Anda di halaman 1dari 10

TEKNOLOGI INFORMASI DALAM RANTAI PASOK

Dr. Sutarman, Ir, MSc


Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Unpas
Abstraks
Manajemen rantai pasok (supply chain management) sangat berperan dalam melayani
pelanggan. Medan persaingan bisnis masa kini terletak pada sistem rantai pasok, dengan
demikian setiap channel partners harus senantiasa mampu merespons setiap dinamika
pemintaan pelanggan. Jika pebisnis memiliki keunggulan dalam mengatur rantai pasok produk
yang dhasilkannya niscaya akan memenangkan persaingan tersebut.
Agar tingkat pelayanan pebisnis dapat mencapai pada tingkat ekspektasi pelanggan, maka
diperlukan proses pengambilan keputusan cepat. Hal ini memerlukan informasi yang akurat,
cermat dan handal. Infomasi memerlukan pengelolaan, baik sistem operasi maupun teknologi
informasi.
Sedangkan teknologi informasi adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjamin bahwa
informasi yang diperoleh pihak manajer rantai pasok akan mampu menghasilkan keputusan
terbaik. Maka teknologi informasi memegang peran penting dalam proses pengambilan
keputusan logistik.

Pendahuluan
Manajemen rantai pasok adalah menggabungkan berbagai cara praktis untuk
meningkatkan produktivitas dan nilai pada semua tahap mulai dari titik asal sampai ke
titik konsumsi. Karena itu, integrasi rantai pasok dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan, serta dapat meningkatkan nilai untuk pelanggan dengan cara
mengkordinasikan semua kegiatan untuk mengurangi ongkos dari semua yang terlibat,
serta menciptakan nilai dengan menghilangkan fungsi-fungsi yang duplikasi dan tidak
memiliki nilai tambah
Manajemen rantai pasok juga merupakan sebuah pendekatan untuk mengendalikan
aliran produk dari sumber ke tujuan dengan mengatur kemampuan pemasok,
manufaktur, distributor (channel partners) dan pelanggan, selain hal tersebut juga
sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Manajemen
rantai pasok juga mendukung terhadap kedua strategi, yaitu strategi berdasarkan
diferensiasi (differentiation-based) dan strategi berdasarkan ongkos(cost-based).
Sedangkan fokusnya adalah untuk penggunaan praktis pada bisnis yang berbedabeda yang bersama-sama menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, mengintegrasikan kegiatan-kegiatan semua anggota rantai nilai tambah
untuk menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dibanding jika duilakukan secara sendirisendiri. Manajemen rantai pasok dapat menciptakan rantai pasok yang terpadu untuk
menghasilkan kinerja bisnis yang kuat.
Kemajuan dan keberhasilan manajemen rantai pasok akan diukur melalui tujuannya.
Hal tersebut berlaku juga untuk integrasi rantai pasok. Adapun tujuannya adalah
sebagai berikut :
Pelayanan ( service ), apakah para pelanggan menerima apa yang mereka pesan,
kapan mereka inginkan, dan apa cara yang mereka harapkan ?
Ongkos( cost ), apakah ongkos bersih untuk memenuhi optimasi pelanggan sudah
cocok dengan waktu dan pelayanan yang dibutuhkan pelanggan ?
Harta ( assets ), apakah keberadaan persediaan dalam rantai pasok hanya
sekedar untuk memperhatikan variabilitas permintaan pelanggan, atau untuk
menciptakan efisiensi operasional ?
1

Waktu ( time), apakah waktu siklus dari asal ke tujuan, hanya terbatas pada
kendala fisik ?

Dalam upaya mengaktualisasikan tujuan manajemen rantai pasok secara efektif dan
dengan tingkat kecepatan yang tinggi maka diperlukan informasi, dan jika kita
mengharapkan agar informasi dapat menunjukan kinerja yang baik maka diperlukan
teknologi informasi.
Informasi adalah merupakan hal yang krusial dalam upaya menghaslkan kinerja rantai
pasok, sebab digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan para manajer rantai
pasok.
Baik atau buruknya keputusan tergantung dari kualitas informasi yang diterima para
manajer rantai pasok. Kualitas informasi tergantung dari bagaimana sistem
pengelolaannya. Sedangkan pengelolaan informasi memerlukan teknologi.
Adapun teknologi informasi adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjamin bahwa
informasi yang diperoleh pihak manajer rantai pasok akan mampu menghasilkan
keputusan terbaik.
Maka dengan demikian teknologi informasi memegang peran penting dalam proses
pengambilan keputusan logistik yang saat ini sudah memiliki tingkat kompleksitas yang
tinggi.

