PENDEKATAN METODOLOGI
DAN PROGARAM
KERJA
E.1.
PENDEKATAN TEKNIS
Tugas konsultan sesuai dalam kerangka acuan kerja (TOR) mencakup pekerjaan pokok,
yaitu PW-01 : PENGAWASAN TEKNIK JALAN DI KOTA KUPANG DAN KABUPATEN
KUPANG . Konsultan menyajikan tentang pemahaman proyek untuk pekerjaan tersebut
yang diuraikan dalam sub-bab berikut ini, dan tugas utama pekerjaan Konsultan
Pengawasan Teknis diperlihatkan pada Gambar E.1.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 1
Pengendalian mutu
Pengendalian kuantitas
Pengendalian waktu
Persiapan Awal
Pengawasan Teknik
Pengendalian biaya
Laporan Akhir
Pengendalian lalu-lintas
Sertifikasi dan pembayaran
Bantuan teknis
Serah terima pekerjaan
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 2
Menentukan sasaran
Definisi lingkup kerja
Menentukan standard dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai
sasaran
Merancang / menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil
pelaksanaan pekerjaan
Mengkaji, investigasi dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standard,
kriteria, dan sasaran yang telah ditentukan
Mengadakan tindakan pembetulan
Gambar E.2.. menunjukkan urutan langkah proses pengendalian proyek.
b
SASARAN PROYEK
c
LINGKUP KERJA
Menyusun SRK :
- Per hirarki
- Paket kerja
- Kode biaya
- Milestone
- Anggaran per paket
- Jadwal / paket
- Standar mutu
- Kinerja
- Produktivitas
TINDAKAN
PEMBETULAN
MENGKAJI DAN
MENYIMPULKAN
MEMANTAU
PRESTASI PEKERJAAN
- Interpretasi masukan
- Biaya dan jadwal
- Kualitas
- Laporan kesimpulan
PENGENDALIAN
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 3
Jenis pekerjaan
Kuantitas pekerjaan
Kualitas yang dipersyaratkan
Schedule pelaksanaan
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 4
Schedule pembayaran.
E- 5
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 6
4. Penggunaan komputer
Dalam rangka team pengendalian teknik, bisa meningkatkan produktifitasnya,
memperbaiki kualitas sistem pelaporan, menghemat waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan, menyederhanakan beberapa operasi, melakukan pengolahan berulang-ulang
secara otomatis, penghematan biaya, hal ini sangat perlu dalam monitoring dan
manajemen teknik menggunakan bantuan komputer baik perangkat kerasnya maupun
perangkat lunaknya.
Dengan bantuan program komputer ini Tim Konsultan akan bekerja melaksanakan tugas
monitoring dan manajemen teknik. Konsultan memandang perlu, untuk reporting dalam
monitoring kegiatan yang cukup banyaknya itu bantuan komputer sangat diperlukan.
E.1.3 SUPERVISI TEKNIS
Tugas utama konsultan sesuai dalam Kerangka Acuan Kerja mencakup melaksanakan
supervisi teknis, sertifikasi perkembangan fisik konstruksi dan pembayaran, pelaporan dan
evaluasi proyek, serah terima pekerjaan (Provisional Hand Over).
Block diagram layanan pengawasan teknis tersebut disajikan seperti pada Gambar 6.3.
LAYANAN PENGAWASAN TEKNIS
Pre Construction
Stage
Mobilisation
Stage
Construction
Stage
Rencana Mutu
Pekerjaan
Tim PHO
Inspeksi PHO
Berita acara PHO
Gambar E.3.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 7
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum
dalam kontrak pemborongan.
E.1.5. PENGENDALIAN ATAS KOORDINASI TERKAIT
Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut
diatas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak
lain yang terkait dengan proyek tersebut.
Koordinasi dengan instansi terkait, antara lain dilakukan dengan :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 8
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E- 9
b.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-10
c.
Pelaksanaan konstruksi.
Pelaksanaan produksi.
Menentukan lokasi sumber material, estimate kuantitas bahan beserta rencana
pemeriksaan mutu bahan yang akan digunakan.
Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat berkaitan
dengan pelaksanaan proyek.
b.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-11
c.
Sebagai Chairman.
Menjelaskan susunan organisasi Kuasa Pengguna Anggaran Fisik.
Membahas struktur organisasi pelaksanaan konstruksi yang diusulkan oleh
kontraktor maupun yang disarankan oleh konsultan pengawas.
Membahas tugas kontraktor mengenai :
o
o
o
o
o
o
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-12
Beton.
Agregat untuk bahu jalan.
Pemeliharaan rutin.
Pelaksanaan pekerjaan pada masa pemeliharaan (warranty period).
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-13
d.
Kontraktor
e.
Jenis alat.
Kapasitas alat.
Jumlah alat.
Penempatan alat.
Jalan : aspal, agregat, tanah timbunan.
Jembatan : bangunan atas, pondasi.
Lokasi quarry, jumlah deposit quarry.
Kualitas bahan jalan, struktur, termasuk cara pengujiannya.
Konsultan
Laporan harian.
Laporan mingguan.
Laporan bulanan (Monthly progress report).
Executive summary report.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-14
o
o
o
o
o
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-15
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang
kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus
dikembangkan sasaran jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya.
Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga
peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila
tidak terjadi perubahan kontrak.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan
dilapangan yaitu :
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah
yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
E.1.11 KUNJUNGAN LAPANGAN / SITE VISIT
Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan,
sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekwensi kunjungan juga dapat bergantung
pada tahapan / program kerja dari Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran yang
mengelolanya beserta para teamnya.
E.1.12 PENGONTROLAN PROYEK
Merencana dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi
oleh bermacam-macam faktor. Karena itu network / s-curve chart yang telah disetujui
sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik dicheck kembali :
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti
yang dikehendaki.
Jarak waktu kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 macam rentang waktu yaitu :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-16
Cara mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
Ya
OK
Tidak
Alasannya ?
Ada keterlambatan ?
Diperlukan
penanganan
pemecahannya
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-17
Gambar E.4.
Pekerjaan yang
seharusnya sudah mulai
Tidak
Ya
Tidak
Ya
OK
OK
Tangani
Tidak
Ya
OK
Apa prestasinya
bisa dikejar ?
Tidak
Ya
OK
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
Tangani
E-18
Gambar E.5.
Tidak
Ya
Diperlukan
penanganan
OK
Gambar E.6.
E.1.13. SISTIM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK
Sistim informasi manajemen proyek pada hakekatnya adalah suatu sistim untuk
mendukung pihak Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran dalam memantau dan
mengendalikan proyek.
Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi proyek
secara berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-19
dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi dilapangan serta mengintegrasikan
keinginan-keinginan dari pihak Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran yang
mewakili pihak Pemilik Proyek tentang apa-apa yang mau dimonitor dan dikendalikan.
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah banyak dan
supaya perkembangannya terjadi menurut rencana, dimana rencana tersebut dijabarkan
dalam besaran uang dan besaran waktu.
Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistim informasi manajemen proyek
hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh
petugas khusus dan harus dilaksanakan dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor.
Tolok ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan datanya atau
dimonitor dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data
proyeknya. Volume data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan
pekerjaan secara fisik.
Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pemberi Tugas,
kerena masih belum diolah, jadi masih mentah. Data proyek yang telah dikumpulkan
secara periodik kemudian diolah / diproses untuk dijadikan informasi proyek (laporan
proyek). Artinya dari laporan proyek dapat diketahui pekembangan pekerjaan yang nyata
terjadi (prestasi aktual). Dari laporan proyek ini Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna
Anggaran baru dapat mengevaluasi tentang perkembangan proyeknya, pertumbuhan dari
tiap-tiap pekerjaan dilapangan dengan diperbandingkan terhadap rencana.
Pimpinan Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran mengendalikan proyeknya / pekerjaan
dengan keputusan-keputusan yang dibuat dan diimplementasikan ke project site. Hasil
dari implementasinya menciptakan data proyek baru dan dengan demikian siklus project
management control system berulang kembali. Siklus ini baru berhenti apabila proyek
telah selesai.
E.1.14. FUNGSI KONSULTAN SUPERVISI
Fungsi konsultan supervisi pada dasarnya dibagi dalam 2 fungsi, yaitu : Fungsi
Administratif dan Fungsi Pengawasan.
