Gadar
Gadar
dapat mempengaruhi proses BAK, menurunkan tekanan darah, menurunkan filtrasi glumerolus sehingga
menyebabkan produksi urine menurun. Factor lain berupa kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain
sebagainya yang dapat meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak dapat relaksasi dengan
baik. Dari semua factor di atas menyebabkan urine mengalir labat kemudian terjadi poliuria karena pengosongan
kandung kemih tidak efisien. Selanjutnya terjadi distensi bladder dan distensi abdomen sehingga memerlukan
tindakan, salah satunya berupa kateterisasi urethra
4. Tanda dan gejala Adapun tanda dan gejala atau menifestasi klinis pada penyakit ini adalah sebagai berikut:
a.Diawali dengan urine mengalir lambat.
b.Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandung kemih tidak efisien.
c.Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.
d.Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK. e.Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.
5. Pemeriksaan diagnostik
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah sebagai berikut: Pemeriksaan
specimen urine. Pengambilan: steril, random, midstream. Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa,
Hb, KEton, Nitrit. Sistoskopy, IVP.
6. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah sebagai berikut: a. Kateterisasi
urethra. b. Dilatasi urethra dengan boudy. c. Drainage suprapubik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN RETENSIO URINE 1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan umum - Riwayat kesehatan keluarga - Riwayat kesehatan klien
c. Riwayat kesehatan sekarang - Bagaimana frekuensi miksinya - Adakah kelainan waktu miksi - Apakah rasa sakit
terdapat pada daerah setempat atau secara umum - Apakah penyakit timbul setelah adanya penyakit lain - Apakah
terdapat mual muntah atau oedema - bagaimana keadaan urinya - Adakah secret atau darah yang keluar - Adakah
hambatan seksual - Bagaimana riwayat menstruasi - Bagaimana riwayat kehamilan -Rasa nyeri d. Data fisik
Inpeksi : seluruh tubuh dan daerah genital Palpasi : pada daerah abdomen Auskultasi : kuadran atas abdomen
dilakukan untuk mendeteksi bruit - Tingkat kesadaran - TB, BB - TTV e. Data psikologis Keluhan dan reaksi pasien
terhadap penyakit Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit Persepsi pasien terhadap penyakit f. Data social,
budaya, spiritual Umum : hubungan dengan orang lain, kepercayaan yang dianut dan keaktifanya dalam kegiatan
Pengkajian keperawatan Tanda-tanda dan gejala retensi urine mudah terlewatkan kecuali bila perawat melakukan
pengkajian secara sadar terhadap tanda dan gejala tersebut.Oleh karna itu ,pengkajian keperawatan harus
memperhatikan masalah berikut: *Kapan urinasi terakhir dilakukan dan berapa banyak urine yang dieliminasikan?
*Apakah pasien mengeluarkan urine sedikit-sedikit dengan sering? *Apakah urine yang keluar itu menetes?
*Apakah pasien mengeluh adanya rasa nyeri atau gangguan rasa nyaman pada abdomen bagian bawah? *Apakah
ada massa bulat yang muncul dari pelvis *Apakah perkusi didaerah suprapubik menghasilkan suara yang pekak?
*Adakah indicator lain yang menunjukan retensi kandung kemih seperti kegelisahan dan agitasi?
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan radang urethra, distensi bladder.
2. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan infeksi bladder, gangguan neurology, hilangnya tonus jaringan
perianal, efek terapi.
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
masalah tentang area sensitife.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urethra.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 Nyeri akut berhubungan dengan radang urethra, distensi bladder.
Tujuan: Pasien menyatakan nyeri hilang dan mampu untuk melakukan istirahat dengan tenang.
Intervensi :
* Kaji nyeri, lokasi dan intensitas.
* Perhatikan tirah baring bila diindikasikan.
* Pasang kateter untuk kelancaran drainase.
*.Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi, contoh eperidin.
Diagnosa 2 Gangguan pola eliminasi urine berhubungan infeksi bladder, gangguan neurology, hilangnya tonus
jaringan perianal, efek terapi. Tujuan: Setelah intervensi diharapkan berkemih dengan jumlah yang normal dan tanpa
adanya retensi.
Intervensi:
* Kaji pengeluaran urine dan system kateter.
adrenergic
(Propanolol),
preparat
antihipertensi
(hidralasin).
TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda dan gejala atau menifestasi klinis pada penyakit ini adalah sebagai berikut:
a) Diawali dengan urine mengalir lambat
b) Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandung
kemih
tidak
efisien.
c)
Terjadi
distensi
abdomen
akibat
dilatasi
kandung
kemih
d)
Terasa
ada
tekanan,
kadang
terasa
nyeri
dan
merasa
inginBAK.
e) Pada retensi berat bisa mencapai 2000-3000 cc.
4.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan specimen urine.
b. Pengambilan: steril, random, midstream.
c. Penagmbilan umum: pH,BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit
5.P E NA TA LA KS A NAA N
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah sebagai berikut:
a. Kateterisasi urethra.
b. Dilatasi urethra dengan boudy.
c. Drainage suprapubik
6.PATOF IF I OL OG I
Pada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa sakit yang hebat di
daerah
suprapubik
dan
hasrat
ingin
miksi
yang
hebat
disertai
mengejan.
Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor lainnya seperti ansietas,
kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya.
Berdasarkan lokasi bisa dibagi menjadi supra vesikal berupa kerusakan pusat miksi di medulla
spinalsi menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian atau seluruhnya sehingga
tidak terjadi koneksi dengan otot detrusor yang mengakibatkan tidak adanya atau menurunnya
relaksasi otot spinkter internal, vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang,
intravesikal berupa hipertrofi prostate, tumor atau kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil
menyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa meningkat dan terjadi dilatasi bladder
kemudian distensi abdomen. Factor obat dapat mempengaruhi prosesBAK, menurunkan tekanan
darah, menurunkan filtrasi glumerolus sehingga menyebabkan produksi urine menurun. Factor
lain berupa kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya yang dapat
meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak dapat relaksasi dengan
baik.