Peran "IT" dalam Rantai Pasok


Informasi bertindak sebagai pendorong rantai pasok, dan sebagai perekat untuk
bekerjasama dalam menciptakan sebuah
rantai pasok yang terintegrasi dan
terkoordinasi. Tanpa informasi para manajer tidak akan mengetahui apa keinginan
pelanggan, berapa jumlah persediaan dalam stok, dan kapan produk harus diproduksi
dan dikirim. Singkatnya tanpa informasi, manajer hanya bisa membuat keputusan
secara blindly.
Selain itu, informasi bisa membuat rantai pasok visible untuk seorang manajer. Dengan
memiliki visibility, seorang manajer bisa membuat keputusan dalam rangka
memperbaiki kinerja sistem rantai pasok. Tanpa infomasi tidak mungkin mampu
mengirim produk ke pelanggan secara efektif. Dengan informasi perusahaan memiliki
visibility untuk membuat keputusan dalam upaya memperbaiki kinerja perusahaan dan
rantai pasok keseluruhan.
Dengan demikian informasi merupakan sumber daya yang sangat penting untuk
mendukung rantai pasok, tanpa keberadaannya, sudah jelas tidak akan mampu
melayani pelanggan dengan kinerja yang baik.
Para manajer harus memahami bagaimana informasi dikumpulkan dan dianalisis,
sebab informasi adalah faktor kritis keberhasilan rantai pasok.
Teknologi informasi (IT) meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan
untuk kepentingan rantai pasok yang berfungsi untuk mengumpulkan serta
menganalisis informasi, selain itu IT bertindak sebagai "mata dan telinga" pihak
manajemen rantai pasok. Dan yang lebih penting adalah untuk menangkap dan
mengirim infomasi yang diperlukan manajemen dalam upaya untuk membuat
keputusan yang baik.
Menggunakan sistem IT untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi bisa
berdampak nyata terhadap kinerja perusahaan. Sebagai contoh, mayoritas produser
station kerja komputer dan server ditenggarai bahwa banyak informasi tentang
2

permintaan komputer tidak digunakan untuk merencanakan jadwal produksi dan tingkat
persediaan. Para produsen kurang memanfaatkan informasi permintaan dengan bijak,
sehingga keputusan tingkat persediaan dan produksi dilakukan secara blindly.
Padahal jika menerapkan sistem IT pada rantai pasok, perusahaan dapat
mengumpulkan dan menganalisis data untuk menghasilkan tingkat stok yang
direkomendasikan. Perusahaan terbukti mampu mengurangi tingkat stok hingga 50%,
sebab IT bisa membuat keputusan "based on information", dan bukan "based on
educated guesses".
Sedangkan dampak yang lebih luas dan perlu digarisbawahi, IT mampu menjadi driver
handalnya kinerja rantai pasok.

Pentingnya"IT"
Infomasi adalah kunci sukses sebuah rantai pasok, karena memungkinkan pihak
manajemen untuk membuat keputusan berskala besar yang bertentangan antara
fungsi dan perusahaan. Keberhasilan strategi rantai pasok merupakan akibat dari
pandangan bahwa rantai pasok sebagai hal yang lebih luas dari pada hanya
merupakan sebuah langkah individual.
Dengan mengambil sebuah lingkup besar
yang melalui rantai pasok, seorang manajer bisa membuat strategi yang mengambil
dari semua faktor yang mempengaruhi rantai pasok dari pada hanya faktor yang
mempengaruhi segelintir fungsi dalam rantai pasok tersebut.
Informasi perlu untuk mencapai lingkup besar , yang dibagi menjadi komponen dasar
berikut :
1. Informasi pemasok, produk apa yang harus dibeli, dengan harga berapa, berapa
lama lead time nya, dan harus dikirim ke mana. Informasi pemasok juga meliputi
status pesanan, modifikasi, dan cara pembayaan
2. Informasi manufaktur, apa produk yang harus dibuat, berapa banyak, dengan
fasilitas apa, dengan lead time berapa lama, tingkat trade-off berapa, berapa
besarnya ongkos, dan pada ukuran pesanan optimum berapa?
3. Informasi Distribusi dan Retail, Ke mana produk diangkut, berapa banyak,
dengan modal apa, dengan harga berapa, berapa produk yang harus disimpan
pada setiap lokasi, pada berapa lama lead time nya.
4. Informasi Permintaan, siapa dan membeli apa, pada tingkat harga berapa, dimana
dan berapa banyak. Informasi permintaan meliputi peramalan dan informasi
distribusi dari permintaan.
Manajer rantai pasok menggunakan informasi untuk membuat keputusan penting dan
informasi pun berfungsi sebagai pendorong rantai pasok. Dalam upaya untuk
melakukan setting besarnya tingkat persediaan pun sudah jelas memerlukan informasi
hilir ( downstream ) tentang besarnya pemintaan pelanggan, informasi hulu (upstream)
dari pemasok, dan informasi tingkat persediaan lancar, ongkos dan marjin keuntungan.
Menentukan kebijakan transportasi pun memerlukan informasi tentang pelanggan,
pemasok, rute, ongkos, waktu, dan jumlah produk yang harus dikirim.
Keputusan fasilitas juga memerlukan informasi tentang permintaan, pemasok,
kapasitas, pendapatan dan ongkos-ongkos dalam perusahaan.
Informasi harus memiliki karakteristik berikut, agar berguna dalam membuat keputusan
rantai pasok :
1. Informasi harus akurat, tanpa informasi yang akurat dalam status rantai pasok,
sudah dapat dipastikan akan mengalami kesulitan dalam membuat keputusan.
3

