Anda di halaman 1dari 7

Sumbangan terbesar Freud dalam teori kepribadian adalah studinya

mengenai dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh
dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari (Feist, 2010).
Kontribusi Freud ini membantu dalam penjelasan mengapa ada individu
terkadang bertindak secara irasional (Morgan, King, & Robinson, 1979).
a. Struktur Pikiran
Strukur Pikiran yang merupakan hasil dari pemikiran Freud ini membagi
pikiran manusia menjadi tiga bagian. Bagian-bagian tersebut antara lain kesadaran
atau alam sadar (conscious) yang merupakan keadaan dimana kita sadar akan hal
di sekitar kita serta pikiran kita, ketidaksadaran atau alam tidak sadar
(unconscious) yang mencakup memori dan pikiran yang dengan mudah untuk
disadari dengan refleksi, serta alam prasadar (preconscious) yang merupakan
proses peralihan dari sadar menjadi tidak sadar (Morgan, King, & Robinson,
1979).
1. Alam Sadar
Alam sadar merupakan satu-satunya bagian dari struktur Pikiran kita
yang dapat secara langsung kita raih (Feist, 2010). Oleh karena itu di
keadaan ini, kita menyadari hal-hal di sekitar kita serta pikiran kita
(Morgan, King, & Robinson, 1979).
2. Alam Prasadar
Alam Prasadar ini mencakup memori atau pikiran yang dengan mudah
dapat dimunculkan melalui refleksi. Contohnya dalah apa yang kita
makan untuk sarapan tadi, nomor telepon kita, dan sebagainya
(Morgan, King, & Robinson, 1979).
Menurut Freud, alam prasadar datang dari dua sumber, yaitu:
Persepsi Sadar (concious perception)
Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu
singkat akan segera masuk ke dalam alam prasadar dimana
fokus perhatian telah beralih ke pemikiran yang lain. Pikiran
yang dapat keluar masuk antara alam sadar dan prasadar
umumnya adalah pikiran-pikiran yang bebas dari kecemasan.
Antara gambaran-gambaran sadar dan dorongan tidak sadar
nyaris sama antara satu sama lain (Feist, 2010).

Alam Tidak Sadar


Freud yakin bahwa pikiran yang berasal dari alam tidak sadar
dapat menyelinap dari sensor yang ketat dan masuk ke alam
prasadar dalam bentuk yang tersembunyi. Beberapa dari
gambaran ini,

tak pernah kita sadari karena begitu kita

menyadari bahwa gambaran-gambaran tersebut datang dari


alam tidak sadar, maka kita akan merasa semakin cemas,
sehingga sensor akhirpun menekan gambaran yang memicu
kecemasan tersebut dan mendorongnya kembali ke alam tidak
sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar
bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik
dalam bentuk mimpi, salah ucap, dan sebagainya (Feist, 2010).
3. Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan,
maupun insting yang tidak kita sadari, akan tetapi mendorong perkataan,
perasaan, dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang
nyata seringkali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik
perilaku tersebut (Feist, 2010).
Alam tidak sadar ini mencakup memori dan pikiran kita yang sulit
untuk dimunculkan. Hal ini dikarenakan karena hal-hal yang dicakup
tersebut merupakan ide-ide masa kecil praverbal yang mungkin sulit
diterima oleh akal pikiran rasional kita. Pikiran-pikiran ini ditekan dari
kesadaran dikarenakan pikiran-pikiran ini merupakan pikiran yang tidak
diinginkan serta dianggap meresahkan (Morgan, King, & Robinson, 1979).
Freud menyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa
dibuktikan secara tidak langsung. Bagi Freud alam tidak sadar merupakan
penjelasan dari makna yang ada dibalik mimpi, kesalahan ucap (slips of
the tongue), dan berbagai jenis lupa, yang dikenal sebagi represi
(repression) (Feist, 2010).
Mimpi adalah sumber yang kaya akan materi alam tidak sadar. Freud
meyakini bahwa pengalaman masa kanak-kanak bisa muncul dalam mimpi

