Anda di halaman 1dari 3

SOP DYSENTRI

No. Dokumen
No. Revisi
SOP Tanggal Terbit
Halaman
PUSKESMAS
CAKRANEGARA

1. Pengertian

2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Referensi
5.Prosedur

6.Langkah-Langkah

:
:
:
:
dr. Hj. Y. Nevy Lestari
NIP.196311071997032001

Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali


menyebabkan kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang
lain.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri disentri basiler yang
disebabkan oleh shigellosis dan amoeba (disentri amoeba).
Sebagai pedoman mendiagnosa dan memberikan pertolongan pada
pasien dysentri, mencegah terjadinya komplikasi yang
membahayakan pasien.
Peraturan kementrian kesehatan republic indonesia no. 5 tahun 2014
tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer
SK Kepala Puskesmas Cakranegara No. /SK/PKM.C/I/2016
Persiapan Alat dan Bahan:
1. Tensimeter
2. Stetoscope
3. Thermometer
4. Timbangan
5. Handscun
6. Blangko Register
7. Blangko Observasi
8. Blangko penggunaan obat
1. Informed Concen
2. Anjurkan Pasien Untuk Berbaring Di Tempat Tidur
3. Anamnesa
Keluhan
Sakit Perut Terutama Sebelah Kiri Dan Buang Air Besar
Encer Secara Terus Menerus Bercampur Lendir Dan Darah
Muntah-Muntah
Sakit Kepala
Bentuk Yang Berat (Fulminating Cases) Biasanya
Disebabkan Oleh S.Dysentriae Dengan Gejalanya Timbul
Mendadak Dan Berat, Dan Dapat Meninggal Bila Tidak
Cepat Ditolong.
4. Lakukan Pemeriksaan Fisik
Pada Pemeriksaan Fisik Dapat Ditemukan:
Febris
Nyeri Perut Pada Penekanan Di Bagian Sebelah Kiri
Terdapat Tanda-Tanda Dehidrasi
Tenesmus
5. Lakukan Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tinja Secara Langsung Terhadap Kuman
Penyebab.

6. Jika Hasil Lab. Positif Rawat Inap


7. Penatalaksanaan
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
b. Tirah baring
c. Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan
cairan rehidrasi oral
d. Bila rehidrasi oral tidak mencukupi dapat diberikan cairan
melalui infus
e. Diet, diberikan makanan lunak sampai frekuensi BAB
kurang dari 5kali/hari, kemudian diberikan makanan
ringan biasa bila ada kemajuan.
f. Farmakologis:
Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis
shigelosis pasien diobati dengan antibiotik. Jika setelah
2 hari pengobatan menunjukkan perbaikan, terapi
diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan,
antibiotik diganti dengan jenis yang lain.
Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal
Fluorokuinolonseperti Siprofloksasin atau makrolid
Azithromisin ternyata berhasil baik untuk pengobatan
disentri basiler. Dosis Siprofloksasin yang dipakai
adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari sedangkan
Azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal dan
Sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari. Pemberian
Siprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap
anak-anak dan wanita hamil.
Di negara-negara berkembang di mana terdapat kuman
S.dysentriae tipe 1 yang multiresisten terhadap obatobat, diberikan asam nalidiksik dengan dosis 3 x 1
gram/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotik yang
dianjurkan dalam pengobatan stadium karier disentri
basiler.
Untuk disentri amuba diberikan antibiotik Metronidazol
500 mg 3x sehari selama 3-5 hari

7. Bagan Alir
LOKET

POLI
UMUM
(Anamnes

Rawat
Jalan
Pasien
pulang
Rawat
Inap

LABORA
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait

10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman
Historis
perubahan

Rujuk

Keadaan umum pasien,tanda tanda dehidrasi,


1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
No.

Poli Klinik Rawat Jalan.


Poli KIA
Ruang Rawat Inap.
IGD
Blangko Register
Blangko Observasi
Blangko penggunaan obat
Yang diubah
Isi
perubahan

Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai