Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SAMBUTAN
SAMBUTAN
Dengan telah berubah bentuk dari satker biasa menjadi Badan Layanan
Umum,
alah satu agenda reformasi di bidang keuangan negara adalah dari penganggaran
tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja. Dengan berbasis kinerja ini,
arah penggunaan dana pemerintah tidak lagi berorientasi pada input tetapi pada
output
Pendekatan penganggaran berbasis kinerja sangat diperlukan bagi satuan kerja pemerintah
daerah yang memberikan pelayanan kepada publik dengan cara mewiraswastakan
pemerintah (enterprising the government) yang telah diatur dalam UU No.17/2003 tentang
Keuangan Negara. Selanjutnya dengan pasal 68 dan pasal 69, UU No.1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara, instasi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi
pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang
fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas.
Sebagai institusi pelayanan publik, ini merupakan peluang bagi puskesmas untuk
berkiprah lebih baik bukan hanya output berupa pelayanan kesehatan yang bermutu tetapi
juga bersinergi untuk memperbaiki mutu input yang selama ini dinilai masih kurang.
Puskesmas secara umum dapat diartikan sebagai satu satuan organisasi yang
diberikan kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan tugas-tugas
operasional pembangunan di wilayah kerja /kecamatan. Ada tiga fungsi yang dijalankan
puskesmas
yaitu,
1)
Menggerakkan
pembangunan
berwawasan
kesehatan,
2)
Kepala
Puskesmas Wates
ii
Puskesmas Wates
I. PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
eformasi tata pemerintahan (Governance) menjadi wacana yang menarik di
kalangan akademisi, praktisi dan aktivis sosial di Indonesia. Hilangnya
kepercayaan
masyarakat
terhadap
pemerintah
sebagai
akibat
dari
luas untuk menggugat fondasi kekuasaan ekonomi dan politik yang selama ini menjadi
dasar bagi keberlangsungan pemerintahan.
Selama ini, pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan publik cenderung
sangat elitis karena hanya melibatkan elit birokrasi dan politik. Akibatnya banyak kebijakan
publik yang hanya mengabdi pada kepentingan elite dan mengorbankan kepentingan
masyarakat luas. Kondisi ini tentu tidak dapat dipertahankan lagi. Keterlibatan stakeholders
dalam proses kebijakan publik menjadi bagian dari proses demokratisasi yang penting.
Reformasi administrasi publik akan berjalan dengan baik jika didukung oleh adanya
reformasi birokrasi yang dapat mentransformasi lembaga birokrasi dari lembaga yang
konvensional menjadi modern. Dari dimensi akuntabilitas, reformasi birokrasi ini hendaknya
mampu menempatkan kepentingan warga Negara sebagai sentral kehidupan. Artinya,
kepentingan publik selalu menjadi kriteria utama dalam pengambilan keputusan oleh
pemerintah.
Di tingkat dunia, isu tentang reformasi kesehatan sejatinya telah digulirkan oleh
Badan Kesehatan Dunia (World Health Oganization/WHO) sejak tahun 2008. Dalam
Laporan Kesehatan Dunia (World Health Report), WHO bertekad meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar yang merata, mencakup masyarakat luas, dan adil.
Salah satu konsep penting dalam sektor kesehatan yang digunakan secara global
untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah otonomi lembaga pelayanan kesehatan
termasuk puskesmas. Di berbagai Negara, konsep otonomi yang banyak dipakai rumah
sakit ini merupakan bagian reformasi pelayanan publik yang bertujuan memperhatikan
tuntutan masyarakat agar terjadi peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hasil lain dari
otonomi lembaga pelayan kesehatan ini adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat
pada lembaga pemerintah yang memberi pelayanan kesehatan. Di Filipina, konsep
Puskesmas Wates
hasil
semaksimal
mungkin.
Beberapa
keuntungan
lembaga
yang
kesehatan
tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas Wates
Pusat
wilayah sebagai berikut : sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Panjatan,
sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Pengasih, Sebelah barat berbatasan
dengan wilayah Kecamatan Temon sementara sebelah selatan berbatasan dengan
Samodera Indonesia, luas wilayah Kecamatan Wates secara keseluruhan mencapai
32.480.000 Ha atau sekitar 7 % dari keseluruhan wilayah Kabupaten Kulon Progo.
Puskesmas Wates menempati lokasi di Dusun Kularan, Desa Triharjo, Kecamatan
Wates, Kabupaten Kulon Progo yang beralamat di Jalan K.H Wahid Hasyim Triharjo Wates
Kulon Progo Yogyakarta 55651.
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, Puskesmas Wates telah mengalami
beberapa peningkatan baik mengenai fisik bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas
hingga peningkatan jumlah sumber daya manusianya.
Semula Puskesmas Wates terletak di Desa Bendungan, Kecamatan Wates atau
lebih kurang 500 meter sebelah timur dari posisi sekarang. Dikarenakan keterbatasan luas
lahan untuk pengembangan fisik dan peningkatan pelayanan maka pada Tahun 2008
Puskesmas Wates direlokasi dan secara resmi pada Bulan Juni 2008 menempati lokasi
pada posisi yang sekarang ini.
