaluasi
pelaksanaan APBN tahun anggaran
2014. Ketua KPU Husni Kamil Manik
dengan seluruh komisioner KPU RI,
Sekretaris Jenderal, Arif Rahman Hakim
beserta jajaran Sekretariat Jenderal
KPU RI, Menteri Dalam Negeri, Tjahyo
Kumolo, Komisioner Bawaslu, Endang
Wihdatiningtyas beserta Sekjen dan
Sekretaris BNPP, Triyono Budi Sasongko.

Terkait pembahasan APBN-P 2015 KPU


menyampaikan 7 (tujuh) usulan tambahan
anggaran untuk tahun 2015, dengan
rincian program kegiatan sebagai berikut :
Alokasi anggaran untuk 18 (delapan belas)
daerah pemekaran, alokasi anggaran
untuk pembayaran tunjangan kinerja
pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal
KPU, alokasi anggaran kompensasi/
penghargaan bagi ketua dan anggota
KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/
Kota periode 2007-2012, penambahan

operasional perkantoran KPU, KPU Provinsi


dan KPU Kabupaten/kota yang terdiri dari
533 satuan kerja (Satker), alokasi anggaran
supervisi dan monitoring pelaksanaan
pemilihan gubernur, bupati dan walikota
yang akan dilaksanakan serentak
tahun 2015, alokasi program kegiatan
pemutahiran data pemilih yang akurat
dan transparan, alokasi program kegiatan
Pendidikan Pemilih.

Mengenai evaluasi pelaksanaan APBN


tahun anggaran 2014, Ketua KPU, Husni
Kamil Manik menyampaikan, bahwa
sampai akhir Desember tahun 2014
realisasi anggaran KPU hanya sebesar
79,33% dari total pagu anggaran sebesar
13 triliun.

Rendahnya realisasi anggaran KPU


saat itu, menurut Husni disebabkan
oleh tidak terlaksananya putaran
kedua Pemilu Presiden dan Wakil
presiden, dan adanya efisiensi dalam
pengadaan dan distribusi logistik
Pemilu 2014 serta keluarnya surat
edaran Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi tentang pembatasan kegiatan
pertemuan/rapat di luar kantor.
(bow/dam/dosen/Hupmas)

Suara Imam Bonjol

Upacara Bendera pegawai KPU

Pembekalan Orientasi Tugas Anggota


Dapat Meningkatkan Kualitas Pemilu
Pasca pelantikan 12 orang anggota KPU baru di Provinsi Kalimantan Utara, dan Provinsi Papua
Barat, juga penggantian antar waktu (PAW) di Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi
Papua, bertempat di Ruang Sidang Lt. 1 Gedung KPU, Jl. Imam Bonjol No. 29, Jakarta, Kamis
(26/2) KPU langsung melakukan Terkait hal tersebut KPU RI melakukan kegiatan orientasi
tugas anggota.
SUARA KPU- Salah satu indikator
kualitas penyelenggaraan Pemilihan
Gubernur, Bupati dan Walikota dapat
dilihat dari kapasitas penyelenggara
dalam mengelola tiap tahapan
sesuai dengan porsinya. Menghadapi
Pemilihan kepala daerah serentak
Desember mendatang, perlu dilakukan
peningkatan kapasitas penyelenggara
pemilu, terlebih bagi daerah yang baru
memiliki anggota KPU.

Acara orientasi tugas bagi anggota KPU


Provinsi yang baru dilantik selain sebagai
sharing pengetahuan tentang lembaga
KPU juga sebagai penguatan kapasitas
penyelenggara dalam menggelar pesta
pemilihan lima tahunan tersebut. Kita ini
lembaga besar dengan struktur hirarkis
dari pusat ke daerah, dengan struktur
lembaga dua bilik, komisioner dengan
sekretariat, terang Ketua KPU Husni
Kamil Manik saat mengisi materi tentang

tata kerja penyelenggara Pemilu.

Menurut Husni, pemahaman


pelaksanaan tugas antara komisioner
dan sekretariat telah tertuang dalam UU
Penyelenggaraan Pemilu, yang harus
dilakukan adalah memahami porsi tugas
masing-masing, sehingga semuanya
mengetahui saat melaksanakan hak dan
kewajibannya.

Selain itu Husni mengingatkan bahwa


pemahaman fungsi, hak dan kewajiban
antara komisioner dan sekretariat tidak
diwujudkan dalam bentuk menunjukkan
kekuasaan untuk membela
kepentingannya masing-masing.

Pemahaman kita mengenai


hak, kewajiban dan porsi tugas
masing-masing (sekretariat dan
komisioner), tidak diwujudkan
untuk mempergunakan kekuasaan,

pemahaman itu harus diwujudkan agar


apa yang menjadi tugas dan fungsi kita
dapat berjalan dengan baik, tegas Husni.

Acara orientasi tugas bagi anggota KPU


Provinsi yang baru dilantik, dilaksanakan
pada satu hari penuh, dengan diisi
pemaparan materi yang dilakukan sejak
pagi hari, dengan panitia dari Biro SDM
Setjen KPU RI.

Kegiatan diawalli pembukaan oleh


Komisioner KPU RI Sigit Pamungkas,
dilanjutkan dengan materi Demokrasi,
Pemilu dan Sistem Pemilu oleh
Hadar Nafiz Gumay, lalu Ida Budhiati
memaparkan Kode Etik Penyelenggara
Pemilu, yang dilanjutkan oleh Ketua
KPU Husni Kamil Manik, dan pemaparan
diakhiri oleh Ferry Kurnia Rizkyansyah
dengan materi Tata Kelola Relasi dengan
Pemangku Kepentingan.
(bow/dam/dosen/Hupmas)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

23

Suara Imam Bonjol

KPU Rancang Pusat


Pendidikan Pemilih
Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat ini mulai merancang Pusat Pendidikan Pemilih (Pusdiklih).
Sebab, kehadiran pemilih yang cerdas ketika mengikuti proses demokrasi menjadi salah satu
kunci untuk meningkatkan kualitas Pemilihan Umum (Pemilu). Selain itu, Pusdiklih dapat menjadi
rujukan masyarakat untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kepemiluan.
Suara KPU-Terkait dengan itu, KPU
mengundang beberapa pakar untuk
mendiskusikan dan mendapatkan
masukan menghadapi persiapan
membangun pusat pendidikan pemilih
yang berbobot dan berkualitas,
bertempat di Ruang Sidang Lt. 2 Gedung
KPU, Jl. Imam Bonjol No. 29, Jakarta,
Rabu (25/2).

Literasi ataupun referensi mengenai


pusat pendidikan pemilih tidaklah
terlalu banyak, maka kami mengundang
para pakar sekalian dalam rangka
merumuskan konsep pusat
pendidikan pemilih itu seperti
apa nantinya ujar Komisioner
Komisioner KPU, Sigit Pamungkas (berkemeja coklat) bersama dengan M
Kegiatan
KPU Sigit Pamungkas.
Afiduddin dari JPRR berdiskusi tentang rancang bangun pendidikan pemilih

atau
program
Hadir sebagai pembicara
Siliwati mengungkapkan, keberhasilan
pemilu. Sehingga
apa saja untuk
pada diskusi tersebut
pusat pendidikan pendidikan pemilih bukan hanya
R. Siliwati Direktur
ditentukan oleh kuantitas atau nominal
pemilih ini tidak
mengaktivasi
Politik dan Komunikasi
angka paritipasi masyarakat dalam pemilu,
akan kosong
Badan Perencanaan
pusat
tetapi juga kualitas dari pemilih itu sendiri.
atau tidur dalam
dan Pembangunan

waktu
lama,

pendidikan
Nasional (Bappenas), M.
Penting untuk membangun pendidikan
katanya.
Afiduddin Koordinator
pemilih sehingga

pemilih yang mempunyai standar dan


Nasional Jaringan
Sri Budi Eko
dibuat berdasarkan kawasan atau region,
ini akan hidup
Pendidikan Pemilih
Wardhani pada
sehingga dapat menjangkau penduduk
Untuk Rakyat (JPPR), Sri
paparannya
kita yang mencapai 240 juta jiwa,
terus.
Budi Eko Wardhani Puskapol
mengusulkan sejumlah ungkapnya
Fisip UI, dan Pieta Mamo
program dan kegiatan

perwakilanAustralian Election
di dalam pusat pendidikan
Selain itu, Peita Mamo dari AEC
Commision(AEC).
pemilih tersebut, sehingga kelak,
menceritakan dan berbagi pengalaman

dapat menempatkan pemilu yang


tentang pengelolaan pendidikan pemilih
Menurut Sigit, isu penting pada
berbasis kepada kepentingan pemilih.
yang ada di negara Australia yang
pendirian pusat pendidikan pemilih ialah
memfokuskan kepada pemilih pemula.
menyangkut informasi apa saja yang ada Beberapa program dan kegiatan

didalamnya, kegiatan ataupun program


diantaranya ialah adanya pusat
Target pendidikan pemilih di negara
yang akan berjalan, konsep managemen, dokumentasi kepemiluan, modul,
kami lebih dikedepankan kepada
serta sarana dan prasarana pendukung.
rekruitmen fasilitator, kerja sama dengan pemilih pemula dan sekolah, mulai dari

lembaga pendidikan serta melakukan


Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Kegiatan atau program apa saja untuk
pendidikan pemilih itu sendiri kepada
Pertama (SMP) sampai tingkat Sekolah
mengaktivasi pusat pendidikan pemilih
masyarakat, katanya.
Menengah Atas (SMA), pungkas Peita
sehingga ini akan hidup terus. Bukan

yang didampingi oleh interpreter.


hanya ketika pemilu, tapi juga pasca
Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas
(bow/ook/dosen/Hupmas)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

24

Suara Imam Bonjol

Komnas HAM Minta KPU Tingkatkan


Pelayanan Konstitusi Warga
Dalam kunjungan ke kantor KPU, petinggi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),
Maneger Nasution menyampaikan apresiasi kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI atas
suksesnya pelaksanaan Pemililihan Umum Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden (Pilpres) Tahun 2014, Jumat, (16/1).
Suara KPU Selain menyampaikan
apresiasi, ia beserta rombongan yang
diterima oleh Ketua KPU, Husni Kamil
Manik, Komisioner KPU RI, Arief Budiman,
Ida Budhiati, Hadar Nafis Gumay, Juri
Ardiantoro, Sekretaris Jenderal KPU
RI, Arif Rahman Hakim dan beberapa
pejabat eselon II dilingkungan KPU RI itu
menyerahkan laporan hasil pantauan
pelaksanaan pemilu tahun 2014.

Dalam kesempatan ini, Komnas HAM


mengucapkan banyak terima kasih
kepada KPU atas terselenggaranya
pemilu 2014 dengan baik. Kami
sangat mengapresiasi proses pileg
dan pilpres yang lalu. Kami melihat
tingkat capaiannya sungguh luar
biasa, kami berterima kasih untuk itu.
Selanjutnya untuk menyempurnakan
pelaksanaan pemilu, kami sudah susun
laporan dalam bentuk buku sehingga
dapat dimanfaatkan KPU untuk bahan
perbaikan pemilu di masa-masa
mendatang, tutur Maneger lagi.

Meskipun banyak pihak memuji


pelaksanaaan Pemilu Tahun 2014,
Muhammad Nurkhoiron, Komisioner
Komnas HAM yang mendampingi
Maneger menjelaskan, bahwa saat ini
KPU perlu meningkatkan kinerjanya
terutama dalam tugasnya menjaga hak
konstitusional seluruh rakyat Indonesia.

Kami ingin berdiskusi agar semua


warga negara mendapat hak yang sama
berdasar prinsipfree and fair, khususnya
terhadap warga yang masuk dalam
kelompok rentan. Kelompok ini masih
banyak yang belum memberikan hak
konstitusinya. Hasil pantauan yang
kami lakukan, banyak pasien di rumah
sakit yang tidak dapat memberikan hak
konstitusinya pada pemilu 2014, ujarnya.

Atas catatan tersebut, Ketua KPU RI,


Husni Kamil Manik menyampaikan,

Ketua KPU Husni Kamil Manik menerima buku laporan dari petinggi Komnas HAM Manager Nasution
terkait pelaksanaan pemilu nasional.

bahwa KPU telah mengakomodasi


semua masukan dari berbagai pihak,
termasuk melakukan sosialisasi kepada
warga yang memiliki kebutuhan khusus.
Namun ia menyampaikan bahwa KPU
menghadapi berbagai kendala selama
proses kegiatan tersebut.

Kami (KPU) sedapat mungkin


mengakomodasi semua masukan dari
multi pihak, termasuk mengadvokasi
secara khusus terhadap pemilih rentan
ini. Memang tidak bisa menyeluruh,
namun kami sudah mengupayakan
secara optimal. Utamanya kami
terkendala dengan masalah anggaran,
tutur dia.

Kendala lain yang dihadapi


penyelenggara pemilu, tandas Hadar
Nafis Gumay, adalah sulitnya mendata
kelompok masyarakat tersebut,
Kesulitan bermula dari proses
pendataan, tidak ada yang punya data
persis, bahkan kelompok mereka sendiri
pun mengalami kesulitan mendata,
tambah Hadar.

Walaupun banyak kendala yang dihadapi


oleh penyelenggara pemilu, Hadar

kembali menyampaikan, bahwa KPU


akan terus berinisiatif untuk melakukan
pendataan dan pendekatan secara lebih
baik, khususnya masyarakat kelompok
rentan tersebut.

Ini akan kami (KPU) upayakan betul


supaya pendataan menjadi lebih
lengkap, kami akan melakukan
pendekatan lain. Dalam pemilu 2014
kami menggunakan daftar pemilih
tambahan supaya dapat menjangkau
pemilih tersebut, walaupun opsi itu tidak
diatur secara khusus dalam UndangUndang, lanjut dia.

Banyak hal yang perlu dilakukan


dalam penyempurnaan sistem pemilu,
atas kebutuhan itu, Komisioner KPU
RI, Arief Budiman mengajak seluruh
lapisan masyarakat untuk memberikan
sumbangsihnya.

Dalam penerapan sistem pemilu, kita


memang perlu penyempurnaan, saya
harap Komnas HAM dan pihak lain dapat
memberi saran pemikiran dan jalan
keluar atas kendala yang selama ini kita
hadapi, tambah Arief lagi.
(ris/FOTO KPU/dosen/Hupmas)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

25

Suara Imam Bonjol

Duta Besar Uzbekistan, Shavkat Jamolov mengunjungi kantor KPU.

Indonesia-Uzbekistan Jajaki
Kerjasama Peningkatan Kualitas Pemilu
Indonesia merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Uzbekistan. Hubungan kedua
negara makin menguat sejak Presiden Soekarno tahun 1960 melakukan kunjungan pertama kali ke
Uzbekistan. Sehingga, tidaklah mengherankan jika kedua negara tersebut memiliki sejarah sendiri dalam
hubungan diplomasi internasional. Dalam waktu dekat, Uzbekistan akan menggelar Pemilu Presiden.
Suara KPU. Persisnya tanggal 29
Maret 2015. Mudah-mudahan Indonesa
dapat mengirimkan delegasinya
ke Uzbekistan untuk mengamati
jalannya penyelenggaraan demokrasi
di Uzbekistan. Kami tunggu ya,
ucap Shavkat Jamolov, Duta Besar
Uzbekistan, ketika berkunjung ke
kantor KPU, Senin (10/02). Delegasi
Uzbekistan langsung disambut dengan
hangat oleh Ketua Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Husni Kamil Manik
dan beberapa komisioner lainnya
antara lain Hadar Nafiz Gumay, Arif
Budiman, Juri Ardiantoro, Ferry Kurnia
Rizkyansyah, dan Sigit Pamungkas dan
Sekretaris Jenderal KPU, Arif Rahman
Hakim. Selama ini Indonesia dan
Uzbekistan sudah menjalin kerjasama
di bidang ekonomi dan pendidikan.

Kini, sebagai sesama negara yang


menganut paham demokrasi, pertemuan
sore itu diwarnai dengan keinginan yang
menguat untuk bertukar pandangan
tentang pelaksanaan Pemilihan Umum
di masing-masing negara. Kami
telah melaksanakan Pemilu Parlemen
Desember 2014 lalu. Pemilu yang
berlangsung untuk memilih para
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

26

senator itu menggunakan pola hidden


vote system, beber Shavkat Jamolov.

Meski warga Uzbekistan yang tinggal


di Indonesia tak begitu banyak namun
perhatian pemerintah negara itu untuk
memberikan ruang yang luas kepada
para pemilih cukup baik. Jumlah warga
kami yang tinggal di sini sekitar 200 orang.
Untuk menampung aspirasi mereka
di kantor kedutaan disediakan tempat
pemungutan suara dan fasilitas lainnya,
ungkap Shavkat Jamolov.

Ia kembali menjelaskan, proses


pencalonan senator di Uzbekistan
hanya dapat diajukan oleh partai yang
disetujui/diakui legalitasnya oleh
penyelenggara pemilu. Untuk tahapan
kampanye dan proses audit keuangan

tidak dilakukan pemyelenggara pemilu


melainkan oleh pemerintah.

Kami berharap dengan kunjungan


ini dapat terjalin kerjasama di bidang
peningkatan kualistas Pemilu baik
di Indonesia maupun Uzbekistan,
pungkasnya lagi. Sementara itu,
terkait dengan keinginan Uzbekistan
tersebut, Ketua KPU Husni Kamil Manik
menyampaikan dengan tegas bahwa
Indonesia siap membangun kerjasama
dengan Uzbekistan. Kami mendukung
atas kerjasama yang telah dibangun antara
pemerintah Indonesia dengan Uzbekistan,
termasuk jika ada keinginan kerjasasama
yang lebih lanjut dalam hal peningkatan
kualitas Pemilu bagi kedua negara ini,
terang Husni lagi.
(bow/domin//dosen/Hupmas)

Persisnya tanggal 29 Maret 2015. Mudahmudahan Indonesa dapat mengirimkan delegasinya


ke Uzbekistan untuk mengamati jalannya
penyelenggaraan demokrasi di Uzbekistan. Kami
tunggu ya,

Suara Imam Bonjol

Menghadapi Persiapan Pilkada


Serentak KPU Gelar Raker Pimpinan
Suara KPU-Komisi Pemilihan Umum
(KPU) kembali menggelar rapat kerja
(raker) pimpinan KPU RI dan KPU Provinsi
se-Indonesia, Rabu (4/2) di aula kantor
KPU Provinsi Jawa Barat. Saat membuka
raker itu, Ketua KPU, Husni Kamil Manik,
sempat menyampaikan pentingnya
konsolidasi dalam penyelenggaraan
pemilu. Raker ini diselenggarakan sesuai
amanah Undang-Undang (UU) Nomor
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara
Pemilu.

Dalam UU tersebut, KPU mempunyai


tugas dan wewenang dalam tiga
penyelenggaraan pemilu, yaitu Pemilu
Anggota DPR, DPD dan DPRD, Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden, dan Pemilu
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
(Pemilukada), pungkasnya.

Husni juga mengungkapkan bahwa ada


satu kewenangan KPU yang sempat
dianulir dari tiga jenis penyelenggaraan
pemilu tersebut, yaitu pemilihan umum
kepala daerah (Pemilukada). Namun
kemudian dalam PERPPU Nomor 1

Tahun 2014, kewenangan itu dihidupkan


kembali dalam penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota. Pada akhirnya PERPPU tersebut
ditetapkan menjadi UU Nomor 1 Tahun
2015, sehingga tugas dan kewenangan
KPU masih tetap menjadi tiga jenis
pemilu tersebut.

Semua ketentuan dan prinsip


penyelenggaraan Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota itu menganut
prinsip yang sama dengan pemilu, jadi
sebenarnya tidak ada bedanya, semua
berjenis pemilu, maka kita juga yang
akan tetap menyelenggarakan pilkada
tersebut, tegas Husni dihadapan peserta
raker.

Raker ini memiliki dua tujuan. tujuan


pertama, KPU membuat kebijakan
mengenaischedule kerja yang jelas
pada satu tahun anggaran 2015. KPU
RI telah menetapkan agenda kerja
empat bulan pertama, lengkap dengan
tanggal dan bulan. Agenda seperti ini
termasuk yang dibahas dalam raker

dan menjadi pedoman KPU Provinsi


dan KPU Kabupaten/Kota dalam
menyusunschedulekerja.

Tujuan kedua, konsolidasi organisasi,


membahas masalah-masalah dari
masing-masing KPU provinsi, termasuk
dari Provinsi ke-34 yaitu Kalimantan
Utara (Kaltara). Meskipun Kaltara masih
dalam proses pembentukan KPU
Provinsi namun permasalahan itu bisa
didiskusikan untuk bisa diselesaikan
dengan baik.

Raker ini juga diselenggarakan untuk


menyongsong penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota. Kegiatan yang dilakukan KPU
harus sesuai pada tahapan persiapan,
jangan sampai mendahului proses
yang sudah diatur pada masa persiapan
pilkada. Pemerintah dan DPR akan
segera menetapkan revisi UU Nomor 1
Tahun 2015, dan apapun hasil revisinya,
kita semua harus siap melaksanakannya,
tambah Husni.(bow/rob/arf/dam/
Hupmas)

Ketua KPU Husni Kamil Manik bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan dan komisioner KPU divisi Kehumasan, Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

27

Suara Imam Bonjol

Penerapan E-Voting
Masih Menjadi Perdebatan
Suara KPU-Untuk meningkatkan
transparansi dan kualitas pemilu,
penerapan teknologi informasi perlu
dilakukan pemilu, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(PTIK) telah mengembangkan teknologi
informasi dalam penyelenggaraan
pemilu. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
sebagai penyelenggara pemilu juga
telah mempersiapkan rencana kerja, baik
untuk jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang, terutama dalam
hal pemanfaatan teknologi informasi
dalam pemilu.
Teknologi informasi tersebut harus didesain
untuk penyelenggaraan pemilu yang
sistematis, terencana, dan masif. Selain itu,
penting diperhatikan bahwa teknologi itu bisa
tepat dalam hal kegunaan, sasaran, jumlah,
jenis dan waktu. Saat ini KPU mempunyai dua
skala prioritas, pertama, teknologi informasi
untuk pemutakhiran data pemilih, kedua,
teknologi rekapitulasi penghitungan suara
yang cepat. Dua skala prioritas tersebut
dipandang jauh lebih murah daripada harus
mengejare-voting, selain butuh waktu
mempersiapkan peralatannya, juga harus
mensosialisasikan ke masyarakat dan ke
petugas pemungutan suara, ucap Ketua KPU
RI Husni Kamil Manik saat menerima audiensi
rombongan BPPT, di Ruang Rapat Lantai 1
kantor KPU RI, Senin (10/2).
KPU ingin ada tim yang bisa menilai dan
memberi masukan mengenai teknologi
apa saja yang bisa dilakukan pada
penyelenggaraan pemilu, mengenai
roadmap penggunaan teknologi itu, dan
strategi pencapaian target yang satu ke
target yang lain. Mungkin kita mampu
mengadakan peralatan sekarang ini, tetapi
stakeholder kita belum tentu bisa percaya
dengan peralatan ini, dikhawatirkan pada
saat pemilu selesai, kita dianggap curang
dengan alat tersebut, ujar Husni yang
didampingi jajaran Anggota KPU RI lainnya.
Husni juga mencontohkan, pada
penyelenggaraan Pemilu 2014 yang lalu,
KPU telah menyediakan alat publikasi yang
menampilkan hasil penghitungan suara
dengan basis Formulir C1. Hasilnya, untuk
Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD,
publikasi tersebut dapat menampilkan
85 persen hasil penghitungan suara,
sedangkan untuk Pemilu Presiden dan
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

28

Komisioner Hadar Nafis Gumay audiensi dengan BPPT terkait pelaksanaan E-Voting.

