Anda di halaman 1dari 23

B A B

24

K E B U D AYA A N
NASIONAL

B A B 24
KEBUDAYAAN NASIONAL
I. PENDAHULUAN
Kebudayaan Indonesia yang telah berkembang sepanjang
sejarah bangsa merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Dalam jangka waktu Repelita II akan terus
diusahakan untuk meningkatkan pernbinaan dan pemeliharaan
kebudayaan nasional untuk memperkuat kepribadian bangsa,
kebangsaan nasional dan kesatuan nasional.
Dasar kebijaksanaan tersebut juga dilandasi oleh Wawasan
Nusantara yang mencakup antara lain perwujudan kepulauan
Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya. Hal ini berarti
bahwa kebudayaan Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam kebudayaan yang ada menggambarkan
kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia yang menjadi modal
dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang
hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa.
Oleh karena itu dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kebudayaan nasional termasuk pula penggalian dan pemupukan
kebudayaan daerah sebagai unsur penting yang memperkaya dan
memberi corak kepada kebudayaan nasional.
Tradisi serta peninggalan sejarah yang mempunyai nilai
perjuangan dan kebanggaan serta kemanfaatan nasional juga
dibina dan dipelihara untuk dapat diwariskan kepada generasi
muda.
Pembinaan kebudayaan nasional harus sesuai dengan normanorma Pancasila. Di samping itu harus dicegah timbulnya nilainilai sosial budaya yang bersifat feodal dan untuk menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negatif. Di lain pihak
cukup memberikan kemannpuan masyarakat untuk menyerap
221

nilai-nilai dari luar yang positif

dan yang memang diperlukan

bagi pembaharuan dalam proses pembangunan, selama tidak


bertentangan dengan kepribadian bangsa.
II. KEADAAN DAN MASALAH
Usaha pembangunan telah pula berwujud dalam berbagai
kegiatan kesenian oleh masyarakat sendiri seperti pementasan
seni drama, seni pedalangan, seni tari, dan seni musik, pameran
seni rupa, dan produksi film nasional. Namun kegiatan tersebut
perlu diperbaiki mutunya. Dalam pada itu, kegiatan organisasi
kesenian di dalam warga masyarakat ini justru merupakan
modal utama dalam perkembangan kehidupan kebudayaan
bangsa.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk lebih merangsang kegiatan kebudayaan dalam masyarakat sendiri, antara lain
dengan mendirikan berbagai pusat kesenian dan kebudayaan di
Denpasar, Surakarta, Yogyakarta, Ujung Pandang, Pontianak dan
Medan, dan dengan merehabilitasi konservatori. Pusat ini
merupakan wadah bagi berbagai kegiatan kesenian dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional.
Demikian pula telah diusahakan peningkatan apresiasi seni
rnelalui perlombaan kesenian antara pelajar, pementasan dan
pameran kesenian pelajar, penataran guru kesenian, pendidikan,
seminar kesenian, dan lain-lain.
Kegiatan kesenian yang dikaitkan dengan pariwisata adalah
penyelenggaraan festival nasional Ramayana di Yogyakarta
dan festival Ramayana incternasional di Pandaan.
Di bidang permuseuman telah dilakukan rehabilitasi Museum
Pusat dan Museum Bali. Demikian pula telah dibantu pertumbuhan berbagai museum, antara lain museum batik di Pekalongan dan museum sekolah di Tegal (Slawi). Demikian pula
telah dibuka kembali museum Jawa Timur di Surabaya dan
dipersiapkan rehabilitasi museum di Medan, Ujung Pandang dan
Pontianak. Namun demikian masih banyak sekali museum di
daerah lain yang keadaannya memerlukan perhatian untuk
222

direhabilitasi.

Di bidang arkeologi telah dipersiapkan pelaksanaan pemugaran Candi Borobudur. Pelaksanaan pemugaran sudah dapat
dimulai pada bulan Agustus 1973. Hal ini merupakan usaha
nasional yang besar.
Survey dan penggalian benda purbakala telah pula dilakukan
di berbagai tempat. Suatu masalah besar di bidang ini adalah
tidak terawatnya, hilangnya atau diselundupkannya ke luar
negeri berba.gai benda purbakala yang amat berharga.

Di bidang bahasa, melalui suatu proses persiapan yang cukup


panjang telah diresmikan pemakaian Ejaan Yang Disempurnakan sejak 17 Agustus 1972. Ejaan ini terus dibina dan dikembangkan, dan juga telah diselenggarakan loka karya ejaan
untuk bahasa Bali, Sunda, dan Jawa. Penyeanpurnaan ejaan
untuk bahasa daerah lain harus juga dilaksanakan.
Pengadaan buku bacaan telah pula dilakukan dalam masa
Repelita I. Namun demikian masih dirasakan sekali kebutuhan
akan adanya penerbitan buku ilmiah dan seni, kesusastraan,
roman, fiksi, detektif, dan lain sebagainya, yang bersifat Indonesia
dan yang bermutu. Bersamaan itu masih perlu juga
dikembangkan kegemaran dan kebiasaan membaca di kalangan
masyarakat, baik di antara anak, remaja, maupun orang
dewasa.
III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH
Tujuan pokok pengembangan kebudayaan nasional adalah
memperkuat identitas nasional, kebanggaan nasional dan
kesatuan nasional. Khususnya pengembangan kesenian nasional perlu dilanjutkan dan terus diperkaya oleh generasi
muda dewasa ini dan oleh generasi-generasi kemudian dengan
hasil karya dan ciptaan baru. Erat bertalian dengan kesenian
nasional adalah bahasa nasional dan karya kesusastraan yang
bermutu dalam bahasa nasional. Karena itu pengembangan bahasa dan kesusastraan perlu mendapat rangsangan yang mendorong daya kreativitas.
223

Pertumbuhan yang. subur dan sehat dari daya kreativitas


bangsa memerlukan suatu iklim dan lingkungan yang. cocok,
pendukung kesenian yang mampu dan sarana kesenian yang
cukup. Tetapi lebih dari segala itu sangat panting adanya
pendidikan dalam segala macam cabang kesenian yang bermutu. Dalam segenap usaha pengembangan kebudayaan nasional
ini peranan "mass media" sangat berarti, khususnya dari televisi
dan film.
Maka dengan demikian, langkah pelaksanaan pengembangan
kebudayaan nasional disusun dalam empat golongan usaha
yang nyata, yaitu :
1. penyelamatan, pemeliharaan dan penelitian warisan sejarah kebudayaan dan kebudayaan daerah;
2. pengembangan dan pendidikan kesenian serta kebudayaan Indonesia;
3. pengembangan bahasa dan kesusastraan;
4. pengembangan perbukuan dan majalah pengetahuan.
Keempat golongan usaha nyata dan berharga ini tetap dilakukan dalam kerangka kebijaksanaan umum dari pengembangan kebudayaan nasional, yaitu (a) kesesuaiannya dengan nilainilai Pancasila; (b) berazaskan Wawasan Nusantara; (c)
pengintegrasian secara selaras antara unsur kebudayaan warisan sejarah dan kebudayaan daerah serta unsur kebudayaan dari
luar yang positif; dan (d) perkembangan kebudayaan nasional
yang menguatkan bahasa nasional.
Kesesuaian dari kebijaksanaan pengembangan kebudayaan
nasional dengan nilai-nilai Pancasila berarti bahwa kebijaksanaan itu harus selaras dengan jiwa dan semua sila Pancasila
dan tidak membenarkan hasil kebudayaan yang bertentangan
dengan jiwa dan sila-sila Pancasila.
Selanjutnya pembinaan kebudayaan daerah mendapat perhatian lebih banyak karena kebudayaan daerah berakar kuat da224

lam tradisi.

Akhirnya dalam usaha pokok pengembangan kebudayaan


nasional akan diikutsertakan sarana-sarana "mass media" khususnya perfilman nasional.
1. Penyelamatan dan pemeliharaan warisan sejarah kebudayaan
Tujuan pertama-tama dari usaha ini ialah untuk menyelamatkan warisan sejarah, khususnya peninggalan zaman purba
di berbagai daerah agar terhindar dari kemusnahan. Warisan
sejarah kebudayaan yang termasuk seni rupa, benda kesenian
maupun alat perlengkapan rumah tangga, dan alat perhiasan
lainnya juga diusahakan agar tidak lenyap ataupun musnah.
Tujuan selanjutnya yang tidak kurang pentingnya ialah untuk
memelihara peninggalan tersebut dengan sebaik-baiknya. Dalam
hubungan ini pendidikan tenaga arkeologi mendapat lebih
banyak perhatian.
Bahkan lebih jauh daripada perawatannya ialah usaha untuk
mengembangkan kembali warisan sejarah itu dalam arti agar
dapat merangsang kembali kegairahan kehidupan kebudayaan
daerah. Dalam berfungsinya kembali sebagai sumber inspirasi
daya cipta (kreativitas) kehidupan kebudayaan daerah, maka
sekaligus landasan kesadaran nasional dapat lebih dimantapkan secara bermakna.
Perhatian khusus akan diberikan pula kepada karya seni yang
mengungkapkan warisan sejarah yang mengandung nilai perjoangan dan kebanggaan nasional, termasuk perjoangan wanita,
sehingga dapat dihayati terutama oleh generasi muda.
Langkah konkrit yang akan dilakukan untuk menyelamatkan,
memelihara dan mengembangkan warisan budaya terdiri atas:
a. Inventarisasi

peninggalan purbakala

Inventarisasi peninggalan purbakala akan ditingkatkan,


mengingat benda atau monumen yang tersebar di berbagai daerah Indonesia mungkin banyak yang sudah tidak di tempatnya
420038 - (81).

225

lagi, walaupun pernah dicantumkan pada inventarisasi yang


pernah dilakukan dalam tahun 1914-1915. Kemungkinan sebab
kemusnahannya ialah karena mengalami kerusakan alamiah,
akan tetapi banyak pula karena pencurian. Di samping itu
temuan baru juga akan dimasukkan dalam inventarisasi untuk
melengkapi dokumentasi sejarah kebudayaan dengan keterangan tentang keadaan dan lokasi penemuan tadi, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk keperluan perencanaan penggalian selanjutnya.

b.

Penelitian dan penggalian peninggalan purbakala

Penelitian terhadap kebudayaan purbakala akan memperkaya


perkembangan ilmu arkeologi Indonesia khususnya dan ilmu
arkeologi pada umumnya. Hasil penelitian tersebut dapat menambah saling pengertian antarbangsa mengingat padanya
terdapat aspek humanitas, hubungan kebudayaan, dan lain-lain.
Data-data yang ditemukan sebagai hasil penelitian dan penggalian akan menyebabkan bahwa sejarah kebudayaan bangsa
kita di masa silam akan lebih terang rangkaiannya dalam
hubungan sejarah daerah maupun nasional. Hasil penelitian
dan penggalian itu dapat diumumkan melalui berbagai media
karangan di majalah, buku, harian, seminar daerah, nasional
dan internasional, sehingga dapat menambah kesadaran berbudaya yang tinggi. Kecuali itu penggalian-penggalian itu juga
merupakan usaha preventif terhadap penggalian-penggalian liar
yang pada hakekatnya merusak dokumen sejarah dan budaya
nasional.

c.

Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan purbakala

Pembinaan dan pemeliharaan peninggalan purbakala akan


ditingkatkan selain untuk tetap mempertahankan keutuhan
bukti warisan sejarah kebudayaan bangsa juga untuk mencegah
kemusnahannya. Usaha pembinaan dan pemeliharaan peninggalan kepurbakalaan erat kaitannya dengan pengemlbangan kepariwisataan. Dalam rangka usaha ini akan dijajagi dan dirintis
226

pembuatan taman arkeologi di berbagai daerah tertentu.

Demi-

kian pula, peninggalan purbakala di berbagai daerah yang


banyak sudah tidak terpelihara seperti keraton, benteng, candi,
mesjid kuno, makam bersejarah, tempat punden-punden, berundak, dan sebagainya, akan dibina dan dipelihara. Jelas bahwa
dari segi sejarah dan kebudayaan serta manfaatnya bagi kepariwisataan nasional dan internasional, tempat dan obyek tersebut di atas adalah sangat penting.

d. Pemugaran Candi Borobudur dan candi lainnya


Sebagai usaha penyelamatan warisan sejarah kebudayaan
nasional yang sudah sangat mendesak urgensinya ialah pemugaran Candi Borobudur dan beberapa candi lainnya. Perhatian
dan bantuan dunia internasional terhadap usaha yang sangat
penting artinya bagi kebudayaan umat manusia ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dalam pada itu, kesadaran dan kebanggaan nasional bangsa Indonesia sendiri dalam menunjukkan kemampuan untuk menyelesaikan secara bertahap pemugaran warisan kebudayaan nasional ini, tetap menjadi modal
utama dalam segala usaha penyelamatan peninggalan purbakala.
Usaha pemugaran candi ataupun peninggalan lainnya dilakukan dengan tidak merobah bentuk dan suasana keasliannya
serta tanpa mengurangi nilai-nilai estetika yang murni.

e. Penelitian dan penataan kebudayaan daerah


Penelitian kebudayaan daerah di seluruh Indonesia, baik oleh
universitas maupun oleh lembaga penelitian di tingkat nasional
maupun daerah khususnya yang dapat menghasilkan buku etnografi harus dipergiat. Penelitian itu bertujuan mengumpulkan
data mengenai keadaan penduduk, teknik pertanian, sistem sosial, organisasi masyarakat, hukum adat, sistem religi, kesenian,
dan folklore di daerah. Data tersebut ditampung dalam pusat
pengumpulan data kebudayaan daerah untuk kemudian diolah
dan dimuat dalam buku etnografi yang disusun menurut metodologi ilmiah yang sudah mantap dan baku. Adapun buku etno227

grafi tentang kebudayaan suku bangsa di daerah yang ditulis


oleh orang asing dan yang masih dapat dipakai karena belum
usang, sebaiknya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

f. Pengumpulan benda purbakala dan bends kebudayaan


daerah
Benda hasil penggalian kebudayaan purbakala dan benda kebudayaan yang dikumpudkan sebagai hasil penelitian kebudayaan daerah harus disimpan dalam museum di pusat maupun
di daerah. Peningkatan dan perluasan museum ini akan
diusahakan secara terarah sehingga dapat menumbuhkan penghargaan masyarakat luas terhadap sejarah dan karya kebudayaan nasional. Dalam hubungan ini fungsi saling melengkapi
antara museum di Jakarta dengan yang ada di berbagai kota
lainnya akan sangat diperhatikan.
Dalam pada itu, fungsi museum itu sendiri ditingkatkan dan
di perluas sebagai tempat studi, penelitian dan rekreasi. Untuk
keperluan ini akan diadakan kerja sama dengan dunia universitas. Selanjutnya akan dirintis dan dirangsang pula pengembangan museum-museum khusus, umpamanya museum ilmu
pengetahuan dan teknologi, kesenian, dan lain sebagainya.

g. Penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan


sejarah dan kebudayaan daerah
Usaha penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan
sejarah dan kebudayaan daerah akan dilakukan di kalangan
masyarakat luas dan khususnya di kalangan generasi muda.
Penyebaran pengetahuan tentang kebudayaan warisan sejarah
itu akan dilakukan dengan cara menerbitkan buku sejarah kebudayaan, dan buku-buku kesenian dengan foto dan gambar
yang indah, dalam bahasa Indonesia dan dengan menyediakannya untuk umum dalam meseum dan pusat kebudayaan; rekaman seni suara rakyat; film kebudayaan, dan,lain sebagainya.
Sedangkan cara menyebarkan pengetahuan tentang kebudayaan
daerah adalah dengan menganjurkan para pengarang roman,

228

pengarang buku anak-anak, dan pengarang buku pelajaran, untuk memakai buku etnografi tentang aneka warna kebudayaan
suku bangsa di Indonesia itu sebagai sumber buku untuk menulis cerita atau bahan pelajaran mengenai kehidupan kebudayaan daerah tersebut. Dengan demikian dapat ditumbuhkan
pengertian di kalangan masyarakat umum, anak, remaja, maupun orang dewasa, tentang kebudayaan warisan nenek moyang
kita maupun kebudayaan suku bangsa di daerah.
2. Pendidikan dan pengembangan kesenian
Tujuan pokok dari pelaksanaan pendidikan dan pengembangan kesenian adalah untuk mendidik dan membentuk seniman dan
pengarang yang memiliki daya cipta dan kreativitas yang tinggi.
Kecuali itu diusahakan juga untuk mempertinggi daya apresiasi
kesenian di antara khalayak ramai. Dalam kegiatan pengem bangan kesenian ini perkumpulan kesenian dikalangan masya rakat mengambil peranan penting. Usaha pendidikan dan
pengembangan kesenian itu meliputi:

a. Pengembangan pusat pembinaan pendidikan kesenian,


baik tradisionil maupun kontemporer, di berbagai akademi ke senian dan pusat pendidikan kesenian lainnya, pusat yang
mengembangkan seni musik, teater, seni tari, seni sastra, seni
rupa maupun film. Dalam rangka usaha ini termasuk pula
penunjangnya seperti penelitian dan penerbitan buku pelajaran
kesenian, pengembangan alat pendidikan kesenian, peningkatan
penelitian dan penyempurnaan kurikulum dan penataran guru
kesenian dan tenaga pembina kebudayaan. Dalam peningkatan
penelitian kesenian ini dunia universitas akan lebih dilibatkan.
b. Pengembangan dan pembentukan pusat kebudayaan di
propinsi guna memelihara dan mengembangkan berbagai bentuk
kesenian tradisionil maupun kontemporer, termasuk kesenian
rakyat, sehingga memberikan kesempatan untuk menumbuh kan dan membina apresiasi masyarakat dalam kehidupan seni.
Diusahakan agar perkaitan kepariwisataan dengan pembinaan
dan pengembangan seni budaya tidak sampai merusak nilainilai kebudayaan sendiri.
229

c. Melakukan persiapan yang saksama ke arah pendirian


Wisma Seni Nasional, sebagai wadah perbendaharaan kreasi
seni, baik dari masa yang lampau maupun dari masa kini. Dalam
usaha persiapan ini akan diperhatikan pula pengisin acara
serta pengelolaannya dengan memberikan peranan kepada para
seniman dan budayawan dari berbagai kalangan masyarakat.
d. Pengembangan loka karya seni, yang berfungsi sebagai
perangsang daya apresiasi serta daya kreativitas dan inovasi
untuk pengembangan kesenian tradisionil maupun sebagai wadah eksperimentasi dalam seleksi dan adaptasi unsur kebudayaan asing. Dalam usaha ini termasuk pemeliharaan dan pengembangan kesenian daerah di daerah yang bersangkutan
untuk kemudian sebagian dapat dipilih dan disebarkan secara
nasional.
e. Menciptakan suatu sistem penghargaan yang merangsang
penciptaan baru dalam kesenian, termasuk karya kesusastraan dalam bahasa nasional dan daerah, dengan memberikan
hadiah berkala, pengiriman seniman ke lain daerah atau ke
luar negeri, mengadakan pertemuan berkala antara para seniman dan budayawan.
3. Pengembangan bahasa dan kesusastraan
Pernbinaan dan pengembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia dan daerah pada dasarnya ditujukan ke arah tercapainya suatu kemampuan untuk mempergunakan bahasa Indonesia
yang sebaik mungkin di kalangan masyarakat luas sebagai sarana komunikasi nasional antarmanusia Indonesia. Hai ini sekaligus memberikan fungsi yang jelas dan teratur kepada ba hasa daerah dalam rangka membentuk masyarakat nasional
yang demokratis.
Dalam usaha membina perkembangan bahasa nasional akan
dikembangkan suatu kebijaksanaan pengembangan bahasa yang
menyangkut baik bahasa Indonesia maupun bahasa-bahasa lain.
Dalam usaha mengembangkan pola dasar pembinaan bahasa ini
Lembaga
Bahasa Nasional mengambil peranan penting.
230

Sasaran khusus yang hendak dicapai ialah:

a.

Penyusunan buku pedoman dan buku sumber, termasuk


buku pedoman pembentukan istilah (pembakuan tata istilah),
penyusunan berbagai kamus baku, kamus bahasa daerahIndonesia, dan kamus filologi, sebagai sumber penelitian.
Kecuali itu akan diusahakan pembakuan tata bahasa yang dilengkapi dengan deskripsi gejala bahasa daerah/asing yang
bermanfaat untuk pembakuan. Demikian pula buku pegangan
sejarah bahasa dan kesusastraan Indonesia dan daerah, termasuk penterjemahan karya sastra daerah yang klasik dan
modern. Perekaman dan pemetaan bahasa daerah, penyusunan
pedoman ujian bahasa Indonesia, perekaman dan penelitian kesusastraan lisan, serta kompilasi dan sinopsis tulisan tentang
bahasa dan kesusastraan juga akan dilakukan.

b. Pengadaan sarana perangsang dan penunjang pengembangan keahlian, yang meliputi pengadaan bea siswa untuk
calon tenaga ahli bahasa Indonesia, ahli bahasa daerah dan ahli
kesusastraan untuk menimbulkan kegairahan terhadap bahasa
nasional di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dalam hubungan
ini akan dikembangkan adanya suatu sistem penghargaan bagi
karya bahasa dan sastra yang bermutu.
c.

Penyelamatan buku naskah berharga, dalam arti buku


dan naskah klasik maupun yang hampir musnah untuk bahan
penelitian di Indonesia, dengan jalan pembelian, pembuatan
mikrofilm, dan lain-lain. Termasuk pula dalam usaha ini, penerbitan kembali dan penulisan dalam huruf Latin serta penterjemahan naskah kuno ke dalam bahasa Indonesia, dengan maksud memperluas ataupun mempermudah pembacaannya oleh
generasi muda. Dalam pada itu buku dan naskah berharga tersebut akan disimpan dalam perpustakaan khusus.
Di samping itu akan diusahakan pengumpulan segala bahan
mengenai bahasa dan kesusastraan Indonesia dan daerah, sehingga dapat mewujudkan suatu pusat informasi kebahasaan.
d. Penterjemahan karya kesusastraan daerah yang klasik
dan modern, dan kesusastraan dunia ke dalam bahasa Indone-

231

sia sehingga memberikan wawasan yang luas kesadaran hidup


berbangsa.
4. Pengembangan perbukuan dan malalah pengetahuan
Tujuan pokok dari usaha pengembangan perbukuan dan ma jalah pengetahuan ialah untuk merangsang minat dan kebiasaan
membaca di kalangan masyarakat luas, antara lain melalui pe nunjangan sarananya yang diperlukan. Dengan demikian maka
kehidupan intelektuil bangsa dapat ditingkatkan. Untuk itu akan
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Merangsang usaha penulisan buku bacaan anak-anak yang
bermutu dan yang mengandung tema yang dapat
mengembangkan nilai-nilai baru yang berorientasi
kepada pembangunan serta tema yang memperkuat
kepribadian bangsa, kebanggaan nasional dan
kesatuan nasional.
b. Pembentukan Pusat Perpustakaan Nasional, yang antara
lain menyimpan segala macam buku dan penerbitan dari
seluruh Indonesia.
c. Pengembangan minat dan kebiasaan membaca dalam ma syarakat luas dan di antara anak-anak remaja serta orang
de-wasa, antara lain dengan pembentukan perpustakaan
umum dan sekolah. Perhatian diberikan pula kepada
pendidikan dan
latihan pembina perpustakaan.
Sementara itu akan diambil langkah untuk menyebar luaskan
ilmu pengetahuan kepada masyarakat serta meningkatkan per kembangan ilmu pengetahuan menurut bidang keahliannya secara berencana. Sasaran khusus yang hendak dicapai ialah :

a. Merangsang dan melindungi hasil karya dalam lapangan


ilmu pengetahuan, kesenian, kesusastraan dan sejarah
nasional, antara lain dengan perlindungan hak cipta
serta memberi hadiah-hadiah berkala kepada sarjanasarjana yang menghasil-kan penemuan-penemuan baru,
kepada pengarang karya ilmiah yang bermutu, dan lainlain.
232

b.

Pelayanan ringkasan dan terjemahan hasil ilmu penge tahuan, untuk para cendekiawan dari berbagai bidang pendi -

dikan dan keahlian yang pada dasarnya perlu mendapatkan


perangsang atas daya kreasinya.
c. Merangsang iklim yang sehat untuk kehidupan penerbitan
buku, baik yang langsung dipergunakan di sekolah maupun buku
penunjang, ataupun bacaan umum yang baik, antara lain dengan
menyusun langkah yang bersifat mendorong dan membina serta
pengaturan yang serasi dari berbagai jenis kegiatan usaha dalam soal perbukuan, seperti penyusunan naskah, penerbitan,
percetakan, dan penyebaran serta peningkatan kegemaran
membaca.

d. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah


ilmu pengetahuan untuk pembangunan, yang bercorak ilmiah
populer dalam ilmu-ilmu pengetahuan alam dan teknologi, kemasyarakatan, sejarah nasional, keagamaan, kesusastraan,
dan kesenian. Penerbitan ini berorientasi kepada usaha pembangunan, termasuk pula penerbitan yang memberikan gambaran kepada dunia luar tentang kehidupan kebudayaan
Indonesia.
e. Mendorong dan membantu penerbitan buku dan majalah
ilmu pengetahuan, yang memberikan kesempatan yang lebih
leluasa kepada para ilmiawan dan para ahli dari berbagai bidang
untuk memperkembangkan diri secara profesional, termasuk
komunikasi secara teratur dengan teman sejawat mereka di
dunia internasional.
PEMBIAYAAN
Pembiayaan dari Anggaran Pembangunan Negara untuk
pembangunan kebudayaan nasional dalam tahun 1974/75 berjumlah Rp. 2,2 milyar, sedang selama jangka waktu lima tahun
dalam Repelita II diperkirakan berjunnlah Rp. 30.0 milyar.

420038 - ( 8

d).

233

TABEL 24 - 1
PEMBIAYAAN RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN
1974/75
1978/79
(dalam jutaan rupiah)
KEBUDAYAAN NASIONAL
No. Kode

Sektor/Subsektor/
Program

1974/75
(Anggaran
Pembangunan)

1974/751978/79.
(Anggaran
Pembanguhan)

9.

SEKTOR PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN NASIONAL.
DAN PEMBINAAN GENERASI
MUDA

9.3.

Sub Sektor Kebudayaan

2.225,0

30.000,0

9.3.1.

Program Penyelamatan
dan Pemeliharaan Warisan
Budaya Nasional

1.065,0

14.000,0

9.3.2.

Program Pendidikan dan


Pengembangan Seni Budaya

658,0

8.000,0

9.3.3.

Program Pengembangan Bahasa


dan Kesusastraan serta Perbukuan
dan Majalah Pengetahuan

502,0

8.000,0

Anda mungkin juga menyukai