Puskesmas Wates adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon
Progo yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan. Sebagai unit pelaksana teknis, puskesmas melaksanakan
sebagian tugas Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Puskesmas berdasarkan
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat (Keputusan Menteri Kesehatan nomor 128
tahun 2004) mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam sistem kesehatan nasional
dan sistem kesehatan kabupaten.
Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain :
1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia
usaha
di
wilayah
kerjanya
agar
menyelenggarakan
pembangunan
Puskesmas Wates
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
nomor
teknis
untuk
mencari
jalan
keluar, oleh
karena
itu
berbagai
upaya
Birokratis menjadi Badan Layanan Umum ( BLU ) yang merupakan badan yang memiliki
otonomi atau semi otonomi dalam pengelolaan keuangannya. Dalam peraturan pemerintah
4
Puskesmas Wates
Puskesmas Wates
Puskesmas Wates
Asumsi-asumsi
D
alam perencanaan strategis, dipengaruhi oleh beberapa asumsi sebagai dasar untuk
evaluasi, penyusunan program kegiatan dan penganggaran. Rencana Strategis Bisnis
Puskesmas Wates tahun 2011 2015 didasarkan atas asumsi-asumsi yang bersifat makro
dan mikro. Identifikasi masing-masing asumsi tersebut berdasarkan : (1) Pertumbuhan
ekonomi; (2) Tingkat Inflasi; (3) Nilai Tukar Rupiah; (4) Pertumbuhan Penduduk.
A.
Asumsi Makro
1.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 tahun belakangan ini menunjukkan signifikansi
yang bagus, terutama menunjukkan kebangkitan dari keterpurukan kondisi ekonomi
Indonesia. Iklim pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dipredikisikan akan terus
berkembang sehingga mampu lagi berswasembada dan menjadi macan asia.
CONTOH
Dalam %
Puskesmas Wates
CONTOH
Harga BBM
Dalam Industri Kesehatan, Harga Bahan Bakar Minyak Mentah Dunia sangat
mempengaruhi operasional dan pemeliharaan Puskesmas. Hampir semua bahan
dasar untuk operasional Puskesmas dipengaruhi oleh harga BBM.
Kejatuhan Rezim Orde Baru dipicu oleh keputusan pemerintah menaikkan
harga BBM dalm kondisi politik yang tidak stabil, meskipun kemudian dibatalkan,
namun keputusan tersebut sudah tidak mempan lagi meredam harga-harga bahan
pokok. Keputusan Pemerintah menaikkan harga BBM sampai dengan 60% pada
tahun 2005 memicu kenaikan barang pokok dan barang modal, meskipun kemudian
ada beberapa subsidi pemerintah kepada masyarakat terdampak.
10
Puskesmas Wates
dan
menurunkan
potensi
kapasitas
produksi
layanan,
karena
11
bupati
(kepala
SKPD)
atas
kegiatan
keuangan
dan
serta
dilaporkan
dalam
laporan
keuangan
pada
periode
yang
bersangkutan.
Sedangkan entitas pelaporan adalah pemerintah daerah Kabupaten Kulon Progo
dan
12
seluruh
SKPD
yang
menurut
peraturan
Puskesmas Wates
perundang-undangan
wajib
2)
Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
3)
4)
anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa dibuktikan agar kebijakan
akuntansi dapat diterapkan. Sejalan dengan itu, asumsi dasar yang diterapkan di
Puskesmas Wates meliputi :
Subsidi Pemerintah untuk belanja Operasonal Puskesmas
Dalam Peraturan Daerah No. 22 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada
Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat, pada pasal 2 ayat (1)
dinyatakan bahwa
Tarif Retribusi
Puskesmas Wates
13
Asumsi Mikro
1.
Volume Pelayanan
Asumsi volume pelayanan utama di Puskesmas adalah mencakup kurang lebih
77,6% dari jumlah penduduk kecamatan Wates yaitu 54.224 jiwa atau 11,11 % dari
jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo yang mempunyai masalah kesehatan.
Asumsi jumlah penduduk Kulon Progo yang bermasalah kesehatan diperkirakan
sebanyak 22,65 % dari total jumlah penduduk. Dari asumsi tersebut, secara
kuantitativ minimal ada 9.500 kunjungan rawat jalan. Dari jumlah kunjungan,
diprediksikan 2,4 % menjalani pemeriksaan penunjang, 25% menjalani tindakan, 0,5
% memakai fasilitas ambulance, 1,5 % menjalani General Chek-up.
2.
Inovasi Pelayanan
Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, serta memenuhi
kebutuhan
kesehatan
masyarakat,
ada
beberapa
inovasi
pelayanan
yaitu
Total Pendapatan
Dalam rencana strategik ini, total pendapatan Puskesmas Wates berasal dari
Pendapatan fungsional, dan subsidi dari pemerintah daerah serta dari pemerintah
pusat. Total pendapatan fungsional dikelola langsung oleh Puskesmas tanpa harus
setor ke kas pemerintah daerah, dan hanya dalam bentuk laporan keuangan saja.