1.
Fungsi administratif
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-20
2.
Peralatan laboratorium
Penyimpanan bahan / material
Cara pengangkutan material / campuran ke lokasi kerja.
Pengujian material yang akan digunakan.
Penyiapan job mix formula campuran
Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-21
Tes lapangan
Administrasi dan formulir-formulir
2.
3.
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas.
Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang mudah
dapat diperiksa oleh konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.
Bahan-bahan yang diletakkan langsung diatas tanah tidak boleh digunakan
dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah dipersiapkan dan diberi
lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm.
Bahan-bahan (crushed stone, dlsb.) harus disimpan dengan cara yang
sedemikian rupa untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang
sesuai serta mengontrol kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5 m.
Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus dipisahkan
dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-bahan.
Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan
agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
4.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-22
5.
6.
7.
Test lapangan
Setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan,
produk tersebut perlu diadakan
PENGENDALIAN
MUTU
pengujian/test lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan pengujian.
PENGAWAS / PROYEK
8.
KONTRAKTOR
Formulir-formulir pengujian
Gambar E.7. menunjukkan diagram pengendalian mutu guna memperjelas uraian diatas.
Permohonan pemakaian bahan
Ya
Tidak
Periksa mutu
bahan
Proses pengolahan
material
Proses penyiapan rumusan kerja
JMF
Pelaksanaan pekerjaan
Pengujian mutu
Mutu sesuai
Spec.
Tidak
Penanganan
perbaikan
Ya
Persetujuan mutu
hasil PRATAMA,
pekerjaan
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU
PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-23
Dokumentasi mutu
hasil pekerjaan
Gambar E.7.
Slump
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-24
Gambar E.10. : Pengecoran, benda uji beton, dan peralatan pengujian mutu kuat
tekan beton.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-25
4.
5.
6.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-26
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kwalitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kwantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
dengan teliti / akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kwantitas dalam kontrak
adalah benar diukur dan di-sertifikasi oleh konsultan dan mendapat persetujuan Pemberi
Tugas.
Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :
1.
2.
3.
4.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-27
Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut (Quantity Sheet) telah dipunyai konsultan.
Form-form ini dibuat secara computerized, sehingga perhitungan-perhitungan volume
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-28
KONTRAKTOR
Survey
Shop
drawing
Pematokan
Ijin pelaksanaan
Tidak
Periksa
Volume rencana
Ya
Pengawasan
Pelaksanaan pekerjaan
Permohonan pemeriksaan
& pengukuran pekerjaan
Diperiksa Team Pengawas
Pengawasan
Sesuai volume
rencana
Lebih
Tidak
Ya
Diperiksa
Konsultan
Setuju
MC / Termijn
Gambar E.11.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-29
Schedule kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang
dibuat kontraktor.
Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan
realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila
dibandingkan pada musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya, untuk
kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah
sistematis, konsepsional dan benar.
Selanjutnya berdasarkan schedule kontraktor yang sudah disetujui, konsultan
pengawas akan mengendalikan waktu pelaksanaan tersebut.
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan kedalam target harian, sehingga setiap
hari apakah terget volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target volume
tersebut tidak tercapai maka selisih volume harus diprogramkan / dikejar untuk
schedule hari berikutnya.
Dengan time schedule yang dibuat dan disetujui itu bila dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya dan dikendalikan dengan baik maka diharapkan proyek
bisa diselesaikan on schedule.
2.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-30
Tenaga kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan cukup atau
sejumlah tenaga kerja, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga
kerja sesuai dengan jadwal / waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan
diperkirakan tidak bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja
dua shift atau kerja lembur / overtime.
Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup / effektip maka
diharapkan pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.
4.
Biaya proyek
Estimated Quantity / Volume Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-31
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran / kwantitas dan kwalitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benarbenar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya
proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
Bagian tersebut diatas adalah merupakan sebagian dari administrasi / prosedur proyek
yang perlu dilengkapi / didukung dengan suatu kelengkapan administrasi proyek, antara
lain dalam bentuk Formulir / Form misalnya.
Gambar 6.18. menunjukkan kelengkapan administrasi proyek.
Form-form administrasi yang diperlukan proyek antara lain dan tidak terbatas pada
sebagai berikut dibawah ini :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-32
Shop drawing.
Request.
Laporan harian.
Laporan mingguan.
Buku instruksi.
Bobot pekerjaan / prestasi rutin.
Evaluasi produk pekerjaan.
Evaluasi akhir (tim evaluasi).
ADMINISTRASI PROYEK
Tahap
Persiapan
Tahap
Pelaksanaan
Shop drawing
Request
Laporan harian
Laporan mingguan
Buku instruksi
Bobot pekerjaan prestasi rutin
Evaluasi produk pekerjaan
Teguran, peringatan
Photo dokumentasi
Risalah rapat
Contract Change Order (CCO)
Addendum
As built drawing
Justifikasi teknis perpanjangan waktu
Justifikasi teknis pek. tambah/kurang
Perintah perubahan (CCO)
Administrasi
Proyek
Quantity Sheet
Quality Control
Tahap
Pembayaran
Tahap
Serah terima
Monthly
Certificate
PHO
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-33
Gambar E.12.
Tidak
Tidak
Ya
Ya
KONTRAKTOR
KONSULTAN PENGAWAS
PENGGUNA JASA
Termijn / MC
Team Leader
PERSETUJUAN
Pembayaran
Termijn / MC
Back-up Quantity
RE Structure
Back-up Quality
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-34
Gambar E.13.
E.1.21. PEMERIKSAAN PEMBAYARAN AKHIR
Tim Pengawas Teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat
dikoreksi pada pembayaran berikutnya / akhir.
E.1.22. PROSEDUR PERUBAHAN (CONTRACT CHANGE ORDER)
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Direksi Pekerjaan atau Kontraktor dan
harus disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah
pihak. Jika dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut
menyajikan suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu
perubahan yang diperkirakan dalam Jumlah Kontrak cukup besar, maka Perintah
Perubahan harus dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
E.1.23. SERTIFIKASI PENYELESAIAN AKHIR
Bila kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam
perioda jaminan, maka kontraktor harus membuat permohonan untuk serah terima
pertama, umumnya pada tingkat penyelesaian fisik mencapai 97 % (Provisional Hand
Over / PHO).
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka
konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
E.1.23. PERNYATAAN PERHITUNGAN AKHIR
Kontraktor harus membuat permohonan untuk pembayaran perhitungan akhir, bersamasama dengan semua rincian pendukung sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
Setelah peninjauan kembali oleh Direksi Pekerjaan dan jika diperlukan, amandemen oleh
kontraktor, Direksi Pekerjaan akan mengeluarkan suatu pernyataan Perhitungan Akhir
yang disetujui untuk pembayaran oleh Pemberi Tugas.
E.1.24. ADDENDUM PENUTUP
Berdasarkan pada rincian pernyataan Direksi Pekerjaan mengenai Perhitungan Akhir.
Setelah memperoleh tanda-tangan kontraktor, Direksi Pekerjaan akan menyampaikan
addendum penutupan tersebut kepada Pemberi Pekerjaan untuk ditanda-tangani
bersama-sama dengan Pernyataan Perhitungan Akhir yang disetujui.
E.1.25. DOKUMEN CATATAN PROYEK
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-35
Kontraktor harus memelihara suatu catatan yang cermat tentang semua perubahan
dalam Dokumen Kontrak dan Dokumen Catatan Proyek selama pelaksanaan pekerjaan.
E.1.26. SERAH TERIMA PEKERJAAN
Konsultan, memberikan pengarahan, petunjuk dan saran untuk membantu Kuasa
Pengguna Anggaran menyusun rencana serah terima pekerjaan (Provisional Hand Over
= PHO) dari kontraktor kepada Pemimpin Proyek / Kuasa Pengguna Anggaran.
Bila Kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam
perioda / masa jaminan, maka kontraktor harus membuat permohonan untuk serah
terima pertama.
Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah
Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka
konsultan membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir atau Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan.
Bagan alir serah terima pekerjaan diperlihatkan seperti pada Gambar 6.20.
