Anda di halaman 1dari 18

ke dalam kelompok ini, meskipun koka tidak termasuk

anggota famili Solanaceae


Alkaloid TropanMengandung satu atom nitrogen dengan
gugus metilnya (N-CH3). Alkaloidini dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada
pada otak maupun sumsum tulang belakang.Struktur
inti:N CH Alkaloid Tropan Alkaloid tropan memiliki
struktur inti bisiklik, mengandung nitrogen yaitu
azabisiklo [3,2,1] oktan atau 8-metil-8-azabisiklo [3,2,1]
oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada angiospermae,
yaitu famili Solanaceae (Atropa, Brugmansia, Datura,
Scopolia, Physalis), Erythroxylaceae (Erythroxylem),
Proteaceae (Belladena dan Darlingia) dan
Convoovulaceae (Convovulus dan Calystegia). Alkaloid
tropan secara sporadis ditemukan pada tanaman
Bruguiera, Phyllanthus, dan Cochlearia. Karakter
alkaloid yang mengandung inti tropan adalah jika
direaksikan dengan asam nitrat, kemudian residunya
dilarutkan dalam aseton maka akan muncul warna ungu
gelap. Hal ini disebabkan karena munculnya larutan
etanol dalam KOH ( Reaksi Vitalli Morin). Contoh
alkaloid tropan adalah dihasilkan oleh Atropa belladone
dan kokain yang dihasilkan oleh Erythroxylem coca. Jenis
alkaloid yang banyak terdapat pada famili Solanaceae,
tergolong ke dalam kelompok alkaloid tropan, seperti:
atropin, yang ditemukan pada Atropa belladona dan
skopolamin. Kokain yang berasal dari tumbuhan koka,
Erythroxylon coca, juga termasuk

4.

Alkaloid tropan
Tropan merupakan bagian metabolit dari alkaloid sekunder, yang
mengandung cincin tropan dalam struktur kimia. Alkaloid memiliki struktur
inti, bisiclic mengandung nitrogen yaitu azabisiclo (3,2,1) oktan atau 8-metil-8-

azabiziklo (3,2,1) oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada angiospermae yaitu


family solanaceae (Atropa, Grukmansia, Mansia, Datura, Scopolia, Physalis),
Erythroxylaceae (Erythroxylem), Protaeceae (Belladona dan Darlingia) dan
Convolvulaceae (Convuvulus dan Calystegia). Alkaloid tropan banyak
ditemukan pada tanaman bruguilera, phyllanthus dan cochlearia (Leliqia, et.al,
2006). Alkaloid tropan juga ditemukan pada beberapa tanaman yang berbeda
seperti family Brassicaceae (Cruciferae), Olacaceae, dan Rhizophoraceae (The
EFSA Journal, 2008).
Mekanisme aksi dari alkaloid tropan memiliki hubungan dengan antagonism
kompetitif mereka pada reseptor muskarinik asetilkolin, mencegah pengikatan
pada asetilkolin. Menurut spesefisitas dan selektivitas reseptor asetilkolin
muskarinergik pada organ yang berbeda, fungsi otot halus dan sel-sel kelenjar
eksokrin, serta denyut jantung, pernapasan dan fungsi dalam system syaraf
pusat yang termodulasi.
BIOSINTESIS ALKALOID TROPAN
Karakteristik alkaloid adalah ester dari hidroksitropanes dan berbagai
asam (Tropic, Tiglic). Biosintesis alkaloid tropan melibatkan fenilalanin sebagai
prekusor pembentuk C6-C1 dan C6-C3 asam aromatic. Untuk pembentukan C5
asam alifatik serta asam tiglic atau 2-metil asam butanoat dibutuhkan isoleusin
sebagai prekusor. Untuk pembentukan cincin pirolidin yang merupakan inti
tropan dibutuhkan ornitin sebagai prekusor.
Karakter alkaloid yang mengandung inti tropan adalah jika direaksikan dengan
asam nitrat kemudian residu dilarutkan dalam aseton maka akan muncul warna
ungu gelap. Hal ini disebabkan karena munculnya larutan dalam etanol dalam
KOH. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi fitalil morin.
a. ATROPIN
Atropin, Hiosiamin dan Hiosin merupakan alkaloid tropan yang berasal dari
family solanaceae. Dapat juga ditemukan pada tumbuhan contohnya
Erythroxylaceae, Convolvulaceae, Protaeceae, Orchidaceae, Euphorbiaceae,
Curciferae, Rhizophoraceae. Atropine mengandung alkaloid tropan, yang

