BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1
transaksi harian saham TLKM yang didapat dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa
Efek Indonesia (BEI), data yang digunakan oleh penulis adalah data dari Januari 2000
sampai dengan bulain Mei 2009. Data tersebut dimasukkan dalam software metastock dan
kemudian dibuat dalam bentuk chart. Dalam melakukan analisa, penulis menggunakan data
yang digabungkan dalam mingguan, bulanan dan kuartalan. Hal ini dilakukan dalam rangka
untuk memudahkan proses analisa, dan memperjelas sinyal pergerakan.
support (batas bawah), hal ini penting dilakukan sebagai informasi mengenai pergerakan
trend yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Seperti terlihat pada gambar IV.1 dibawah
ini:
49
50
Fast Stochastic.
51
52
overbought yang dilakukan investor pada awal tahun ini. Kemungkinan penurunan tersebut
adalah wajar dikarenakan para investor melakukan aksi ambil untung, setelah saham TLKM
menembus level tertinggi di tahun 2009 yaitu pada harga Rp. 8000 per lembar saham.
Besarnya kemungkinan penurunan kali ini adalah sampai pada level Rp. 6000 per lembar
saham dengan asumsi harga terendah atau support dari saham ini yang bisa terlihat dari
garis warna hijau terbawah, namun untuk kemungkinan hal tersebut terjadi sangat kecil,
karena saat ini kondisi perusahaan dalam keadaan baik terutama dalam bidang seluler yang
jumlah pendapatannya selalu meningkat dan berkontribusi sebesar 41.74% dari pendapatan
perusahaan pada tahun 2008.
Selain itu pada akhir dari garis Stochastic Oscillator %K (merah) terlihat adanya arah
yang mengarah keatas atau agak landai, hal ini adalah indikator positif bahwa kemungkinan
penuruna tidak akan terjadi terlalu dalam atau kemungkinan sudah terjadi keadaan oversold.
Penurunan yang terjadi satelah aksi ambil untung oleh para investor biasanya akan membuat
penguatan pada suatu saham semakin menguat, hal ini terlihat dalam saham TLKM ini telah
menembus titik support ke dua yaitu garis hijau kedua dari bawah.
Apabila dalam minggu-minggu kedepan setelah terjadinya penuruan terjadi kenaikan
harga saham, garis hijau kedua tersebut bisa jadi merupakan garis support dari saham ini,
hal ini berarti ada kemungkinan titik terendah dari saham TLKM ini bergeser menjadi Rp.
7000 per lembar saham, hal ini sesuai dengan trend dari pergerakan saham ini yaitu dengan
trend naik.
53
54
Untuk trend kenaikan saham ini berdasarkan grafik bulanan sudah memasuki titik
support kedua yaitu pada kisaran Rp. 7500 sampai dengan Rp. 8000 an perlembar saham,
jadi ada kemungkian bahwa titik terendah dari saham TLKM ini berada pada posisi tersebut.
Kenaikan pada saham ini bisa jadi sampai dengan titik tertingginya yang pernah terjadi pada
tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 12750 per lembar saham, namun untuk kembali mencapai
tingkat harga tersebut membutuhkan waktu yang lama. Untuk jangka waktu 2009
kemungkinan pergerakan saham ini berada pada perode suupurt di level Rp. 9000an.
Kenaikan saham TLKM ini sangat wajar mengingat penurunan yang cukup berarti di
tahun 2008 setelah saham ini naik dari tahun 2005 sampai tahun 2007 pertengahan sebelum
terjadinya krisis keuangan global. Turunnya harga saham ini pada periode 2008 sangatlah
wajar dikarenakan harga saham yang sudah semakin tinggi yang menyebabkan kurangnya
peminat akan saham ini.
Para investor kembali banyak yang mengoleksi saham ini dikarenakan harganya yang
sudah cukup murah dan perkembangan perusahaan yang baik, selain itu para investor juga
ingin menutup kerugian mereka yang terjadi di tahun lalu dengan cara membeli kembali
saham ini, terlihat dari nilai volume dari saham ini yang terus meningkat, dari bulan Januari
sampai bulan Maret, pada bulan Mei volume memang agak sedikit menurun hal ini
dikarenakan aksi profit taking atau ambil untung yang dilakukan para investor yang bermain
pendek, bukan investor yang bermain jangka panjang. Hal ini tidak terlalu berpengaruh
terhadap pergerakan harga karena investor yang bermain dengan jangka waktu pendek
jumlahnya relatif lebih kecil daripada investor yang bermain dalm jangka panjang. Kenaikan
ini juga kemungkinan dipicu dari akan diberikannya deviden pada bulan Agustus dimana
perusahaan akan membagikan deviden sebesar 55% dari laba usaha pada laporan keuangan
tahun 2008 dimana laba usaha tersebut adalah sebesar Rp. 10.619.470.000.000.