E.1.27. MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN KESELAMATAN KERJA
Pekerjaan ini yang dengan volume lalu lintas yang padat memerlukan pengaturan lalu
lintas dan metoda pelaksanaan yang lebih khusus dan teliti, baik pada saat pelaksanaan
pekerjaan survey maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksinya agar arus lalu lintas
yang ada tetap terjaga kelancarannya dan pemakai jalanpun merasa aman melewatinya
sesuai dengan tujuan dari pembangunan jalan / jembatan itu sendiri.
Manfaat yang didapatkan pada pemeliharaan lalu-lintas yang baik selama pelaksanaan
memberikan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas yang lebih baik pula.
Situasi semacam itu sangat membantu untuk menghilangkan persoalan-persoalan yang
diakibatkan oleh kacaunya lalu lintas yang pada gilirannya akan menghambat
pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri.
Untuk itulah pada proyek pembangunan jalan / jembatan tersebut diatas perlu dibuat
sistim pengaturan lalu lintas yang baik dan memenuhi standard.
Penyajian rencana pemeliharaan lalu lintas selama masa pelaksanaan pembangunan
jalan dimaksudkan menyampaikan gambaran masalah yang ada dan yang diperkirakan
terjadi pada masa pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan pembangunan, diperkirakan ada beberapa aktivitas antara lain :
Pemasangan pagar untuk pengaman dan kerapian pekerjaan pada kedua sisi jalan.
Pekerjaan perkerasan jalan.
Pekerjaan beton.
Pekerjaan tanah, galian, timbunan dan mengangkut keluar / masuk lokasi.
Pekerjaan form work / alat bantu pasang.
Pekerjaan lainnya.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-36
Semua kegiatan tersebut di atas jelas menjadi kendala bagi kelancaran dan keselamatan kerja
bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja proyek.
Oleh sebab itu penanganan khusus sangat diperlukan agar tercapai hasil yang optimal
dan sesedikit mungkin akibat yang ditimbulkannya.
Prestasi pekerjaan
selesai 100 %
Kontraktor mengajukan
PHO
Konsultan
Checking lapangan & defect list
No
Kontraktor
Perbaikan / penyempurnaan lap.
Yes
Konsultan
Rekomendasi PHO ke Pengguna Anggaran
Kuasa Pengguna Anggaran
Membentuk Panitia
PHO / FHO
Panitia
Proses penelitian
Administrasi & Teknik
No
(Defect list with grace period)
No
Administrasi
(Team A)
Teknis
(Team B)
Yes
Panitia
Rekomendasi kepada
Kuasa Pengguna Anggaran
ADMINISTRASI PROYEK
- Dokumen kontrak
- Addendum kontrak
- Laporan-laporan
- Bukti-bukti penagihan
- Instruksi-instruksi
TEKNIS
- Quality test
- Perhitungan quantity
- As built drawing
- Foto-foto pelaksanaan
Maintenance period
- 3 bulan proyek-proyek LCB
- 1 tahun proyek-proyek ICB
PHO
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
Gambar E.14.
E-37
Untuk mengantisipasi pengurangan lebar jalur effective, bahu jalan dibagian luar yang
sudah diperkeras bisa dipakai sebagai jalur lalu lintas khusus untuk kendaraan
penumpang sedan dan jeep atau sejenisnya dan alternatip lain dengan membuat jalur
baru dengan memanfaatkan areal yang kosong disekitar lokasi pekerjaan tersebut.
Demikian pula mengenai penanganan pembuangan tanah hasil galian haruslah dengan
penanganan yang baik, misalnya dimana Dump Truck harus masuk dan keluar dari lokasi
proyek. Tidak kalah pentingnya dari penanganan tersebut di atas adalah cara pemuatan
dan transportasi pembuangan tanah hasil galian haruslah memperhatikan wawasan
lingkungan.
Tanah yang dimuat diatas Dump Truck harus diberi penutup agar tidak tercecer diatas
permukaan jalan yang ada, sebab bila turun hujan akan menjadi licin dan menyebabkan
kecelakaan lalu lintas yang pada gilirannya menghambat arus lalu lintas yang ada.
Didalam pelaksanaan Traffic Management untuk proyek ini kriteria penanganan dibagi
menjadi 2 bagian :
1.
Pelayanan Umum
Keselamatan Kerja.
Pelayanan Umum
Indikasi yang diperlukan dalam pelayanan umum adalah sebagai berikut :
a.
b.
Mengurangi kemacetan
Dalam mengatasi adanya kemacetan lalu-lintas, dapat dilakukan dengan
perambuan sementara selama pelaksanaan pekerjaan dan dengan
menyiagakan satuan penanggulangan gangguan.
2.
Keselamatan kerja
Indikasi diperlukan dalam keselamatan kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
Disiplin kerja
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-38
b.
Pada tahap pelaksanaan, yang mana banyak aktivitas jenis pekerjaan yang ditangani dan
melibatkan banyak tenaga yang bekerja, maka keselamatan kerja daripada semua
eksponen terkait menjadi faktor utama dari kelancaran progress yang hendak dicapai.
Pada tahap ini, gambaran pencapaian keselamatan kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Perambuan darurat
Perambunan pada tahap pelaksanaan mempunyai andil besar dalam keselamatan
kerja yang memberikan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan bagi para
pekerja yang berada pada daerah perambuan.
Rambu-rambu darurat yang diperlukan pada tahap pelaksanaan misalnya rambu
peringatan, rambu perintah dan larangan serta rambu petunjuk, juga rubber cone
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-39
serta lighting yang pengaturan letak penempatan serta jaraknya seperti ditunjukan
pada keperluan rambu darurat.
Disamping itu diperlukan pagar pembatas antara daerah kerja dan lajur yang
beroperasi yang diletakkan sepanjang daerah kerja. Pagar pambatas dicat dengan
warna crossing kuning-biru dan pada setiap jarak tertentu diberi tanda spot light
atau cat berpendar yang bisa terlihat bila kena sorot lampu pada malam hari.
Bisa juga dengan lampu-lampu sebagai pengganti spot light.
2.
3.
Pintu keluar / masuk kendaraan proyek pada daerah kerja ditentukan, rute
perjalanan pembuangan dibuat searah dengan arus lalu lintas, pada prinsipnya
tidak boleh ada arah crossing sehingga tidak ada konflik.
Untuk pengangkutan tanah, tiap dump truck harus dilengkapi dengan penutup
bak belakang. Ini dimaksudkan agar tanah yang diangkut tidak tercecer dimuka
jalan, sebab tanah yang tercecer tersebut sangat licin bila sedikit saja kena air
hujan dan ini dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.
4.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-40
Disana harus ada sejumlah titik kontrol pengukuran yang harus dikaitkan pada
suatu sistem koordinat yang tetap.
Perencanaan konstruksi harus dikaitkan pada sistem koordinat yang sama.
Apabila terdapat ketidak jelasan informasi pada gambar rencana yang menimbulkan
keraguan interpretasi, maka pengawas lapangan harus menghubungi perencananya
untuk mendapatkan kejelasan. Kontraktor bertanggung jawab dalam penentuan dan
pematokan secara keseluruhan, sedang pengawas lapangan harus memastikan bahwa
kontraktor mendapatkan informasi yang tepat serta menyiapkan titik-titik kontrol yang
dipasang.
a. Pengukuran horizontal
Pengukuran horizontal didasarkan baik pada sistem kontrol garis ataupun
sistem koordinat, namun bila dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari kedua
sistem diatas.
b. Pengukuran vertikal
Ketinggian permukaan tanah dapat diukur dari titik Bench Mark. Geometri
vertikal garis kontrol biasanya telah ditentukan. Data ini merinci rangkaian titik
tangen vertikal, ketinggian dan kemiringan permukaan akhir.
c. Titik kontrol survai
Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh daerah
proyek, dan ditempatkan pada posisi yang tepat didalam pekerjaan konstruksi.
Jarak antara titik-titik kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter.
Titik-titik kontrol survei sebaiknya berada dekat dengan lokasi pekerjaan tetapi
bebas dari area kegiatan, dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan
adanya pergeseran posisi akibat aktivitas pekerjaan termasuk pengoperasian
dari peralatan. Untuk itu letak titik-titik kontrol tersebut harus selalu dicek secara
teratur. Perubahan letak titik kontrol juga dapat terjadi pada dasar tanah, pada
timbunan pelapisan tanah yang mudah mampat atau proses dalam tanah itu
sendiri, seperti proses yang terjadi akibat besarnya variasi kadar kelembaban.
d. Penentuan elemen-elemen struktur
Letak dari elemen-elemen utama struktur ditentukan berdasarkan pada sistem
referensi yang digunakan.
Titik offset referensi harus ditetapkan untuk tiap elemen utama. Letak dan jarak
offset tiap-tiap titik referensi harus hati-hati diputuskan dan dikenali dilapangan
dan untuk menyiapkan tahap penentuan kembali yang mudah bagi letak elemen
utama selama pelaksanaan pekerjaan sehingga titik-titik ini tidak terganggu.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-41
Letak elemen-elemen kecil lain seperti kerb, parapet, galian drainase ditentukan
berdasarkan pada letak elemen-elemen dengan mempertimbangkan
pengukuran.
Penempatan dan pematokan letak elemen-elemen yang telah ditentukan harus
diperiksa. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara terpisah dan dilakukan oleh
Staf Engineer dengan menggunakan peralatan lain yang berbeda dengan
peralatan yang digunakan pada saat penempatan dan pematokan awal.
Bagi kontraktor yang melaksanakan pemeriksaan ulang atas hasil pekerjaannya
sendiri, dianjurkan untuk menggunakan methoda lain yang berbeda dengan
methoda yang telah digunakan pada saat awal penempatan dan pematokan.
Untuk menghindari kesalahan dari ketidak tepatan identifikasi patok, ketidaktepatan panandaan atau kesalahan dalam melaksanakan survei, maka
pengukuran jarak dan beda tinggi dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan
dari titik awal suatu sisi sampai pada titik akhir pada sisi yang lain, kemudian
diikatkan pada titik kontrol hasil survei pertama. Pemeriksaan ini tidak
diperkenankan dilakukan hanya dengan mengukur dari satu titik akhir saja atau
dua titik akhir pada sisi yang terpisah.
2. Material / Bahan-beton
a.
Semen
Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa kontraktor memenuhi persyaratan
syarat-syarat teknik yang berhubungan dengan pemakaian, penyimpanan dan
umur semen.
b.
Agregat
Pemilihan agregat yang sesuai sangat penting pada produksi beton yang baik.
Agregat beton harus terdiri dari partikel-partikel yang bersih, keras dan tahan serta
cukup kuat untuk menahan beban yang diterima oleh beton. Pada umumnya,
agregat tersebut terdiri dari pasir atau kerikil alam, atau batu pecah.
Agregat beton harus :
Cukup kuat dan keras untuk dapat menghasilkan beton dengan kekuatan tekan
yang memenuhi syarat, dan tahan terhadap abrasi.
Bersih atau bebas dari kotoran seperti zat-zat organik, karena dapat
menghambat pembekuan dan pengerasan beton. Tidak mengandung lanau
dan lempung karena dapat memperlemah beton. Partikel-partikel yang lemah
dan lunak dapat mengurangi kekuatan beton dan dapat hancur bila terbuka
terhadap cuaca. Lempung atau bahan lemah lainnya yang menutupi
permukaan agregat dapat mengurangi ikatan antara agregat dan pasta semen.
Gradasi :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-42
Pada umumnya pasir yang bergradasi kasar paling dikehendaki. Disisi lain,
semua pasir harus mengandung kuantitas partikel halus yang cukup untuk
membantu mendapatkan kemampuan pengerjaan yang baik. Suatu gradasi
pasir dimana satu atau dua ukuran partikel sangat dominan harus dihindarkan.
Pasir demikian mempunyai kadar udara yang besar, oleh karena itu
memerlukan pasta semen dalam jumlah besar untuk dapat menghasilkan
campuran yang dapat dikerjakan dengan baik.
d.
Air
Air yang dipakai untuk beton tidak boleh mengandung garam, larutan zat
organik, atau bahan lain yang akan mengganggu hidrasi semen.
Air yang dapat diminum biasanya memuaskan. Jika ada keraguan, suatu batch
percobaan beton harus dibuat dan diuji untuk membandingkan tingkat
pengerasan dan kekuatan ultimatenya dengan beton serupa yang dibuat
dengan air murni / segar.
Air laut tidak boleh digunakan pada beton bertulang, karena menyebabkan
korosi pada penulangan.
Udara
E-43
Telah biasa dilaksanakan untuk entrain udara hingga 8 persen dalam beton dengan
menggunakan campuran tambahan yang sesuai. Gelembung udara tersebut jauh
lebih kecil (0,05 mm) dari pada gelembung yang secara tidak sengaja masuk atau
tertahan, dan terpisah-pisah sehingga tidak berbentuk saluran untuk lewatnya air
dan permeabilitas beton tidak bertambah.
3. Penyimpanan Bahan
1.
Semen
Harus disimpan didalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca dan teratur
agar dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman. Semen yang disimpan
lebih dari empat bulan harus diuji kembali sebelum digunakan.
2.
Agregat
Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan (stockpile)
berdekatan dengan pekerjaan dengan tiap ukuran dipisah dari ukuran lainnya
secara pasti untuk mencegah saling tercampur. Lantai penimbunan harus kering
dan dilapisi kerikil atau bahan untuk mencegah bercampurnya timbunan dengan
tanah.
4. Pekerjaan Jalan
A. Komponen utama pekerjaan jalan
Pembangunan jalan meliputi komponen pekerjaan pokok antara lain dan tidak
terbatas pada :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-44
Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini umumnya terdiri dari galian, pembuangan dari tanah atau
batuan atau bahan-bahan lainnya dari badan jalan atau yang berdekatan
yang diperlukan untuk pembentukan konstruksi jalan.
Pekerjaan tersebut juga diperlukan untuk pembuatan saluran air dan
selokan, untuk pembentukan pondasi untuk pipa, gorong-gorong atau
struktur lainnya, untuk pengeluaran bahan-bahan yang tidak terpakai dan
tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi, untuk bahan-bahan konstruksi
galian tambahan atau pembuangan bahan-bahan sisa galian dan pada
umumnya untuk pembentukan tempat kerja yang sesuai dengan spesifikasi.
c.
Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan ini terdiri dari pengangkutan, penempatan dan pemadatan tanah
atau bahan-bahan butiran untuk pekerjaan timbunan, untuk pengurugan
kembali pada parit atau galian disekeliling pipa atau daerah luar struktur,
penimbunan untuk pembentukan konstruksi menurut garis, kelandaian dan
ketinggian dari penampang melintang yang ditentukan.
d.
e.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-45
f.
g.
Marshall test
Extraction test
Asphalt properties
Suhu campuran
Core drill
dan lain-lain yang disebutkan dalam spesifikasi.
Bahan-bahan
Bahan / material berikut ini harus mengikuti ketentuan dalam
spesifikasi :
Semen
Air
Persyaratan gradasi agregat
Sifat agregat
Membran kedap air
Tulangan baja, dowel, tie bar : Batanq baja untuk Dowel harus
berupa batang bulat biasa sesuai denqan AASHTO M 31. Batangbatang Dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254
dapat digunakan. Batang pengikat harus berupa batang-batang
baja berulir sesuai dengan AASHTO M 31.
Bahan-bahan untuk sambungan
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-46
2).
3)
4).
5).
Perawatan
Bahan yang digunakan harus dijaga agar tetap basah untuk waktu
tidak kurang dari 5 hari, sampai suatu tingkat yang menjamin
bahwa 100 % kelembaban dipertahankan pada permukaan beton.
Pembongkaran acuan
Acuan-acuan tidak boleh dibongkar sampai beton yang baru
ditempatkan telah mengeras untuk sekurang-kurangnya 12 jam.
Acuan-acuan tersebut harus dibongkar dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada perkerasan jalan.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-47
6).
7).
Sambungan (joints)
Sambungan harus dibuat dengan tipe, ukuran dan pada lokasi seperti
yang ditentukan dalam Gambar. Semua sambungan harus dilindungi
agar tidak kemasukan material yang tidak dikehendaki sebelum ditutup
dengan bahan pengisi.
a).
b).
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-48
c).
8).
9).
10).
Penyegelan
permanen
sambungan-sambungan
harus
dilaksanakan dalam waktu 28 hari sejak pengecoran beton.
Segera sebelum penyegelan permanen, sambungan harus
dibersihkan dari segala kotoran, bahan lepas, penyegelan
sementara, pembentuk atau bahan pengisi yang harus dibuang.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-49
a.
b.
c.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-50
d.
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik, atau tanah baik yang didatangkan dari tempat lain dan
dipadatkan.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan
oleh sifat-sifat daya dukung tanah dasar.
Tanah dasar yang baik untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah
dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau didekatnya (klasifikasi
tanah baik, bukan tanah A-7-6), yang telah dipadatkan sampai tingkat
kepadatan tertentu sehingga mempunyai daya dukung yang baik serta
berkemampuan mempertahankan perubahan volume selama masa
pelayanan walaupun terdapat perbedaan kondisi lingkungan.
b. Agregat
Agregat / batuan merupakan komponen utama dari lapisan perkerasan jalan
yaitu mengandung 92 - 95 % agregat berdasarkan persentase berat. Dengan
demikian daya dukung, keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga
dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
Sifat dan kwalitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul
beban lalu-lintas. Sifat agregat yang menentukan kwalitasnya sebagai bahan
konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-51
Gradasi
Gradasi atau distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat
merupakan hal yang penting dalam menentukan stabilitas perkerasan.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga antar butir yang akan
menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan.
Gradasi agregat dapat dibedakan atas :
Kadar lempung
Lempung mempengaruhi mutu campuran agregat dengan aspal, karena :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-52
Sifat mekanis yang tergantung dari : Pori-pori dan absorbsi, Bentuk dan
tekstur permukaan, Ukuran butir.
Sifat kimiawi dari agregat.
E-53
Bahan pengikat.
Bahan pengisi.
b.
Karakteristik campuran
Karakteristik campuran yang harus dimiliki oleh campuran aspal beton
campuran panas adalah :
c.
Stabilitas.
Durabilitas.
Fleksibilitas.
Tahanan geser (skid resistance).
Kedap air.
Kemudahan pengerjaan (workability).
Fatique resistance.
Perencanaan campuran
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-54
e.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-55
f.
Pemadatan hotmix
Pemadatan dilakukan dalam 3 tahap yang berurutan :
5. Pekerjaan struktur
A. Beton
Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan
dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-56
D. Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan
yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur
busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling
sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan
penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari.
Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau
diikat ke bawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaannya mulai
mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling
sedikit selama 21 hari.
Pengukuran
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-57
Jembatan tidak dapat dipasang : Apabila jarak antar perletakan tidak sesuai,
dilakukan perbaikan dimensi abutment atau pilar, juga mungkin akan berakibat
pada pondasi sehingga harus menambah tiang pancang.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-58
2.
Penulangan
Penyusunan tulangan salah (tulangan utama dan bagi terbalik), Ukuran tulangan
tidak sesuai rencana : Terjadi pengurangan kekuatan, Lantai retak / pecah.
Alternatif solusinya antara lain :
3.
Penggantian tulangan
Tulangan ulir diganti dengan tulangan polos tanpa dilakukan penyesuaian : Luas
tulangan berkurang, Panjang penyaluran gaya berbeda, Momen geser berkurang,
Beton dapat retak / hancur. Alternatif solusinya antara lain :
4.
5.
Penghentian pengecoran
Penghentian pengecoran beton tidak pada daerah momen nol : Akan terjadi retak
pada sambungan. Alternatif solusinya antara lain :
6.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-59
7.
Penimbunan di atas tanah lunak, tanpa perbaikan tanah : Terjadi setlement, dan
tekanan tanah dapat mendorong kepala jembatan. Alternatif solusinya antara lain :
8.
E-60
memakan banyak waktu dan usaha kontraktor dan supervisor sehingga mereka hampir
tak mempunyai waktu untuk pemeriksaan mutu.
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan kontraktor
mengikuti standard. Ini berarti bahwa semua pengetesan harus dibayarkan oleh Pemberi
Tugas, dengan kata lain : cadangan anggaran untuk pengetesan merupakan persyaratan
untuk lebih memperkuat mutu.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung
jawab yaitu : kontraktor harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut
spesifikasinya, bukannya supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada dibawah
standard.
Memulai dan membentuk perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang mudah
dan cepat. Pola kerja dan prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang, praktek dan
prosedur baru harus diambil tetapi input-input seperti peng-auditan tehnis, evaluasi yang
dilakukan kontraktor dan lain-lain cenderung mempunyai dampak pada pendekatan
masalah ini.
Konsultan akan mendukung dan coba memulai perubahan-perubahan tersebut melalui
saran-saran yang sehubungan dengan perhitungan tehnis, saran yang berhubungan
dengan evaluasi yang dilakukan kontraktor, saran pengawasan konstruksi serta
pelatihan. Satu cara yang mungkin dilakukan ialah mulai ber-experimen dengan
beberapa proyek yang dijalankan dengan cara yang berbeda dan yang diatur dengan
jenis kontrak yang berbeda pula.
Suatu pendekatan yang berbeda, tetapi saling melengkapi, terhadap jaminan kualitas,
yang difokus secara intern, dilakukan dengan cara ketat memberlakukan prosedur review
baik terhadap rancangan maupun hal-hal berikutnya serta ketaatan terhadap jadual
waktu untuk pembuatan rancangan.
Pendekatan ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan dalam waktu singkat dan
diantisipasi untuk meningkatkan kontrol proses persiapan. Dengan pemberitahuan
singkat, diantisipasi dapat meningkatkan kualitas dibanding pendekatan-pendekatan lain
yang disebutkan diatas, karena membutuhkan waktu lebih lama untuk mempersiapkan
dan melaksanakannya.
E.1.31. DIAGRAM ALIR PEKERJAAN
Untuk memperjelas dan melengkapi suatu gambaran dari tugas dan kewajiban supervisi
sehubungan dengan aktivitas dari proyek ini, maka dibuat suatu bagan alir (diagram alir)
pelaksanaan pengawasan beberapa pekerjaan, sebagai berikut :
Bagan alir tersebut, disajikan pada Gambar E15. s/d E.21. berikut ini
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-61
Persiapan
Pemasangan
tulangan
Mengaduk bahan
Slump test
Tindakan
perbaikan
Cor
beton
Ya
Tidak
Perbaikan
komposisi
Tidak
Buang
Pemeliharaan
Tidak
Hasil test
kuat tekan
Ya
Ya
Finishing
Stop
Gambar E.15
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-62
Pembersihan
lahan
Pemeriksaan kondisi
tanah asli
Jelek
Baik
Mencari lokasi
pengambilan
bahan timbunan
Kontrol
kualitas
Daerah
Timbunan
Tidak
Perbaikan
tanah
Daerah
Galian
Diratakan,
dipadatkan
Pemeriksaan
bahan
Baik
Percobaan
pemadatan lapangan
Penghamparan lapisan
bahan timbunan
Peralatan
Pemadatan
lapisan
Pemeriksaan
kadar air
Tidak
Ya
Pemeriksaan
kepadatan
Tidak
Ya
Kontrol
elevasi
Tidak
Ya
Stop
Gambar E.16
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-63
Pematokan,
pengukuran
Pencampuran
material
Persiapan
lapangan
Pemeriksaan
kualitas
Tidak
Penyempurnaan camp.
atau rejected
Ya
Penyiapan
material
Pengangkutan
kelapangan
Ya
Penyebaran dan
perataan
Tidak
Pemeriksaan
kualitas
Tidak
Rejected
Pemeriksaan kerataan
dan ketebalan
Ya
Pemadatan
Tidak
Pemeriksaan
kepadatan lapangan
Ya
Pemeriksaan
permukaan
Perbaikan
Tidak
Ya
Gambar E.17
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-64
Pencampuran asphalt
Tack Coat / Prime Coat
Penyiapan peralatan :
- Asphalt sprayer
- Compressor
Perbaikan
komposisi
campuran
Check mutu
campuran
Pengisian ke
asphalt sprayer
Sesuai
Spec.
Tidak sesuai
Persiapan, pembersihan
lapangan
Check permukaan
lapangan
Kalibrasi
volume
Tidak
Ya
Penyemprotan
Tinggi datang nozle,
Pengaturan nozle,
Tek. sprayer.
Pengaturan kecepatan
kendaraan penggerak
asphalt sprayer
Perbaikan
Ya
Temperature
sesuai spec.
Check mutu
(paper test)
Tidak sesuai
dengan percobaan
Tidak sesuai
spesifikasi
Check
temperature
Tidak sesuai
spesifikasi
Pengaturan
pemanasan
Ya
Pekerjaan
hotmix
Gambar E.18
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-65
Pengukuran
permukaan
Mencampur material
di AMP
Persiapan
lapangan
Pemeriksaan
kualitas
Tidak sesuai
spec.
Ya
Penyiapan
asphalt finisher
Pengangkutan
kelapangan
Penyebaran dan
perataan
Tidak
Ya
Pemeriksaan
kualitas
Dibuang/
rejected
Tidak sesuai
spec.
Pemeriksaan kerataan
dan ketebalan
Ya
Pemadatan
Breakdown rolling
Intermidiate rolling
Finishing rolling
Tidak
Pemeriksaan
kepadatan lapangan
Ya
Pemeriksaan
permukaan
Perbaikan
Tidak
Ya
Pekerjaan AC Base
selesai
Gambar E.19
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-66
Gambar kerja
Perubahan
Tidak
Ya
Pengukuran dan
pematokan
Penentuan titik
elevasi tetap
Pekerjaan
penggalian
Check
elevasi
Tidak
Ya
Tidak
Check elevasi
dasar saluran
Ya
Tidak
Check dimensi
saluran
Ya
Perbaikan
Tidak
Check kemiringan
dasar saluran
Ya
Tidak
Stop
Gambar E.20
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-67
Koordinasi proyek
Inspeksi lapangan
Memeriksa dan
menyetujui metoda dan
jadwal pelaksanaan
konstruksi kontraktor
Kelengkapan
kontraktor
Pengujian laboratorium
Memeriksa stakingout / pengukuran
Tinjauan dokumen
lelang dan collecting
data
Proses perubahan
rencana jika diperlukan
penyesuaian dan
revisi rencana
Memeriksa dan
menyetujui daftar
peralatan, fasilitas
camp, lokasi AMP,
concrete plant, stockyard
Rekomendasi usulan
pelaksanaan
Persiapan keseluruhan
yang diperlukan, gambar
tambahan untuk kerja
kontraktor yang disetujui
oleh employer
Membantu employer
untuk memeriksa dan
menyelesaikan problem
utama untuk mencegah
yang tidak perlu dari
kontraktor
Memeriksa dan
rekomendasi personil
utama kontraktor
Memeriksa dan
menyetujui quarry /
material yang
disiapkan kontraktor
Pengukuran kuantitas
Addendum kontraktor
bila ada
Rekomendasi lain
jika ada
Reporting
Mendapatkan dan memelihara segala jaminan yang diperlukan : material, peralatan.
Pembayaran Sertifikat Bulanan ( Monthly Certificate / Termijn )
Catatan kondisi yang tidak pasti di lapangan dan mencegah kelambatan
Pengawasan kemajuan
Mengarahkan kepada kontraktor
Menghindari / memeriksa claim kontraktor
Gambar E.21
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-68
Memeriksa dan
menyetujui As built
drawing yang dibuat
kontraktor
Laporan
Akhir
Pemeriksaan
penyerahan pekerjaan
E.2
PROGRAM KERJA
Di dalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu program kerja yang
konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas kerja terprogram dengan baik
dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan.
Rencana kerja yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam Kerangka Acuan
Kerja atau Term of References (TOR).
Dalam penyusunan rencana kerja antara lain dan tidak terbatas berdasar :
Secara garis besar program kerja tersebut diuraikan seperti berikut ini :
Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu dan hasil dengan mutu yang tinggi akan
dilaksanakan sesuai dengan jadual kerja yang direncanakan.
Rencana kerja disusun dan dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan yang efektif dan sesuai
dengan waktu pelaksanaannya. Rencana kerja disusun secara sistimatis dengan tujuan agar
tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan ini.
Untuk mendapatkan efektivitas tinggi atas input konsultan dan untuk menggunakan sumber daya
yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu perencanaan dan pelaksanaan sistem
layanan konsultansi yang ketat. Hanya dengan cara ini baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan
dapat dikontrol sambil menghindari beban pekerjaan puncak yang cukup besar. Beban puncak
dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengenalan terhadap proyek dan pada
umumnya mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini diupayakan dihindari.
Aktivitas pokok pekerjaan pengawasan teknik meliputi tahapan utama sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Block diagram umum rencana kerja konsultan diperlihatkan pada Gambar E.22. berikut
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-69
Pengendalian mutu
Pengendalian kuantitas
Pengendalian waktu
Tahap construction supervision
Pengendalian biaya
Pengendalian lalu-lintas
Administrasi proyek
Koordinasi dgn Pemimpin Proyek
Koordinasi dengan unsur proyek
Persiapan awal
Technical assistance
Laporan Akhir
E-70
2. Studi data
Semua data yang akan dijadikan dasar / pegangan pelaksanaan pengawasan konstruksi
adalah berupa gambar-gambar rencana dan spesifikasi-spesifikasi, baik teknis maupun
umum yang akan dikumpulkan / dicari konsultan pengawas untuk dipelajari dan kemudian
dilaksanakan. Data tersebut umumnya dapat diperoleh dari Pengguna Jasa.
E.2.3. KOORDINASI KONSULTAN DENGAN PEMIMPIN PROYEK (WAKIL PENGGUNA JASA)
Koordinasi dengan Pemimpin Proyek (Representative Pengguna Jasa) perlu dilakukan secara
routine dan dengan frekwensi yang cukup.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-71
Laporan bulanan.
Aktivitas yang sudah dan akan dilaksanakan.
Masalah lapangan dan pemecahannya.
Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
b. Professional Staff (Tenaga Inti) Konsultan akan melakukan kunjungan secara berkala
kelapangan pada waktu pekerjaan berjalan untuk meyakinkan bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan kontrak. Porsi kunjungan lapangan direncanakan 80 %
setiap bulan, sisanya 20 % setiap bulan untuk mengadakan evaluasi, analisis, koordinasi
dikantor proyek. Namun personil konsultan akan selalu tetap berada di lapangan setiap hari
dengan mengatur penempatan / schedule.
c. Sub Professional Staff (Tenaga Teknisi) akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai dengan dokumen
kontrak dalam hal mutu, volume dan waktu.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-72
d. Pertemuan-pertemuan khusus antara Site Engineer dengan team atau antar Staff konsultan
dengan frekwensi yang cukup atau sesuai kebutuhan (harian) agar terjadi komunikasi,
koordinasi, informasi yang baik.
E.2.6. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT
Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, konsultan perlu melakukan koordinasi
dengan instansi dan konsultan lain terkait yang berhubungan dengan scope pekerjaan.
E.2.7. TAHAP CONSTRUCTION SUPERVISION
Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan, bimbingan dan
instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu dan tepat biaya dengan
berdasarkan dokumen kontrak dan petunjuk teknis lainnya.
Selain itu, tugas konsultan meliputi : melakukan sertifikasi atas pekerjaan penanganan jalan dan
jembatan yang dilaksanakan oleh kontraktor.
Semua aktivitas konsultan dilapangan, dirangkum di bawah ini :
1. Pematokan bersama (Setting out)
Semua survey di lapangan selama pematokan bersama dan selama konstruksi akan
dilaksanakan oleh kontraktor di bawah petunjuk konsultan.
Hasil survey tersebut akan dikaitkan dengan gambar-gambar konstruksi, kondisi yang ada
dan beberapa ketidaksesuaian antara gambar-gambar dan kondisi-kondisi yang ada akan
dipergunakan oleh konsultan untuk mereview design untuk keperluan proyek (bila ada).
2. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan dilapangan, tim pengawas akan mengawasi dan mencek aktivitasaktivitas konstruksi sebagaimana yang dijabarkan di bawah ini :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-73
Persiapan form-work.
Persiapan konstruksi.
3. Pekerjaan konstruksi
Setelah mobilisasi dan persiapan di lapangan telah selesai dan diperiksa oleh konsultan
dan Representative Pengguna Jasa Proyek Fisik maka kontraktor akan diijinkan untuk
melanjutkan pekerjaan konstruksi.
Team konsultan akan mengecek langsung dalam hal-hal berikut ini :
Campuran-campuran bahan.
Pengecekan jadual.
Lokasi pekerjaan.
5.
Pengawasan kuantitas
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-74
Pekerjaan perlu diawasi dengan teliti dan cermat. Pengawasan kuantitas (quantity
control) akan mengecek bahan-bahan yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
kontraktor. Konsultan akan memproses bahan-bahan dan produk fisik nya berdasarkan
atas :
6.
Catatan-catatan teknis
Catatan-catatan akan dikeluarkan / diberikan dari waktu ke waktu, untuk memberikan
petunjuk-petunjuk kepada kontraktor guna meningkatkan aspek-aspek pekerjaan fisik,
metode kerja / construction methode dan lain-lain.
Demikian juga catatan-catatan / instruksi-instruksi diberikan juga untuk pekerjaan yang
hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.
7.
Masa pemeliharaan
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap masa pemeliharaan antara lain :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-75
Bersama
Menteri
Tenaga
umum
tanggal 4 Maret 1986, yang sekaligus berfungsi sebagai
petunjuk umum berlakunya Buku Pedoman Pelaksanaan, terutama khusus tentang
Keselamatan Kerja dan yang sifatnya lebih menekankan kepada pencegahan.
Adapun tentang Kesehatan Kerja lebih khusus diatur dalam Keputusan Presiden No. 22
Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja., yang kemudian
dilengkapi dengan petunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang Pedoman
Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. Yang terakhir
ini lebih menekankan pada penanganan akibat.
Dalam Pedoman yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama tersebut persyaratan yang
harus ditemui dirinci sebagai berikut :
a. Persyaratan Administratif
b. Persyaratan Teknis
c. Perancah (Scaffolds)
d. Tangga Kerja Lepas (Ladder) dan Tangga Kerja Sementara (Stairs)
e. Peralatan Untuk Mengangkat (Lifting Appliance)
f. Tali, Rantai dan Perlengkapan Lainnya.
g. Permesinan : Ketentuan Umum
h. Peralatan
i. Pekerjaan Bawah Tanah
j. Penggalian
k. Pemancangan Tiang Bor
l. Pengerjaan Beton
m. Operasi lainnya Dalam Pembangunan
n. Pembongkaran (Demolition)
o. Penanggulangan Kecelakaan
Terlihat bahwa Tata Laksana Baku ini mengatur sebagian besar bidang dan jenis
pekerjaan konstruksi. Dalam setiap Bagian lebih lanjut diatur sangat rinci mengenai lingkup
berlakunya peraturan, kewajiban umum, keharusan dibentuknya organisasi K3, laporan
kecelakaan dan pertolongan pertama pada kecelakaan serta persyaratan-persyaratan
lainnya. Uraian lebih rinci dapat di acu kepada SKB, Menaker dan Mentri
PU tersebut di atas.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-76
2. Persyaratan
a. Persyaratan Administratif
Dalam persyaratan ini pertama-tama dinyatakan, terhadap semua tempat
dimana
dilakukan
kegiatan
konstruksi
berlaku
semua ketentuan hukum mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berlaku di Indonesia. Disini jelas, bahwa tidak
hanya berlaku untuk proyek milik Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
akan tetapi juga proyek milik swasta ataupun anggota masyarakat lainnya.
Selanjutnya sebagai kewajiban umum bagi kontraktor dinyatakan bahwa :
Tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur demikian rupa
sehingga tenaga kerja terlindung dari risiko kecelakaan.
Harus menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain harus
aman digunakan dan sesuai keselamatan kerja.
Kontraktor harus turut mengawasi agar tenaga kerja bisa selamat dan aman dalam
bekerja.
Kontraktor harus menunjuk Petugas Keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi kontraktor bertanggungjawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang
dilakukan, untuk menghindari risiko bahaya kecelakaan.
Pekerjaan yang diberikan harus cocok dengan keahlian, usia dan jenis kelamin serta
kondisi fisik dan kesehatan tenaga kerja.
Kontraktor harus menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk
terhadap bahaya demi pekerjaannya masing- masing dan usaha pencegahannya.
Petugas Keselamatan Kerja tersebut diatas bertanggungjawab pula terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan caracara pelaksanaan kerja yang aman.
Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Organisasi keselamatan dan Kesehatan kerja
Mengenai organisasi Keselamatan dan Kesehatan kerja digariskan sebagai berikut :
Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (full time),
berarti tidak bisa sambilan atau separoh waktu.
Bila mempekerjakan sejumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang
memerlukan, diwajibkan untuk membentuk unit Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Unit ini merupakan unit struktural yang dikelola organisasi Kontraktor.
Petugas K3 harus bekerja sebaik baiknya dibawah koordinasi
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-77
c. Laporan Kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Depnakertrans, dan Departemen Pekerjaan Umum
Laporan tersebut harus meliputi statistik yang :
Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masingmasing, dan
- Menunjukkan gambaran semua kecelakaan dan sebab- sebabnya.
d. Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Diwajibkan memeriksa kesehatan individu pekerja pada :
- Sebelum atau beberapa saat setelah pertama kali memasuki masa kerja.
- Secara berkala sesuai risiko yang terdapat pada pekerjaan.
Pekerja berumur dibawah 18 tahun harus dapat pengawasan kesehatan khusus,
meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
Data pemeriksaan keehatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi.
Suatu organisasi untuk keadaan darurat harus dibentuk untuk setiap daerah tempat
bekerja yang meliputi semua pekerja, dibentuk petugas Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)yang dilengkapi alat komunikasi dan jalur transportasi. Setiap pekerja
harus diberitahu adanya hal ini.
Memberikan pertolongan pertama kecelakaan atau ada yang kena sakit secara tibatiba harus dilakukan oleh Dokter. Juru Rawat atau orang yang terdidik dalam P3K.
Alat-alat P3K dan kotak obat yang memadai harus tersedia ditempat kerja dan
dijaga agar tidak kotor, kena udara lembab dsb.
Isi alat P3K atau kotak obat tidak boleh ditempati benda-benda
lain, dan paling sedikit harus berisi : obat kompres, perban.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-78
Gauze yang steril, antiseptic, plester, forniquet, gunting, splint dan perlengkapan bila
ada yang digigit ular. Juga harus dilengkapi instruksi yang jelas dan mudah
dimengerti, dan harus dijaga supaya tetap berisi.
Kereta pengangkut orang sakit (Carrying Basket) harus selalu tersedia.
Jika tenaga kerja dipekerjakan dibawah tanah atau pada keadaan lain, alat penyelamat
harus selalu tersedia di dekat tempat mereka bekerja.
Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang ada kemungkinan risiko
tenggelam atau keracunan gas alat-alat penyelamat harus selalu tersedia di dekat tempat
mereka bekerja.
Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
rumah sakit atau tempat berobat semacam itu.
Petunjuk atau informasi harus diumumkan atau ditempelkan ditempat yang strategis
dengan memberitahukan :
- Kotak obat terdekat, alat P3K, ambulan, alat pengangkut orang sakit dan alamat
untuk urusan kecelakaan.
- Tempat telepon terdekat untuk memanggil ambulan, nama dan nomor telepon
orang yang bertugas.
- Nama, alamat nomor telepon dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang
dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.
3. Persyaratan Teknis
Persyaratan Teknis mengatur tentang Tempat Kerja dan Peralatan
a. Pintu Masuk dan Keluar harus dibuat dan dipelihara dengan baik.
b. Lampu dan Penerangan bila tidak memadai harus diadakan diseluruh tempat kerja, harus
aman dan cukup terang. Harus dijaga oleh petugas bila perlu bila ada gangguan.
c. Ventilasi, harus ada ditempat tertutup termasuk pembuangan udara kotor.
d. Jika tidak bisa menghilangkan debu dan udara kotor, harus disediakan alat pelindung diri.
e. Kebersihan, bahan yang tidak terpakai harus dibuang, paku yang tidak terpakai harus
dibuang atau dibengkokkan, benda-benda yang bisa menyebabkan orang tergelincir serta
sasa barang dan alat harus dibuang, tempat kerja yang licin karena oli harus dibersihkan
atau disiram pasir. Alat-alat yang mudah dipindahkanharus dikembalikan ke tempat
penyimpanan.
f. Pencegahan Bahaya Kebakaran Dan Alat Pemadam Kebakaran.