Wakil Presiden dapat mendekati 99 persen.


Meskipun publikasi tersebut dapat dilihat
dengan jelas, namun masih saja ada yang
tidak percaya dengan hal tersebut.
Kalangan elit masih sulit untuk bisa
percaya penggunaan alat memilih
elektronik atau e-voting dalam pemilu,
apalagi masyarakat, meskipun masyarakat
sekarang lebih cerdas, tetapi belum
tentu mereka juga mempercayainya.
Jadi, penerapan e-voting masih menjadi
perdebatan. Kalau kita sudah pakai
teknologi informasi dalam pemilu, semua
pihak seharusnya siap untuk menerima
hasil dari teknologi ini, jelas Husni.
Sementara itu, Deputi Kepala BPPT
Hammam Riza yang memimpin
rombongan BPPT mengungkapkan dalam
UU Nomor 1 Tahun 2015 yang merupakan
pengesahan dari PERPPU Nomor 1 Tahun
2014, dinyatakan bahwa pemberian
suara untuk pemilihan dapat dilakukan
melalui peralatan pemilihan suara secara
elektronik. Terkait dengan hal tersebut,
BPPT memandang ada dua hal yang
perlu ditindaklanjuti, pertama, tata cara
pemberian suara elektronik atau e-voting,
kedua, kebutuhan dan pengawasan dalam
penghitungan suara.

Tata cara pemberian suara elektronik


tersebut efisien dan memudahkan pemilih
dalam pemungutan suara, tetapi perlu
juga diatur dalam Peraturan KPU. Peraturan
tersebut harus melalui uji petik dan bisa
dilakukan dalam penyelenggaraan pilkada.
BPPT juga telah melakukan uji petik
penggunaan teknologi informasi dalam
e-counting dan e-rekapitulasi di Pekalongan,

papar Hammam Riza.


Uji petik di Pekalongan menggunakan
Unstructured Supplementary Service Data
(USSD) untuk e-rekapitulasi dan Digital Mark
Reader (DMR) untuk e-counting. Sebanyak
564 TPS dilakukan pengujian teknologi
tersebut pada saat Pemilu Anggota DPR, DPD
dan DPRD Tahun 2014. Hasil e-counting dan
e-rekapitulasi tersebut hasilnya bisa langsung
dikirim ke data centre dan ditayangkan dalam
bentuk grafik-grafik, serta ditayangkan di
website BPPT.
Direktur PTIK Hary Budiarto yang
memaparkan, konsep pengembangan
teknologi informasi dalam
penyelenggaraan pemilu, mengungkapkan
e-voting lebih efisien, nyaman, aman,
dan berkualitas. Dalam pemutakhiran
data pemilih, syarat utamanya warga
masyarakat harus mempunyai KTP
elektronik atau e-KTP, sehingga dapat
terbaca oleh card reader. Kemudian dalam
teknologi pemungutan suara, BPPT juga
telah mempraktekkan dalam Pemilihan
Kepala Desa (Pilkades) di Jawa, Sumatera,
dan Sulawesi.
Sebetulnya masyarakat di bawah itu
tidak ada masalah dengan e-voting,
buktinya masyarakat di daerah terpencil
pun mampu menggunakannya, sehingga
mungkin hanya elit politik saja yang masih
mempermasalahkannya. Untuk pemilu
serentak, tentu saja kita perlu industri
untuk memproduksi alat tersebut, untuk
keamanan informasi, BPPT juga telah
mempersiapkan SOP keamanan informasi,
dan audit sistem informasi, papar Hary
Budiarto.(bow/arf/dam/Hupmas)

Suara Imam Bonjol

Hadar Nafis Gumay, Husni Kamil Manik dan Ferry Kurnia Rizkiyansyah menghadiri konferensi pers terkait pengembangan fitur sidalih Pilkada.

KPU Pusat Bantu Pengembangan Fitur


Aplikasi Sidalih Daerah
Suara KPU-Untuk menghadapi
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali
Kota langsung dan serentak pada
16 Desember mendatang, KPU akan
memfasilitasi KPU Daerah dengan
pengembangan aplikasi Sidalihonline.
Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih)
merupakan aplikasionline yang
diprogramkan untuk mempermudah
petugas Komisi Pemilihan Umum
(KPU) terutama di daerah kabupaten
/ kota dalam mengolah data pemilih
secara lebih mudah, cepat, tepat, dan
dapat dipertanggungjawabkan, serta
transparan.
Aplikasi ini juga memiliki fitur
kemudahan untuk koordinasi dan
monitoring antara petugas KPU Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota juga petugas
dilapangan yang teruji pada saat
Pemilu Presiden dan Legislatif 2014
lalu.Sistem ini dianggap telah berjalan
baik dengan mengubah data yang
berasal dari pemerintah dalam bentuk
Data Penduduk Potensial Pemilu (DP4)
menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Ketua KPU RI, Husni Kamil Manik,


menjelaskan penggunaan aplikasi ini

sebagai upaya fasilitasi penyelenggara


pemilu yang secara teknis dilaksanakan
oleh KPU Daerah.
Kami berupaya memfasilitasi
penyelenggaraan tahapan yang akan
dilakukan KPU Provinsi, kabupaten/kota
dengan beberapa fasilitas yang telah
digunakan pada pemilu sebelumnya,
salah satunya yang digunakan adalah
aplikasi Sidalih, ungkap Husni disela-sela
pelaksanaan konferensi pers di Media
Center KPU, Selasa, (20/1).

Anggota KPU RI, Hadar Nafis Gumay


mengatakan sistem ini dapat lebih
mempermudah penyelenggara pemilu,
dalam menghasilkan data yang terkini,
akurat, dapat dipertanggungjawabkan,
dan transparan.

Kami anggap ini satu sistem yang baik,


yang telah memberi kemudahan kami
(KPU) sebagai penyelenggara dalam
menyusun daftar pemilih, maka sistem
ini dengan upaya pengembangannya
akan terus kami gunakan, tutur Hadar,
Anggota KPU yang membidangi Data
Informasi dan Antar Lembaga KPU RI.

Ketika memberikan pemaparan didepan


wartawan, Hadar juga menjelaskan fitur
pengembangan sidalihonlinediantaranya
manajemen DP4, penandaan dan klaim
data ganda, jadwal serentak, serta jadwal
dan tahapan pilkada.fitur manajemen
DP4, fungsi manajemen pengolahan
dimana didalamnya terdapat suatu fungsi
analisa kondisi data dari DP4, sehingga
dapat mencari seseorang atau kelompok
pemilih berdasarkan elemen data yang
didapat, seperti nama, tanggal lahir,
alamat, Kartu Keluarga (KK), Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dan Jenis Kelamin
(JK).

Fungsi penandaan dan klaim data ganda,


kata dia, akan memudahkan operator
untuk mengetahui dan membersihkan
data ganda, fitur jadwal serentak yang
dapat mengatur agar keserantakan
jadwal penyusunan akan bersamaan
sesuai jadwal tahapan pilkada.

Ke depan, pengembangan sistem


Sidalihonlineini diharapkan dapat
terus dikembangkan, sehingga juga
dapat digunakan dalam pemilihan
umum serentak di tahun 2019
mendatang.(bow/dam/ook/Hupmas)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

29

Suara Imam Bonjol

KPU-LIPI Bentuk Lembaga


Riset Pemilu

Komisioner KPU Sigit Pamungkas menghadiri seminar disain pemilu serentak.

Suara KPU Ketua KPU RI, Husni Kamil


Manik menyampaikan bahwasannya
selama ini penilaian kualitas pemilu hanya
berpijak pada indikator menang atau kalah,
sehingga bagi yang kalah pasti akan menilai
penyelenggaraan pemilu belum baik. Ini
yang harus diluruskan. Oleh karena itu KPU
menilai perlu adanya riset secara obyektif
dan ilmiah yang dapat menilai proses
penyelenggaraan pemilu dari bagian per
bagian dan keseluruhan, bagian mana yang
sudah baik dan bagian mana yang masih ada
catatan-catatan kekurangannya.

PembentukanElectoral Research
Institute(ERI) menjadi penting, karena hasil
riset nantinya dapat memberikan
masukan positif bagi para pembuat
UU dalam menghasilkan regulasi
penyelenggaraan pemilu yang lebih baik,
terang Husni ketika membuka acara
Seminar Desain Pemilu Serentak 2019
sekaligus PeluncuranElectoral Research
Institute (ERI), Senin (2/2) di Auditorium
Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Jakarta. LIPI, kata dia,
diharapkan juga bisa masuk dalam diktum
draft program jangka menengah di Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), sehingga hasil riset ini bisa
dimanfaatkan bersama dalam kepemiluan.

Meskipun usia ERI ini masih muda,


sambung Husni, tetapi sudah banyak
gagasan yang disampaikan, juga kontribusi
dari LIPI dalam evaluasi penyelenggaraan
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

30

Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, serta


Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014.
Dan itu juga bisa dirumuskan, sebagai
persiapan menghadapi penyelenggaraan
pemilu serentak di tahun 2019 mendatang,
ujarnya lagi.

Husni kembali menambahkan, kenapa


bekerjasama dengan KPU Australia atau
AEC, dikarenakan adanya lembaga riset yang
berpengaruh pada kepemiluan di Australia,
dan hal itu belum ada di negara lain.
Lembaga riset yang independen tersebut
menjadi penting dibentuk di Indonesia untuk
membangun khasanah kepemiluan.

Namun, mengingat KPU tidak


diperbolehkan untuk mendapatkan
bantuan atau berhubungan langsung
dengan pihak lain di luar negeri, dan KPU
melihat ini persoalan riset, maka KPU
memilih untuk bekerjasama dengan LIPI.

Sementara itu Kepala LIPI, Dr. Iskandar


Zulkarnain menyatakan, peluncuran ERI
ini sebagai penegasan LIPI bahwa riset
adalah jawaban dari permasalahan bangsa
ini, pentingnya penguasaan ilmu dan
teknologi, sehingga semua kebijakan yang
diambil dapat mengacu dari penelitianpenelitian tersebut. ERI diharapkan dapat
turut meningkatkan kualitas kehidupan
berbangsa, sehingga hasil penelitian ini
tidak hanya dalam tataran teoritis, tetapi
juga diimplementasikan dalam tataran
teknis, untuk mewujudkan pemerintahan

yang stabil dan efektif.

Konsep pemikiran maupun rekomendasi


untuk memperbaiki manajemen dan
tata kelola kepemiluan dapat digunakan
dalam mendesain pemilu serentak 2019.
Persoalan yang lebih krusial sebenarnya
bukan hanya masalah biaya, tetapi
bagaimana pemerintahan yang terbentuk
bisa stabil dan efektif. Kalau kita berharap
pada efek yang jelas, maka itu hanya
mungkin terjadi pada komunitas atau
masyarakat yang mempunyai kecerdasan
tinggi, artinya yang memilih presiden
tertentu akan memilih partai pendukung
presiden tersebut, ini juga harus dikaji oleh
ERI, papar Iskandar Zulkarnain.

Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Dr.


Adriana Elisabeth juga mengungkapkan
bahwa studi penjajakan awal dari
ERI ini bersama para intelektual,
akademisi, anggota KPU di daerah,
LSM, dan media massa, adalah untuk
lebih meyakinkan perlu tidaknya
riset ini dilakukan di Indonesia. Untuk
itulah LIPI menyelenggarakan seminar
internasional yang dihadiri oleh delegasi
negara-negara sahabat, seperti Australia,
Timor Leste, Myanmar, dan Bhutan, juga
hadir dari KPU, Bawaslu, DKPP, LSM, dan
media massa dalam menjaring pentingnya
hasil riset bagi kepemiluan.

Pentingnya riset kepemiluan ini kemudian


ditandai dengan penandatanganan
MoU Kepala LIPI dan Ketua KPU RI,
selanjutnya diprakarsai pembentukan ERI,
sebagai kebutuhan kebijakan dan tata
kelola kepemiluan, mendorong kualitas
pemilu, dan perlu hadirnya lembaga
yang memberikan rumusan kepemiluan
berdasarkan riset, ujar Adriana.

Sementara itu perwakilan dari AEC Representative of CABER, Ian McAllister,


menyatakan ada banyak riset yang menarik
untuk diangkat tentang kepemiluan di
Indonesia, contohnya riset mengenai suara
sah dan tidak sah, serta pendidikan politik.
Riset ini dilakukan dalam mendukung
kepentingan penyelenggara pemilu
untuk menghadapi masalah-masalah
yang terjadi. AEC juga meyakini bahwa
ERI dapat memberikan kontribusi positif
pada kepemiluan dan memperkaya
pengetahuan pemilu di Indonesia.

Suara Imam Bonjol

Kepala Biro Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Sigit Joyowardono menjelaskan keinginan KPU membangun
sistem manajemen pelaksanaan Penggantian Antar Waktu (PAW) berbasis online.

KPU Bangun PAW Berbasis Online


Suara KPU-Kepala Biro Teknis dan
Hubungan Partisipasi Masyarakat
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI
Sigit Joyowardono menjelaskan saat
ini KPU sedang membangun sistem
manajemen pelaksanaan Penggantian
Antar Waktu (PAW) Anggota DPR/DPD RI,
DPRD Provinsi, serta DPRD kabupaten/
kota. Sistem ini berfungsi dalam
pelaksanaaninput / entry data, proses
administrasi, hinggaoutputberupa
keputusan tentang siapa kandidat
yang akan menggantikan anggota
sebelumnya.
Seperti diketahui, anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan kabupaten / kota akan
digantikan apabila ada anggota dewan
yang meninggal dunia, mengundurkan
diri, atau diberhentikan oleh
partai politik. Untuk itu, KPU perlu
membangun sistem manajemen
yang aksesebel dan mempermudah
pergantian, apabila terdapat proses

yang tidak sesuai dengan prosedur.


Sigit Joyowardono kembali
mengatakan pembangunan sistem
manajemen itu bertujuan untuk
memudahkan, mengontrol, dan
membantu pelaksanaan proses PAW
anggota DPR/DPD RI, DPRD Provinsi,
serta DPRD Kabupaten/Kota. Selain
untuk memudahkan, mengontrol,
dan membantu KPU RI maupun KPU
Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
pelaksanaan PAW, sistem itu juga
dimaksudkan untuk mendeteksi atau
mengetahui sampai sejauh mana
dalam dekade lima tahun kedepan
menjelang Pemilu 2019. Problematika
PAW yang berimplikasi pada
penggantian anggota diakibatkan oleh
apa?, jelas Sigit, Senin (19/01)
Selain memberi kemudahan bagi
KPU sebagai penanggungjawab
penyelenggaraan pemilu, ia berharap

sistem tersebut dapat memberikan


gambaran bagi lembaga riset untuk
memetakan persoalan dan dinamika
selama proses pergantian tersebut.
KPU menargetkan dalam 4 (Empat)
bulan ke depan, sistem PAW tersebut
bisa langsung diakses di website KPU
RI, (kpu.go.id.). Sehingga setiap terjadi
proses PAW, dapat diakses publik
secara langsung dan transparan. Sistem
tersebut, ke depan akan dikelola oleh
Bagian Penggantian Antar Waktu, Biro
Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal
KPU RI.
Mengenai pengelolaan sistem PAW di
daerah, setelah sistem tersebut matang,
KPU RI akan menggelar bimbingan
teknis kepada KPU Provinsi seluruh
Indonesia. Karena sistem tersebut akan
dikelola oleh masing-masing Satuan
Kerja (Satker) KPU Provinsi dan KPU
kabupaten/kta.(wwn/dosen/Hupmas)

Selain untuk memudahkan, mengontrol, dan membantu KPU RI maupun KPU Provinsi dan Kabupaten/
Kota dalam pelaksanaan PAW, sistem itu juga dimaksudkan untuk mendeteksi atau mengetahui sampai
sejauh mana dalam dekade lima tahun kedepan menjelang Pemilu 2019. Problematika PAW yang
berimplikasi pada penggantian anggota diakibatkan oleh apa?,
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

31

suara regulasi

Membaca Legalitas Formal


Alih Status Pegawai
Setelah berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1998, atas tuntutan
masyarakat pada saat itu Presiden BJ. Habibie mempercepat pelaksanaan pemilu.
Dengan pemilu yang dipercepat itu Presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sebagai penyelenggara pemilu.
Suara KPU-Pada praktiknya KPU sebagai
penyelenggara pemilu dalam melakukan
pekerjaannya dibantu oleh kesekretariatan.
Kesekretariatan KPU, terdiri dari unsur
pegawai negeri sipil (PNS). KPU yang
mempunyai wilayah kerja meliputi
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) membuat kebutuhan PNS
di kesekretariatan menjadi mutlak untuk
menunjang kinerja KPU.

Dalam Surat Edaran tersebut diatur


bahwasanya alih status dilakukan secara
bertahap yang memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan. Salah satu
persyaratan untuk alih status adalah
berusia maksimal 52 tahun, terhitung
sampai tanggal 1 Januari 2015, minimal

tes kompetensi Sekretaris Jenderal KPU


berkoordinasi dengan pejabat Pembina
kepegawaian (Menteri, Gubernur, Bupati/
Walikota) yang selanjutnya Sekretaris
Jenderal KPU mengusulkan keputusan
alih status/ pindah instansi bagi PNS
yang diperbantukan menjadi PNS

Namun, ternyata PNS yang dibutuhkan


oleh KPU selama ini belum terpenuhi
dalam di setiap tingkatannya. Sehingga
pemenuhan kesekretariatan KPU selama
ini mendapat bantuan dari PNS daerah/
instansi yang diperbantukan seiring
perkembangan waktu, tentunya KPU
sebagai lembaga yang cakupannya
mencapai tingkat kabupaten/kota
mengharapkan seluruh PNS yang ada
merupakan PNS Sekretariat KPU, sehingga
dapat terwujud kesatuan managemen
kepegawaian pasal 56 UndangUndangNomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pemilu.
Kesatuan manajemen kepegawaian
menjadi sangat penting, khususnya bagi
KPU itu sendiri. Sebab, posisi Sekretariat
Jenderal KPU, KPU Provinsi dan KPU
kabupaten / kota bersifat hirarkis, sehingga
apapun keputusan-keputusan yang dibuat
oleh Sekretaris Jenderal mutlak berlaku
sampai tingkat KPU kabupaten/Kota.
Namun demikian, yang terjadi di lapangan
terungkap hal tersebut selama ini belum
dapat dijalankan karena adanya pegawai
yang diperbantukan di KPU itu. Dalam
rangka mewujudkan satu kesatuan
manajemen kepegawaian, Sekretariat KPU
melakukan upaya dengan memberikan
penawaran alih status / pindah instansi PNS
daerah / instansi lain ke Sekretariat KPU yang
tertuang dalam Surat Edaran KPU Nomor 66/
SJ/I/2015 tanggal 19 Januari 2015.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

36

Rapat verifikasi lapangan pelaksanaan reformasi birokrasi pegawai KPU

5 tahun dipekerjakan di Sekretariat KPU


Provinsi dan Sekretariat KPU Kabupaten/
Kota serta minimal telah 2 tahun
menduduki jabatan sebagaimana yang
diatur dalam Surat Edaran KPU Nomor 66/
SJ/I/2015 tanggal 19 Januari 2015.
Selain persyaratan dan dokumen yang
harus dilampirkan kepada Sekretaris
Jenderal KPU melalui Sekretaris
Provinsi KPU, PNS yang diperbantukan
harus mengikuti tes kompetensi
yang diselenggarakan oleh Sekretaris
Jenderal KPU. Setelah dinyatakan lulus

Sekretariat KPU melalui Keputusan Badan


Kepegawaian Negara (BKN).
Setelah mendapatkan keputusan dari
BKN, baru kemudian Sekretaris Jenderal
KPU menetapkan status kepegawaian
PNS Sekretaris Jenderal KPU melalui
Keputusan Sekretaris Jenderal KPU. Surat
Edaran KPU Nomor 66/SJ/I/2015 tanggal 19
Januari 2015 itu merupakan representatif
pengganti Surat Edaran Sekretaris Jenderal
KPU Nomor 661/SJ/VI/2012 tanggal 25 Juni
2012 yang telah dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku lagi. (Ajeng)

suara regulasi

Pegawai KPU

KPU Siap Memberikan


Pelayanan Informasi Publik
Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu indikator dalam perwujudan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) Karena negara Indonesia sendiri telah menjamin hak
setiap warga negara untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi sesuai ketentuan Pasal
28F UUD 1945. Untuk menjamin hak warga negara itulah, maka lahirlah Undang-Undang (UU) No.
14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Suara KPU-Pelaksanaan UU No.
14 Tahun 2008 sendiri telah dimulai
sejak tahun 2010 bersamaan dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah RI
No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik dan
Peraturan Komisi Informasi (Perki) No.
1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan
Informasi Publik.
Berdasarkan amanat UU ini, setiap
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

32

badan publik, termasuk KPU haruslah


membangun dan mengembangkan
sistem informasi dan dokumentasi untuk
mengelola informasi publik secara baik
dan efisien sehingga dapat diakses
dengan mudah.
Semangat Komisi Pemilihan Umum
(KPU) dalam mendukung keterbukaan
informasi publik nyatanya telah terlihat
semenjak 2010, di mana KPU mulai
secara intens melakukan penyusunan

Peraturan Komisi Pemilihan Umum


(PKPU) yang menjadi payung
pengelolaan dan pelayanan informasi,
baik di KPU RI, KPU Provinsi/KIP Aceh,
dan KPU/KIP Kabupaten / Kota.
Penyusunan PKPU terus dilakukan
dengan melibatkan Komisi Informasi
dan Lembaga Swadaya Masyarakat
serta melakukan penyesuaian
terhadap ketentuan yang diatur
dalam Perki No.

suara regulasi
1 Tahun 2014 tentang Standar Layanan
dan Prosedur Penyelesaian Sengketa
Informasi Pemilihan Umum yang secara
spesifik mengatur informasi yang
berkaitan dengan penyelenggaraan
tahapan Pemilu dan Pemilukada.
Proses tersebut baru mencapai titik
terang pada awal 2015 ini karena
diharapkan dalam waktu yang tidak lama
lagi, PKPU yang telah lama ditunggu itu
akan segera disahkan.
Oleh karena itu, untuk pemahaman awal,
tentunya perlu juga ditelaah mengenai
kontens UU No. 14 Tahun 2008 juga
Perki No. 1 Tahun 2014 yang menjadi
dasar penyusunan draft PKPU tentang

terdapat empat kategori jenis


informasi, yakni informasi yang wajib
disediakan dan diumumkan, informasi
yang wajib diumumkan secara serta
merta, informasi yang wajib tersedia
setiap saat, dan informasi yang
dikecualikan.
Informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan, informasi yang wajib
diumumkan secara serta merta, dan
informasi yang wajib tersedia setiap
saat merupakan informasi yang bersifat
terbuka. Informasi-informasi yang
termasuk ke dalam ketiga jenis informasi
ini masuk ke dalam daftar informasi
publik (DIP) yang harus disusun oleh
setiap Badan Publik.