memilki sifat antikolinergik dan spasmolitik, biasanya digunakan sebagai


anasthesi dan spasmolitik dan dalam operasi mata. Atropine merupakan
metabolit sekunder yang umumnya terkandung dalam family solanaceae.
Mekanisme kerja atropine adalah dengan cara inhibisi reseptor muskarinik
pada organ perifer. Atropine menginhibisi asetilkolin berikatan dengan
reseptornya secara reversible dan menimbulkan efek simpatomimetik.
Indikasi terapiotik atropine injeksi adalah untuk mencegah dan mengobati
blukade arterioventrikuler dan sinus bradikardia, spasmus pada kolik ureter dan
anuria. Atropine juga dapat berperan sebagai antidote terdapat keracunan
antikolinesterase, obat yang bersifat parasimpatomimetik atau mediasi
kalinergik. Dalam pre-anasthesi, atropine berguna untuk mencegah gejala yang
disebabkan stimulasi vagal. Pada tetes mata, atropine digunakan untuk
mengobati inflamasi dan menginduksi sikloplegia pada pemeriksaan refraksi
mata.
BIOSINTESIS
Biosintesis atropine mulai dari L-Fenilalanin transaminasi membentuk asam
phenylpyruvic yang kemudian direduksi menjadi asam fenil-laktat. Koenzim A
kemudian berpasangan dengan asam fenil-laktat dengan tropin membentuk
littorine, yang kemudian mengalami penataan ulang radikal diawali dengan
enzim P450 membentuk aldehida hyosciamine dehidrogenase A kemudian
aldehid direduksi menjadi sebuah alcohol primer membentuk (-) hyosciamine,
dan terbentuk atropine.
Akar dan daun tumbuhan atropa belladonna (family solanaceae) merupakan
sumber dari senyawa ini, digunakan sebagai antispamolitik, antikolinergik, anti
asma dan midriatik. Zat ini merupakan hasil dari hiosiamin selama ekstraksi
sehingga tak dapat ditemukan dalam tanaman.
b.

HYOSCYAMINE

Hyoscyamine merupakan alkaloid tropan yang ditemukan dalam jumlah yang


berlimpah. Hyoscyamine merupakan metabolit sekunder yang ditemukan pada
tertentu dari family solanaceae. Hyoscyamine banyak ditemukan pada atropa
belladonna dibagian berry, datura stramonium ditemukan pada bagian daun,
akar dan bunga. Datura suaveolens ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji,
Hyoscyamus Niger ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji, latua pubiflora
ditemukan pada bagian berry dan daun, madragora officinarum ditemukan pada
bagian akar dan berry, scopolia carniolica jacq ditemukan pada bagian daun dan
akar. Hyoscyamine merupakan prekusor dari scopolamine.
Hyoscyamine digunakan sebagai parasimpatolitik yang berkompetisi dengan
asetil kolin. Anti kolinergik umumnya digunakan sebagai midriatik,
mengendalikan sekresi air liur dan asam lambung. Hyoscyamine digunakan
untuk mengontrol gejala yang berhubungan dengan saluran gasterointestinal
(GI). Hyoscyamine bekerja degan mengurangi gerakan lambung pada usus dan
sekresi cairan lambung, termasuk asam. Hyoscyamine juga digunakan dalam
pengobatan kejang kandung kemih, penyakit ulkus peptikum, devartikulitis,
kolik, iritasi syndrome usus, sistitis, dan pancreatitis. Hyoscyamine juga dapat
digunakan untuk mengobati kondisi jantung tertentu, untuk mengendalikan
gejala penyakit parkinsom dan rhinitis (pilek), dan untuk mengurangi air liur
berlebih.
BIOSINTESIS
Cincin tropan yang hadir dalam bentuk Hyoscyamine berasal dari putresin
melalui garam N-metylpyrrolinium, yang menunjukkan adanya dua asam amino
ornittine dan arginin yang terlibat dalam biosintesis putreris dalam jalur
alternative. Dekarboksilasi ornitine menghasilkan utresin, sedangkan arginin
diubah menjadi agmatine untuk menghasilkan putresin. Selanjutnya metilasi Sadenosil-metoinin (SAM) tergantung pada putresin dikatalis oleh putresin Nmethyltransferase membentuk N-methylputrescine.

Langkah-langkah berikutnya dalam biosintesis memerlukan kondensasi


aseta yang sesuai berasal intermediate dengan N-methylpyrrolinium. Hygrine,
sebuah alkaloid yang secara resmi produk dari kondensasi aseton dengan Nmethylpyrrolidine, itu selama bertahun-tahun dianggap sebagai perantara dalam
biosintesis scopolamine, tetapi study terbaru menunjukkan hygrine yang tidak
terlibat dalam biosintess cincin tropan. Semua spesies tanaman diteliti sejauh
memiliki dua kegiatan reduktase tropinone ketat stereospesifik, satu (TRI)
memproduksi tropine dan lainnya (TRII) memproduksi pseudotropine tropin.
Tropin diesterifikasi untuk menghasilkan hyoscyamine.
Tahap berikutnya dalam biosintesis hyoscyamine, esterifikasi tropine dan
asam tropic. Asam tropic dari hyoscine dan hyoscyamine berasal dari
fenilalanin, seperti asam -hidroksi- fenilpropionat (asam phenillaktik) dan
tropane alkaloid littorine. Asam tropic dibentuk oleh penataan intra-molekul
phenillacatate. Hiosiamin disintesis dari littorine dengan proses melibatkan
penataan ulang intramolekul dari gugus phenillactate dari alkaloid.

c. CALYSTEGINES
Calystegines adalah kelompok baru alkaloid polihidroksi dengan kerangka
nortropan. Calystegines adalah alkaloid nortorpan terhidroksilasi dari jalur
biosintesis tropan alkaloid. Calystegines adalah inhibitor glikosidase kuat dan
terdapat pada sayuran seperti kentang, tomat, dan kubis. Akumulasi
Calystegines

dalam

culture

akar

digambarkan

meningkatkan

dengan

ketersediaan karbohidrat.
BIOSINTESIS
Biosintesis Calystegines juga berasal dari cincin tropan. Seperti halnya
hyoscyamine, scopolamine, atropine dan golongan tropan lainnya Calystegines
juga melalui rangkaian biointesis yang sama seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya. Namun ketika reduktase tropiono, Calystegines terbentuk dari


pseudotoropine yang merupakan salah satu hasil reduktase tropiono selain
tropine.
Biosintesis Calystegines ditandai dengan hilangnya kelompok metal pada
nitrogen dengan menjadi gugus hidroksil pada heterosiklik. Tiga sampai lima
gugus hidroksil dalam berbagai posisi.
Calystegines terbukti ditemukan pada convolvulaceae, solanaceae dan
moraceae. Dalam jumlah besar Calystegines diproduksi oleh family solanaceae.
Calystegines ditemukan pada tumbuhan atropa belladonna dalam jumlah besar,
selain itu juga ditemukan di datura wrightii pada bagian akar dan datura
stramonium pada bagian akar dan daun. Selain itu dalam beberapa penelitian
juga menyebutkan bahwa Calystegines ditemukan pada hyoscyamus niger
bagian daun, bunga dan biji. Calystegines spium merupakan salah satu tanaman
yang memproduksi Calystegines pada bagian daun dan akar, convolvulus
arvensis pada bagian daun dan akar, physalis alkekengi pada bagian daun.
Manfaat dari Calystegines memiliki khasiat yang hamper sama dengan
tropan

lain seperti antikolinergik, antiemetic, parasimpatolitik, anasthesi dan

banyak tindakan farmakologis lain. Calystegines B2 dan C1 yang terkandung


dalam murbei bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah dan memiliki
aktivitas antioksidan.
d.

KOKAIN
Kokain adalah

alkaloid

tropan

yang

ditemukan

pada

family

Erityhtroxylaceae spesies Erythroxylem coca dan E. novogranatense. Tanaman


coca merupakan tumbuhan semak, cabang-cabangnya berwarna kemerahan,
daun oval, bunga pentamer berwarna putih kekuningan.
Kokain secara tradisional dimanfaatkan untuk menahan lapar dan lelah.
Tanaman kokain telah dikultivasi, dioptimasi dan diproduksi sejak 5000 tahun
yang lalu dipegunungan andes. E.coca varietas coca merupakan tanaman liar
peru, Bolivia dan andes sedangkan E.novogranatense ditemukan tumbuhan

dikolombia dan Venezuela. Pada tanaman kering peru utara dan ekuador
ditemukan tanaman coca jenis E.novogranatense.
Komposisi kimia dalam tanaman coca adalah minyak esensial, metik
salisilat, tannin dan alkaloid. Alkaloid dalam tanaman coca dapat mencapai 0,51,5 % tergantung spesies dan geografis. 30-50% alkaloid yang diperlukan
berupa ester polatile sebagai basa bebas yaitu kokain dan sisanya berupa
derivate kokain seperti ecgonin (sinamil kokain) dan pirolidin.
Kokain merupakan anasthesi local sebagai anasthesi kontak, kokain
memblok kanal ion dalam membrane neuromal dan menginterupsi propagenis
dari potensial aksi yang berhubungan dengan pesan sensori. Kokain juga
merupakan parasimpatomimetik, bekerja dengan cara memblok pengambilan
kembali dopamine dan noradrenalin pada presinap neuron dengan cara
berikatan dengan transporter. Stimulasi adregenik ini menyebabkan hipertermia,
midriasis dan vasokonstriksi. Vasokonstriksi ini menyebabkan resistensi
meningkat dan meningkatkan tekanan darah serta denyut jantung. Kokain
merupakan system syaraf pusat sehingga pemakaian merasakan halusinasi.
Kokain juga digunakan dalam minuman ringan tertentu.
Kokain ketika tercium, terhisap, tertelan, atau digunakan pada selaput lender
akan diserap dari semua situs paparan menuju intravena. Kokain dimetabolisme
oleh plasma dan hati, kolinesterase diubah metabolit larut air dan dieskresikan
apda urin. Metabolit tersebut didalam urin berfungsi sebagai penanda
penggunaan kokain yang dapat di deteksi hingga 24-36 jam setelah penggunan
pertama dari kokain, tergantung pada rute pemberian dan aktivitas kolinesterase
.
BIOSINTESIS
Atom karbon tambahan yang diperlukan untuk sintesis kokain yang berasal
dari asetil-KoA, dengan penambahan dua unit asetil-KoA untuk kation N-metil1-phyrolinum. Penambahan pertama adalah reaksi mannich dengan anio enolat
dari asetil-KoA yang bertindak sebangai nokliofil terhadap kation pirolinum.
Penambahan kedua terjadi melalui kondensasi claisen. Hal ini menghasilkan

campuran rasemat dari subtitusi kedua pirolidin, dengan retensi tioester dari
kondensasi claisen. Dalam pembentukan tropinon dari rasemat etil [2,-13C2]
4(N-metil-2-prilolidinil)-3-oksobutanoat tidak terdapat preverensi untuk kedua
stereoinsomer. Dalam biosintesis kokain, hanya enansionen- (S) dapat mensiklik
untuk mempbentuk system cincin kokain tropan. Stereoselektivitas reaksi ini
diteliti lebih lanjut melalui studi prokiral distriminasi dari hydrogen metilen.
Hal ini disebabkan karena pusat kiral exstra di C=. proses ini terjadi melalui
oksidasi, yang menimbulkan kembali kation pirolinium dan pembentukan anion
enolat, dan reaksi intramokuler Mannich. System cincin tropan mengalami
hidrolisis, metilasi dependen SAM, dan reduksi melalui NADPH untuk
pembentukan methylecegonine . bagian benzoin yang diperlukan untuk
pembentukan kokain diester disintesis dari fenilalanin melalui asam sinamat.
Benzoil CoA kemudian menggabungkan dua unit molekul kokain.
Eryhtroxylon coca merupakan tanaman penghasil kokain. Daun koka telah
digunakan Amerika Selatan sebagai pengunyahan dari zaman yang sangat awal.
Mereka sebelumnya disediaakan untuk penggunaan tunggal dari pemimpin
pribumi dan Inca. Coca diperkenalkan ke Eropa sekitar 1688 dan kokain
diisolasi pada tahun 1860. Dengan menerapkan alka-loid dalam operasi mata
pada tahun 1884 Carl Koller adalah orang perama yang memperkenalkan
kedalam praktek klinis sehingga gemborkan era anestesi modern.
e. Scopolamine
Scopolamine adalah bagian dari alkaloid tropan yang paling penting karena
memiliki aktivitas fisoliologi yang lebih tinggi dan efek samping yang lebih
sedikit. Permintaan untuk Scopolamine ini perkiarakan sekitar 10 kali lebih
besar dari pada hioscyamine dan bentuk atropine lainnya. Dengan demikian,
telah muncul ketertarikan dalam meningkatkan jumlah, Scopolamine didalam
produksi tanaman dalam fitrokluktur, dalam hal produksi bioteknologi
Scopolamine, dengan meningkatkan jumlah sel tumbuhan dapat menhasilkan
senyawa ini.