Pendapatan dari Pemerintah Daerah adalah berupa subsidi operasional, belanja
tidak langsung (gaji pegawai Negeri) dan investasi, sedangkan pendapatan dari
Pemerintah Pusat sebagai pendapatan untuk operasional dan Investasi.
4.
Total Biaya
Total biaya berupa biaya operasional, dan biaya investasi. Biaya operasional berupa
biaya pegawai, dan biaya belanja barang dan jasa. Biaya investasi adalah biaya
untuk pembelian sarana prasarana, serta pengembangan.
Total pendapatan fungsional Puskesmas Wates dipakai untuk biaya pegawai dan
biaya belanja barang dan jasa. Sedangkan sisa lebih anggaran dipakai untuk biaya
operasional Puskesmas tahun selanjutnya.
14
Puskesmas Wates
5.
Total Output
Total output dari kegiatan BLUD Puskesmas Wates yaitu, 95 % pasien gakin
terlayani; pendapatan fungsional naik rata-rata 10 % per tahun, kunjungan meningkat
5 % per tahun.
6.
Unit Cost
Tarif per jenis layanan disesuaikan dengan analisis unit cost, dengan menerapkan
subsidi silang. Unit cost disusun setiap tahun dan dipakai dasar untuk tarif pelayanan
tahun berikutnya. Prinsip analisis unit cost memakai sistem ABC (Activity Based
Costing), dengan harga dasar berlaku pada tahun penyusunan ditambah inflasi, dan
margin yang diharapkan.
Isu Strategis
Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas dihadapkan
pada isu-isu strategis yang dapat berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikannya.
Isu-isu strategis yang dihadapi oleh puskesmas dan yang akan ditangani melalui
pelaksanaan visi dan misi puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Ada wacana bahwa puskesmas tidak lagi sebagai pemberi pelayanan kesehatan
(PPK) dari PT Askes. Pasien Askes pelayanannya dialihkan ke dokter keluarga.
Tantangannya adalah bagaimana puskesmas menjadi tempat rujukan dari dokter
keluarga.
2. Agar puskesmas tetap menjadi pilihan, maka pelayanan yang diberikan harus unggul
dan berusaha memberikan pelayanan yang tidak dimiliki oleh puskesmas pesaing.
ANALISIS SWOT
Puskesmas Wates
15
D
alam analisis SWOT, organisasi menilai kekuatan terhadap kelemahannya, dan peluang
terhadap ancaman dari pesaing. Ada 4 kuadran posisi organisasi hasil analisis SWOT.
Analisis SWOT didasarkan pada peninjauan dan penilaian atas keadaan-keadaan yang
dianggap sebagai kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan
ancaman (treath). Setelah diketahui gambaran mengenai posisi / keadaan organisasi saat
ini, maka akan dapat ditentukan beberapa alternatif langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang dengan cara
memaksimumkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta meminimumkan
kelemahan dan mengatasi ancaman yang dihadapi.
Dalam bentuk diagram, gambaran perusahaan pada saat ini berdasarkan analisis
SWOT dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Peluang
II
STABIL
X
Kelemahan
I
GROWTH
Stable
Growth
Aggressive
Maintenance
Rapid
Growth
Selective
Maintenance
Turn Arround
Giurella
Nice
III
DEFENSIF
Kekuatan
Conglomerat
Diversification
Concentric
diversification
Y
Ancaman
IV
DIVERSIFIKASI
Anatomi Kuadran
a)
Kuadran I
Dalam hal perusahaan pada posisi ini maka pengembangan dan pertumbuhan secara
agresif sangat terbuka karena organisasin memiliki kekuatan dan peluang yang cukup
16
Puskesmas Wates
produk,
yakni
meningkatkan
volume
usaha
dengan
Kuadran II
Organisasi yang ada pada kuadran ini akan tetap masih dapat berkembang / tumbuh
apabila secara jeli mampu memilih peluang dalam bersaing dengan menekan
kelemahan yang ada. Beberapa pilihan untuk berkembang antara lain dengan
memperbaiki mutu layanan, pemberlakuan tarif yang kompetitif (pricing policy), dan
sebagainya.
c)
Kuadran III
Organisasi yang berada pada kuadran ini kemungkinan untuk tumbuh / berkembang
sangat kecil bahkan organisasi terancam pailit, karena dihadapkan pada ancaman
dengan berbagai kelemahan yang dimiilikinya.
d)
Kuadran IV
Organisasi yang berada di kuadran ini agar dapat tumbuh / berkembang harus
melakukan upaya-upaya diversifikasi usaha dengan cara pengayaan usaha atau
menonjolkan produk unggulan tertentu, karena beberapa kekuatan yang dimiliki akan
berhadapan dengan beberapa ancaman yang menghadang, dan semakin ekstensif
terutama dengan diberlakukannya globalisasi ekonomi di segala bidang tidak terkecuali
bisnis kesehatan.