No. 14 Tahun 2008.


Oleh karena itu, KPU harus siap
memberikan layanan informasi publik.
Kedua, mekanisme untuk memperoleh
informasi publik didasarkan pada prinsip
cepat, tepat waktu, dan biaya ringan.
Pasal 22 UU KIP menjelaskan pemohon
informasi dapat mengajukan permintaan
untuk memperoleh informasi kepada
Badan Publik secara tertulis atau tidak
tertulis.
Badan publik wajib meregistrasikan
permohonan informasi yang diajukan
oleh pemohon informasi dan
memberikan pemberitahuan tertulis

Klasifikasi Informasi Dalam UU Nomor 14 tahun 2008 Tentang


Keterbukaan Informasi Publik

Jenis Informasi

Informasi yang
Wajib Disediakan
dan Diumumkan

Informasi yang
Wajib Tersedia
Setiap Saat

Informasi yang
Wajib Diumumkan
secara Serta Merta

Informasi yang
Dikecualikan

Mekanisme Uji
Konsekuensi

Pengelolaan dan Pelayanan Informasi


tersebut.
Secara garis besar, terdapat beberapa
poin penting dan mendasar yang
termaktub dalam UU No. 14 Tahun
2008, yaitu pertama terkait dengan
kategorisasi jenis informasi. Setidaknya
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

34

Khusus untuk informasi yang dikecualikan


adalah informasi yang bersifat tertutup
berdasarkan uji konsekuensi yang
telah dilakukan oleh setiap publik.
Uji konsekuensi sendiri adalah suatu
mekanisme untuk menentukan apakah
suatu informasi dinyatakan terbuka atau
tertutup berdasarkan dengan Pasal 17 UU

selama paling lambat sepuluh hari


kerja sejak diterimanya permintaan
informasi. Sedangkan, apabila
diperlukan, Badan Publik dapat pula
memperpanjang waktu pemberian
informasi selama tujuh hari kerja
berikutnya dengan memberikan alasan
tertulis.

suara regulasi

Dalam Ketentuan Perki Nomor 1 Tahun 2010 Batas Waktu Pemberitahuan Tertulis Sebagai Berikut :

Pemohon informasi
mengajukan permohonan
informasi, baik secara
tertulis maupun tidak
tertulis

PPID meregistrasi
permohonan informasi
dan berkoordinasi
terkait informasi yang
dimohonkan

Paling lambat selama


sepuluh hari kerja, Badan
Publik memberikan
pemberitahuan tertulis
kepada pemohon informasi
(dapat diperpanjang selama
tujuh hari kerja berikutnya
disertai alasan tertulis

Dalam ketentuan Perki No. 1 Tahun 2014, Terdapat Perbedaan Dalam Hal Batas Waktu
Pemberitahuan Tertulis, Seperti Yang Dapat Dijelaskan di Bawah ini :

Pemohon informasi
mengajukan permohonan
informasi, baik secara
tertulis maupun tidak
tertulis

PPID meregistrasi
permohonan informasi
dan berkoordinasi terkait
informasi yang dimohonkan

Paling lambat selama


dua hari kerja, Badan
Publik memberikan
pemberitahuan tertulis
kepada pemohon informasi
(dapat diperpanjang selama
dua hari kerja berikutnya
disertai alasan tertulis)

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

35

suara regulasi

Adapun pemberitahuan tertulis


yang disampaikan kepada
pemohon informasi memuat
informasi sebagai berikut :
A. informasi yang diminta berada
di bawah penguasaannya atau
pun tidak. B. Badan Publik wajib
memberitahukan Badan Publik
yang menguasai informasi yang
diminta apabila informasi yang
diminta tidak berada di bawah
penguasaannya dan Badan Publik
yang menerima permintaan
mengetahui keberadaan informasi
yang diminta. C. Penerimaan
atau penolakan permintaan
dengan alasan yang tercantum
sebagaimana dalam Pasal 17 UU
KIP;

Rapat Kerja Kepegawaian KPU

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

36

D. Dalam hal permintaan diterima


seluruhnya atau sebagian
dicantumkan materi informasi
yang akan diberikan. E. Dalam
hal suatu dokumen mengandung
materi yang dikecualikan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17, maka informasi yang
dikecualikan tersebut dapat
dihitamkan dengan disertai
alasan dan materinya. F. Alat
penyampai dan format informasi
yang akan diberikan; dan/atau
G. Biaya serta cara pembayaran
untuk memperoleh informasi
yang diminta. Ketiga, pengajuan
keberatan dan penyelesaian
sengketa melalui Komisi Informasi.
Seperti dijelaskan pada Pasal 35
UU KIP, setiap pemohon informasi

dapat mengajukan keberatan


secara tertulis kepada atasan
Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi berdasarkan alasan
berikut :
A. Penolakan atas permintaan
informasi berdasarkan alasan
pengecualian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17. B. Tidak
disediakannya informasi berkala
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 UU KIP;
C.Tidak ditanggapinya permintaan
informasi; d. Permintaan informasi
ditanggapi tidak sebagaimana
yang diminta; E. Tidak dipenuhinya
permintaan informasi. F. Pengenaan
biaya yang tidak wajar; dan/atau g.
Penyampaian informasi melebihi
waktu yang diatur dalam UU KIP.

suara regulasi

Adapun Alur Pengajuan Keberatan yang Dapat Ditempuh


Oleh Pemohon Informasi Adalah Sebagai berikut :

Pemohon informasi
mengajukan keberatan
kepada Atasan PPID
Badan Publik paling
lambat tiga puluh
hari kerja setelah
ditemukannya alasan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 UU KIP

Atasan PPID memberikan


tanggapan atas keberatan
yang diajukan oleh
pemohon informasi
publik dalam jangka
waktu paling lambat
30 hari kerja sejak
diterimanya keberatan
secara tertulis

Apabila pemohon
informasi tidak puas
terhadap jawaban
pemohon informasi
publik, dapat diajukan
upaya penyelesaian
sengketa informasi publik
kepada Komisi Informasi/
Komisi Informasi Provinsi/
Komisi Informasi
Kabupaten/Kota sesuai
dengan tingkatannya
paling lambat 14 hari
kerja setelah diterimanya
tanggapan tertulis

Pada Alur Pengajuan Keberatan Ini, Juga Terdapat Ketentuan Khusus yang Diatur
Dalam Perki No. 1 Tahun 2014 Seperti yang Dapat Digambarkan Sebagai Berikut :

Pemohon informasi
mengajukan keberatan
kepada Atasan PPID
Badan Publik paling
lambat dua hari kerja
setelah ditemukannya
alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
35 UU KIP

Atasan PPID
memberikan tanggapan
atas keberatan yang
diajukan oleh pemohon
informasi publik dalam
jangka waktu paling
lambat tiga hari kerja
sejak diterimanya
keberatan secara
tertulis

Apabila pemohon informasi


tidak puas terhadap jawaban
pemohon informasi publik,
dapat diajukan upaya
penyelesaian sengketa
informasi publik kepada
Komisi Informasi/Komisi
Informasi Provinsi/Komisi
Informasi Kabupaten/Kota
sesuai dengan tingkatannya
paling lambat 2 hari kerja
setelah tanggapan tertulis
dari Atasan PPID diterima
oleh pemohon atau
berahirnya jangka waktu 3
hari kerja untuk Atasan PPID
memberikan pemberitahuan
tertulis

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa KPU sebagai Badan Publik memiliki kewajiban untuk memberikan hak publik
atas akses informasi yang dikuasai oleh KPU. Hal tersebut harus dimaknai sebagai bentuk akuntabilitas kepada publik atas kerja
yang telah dilakukan KPU selama ini. Transparansi dalam setiap proses pembuatan kebijakan harus terus dibentuk sehingga visi
membentuk KPU sebagai lembaga yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan, dan akuntabel dapat terwujud.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

37

kamus pemilu
Suara KPU-1. Sistem pemilihan mekanis
adalah rakyat dilihat dan dipandang sebagai
massa individu-individu yang sama. Individu
dilihat sebagai penyandang hak dan masingmasing memiliki satu suara dalam setiap
pemilihan.
2. Sistem Pemilihan Organis adalah
rakyat dipandang sebagai massa
individu-individu yang hidup bersama
dalam berbagai macam persekutuan
hidup berdasarkan geneologis,
fungsi tertentu, lapisan sosial, dan
lembaga-lembaga sosial. Persekutuanpersekutuan itulah yang diutamakan
sebagai penyandang dan pengendali
hak pilih.

3. Plurality-Mayority atau sistem distrik


adalah sistem di mana satu wilayah
kecil (distrik pemilihan) memilih satu
wakil tunggal atas dasar pluralitas
(suara terbanyak). Setiap kesatuan
geografis (yang biasanya disebut
distrik karena kecilnya daerah yang
diliputi) mempunyai satu wakil dalam
dewan perwakilan rakyat. Untuk
keperluan itu, negara dibagi dalam
sejumlah besar distrik. Jumlah wakil
rakyat dalam Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) ditentukan oleh jumlah
distrik. Calon yang dalam satu distrik
memperoleh suara yang terbanyak
menang. Sementara suara-suara yang
ditujukan kepada calon-calon lain
dalam distrik itu dianggap hilang dan
tidak diperhitungkan lagi, meski selisih
kekalahannya sangat kecil. Sistem
distrik sering digunakan di Negara
yang memiliki sistem dwi-partai seperti
Inggris, Amerika Serikat, Kanada, India,
Selandia Baru dan sejumlah negara
bekas jajahan Inggris.

4. Proportional Representation adalah


sistem yang popular disebut sebagai
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

38

sistem proporsional atau perwakilan


berimbang. Dalam sistem ini, metode
transfer suara pemilih ke kursi di
parlemen sesuai dengan proporsi
perolehan suara pemilih. Negara dibagi
dalam beberapa daerah pemilihan yang
besar, dan setiap daerah pemilihan
memilih sejumlah wakil sesuai dengan

non transferable vote.

6. The first Past the Post (relative majority


atau simple plurality) adalah formula
pluralitas yang biasa dipakai dalam
pemilihan wakil tunggal (seperti
pemilihan presiden, gubernur, bupati,
wali kota, dsb) atau pemilihan Dewan

banyaknya penduduk dalam daerah


pemilihan tersebut. Dengan kata lain
dukungan masyarakat bagi partai itu
sesuai atau proporsional dengan jumlah
kursi yang diperoleh di parlemen.

5. Semi Proportional Representation


adalah formula yang mencoba
menjembatani antara sistem pluralitymajority dengan proportional
representative dengan cara
mengkombinasikan kelebihan sistem
PR dengan sistem plurality-majority.
Beberapa kalangan menyebut sistem ini
sebagai semi plurality. Sistem ini pada
dasarnya memberikan representasi bagi
kelompok-kelompok minoritas dengan
prinsip utamanya adalah adanya suara
kumulatif, pembatasan suara, dan single

Perwakilan Rakyat (DPR). Pemenang


pemilihan adalah seorang kandidat yang
mendapatkan suara paling banyak tanpa
memperhatikan hasil mayoritas. Formula
the first past the post digunakan dalam
single member district system.

7. Block Vote (BV) adalah penggunaan


First Past the Post dalam distrik wakil
majemuk. Sistem menerapkan pluralitas
suara, di mana satu distrik memiliki lebih
dari satu wakil. Pemilih diberi kebebasan
untuk memilih sebanyak kursi yang akan
diisi dan biasanya bebas memilih caleg
tanpa mempertimbangkan afiliasi partai
politiknya. Mereka boleh menggunakan
banyak pilihan atau sedikit pilihan, sesuai
kemauan pemilih. Block Voter digunakan
untuk multi member district.

kamus pemilu
8. Alternative Vote (AV) adalah sistem
ini sama dengan sistem Pemilu distrik.
Setiap distrik dipilih satu orang wakil
saja. Bedanya, dalam AV pemilih
melakukan ranking terhadap caloncalon yang ada di surat suara (ballot).
Misalnya rangking 1 bagi favoritnya,
rangking 2 bagi pilihan keduanya,
ranking 3 bagi pilihan ketiga, dan
seterusnya. Karena itu, terdapat
kemungkinan pemilih mengekspresikan
pilihan mereka di antara kandidat yang
ada, daripada hanya memilih 1 saja
seperti dalam sistem distrik. Untuk
penghitungan suaranya, seorang caleg
yang memenangkan mayoritas absolute
(50%+1) otomatis terpilih. Jika pada
putaran pertama tidak ada seorangpun
kandidat yang berhasil mengumpulkan
suara mayoritas, jalan keluar yang
ditawarkan melakukan pemilihan
putaran kedua dengan menggunakan
prinsip preferential ballot. Pada pemilihan
putaran kedua ini, para pemilih diminta
meranking kandidat sesuai dengan
preferensinya. Misalnya, peringkat
pertama diberikan kepada kandidat A,
kemudian berikutnya secara berurutan
kepada B, C, D, dst. Prinsip formula ini
adalah mentransfer suara minoritas
kemudian diberikan kepada kandidat
suara yang memperoleh suara yang lebih
kuat sampai tercapai satu pemenang.

9. Two Round Sistem (TRS) adalah


sistem yang terdiri dari dua formula.
Pertama ; formula campuran pluralitas
dan mayoritas. Formula campuran
mensyaratkan adanya suatu mayoritas
suara untuk pemilihan atau pemberian
suara pertama. Namun, jika tidak ada
kandidat yang berhasil mengumpulkan
suara mayoritas, maka digelar
pemilihan suara kedua. Pada pemberian
suara kedua ini diterapkan prinsip
formula pluralitas, artinya penentuan
pemenang pada pemberian suara kedua
didasarkan pada kandidat yang berhasil
memperoleh suara terbanyak (tidak
harus 50% + 1). Kedua ; formula runoff
adalah pemilihan yang diikuti oleh
hanya dua kandidat yang memperoleh
suara terbesar pada putaran pertama.
Artinya, jika pada putaran pertama tidak

ada seorang pun yang mendapatkan


suara mayoritas maka digelar pemilihan
putaran kedua dengan hanya mengikuti
dua kandidat yang pada putaran
pertama memperoleh suara terbanyak.
Formula ini akan menjamin terpilihnya
pemenang bersuara mayoritas.

10. Sistem List Proportional Representative


(List PR), sistem ini pada dasarnya ada
dua bentuk, yaitu sistem daftar tertutup
(closed list system) dan sistem daftar
terbuka (open list system). Sistem daftar
tertutup (closed list system), para pemilih
harus memilih partai politik peserta
Pemilu, dan tidak bisa memilih calon
legislatif. Dalam sistem ini, para calon
legislatif biasanya telah ditentukan
dan diurutkan secara sepihak oleh
partai politik yang mencalonkannya.
Sementara sistem daftar terbuka (open
list system), para pemilih bukan hanya
dapat memilih partai politik yang
diminati, namun juga berkesempatan
menentukan sendiri calon legislatif yang
disukainya. Dengan demikian, pemilih di
samping memilih tanda gambar partai
juga memilih gambar kandidat legislatif.
Oleh sebab itu, partai politik tidak dapat
menentukan secara sepihak calon-calon
dan daftar urutan calon, karena hal itu
sangat bergantung pada pemilih.
11. Single Transferable Vote (STV),
model ini sedikit lebih rumit karena
para pemilih memberikan suaranya
berdasarkan preferensinya berdasarkan
daftar partai. Dengan begitu, para
pemilih dalam sistem STV memilih
para kandidat yang disukainya
bahkan kemudian merankingnya.
Oleh karena itu, transfer suara
pemilih ke kursi di parlemen juga
harus memperhitungkan peringkat
suara yang diberikan oleh para
pemilih. Prosedur dan penghitungan
berdasarkan peringkat kandidat inilah
yang tidak dijumpai pada sistem
prosedur dan perhitungan list PR.
12. Mixed Member Proprotional (MMP) adalah
formula yang memberikan kompensasi kursi
dari suara yang hilang akibat penerapan
sistem distrik. Misalnya, jika sebuah partai

memperoleh suara 10 % secara nasional,


namun ia tidak memperoleh kursi dalam
suatu distrik, maka partai tersebut akan
memperoleh kompensasi kira-kira sampai 10
% kursi di parlemen. Dari tujuh negara yang
menerapkan sistem ini, kecuali Hungaria
yang menggunakan Two Round System,
kursi dalam suatu distrik dipilih berdasarkan
sistem FPTP. Di Italia misalnya, seperempat
dari kursi parlemen disediakan untuk suara
yang hilang akibat penerapan sistem distrik.
Sementara itu, di Venezuela, terdapat
102 kursi (50%) yang dipilih berdasarkan
sistem distrik, 87 kursi dipilih berdasarkan
sistem proporsional, dan sisanya 15 kursi
proportional yang disediakan sebagai
kompensasi (Reynolds and Reilly, 1997:74-75).

13. Sistem Paralel (SP) adalah sistem


pemilihan campuran antara sistem daftar
proporsional (List PR) dengan sistem
distrik. Sebagian kursi parlemen dipilih
berdasarkan sistem proporsional, dan
sisanya dipilih berdasarkan sistem distrik.
Caranya, pemilih mempunyai dua kertas
suara, satu untuk memilih kandidat
berdasarkan sistem distrik, dan satu
kertas suara lagi untuk memilih partai
berdasarkan sistem list PR.
14. Single NonTransferable Vote (SNTV)
adalah bentuk khusus pembatasan
suara di mana masing-masing pemilih
hanya mempunyai satu suara dalam
suatu distrik yang umumnya tersedia
tiga sampai lima wakil. Keuntungan
sistem ini adalah partai-partai kecil lebih
mungkin atau mudah untuk terpilih.
Salah satu kelemahan dari sistem (SNTV)
adalah adanya tingkat proposionalitas
yang tidak sama antara distrik pedesaan
dengan distrik perkotaan atau biasa
disebut unusual eletoral system.
Berdasarkan pengalaman Jepang yang
menggunakan sistem ini dari 19471993, di distrik pedesaan umumnya
sangat tinggi tingkat proporsionalitasnya
(overrepresented), sebaliknya di distrik
perkotaan umumnya rendah tingkat
proporsionalitasnya (underrepresented).

(Disarikan dari buku Sistem Pemilu yang


disusun Internasional IDEA, United Nation
dan IFES 1998 dan sejumlah sumber lainnya)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

39

Suara Daerah

Delegasi AIESP ICR


Kunjungi KPU Sulsel
Makassar, Suara KPU- Ketua, Anggota
KPU Provinsi Sulawesi Selatan beserta para
pejabat eselon 3, para pejabat eselon 4 dan
beberapa staf di lingkungan Sekretariat
KPU Provinsi Sulawesi Selatan menerima
kedatangan delegasi Australia-Indonesia
Electoral Support Program (AEISP) dan
Independent Completion Review (ICR)
di Ruang Rapat Anggota KPU Provinsi
Sulawesi Selatan, Jumat, (30/2). Rombongan
berjumlah enam orang itu langsung
mengggelar dialog tentang kepemiluan.
Salah satu yang dibahas dalam
pertemuan itu yakni peningkatan
partisipasi masyarakat dalam
pemantauan pemilu dan pendidikan
pemilih. Perlu diketahui, tim tersebut
berasal dari perwakilan Department of
Foreign Affairs and Trade (DFAT), Ahli
Internasional bidang Monitoring dan
Evaluasi, ahli demokrasi dari Indonesia
dan ahli tata pemerintahan dan
pembangunan dari Australia.

Delagasi AEISP foto bersama dengan komisioner KPU Sulawesi Selatan

Selain ingin menjalin persahabatan,


kedatangan mereka ke Indonesia
untuk mengkaji capaian-capaian
dan mengidentifikasi hal-hal yang
bermanfaat dari program dukungan
kepemiluan yang selama ini diberikan
kepada organisasi masyarakat
seperti FIK ORNOP dan Solidaritas
Perempuan.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua


KPU Provinsi Sulawesi Selatan, Iqbal
Latief menjelaskan, gambaran umum
pelaksanaan pemilu di Sulawesi Selatan
serta keterlibatan tokoh agama,
solidaritas perempuan, persatuan
penyandang disabilitas, dan organisasi
kepemudaan dalam upaya peningkatan
partisipasi pemilih melalui sosialisasi
maupun pertemuan-pertemuan.

Kedua organisasi masyarakat ini


secara khusus memberikan dukungan
peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pemilu. Pertemuan itu diharapkan dapat
menjadi masukan penentuan prioritas
dan mekanisme kerjasama Australia dan
Indonesia untuk penguatan demokrasi ke
depan, demi meningkatkan kualitas dan
kredibilitas kepemiluan baik di tingkat
nasional maupun di daerah.