Ada kemungkinan dari saham ini akan turun, hal ini terlihat dari posisi stichastic
Oscillator berada pada posisi tengah dimana tidak seharusnya ada keputusan, jika terjadi
55
pergerakan harga menurun investor dapat melakukan short selling atau perdagangan dengan
menjual dahulu saham TLKM dan membelinya dikemudian hari saat harganya kembali
rendah, namun penulis sangat tidak menyarankan hal ini dikarenakan regulasi untuk short
selling yang masih sulit, oleh sebab itu penulis lebih menyarankan agar jika harga turun
hendaknya segera dilakukan cut loss atau memotong kerugian jika kerugian sudah mencapai
Rp 150,- per lembar saham, hal ini didasari dari rata-rata pergerakan harian saham TLKM
berada pada kisaran sampai dengan Rp. 150,-.
56
57
58
IV.2
transaksi harian saham PT. Indosat (ISAT) dari Januari 2000 sampai dengan bulain Mei 2009.
Namun pada bulan Maret 2004 terjadi kejadian luar biasa atas saham ISAT, maka penulis
tidak melakukan penarikan garis trend ataupun garis indikator apapun sebelum tanggal
tersebut. Data diolah menggunakan software metastock dimana dengan software tersebut
data dapat dirubah menjadi bentuk chart dan siap untuk dianalisa. Dalam melakukan analisa,
penulis menggunakan data yang digabungkan dalam mingguan, bulanan dan kuartalan. Hal
ini dilakukan dalam rangka untuk memudahkan proses analisa, dan memperjelas sinyal
pergerakan.
59
60
Stochastic, dengan dikuranginya false signal diharapkan hasil dari analisa bisa menjadi lebih
akurat dan dapat digunakan sebagai acuan dalam memasuki atau keluar pasar.
chart mingguan, dengan chart mingguan ditujukan untuk memprediksi pergerakan harga
dalam beberapa minggu kedepan, sehingga didapat keputusan yang harus diambil apakan
harus masuk atau harus tetap wait and see atau menunggu, hasil data mingguan dari saham
ISAT adalah sebagai berikut:
Gambar IV.6 Chart Mingguan ISAT
61
periode agar lebih terlihat pemicu harga yg lebih jelas dan tidak terjadi kesalahan dari trigger
line. Seperti terlihat pada grafik di atas, saham Indosat telah memasuki oversold, karena
terlalu banyak yang telah melakukan penjualan saham ini, dengan demikian saham ini
harganya menjadi murah dan ada kemungkinan dalam beberapa minggu kedepan saham ini
akan naik dikarenakan banyak investor yang akan kembali membeli saham ini untuk
mendapatkan capital gain dikemudian hari. Walaupun sinyal dari %K dari Stochastic
Oscillator
menunjukkan naik, namun belum dikonformasi oleh sinyal dari %D, sehingga
dapat dikatakan bahwa keadaan ini masih wait and see atau menunggu sampai sinyal dari
%D benar-benar telah mengarah keatas sejalan dengan sinyal %K.
Selain itu pada akhir dari garis Stochastic Oscillator %K terlihat adanya arah yang
mengarah keatas sangat tajam yang tidak diikuti oleh %D, hal ini bisa menjadi false signal,
oleh sebab itu lebih baik menunggu beberapa saat untuk melakukan transaksi pada saham
ISAT sampai mendapat kepastian bahwa kedua garis telah searah. Saham ini memiliki
support pada Rp. 4800 per lembar saham dan resistance pada Rp. 5455 per lembar saham
terlihat dari gari trend yang ada.
Apabila dalam minggu-minggu kedepan setelah terjadinya penurunan kemudian
terjadi kenaikan harga saham, angka Rp. 5500 per lembar saham bisa tercapai dan angka
tersebut bisa menjadi angka support yang baru menggantikan angka support yang lama dan
angka resistance yang baru adalah Rp. 6500 per lembar saham. Rekomendasi yang bisa
diberikan saat ini adalah beli saat harga rendah dan dalam beberapa hari kemungkinan sinyal
akan terbentuk dahn sudah dapat melakukan transaksi.
62
saham memiliki kecenderungan meningkat dengan nilai koreksi yang kecil, berikut ini adalah
pergerakan harga saham ISAT dalam chart bulanan, dengan chart bulanan ini dapat
diketahui pergerakan pada bulan-bulan kedepan.
Gambar IV.7 Chart Bulanan ISAT
line. Pada grafik bulanan diatas terlihat bahwa posisi %k dari stochastic oscillator
menunjukkan arah penaikkan yang sangat tajam, diikuti pula dengan %D yang ditunjukkan
dengan garis putus-putus yang juga mengarah keatas, hal ini menunjukkan bahwa saham
ISAT sangat berpotensi untuk menguat dalam bulan-bulan kedepan, hal in merupakan hal
63
yang sangat positif jika penulis melihat dimana dilihat pada tahun sebelumnya yaitu pada
tahun 2008 keadaan saham ini terus mengalami tekanan akibat krisis keuangan global yang
juga menimpa Indonesia dan Indosat juga sempat tersangkut beberapa masalah persaingan
usaha yang dialami oleh perusahaan ini, sehingga saham ini terus menerus berada dalam
keadaan oversold atau terlalu banyak orang yang menjual sahamnya dan mengakibatkan
harga saham ini terpuruk dan mengakibatkan kepercayaan akan perusahaan ini berkurang.