orang dewasa sekalipun yang bermimpi boleh tidak dapat mengingat


secara sadar akan pengalaman-pengalaman tersebut (Feist, 2010).
Akan tetapi, tidak semua proses tidak sadar tersebut muncul dari
represi pengalaman masa kanak-kanak. Freud juga meyakini bahwa
sebagian dari alam tidak sadar kita berasal dari pengalaman-pengalaman
nenek moyang kita yang diwarisi dari generasi ke generasi lewat proses
pengulangan. Warisan gambaran tidak sadar disebut sebagai peninggalan
filogenetis (phylogenetic endowment). Freud menggunakan konsep
filogenetis ini dalam menjelaskan konsep Oedipus Complex serta
kecemasan akan dikebiri (Castration Anxiety) (Feist. 2010).
Alam tidak sadar bukan berarti bersifat tidak aktif atau dorman.
Dorongan di alam tidak sadar terus menerus berupaya agar disadari, dan
kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar meskipun tak lagi muncul
dalam bentuk asli. Contohnya seperti amarah seorang anak terhadap
seorang ayahnya bisa tersembunyi dalam bentuk kasih sayang yang
berlebihan. Apabila tidak bisa disembunyikan, rasa marah tersebut sudah
tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu,
alam tidak sadarnya yang memotivasinya untuk mengekspresikan rasa
marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan dimana
pada kenyataannya perasaan yang muncul tersebut sama sekali berbeda
dengan perasaan yang sebenarnya tetapi selalu muncul dalam bentuk yang
berlebihan dan penuh kepura-puraan (Feist. 2010).
b. Wilayah Pikiran
Freud merasa bahwa tiga struktur dari kepribadian, yaitu id, ego, dan
superego berfungsi secara tumpang tindih dengan bagian alam sadar (conscious),
alam prasadar (preconscious), serta

alam tidak sadar (unconscious) (Crider,

Goethals, Kavanaugh & Solomon, 1983). Ketiga bagian-bagian tersebut dapat


disebut sebagai struktur Mind/Pikiran. Struktur-struktur ini dapat dianalogikan
sebagai suatu bongkahan es (Jaenuddin, 2015).

Ujung dari bongkahan ini, yaitu alam sadar kita merupakan sebagian kecil
dari kepribadian kita. Hal ini dikarenakan bagian ini hanyalah bagian yang hanya
kita kenali. Oleh karena itu, kita sesungguhnya hanya mengetahui sedikit hal dari
pembentuk kepribadian kita. Alam sadar mencakup pikiran, persepsi, dan
kesadaran sehari-hari (Kleinman, 2012). Disini dapat ditemukan sebagian besar
Ego serta Superego yang dapat kita sadari (Crider, Goethals, Kavanaugh &
Solomon, 1983).
Tepat dibawah alam sadar kita yaitu bagian tengah dari bongkahan es
adalah preconscious atau subconscious (alam prasadar). Jika didorong, pikiran
prasadar dapat diakses dengan membutuhkan sedikit penggalian. Hal-hal seperti
kenangan kanak-kanak, nomor telepon lama kita, nama teman masa kecil kita, dan
memori-memori lainnya yang tersimpan secara mendalam di area ini. Di area
inilah super ego dapat ditemukan (Kleinman, 2012). Adapun Ego serta Superego
yang juga memiliki porsi yang terdapat pada bagian struktur pikiran ini (Crider,
Goethals, Kavanaugh & Solomon, 1983).
Bagian ujung bongkahan es yang dikelilingi oleh air disebut sebagai alam
tidak sadar. Area alam tidak sadar sangatlah besar dan mencakup kepribadian kita
yang tidak dapat di akses. Disini kita dapat menemukan hal-hal seperti keinginan
tidak sopan, ketakutan, pengalaman yang memalukan, kebutuhan yang egois,
keinginan yang tidak rasional, serta gairah seksual yang tidak dapat ditolerir
(Kleinman, 2012). Seperti yang telah kita ketahui, Id merupakan apa yang tidak
kita sadari. Oleh karena itu, dorongan yang ditimbulkan hanya dalam bentuk yang
tidak kita sadari dan terletak pada bagian struktur pikiran ini (Crider, Goethals,
Kavanaugh & Solomon, 1983). Adapun Ego serta Superego juga memiliki porsi
yang terdapat pada bagian struktur pikiran ini (Crider, Goethals, Kavanaugh &
Solomon, 1983).
Bentuk dari ego memiliki porsi dalam hal yang tidak kita sadari adalah
keadaan ini mencakup mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism).
Singkatnya, mekanisme pertahanan ego dikembangkan oleh ego untuk dapat
memuaskan id, superego, serta tuntutan kenyataan. Mekanisme pertahanan ini
membantu dalam mengontrol tuntutan id dan perintah superego serta terkadang