BIOSINTESIS
Scopolamine adalah alkaloid tropan yang paling relevan seacara luas
digunakan . jalur metabolisme mereka dimulai di putresin, poliamina yang
dibagi oleh beberapa jalur metabolic (misalnya; alkaloid piridin). Peran eskresin
metil transverase dalam menyerap nutresi dari gugus poliamina, yang
merupakan lintas-titik antara metabolisme primer dan sekunder terhada jalur
alkaloid tropan. Enzim PMT mengkatalisis reaksi dari putresin N-metil putersin
dengan N-adenosin metionin sebagai donor metil. Bagian terakhir dari jalur
biosintesis alkaloid tropan adalah reaksi enzimetik yang dikatalis oleh enzim
hyoscyamine-6-hidroksilase (H6H), dua oksoklutarase bergantung pada
dioksigenase yang mengkatalis hidroksilasi dari hyoscyamine ke scopolamine
dalam dua langkah. Langkah pertama adalah hidroksilasi hyoscyamine sampai
6-hydroxsihyoscyamine, reaksi yang memerlukan 2-oksoklutarate, Fe2+,
molekul oksigen dan askorbat. Langkah kedua adalah epoksidasi intermediate
hydroxsihyoscyamine memproduksi 6,7--hyoscyaminepoksida (scopolamine).
Alkaloid ini biasanya ditemukan pada tanaman family solanaceae sumber
utama bahan baku untuk produksi alkaloid tropan diseluruh dunia dalah daun
duboisia spp. Budi daya konfisional beberapa varietas yang dapat menumpuk
hingga 6% scopolamine telah didirikan di Australia dan brazil.
Scopolamine adalah alkaloid yang sebagian besar digunakan dalam
pengobatan aktivitas anti kolinergik. Anti kolinergik umumnya digunakan
sebagai midriatik dan untuk mengendalikan sekresi air liur dan asam lambung.
Dapat juga diguankan untuk pengobatan kejang otot asma, kram usus dan diare.
Gejala awal penyalahgunaan scopolamine termasuk mulut kering, melebar
pupil, kemerahan pada wajah dan leher, tekana darah dan suhu tubuh tinggi,
jantung berdebar. Gejala ini dapat diikut oleh halusinasi ekstrim angitasi agresi,
bahkan kematian.

2.3.2 Alkaloid Tropan


Alkaloid tropan mengandung satu atom nitrogen dengan gugus
metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf
pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang belakang.
Yang termasuk dalam kelas ini adalah
Atropa belladona
yang digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata,
berasal dari famili Solanaceae,
Hyoscyamus niger
,
Dubuisia hopwoodii
,
Datura
dan
Brugmansia sp
,
Mandragora officinarum
, Alkaloid Kokain dari
Erythroxylum coca