Berdasarkan dari grafik bulanan, dapart dilihat bahwa trend untuk bulan-bulan
kedepan adalah trend naik dengan perkiraan support berada pada Rp. 5500 dan posisi
resistance berada pada posisi Rp. 6500 per lembar saham. Saham ISAT dalam
perdagangannya memiliki volume yang cukup tinggi sejak awal tahun 2009, namun sempat
terjadi penurunan volume dikarenakan profit taking.
Pergerakan saham ini selama tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2007 saat krisis
keuangan global menerpa cukup baik, dimana pada saat perusahaan sejenis harga sahamnya
mengalami penurunan, saham ISAT malah berkebalikan, saham ISAT naik hingga ke level
tertingginya dalam dua tahun kebelakang yaitu Rp. 10.000 per lembar saham. Baru pada
awal tahun 2008 lah perusahaan ini mulai terkena dampak dari krisis keuangan global, harga
saham ISAT jatuh sampai ke level terendahnya di Rp. 3575 per lembar saham, ini
merupakan level terendah sejak 2005, pergerakan turun tersebut dalam analisa teknikal
termasuk normal, namun yang membuatnya menjadi tidak normal adalah kondisi
fundamental dari perusahaan dimana perusahaan terlibat masalah dengan pemerintah terkait
dengan persaingan usaha, dengan adanya isu tersebut membuat para pemilik saham cemas
dan akhirnya melakukan aksi jual terhadap saham yang dimilikinya selain karena dorongan
dari krisis keuangan yang membuat mereka mendorong untuk menjual saham mereka.
Para investor kembali banyak yang mengoleksi saham ini di akhir tahun 2008, hal ini
terlihat dengan naiknya harga saham ISAT secara perlahan, faktor yang membuat naiknya
harga saham Indosat antara lain adalah selesainya masalah dengan pemerintah mengenai
64
persaingan usaha dan Indosat memiliki pemegang saham baru yang terpercaya sehingga
membuat para investor berinvestasi kembali di saham ISAT. Namun perlu diwaspadai bahwa
perusahaan selama tahun 2008 mengalami penurunan laba bersih, dimana laba bersih
perusahaan turun dari Rp. 2.042.043.000.000 di tahun 2007 menjadi Rp. 1.878.522.000.000
di tahun 2008, dengan turunnya laba bersih perusahaan pastinya jumlah deviden dari
perusahaan akan menurun dan kemungkinan ada para investor yang akan mengalihkan
dananya ke perusahaan lain dan membuat harga saham ini menjadi turun, kemudian adanya
kabar bahwa saham ISAT ini akan melakukan delisting di bursa saham New York (NYSE), hal
ini walaupun belum pasti dilakukan namun bisa saja akan mengganggu pergerakan saham
didalam negri. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar resiko dari saham ini bisa diperkecil
adalah dengan melakukan short selling begitu terlihat pergerakan harga akan menurun, hal
ini dapat dilakukan agar jumlah kerugian dapat diperkecil dari pembukaan posisi baru namun
berlawanan arah, namun tetap waspadai jika garis Stochastic Oscillator telah memasuki
walayah sekitar 20% harap segera membuka posisi short selling tersebut, karena
dikhawatirkan harga akan kembali naik.
65
sangat sensitif terhadap faktor fundamental. Dari data saham ISAT yang telah diperoleh
melalui software di dapat hasil chart kuartalan sebagai berikut:
Gambar IV.8 Chart Kuartalan ISAT
line. Dari grafik kuartalan ini yang terlihat bahwa indikator stochastic oscillator menunjukkan
arah naik, hal ini akan menambah keyakinan bahwa trend dari harga saham ISAT memang
akan naik dalam beberapa kuartal kedepan, ini bisa dilihat dari garis %K tang menunjukkan
naik tajam dan garis dari %D turut memberikan konfirmasi bahwa benar akan terjadi
kenaikan.
66
Support menurut grafik kuartalan adalah berada pada posisi Rp. 4000 per lembar
saham dan resistance berada pada Rp. 6000 per lembar saham. Dengan adanya informasi
dari grafik kuartalan ini, investor yang ingin berinvestasi jangka panjang dapat menanamkan
uangnya pada saham ini, karena masih memiliki tren naik yang bagus dan pertumbuhan
perusahaan yang cukup baik dalam industri telekomunikasi seluler tanah air, terlihat dari
pendapatan dari seluler yang menyumbang sebesar 75,99% dari pendapatan total
perusahaan tahun 2008 yang sebesar Rp. 18.659.133.000.000.