A.
Sumberdaya Manusia
Puskesmas Wates
17
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
b.
3
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
18
-16
2
Keberadaan Puskesmas
No
1
2
3
4
5
c.
Kekuatan
1
2
3
Kelemahan
-1
-2
-3
X
X
X
X
X
11
8
-3
18
Kelemahan
(W)
-1
-2
-3
Kekuatan
2
3
X
X
Puskesmas Wates
Kelemahan
-1
-2
-3
X
X
d.
X
dan
X
X
X
6
-8
-2
Sarana Prasarana
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Kekuatan
2
3
X
X
X
Kelemahan
-1
-2
-3
X
X
X
X
X
9
-13
-4
Kekuatan
21
9
9
12
51
Penilaian
Kelemahan
-16
-3
-13
-4
-36
Nilai
5
6
-4
8
15
Analisis eksternal dan internal dengan cara pembobotan dan sudut pandang yang
berbeda terhadap posisi Puskesmas Berbah sebagai berikut :
a.
Ekonomi
No
1
2
3
b.
Peluang
2
3
-1
X
X
Ancaman
-2
-3
X
3
-2
1
Peluang
2
3
X
X
X
X
Puskesmas Wates
-1
Ancaman
-2
-3
19
c.
X
kurang
X
X
11
-5
6
d.
Peluang
2
3
X
X
-1
Ancaman
-2
-3
X
X
X
X
X
X
12
-5
7
Pesaing
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Peluang
2
3
Terdapat
6
Institusi
layanan
kesehatan Pesaing
Menjamurnya Balai Pengobatan
swasta
Menjamurnya Apotik Swasta
Menjamurnya Pengobatan alternatif
Promosi oleh pesaing
Kerjasama Operasional dg pesaing
Rumah Sakit
Lokasi RS relatif dekat
Jumlah
Nilai
-1
X
Ancaman
-2
-3
X
X
X
X
X
X
X
2
-8
-6
20
Peluang
Penilaian
Ancaman
Nilai
Ekonomi
-2
11
-5
Puskesmas Wates
12
-5
Pesaing
-8
-6
28
20
15
(15;8)
Ancaman
Peluang
8
Kelemahan
Terlihat dari hasil analisis SWOT, Posisi Puskesmas Wates di Kuadran I, atau pada
kuadran Agressive tumbuh
21
kegiatan
Puskesmas
Wates
dapat
diakses
oleh
pihak-pihak
yang
berkepentingan.
Pendekatan strategi tersebut mencakup kondisi internal dan eksternal yang antara
lain sebagai berikut :
1.
Kondisi Internal
a.
Organisasi
Puskesmas
Wates
merupakan
lembaga
teknis
daerah,
secara
22
Puskesmas Wates
Sarana Prasarana
Dalam mencapai target kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan saranaprasarana yang mencukupi, terutama untuk pelayanan EKG dan pemeriksaan
laboratorium lanjutan.
Keandalan dan keamanan sarana-prasarana yang ada sangat mendukung
dalam kinerja Puskesmas. Hambatan yang ada adalah masih minimnya tenaga
trampil yang mampu mengoperasionalkan alat, dan biaya operasional.
Untuk pengembangan layanan baru, telah diupayakan menyediakan sarana
prasarana pendukung layanan, sehingga pada saat operasional sudah tidak
terkendala sarana.
Kendala lain dalam bidang sarana prasarana khususnya untuk alat-alat
medis dengan teknologi tinggi yang berpotensi menghambat kinerja adalah biaya
pemeliharaan, yang umumnya mahal, dan kadang tidak tersedia suku
cadangnya.
d.
Perangkat Lunak
Dalam mencapai kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan perangkat lunak
berupa Prosedur-prosedur standar, Petunjuk pelaksanaan, Petunjuk Teknis,
Surat-surat keputusan, dan perangkat lunak system informasi manajemen dan
keuangan, sehingga apa yang dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan.
Adanya perangkat lunak, disamping memudahkan pelaksanaan kerja juga dapat
sebagai acuan dalam bertindak dan penentu arah strategi dan kebijakan.
e.
Dana
Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pembelian obat, bahan medis habis pakai,
jasa pelayanan, bahan makan pasien, operasional kendaraan, pemeliharaan, gaji
karyawan dan lain sebagainya.
Pengeluaran pembiayaan dapat dikatakan per hari bahkan per jam
pelayanan. Namun selama ini, Puskesmas Daerah terbentur pada aturan
pengelolaan keuangan berdasarkan Peraturan daerah yang berlaku, sehingga
seringkali Puskesmas menghadapi kendala biaya operasional, dan terhambat
pencapaian kinerjanya.
Puskesmas Wates
23
Kondisi Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undang;
kebijakan pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah dan
nasional; perkembangan sosial budaya; dan perkembangan teknologi. Yaitu :
a.
Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan
keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan.
Dalam format aturan tersebut, bisa dimungkinkan penambahan program dan
kegiatan berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam
kenyataannya, pemerintah daerah sangat restriksi dengan program dan
kegiatan yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program
dan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam
penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh
konkrit adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada
aturan, format baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehingga
manajemen Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasa
pelayanan, sementara pemerintah daerah ragu-ragu untuk membuat
program, kegiatan dan kode rekening baru untuk dapat mewadahi belanja
tersebut.
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban daerah diatur dalam Permendagri 61 Tahun 2007.
Sebagai kekayaan daerah yang tidak dipisahkan BLU perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan keuangan disajikan dan disusun sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari pemerintah daerah. Untuk itu Laporan Keuangan
BLU
disampaikan
kewenangannya
secara
untuk
berkala
kepada
dikonsolidasikan
bupati
dengan
sesuai
dengan
laporan
keuangan
Pengelola
pemerintah daerah.
Pembinaan
keuangan BLUD
Keuangan Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala yang
bertanggung jawab atas urusan pemerintah yang bersangkutan. Pembinaan
keuangan BLUD meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi,
pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan BLUD.
24
Puskesmas Wates
dengan dasar
b.
Puskesmas Wates
25
26
Puskesmas Wates
2.
Metode Penyusunan
Dasar penyusunan rencana strategis bisnis ini mengacu pada Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum dan Peraturan Mentri
Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang Panduan Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Puskesmas Wates
27
Perspektif Stakeholders
Perspektif ini menggambarkan bagaimana stakeholders akan memandang keberadaan
Puskesmas dalam mengemban amanah sebagai institusi pelayanan kesehatan
masyarakat.
2.
Perspektif Keuangan
Perspektif ini menggambarkan bagaimana tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sumberdaya keuangan yang dilaksanakan Puskesmas sehingga dapat menopang
keberhasilan pencapaian perspektif Stakeholders
3.
4.
Misi kedalam tujuan, sasaran, kebijakan dan program yang lebih terukur sehingga akan
memudahkan dalam menetapkan kinerja yang akan dicapai dalam kurun waktu jangka
menengah atau lima tahun kedepan. Keterukuran kinerja tersebut sangat dipengaruhi oleh
sistem pengukuran kinerja yang terdiri atas tiga komponen yaitu :
1.
28
Evaluasi Kinerja
Tahapan ini bertujuan agar diketahuinya pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala
yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan dipelajari guna
perbaikan pelaksanaan program kegiatan dimasa yang akan datang
3.
Puskesmas Wates
29
PERSPEKTIF
TUJUAN STRATEGIK
INTERNAL PROCESS
30
Puskesmas Wates
FINANCIAL
Tingkat Kesehatan
Organisasi
INTERNAL PROCESS
Indeks Kepuasan
Pegawai/medis/par
amedis/pejabat
Puskesmas Wates
31
32
Mengukur kinerja
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan program
Keberhasilan pencapaian sasaran
Keberhasilan pencapaian tujuan
Puskesmas Wates
3
III.
2009
KINERJA
TAHUN 2007
DAN SEBELUMNYA
INERJA
AHUN
Pada tahun 2009, jumlah kunjungan puskesmas Wates sebanyak 54.224 kunjungan.
Dari hasil penilaian kinerja puskesmas tahun 2009 didapatkan bahwa hasil sebagai berikut:
1.
Manajemen
Penilaian terhadap manajemen meliputi: PTP (perencanaan tingkat puskesmas), simkes
(sistem informasi manajemen kesehatan), loka karya mini (lokmin), agenda lokmin, tim
manajemen, SPM (standar pelayanan minimal), kinerja, status kesehatan masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa indeks pencapaian status kesehatan masyarakat paling
optimal dengan nilai 96, sedangkan loka karya mini puskesmas merupakan yang
terendah dengan nilai 42. Hasil selengkapnya sebagai berikut:
a.
PTP
: 78,6
b.
Simkes
: 93
c.
Lokmin
: 42
d.
Agenda lokmin
: 84
e.
Tim manajemen
: 92
: 88
f.SPM
g.
Kinerja
: 94
h.
: 96
Hasil
penilaian
terhadap
manajemen
tersebut
memberikan
gambaran
bahwa
pelaksanaan loka karya mini dan perencanaan tingkat puskesmas perlu ditingkatkan
mengingat pada agenda kedua kegiatan tersebut banyak membahas tentang beban
kerja, job diskripsi dan rencana kerja yang tentunya mempunyai dampak positif pada
peningkatan kinerja.
2.
Mutu pelayanan
Penilaian terhadap mutu meliputi: komitmen, perangkat, kepatuhan terhadap standar,
kepuasan pelanggan, kinerja personil dan umum. Hasil penilaian mutu pada tahun
2009 dapat disimpulkan cukup baik karena semua indikator berada diatas nilai 85.
Hasil selengkapnya sebagai berikut:
Puskesmas Wates
33
Komitmen
: 94,5
b.
Perangkat
: 94,7
c.
d.
Kepuasan pelanggan
e.
Kinerja personil
f.
Umum
: 100
: 100
: 89,5
: 100
3. Cakupan kegiatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
34
63, 50%
100%
74,1%
Puskesmas Wates
99,09%
94,04%
100%
54,07%
100%
41,09%
98,8%
100%
100%
Visi
Puskesmas Wates
35
36
Puskesmas Wates
Tujuan Strategis
1
2
Puskesmas Wates
37
Tujuan Strategis
38
Puskesmas Wates
TUJUAN PERTAMA
Menurunnya angka kesakitan
dan kematian
Sasaran
1 Meningkatnya akses pelayanan
kesehatan dasar
2 Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi
keluarga miskin
TUJUAN KEDUA
Sasaran
Meningkatnya kualitas
pelayanan yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan
TUJUAN KETIGA
Sasaran
Meningkatnya kemampuan
sumber daya puskesmas
dalam pengelolaan SDM,
Keuangan dan Aset
TUJUAN KEEMPAT
Sasaran
Meningkatnnya kesadaran,
kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat
Puskesmas Wates
39
Target kinerja
2011 - 2015
Tidak bisa dipungkiri, salah satu tujuan pelayanan kesehatan adalah untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian dalam rangka mempercepat tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Dari berbagai hasil studi menyatakan bahwa
puskesmas masih merupakan tempat pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi.
Walaupun demikian, kian hari semakin tumbuh subur tempat pelayanan kesehatan swasta,
baik secara perorangan maupun berkelompok. Mengingat konsep puskesmas merupakan
40
Puskesmas Wates
Sasaran 1.1
Meningkatnya
pelayanan
kesehatan
dasar
khususnya bagi bayi, anak balita dan ibu hamil/ibu
melahirkan
Sasaran 1.2
Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin
Puskesmas Wates
41
Sasaran 1.1
Meningkatnya akses
pelayanan kesehatan
dasar
Untuk
meningkatkan
jumlah masyarakat
yang menjadikan
Puskesmas sebagai
Puskesmas pilihan
utama masyarakat.
Puskesmas
berupaya
mendekatkan diri
dengan pengguna
layanan jasa agar
dapat memantau
sampai seberapa
jauh efektivitas
layanan yang
diberikan.
Kebijakan
umum
Puskesmas
adalah program-program puskesmas
tidak
hanya
diarahkan
pada
pelayanan di dalam gedung semata
tetapi aktif memberikan pelayanan di
luar gedung.
42
Puskesmas Wates
Puskesmas Wates
43
2011
2012
2013
2014
2015
80
100
83
100
86
100
90
100
95
100
100
90
100
95
100
95
100
90
100
95
100
95
100
90
100
95
100
95
100
90
100
95
100
95
100
90
100
95
100
95
100
100
100
75
100
100
100
76
100
100
100
77
100
100
100
78
100
100
100
80
100
96
100
97
100
98
100
99
100
100
2011
2012
2013
2014
2015
4.372 4.372
4.372
4.372
4.372
10.608 10.608
10.608
10.608
10.608
121.475 121.475
121.475
121.475
121.475
Rincian kegiatan utama ketiga program tersebut beserta tolok ukur kinerja
output yang akan dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan (tahun 2011
tahun 2015) disajikan dalam lampiran 4 dokumen ini.
44
Puskesmas Wates
Sasaran 1.2
Meningkatnya
pelayanan kesehatan
bagi keluarga miskin
Puskesmas Wates
Untuk
mendekatkan
pelayanan
kesehatan bagi
keluarga miskin
puskesmas
berupaya untuk
memberikan
kemudahan akses
baik pelayanan
kesehatan yang
bisa ditangani di
puskesmas
maupun yang
dirujuk ke rumah
sakit
Kebijakan
umum
Puskesmas
adalah menjalin
kemitraan
dengan lintas
sektoral
45
46
Puskesmas Wates
201
2013
2014
80 %
85 %
90 %
95%
70 %
80 %
90 %
95%
92 %
94 %
100
%
96 %
98 %
100 %
100 %
100 %
201
100
%
100
%
100
%
100
%
2011
90.133
2012
2013
2014
2015
90.133
90.133
90.133
90.133
Rincian kegiatan utama kedua program tersebut beserta tolok ukur kinerja
output yang akan dicapai setiap tahun selama 5 tahun ke depan (tahun 2011
tahun 2015) disajikan dalam lampiran 4 dokumen ini.
Puskesmas Wates
47
Target kinerja
Indikator Ultimate Outcomes
2011- 2015
Rata-rata
indeks
kepuasan Meningkatnya rata-rata indeks kepuasan
pelanggan atas seluruh layanan pelanggan baik internal maupun eksternal
Puskesmas
48
Puskesmas Wates
Sasaran 2.1
Meningkatnya kualitas pelayanan Puskesmas
dalam bidang medis, penunjang medis dan
administratif
Sasaran 2.2
Meningkatnya jenis pelayanan kesehatan
unggulan
Puskesmas Wates
49
Sasaran 2.1
Meningkatnya kualitas
pelayanan puskesmas
dalam bidang medis,
penunjang medis dan
administratif
Puskesmas selalu
berusaha meningkatkan
kualitas layanan kepada
pelanggannya baik
pelayanan medis,
penunjang medis dan
administratif.