(Famili
Erythroxylaceae
). Adapun struktur dari alkaloid tropan dapat dilihat pada gambar 2.4
di bawah ini. Gambar.2.4. Tropan struktur inti dari alkaloid tropan
teridiri atas:
1.Hiosiamin dan Skopolamin Berasal dari tumbuhan Datura
stramonium, D. Metel (fam Solanaceae), tumbuh pada daerah yang
memiliki suhu yang panas daun dan bijinya mengandung alkaloid
Skopolamin; berfungsi sebagai antispasmodik dan sedative. Pada
tumbuhan Hyoscyamus muticus dan H. Niger (fam Solanaceae),
tumbuh didaerah Amerika

Selatan dan Kanada dikenal dengan nama Henbane daun dan


bijinya digu
nakan sebagai relaksan pada otot.
2.Kokain Senyawa ini berfungi sebagai analgetik narkotik yang
menstimulasi pusat syaraf, selain itu juga berfungsi sebagai
antiemetik dan midriatik. Zat ini bersal dari daun tumbuhan
Erythroxylum coca, E. Rusby dan E. Novogranatense (fam
Erythroxylaceae). Kokain lebih banyak disalahgunakan (drug abuse)
oleh sebagian orang dengan nama-nama yang lazim dikalangan
mereka seperti snow, shabu-shabu, crak dan sebagainya. Adapun
struktur dari kokain:

3.Atropin, Apotropin dan Belladonina Atropa dari bahasa Yunani


yaitu terdiri dari
kata Atropos yang berarti tidak dapat dibengkokkan atau
disalahgunakan, ini
disebabkan karena belladona merupakan obat yang sangat beracun
dan dapat menyebabkan kematian. Belladonna barasal dari baha
sa Italia Bella artinya cantik dan Donna artinya wanita. Bila
cairan buah diteteskan pada mata akan
menyebabkan dilatasi dari pupil mata sehingga menjadi sangat
menarik Akar dan daun tumbuhan Atropa belladonna (fam
Solanaceae) merupakan sumber dari senyawa ini, digunakan sebagai
antispamolitik, antikolinergik, anti asma dan midriatik. Zat ini
merupakan hasil dari hiosiamin selama ekstraksi sehingga tak dapat

ditemukan dalam tanaman. Atropin yang dihasilkan secara sintetik


lebih mahal daripada yang berasal dari ekstraksi dari tanaman dan
tidak dapat disaingi harganya

SIFAT ALKALOID
Sifat-sifat alkaloid secara umum:
Basa,meskipun ada juga alkaloid yang bersifat asam

Optis aktif

Non polar,sehingga larut dalam pelarut organic

Pahit dan toksik

Ada yang mempunyai efek farmakologis

Berat molekul alkaloid yang tidak ada ikatan hidrogen adalah rendahcontonya
kelompok hidroksi sering cair pada suhu kamar, misalnya nikotin, sparteine,
coniine, dan phenethylamine.
Sebagai basa organik, alkaloid membentuk garam dengan asam mineral
contohnya: asam klorida dan asam sulfat dan asam-asam organik seperti asam
tartarat atau asam maleat.

Garam tersebut biasanya lebih larut air, kecuali kafein, karena merupakan
golonganan alkaloid yang umumnya diendapkan dari larutan berair oleh tannin,
Sifat kimia fisika:
Padatan kristalin, sedikit berupa amorphous, dan sebagian lagi cairan (contoh
nikotin dan coniin)
Tidak berwarna, beberapa contoh yang berwarna berberin (kuning) dan betain
(merah)
Secara umum berlaku , basa alkaloid bebas tidak larit air tetapi larut di pelarut
organic. Beberapa yang larut air, ex. Efedrin, xantin, kolkisin, codein, dan
pilokarpin. Alkaloid teobromin dan teofilin tidak larut dalam benzene
Terdekomposisi oleh panas, beberapa tersublimasi tanpa dekomposisi contohnya
kafein
Aktivitas optis. Banyak alkaloid memiliki atoam karbon khiral dalam
molekulnya dan menunjukan aktifitas optic. Umumnya bentuk leuv (-) lebih kuat
aktivitasnyadari bentuk dextro (+), contoh (-) Ephedrine 3.5 x lebih aktiv dari
isomer (+)
Pembentukan garam dengan senyawa organic atau anorganik sering dapat
mencegah dekomposisi sehingga dalam perdagangan biasanya dalam bentuk
garam.

Anda mungkin juga menyukai