Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang

Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat adalah hal yang sangat


lumrah dibicarakan untuk kemajuan dan perubahan bangsa saat ini kedepan,
apalagi jika dilihat dari skill masyarakat indonesia kurang baik sehingga
menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri, konsep pemberdayaan
masyarakat mencakup pengertian pembangunan masyarakat (community
development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community
based development).
Pertama-tama perlu dipahami arti dan makna pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat, keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah
kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebagian
besar meliki kesehatan fisik dan mental, serta didik dan kuat inovatif,
tentunyan memiliki keberdayaan yang tinggi, sedangkan pembangunan
masyarakat adalah suatu hal yang perlu di minit untuk kemampuan
masyarakat itu sendiri.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara
lain peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan
perumahan, pengembangan usaha ekonomi desa, pengembangan Lembaga
Keuangan Desa, serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya. Memberdayakan
masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan
masyarakat bawah (grass root), yang dalam kondisi sekarang tidak mampu
untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Dengan kata lain, pemberdayaan (empowering) adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat miskin. Pemberdayaan bukan hanya meliputi
penguatan individu anggota masyarakat tetapi juga pranata-pranatanya.
Menanamkan nilai-nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat,
keterbukaan, kebertanggung jawaban, adalah bagian pokok dari upaya
pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan lembaga-lembaga sosial dan
pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat
di dalamnya.
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebagai tindakan sosial dimana
penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat

perencanaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau


memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan sumberdaya yang
dimilikinya. Masyarakat miskin seringkali merupakan kelompok yang tidak
berdaya baik karena hambatan internal dari dalam dirinya maupun tekanan
eksternal dari lingkungannya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat
menjadi salah satu pilar kebijakan penanggulangan kemiskinan terpenting.
B. Pengertian Program Pemberdayaan Masyarakat
Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang
berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi
tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang dikehendaki (Ramdani, 2015)
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan atau
meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan
masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah
daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai (Ramdani, 2015).
Pengertian pemberdayaan masyarakat menurut Pemerintah Republik
Indonesia dalam hal ini Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat ketika
membahas soal Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri,
mengutarakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu
maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya
peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya (Irawan,
2010).
Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses yang direncanakan,
dirancang, kemudian diimplementasikan oleh negara sebagai fasilitator
melalui aparat-aparatnya dengan masyarakat sebagai pelaku sekaligus objek
dari proses ini guna membantu menyelesaikan segala bentuk permasalahan
yang berada di lingkungan masyarakat melalui program-program kerja
kemudian memandirikan masyarakat agar bisa menyelesaikan permasalahan
yang ada di lingkungannya secara berkesinambungan. Sehingga masyarakat
dapat mengatasi segala bentuk permasalahan yang ada dengan baik secara
mandiri untuk kemudian dapat mengembangkan diri ke arah yang lebih baik,
baik dalam hal kesejahteraan, kualitas hidup, dan lain-lain (Irawan, 2010).

C. Tahapan-tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Adi (2002) yang mempunyai rumusan strategi yang menjadikan


beberapa tahap dalam melakukan pemberdayaan yakni :
1. Tahap persiapan (engagement), tahap persiapan ini memiliki substansi
penekanan pada dua hal elemen penting yakni penyiapan petugas dan
penyiapan lapangan. Tahapan ini adalah tahapan prasyarat sukses atau
tidaknya sebuah program pemberdayaan berlangsung.
2. Tahap pengkajian (assestment), sebuah tahapan yang telah terlibat aktif
dalam pelaksanaan program pemberdayaan karena masyarakat setempat
yang sangat mengetahui keadaan dan masalah ditempat mereka berada.
Tahapan ini memiliki penekanan pada faktor identifikasi masalah dan
sumber daya yang ada dalam sebuah wilayah yang akan menjadi basisi
pemberdayaan serta pelaksanaan program.
3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (designing), dalam
tahap ini program perencanaan dibahas secara maksimal dengan melibatkan
peserta aktif dari pihak masyarakat guna memikirkan solusi atau
pemecahan atas masalah yang mereka hadapi di wilayahnya. Dalam tahap
ini dipikirkan secara mendalam agar program pemberdayaan yang ada
nantinya tidak melulu berkisar pada program amal (charity) saja dimana
demikian itu tidak memberikan manfaat secara pasti dalam jangka panjang.
4. Tahap pemformulasian rencana aksi (designing), pada tahap ini masyarakat
dan fasilitator menjadi bagian penting dalam bekerjasama secara optimal.
Hal ini disebabkan masyarakat telah menjabarkan secara rinci dalam bentuk
tulisan tentang apa-apa yang akan mereka laksanakan baik tujuan jangka
pendek maupun jangka panjang.
5. Tahap pelaksanaan program atau kegiatan (implementasi), tahap ini
merupakan bentuk pelaksanaan serta penerapan program yang telah
dirumuskan sebelumnya bersama para masyarakat. Tahapan ini berisi
tindakan

aktualisasi

bersinergi

antara

masyarakat

dengan

pemberdayaan (dalam bahasa Isbandi disebut sebagai petugas).