Hal yang menjadi perhatian utama


dalam pelaksanaan sosialisasi untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat
adalah pemilih pemula yang setiap
waktunya selalu bertambah seiring
berjalannya waktu. Selain itu, sasaran
utama juga diarahkan pada kelompok
marginal yang perlu terus diberikan
pemahaman dan informasi terkait sistem

pemberian suara, yang merupakan


hak bagi pemilih untuk menentukan
pilihannya di bilik suara.
Dalam hal proses pendataan pemilih
diberikan masukan demi kesempurnaan
sistem yang digunakan adalah
melakukan kerjasama dengan pihak
provider untuk membantu masyarakat
terkait dengan pelaksanaan pendataan
pemilih sekaligus mensosialisasikan
tentang tahapan pemilu melalui short
massage service (sms).
Melalui pertemuan tersebut, diharapkan
kerjasama yang telah terjalin dalam hal
kepemiluan dengan pihak pemerintah
Australia dapat berkesinambungan
dalam mewujudkan demokrasi yang
lebih berkualitas. (dien/dam/bow)

Salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu yakni peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pemantauan pemilu dan pendidikan pemilih. Perlu diketahui, tim tersebut berasal dari
perwakilan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), ahli internasional bidang monitoring
dan evaluasi, ahli demokrasi dari Indonesia dan ahli tata pemerintahan dan pembangunan dari
Australia.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

40

Suara Daerah

Gubernur Mangku Sastika menerima kunjungan KPU provinsi Bali

Pemprov Bali Siap


Mendukung Kebutuhan KPU
Denpasar, Suara KPU- Pemerintah
provinsi Bali sedang menjajaki
kebutuhan KPU Bali terkait dengan
pelaksanaan pemilukada serentak secara
nasional. Dalam audensi KPU Bali dengan
Gubernur Bali akhirnya terwujud,
Senin(9/2), di Ruang Kerja Gubernur Bali,
setelah sebelumnya sempat tertunda,
Ketua KPU Bali, Dewa Raka Sandi
menyampaikan laporan kesiapan Bali
menyongsong pemilukada serentak
secara nasional dan memaparkan
beberapa kendala KPU Bali, baik berupa
sarana pendukung gedung maupun
mobil operasional.
Pada kesempatan tersebut KPU
Bali tidak hanya diterima Gubernur

Bali Mangku Pastika ,namun juga


didampingi oleh Wakil Gubernur Ketut
Sudikerta. Dalam audiensi tersebut
juga bersamaan dengan diterimanya
Bawaslu Provinsi Bali. Audiensi ini
sangat strategis untuk menyamakan
informasi yang dimiliki KPU sebagai
penyelenggara dengan Gubernur
sebagai kepala daerah.
Ketua KPU Bali juga didampingi
beberapa anggotanya Wayan Jondra,
Kadek Wirati dan Putu Winariati, beserta
Sekretaris KPU Bali Arya Gunawan juga
sempat memaparkan tiga award atau
penghargaan yang diperoleh KPU Bali
pada Pileg dan Pilpres 2014 lalu. Hal itu
mendapat sambutan dan apresiasi dari

Gubernur Bali.
Selanjutnya, Gubernur menanggapi
positif apa yang disampaikan KPU
Bali, dan meminta Wagub segera
menindaklanjuti kebutuhan KPU.
Sehingga pasca audiensi dengan
Gubernur dilanjutkan dengan rapat
koordinasi oleh Wagub Bali yang juga
dihadiri oleh Sekda Provinsi Bali, Kepala
Bappeda, Kadis PU, Kadis Koperasi,
Kepala Badan Kesbang dan Politik, dan
Karo Pemerintahan. Rapat koordinasi
yang dilaksanakan dengan ringan penuh
suasana kekeluargaan namun serius
ini merumuskan hal-hal teknis untuk
merealisasikan kebutuhan KPU Provinsi
Bali. (bow)

Pada kesempatan tersebut KPU Bali tidak hanya diterima Gubernur Bali
Mangku Pastika, namun juga didampingi oleh Wakil Gubernur Ketut Sudikerta.
Dalam audiensi tersebut juga bersamaan dengan diterimanya Bawaslu Provinsi
Bali. Audiensi ini sangat strategis untuk menyamakan informasi yang dimiliki
KPU sebagai penyelenggara dengan Gubernur sebagai kepala daerah.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

41

Suara Daerah

Rapat koordinasi KPU kabupaten /kota se-Sumatera Utara

KPU Sumut Desak Masalah 5 Desa di Nias


Barat dan Nias Segera Dituntaskan
Medan, Suara KPU- Persoalan lima
desa di Kabupaten Nias dan Kabupaten
Nias Barat mencuat dalam Rapat
Kordinasi dengan KPU Kabupaten/Kota
di Sumatera dan jajaran Pemerintah
Daerah Provinsi serta beberapa Satuan
Kerja di Pemerintah Daerah yang digelar
di Kantor Gubernur Sumatera Utara,
(24/2) Selasa lalu. Kelima Desa tersebut
adalah Ehosakhozi, Desa Orahili Idanoi,
Desa Awela, Desa Onombonai, dan Desa
Llfaoso
Hadir dalam rapat tersebut, Ketua KPU
Sumut Mulia Banurea dan komisioner
KPU Sumut Evi Novida Ginting, Yulhasni,
Nazir Salim Manik, dan Benget M.
Silitonga.Asisten I Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara, Hasiholan Silaen
memimpin rapat, yang juga dihadiri para
Ketua KPU Kabupaten/Kota yang akan
menggelar Pilkada pada Desember 2015
mendatang.

Dalam kesempatan ini, Ketua KPU


Sumut Mulia Banurea mengharapkan
Pemerintah Kabupaten Nias dan
Pemerintah Kabupaten Nias Barat segera
memberi penjelasan terkait status lima
desa Kecamatan Llfitu Moi yang
disengketakan. Kami berharap segera
ada ketegasan dari pemerintah setempat
mengenai status lima desa ini, ujar Mulia
dalam rapat tersebut.

masalah ini selesai sebelum perhelatan


Pilkada pada Desember 2015 nanti,kata
Mulia.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah


Kabupaten Nias mengklaim bahwa lima
Desa tersebut menjadi wilayahnya pasca
Surat Mendagri tertanggal 15 Februari
2015. Sementara Pemerintah Kabupaten
Nias Barat malah mengklaim 5 Desa
tersebut bagian dari wilayahnya setelah
adanya putusan Mahkamah Konstitusi.

Persoalan status lima desa ini merupakan


salah satu isu yang diangkat dalam
rapat koordinasi yang digelar di Kantor
Gubernur Sumut. Menurut Mulia
Banurea, beberapa persoalan lain
juga muncul terutama soal anggara
pelaksanaan Pilkada 2015.

Kita telah mengintruksikan agar KPU Nias


dan KPU Nias Barat berkoordinasi dengan
masing-masing pemerintahnya agar

Ia menambahkan, jika tidak diselesaikan


dari sekarang masalah tersebut dapat
berpengaruh dalam pembentukan
penyelenggara Pilkada yang bersifat
adhoc seperti KPPS (Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara).

Secara umum sudah dianggarkan,


termasuk sembilan Kabupaten/
Kota yang juga akan menggelar
Pilkada,katanya. (red/dam/bow)

Kita telah mengintruksikan agar KPU Nias dan KPU Nias


Barat berkoordinasi dengan masing-masing pemerintahnya
agar masalah ini selesai sebelum perhelatan Pilkada pada
Desember 2015 nanti,
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

42

Suara Daerah

Rapat persiapan pelaksanan pilkada serentak KPU Sumatera Barat.

KPU Sumbar Berbenah untuk Pelaksanaan


Pilkada Serentak Tahun 2015
Padang, Suara KPU- Dengan
disahkannya Perppu Nomor 1 tahun
2014 dalam sidang DPR tanggal 20
Januari 2015, maka pelaksanaan Pilkada
serentak di Sumatera Barat tetap akan
dilaksanakan tahun 2015. KPU Prooinsi
sumatera Barat sebagai penyelenggara
pilkada Gubernur telah melakukan
langkah-langkah persiapan secara
internal dengan melakukan koordinasi
denngan KPU Kabupaten/Kota. Salah
satu kegiatan adalah mengadakan
rapat internal tanggal 14 Januari 2015
untuk membahas beberapa rancangan
peraturan KPU terkait pelaksanaan
Pilkada serentak tahun 2015.
Meskipun pengesahan peraturan tersebut
masih harus menunggu revisi Perppu
oleh DPR, namun sebagai tindak lanjut
dari pertemuan tersebut KPU Provinsi
Sumatera Barat juga mulai berbenah untuk
mempersiapkan perhelatan demokrasi
daerah tersebut. Hal ini adalah dalam rangka
menyikapi surat Ketua KPU RI Nomor 42/
KPU/I/2015, dimana KPU Provinsi diminta
untuk melanjutkan persiapan Pilkada
seperti menyusun program dan anggaran,
menyusun rancangan keputusan dan
melaksanakan sosialisasi dengan pemangku
kepentingan utama.
Masih dalam rangka persiapan pilkada,
KPU Provinsi Sumatera Barat telah
melakukan rapat koordinasi dengan
Gubernur Sumatera Barat tanggal 21
Januari 2015 untuk membahas kepastian
anggaran penyelenggaraan Pilkada

Gubernur tahun 2015, pertemuan


dengan Forkopinda tanggal 27 Januari
2015, dengan topik membahas
kesiapan pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan Pilkada Gubernur
tahun 2015 dan Rapat Koordinasi dengan
seluruh KPU Kabupaten/Kota tanggal 28
Januari 2015 di Aula KPU Provinsi Sumatera
Barat membahas persiapan yang telah
dilakukan KPU Kabupaten/Kota untuk
melaksanakan Pilkada Gubernur sekaligus
Bupati/ Walikota oleh 13 Kabupaten/Kota
di Sumatera Barat.
Dalam Rapat Koordinasi pertama
tahun 2015 dengan KPU Kabupaten/
Kota tersebut Drs.H.M.Mufti Syarfie
mewakili Ketua KPU Provinsi Sumatera
Barat menyampaikan bahwa sebelum
rancangan keputusan KPU tentang
tahapan itu ditandatangani, kita tetap
melanjutkan sosialisasi terutama kepada
stakeholder tentang amanat yang
terkandung dalam Perppu nomor 1
tahun 2104.
Terkait dengan evaluasi organisasi,
Nurhaida Yetti, SH, MH kembali
mengingatkan KPU Kabupaten/
Kota tentang komitmenya sebegai
penyelenggara Pemilu. Terdapat catatancatatan KPU Provinsi tantang kinerja KPU
Kabupaten/Kota yang perlu diperbaiki
seperti masalah kedisiplinan dalam
memenuhi surat permintaan dari KPU
Provinsi, kehadiran dalam kegiatan
KPU Provinsi dan tertib perjalanan
dinas ke KPU RI. Menghadapi Pilkada

Gubernur, Bupati, Walikota diharapkan


baik komisioner maupun sekretariat
mengetahui prosedur dan mekanisme
pelaksanaan tahapan serta memahami
tentang hirarki organisasi KPU karena
tiap tahapan berpotensi terjadinya
sengketa di Bawaslu atau Pengadilan.
Sementara itu Sekretaris KPU Provinsi
Sumatera Barat, Drs.H. Hendrinal
mengingatkan bahwa anggaran yang
diajukan ke pemerintah daerah untuk
penyelenggaran Pilkada Gubernur,
Bupati dan Walikota yang harus sesuai
dengan tahapan dan jadwal. Kita
membuat anggaran sesuai dengan
tahapan, program jadwal Pilkada.
Anggaran yang kita minta ke pemerintah
daerah itu harus logis, riil dan dapat
dipertanggungjawabkan kata Hendrinal.
Dalam anggaran yang diajukan KPU
Provinsi Sumatera Barat untuk Pilkada
Gubernur, terdapat item anggaran
yang sejalan dengan Pilkada Bupati/
Walikota sehingga Kabupaten/Kota yang
menyelenggarakan Pilkada tidak perlu
lagi mengajukannya ke pemerintah
daerahnya seperti alat kelengkapan KPPS
kecuali stiker dan segel Kabupaten/Kota.
Yang terpenting adalah menghindari
adanya duplikasi anggaran, terutama
untuk honor penyelenggara.
Sedangkan untuk 6 (enam) Kabupaten/
Kota yang tidak melaksanakan Pilkada,
anggarannya ditanggung oleh KPU Provinsi
Sumatera Barat. (Hum/Jum. Dam/bow)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

43

Suara Daerah

Rapat Evaluasi Kinerja KPU Malut


Ternate, Suara KPU Komisi Pemilihan
Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara
(Malut) Rabu (11/2), mengelar rapat
internal dengan seluruh jajaran
kesekretariatan di ruang rapat KPU
Malut.Jalan Pahlawan Revolusi No.
1, Ternate. Rapat tersebut digelar
untuk membahas perubahan regulasi
kepegawaian dan kepindahan aktivitas
kantor dari Ternate ke Sofifi.
Rapat yang dipimpin oleh Drs. Manaf
Surabaya, M.Si., Sekretaris KPU Malut,
mengemukakan saat ini seluruh KPU
daerah telah menerima surat nomor: 66/
SJ/I/2015 tentang alih status pindah/
pindah instansi PNS Daerah/ instansi
lain di pekerjakan pada sekretariat KPU
Provinsi dan Sekretariat KPU Kabupaten/
Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Sekretariat Jenderal KPU. Oleh karena itu,
bagi PNS Pemda yang ingin alih status
untuk segera mempersiapkan segala
bentuk administrasi yang diperlukan.
Selain itu menyangkut dengan
kepindahan aktivitas kantor ke Ibu

Kota Provinsi di Sofifi, KPU Malut masih


mengalami kendala anggaran. Hal lain
yang dibicarakan dalam rapat tersebut
yakni tentang penataan pengelolaan
dokumen Pemilu dan dokumendokumen lainnya. Menurut Manaf,

dokumen yang terkait dengan Pemilu


Presiden dan Pemilu Legislatif diserahkan
ke Badan Pengelola Kearsipan Negara,
serta dokumen yang terkait dengan
Pemilukada diserahkan ke Badan
Kearsipan Daerah. (ida/wia. Bow/dam)

KPU Luwu Utara Sosialisasikan Draft PKPU


berdasarkan surat Ketua KPU RI Nomor: 42/KPU/
I/2015, tanggal 23 Januari 2015 tentang Persiapan
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota.
Kegiatan ini juga terlaksana sebagai tindaklanjut dari
hasil Rapat Koordinasi (Rakor) Penjelasan Draft PKPU yang
dilaksanakan oleh KPU Provinsi Sulawesi Selatan untuk 10
Kabupaten yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) serentak tahun 2015.

Luwu Utara, Suara KPU- Bertempat di Warkop Teras Adira FM,


Kamis (5/2), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Luwu
Utara (Lutra) mengadakan Sosialisasi Draft Peraturan Komisi
Pemilihan Umum (PKPU).
Sosialisasi yang diadakan bekerjasama dengan Forum
Lingkar Masyarakat (Fakta) tersebut dilaksanakan

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

44

Selain dihadiri oleh jajaran komisioner KPU Luwu Utara,


juga dihadiri oleh Ketua KPU Palopo, Ketua KPU Luwu, serta
Sekretaris Daerah Luwu Utara, Kepala Kesbang, Dukcapil, Tokoh
Masyarakat dan dari unsur Partai Politik.
Tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut, selain untuk
menampung aspirasi serta masukan dari masyarakat juga
untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang
syarat menjadi bakal calon kepala daerah. Hal ini juga
membuktikan bahwa KPU Kabupaten Luwu Utara siap untuk
melaksanakan pilkada mendatang.(bow/dam)

Suara Daerah

Semarak Busana Adat Di KPU Jateng


Semarang, Suara KPU Sebagai
instansi vertikal di daerah , KPU Provinsi
Jawa Tengah dalam hal tertentu tidak
terlepas dari kebijakan yang dibuat oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Di
antaranya penggunaan pakaian atau
busana adat Jawa Tengah.
Senin, (16/2), menjadi hari pertama
setiap pegawai di lingkungan
pemerintah Provinsi Jawa Tengah
menggunakan busana adat Jawa Tengah.
Berbagai corak dan ciri khas busana
adat dipakai setiap pegawai di jajaran
Sekretariat KPU Provinsi Jawa Tengah.
Ini penting agar anak cucu kita di masa
mendatang tidak kehilangan jati diri
kebudayaan Jawa Tengah, kata Kepala
Bagian PDOS Agus Suseno, dalam
sambutannya selaku inspektur upacara
pada apel pagi untuk mengawali
pemakaian busana adat Jawa Tengah, di

halaman Kantor KPU Jateng, Senin ( 16/2).


Dalam sambutan singkat, yang
disampaikandengan menggunakan
bahasa Jawa krama inggil, Agus
mengatakan menambahkan, pemakaian
busana adat Jawa Tengah ini merupakan
tindak lanjut surat Sekretaris Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor :
065.5/001068 tanggal 27 Januari 2015
perihal pengguna pakaian adat Jawa
Tengah, dalam rangka mengenali
kembali nilai-nilai estetika, etika, moral
dan spiritual yang tekandung dalam
budaya Jawa Tengah. Maka pakaian adat
harus digunakan setiap tanggal 15 untuk
setiap bulannya.
Sementara itu, Sekretaris KPU Provinsi
Jawa Tengah, Gatot B Hastowo, di
tempat terpisah mengatakan, surat
edaran Gubernur Jawa Tengah tentang
penggunaan pakaian adat Jawa Tengah

itu sangat tepat, agar jajaran pegawai di


lingkungan pemerintah Provinsi Jawa
Tengah menjadi contoh masyarakat Jawa
Tengah secara umum untuk melestarikan
budaya dan adat istiadat di Jawa Tengah
supaya tidak kehilangan jati dirinya.
Menguatkan Jawa Tengah sebagai
pusat kebudayaan yang harus dijaga
kelestariannya.
Pada hari pertama pemakaian busana adat
tersebut, jajaran Pegawai KPU Provinsi
Jatengtampak menggunakan berbagai
ragam busana adat Jawa Tengah seperti
pakaian adat Samin Suro Sentiko alias
pakaian adat Sedulur Singkup yang
berasal dari daerah Blora, Jawa Tengah,
namun sebagian besar para pegawai
menggunakan busana adat Surakarta
Hadiningrat.Sebagai dokumentasi, setelah
apel pagi dilakukan foto bersama yang
dipimpin oleh Sekretaris KPU Provinsi
Jateng. (SJ/bow/red)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

45

SUARA bilik

n Nazir Salim Manik :

Didemo Keluarga, Berhadapan


dengan Sang Paman di MK
Ujian terberat Nasir Salim Manik sebagai penyelenggara Pemilu datang ketika Pemilihan Umum Kepala
Daerah tahun 2010. Nasir yang saat itu Ketua KPU Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara
harus berhadapan dengan pamannya sendiri, kandidat bupati yang kalah dalam pemilihan. Sempat
diminta keluarga membantu memuluskan jalan sang Paman memenangi gugatan, tapi dia menolaknya.
Alhasil keluarga besar mencapnya sebagai penghianat.
Suara KPU-Menjelang rekapitulasi
dan penetapan calon terpilih kepala
daerah dan wakil kepala daerah
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010,
situasi di Kantor KPU Kabupaten Pakpak
Bharat, Provinsi Sumatera Utara tegang.
Massa pendukung salah satu kandidat
bupati menggelar demonstrasi dan
mengepung kantor KPU. Massa meminta
KPU Kabupaten Pakpak Bharat menunda
pelaksanaan rekapitulasi dan penetapan
calon terpilih bupati dan wakil Bupati.
Nasir telah mengetahui rencana aksi masa
itu dari pihak kepolisian. Dia juga tahu betul,
ribuan demonstran itu sebagian besar adalah
keluarga dan orang kampungnya, pendukung
salah satu kandidat bupati, pamannya sendiri.
Namun Nasir sadar dengan segala konsekuensi
jabatan yang dia emban. Sebagai Ketua KPU,
dia harus bersikap netral. Untuk sementara,
urusan keluarga dia kesampingkan. Nasir
tampil ke depan menghadapi massa yang
protes. Dia jelaskan bahwa rekapitulasi dan
penetapan calon terpilih tidak dapat ditunda
karena telah sesuai prosedur.
Para demonstran tak terima dengan
penjelasannya. Mereka berupaya
menghalang-halangi anggota KPU yang
akan menggelar pleno di aula pemerintah
kabupaten. Berkat bantuan kepolisian,
pelaksanaan pleno rekapitulasi dan
penetapan calon terpilih berjalan lancar.
Calon bupati dan wakil bupati yang
kalah menggugat hasil rekapitulasi dan
penetapan calon terpilih itu ke Mahkamah
Konstitusi (MK). Lagi-lagi Nasir harus
berhadap-hadapan dengan pamannya
di MK. Saling beradu argumen untuk
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

46

Komisioner KPU Sumatera Utara, Nazir Salim Manik sedang meninjau pendirian TPS pilpres 2014

mempertahankan posisi masing-masing.


Secara pribadi, budi baik sang paman
tak mungkin terbalas. Selama menjalani
pendidikan di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Pangkalan Brandan, Kabupaten
Langkat, Nasir tinggal bersama sang
paman. Jauh dari keluarga, bagi Nasir,
sang paman sudah seperti orang
tua sendiri. Karena itu, saat Nasir
menjabat sebagai Ketua KPU Pakpak
Bharat, keluarga besar berharap dapat
membantu memuluskan jalan sang
paman merebut kursi kepala daerah.
Usai pemilihan, Nasir berupaya memberikan
pengertian kepada para keluarga besarnya. Dia
menyatakan sebagai penyelenggara pemilihan
dirinya tidak mungkin berpihak.Saya terikat
dengan sumpah dan janji harus bekerja secara
profesional, independen dan berintegritas.
Sekarang saya disuruh membela keluarga. Itu
tidak mungkin saya lakukan dengan posisi
sekarang,ujar Nasir dihadapan keluarga
besarnya tahun 2010 silam.

Meski telah berupaya memberikan pengertian,


tidak semua dapat menerima. Dalam perspektif
keluarga besarnya, kewajiban membantu
keluarga itu sebagai hal utama dan penting.
Sejak peristiwa itu hubungan Nasir dengan
keluarga besarnya renggang.Butuh waktu
lama untuk dapat menormalkan hubungan
dengan keluarga. Itu pun tidak semua.
Sebagian tetap menganggap saya sebagai
penghianat,ujar mantan aktivis HMI Sumut itu
kepada Suara KPU.
Menumpang Mobil Pak Camat
Nasir mengakui ujian menjadi
penyelenggara Pemilu banyak
ragamnya. Selain urusan dengan para
kandidat, tantangan lainnya di periode
awal KPU tahun 2003-2008 adalah
minimnya fasilitas yang dimiliki KPU
untuk menyelenggarakan Pemilu.
Apalagi saat itu Kabupaten Pakpak
Bharat baru mekar dari Kabupaten
Dairi . Kantor KPU Pakpak Bharat kal itu
menumpang di salah satu

SUARA bilik
kelas bekas gedung SMA Negeri dan
berbagi ruangan dengan Bagian Tata
Pemerintahan Setda Pemkab Pakpak
Bharat.
Namun fasilitas yang terbatas tak
membuat Nasir dan rekan-rekan
mengeluh. Justru kondisi yang
serba terbatas itu menjadikan para
komisioner lebih kreatif memanfaatkan
setiap peluang demi suksesnya
penyelenggaraan Pemilu. Untuk
sosialisasi misalnya, Nasir sering
nebeng dalam kegiatan pemerintah
daerah. Misalnya ada kegiatan
pemerintah dalam bentuk gotong
royong bersama dengan warga di
daerah tertentu. Di kegiatan itu kita
minta KPU diberi ruang untuk sosialisasi

sudah diberi amanah, sementara personel


terbatas, urusan staf pun terpaksa kita
kerjakan, kenangnya.

waktu itu ikut menumpang pak camat


terpaksa ikut mendorong mobil dinas
yang terperosok itu, kenangnya.

Topografi Kabupaten Pakpak Bharat yang


sangat berat juga menjadi tantangan
tersendiri bagi Nasir dan rekan-rekannya
dalam menyelenggarakan Pemilu. Namun
mereka tak menyerah dengan kondisi
alam tersebut. Nasir tetap berupaya
menyambangi semua wilayah untuk
menyosialisasikan Pemilu kepada para
pemilih. Nasir mengisahkan saat dirinya
mengunjungi Kecamatan Pagindar, salah
satu kecamatan terpencil di Kabupaten
Pakpak Bharat. Mereka berangkat dengan
menumpang mobil camat yang akan
menggelar gotong rotong bersama warga
di kecamatan tersebut.

Pengalaman panjang sebagai


penyelenggara Pemilu dengan segala
macam tantangan itulah yang menempa
suami dari Teti Mustiqa Nasution menjadi
figur penyelenggara yang tangguh.
Dia tidak hanya memiliki pemahaman
yang mumpuni pada aspek-aspek teknis
kepemiluan, tetapi perhatiannya sangat
besar dalam menjaga prinsip kemandirian
dan netralitas penyelenggara Pemilu.

Biodata
Nama
: Nazir Salim Manik
Tempat, Tanggal Lahir
: Sidikalang, 19 Januari 1974
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 0302777 Sidikalang
2. SMP Negeri 1 Sidikalang
3. SMA Dharma Patra YKPP Pangkalan Brandan
4 . S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU
5. S2 Magister Studi Pembangunan USU
Riwayat Organisasi :
1. Ketua II Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas FISIP USU
2. Gubernur Fakultas FISIP USU
3. Presidium Dewan Independen Mahasiswa USU
4. HMI Cabang Kota Medan
5. Humanika Cabang Kota Medan
6. LP3M Medan
7. Lentera Kota Medan
8. Wakil Ketua II Pengurus Pusat Sulang Silima Marga Manik Pergetteng Getteng Sengkut
(SMPS) periode 2008 2013
Riwayat Karir :
1. Anggota KPU Kabupaten Pakpak Bharat 2003-2008
2. Ketua KPU Kabupaten Pakpak Bharat 2008-2013
3. Anggota KPU Sumatera Utara 2013-sekarang

Pemilu. Itu cara kita menyiasati


keterbatasan anggaran untuk
sosialisasi, ujarnya.
Nasir juga tak pernah gengsi untuk
melakoni tugas staf seperti menerima
surat, memfotokopi berkas, menyiapkan
surat, mengagendakan dan bahkan
mengirimkannya lagi ke para stakeholders.
Personel kesekretariatan KPU saat itu
masih sangat sedikit. Hanya ada sekretaris
KPU dan dua orang staf, sementara kita
sedang persiapan verifikasi partai politik
calon peserta Pemilu Tahun 2004. Karena

Untuk menjangkau Kecamatan


Pagindar butuh waktu sekitar tujuh
jam perjalanan darat dari ibukota
Kabupaten Pakpak Bharat. Melewati dua
kabupaten/kota di Provinsi Aceh, yakni
Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh
Singkil. Mobil bergerak melewati jalan
tanah dan berlumpur yang membelah
bukit barisan. Di tengah perjalanan
hujan turun. Karena kondisi jalan masih
berupa tanah, tiba-tiba mobil kami
terperosok dalam lumpur dan tidak
bisa bergerak sama sekali. Saya yang

Nasir termasuk komisioner yang tidak


memberi toleransi terhadap sikap
penyelenggara yang berpihak. Dalam
setiap bimbingan teknis penyelenggaran
Pemilu, pentingnya netralitas
penyelenggara selalu menjadi topik
utama yang dia sampaikan. Dia juga yang
mendorong KPU Sumatera Utara secara
aktif mengadukan jajaran penyelenggara
Pemilu di Kabupaten/Kota yang diduga
berpihak pada peserta Pemilu.
Yang terindikasi tidak netral kami adukan
ke Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilu (DKPP). Ada yang telah mendapat
peringatan dan hukuman baik di jajaran
komisioner maupun staf di sekretariat
KPU Kabupaten/Kota. Kami tak ingin
kinerja yang baik dari sebagian besar
teman-teman penyelenggara Pemilu
ternoda ulah segelintir orang, ujarnya.
Selain itu, Nasir yang juga pernah bergiat
di Humanika dan Lentera Medan ini
mendorong jajaran KPU Sumatera Utara
membuat data base penyelenggara
bermasalah. Hasil evaluasi kinerja
penyelenggara pada Pemilu DPR, DPD
dan DPRD kita minta didokumentasikan
dengan baik. Mereka yang bermasalah
tidak kita libatkan lagi sebagai
penyelenggara, ujar Nasir.
Nasir juga memberi warning kepada
para komisioner di Kabupaten/Kota
untuk tidak mencampuri urusan yang
menjadi kewenangan sekretariat seperti
pengadaan barang dan jasa. Sejak awal
teman-teman di kabupaten/kota kita
ingatkan untuk bekerja sesuai tugas dan
kewenangannya. Mengontrol semua
kegiatan di KPU sesuai dengan divisi
masing-masing itu penting, tetapi jangan
sampai ada yang cawe-cawe proyek,
ujarnya.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

47

SUARA bilik

n Ilham Muhammad Yasir :

Demi Integritas, Berani


Menolak Gratifikasi
Meski baru dilantik sebagai komisioner 2 bulan menjelang pemungutan suara Pemilu DPR,
DPD dan DPRD tahun 2014, Ilham Muhammad Yasir dapat beradaptasi dengan ritme kerja
penyelenggara pemilu yang seakan tak mengenal waktu. Dunia jurnalistik yang digelutinya
selama 13 tahun membuatnya terbiasa bekerja di bawah deadline.
Jakarta, Suara KPU-Ilham Muhammad
Yasir bersama empat komisioner KPU
Provinsi Riau lainnya bergabung dengan
lembaga penyelenggara Pemilu pada
19 Februari 2014 atau kurang dari 2
bulan jelang pelaksanaan pemungutan
suara Pemilu 9 April 2014. Ilham dan
rekan-rekannya langsung tancap gas
untuk mengelola serangkaian tahapan
Pemilu seperti persiapan kampanye
rapat umum, masa tenang dan persiapan
pemungutan dan penghitungan suara.
Tak ada waktu euphoria dan berlehaleha. Kami langsung tancap gas.
Konsolidasi internal dan fokus dengan
tahapan Pemilu yang tengah dan akan
berjalan, ujar Ilham kepada Suara KPU,
Kamis (12/2).
Meski baru pertama menjadi komisioner
KPU, bagi Ilham aktivitas kepemiluan
bukan sesuatu yang baru. Tahun 1999,
ketika Pemilu pertama di era reformasi
digelar, Ilham bersama rekan-rekannya
di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Komisariat Fakultas Hukum Universitas
Andalas Padang bergabung menjadi
relawan UNFREL di Padang.
Kala itu, Ilham mendapat tugas untuk
melakukan pemantauan di salah satu
tempat pemungutan suara (TPS) di kawasan
Indarung Kota Padang. Ilham telah hadir
di TPS selepas subuh sebelum petugas
Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara (KPPS) datang. Dia tak ingin ada
momen yang terlewatkan selama
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

48

pemungutan dan penghitungan suara.


Kami diinstruksikan dari koordinator
untuk mengawal ketat pemungutan dan
penghitungan suara di TPS yang telah
ditentukan sesuai penugasan masingmasing. Selepas subuh kami telah turun
untuk melakukan pemantauan. Semua
bekerja dengan penuh semangat, ujar Ilham.
Mantan Pengurus Badan Ekesekutif
Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum
Unand tahun 1997-1998 ini turut
menjadi saksi mata antusias masyarakat
mengikuti Pemilu Tahun 1999 di Kota
Padang. Masyarakat tidak sekadar
datang ke TPS untuk menggunakan hak
pilihnya. Mereka juga mengawal proses
penghitungan suara hingga rampung.
Menyaksikan antusias masyarakat
menggunakan hak pilihnya di TPS dan
turut mengawal penghitungan suara,
membuat pria kelahiran Selat Panjang
Provinsi Riau ini tak ingin melewatkan
satu momen pun di TPS. Ilham tak ingin

Kami diinstruksikan dari koordinator untuk


mengawal ketat pemungutan dan penghitungan
suara di TPS yang telah ditentukan sesuai
penugasan masing-masing. Selepas subuh kami
telah turun untuk melakukan pemantauan. Semua
bekerja dengan penuh semangat,

SUARA bilik

Kami tidak beranjak dari TPS hingga penghitungan suara selesai dan
salinannya kami dapatkan. Kami tidak ingin ada kecurangan sedikitpun,

ada suara Pemilih yang tidak terfasilitasi


dengan baik. Dia juga ingin memastikan
suara setiap pemilih tercatat sesuai
dengan aslinya.
Kami tidak beranjak dari TPS hingga
penghitungan suara selesai dan
salinannya kami dapatkan. Kami tidak
ingin ada kecurangan sedikitpun, ujar
Ilham yang juga pernah dipercaya
sebagai pengurus Ikatan Pelajar dan
Pemuda Riau (IPPR) Sumatera Barat
tahun 1997-1999.
Semangat yang tinggi untuk mengawal
proses demokrasi selama di kampus itu
pula yang mendorong Ilham menggeluti
profesi jurnalis selepas wisuda. Bagi
Ilham menjadi jurnalis akan memberikan
ruang yang lebih besar baginya untuk
mendorong proses demokratisasi di
Indonesia.

Termasuk
dalam setiap
perhelatan
pemilu. Kami
terus melakukan
pengawalan dalam
bentuk liputan dan
pemberitaan. Kami
ikut mendorong
penyelenggaraan
pemilu yang
berintegritas
lewat berita-berita
yang kritis dan
konstruktif,

Selama bergelut di dunia jurnalistik,


Ilham bergabung dengan Aliansi
Jurnalis Independen (AJI). Organisasi
jurnalis yang berdiri tahun 1994
dan pernah dicap orde baru sebagai
ekstrim kiri ini turut memberi warna
perjalanan hidup Ilham, salah satunya
dalam merawat dan menumbuhkan
sikap independensi. AJI senantiasa
mendidik anggotanya untuk
menghindar dari jurnalis yang partisan
serta melakukan keberpihakan dalam
melakukan pemberitaan.
Termasuk dalam setiap perhelatan
pemilu. Kami terus melakukan
pengawalan dalam bentuk liputan dan
pemberitaan. Kami ikut mendorong
penyelenggaraan pemilu yang
berintegritas lewat berita-berita yang
kritis dan konstruktif, ujar Ilham yang
pernah dipercaya sebagai Koordinator
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

49

SUARA bilik

Kebebasan pers adalah salah satu indikator negara itu demokratis


atau tidak. Menjaga dan menumbuhkan kebebasan pers juga bagian
dari perjuangan untuk merawat demokrasi,
Liputan Riau Pos 2013-2014 sebelum
akhirnya bergabung dengan KPU
Provinsi Riau.
Semangat independensi dan
integritas yang telah terbentuk selama
menggeluti profesi jurnalis di Riau
Pos dan bergiat di AJI itu pula yang
berusaha dia rawat dan tularkan ke
lingkungan penyelenggara Pemilu
ketika dipercaya menjadi komisioner
KPU Provinsi Riau.
Mantan Ketua AJI Kota Pekanbaru
ini percaya bahwa penyelenggara
Pemilu itu harus independen, punya
integritas dan kelembagaannya harus
mandiri. Penyelenggara Pemilu tidak
boleh partisan, nilai-nilainya persis
sama dengan ideologi jurnalis yang
tak boleh bergabung dengan partai
politik, dan tak boleh menerima suap
amplop saat meliput.
Apalagi salah satu syarat
terwujudnya Pemilu yang demokratis
mengharuskan adanya kebebasan
pers, menjadikan Ilham merasa
selama ini ia telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari cita-cita
mewujudkan Pemilu di Indonesia
yang demokratis.
Kebebasan pers adalah salah satu
indikator negara itu demokratis atau
tidak. Menjaga dan menumbuhkan
kebebasan pers juga bagian dari
perjuangan untuk merawat demokrasi,
ujarnya.
Selepas dilantik Ilham dan rekannya
yang lain segera bergerak cepat
untuk menyelesaikan rekrutmen
Komisioner KPU Kabupaten/
Kota yang telah memasuki tahap
10 besar. Agenda itu menjadi
prioritas karena komisioner di KPU
Kabupaten/Kota merupakan ujung
tombak penyelenggaraan Pemilu,
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

50

ujarnya.
Di saat Ilham dan empat rekannya
sibuk mengelar uji kelayakan
dan kepatutan komisioner KPU
Kabupaten/Kota, ujian berat datang.
Selepas menyelesaikan kegiatan uji
kelayakan dan kepatutan di salah satu
kabupaten/kota, bupati di daerah itu
mendatangi mereka dan menyerahkan
dua buah bingkisan. Kata sang bupati,

Agenda itu
menjadi prioritas
karena komisioner
di KPU Kabupaten/
Kota merupakan
ujung tombak
penyelenggaraan
Pemilu,

sekadar oleh-oleh yang menjadi ciri


khas daerah tersebut.
Demi menjaga integritas, komisioner
KPU Riau kemudian melaporkan
pemberian sang bupati itu ke Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Ternyata,
saat bingkisan tersebut dibuka di ruang
bagian gratifikasi KPK, di dalamnya berisi
uang sebesar Rp 40 juta.
Lolos dari ujian berat saat seleksi KPU
Kabupaten/Kota, ujian serupa kembali
terjadi selepas Pemilu DPR, DPD dan
DPR usai digelar. Kali ini menimpa

anggota Ilham, komisioner di salah


satu kabupaten/kota. Lagi-lagi bupati
di daerah itu mencoba menggoda
komisioner dengan memberikan
sejumlah bingkisan.
Ilham yang dipercaya memegang
divisi hukum dan pengawasan di
KPU Provinsi Riau segera turun
tangan. Langkah cepat diambil Ilham
untuk menjaga independensi dan
integritas KPU dengan mendorong
KPU Kabupaten/Kota tersebut
menyerahkan bingkisan itu ke KPK.
Ilham yakin bingkisan itu berisi
uang dan ingin mempengaruhi
independensi komisioner.
Meski telah berupaya dengan keras
menjaga integritas, tetap saja ada yang
tidak senang. Selepas Pemilu DPR, DPD
dan DPRD, Ilham dan empat komisioner
lainnya dilaporkan oleh salah satu caleg
ke Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilu (DKPP) dengan tuduhan telah
melanggar kode etik karena menerima
uang gratifikasi dari salah satu bupati di
Provinsi Riau.
DKPP melalui keputusannya
menyatakan komisioner KPU Riau tak
terbukti melakukan pelanggaran kode
etik dan selanjutnya merehabilitasi
nama baik lima komisioner KPU Riau.
Malah DKPP mengapresiasi langkah
KPU Riau yang melaporkan gratifikasi
tersebut ke KPK.
Ilham sejak bergabung di KPU terus
mendorong KPU Riau menjadi lembaga
yang terbuka sejalan dengan salah
satu asas penyelenggara Pemilu yang
dimandatkan Undang Undang Nomor 15
tahun 2011. Menurut Ilham, keterbukaan
sejalan dengan prinsip-prinsip universal
tentang kebebasan pers.
Saya berusaha menularkan semangat
kebebasan pers kepada teman-teman

SUARA bilik

Banyak ruang bagi publik untuk berpartisipasi pada tahapan Pemilu.


Namun diperlukan sikap terbuka dan komunikatif dari lembaga
penyelenggara Pemilu agar publik hirau dengan tahapan yang sedang dan
akan berlangsung,
komisioner dan jajaran
sekretariat. Saya minta informasi
penyelenggaraan Pemilu disebar
kepada jurnalis dengan cepat agar
publik tahu perkembangan tahapan
demi tahapan Pemilu, ujarnya.

dan komunikatif dari lembaga


penyelenggara Pemilu agar publik hirau
dengan tahapan yang sedang dan akan
berlangsung, ujarnya.

Menurut Ilham publik perlu tahu dengan


semua kegiatan Pemilu. Informasi yang
cepat dan akurat, kata Ilham, akan
memotivasi publik turut berpartisipasi
dalam meningkatkan kualitas
penyelenggaraan Pemilu.

Salah satu terobosan Ilham dalam


mengembangkan sikap terbuka
KPU Riau kepada publik dengan
memaksa semua komisioner untuk
bersedia memberikan informasi
penyelenggaraan Pemilu yang seluasluasnya kepada pers di manapun dan
kapanpun.

Banyak ruang bagi publik untuk


berpartisipasi pada tahapan Pemilu.
Namun diperlukan sikap terbuka

Tidak boleh ada yang menolak untuk


diwawancarai dengan alasan bukan
bidangnya. Ini sekaligus mendorong

kami para komisioner untuk mengusai


semua bidang kepemiluan, bukan hanya
divisi masing-masing, ujarnya. Sikap
terbuka dari para komisioner KPU Riau
ini mendapat respon yang baik dari
kalangan jurnalis.
Ilham berharap sikap terbuka dan
komunikatif tidak hanya dimiliki para
komisioner, tetapi menjadi identitas
kelembagaan.
Kami berusaha mentransformasikan
keterbukaan itu kepada semua jajaran yang
ada di lingkungan KPU. Segala sesuatu
yang baik tentu perlu kita pertahankan dan
kembangkan, ujarnya. (*)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

51

SUARA PILKADA

Komioner KPU bidang teknis kepemiluan Hadar Nafis Gumay memberikan keterangan tentang manfaat sidalih dalam pemilu kepada wartawan.

Data Pemilih By Name By Address


Dapat Diakses Publik Secara Online
Data pemilih merupakan isu yang seksi dan sensitif dalam setiap agenda pemilihan. Keberadaan daftar
pemilih yang akurat merupakan prasyarat berlangsungnya pemilihan yang jujur dan adil. Untuk itu,
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendesain sistem informasi data pemilih (Sidalih) untuk memfasilitasi
tersedianya daftar pemilih yang lengkap, akurat dan mutakhir. Menghadapi Pemilihan Gubernur, Bupati
dan Wali Kota, aplikasi Sidalih makin dipercanggih.
Suara KPU-Aplikasi sidalih pada
Pemilu DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014 terbukti sangat membantu
dalam mengkonsolidasikan,
memutakhirkan dan menyosialisasikan
data pemilih. Hasilnya, KPU memiliki
data pemilih by name by address yang
dapat diakses oleh publik secara
online. Untuk pelaksanaan pemilihan
gubernur, bupati dan wali kota tahun
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

52

2015, pengelolaan daftar pemilih akan


lebih ketat dan transparan.
Ketua KPU RI Husni Kamil Manik
mengaku optimis penggunaan Sidalih
dapat meminimalkan kecurangan pada
pemilihan gubernur, bupati dan wali
kota. Sebab sidalih telah teruji pada
Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD
serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
tahun 2014. Sebenarnya ini bukan yang

pertama diaplikasi dalam sistem, tapi


kelanjutan dari pemilu 2014 yang lalu.
Karena itu, kami optimis sidalih pilkada
akan mencegah potensi kecurangan
yang bersumber dari data pemilih,
ujarnya.
Komisioner KPU RI yang membidangi
Teknis Kepemiluan Hadar Nafis Gumay
menambahkan KPU telah melakukan
sejumlah perbaikan dalam aplikasi

SUARA PILKADA

Kalau di pilkada terdahulu, kami juga menganalisa DP4 dari pemerintah, namun
tidak kami publikasikan, kemudian data itu kami silangkan dengan data DPT pemilu
terakhir yang menyebabkan data-data itu bertumpuk,
Sidalih yang akan digunakan untuk
Pilkada. Salah satunya adalah terdapat
fitur analisa Daftar Penduduk Potensial
Pemilih Pemilu (DP4) yang diserahkan
pemerintah ke KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota.
Setelah DP4 dianalisa dan diperbaiki,
kata Hadar, data tersebut kemudian
digabungkan dengan daftar pemilih
tetap (DPT) yang digunakan pada
pelaksanaan Pilpres Juli 2014 lalu.
Penggabungan kedua data kemudian
dimutakhirkan melalui kegiatan
pencocokan dan penelitian (coklit) oleh
petugas panitia pemutakhiran pemilih
(pantarlih) ke lapangan. Hasilnya akan
diperoleh data pemilih sementara (DPS)
untuk pilkada.
!

Kalau di pilkada terdahulu, kami juga


menganalisa DP4 dari pemerintah,

namun tidak kami publikasikan,


kemudian data itu kami silangkan
dengan data DPT pemilu terakhir yang
menyebabkan data-data itu bertumpuk,
ujarnya. Selain itu, menurut Hadar,
KPU juga akan membuka data Sidalih
Pilkada di setiap kabupaten/kota dan
provinsi, dengan tujuan masyarakat
dapat memeriksa langsung apakah nama
mereka sudah terdaftar sebagai pemilih.
Komisioner KPU RI yang membidangi
Humas, Data Informasi dan Hubungan
Antar Lembaga Ferry Kurnia Rizkiyansyah
menegaskan, KPU berkomitmen
meningkatkan kualitas data pemilih
Pilkada. Ferry kembali mengatakan
analisa DP4 diperlukan untuk mengecek
kelengkapan dan kebenaran data yang
diserahkan pemerintah.

@(A6-

@(A6@(A6-

menjelaskan, tentang analisis DP4 yang


secara umum menyangkut dua hal,
yaitu kelengkapan elemen data dan
kebenaran datanya. Kita harus pastikan
data yang diberikan pemerintah itu
elemen datanya lengkap dan logis.
Logika data yang benar misalnya ada
warga yang berusia 10 tahun tapi masuk
DP4. Itukan tidak logis. Okelah ada orang
belum berusia 17 tahun, tetapi telah
menikah. Tapi apa mungkin ada usia 10
tahun tapi sudah menikah. Secara logika
kan tidak mungkin, ujarnya.

Menurutnya, pengecekan data


bermasalah pada DP4 seperti data ganda
sangat diperlukan agar data ganda pada
DP4 tersebut dengan data ganda yang
masih tersisa pada DPT Pemilu terakhir
tidak tumpang tindih. Dengan begitu,
"#$!
kata Ferry, bahan dasar yang akan
%#&'()''(
diberikan kepada petugas pemutakhiran

;<'7=!>'.,(&!)'(!
%0',5!2'-'!?'()'

;<'7=!>'.,(&!)'(!
%0',5!2'-'!?'()'
4#56-'$7,.'(

84#(9+9+$'(!)'(!
2'B-'.!4#5,0,7
4#(#0,-,'(:
84.'-,(D'6:

84#(9+9+$'(!)'(!
4#(#0,-,'(:

84.'-,(D'6:

!"#$%&%#'#

2'B-'.!4#5,0,7

>('A17+8*#(&'5<,0!2'B-'.!
4#5,0,7!C#.<'.6:

Penyusunan

2'B-'.!4#5,0,7
84.'-,(D'6:
>('A17+-

84#
44
84
!"#$%&%#'#
!"#$%&%#'#

Dalam kesempatan itu, Ferry juga


7=!>'.,(&!)'(!
!
ALUR
PROSES
PEMUTAKHIRAN DATA
PEMILIH
"#$!
4#56-'$7,.'(
;<'7=!>'.,(&!)'(!
5!2'-'!?'()'
@(A6!
84#(9+9+$'(!)'(!
%#&'()''(
%0',5!2'-'!?'()'
'7=!>'.,(&!)'(!
"#$!
4#(#0,-,'(:
@(A6%#&'()''(
5!2'-'!?'()'
4#56-'$7,.'(

%
4#

8*#(&'5<,0!2'B-'.!
4#5,0,7!C#.<'.6:

2'B

!()(*+!+
)

2
*+(

C#(-6$'
(!7'1,0!
!()(*+!+
.#15,

)'(!
2

!()(*+!+
Penetapan
>('A17+-

*+(
)'(!
2

C#(-6$'
)
(!7'1,0!
8*#(&'5<,0!2'B-'.!
2+3(0+')
.#15,
*+(,-+.,(&!
Tentukan
C#(-6$'
4#5,0,7!C#.<'.6:
hasil
(!7'1,0!
)'(!/('0,1,1!
resmi
.#15,

>

8*#(

2'-'
2+3(0+')
4#5

8*#
4#5

2+3(0+')
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

53

SUARA pilkada

Kalau di pilkada terdahulu,


kami juga menganalisa DP4 dari pemerintah, namun tidak
kami publikasikan, kemudian data itu kami silangkan dengan
data DPT pemilu terakhir yang menyebabkan data-data itu
bertumpuk,
data pemilih (pantarlih) untuk diverifikasi
faktual lebih berkualitas.
Untuk Pemilu DPR, DPD dan DPRD
serta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden tahun 2014, sebenarnya
analisis DP4 telah dilakukan, tetapi
secara individual. Berbeda dengan
fitur sidalih yang akan kita gunakan
pada pemilihan gubernur, bupati dan
wali kota, proses analisisnya langsung
difasilitasi lewat aplikasi sidalih, terang
Ferry lagi.

Mantan Ketua KPU Jawa Barat itu


menjelaskan penggunaan Sidalih pada
pemilihan gubernur, bupati dan wali
kota menjadi kewenangan KPU provinsi
dan KPU kabupaten/kota. KPU RI, terang
Ferry, hanya menyiapkan regulasi dan
aplikasinya, memberikan bimbingan
teknis, supervisi dan monitoring untuk
KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota
yang akan menggelar pilkada. Setelah
proses pilkada berakhir, kita akan
himpun DPT hasil pilkada sebagai bahan
pemutakhiran DPT nasional yang dimiliki

Komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah

Layar penjelasan tahapan daftar pemilih pemilukada


Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

54

KPU, ujarnya.
Ferry mengakui kemampuan KPU
provinsi dan KPU kabupaten/kota
untuk menganalisis DP4 sangat
tergantung pada kualitas perangkat
dan sumber daya manusia. Untuk
Sidalih yang dimiliki KPU saat ini dapat
menganalisis 10 juta data dalam waktu
dua sampai tiga hari. Hasil analisisnya
akan menampilkan status kelengkapan
data, kegandaan data dan nomor induk
kependudukan (NIK) invalid.

4#56-'$7

SUARA pilkada

Jika dari hasil analisis itu ternyata ada banyak masalah


maka kita akan minta pemerintah untuk memperbaikinya
terlebih sebelum digabung dengan DPT Pemilu terakhir untuk
diverifikasi faktual ke lapangan,

84#(9+9+$'
4#(#0,-,

Setelah DP4 dianalisis, lanjut Ferry,


hasilnya akan dipublikasikan. Jadi
publik juga dapat mengetahui sejauh
mana kualitas DP4 yang diserahkan
pemerintah kepada KPU provinsi dan
KPU kabupaten/kota.
Jika dari hasil analisis itu ternyata ada
banyak masalah maka kita akan minta
pemerintah untuk memperbaikinya
terlebih sebelum digabung dengan DPT
Pemilu terakhir untuk diverifikasi faktual
ke lapangan, ujarnya.
Selain fungsi publikasi, aplikasi Sidalih
dapat memfasilitasi pemekaran daerah
dalam tahapan proses pemutakhiran
data pemilih. Dengan harapan akan

membantu KPU kabupaten/kota untuk


memudahkan pengelompokan pemilih
sesuai dengan wilayah administrasi
mulai dari kecamatan, desa/kelurahan
sampai ke tingkat TPS.
Beda dengan Pemilu DPR, DPD dan
DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden tahun 2014, fitur Sidalihnya
sudah tetap karena adanya moratorium
pemekaran wilayah administrasi
pemerintahan. Untuk pilkada karena
terdapat pemekaran di sejumlah daerah
yang otomatis berdampak pada semua
tingkatan wilayah administrasi maka
Sidalih perlu menyiapkan fitur baru
untuk mengakomodir pemekaran.

pemilih dan penyusunan daftar pemilih


pada pemilihan gubernur, bupati dan wali
kota serentak. Sidalih akan mempermudah
kabupaten/kota atau provinsi dalam
menetapkan jadwal penetapan resmi
daftar pemilih dan rekap jumlah pemilih
pada setiap tahapan pemutakhiran mulai
dari daftar pemilih sementara (DPS), daftar
pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP)
dan daftar pemilih tetap (DPT).
Fasilitasi jadwal pemutakhiran dan
penyusunan daftar pemilih lewat
sidalih bertujuan untuk membantu KPU
kabupaten/kota taat terhadap jadwal
setiap tahapan yang telah ditetapkan.
Itu sekaligus sebagai acuan bagi KPU
kabupaten/kota dalam merencanakan
pola kerja pemutakhiran. Sehingga tidak

2'B-'.!4#

Aplikasi Sidalih Pilkada juga berguna untuk


menentukan jadwal pemutakhiran data

84.'-,(D'

TAHAPAN DAFTAR PEMILIH PILKADA


!

!"#"$"#"%"#"&"

(62;%/!"45

A87%@!>!
4*$2#@%:#

"%7%!48)#2#'

"45

"49!

AB.C-9

98+%@'#+
?0%2#:#:!"45

"4=
"%<7%+!48)#2#'!=8)807%+%

"#$%&%'!()*+
Dibawah Umur
NIK dan NKK
,-.!/%0!,..!
Invalid
-01%2#/

Ganda DP 4 Kabupaten,
3%0/%!"45!.%$*6%780
Ganda DPT
3%0/%!"49!
Nasional

A87%@!>!
4*$2#@%:#

AB.C-9
9%)$%'
>!($%'

"49
"%<7%+!48)#2#'!987%6

A87%@!>!
4*$2#@%:#

,%:#;0%2!

480/%<7%+%0

480D%+#0E%0!
"%7%!"45
9%)$%'!
"%7%

"49$

>('A17

"%<7%+!48)#2#'!9%)$%'%0

A87%@!>!
4*$2#@%:#

8*#(&'5<,0!
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

55

SUARA pilkada

Uji Publik peraturan KPU Pilkada 2015

ada tumpang tindih antara rekap yang


disampaikan secara manual dengan
rekap dalam sistem sidalih. Jika berbeda
tentu akan memicu persoalan, jelasnya.
Selain itu, dengan sidalih, hasil
pemutakhiran dan penyusunan
daftar pemilih akan lebih mudah
dipertanggung jawabkan. Misalnya
kalau ada publik yang bertanya dan
meminta data berapa dan siapa saja daftar
pemilih yang ditetapkan sebagai pemilih

pada setiap tahapan pemutakhiran, maka


informasinya dapat tersedia dengan cepat
dan akurat, ujarnya.
Sidalih Pilkada juga menyediakan fitur
monitoring yang lebih komprehenship.
Untuk Sidalih yang digunakan pada
Pemilu DPR, DPD dan DPRD serta Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden hanya dapat
menginformasikan tahapan analisis
dengan outputnya berupa tanggal lahir,
alamat dan status kawin nihil, NIK invalid,

pemilih di bawah umur dan data ganda.


Sementara berapa jumlah pemilih
yang tersaring seperti meninggal,
pindah domisili dan berubah statusnya
menjadi TNI/POLRI, tidak terinformasikan
dengan detail siapa-siapa orangnya
karena selama ini belum terfasilitasi
secara komprehensip dalam sistem
Sidalih. Dalam Sidalih Pilkada nanti data
tersaring akan terinformasikan kepada
publik dengan baik, ujarnya. (Gebril)

Fasilitasi jadwal pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih lewat sidalih


bertujuan untuk membantu KPU kabupaten/kota taat terhadap jadwal setiap
tahapan yang telah ditetapkan. Itu sekaligus sebagai acuan bagi KPU kabupaten/kota
dalam merencanakan pola kerja pemutakhiran. Sehingga tidak ada tumpang tindih
antara rekap yang disampaikan secara manual dengan rekap dalam sistem sidalih.
Jika berbeda tentu akan memicu persoalan,

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

56

SUARA pilkada

Pemilih wanita Di Pasaman.

Keberagaman, Modal Sosial


Membangun Demokrasi di Pasaman
Kabupaten Pasaman memiliki warna sosial dan kultural yang khas di banding daerah lain di Sumatera Barat.
Berdasarkan komposisi etnodemografis, Kabupaten Pasaman menampilkan wajah dwi kultur, yaitu kombinasi
Minang dan Mandailing dalam jumlah berimbang. Situasi ini menjadi sesuatu yang seksi bagi pekerja politik
untuk diorganisir dan dikonversi dalam bentuk dukungan kepada kandidat kepala daerah.
Pasaman, Suara KPU-Dua kutup
sosial dan politik ini selalu mewarnai
kontestasi politik di Pasaman, terutama
pada pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah. Hal ini tampak dari gerak
kandidat dalam mencari pasangan pada
pemilihan umum kepala daerah tahun
2005 dan 2010. Jika calon bupatinya
beretnis Minang maka dia akan berupaya
menjadi wakil dari etnis Mandailing dan
sebaliknya. Masing-masing berupaya
mencari keseimbangan.
Dinamika politik di Pasaman memang
khas. Dua komunitas yang berbeda
secara sosial dan politik, yakni Minang
dan Mandailing akan lebih dominan
mewarnai peta pemilihan kepala daerah
dibanding dengan peta perolehan suara
dan kursi partai politik, ujar Pengamat
Politik Universitas Andalas (Unand)
Padang Edi Indrizal kepada Suara KPU,
Jumat (13/2).
Menurut Edi Indrizal kekhasan kondisi
sosial Pasaman ini dapat menjadi
kekuatan untuk membangun demokrasi

dan ekonomi di daerah tersebut.


Sekarang tergantung elit dan partai
politik untuk mengelola keragaman
tersebut. Semangat berkompetisi yang
tinggi dalam kerangka yang positif
akan mendorong para kandidat untuk
menyiapkan program yang dapat
menjawab tantangan daerah untuk maju
dan berkembang, ujarnya.
Menurut Edi Indrizal, elit politik harus
jeli membaca dinamika yang terjadi di
masyarakat. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi telah
mempercepat masyarakat mengalami
peningkatan pengetahuan dan
kesadaran politik. Jika elit tidak dapat
membaca dinamika yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat maka bisabisa elit yang ditinggalkan, ujarnya.
Tokoh masyarakat Pasaman dan
Pasaman Barat Rusdi Lubis mengatakan
isu primordial tak bisa diabaikan dalam
kontestasi politik di Pasaman. Meskipun
demikian, kata Rusdi, isu primordial
tersebut tak terlalu mengkhawatirkan

karena antara etnis Minang dan


Mandailing telah membaur secara alami
dalam waktu yang cukup lama.
Saya kira penyelenggaraan pilkada di
Pasaman akan berjalan aman, damai
dan lancar. Aspek primordial tetap
akan muncul dalam setiap Pilkada
dan para calon kepala daerah juga
mempertimbangkan itu untuk meraih
kemenangan. Tetapi selepas Pilkada
semuanya akan kembali normal, ujar
mantan Sekda Provinsi Sumatera Barat
ini.
Menurut Rusdi untuk mencegah
potensi konflik dalam kontestasi
Pilkada, selain para kandidat harus
taat aturan, penyelenggara Pemilu
harus benar-benar menjaga integritas
dan netralitasnya. Godaan dalam
Pilkada tentu akan banyak sekali. Di
sini profesionalitas dan integritas
penyelenggara akan diuji. Jika integritas
dan netralitas terpelihara dengan baik,
Pilkada akan sukses, ujarnya.
Rusdi menambakan, meski isu-isu
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

57

SUARA pilkada

Kami punya dokumentasi kinerja semua penyelenggara ad hoc saat Pemilu


Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014. Para penyelenggara ad hoc yang bermasalah saat Pemilu 2014
lalu tidak akan kita ikutkan lagi dalam penyelenggaraan Pilkada,
tetapi juga kualitas partisipasi, ujar
Koordinator Divisi Sosialisasi dan Data
Pemilih KPU Kabupaten Pasaman Aprina
Herawati Nasution.
Partisipasi masyarakat yang diharapkan,
kata, Aprina Herawati, bukan karena
adanya mobilisasi dan politik uang,
tetapi partisipasi yang muncul atas
kesadaran dan kesukarelaan sebagai
warga negara yang baik. Kami telah
menyiapkan sejumlah program untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas
partisipasi masyarakat dalam Pilkada
nanti, ujar Aprina Herawati.

Penandatangan deklarasi pilkada damai.

primordial tetap akan selalu mewarnai


Pilkada, tetapi semua pihak harus
mendorong pemilih untuk rasional
dalam menggunakan hak pilihnya.
Pilihan politik mestinya diberikan
atas dasar keyakinan akan kompetensi
dan integritas kandidat untuk menata
pembangunan di daerah, ujarnya.
Ketua KPU Pasaman, Jajang Fadli
mengatakan, pihaknya menyadari
dan memahami situasi sosial, kultural
dan demografis yang ada di daerah
tersebut. Menurutnya meski masyarakat
Pasaman terdiri dari dua kutup sosial
dan budaya yang ekstrim tetapi telah
terjadi akulturasi dan asimilasi dalam
waktu yang sangat panjang. Jadi
selama ini sudah tidak ada dikotomi.
Keberagaman ini merupakan modal
sosial yang positif untuk memilih kepala
daerah. Masyarakat akan memilih
sesuai kompetensi dan integritas calon,
ujarnya.
Namun potensi meningkatnya situasi
politik berbau etnopolitik tetap harus
diwaspadai. Untuk itu, kata Jajang,
pihaknya akan mengintensifkan
koordinasi dengan semua pihak mulai
dari Kepolisian, partai politik, para
kandidat, organisasi massa, tokoh
masyarakat dan tokoh adat. Semua
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

58

pihak kita ajak untuk bersama-sama


menciptakan suasana Pilkada yang
damai dan berintegritas, ujarnya.
Dari aspek penyelenggara dan
penyelenggaraan, lanjut Jajang, KPU
akan bekerja secara profesional. Untuk
itu, bimbingan teknis (bimtek) kepada
penyelenggara yang berada di level
ad hoc (sementara) seperti panitia
pemilihan kecamatan (PPK), panitia
pemungutan suara (PPS) dan kelompok
penyelenggara pemungutan suara
(KPPS) akan diberikan secara lebih
maksimal.
Kami punya dokumentasi kinerja semua
penyelenggara ad hoc saat Pemilu
Anggota DPR, DPD dan DPRD serta
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Tahun 2014. Para penyelenggara ad
hoc yang bermasalah saat Pemilu 2014
lalu tidak akan kita ikutkan lagi dalam
penyelenggaraan Pilkada, ujarnya.
Terkait dengan partisipasi, tahun 2010,
Pasaman pernah tercatat sebagai daerah
dengan partisipasi pemilih tertinggi di
Sumatera Barat dalam Pilkada, mencapai
78,28 persen, meningkat dari Pilkada
tahun 2005 dengan tingkat partisipasi
72,79 persen. Yang kami pikirkan bukan
hanya meningkatkan angka partisipasi,

Mantan aktivis Badan Eksekutif


Mahasiswa Universitas Djuanda Bogor
ini mengatakan sejumlah program yang
disiapkan di antaranya pentas seni dan
kreasi pemilu yang akan dipusatkan di
ibukota kabupaten, pemilihan siswa/
siswi yang akan dijadikan sebagai duta
pemilu di sekolahnya.
Para siswa dan siswi terpilih itu nantinya
akan berperan sebagai pemberi
informasi penyelenggaraan Pilkada
kepada para pemilih di lingkungan
sekolahnya, ujar Aprina.
Kesenian tradisional seperti ronggeng
dan saluang akan digunakan sebagai
media penyampaian informasi dan
sosialisasi Pilkada. Semua media
informasi akan kita manfaatkan sesuai
dengan segment pemilih. Porsinya akan
kita sesuaikan dengan besaran masingmasing segmen dan efektifitas media
tersebut, ujarnya.
Kegiatan pendidikan pemilih bukan
saja ditujukan untuk meningkatkan
partisipasi, tetapi mencegah masyarakat
dari tindak pidana Pemilu. Bisa jadi
karena terlalu fanatik mendukung salah
satu kandidat, masyarakat melakukan
tindakan-tindakan yang berpotensi
masuk dalam ranah tindak pidana
pemilu.
Untuk itu, masyarakat akan kami bekali
dengan pengetahuan dan pemahaman
akan tindak pidana pemilu, hal ini
juga ditanggapi positif oleh kepala
Kejaksaan Negeri Pasaman pada saat

SUARA pilkada
rapat koordinasi dengan instansi terkait,
Kejaksaan siap membantu KPU Pasaman
dalam memberikan penyuluhan hukum
terhadap masyarakat, ujarnya.
Meski potensi konflik pada
penyelenggaraan Pilkada di Pasaman
sebenarnya sangat minim, tetapi KPU
tetap membuat pemetaan sebagai acuan
untuk menyusun rencana antisipasi.
Pemetaan dilakukan berdasarkan kasus
yang terjadi selama Pemilu Anggota
DPR, DPD dan DPRD serta Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014.
Salah satu contoh di Kecamatan Dua
Koto, pada Pileg dan Pilpres, PPK nya
tidak dapat merampungkan rekapitulasi
karena ada intimidasi dari saksi. Daerahdaerah semacam ini akan menjadi
prioritas kami, ujarnya.
Selain berdasarkan kasus yang terjadi
pada Pemilu 2014, pemetaan juga
dilakukan berdasarkan jumlah pemilih
dan tingkat pendidikan pemilih.
Aspek etnopolitik tetap dimasukkan
sebagai acuan meski diyakini tidak
begitu menonjol. Kecamatan Lubuk
Sikaping, Kecamatan Padang Gelugur
dan Kecamatan Panti perlu diantisipasi
mengingat jumlah penduduk di tiga
kecamatan itu sangat besar (25% dari
jumlah penduduk Pasaman).
Untuk Kecamatan Padang Gelugur dan
Panti, selain aspek jumlah pemilih, aspek
etnopolitik tetap menjadi perhatian
karena di dua daerah itu bermukim dua
etnik dalam jumlah yang seimbang.
Kami tentu sangat berharap kontribusi
semua pihak untuk bersama-sama
melakukan pendidikan politik kepada
masyarakat di Pasaman. Kelompokkelompok strategis seperti tokoh
agama, tokoh masyarakat dan pemuda
akan kami rangkul untuk bersamasama memberikan edukasi kepada
masyarakat. Kami ingin pemilih memiliki
kemampuan untuk melawan politik uang
dan intimidasi, ujarnya.
Untuk penyelenggaraan Pilkada, KPU
Pasaman telah menyusun kebutuhan
anggaran dan mengajukannya ke DPRD.
Kebutuhan anggaran untuk Pilkada di
Pasaman Rp12 miliar, ujar Jajang Fadli.
Untuk saat ini, kata Jajang, kebutuhan
anggaran Pilkada yang tertampung
di Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pasaman (APBD) baru sebesar
Rp6 miliar. Kami telah mengajukannya

ke DPRD agar tambahannya dapat


dimasukkan dalam APBD Perubahan
Tahun 2015, ujarnya.

Partai Golkar yang mengantongi 7 kursi


di DPRD Pasaman. Dengan demikian
Partai Golkar dapat mengajukan calon
tanpa harus berkoalisi dengan partai
lain. Sementara delapan partai lainnya
mesti berkoalisi untuk dapat mengusung
calon. Partai mana yang akan berkoalisi
dengan mengajukan siapa sebagai
calonnya tentu menjadi ranah partai
politik.

Untuk kegiatan pencalonan, kata


Aprina Herawati, ada dua jalur yang
dapat dimanfaatkan bakal calon yaitu
jalur perseorangan dan jalur partai
politik. Untuk bakal calon yang akan
maju dari perseorangan sesuai revisi
Undang Undang Nomor 1 Tahun
2015, bakal calon di daerah dengan
penduduk lebih dari 250 ribu sampai
500 ribu jiwa harus didukung paling
sedikit 8,5 persen.
Berdasarkan data agregat penduduk
per kecamatan (DAK2) per 31 Desember
2014, jumlah penduduk Pasaman
328.676 jiwa, laki-laki 165.837 orang
dan perempuan 162.839 orang. Mereka
yang akan maju dari jalur perseorangan
setidaknya harus mengumpulkan 27.937
dukungan yang dibuat dalam bentuk
surat dukungan yang disertai dengan
foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Dukungan KTP tersebut harus tersebar
di lebih dari 50 persen kecamatan, jelas
Aprina Herawati.
Untuk bakal calon yang maju dari jalur
partai politik atau gabungan partai
politik, lanjut Aprina, harus mengantongi
minimal 20 persen jumlah kursi atau 25
persen perolehan suara di DPRD. Jumlah
kursi DPRD di Pasaman hasil Pemilu
Tahun 2014 sebanyak 35 kursi. Minimal
partai politik harus memiliki tujuh kursi
di DPRD untuk dapat mengusung calon,
ujarnya.
Hasil Pemilu 2014 menunjukkan hanya

Tapi ingat amanat Undang Undang


Nomor 2 Tahun 2011 tentang Parpol
menyatakan bahwa rekrutmen calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah
dilakukan secara demokratis dan
terbuka, ujar Dr Yulhendri, akademisi
Universitas Negeri Padang (UNP yang
juga tokoh muda Pasaman tersebut.
Menurut Yulhendri, keterbukaan partai
politik dalam rekrutmen kandidat
kepala daerah menjadi salah satu
proses menuju konsolidasi demokrasi
di tingkat lokal. Struktur politik seperti
partai politik tentunya harus semakin
terbuka, representatif dan aksesibel.
Untuk rekrutmen kepala daerah tidak saja
menjadi urusan di internal partai, tetapi
juga urusan publik, ujarnya.
Menurut Yulhendri, masyarakat sejak
awal perlu mengetahui figur kepala
daerah yang akan diusung baik dari
aspek kepribadiannya maupun visi
dan misi yang akan diusung untuk
membangun daerah. Masyarakat
juga seharusnya diberi ruang untuk
memberikan masukan kepada
partai terkait figur-figur yang layak
didorong untuk memimpin daerah,
ujarnya. (*)

Perolehan Suara dan Kursi Partai Politik di Kabupaten Pasaman


Pada Pemilu Tahun 2014
No

Nama Partai

Perolehan Suara Perolehan Kursi

1
Partai Golkar
2
Partai Amanat Nasional
3
Partai NasDem
4
Partai Demokrat
5
PPP
6
Partai Kebangkitan Bangsa
7
Partai Gerakan Indonesia Raya
8
Partai Keadilan Sejahtera
9
Partai Hati Nurani Rakyat
10
PDIP
11
Partai Bulan Bintang
12
PKPI
Total

27.831 (19,78%)
17.865 (12,70%)
16.986 (12,07%)
14.326 (10,18%)
11.843 (8,42%)
11.573 (8,22%)
10.186 (7,24%)
8.577 (6,09%)
7.546 (5,36%)
7.331 (5,21%)
3.742 (2,66%)
2.918 (2.07%)
140.724 (100%)

Edisi Januari-Februari 2015

7
4
4
4
5
4
3
2
0
2
0
0
35
Suara KPU

59

Pemilu on twitter

Ayo, sampaikan pendapatmu mengenai


pelaksanaan pilkada langsung dan serentak
2015 dengan mencantumkan Hastage #PILKADA
Mention yang menarik dan sifatnya membangun tentang
pilkada langsung dan serentak akan dimuat di rubrik
Pemilu on Twitter.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

60

KPU Menjawab

Bagaimana Cara Mendapatkan Data Caleg


besarnya. Jazakumullah Khoiron Katsiro....

Hormat saya,
Abd. Halim (087889XXXXXX)

Jawab :
Waalaikumsalam Wr. Wb. Semoga bapak Abdul Halim sekeluarga sehat wal
afiat. Alhamdulillah, permohonan informasi yang anda minta sudah kami
agendakan dalam formulir permohonan informasi dengan nomor : 011/
PPID/Form/I/2015 tanggal 16 Januari 2015.