Puskesmas Wates
Puskesmas Wates
51
2011
2012
2013
2014
2015
46.00
47.50
49.00
50.00
56.000
0
0
0
0
1
1
2
2
2
2011
2012
2013
2014
201
5
program pengembangan
manajemen dan kebijakan
kesehatan
9.504
9.504
9.504
9.504
9.504
52
Puskesmas Wates
Sasaran 2.2
Meningkatnya jenis
pelayanan kesehatan
unggulan
Puskesmas selalu
berusaha memberikan
pelayanan terbaik yang
tidak tersedia di
puskesmas lain
Kebijakan
umum
Puskesmas
Puskesmas Wates
53
2011
2012
2013
2014
201
5
2011
2012
2013
2014
201
5
Program pengadaan,
peningkatan dan perbaikan
saran dan prasarana
puskesmas dan jaringannya
54
33.550
33.550
Puskesmas Wates
33.550
33.550
33.550
Puskesmas Wates
55
Target kinerja
Indikator Ultimate Outcomes
2011 - 2015
Meningkatnya
pengelolaan
keuangan dan barang
56
Puskesmas Wates
kepegawaian,
Sasaran 3.1
Meningkatnya sumberdaya
puskesmas
untuk
mencapai kinerja optimal
Puskesmas berkomitmen
untuk selalu meningkatkan
sumber daya internal
karena merupakan modal
utama organisasi
Kebijakan
umum
Puskesmas Wates
57
SDM,
58
Puskesmas Wates
2011
2012
2013
2014
2015
306.38
5
316.07
4
326.24
8
336.93
0
348.146
80
85
90
95
100
80
85
90
95
100
Program
peningkatan
kapasitas sumber
daya aparatur.
2011
121.297
2012
135.122
2013
148.483
2014
163.182
2015
179.350
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolok ukur kinerja
output yang akan dicapai setiap tahun selama 5 tahun kedepan (tahun 2011
tahun 2015) disajikan dalam lampiran 4 dokumen ini.
Puskesmas Wates
59
Sasaran 3.2
Meningkatnya manajemen
SDM, keuangan dan barang
Puskesmas selalu
berusaha meningkatkan
kualitas SDM, mengelola
keuangan dan barang
dengan baik
Kebijakan
umum
Puskesmas
adalah berusaha
untuk selalu
memenuhi kebutuhan ketatausahaan dan menyampaikan
laporan tepat waktu
60
Puskesmas Wates
Puskesmas Wates
61
2011
2012
2013
2014
2015
80
85
90
95
100
92
94
96
98
100
2011
2012
2013
2014
2015
60.737
66.810
73.491
80.804
88.923
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolok ukur kinerja
output yang akan dicapai setiap tahun selama 5 tahun kedepan (tahun 2011
tahun 2015) disajikan dalam lampiran 4 dokumen ini.
62
Puskesmas Wates
4
Tujuan Strategis Keempat
Target kinerja
desa
yang
2011 - 2015
menerapkan Meningkatnya
persentase
menerapkan PHBS
Puskesmas Wates
desa
yang
63
Sasaran 4.1
Meningkatnya
masyarakat
perilaku hidup bersih dan sehat
menerapkan
Sasaran 4.1
Meningkatnya
masyarakat
menerapkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
Puskesmas berkomitmen
untuk selalu meningkatkan
pengetahuan masyarakat
dibidang kesehatan.
64
Puskesmas Wates
Strategi untuk
Mencapai Sasaran
8.1
Kebijakan
umum
Puskesmas
adalah
pengembangan
kegiatan promosi kesehatan
Puskesmas Wates
65
2011
2012
80
78
80
80
2013
80
78
85
82
80
78
90
83
2014
2015
80
80
90
84
80
80
90
85
2011
2012
2013
2014
2015
3.030
3.030
3.030
3.030
3.030
3.072
3.072
3.072
3.072
3.072
Rincian kegiatan utama dalam program tersebut beserta tolok ukur kinerja
output yang akan dicapai setiap tahun selama 5 tahun kedepan (tahun 2011
tahun 2015) disajikan dalam lampiran 4 dokumen ini.
66
Puskesmas Wates
V. PROYEKSI KEUANGAN
PROYEKSI KEUANGAN
A. PROYEKSI PENDAPATAN
Pendapatan yang dikelola oleh Puskesmas sebagai sebuah Badan
Layanan Umum terdiri dari:
1. Penerimaan dari retribusi pasien,
2. Pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri,
3. Hibah/Donasi/Kerjasama dengan mitra baik dari dalam maupun luar
negeri,
4. Rupiah murni yang berasal dari Pemerintah Republik Indonesia.
2.
3.
67
2011
2012
2013
2014
2015
Pelayanan medis
306.385
316.074
326.248
336.930
348.146
Penunjang medis
109.907
115.402
121.170
127.200
133.588
416.29
2
431.47
7
447.41
8
464.15
9
481.73
5
2011
2012
2013
2014
2015
Pinjaman LN
Hibah/Donasi/Kerjasama
Rupiah Murni
B. PROYEKSI BELANJA
Belanja sesuai dengan ketentuan dalam Standar Akuntansi
Pemerintah (PP 24 Tahun 2005) terdiri atas :
1.