pelaku

6. Tahap evaluasi, tahapan yang memiliki substansi sebagai proses


pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan
masyarakat yang sedang berjalan dengan melibatkan warga. Tahapan ini
juga akan merumuskan berbagai indikator keberhasilan suatu program yang
telah diimplementasikan serta dilakukan pula bentuk-bentuk stabilisasi
terhadap perubahan atau kebiasaan baru yang diharapkan terjadi.
7. Tahap terminasi (disengagement), sebuah tahapan dimana seluruh program
telah berjalan secara optimal dan petugas fasilitator pemberdayaan
masyarakat sudah akan mengakhiri kerjanya. Tahapan ini disebut sebagai
tahap pemutusan hubungan antara petugas dengan para masyarakat yang
menjadi basis program pemberdayan ketika itu. Petugas pun tidak keluar
dari komunitas secara total, melainkan ia akan meninggalkannya secara
bertahap.
Dari 7 tahapan yang dikemukakan oleh Adi dalam melakukan
pemberdayaan, terlihat memang dalam tahapan pemberdayaan masyarakat
harus selalu dilibatkan sejak dalam tahap perencanaan sampai pada tahap
implementasi dan evaluasi. Hal ini terkait dengan kebutuhan dan tujuan yang
ingin dicapai oleh masyarakat karena masyarakat memang lebih tahu semua
permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan mereka. Fasilitator
hanya bertindak untuk memfasilitasi dan mengarahkan aspirasi dari
masyarakat.

D. Metode Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Irawan (2010), untuk melaksanakan evaluasi apakah proyek


yang telah dilaksanakan selama jangka waktu tertentu telah sungguh
mendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan warga masyarakat,
perlu dilakukan suatu penelitian. Dua metoda penelitian evaluatif yang
bersifat bottom-up adalah rapid rural appraisal (RRA), dan participatory rural
appraisal (PRA).

a. Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA)

Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif


untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan
cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil
yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan
pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau
pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut
dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang
digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.
b. Metoda Participatory Rural Appraisal (PRA)

Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya


pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA
bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan
pelaksana

program

pembangunan

dan

bukan

sekedar

obyek

pembangunan.
E. Pendekatan Perencanaan Pemberdayaan

Menurut Irawan (2010), Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan


pemberdayaan

dilakukan

dan

dicapai

melalui

penerapan

strategi

pemberdayaan. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan,


yaitu:
1. Pendekatan mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap individu melalui

bimbingan, konseling, stress managemet, intervensi krisis. Tujuan


utamanya adalah membimbing atau melatih individu dalam menjalankan
tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut pendekatan yang
berpusat pada tugas (task centered approach).
2. Pendekatan mezzo. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan
kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika
kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap individu agar memiliki
kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Pendekatan makro. Pendekatan ini disebut strategi sistem besar (large-

system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem


lingkungan yang lebih luas seperti perumusan kebijakan, perencanaan
sosial, kampanye, aksi sosial, lobi, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat, merupakan beberapa strategi dalam pendekatan ini.
F. Manfaat Program Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Burhanudi (2008), Dalam pemberdayaan masyarakat,
adanya program sangat penting bagi kelangsungan pemberdayaan masyarakat
tersebut. Selain memberi acuan, dengan adanya program, masyarakat
diharapkan berpartisipasi atau turut ambil bagian dalam perubahan yang
direncanakan tersebut. Manfaat dari program pemberdayaan masyarakat
adalah sebagai berikut:
1. Memberi acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang hal-hal
2.
3.
4.
5.

6.

7.
8.
9.
10.

yang harus dilakukan dan cara melaksanakannya.


Merupakan acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
menghindari terjadinya salah pengertian.
Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usul/saran
penyempurnaan.
Menjadi pedoman untuk mengukur (mengevaluasi) pelaksanaan program.
Adanya patokan yang jelas tentang masalah-masalah yang insidentil
(menuntut perlunya revisi program), dan pemantapan dari perubahanperubahan sementara (hanya direvisi jika memang diperlukan)
Mencegah adanya salah pengertian tentang tujuan akhir, dan
mengembangkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan mau-pun yang
tidak dirasakan.
Memberikan keterlibatan personil dalam setiap tahapan program yang
berkesinambungan tersebut, hingga tercapainya tujuan.
Membantu pengembangan kepemimpinan, yaitu menggerakkan semua
pihak yang terlibat dan menggunakan sumber daya yang tersedia.
Menghindarkan pemborosan sumber daya, dan sebaliknya merangsang
efisiensi.
Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masyarakat dan
yang dilaksanakan sendiri oleh masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi R. 2002. Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial. Lembaga Penerbit FE-UI. Jakarta.
Burhanudin. Perencanaan Program Pemberdayaan Menuju Perubahan Dalam
Masyarakat. Jurnal Paradigma. Vol 5 No 1 2008
Fauzi, H. 2013. Respon Masyarakat Pada Tahap Pembangunan Desa Di
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur (Studi Kasus Pada
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Desa PNPM MD).
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Lampung.
Irawan, Wendi D. 2010. Metode Pemberdayaan Masyarakat (Mengidentifikasi
Definisi dan Tahapan-tahapan, Metode, Teknik dan Alat Analisis
Perencanaan Pemberdayaan). Tugas Ilmiah. Program Studi Agribisnis
Universitas Padjajaran. Bandung.
Ramdani, D. 2015. Materi Sosiologi Kelas XII BAB 5 (Perencanaan
Pemberdayaan Komunitas Kurikulum 2013).

Anda mungkin juga menyukai