Tanya :
Selamat Siang, langsung saja, namasayaMuhammad Fajrin. Kebetulan saat ini
sedangmengelola web blog dengan alamat www.rumahparlemen.blogspot.
com,sayamembutuhkan informasi nama Anggota DPR-RI, DPD RI dan DPRD
Provinsi serta kabupaten/ kota seluruh Indonesia.
Beberapa informasi yang saya gunakan untuk mengupdate blog tersebut
pada umumnya berasal dari website media online yang ada. Sekiranya
dapat diberikan informasi yang valid tentang daftar namaanggota
legislatif tersebut,tentu sangatmembantu saya untuk terus mengupdate
informasimengenai anggota parlemen tersebut.
Demikian email permohonan ini saya ajukan, atas bantuan dan
kerjasamanya,saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
MuhammadFajrin
HP. 0816-XXX-XXX
Jawab :
Terima kasih atas email yang saudara kirim beberapa waktu lalu. Kami minta
maaf tidak bisa langsung menjawab email saudara akibat banyaknya email
yang diterima di website kami. Namun demikian, kami tetap berusaha
membalas setiap email yang dikirim karena itu merupakan masukan yang
sangat berharga buat kami,

Selain itu kami juga baru saja melakukan perbaikan sistem. Permohonan data
anda telah kami agendakan di nomor formulir permohonan informasi : 119/PPID/
Form/I/2015. Adapun data yang kami kuasai sebagai berikut : Daftar anggota DPR
RI, daftar anggota DPD RI, dalam bentuksoft copy, dapat kami email langsung
ke email pribadi anda melalui email yahoo kami. namun untuk anggota DPRD
provinsi kabupaten / kota belum lengkap.

Terima kasih.

Tolong Berikan Contoh


MOU Siap Menang-Kalah
Tanya :
Assalamualaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera kami tujukan kepada seluruh staf dan jajaran KPU RI.
Kami dari lembaga TMI AL-AmienPrenduan, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Pada tanggal 25 Januari 2015 yang akan datang, kami akan melaksanakan
Pemilihan Ketua Pengurus Organisasi Santri TMI (ISMI).
Bagi kami kegiatan itu suatu perhelatan besar yang tiap tahun biasa terjadi.
Bahkan, terkadang terjadi gesekan-gesekan yang memang sebaiknya
perlu dihindari. Untuk mencegah itu maka kami memohon dengan sangat
kepada bapak/ibu untuk memberikan contoh surat perjanjian / MOU yang
berisi perjanjian siap menang dan kalah yang biasa diteken oleh pihak yang
berlaga dalam pemilu baik pilpres atau pun pilkada. Surat tersebut akan kami
gunakan dengan perubahan-perubahan sekedarnya agar sesuai dengan
lembaga pendidikan kami.

Perlu kami sampaikan bahwa kami tidak memiliki contoh/format MOU/


surat perjanjian yang anda maksud. Yang kami lakukan sebelum pemilu
dilaksanakan adalah deklarasi yang dibacakan oleh para calon dan disaksikan
oleh publik serta ditanda tangani oleh para calon. Berikut kami emailkan
contoh deklarasi yang kemarin dilakukan pada pemilu presiden, mohon
dipergunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Permohonan Informasi
RDH Pileg
Tanya :
Selamat pagi, kepada yang terhormat Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID), Komisi Pemilihan Umum (KPU) - RI di tempat. Langsung
saja, surat yang saya ajukan ini ada kaitannya dengan tata cara pengajuan
permohonan informasi publik kepada KPU Pusat.
Lewat mekanisme itu permohonan ini saya ajukan untuk mendapatkan
informasi dan data sebagai berikut : Pertama, Data Rekapitulasi Hasil (DRH)
Pemilihan Legislatif DPRD Tk I & II. Dan yang kedua, DRH untuk setiap anggota
DPRD Tk. I & Tk. II.
Demikian surat ini saya buat. Atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya,
Bona, S.Kom, M.H
Jl. Sungai Gerong No. 8 - 10. Jakarta Pusat.
Redaksi Situs Berita Bacaini.Com
Mahasiswa Pasca Sarjana (Doktoral) UNJ Bid. SDM

Jawab :
Selamat pagiBona. Terima Kasih atas pertanyaan yang saudara kirim, mohon
maaf apa bila kami terlambat menjawabnya. Begini, permohonan informasi yang
anda ajukan telah kami catat dalam formulir permohonan informasi dengan
nomor : 017/PPID/Form/I/2015 tanggal 27 Januari 2015.
Perlu kami sampaikan bahwa data yang anda minta mengenai rekap hasil
pemilihan legislatif dapat anda akses di situs resmi KPU :http://www.kpu.
go.id/koleksigambar/952014_Penetapan_Hasil_Pileg.pdf.
Sementara untuk DRH Anggota DPRD juga dapat diakses di situs KPU :http://
www.kpu.go.id/index.php/pages/detail/2015/349.
Demikian jawaban yang kami sampaikan apabila saudara Bona ingin
bertanya lagi silahkan kirim via email ke redaksi, dengan senang hati kami
siap melayani kebutuhan Anda. Terima Kasih.

Ayo, Bersuara Dalam Demokrasi


Rubrik KPU Menjawab disediakan untuk
menampung segala bentuk pertanyaan tentang
perkembangan demokrasi di Indonesia. mohon
disertai dengan foto penulis dan biodata lengkap.
Tulisan ditujukan ke email : info@KPU.go.id.
Diutamakan materi pertanyaan yang
berkaitan dengan pelayanan KPU di
berbagai daerah.

Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih yang sebesarEdisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

61

serba serbi

Gunakanlah Asi Sejak Dini


Buat ibu-ibu pegawai KPU yang sedang hamil atau
sudah memiliki balita ada baiknya menggunakan Air
Susu Ibu (ASI) untuk buah hati tercinta.
Suara KPU-Manfaat pemberian
ASI ekslusif saat ini merupakan tren
positif di masyarakat, tak terkecuali
ibu menyusui yang berstatus pegawai
negeri dan karyawati di sebuah
perusahaan swasta. Jadi, gunakanlah
ASI sejak dini ketika bayi keluar dari
rahim. Sebab, ketika itulah cairan
cholostrum yang terdapat pada ASI
langsung menjadi benteng yang
tangguh untuk memperkuat sistem
kekebalan tubuh bayi, tutur Indri,
relawan pegiat kesehatan ibu ketika
ditemui beberapa waktu lalu.
Lanjut dia, terbukanya kesadaran
masyarakat mengenai pentingnya
pemberian ASI eksklusif untuk bayi
didasari pemahaman bahwa pemberian
makan terbaik untuk bayi memiliki
beragam manfaat yang sangat penting
diantaranya menurunkan risiko infeksi
akut seperti diare, pneumonia, infeksi
telinga, influenza, meningitis, infeksi
saluran kemih, dan berbagai potensi
penyakit lainnya.
Memang saat inipemberian
imunisasi telah menjadi alternatif
dalam pencegahan penyakit, namun
pemberian ASI ekslusif tetaplah tidak
dapat tergantikan. Sudah jadi kewajiban
seorang ibu untuk memberikan ASI
ekslusif kepada bayinya, dan lingkungan
harus mendukung pemberian ASI
ekslusif tersebut.
Pada sisi yang lain, saat ini seorang
ibu yang berstatus sebagai pegawai
negeri atau pekerja (karyawati) banyak
mengalami kesulitan saat memberikan
ASI kepada bayinya.
Bagi sebuah kantor, memberikan
waktu cuti kepada seorang ibu dari
masa persiapan kelahiran sampai masa
setelah kelahiran merupakan suatu
keharusan, umumnya 3 (tiga) bulan.
Namun, 3 bulan tersebut tentunya
masih kurang karena pemberian
ASI ekslusif idealnya 6 bulan untuk
pemberian ASI penuh dan sampai
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

62

2 tahun untuk pemberian ASI dan


makanan pendamping ASI.
Kondisi inilah yang mengharuskan
seorang ibu menyusui yang
bekerja harus pintar menyiasati
keterbatasan waktu memberikan
ASI secara langsung. Sebagai
contoh perhitungan kasar mengenai
perbandingan waktu bersama bayi
dengan waktu bekerja bagi seorang
pegawai yang sedang menyusui
adalah 12 jam bersama bayi (yang
masih dikurangi waktu istirahat dan
aktivitas lain di rumah) dan 12 jam
waktu di tempat bekerja (termasuk
waktu perjalanan berangkat dan
pulang kantor).

Komposisi waktu tersebut tentu


sangat tidak ideal apabila diukur dari
intensitas pemberian ASI ekslusif kepada
bayi.Salah satu solusi untuk tetap
memberikan ASI ekslusif kepada bayi
adalah dengan memerah ASI di sela-sela
waktu bekerja dan membekukannya
dalam wadah ASI (botol) untuk diberikan
di waktu yang lain kepada bayi (melalui
sendok atau dot).
Solusi ini tentunya membutuhkan

berbagai faktor pendukung untuk


dapat dilakukan secara optimal demi
tetap dapat memberikan ASI ekslusif
kepada bayi, diantaranya fasilitas
pojok ASI (ruang laktasi) sebagai
tempat memerah ASI, peralatan
memerah dan wadah penyimpan ASI
yang higienis, serta dukungan dari
lingkungan sekitar (suami, keluarga
dan teman sekantor).
Sebagaimana disampaikan di atas,
pemberian ASI ekslusif melalui
pembekuan ASI memerlukan berbagai
faktor pendukung, di antaranya
fasilitas khusus bagi seorang ibu
menyusui. Dewasa ini, telah banyak
institusi baik negeri maupun swasta
yang menyediakan ruang laktasi di
gedung kantornya, namun tak sedikit
yang masih belum memiliki fasilitas
tersebut.
Ruang laktasi ini diperlukan untuk
memberikan kesempatan secara
khusus bagi seorang karyawati yang
menyusui untuk memerah ASI. Ruang
ini dibutuhkan karena dalam proses
memerah ASI dibutuhkan ruang dan
kondisi yang nyaman bagi seorang
ibu.

serba serbi

Fasilitas lain yang juga diperlukan oleh


seorang pegawai yang menyusui adalah
ketersediaan waktu yang cukup untuk
dapat menyusui atau memerah ASI di
waktu kerja.

atau memerah ASI di toilet karena


tempat ini merupakan salah satu tempat
yang paling banyak mengandung bakteri
ataupun kotoran-kotoran lain yang dapat
mengkontaminasi ASI.

Negara telah mengatur dalam UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan bahwa Pekerja/
buruh perempuan yang anaknya masih
menyusu harus diberi kesempatan
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika
hal itu harus dilakukan selama waktu
kerja.

Ketersediaan ruangan khusus menyusui


atau memerah ASI akan berdampak
sangat besar bagi kualitas dan kuantitas
pemberian ASI oleh seorang ibu yang
bekerja, selain faktor mendasar lain yaitu
asupan gizi ibu menyusui itu sendiri.
Menyusui atau memerah ASI sangat
dipengaruhi oleh kondisi psikologis ibu,
menyusui atau memerah ASI dalam
keadaan nyaman, tenang, dan dalam
waktu serta tempat yang semestinya akan
meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI.

Ketentuan Pasal 83 UU Ketenagakerjaan


tersebut dapat diartikan pula tersedianya
waktu untuk memerah ASI bagi ibu
yang menggunakan cara pembekuan
ASI.Ketiadaan fasilitas ruang laktasi
maupun ketersediaan waktu yang cukup
akan memberikan dampak signifikan
bagi proses pemberian ASI yang
dilakukan oleh seorang ibu yang bekerja.

Pemberian ASI di Toilet


Sangat Berbahaya

Kenyamanan seorang ibu yang bekerja


untuk memberikan ASI, langsung atau
tidak langsung, akan berdampak pada
kinerja karyawan tersebut yang tetap
fokus bekerja karena kebutuhannya
sebagai seorang ibu menyusui sudah
tercukupi.

Banyak ibu yang menyiasati dengan


memanfaatkan ruang-ruang tertentu
yang ada di perkantoran seperti ruang
rapat, ruang perpustakaan, bahkan toilet
yang tentunya memiliki permasalahan
sendiri-sendiri. Ruang rapat dan
perpustakaan memang dapat menjadi
alternatif untuk menyusui atau memerah
ASI, namun kondisi berbeda tentunya
apabila ruang rapat atau perpustakaan
menjadi fasilitas yang sering digunakan
untuk aktivitas bekerja oleh orang lain.

Bulan Maret 2012 yang lalu menjadi


bulan yang menggembirakan bagi
para ibu menyusui, pemerintah telah
mengeluarkan peraturan khusus yang
mengatur mengenai pemberian ASI
ekslusif yakni Peraturan Pemerintah
Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif.
Peraturan ini merupakan turunan
dari peraturan yang lebih tinggi yaitu
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Pasal 128 ayat (2)
dan ayat (3) UU ini mengatur bahwa

Lebih berbahaya lagi adalah menyusui

Selama pemberian air susu ibu, pihak

keluarga, pemerintah, pemerintah


daerah, dan masyarakat harus
mendukung ibu bayi secara penuh
dengan penyediaan waktu dan fasilitas
khusus, dan penyediaan fasilitas khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diadakan di tempat kerja dan tempat
sarana umum.

UU ini juga menjamin hak bayi untuk


mendapatkan ASI secara ekslusif yang
lalu dituangkan dalam PP tentang
Pemberian ASI Ekslusif di atas.Dalam
hubungannya dengan penyediaan
fasilitas untuk ibu menyusui di kantor,
PP di atas mengatur bahwa pengurus
tempat kerja harus menyediakan fasilitas
khusus untuk menyusui dan/atau
memerah ASI sesuai dengan kondisi
kemampuan perusahaan.
Tempat kerja yang dimaksud dalam
PP ini adalah perusahaan, perkantoran
milik pemerintah, Pemerintah daerah,
maupun swasta. Selanjutnya, PP
ini juga mengharuskan pengurus
tempat kerja untuk wajib memberikan
kesempatan kepada ibu yang bekerja
untuk memberikan ASI eksklusif
kepada bayi atau memerah ASI selama
berada di tempat kerja dan untuk
melaksanakannya harus membuat
peraturan internal.
Dari ketentuan yang diatur dalam PP
di atas, sudah seharusnya perusahaan
menyediakan fasilitas yang memadai
sesuai kemampuan perusahaan untuk
menyediakan fasilitas khusus untuk
karyawati yang menyusui atau memerah
ASI selama waktu dan di tempat kerja.
(Bowo/Ismail)
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

63

Suara Galeri Pusat

Bahas Persiapan
Pilkada Serentak:
Ketua KPU, Husni Kamil Manik
beserta para komisioner
yakni Arief Budiman, Ferry
Kurnia Rizkiyansyah, Hadar
Nafis Gumay, dan Sekjen
KPU Arif Rahman Hakim
menemui Presiden Jokowi
untuk membahas persiapan
pelaksanaan pilkada langsung
dan serentak di Kantor
Kepresidenan, Jl Medan
Merdeka Utara, Jakarta Pusat,
Selasa (10/2/2015). Dalam
pertemuan itu, disampaikan
bahwa institusi KPU siap
menyelenggarakannya
sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang
berlaku

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

64

Suara Galeri Pusat

Dialog regional Penyandang Disabilitas: Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI memberikan sambutan dalam acara Dialog Regional ke-3 Akses Pemilu
untuk Penyandang Disabilitas yang diselenggarakan AGENDA, Rabu (28/1) di JW Luwansa Hotel, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU)
dalam pelaksanaan pemilu akan memprioritaskan hak politik penyandang disabilitas dalam pelaksanaan pemilu

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

65

Suara Galeri Pusat

KUNJUNGAN
KPU FILIPINA:
Komisioner KPU Sigit
Pamungkas, Hadar
Nafis Gumay, Arief
Budiman, Ferry Kurnia
Rizkiyansyah, menerima
kunjungan delegasi
Ketua Komisi Pemilihan
Umum Filipina, Vigilio
Garcillano pertengahan
Januari lalu.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

66

Suara Galeri Pusat

BELAJAR DEMOKRASI
SEJAK USIA DINI:
Dalam rangka untuk
meningkatkan partisipasi
pemilih di usia dini KPU pusat
siap menerima kunjungan
siswa sekolah dasar. Beberapa
waktu lalu, puluhan siswa
dari SD Santa Belamirnus
mengunjungi kantor KPU
pusat. Dengan tangan terbuka
dan penuh kehangatan
seluruh staf KPU menyambut
kedatangan mereka.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

67

Suara Galeri Pusat

PIMPINAN KPU TEMUI WAPRES: Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla menerima kunjungan rombongan KPU pusat di Istana Wakil Presiden RI, Jumat (30/1). Dalam
pertemuan itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Husni Kamil Manik beserta seluruh Komisioner KPU RI, dan Sekretaris Jenderal KPU RI: Hadar Nafis Gumay, Arief
Budiman, Juri Ardiantoro, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Ida Budhiati, Sigit Pamungkas menyampaikan rencana perubahan struktur organisasi dan tata kerja KPU.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

68

Suara Galeri DAERAH

KPU NTT Lantik Pejabat Eselon IV


Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara
Timur Drs. Ubaldus Gogi pada hari Senin tanggal 22 Desember
2014 resmi melantik 10 (sepuluh) Pejabat Struktural Eselon
IV-a pada beberapa Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Timur. Acara ini bertempat
di Aula Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

KPU Sulsel Terima PPL Mahasiswa IAIN


Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo
menggelar kegiatan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) selama 5 hari di Kantor KPU Provinsi Sulawesi
Selatan. Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal
12 -17 Januari 2015 itu diserahkan oleh Dosen
Pembimbing Suprisno Baderan, M.Si dan langsung
diterima oleh Kabag. Program, Data, Org dan SDM
Drs. Adnan Tahir.

Bupati SergAi Menerima Kunjungan KPU Daerah


Bupati Serdang Berdagai (Sergai) H. Soekirman menerima audensi Ketua Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Sergai Muhammad Sofyan ST di ruang kerja Bupati,
Kompleks Kantor Bupati Sergai di Sei Rampah, Sabtu (4/2).

KPU Kota Solok dan Forkominda Gelar Rapat Koordinasi


KPU Kota Solok melakukan rapat koordinasi dengan Forkominda Kota Solok,
Selasa 27 Januari 2015.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

69

Suara Selebritis

n Sandra Dewi :

Pemilu Itu Harus


Transparan
Usai nyoblos, aktris cantik Sandra Dewi langsung memajang
foto dirinya di akun instagram miliknya. Dengan latar belakang
TPS, Sandra terlihat tampil lebih anggun dari biasanya. Saat itu,
ia mengenakan busana yang sederhana; kaus putih danripped
jeans.
Sandra pun membiarkan rambut panjang hitamnya terurai
hingga sebatas pinggang. Bajunya memang sederhana, tapi
Sandra berhasil memikat publik dengan senyumnya yang
penuh sensual. Berkacamata hitam besar Giorgio Armani
membuat penampilan Sandra Dewi semakin menarik. Jadi tak
perlu heran, jika wanita ini laris manis membintangi berbagai
produk kecantikan.
Jakart Suara KPU- Bagi Sandra Dewi, pemilu itu harus langsung
umum bebas dan rahasia (luber). Jangan penuh intrik. Dan
trasparan, tuturnya. Menurut dia, tampil cantik itu perlu dan harus
di mana saja. Termasuk di TPS, ujar Sandra Dewi yang mengaku
senang bisa ikut pesta pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

Pada akun Instagram pribadinya, @sandradewi88, nampak


wanita berkulit ini terdokumentasi sedang memamerkan jari
kelingkingnya yang sudah bertinta biru. Dewi pun kembali
mengungkapkan bahwa dirinya senang dapat berpartisipasi
dalam Pilpres yang lalu. Kalau nanti ada pemilu lagi, aku
datang pagi-pagi lagi deh, imbuhnya lagi.

n Tina Toon :

Datang Sendirian
Suara KPU-Pesta demokrasi yang berlangsung pada 09 April lalu, buat Tina Toonita
memiliki kesan tersendiri. Menurut penyanyi berwajah cantik itu, tingkat kedewasaan
politik rakyat Indonesia saat ini sudah semakin baik. Tak seperti pemilu sebelumnya
(di jaman orde baru), pemilu kali ini lebih demokratis dan kondusif, pungkasnya lagi
saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Lanjut Tina, Indonesia sekarang ini sedang memasuki era demokrasi yang
menggembirakan. Keberhasilan ini tak lepas dari peran seluruh rakyat Indonesia,
terutama KPU di tingkat pusat dan daerah, imbuhnya lagi. Ketika ditanya apakah
sempat bingung ketika berada di bilik suara, dengan lugas ia menjawab,Gak usah
bingung. Pilih aja caleg yang udah kita kenal.
Tina memiiki kiat sendiri untuk mengetahui sepak terjang calon yang dipilihnya.
Untuk mengetahui sepak terjangnya bisa langsung browsing di internet, ujarnya. Saat
mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS), kata Tina, tak ditemani keluarga. Alias
sendirian. Iya tuh. Waktu itu Tina sendirian. Sebel deh. Tapi gak papa sih kan oma dan
adikku gak satu TPS. KTPnya beda jadi TPSnya juga beda, terang Tina dengan penuh
manja.
Pilihan politik tiap individu, ucap Tina, tak harus selalu sama. Bisa beda, mas, ujarnya lagi.
Soal pengalamannya di bilik suara, Tina mengaku bukan pertama kali. Sebab, ujar Tina,
sebelumnya sudah belajar saat mencoblos pemilihan gubernur DKI Jakarta beberapa
waktu lalu.Jadi cara-caranya sudah tahu, kata mantan artis cilik itu kembali.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

70

Suara Selebritis

n Ahmad Dhani :

Memenuhi Hasrat Demokrasi


Bersama Istri Tercinta
Suara KPU-Penyanyi terkenal Ahmad Dhani datang ke TPS tidak
sendirian, melainkan ditemani istri tercinta, Mulan Jameela. Warga
negara yang baik itu harus mendukung pemilu. Boikot pemilu itu
merupakan perbuatan yang tidak baik. Jadi, yang gitu-gitu jangan ditiru
deh, tuturnya. Pentolan grup band Dewa 19 itu tercatat menggunakan
hak pilihnya dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) di
Tempat Pemungutan Suara (TPS) 064, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Tanpa menggunakan jaket atau seragam militer, Dhani justru tampil
dengan kemeja berwarna putih dipadu celana jeans berwarna hitam abuabu berpeci. Saya datang ke TPS sama istri dan kakak untuk memenuhi
panggilan demokrasi, ujarnya. Pemilu yang lalu, kata Dhani, merupakan
pemilu terseru yang pernah dialaminya. Bagaimana tidak, lanjut dia,
masyarakat terpecah menjadi dua kubu hanya karena membela calon
presiden dan wakil presiden masing-masing. Masyarakat terpecah jadi
dua bagian. Penggemar sinetron, pasti suka yang pencitraan. Satunya
suka yang realistis, ungkap Dhani.

Setelah nyoblos, Dhani yang dikenal selalu tampil nyentrik itu


langsung memperlihatkan jari tengahnya yang sudah berlumur tinta
biru pemilu.

n Bim-bim :

Nyoblos di TPS 015


Jakarta, Suara KPU-Pentolan grup band Slank, Bimo
Setiawan atau akrab disapa Bimbim memiliki keunikan
tersendiri usai menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan
presiden di TPS 015, Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Setelah masuk bilik suara, Bimbim sempat melakukan aksi selfie
di depan TPS. Selfie dulu ah, kata Bimbim sambil memamerkan
dua jarinya yang sudah tercelup tinta ungu.
Baginya, pemilu adalah suatu hal yang penting bagi negara
Indonesia dalam menentukan masa depan pemerintahannya.
Penting banget. Karena masa depan bangsa ini ditentukan
lewat pemilu. Sebab, dari pemilu akan lahir pemimpin baru
yang dicintai rakyat, tandasnya lagi.
Bim-bim datang ke TPS bersama sang ibu, Bunda Iffet, dan
istrinya Reni Keduanya dilaporkan berjalan kaki menuju lokasi
pemungutan suara yang hanya berjarak 50 meter dari markas
Slank. Ia berharap di pemilu yang akan datang KPU dapat
meningkatkan angka partisipasi pemilih. Terutama para
pemilih pemula, lansia dan penyandang disablitas, katanya lagi.

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

71

Suara Pustaka

Menjaga Peradaban
Kecerdasan Pemilih
Salah satu tokoh demokrasi dunia terkemuka, Abraham Lincoln menyebutkan, dalam demokrasi itu
ada sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Maka ketika
bicara demokrasi, berarti di dalamnya ada peran rakyat yang siap menjadi pemilih sekaligus pengawal
terhadap jalannya proses demokrasi itu sendiri.
Suara KPU-Literatur tentang peran
pemilih dalam demokrasi telah banyak
ditulis penulis-penulis dunia. Namun, tidak
ada salahnya jika pembaca menengok
sejenak goresan tinta dari penulis lokal
yang juga mengupas hal yang sama
tentang kecerdasan pemilih Indonesia.

Berdemokrasi.
Menariknya, buku ini langsung menyasar
subjek strategis kelompok pemilih.

Pada konteks pemilu misalnya,


kesadaran kritis politik warga negara
sebagai pemilik kedaulatan dapat
secara langsung menentukan pilihan
terhadap orang-orang yang dipercaya
untuk mewakili kepentingannya.

Pertanyaannya, sudah cerdaskah pemilih


Indonesia?. Buku berjudul : Cerdas
Berdemokrasi bisa dijadikan salah satu
rujukan untuk menjawab pertanyaan
di atas. Buku ini mengupas kelemahan
dan kekuatan pemilih Indonesia dalam
berdemokrasi. Buku ini juga mengulas
tentang pentingnya kecerdasan partisipasi
politik pemilih bagi kelangsungan
peradaban demokrasi Indonesia.

Sebaliknya, pemilu yang hanya


dilakukan sekedar memobilisasi
rakyat untuk datang ke Tempat
Pemungutan Suara (TPS), tanpa
mengetahui tujuan dan dampak
pilihannya, membuat demokrasi
tampak sebagai ritual dan
selebrasi semata. Artinya, pemilu
yang dilaksanakan dengan cara
membangun kesadaran politik kritis
rakyat serta pemenuhan hak atas
informasi publik merupakan bentuk
dari demokrasi yang baik.

Selain itu, di dalam buku ijuga


digambarkan betapa pentingnya
partisipasi pemilih memperkuat mutu
demokrasi itu sendiri, tidak hanya saat
ini, tapi untuk selamanya. Buku ini juga
menerangkan dengan lugas hidupmati demokrasi yang tergantung
penuh pada kecerdasan pemilih.
Dengan gaya bahasa yang jauh dari
teoritis, serta menghindari unsur isme,
disajikan dengan bahasa bertuturdialogis. Diharapkan, buku ini secara
praktis dapat menjadi sumber informasi
bagi pemilih dalam memahami pemilu,
memahami proses politik di Indonesia,
dan bagaimana seharusnya demokrasi
dijalankan.
Buku Cerdas Berdemokrasi ini didesain
secara berseri yakni mulai dari Anak
Muda Cerdas berdemokrasi, Umat
Beragama Cerdas Berdemokrasi,
Komunitas Pinggiran Cerdas
Berdemokrasi, Perempuan Cerdas

meningkatkan pengetahuan masyarakat


terhadap hak berpolitik. Peningkatan
pengetahuan nantinya akan mendorong
tumbuhnya kesadaran politik dan sikap
kritis setiap warga terhadap proses
politik yang tengah berjalan.

Mereka adalah anak muda sebagai


pemilih pemula, perempuan dan
komunitas pinggiran yang seringkali
mendapat perlakuan diskriminatif,
dan umat beragama. Mereka
adalah kelompok pemilih strategis
yang seringkali tidak sadar dalam
menggunakan hak dan kewajiban
berpolitiknya.
Karena itu, dalam partisipasi politik,
pendidikan politik menjadi penting untuk

Akan tetapi, buku ini kembali


menegaskan bahwa partisipasi tidak
saja dibutuhkan saat pemilu saja.
Setelah pemilu selesai, partisipasi
warga negara sebagai kontrol terhadap
jalannya pemerintahan lebih penting
dari menghadiri seremonial pemilu itu
sendiri. (MI)

Judul Buku : Cerdas Berdemokrasi


Penerbit : Ar Raafi
Penulis
: Roni Tabrani, Nunung Sanusi,

Kelik Nursetiyo Widiyanto

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

73

Suara pakar

Reformasi Birokrasi
Penyelenggara Pemilu
Oleh :
Kurniawan Lutfi P
Tenaga Ahli Bidang Reformasi Birokrasi KPU RI

Sejalan dengan Program Reformasi Birokrasi yang dicanangkan oleh Pemerintah, maka KPU telah
menetapkan program reformasi menjadi bagian dari program dan kegiatan prioritas, walaupun
dapat dikatakan sedikit terlambat mengingat instansi lain telah lebih dahulu melaksanakan program
Reformasi Birokrasi sejak tahun 2010.
Suara KPU-Keterlambatan dalam
mengikuti program Reformasi Birokrasi
ini tak lain disebabkan karena segenap
jajaran KPU fokus dalam mempersiapkan
tahapan pemilu yang dapat dikatakan
sukses digelar pada tahun 2014.
Akan tetapi bukan berarti KPU tidak
melaksanakan program Reformasi
Birokrasi sama sekali. Sejak tahun 2012,
Setjen KPU telah mempersiapkan
pelaksanaan program Reformasi
Birokrasi.

Perencanaan Reformasi Birokrasi KPU


antara lain dimulai dengan menjelajah,
lalu menyusun dan melaksanakan
kegiatan Analisis Jabatan (Anjab), Analisa
Beban Kerja (ABK), Evaluasi Jabatan,
terkait kegiatan Manajemen Perubahan
dan pengembangan E-Gov dalam
mendukung tahapan Pemilu 2014.
Untuk penerapan e-gov misalnya
yang merupakan salah satu bagian
dari program Reformasi Birokrasi,
membawa cerita tersendiri mengenai

suksesnya penyelenggaraan pemilu 2014


khususnya pada saat pemilu presiden.
Pada waktu itu, penerapan e-gov dalam
hal ini tampilan scan formulir C1 dapat
langsung dilihat pada situs KPU.
Sehingga, seluruh pemilih dimanapun
dia berada, dapat melihat rekapan
formulir C1 tersebut selama jaringan
internet di lokasi itu tak mengalami
gangguan. Dengan keterbukaan akses
ini membawa semangat transparansi
hasil pemilu dan secara tidak langsung
dapat mengurangi potensi konflik
karena kedua belah pihak yang berseteru
dapat langsung beradu data akurat yang
tersedia pada website KPU.
Untuk program lainnya, seperti
program analisa jabatan serta analisa
beban kerja, membuat KPU dapat
menempatkan pegawai pada posisi
yang sesuai dengan kemampuan nya
atau dengan kata lain the right man
on the right place, on the right time.
Program ini memang tidak langsung
bersentuhan dengan publik, akan
tetapi dampaknya akan dirasakan
melalui peningkatan profesionalisme
KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Hasil yang diharapkan Setjen KPU
dari upaya mengatasi permasalahan
melalui program dan kegiatan Reformasi
Birokrasi di atas adalah perubahan
dan pembaruan yang lebih baik pada
8 (Delapan) area perubahan sesuai
sasaran dan indikator keberhasilan
yang ditetapkan dalam pemerintah
melalui Permen PAN dan RB Nomor 11
tahun 2011 Tentang Kriteria dan Ukuran

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

74

Suara pakar

Yang lebih penting adalah perlunya dukungan serta dorongan dari jajaran
pimpinan untuk lebih mengakselerasi terjadinya perubahan di lingkungan
KPU. Hal ini karena pimpinan instansi memegang peranan dominan dalam
mendorong terlaksananya Reformasi Birokrasi pada suatu instansi.
Keberhasilan Reformasi Birokrasi.
Antara lain : (1) Organisasi Setjen
KPU yang tepat fungsi yang mampu
mendukung pencapaian visi, misi,
tujuan dan sasaran strategis KPU
dengan dukungan struktur, tata kerja
dan uraian tugas yang jelas dan tidak
tumpang-tindih serta indikator kinerja
yang terukur dari unit terkecil sampai
unit terbesar. (2) Prosedur dan sistem
kerja yang jelas, efektif, efisien dan
terukur melalui pembangunan SOP dan
sistem informasi e-government yang
terintegrasi dengan berbagai aplikasi
utama yang diperlukan unit kerja
dan masyarakat/instansi pemerintah/
stakeholder.
(3) Menurunnya peraturan perundangundangan yang dikeluarkan oleh Setjen
KPU yang disharmonis dan tumpangtindih dengan peraturan perundangundangan lain. (4) Peningkatan kualitas
dan kompetensi SDM Aparatur Setjen
KPU yang didukung dengan sistem
manajemen SDM yang handal, dari
perencanaan kebutuhan pegawai, sistem
rekruitmen, formasi dan penempatan,
pola karir dan sistem informasi
kepegawaian yang handal.
(5) Sistem pengawasan yang memberikan
dampak pada kepatuhan dan efektivitas

pengelolaan keuangan negara Satuan


Kerja di lingkungan Setjen KPU. (6)
Peningkatan akuntabilitas dan kinerja unit
kerja di lingkungan Setjen KPU.
(7) Peningkatan kualitas pelayanan
publik yang diwujudkan dalam standar
pelayanan minimal dan keterlibatan
stakeholder dalam peningkatan
pelayanan. (8) Perubahan pola pikir
dan budaya kerja pegawai Setjen KPU
yang terwujud dalam peningkatan
profesionalitas pegawai, berkinerja
tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu
melayani publik dan memegang teguh
kode etik aparatur negara.
Sebagai reward KPU dalam mengikuti
program Reformasi Birokrasi, maka
melalui Peraturan Presiden Nomor 189
tahun 2014, pemerintah menyetujui
pembayaran tunjangan kinerja bagi
pegawai di lingkungan Komisi Pemilihan
Umum. Dengan tambahan penghasilan
berupa tunjangan kinerja ini, diharapkan
program Reformasi Birokrasi KPU dapat
berjalan dengan lebih cepat menuju
kepada perbaikan yang diinginkan.
Disertai dengan peningkatan
profesionalisme dari pegawai KPU.
Dengan begitu, kalau payung hukum
dan mekanismenya sudah jelas maka

tunjangan kinerja pegawai KPU dapat


segera dicairkan. Apakah ada perubahan
yang dirasakan oleh pengguna layanan
sekarang ini ketika Reformasi Birokrasi
KPU sudah berjalan?
Rasanya terlalu dini untuk melakukan
penilaian apakah sudah ada perubahan
dengan adanya Reformasi Birokrasi
ini, dikarenakan program ini dapat
dikatakan secara resmi baru saja berjalan
setelah tahapan pemilu 2014 selesai
dilaksanakan. Akan tetapi yang jelas, kita
patut mengapresiasi niat dan semangat
birokrat KPU dalam menjalankan
program Reformasi Birokrasi secara
konsisten dan berkelanjutan.
Yang lebih penting adalah perlunya
dukungan serta dorongan dari jajaran
pimpinan untuk lebih mengakselerasi
terjadinya perubahan di lingkungan
KPU. Hal ini karena pimpinan instansi
memegang peranan dominan dalam
mendorong terlaksananya Reformasi
Birokrasi pada suatu instansi.
Dan dengan dukungan pimpinan,
perubahan birokrat KPU yang bersih dan
melayani serta menjadi bagian dari sukses
nya penyelenggaraan pemilu akan dapat
menjadi kenyataan di kemudian hari.
Salam Reformasi Birokrasi!
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

75

Suara Publik

Membangun Citra KPU


Dengan Layanan Faktual
Buruknya pelayanan birokrasi Indonesia bagi mahasiswa asing memang menjadi momok yang
menakutkkan. Sebenarnya, minat mahasiswa asing untuk melakukan penelitian di Indonesia
sangat tinggi. Namun, lantaran buruknya pelayanan birokrasi itu membuat mahasiswa asing
berpikir dua kali untuk bertandang ke sini.
Suara KPU-Saya pun sebagai
mahasiswa Department of International
Economic Policy, Unversity of Freiburg
Germany sempat mendapat masukan
dari teman-teman tentang buruknya
pelayanan di Indonesia. Tapi, sebagai
manusia saya harus menunjukkan sikap
optimis di hadapan semua orang. Saya
berusaha meyakinkan diri bahwa di
sana pasti ada semangat perbaikan.
Untuk menyakinkan itu semua saya
pun kemudian search di google tentang
reformasi birokrasi Indonesia.
Memang, masih pro kontra. Tapi saya
meyakini ingin mencoba lebih dahulu
sebelum menarik kesimpulan tersebut.
Sebagai asisten peneliti di The Institute
of Economic Research, Department of
International Economic Policy, Unversity
of Freiburg Germany yang sedang
meneliti tentang perkembangan
jalannya demokrasi yang terjadi di
Indonesia membuat saya berhubungan
dengan berbagai instansi terkait.
Termasuk Komisi Pemilihan Umum. Saya
pun kemudian mencoba menghubungi
KPU. Saya pun terkejut. kabar tentang
pelayanan buruk di KPU itu tidak benar.
Lalu, sempat terlintas dalam benak

mendapatkan dukungan yang luar biasa


dari Humas KPU. Permohonan saya
ditangani dengan cepat dan santun.
Mereka bekerja professional. Sehingga,
keberadaan saya di Jakarta pun dapat
ditempuh dengan singkat. Intinya,
pengumpulan informasi yang saya
butuhkan tidak memakan waktu yang
terlalu lama.

saya apakah ada yang salah dengan


Indonesia?. Apakah saya sedang
bermimpi?.
Ternyata tidak. Ini benar-benar Indonesia.
Saya pun salut dengan petugas KPU,
meski banyak orang luar negeri bahkan
saudara sebangsa sendiri yang sering
mencela dan menebar fitnah tentang
kemampuan birokrasi Indonesia ternyata
itu semua kantong sampah. Selama
melakukan penelitian di Indonesia, saya

Atas dedikasi itu semua, saya selalu


mengingat terus kebaikan, kesantunan
dan keramahan yang ditunjukkan oleh
selurung pegawai staf Humas KPU.
Sempat terlintas dalam benak saya,
andai saja ini bisa terjadi 20 tahun
yang lalu Indonesia bisa menjadi
5 negara maju di dunia. Tolong
pertahankan ini. Akhir kata, jujur saya
rindu sekali dengan keramahan dan
keelokan budaya Indonesia. Mungkin
lain waktu saya akan berkunjung lagi
ke Indonesia. Ingin sekali rasanya
kerjasama itu terjalin lagi di masa-masa
mendatang. Terimakasih.
Gerrit J. Gonschorek,
Mahasiswa Department of
International Economic Policy
Unversity of Freiburg Germany

Memang, masih pro kontra. Tapi saya meyakini ingin mencoba lebih
dahulu sebelum menarik kesimpulan tersebut. Sebagai asisten peneliti di
The Institute of Economic Research, Department of International Economic
Policy, Unversity of Freiburg Germany yang sedang meneliti tentang
perkembangan jalannya demokrasi yang terjadi di Indonesia membuat
saya berhubungan dengan berbagai instansi terkait.
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

76

Suara Publik

KPU Melebihi Ekspektasi yang Sempat


Saya Bayangkan Sebelumnya
Ketika saya pertama kali mengirim permohonan informasi publik kepada KPU,
terus terang saya tidak berharap banyak. Diterima ya syukur, tidak diterima ya
Alhamdulillah.
yang ditentukan KPU di websitenya langsung mendapat respon
yang baik. Dalam satu minggu
saya mendapat jawaban bahwa
permohonan sudah diterima
dan diberikan nomor referensi.
Setelah permohonan dipelajari,
saya diberitahukan kembali via
email bahwa sebagian data digital
dapat saya salin langsung dengan
flash drive dan sebagian lagi perlu
difotokopi. Ah, ini sungguh luar
biasa.

Yang penting buat saya, lakukan


dulu sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan. Minimal, ada usaha yang
bisa dijadikan pembelajaran kepada
generasi yang akan datang tentang
bagaimana sistematika permohonan
informasi publik yang sebenarnya.
Saya ingin sekali mencoba itu semua.
Ternyata, setelah saya melakukannya,
KPU melebihi ekspektasi yang sempat
saya bayangkan sebelumnya. Mereka
bekerja dengan penuh profesional.
Sekali lagi, ini bukan mengadaada atau karena faktor tertentu.
Bukan. Saya tegaskan ini bukan
settingan berbungkus pencitraan.
Tapi ini adalah realitas yang terjadi
dilapangan. Mereka bekerja penuh
profesional.

Permohonan informasi yang saya


lakukan via email sesuai format

Pemanfaatan tekonologi itu membuat


kebutuhan setiap pemohon dapat
dipenuhi dengan cepat dan murah.
Ketika saya datang ke kantor KPU,
prosesnya simple dan tidak berbelitbelit. Data langsung disalin, dan
dokumen yang lain segera di-order
agar kemudian bisa langsung
difotokopi.
Yang mengejutkan lagi semua
pelayanan itu tidak dikenakan biaya
satu rupiah pun. Semua gratis. Sebab,
petugas KPU di sana menjelaskan
bahwa pelayanan itu merupakan
bagian dari informasi publik yang
dibutuhkan masyarakat. Yang saya
bayar hanya biaya foto kopi dan biaya
pengiriman hasil foto kopian ke rumah,
itu pun dilakukan dengan transfer
bank. Benar-benar sangat responsif,
transparan, profesional. Saya berharap
standar pelayanan itu dipertahankan.
Dan, akan lebih baik lagi ditularkan
ke seluruh perangkat KPU yang ada di
daerah. Terima kasih KPU!
(MulyaAmri, Mahasiswa)

Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

77

Refleksi

Menuju Organisasi KPU Tepat Fungsi & Ukuran


Oleh :
K A D A R S E T Y A W AN

(Kasubbag Pemberitaan & Penerbitan Informasi Pemilu)

Tugas dan fungsi pemerintah untuk menjawab dan menghadapi berbagai tantangan yang selalu terbarukan dan
semakin komplek adalah menciptakan birokrasi pemerintah professional dengan karakteristik, berintegrasi,
berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.
Suara KPU-Upaya pemerintah itu salah
satunya dengan melahirkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, pada tanggal 15 Januari
2014. Ini merupakan penyempurnaan dari
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian. Penyempurnaan
peraturan perundang-undangan
juga sebagai upaya untuk menjawab
dinamika tuntutan nasional dan
tantangan global.
Muara dari upaya menghadapi
tantangan yang selalu terbarukan
dan makin komplek tersebut,
sebenarnya adalah terwujudnya
reformasi birokrasi di tubuh
pemerintahan. Reformasi
birokrasi pada hakikatnya
merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap
sistem penyelenggaraan
pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek
kelembagaan (organisasi),
ketatalaksanaan (business prosess) dan
sumber daya manusia aparatur.
Permasalahan atau hambatan yang
menyebabkan sistem penyelenggaraan
pemerintah tidak dapat berjalan dengan
efektif dan efisien, diupayakan dapat
ditataulang / diperbarui sehingga mampu
sebagai pijakan dalam menghadapi
tantangan yang ada di depan, karena itu
merupakan peluang bagi perwujudan
kesejahteraan bangsa dan negara.
Berbicara soal reformasi birokrasi,
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai
penyelenggara pemilihan umum (pemilu),
yang di dalamnya dikelola personel yang
tidak saja berasal dari kalangan profesional,
independen, dan mandiri yang lebih
dikenal dengan sebutan Komisioner
KPU, tetapi di dalamnya juga terdapat
personel yang merupakan aparatur sipil
negara, dalam menyelenggarakan tugas
dan fungsinya menganut, berpijak, dan
berpedoman pada ketentuan aparatur sipil
Edisi Januari-Februari 2015

Suara KPU

78

negara.
Langkah menuju arah personel KPU yang
mampu menjawab tantangan ke depan
dan meluluh-lantakkan hambatan untuk
perwujudan keefektifan dan keefisienan
yakni dengan berpijak pada misi reformasi
birokrasi, yaitu pertama dengan membentuk

Dengan langkah-langkah di atas harapan


personel KPU, khususnya sebagai aparatur
sipil negara adalah: Organisasi tepat fungsi
dan tepat ukuran, sistem, proses dan
prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,
terukur dan sesuai prinsip-prinsip good
governance. Lalu, regulasi yang lebih tertib,
tidak tumpang tindih dan kondusif.
Kemudian, SDM aparatur yang
berintegritas, netral, kompeten,
capable, profesional, berkinerja
tinggi dan sejahtera, meningkatnya
penyelenggaraan pemerintahan
yang bebas KKN, terdongkraknya
kapasitas dan kapabilitas kinerja
birokrasi, pelayanan prima
sesuai kebutuhan dan harapan
masyarakat; serta terwujudnya
birokrasi dengan integritas dan
kinerja yang tinggi.

atau menyempurnakan peraturan perundangundangan dalam rangka melakukan penataan


dan penguatan organisasi, tata laksana,
manajemen sumber daya manusia aparatur,
pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan
publik, mind set dan culture set.
Kedua, mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, ketiga
mengembangkan mekanisme kontrol yang
efektif, dan keempat mengelola sengketa
administratif secara efektif dan efisien.
Untuk dapat mewujudkan misi reformasi
birokrasi itu, KPU telah menetapkan
langkah-langkah: membentuk tim
reformasi birokrasi, melakukan assessment
organisasi, menyusun road map, menyusun
job grading, merangcang manajemen
perubahan, merancang quick wins,
melakukan langkah-langkah optimalisasi
anggaran, menyiapkan lampiran dokumen
usulan, dan yang terakhir menyusun
dokumen usulan.

Salah satu wujud nyata yang telah KPU


lakukan yakni ketika proses rekrutmen
beberapa personel yang menduduki
eselon I dan II beberapa waktu lalu. KPU
menerapkan sistem itu berdasarkan
kecakapan (system merit) dan
keterampilan (skill). Dengan cara ini diharapkan
dapat memberikan kesempatan kepada
semua pegawai yang memiliki kualifikasi dan
kemampuan sesuai dengan bidangnya masingmasing untuk menduduki posisi tertentu.
Selain itu, KPU juga memberikan
penghargaan kepada mereka
yang berprestasi. Lembaga ini juga
siap menjawab berbagai tuntutan
masyarakat yang begitu dinamis dalam
penyelenggaraan pemilu di Indonesia.
Untuk mempercepat kualitas demokrasi
dan birokrasi kami berpesan kepada
para birokrat penyelenggara pemilu
yang telah senior, jadilah teladan bagi
para birokrat muda, dan bagi birokrat
muda majulah terus, penuhilah hasrat
reformasi birokrasi, lalu bangun demokrasi
di Indonesia melalui pengejawantahan
pemilu yang hasil-hasilnya memiliki
legitimasi tinggi dengan pelibatan
penuh dari seluruh bangsa Indonesia.
Wallahualambishshawab.

Anda mungkin juga menyukai