Belanja Operasi,
dengan rincian belanja yang terdiri atas; Belanja Pegawai, Belanja
Barang, Bunga, Subsidi, Hibah, dan Bantuan Sosial.
2.
Belanja Modal,
dengan rincian belanja yang terdiri atas; Belanja Aset Tetap, dan Belanja
Aset Lainnya.
3.
68
Puskesmas Wates
1. Belanja Operasi
Anggaran Belanja Indikatif (Rp000,00)
PROGRAM
2011
2012
2013
2014
2015
121.475
127.549
133.927
140.622
147.653
121.475
127.549
133.927
140.622
147.653
12.605
12.605
12.605
12.605
12.605
Belanja Cetak
60.737
63.774
66.959
70.309
73.823
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
2014
2015
Belanja Program
Hibah
Bantuan Sosial
Jumlah Belanja Operasi
2. Belanja Modal
Anggara Belanja Indikatif (Rp000,00)
PROGRAM
2011
2012
2013
2011
2012
-
2013
2014
-
2015
C. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT
Berdasarkan penentuan proyeksi pendapatan dan belanja di atas
kami memproyeksikan besaran surplus/defisit yang dapat dihasilkan dari
pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
Puskesmas Wates
69
2011
2012
2013
2014
2015
..............
............
..............
.............
..............
D. PROYEKSI NERACA
Sebagai gambaran tingkat kesehatan organisasi, maka Puskesmas
memproyeksikan Neraca dengan gambaran sebagai berikut:
Proyeksi Neraca (Rp000,00)
URAIAN
Aktiva
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya
Total Aktiva
2011
2012
2013
2014
2015
416.292
5.087.599
0
431.477
5.087.599
0
447.418
5.087.599
0
464.159
5.087.599
0
481.734
5.087.599
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2011
2012
70
Puskesmas Wates
2013
2014
2015
Puskesmas Wates
71
PENUTUP
PENUTUP
72
Puskesmas Wates
LAMPIRAN
Puskesmas Wates
73
V. PROYEKSI KEUANGAN
PROYEKSI KEUANGAN
F. PROYEKSI PENDAPATAN
Pendapatan yang dikelola oleh Puskesmas sebagai sebuah Badan
Layanan Umum terdiri dari:
5. Penerimaan dari jasa layanan,
6. Pinjaman baik dari dalam maupun luar negeri,
7. Hibah/Donasi/Kerjasama dengan mitra baik dari dalam maupun luar
negeri,
8. Rupiah murni yang berasal dari Pemerintah Kabupaten Sleman.
5.
6.
Puskesmas Wates
2011
2012
2013
2014
2015
PENDAPATAN
Pelayanan medis
Penunjang medis
Pendapatan usaha
lain
TOTAL
306.385.00
0
109.907.00
0
316.074.90
0
115.402.35
0
326.248.30
0
121.170.20
0
336.930.60
0
127.229.20
0
0
416.292.00
0
0
431.477.25
0
0
447.418.50
0
0
464.159.80
0
348.146.800
133.588.690
0
481.735.490
2011
2012
2013
2014
2015
Pinjaman LN
Hibah/Donasi/Kerjasama
Rupiah Murni
G.
PROYEKSI BELANJA
Belanja sesuai dengan ketentuan dalam Standar Akuntansi
Pemerintah (PP 24 Tahun 2005) terdiri atas :
4.
Belanja Operasi,
dengan rincian belanja yang terdiri atas; Belanja Pegawai, Belanja
Barang, Bunga, Subsidi, Hibah, dan Bantuan Sosial.
5.
Belanja Modal,
dengan rincian belanja yang terdiri atas; Belanja Aset Tetap, dan Belanja
Aset Lainnya.
Puskesmas Wates
75
4. Belanja Operasi
Anggaran Pendapatan Indikatif (Rp)
PROGRAM
2011
2012
2013
2014
2015
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Pegawai dan
Barang non DPA
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Jumlah Belanja
Operasi
5. Belanja Modal
Anggara Belanja Indikatif (Rp)
PROGRAM
2011
2012
2013
2014
2015
76
2011
2012
0
Puskesmas Wates
2013
0
2014
0
2015
0
Puskesmas Wates
77
H. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT
Berdasarkan penentuan proyeksi pendapatan dan belanja di atas
kami memproyeksikan besaran surplus/defisit yang dapat dihasilkan dari
pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
Proyeksi Surplus / Defisit (Rp000,00)
PROGRAM
Surplus/
(defisit)
78
2011
2012
2013
2014
2015
(10,171,600
)
(18,150,000
)
(26,750,000
)
(33,150,000
)
(57,600,000
)
Puskesmas Wates
PENUTUP
PENUTUP
Puskesmas Wates
79
LAMPIRAN
80
Puskesmas Wates