mekanisme ini juga mengubah persepsi eksternal mengenai dunia sehingga


kenyataan tidak dianggap sangat menyeramkan. Dalam melakukan hal tersebut,
mekanisme pertahanan ego mengurangi perasaan seperti rasa bersalah, konflik,
dan kemarahan agar ego tidak merasa kewalahan (Crider, Goethals, Kavanaugh &
Solomon, 1983). Contohnya adalah seorang alkoholik yang mengatakan bahwa
alasan dia minum minuman keras adalah dikarenakan untuk kepentingan
bersosialisasi bersama teman-temannya (Myers & Dewall, 2015)
c. Cara Masuknya Pikiran ke Alam Sadar
Secara ringkas, Freud (Freud dalam Feist) membayangkan alam tidak
sadar sebagai sebuah aula luas berpintu lapang tempat berbagai orang berbeda
satu dengan lainnya, penuh semangat tetapi juga ugal-ugalan, sibuk mondarmandir, berkerumun, dan berusaha untuk lolos dari penjagaan dan dapat masuk
kedalam ruang penerimaan tamu (Feist, 2010).
Akan tetapi, penjaga yang waspada menghalang-halangi jalan antara aula
yang luas dengan ruang penerimaan tamu yang sempit. Penjaga ini mempunyai
dua cara untuk menghambat tamu yang tak di inginkan agar tidak lolos dari aula
tersebut (Feist, 2010).
Di dalam ruang penerimaan tamu yang sempit tersebut, terdapat sebuah
layar yang membatasi antara raja dan tamu-tamu penting tersebut. Hal ini
bertujuan agar raja tidak dapat secara langsung melihat kedatangan tamu-tamu
tersebut (Feist, 2010).
Analogi ini mempunyai makna yang gamblang bahwa mereka yang berada
di aula merupakan gambaran-gambaran tidak sadar. Ruang penerimaan tamu nan
kecil merupakan alam prasadar dan mereka yang diruang tersebut adalah gagasangagasan sementara yang bisa jadi tak disadari oleh

raja yang sudah tentu,

mewakili alam sadar. Penjaga pintu yang memantau pintu gerbang antara kedua
ruang tersebut adalah sensor pertama yang mencegah gambaran tidak sadar masuk
kekesadaran dan memastikan semua agar gambar bawah sadar masuk kembali ke
alam tidak sadar. Layar menyelimuti si tamu penting tadi adalah sensor akhir yang

mencegah sejumlah besar elemen bawah sadar agar tidak semua elemen bawah
sadar tidak dapat masuk ke alam sadar (Feist, 2010).
d. Peran Struktur Pikiran Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Meskipun teori Freud berasal dari hasil penelitiannya mengenai
penanganannya terhadap histeria pasien-pasiennya, akan tetapi proses ini juga
terdapat pada orang sehat. Contohnya adalah saat kita tertidur nyenyak, kita
berada di alam bawah sadar. Dalam keadaan tidur ini, kita mengalami mimpi.
Mimpi dapat dianggap sebagai jalan tol id, sehingga ketika kita tertidur, maka
kesadaran kita menghilang dan id merealisasikan keinginannya melalui pikiran
bawah sadar (Jaenuddin, 2015).
Ketika kita terbangun, kita memasuki tahap prasadar yang ditunjukkan
ketika masih belum dalam kondisi yang sepenuhnya sadar untuk dapat berpikir
jernih. Setelah kita melewati tahap prasadar ini, barulah kita memasuki tahap
sadar ketika kita sudah dapat berpikir secara jernih (Jaenuddin, 2015).

Daftar Pustaka
Feist, Jess., & Feist, Gregory J. (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7: Buku I.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.
King, Richard A., Morgan, Clifford T., Robinson, & Nancy M. (1979).
Introduction to Psychology. New York: McGraw-Hill.
Myers, David G. & Dewall, C. Nathan. Psychology: Eleventh Edition. New York:
Worth Publisher.
Kleinman, Paul. (2012). Psych 101: Psychology Facts, Basics, Statistics, Tests,
and More!. Massachusetts: Adams Media.
Crider, Andrew B., Goethals, George R., Kavanaugh, Robert D., & Solomon, Paul
R. (1983). Psychology. Illinois: Scott, Foresman and Company.
Jaenuddin, Ujam. (2015). Dinamika Kepribadian (Psikodinamik). Bandung:
Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai