Anda di halaman 1dari 2

1.

Definisi inflamasi
Suatu mekanisme perlindungan dimana tubuh berusaha untuk menetralisir dan
membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera dan mempersiapkan
keadaan untuk perbaikan jaringan.
[ sumber: Kee. JL, Evelyn RH. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta : EGC; 2007.]
2. Penyebab inflamasi
Infeksi mikrobial, merupakan penyebab yang paling sering ditemukan virus
menyebabkan kematian sel dengan cara multiplikasi intraseluler bakteri
melepaskan endoksin yang spesifik atau melepaskan endoksin yang ada
hubungannya dengan dinding sel.
Reaksi hipersensitivitas, terjadi bila perubahan kondisi respon imunologi
mengakibatkan tidak sesuainya atau berlebihannya reaksi imun yang akan
merusak jaringan.
Agen fisik, kerusakan jaringan yang terjadi pada proses radang dapat melalui
trauma fisik, ultraviolet/radiasi, terbakar atau dingin yang berlebihan.
Bahan kimia iritan dan korosif, bahan kimiawi yang menyebabkan korosif
(bahan oksidan, asam, basa) akan merusak jaringan, yang kemudian akan
memprovokasi terjadinya radang.
Jaringan nekrosis, aliran darah yang tidak mencukupi akan menyebabkan
berkurangnya pasukan oksigen dan makanan pada daerah yang bersangkutan,
yang akan mengakibatkan terjadinya kematian jaringan. Kematian jaringan
merupakan stimulus yang kuat untuk terjadinya infeksi.
[ Sumber: Underwood J. Patologi Umum dan Sistemik. Jakarta: EGC; 2002. ]
3. Mekanisme inflamasi
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka. Respon inflamasi terhadap
luka dimulai segera melalui kebocoran pasif dari sirkulasi leukosit (terutama netrofil)
pada pembuluh darah yang terluka. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan
menimbulkan perdarahan sehingga tubuh akan berespon dengan mekanisme
vasokontriksi. Pengerutan ujung pembuluh darah yang putus dan terjadi reaksi
hemostatis.
Terdapat dua komponen utama dari inflamasi yaitu,
Perubahan vaskular yang berakibat pada terjadinya vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah
Perubahan seluler yang mengakibatkan emigrasi dan akumulasi leukosit pada
tempat terjadinya kerusakan jaringan yang dikenal dengan celluler recruitment
and activation.
[ Sumber:Angel P.G,Sonny Kalangi,Sunny Wangko. Gambaran proses radang luka
postmorten pada hewan coba. Jurnal e-Biomedik.2014. vol.2 (3). ]

4. Tanda tanda utama inflamasi


Rubor (kemerahan), darah berkumpul pada daerah cedera jaringan akibat
pelepasan mediator kimia
Tumor (pembengkakan), plasma merembes ke dalam jar. Interstitial pada tempat
cedera
Kalor (panas), bertambahnya pengumpulan darah yang menimbulkan demam dan
mengganggu pusat pengatur panas pada hipotalamus
Dolor (sakit/nyeri), pembengkakan dan pelepasan mediator kimia
Fungtio laesa, penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dan rasa nyeri,
yang mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena trauma.
[ Sumber: Kee J.L, Evelyn R.H. Farmakologi : pendekatan proses keperawatan.
Jakarta: EGC; 2007. ]

5. Jenis/klasifikasi radang
Radang akut (eksudat)
Merupakan respon awal terhadap gangguan, dan merupakan reaksi non spesifik
dan mungkin menimbulkan pengaruh yang fatal. Durasinya pendek, umumnya
terjadi sebelum respon imun menjelas dan ditujukan terutama untuk
menghilangkan agen penyebab gangguan dan membatasi jumlah jaringan yang
rusak.
Radang kronis (proliferatif)
Berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bisa bertahuntahun. Radang kronis bisa merupakan perkembangan dari radang akut. Ciri radang
kronis adalah adanya infiltrasi sel mononuklear (magrofag), limfosit, dan
proliferasi fibroblast. Agen penyebab biasanya merupakan iritan yang
mengganggu secara persisten, namun tidak mampu melakukan penetrasi lebih
dalam / menyebar secara cepat.
[ sumber : Celloti F, Laufer S. Inflamation, Healing and Repair Synopsis. J. Phar. Res.
Vol 43 (5). 2010. ]

Anda mungkin juga menyukai