Persyaratan ini sangat rinci antara lain mengatur bahwa harus tersedia alat
pemadam kebakaran dan saluran air dengan tekanan yang cukup. Semua pengawal
dan sejumlah tenaga terlatih harus disediakan dan selalu siap selama jam kerja. Alatalat itu harus diperiksa secara periodik oleh yang berwenang, dan ditempatkan ditempat
yang mudah dicapai. Alat pemadam dan jalan menuju ketempat pemadaman harus
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-79
terpelihara. Demikian juga tentang syarat jumah, bahan kimia peralatan itu dan syarat
pemasangan pipa tempat penyimpanan air.
g. Syarat-syarat mengenai Alat Pemanas (Heating Appliances). h. Syarat-syarat
mengenai Bahan Yang Mudah Terbakar.
i. Syarat mengenai Cairan Yang Mudah Terbakar.
j. Syarat-syarat tentang Inspeksi dan Pengawasan.
k. Syarat-syarat tentang Perlengkapan dan Alat Peringatan.
l. Syarat-syarat tentang perlindungan Terhadap Benda-benda Jatuh dan
Bagian Bangunan Yang Rubuh.
m. Persyaratan Perlindungan Agar Orang Tidak Jatuh, Tali Pengaman dan pinggir Pengaman.
n. Persyaratan Lantai Terbuka dan Lubang Pada Lantai. o. Persyaratan
tentang Lubang Pada Dinding.
p. Persyaratan tentang Tempat Kerja Yang Tinggi.
q. Pencegahan Terhadap Bahaya Jatuh Kedalam Air.
r. Syarat-syarat mengenai kebisingan dan getaran (Vibrasi).
s. Syarat-syarat tentang Penghindaran Terhadap Orang Yang Tidak
Berwenang.
t. Syarat-syarat tentang Struktur Bangunan dan Peralatan. Memuat mengenai Konstruksi
Bangunan, Pemeriksaan, Pengujian dan Pemeliharaan serta Pemakaian atau
penggunaannya.
4. P e r a n c a h (Scaffold)
a. Persyaratan Umum
Perancah harus dibuatkan untuk semua pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan secara
aman pada suatu ketinggian.
Perancah hanya dapat dibuat atau diubah oleh Pengawas yang ahli
bertanggungjawab atau orang-orang yang ahli.
b. Persyaratan rinci tentang bahan untuk perancah. c. Persyaratan
konstruksi Perancah.
d. Persyaratan Pemeriksaan dan Pemeliharaan.
e. Persyaratan Perlengkapan Pengangkat Pada Perancah.
f. Persyaratan Kerangka Siap Pasang (Prefabricated Frames). g. Persyaratan
Penggunaan Perancah.
h. Persyaratan Pelataran Tempat Kerja (Platform) yang memuat :
Persyaratan Umum
Balustrade Pengaman dan Papan Pengaman Kaki (Guard rails and toeboards).
Pelataran Tergantung.
i. Persyaratan Gang, Jalur Penghubung Antar Tingkat Pelataran Yang
Tidak Sama Tinggi dan Jalur Pengangkut Bahan.
j. Perancah Kayu Bulat (Dolken), terdiri atas :
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-80
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-81
Persyaratan Pengoperasian.
2.
3.
4.
5.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-82
i.
7.
8.
D e r e k, memuat :
Persyaratan Derek Berkaki Kuat.
Persyaratan Derek Yang Memakai Jepit Penguat.
Persyaratan Menjalankan Derek.
9.
Persyaratan Ranka Segi Tiga (A-frame) dan Kaki Penahan (Sheer- legs).
Persyaratan Tiang Derek dan Roda Derek.
Persyaratan Kerekan (Winches), memuat :
Persyaratan Umum.
Teromol Kerekan.
Kerekan Yang Digerakkan Oleh Tangan.
D o n g k r a k.
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-83
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-84
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-85
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-86
Terbakar.
g. Pekerjaan Insulasi, memuat ;
- Persyaratan Pekerjaan Dengan Asbes.
- Persyaratan Pekerjaan Yang Menggunakan Glass Wool
Dan Bahan Sejenisnya.
h. Pekerjaan Yang Berhubungan Dengan Atap, memuat :
- Persyaratan Umum.
- Persyaratan Atap Bangunan Yang Curam.
- Persyaratan Atap Bangunan Yang Terbuat Dari Bahan
Yang Mudah pecah (Rapuh).
i. Pekerjaan Pengecetan, memuat :
- Persyaratan Umum.
- Persyaratan Cat Yang Mengandung Timah.
- Persyaratan Cat Semprot.
- Persyaratan Penyemprotan Cat Tanpa Udara.
j. Pengelasan dan Pemotongan Dengan Nyala Api, memuat :
- Persyaratan Umum.
- Persyaratan Las Listrik.
- Pekerjaan Peledakan, memuat :
- Persyaratan Umum.
- Persyaratan Pengeboran dan Pengisian Bahan Peledak
Pada Lubang Bor.
- Persyaratan Penembakan dan Peledakan Memuat :
k. Persyaratan Umum.
l. Persyaratan Peledakan Dengan Sumbu Peledak.
m. Persyaratan Peledakan Dengan Listrik.
n. Persyaratan Setelah Penembakan dan Peledakan.
o. Pekerjaan Pencampuran Batuan.
bb. Pembongkaran (demolition), memuat:
Persyaratan Persiapan Kerja.
Persyaratan Umum Pekerjaan Pembangunan.
Persyaratan Daerah Jalan Keluar-Masuk.
Persyaratan Alat Pelindung Diri.
Persyaratan Peralatan Untuk Pembongkaran.
Persyaratan Lantai Pengaman Untuk Pekerjaan Pembongkaran.
Persyaratan Pembongkaran Dinding
Persyaratan Pembongkaran lantai
Persyaratan Pembongkaran Bangunan Baja.
Persyaratan Pembongkaran Cerobong Tinggi dan Sejenisnya,-
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-87
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-88
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-89
Posisi/Jabatan
Nama
Lama Waktu
Penugasan
Ir.Didik Sulitia
7.00 bulan
5.00 bulan
I.
1.
Professional Staff
Site Engineer (SE)
2.
Komaruddin D. Zaini,
ST
Harrya Raditia, ST
5.00 bulan
Ir. Mubarak
5.00 bulan
M. Riswan,ST
6.00 bulan
Lilik Ibrahim, ST
5.00 bulan
Dede Sobar, ST
5.00 bulan
Daryuli, ST
6.00 bulan
To Be Name
5.00 bulan
Surveyor (S 1)
To Be Name
5.00 bulan
To Be Name
3.00 bulan
To Be Name
7.00 bulan
Surveyor (S)
To Be Name
7.00 bulan
To Be Name
400 bulan
II.
4.00 bulan
Perusahaan
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-90
1
2
3
1
2
3
III.
1
2
3
4
Ruas/Link : Berkala Dalam Kota Kupang (Timor Raya, Urip Sumoharjo, Pahlawan Yos Sudarso)
Inspector (I)
To Be Name
5.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Surveyor (S)
To Be Name
5.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Lab. Technician (Lt)
To Be Name
3.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Ruas/ Link : Kawasan Strategis Peningkatan Jalan Linkar Luar Kota Kupang Cs
Inspector (I)
To Be Name
6.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Surveyor (S)
To Be Name
6.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Lab. Technician (Lt)
To Be Name
5.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Ruas Link : Peningkatan Struktur Jalan Tua Bata
Inspector (I)
To Be Name
7.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Surveyor (S)
To Be Name
7.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Lab. Technician (Lt)
To Be Name
5.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Supporting Staff
Project Officer
To Be Name
7.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Cadman
To Be Name
7.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Operator Computer
To Be Name
7.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
Office Boy
To Be Name
8.00 bulan
PT. BA JO CV.BP, PT.CWN,,
DAN PT.GAB
PT. BUANA ARCHICON JO CV. BAYU PRATAMA, PT. CIPTA WAHANA NUSANTARA,
DAN PT. GAGAS ADI BAGASKARA
E-91