Tidak dapat dikatakan semua informasi harus 100 % benar, tetapi data yang tesedia
secara realitas paling tidak mengarah benar.
2. Informasi harus bisa mengakses secara teratur, dalam kenyataan sering
informasi akurat, akan tetapi hanya tersedia saja, dan sering data yang sudah tak
up to date dan tak bisa diakses secara sempurna. Sedangkan dalam pengambilan
keputusan para manajer memerlukan informasi yang up to date dan mudah diakses
3. Informasi harus cermat, para pengambil keputusan memerlukan informasi yang
mudah digunakan. Sering perusahaan memiliki data yang banyak, tetapi seringtidak
bisa membantu daam pengambilan keputusan

Sasaran "IT" Rantai Pasok


Sasaran puncak dari IT adalah menciptakan hubungan yang terpadu dalam rantai
pasok. Beberapa perusahaan dan industri saat ini jauh dari pencapaian sasaran
tersebut, sementara di pihak lain tuntutan untuk menciptakan intergrasi sangat
diperlukan. Untuk me-utilisasi informasi, kita perlu mengumpulkan, mengakses, dan
menganalisisnya, adapun sasaran sistem manajemen rantai pasok, adalah :
Mengumpulkan informasi terhadap setiap produk dari aktivitas produksi ke kegiatan
delivery atau purchase point, dan mengembangkan visibilitas yang lengkap untuk
semua bagian yang terlibat.
Mengakses data dalam sistem dari single -point - of -contact
Menganalisis, rencana aktivitas, dan membuat trade-off berdasarkan informasi
dari rantai pasok
Sasaran utama dari IT dalam rantai pasok adalah untuk menghubungkan titik produksi
ke titik pengiriman dan titik pengadaan, sehingga produk dapat dikirim sesuai waktu
yang diperlukan pelanggan dan material dapat dipesan serta diterima perusahaan
sesuai dengan rencana.
Gambar-1 memberi ilustrasi tentang aliran produk dan informasi dari pemasok ke
pihak pabrik, dan selanjutnya menuju sistem distribusi dan sampai kepada para
pengecer.
Berdasarkan temuan hasil penelitian, para pengecer perlu mengetahui status ordernya,
dan para pemasok perlu mampu mengantisipasi order yang masuk dari pabrik.
Product Flow
Supplier

Manufacturers

Retailers

Warehouses

Information Flow

Intrafirm
Interfirm

Interfirm

Gambar-1 : Aliran produk dan informasi dalam rantai pasok

Dalam beberapa perusahaan sistem informasi diselenggarakan secara terpisah-pisah,


tergantung terhadap fungsi-fungsinya dalam sebuah perusahaan. Customer service
4

akan bekerja dalam satu sistem, akuntansi dengan yang lainnya, manufaktur dan
sistem distribusi semuanya diselenggarakan secara terpisah ( gambar-2).
Sales representative
Financial
statement

Sales/marketing
system

Accountant

Service representative
Customer
service

Demand planner
Operation

Logistics/Manufacturing
Syastem
Gambar-2 : Current Information System

Namun sebaiknya, secara ideal setiap yang memerlukan data harus mengakses
terhadap real time data yang sama, melalui interface yang telah disediakan, lihat
( gambar-3), informasi sales representative dan demand planner semula hanya untuk
men-support terhadap sales,marketing system, semula informasi accountant hanya
mendukung terhadap financial system, informasi operation semula hanya mendukung
terhadap logistics/manufacturing systems dan service representatiive semula hanya
mendukung terhadap customer service saja.
Akan tetapi kini dilakukan integrasi yang menyeluruh yang difokuskan terhadap single
point of contact
Sales Representative
Demand
Planner

Operation

Single
-point--of
-contact

Accountant

Service representatif
Gambar-3 : New Generation of Information system

Sasaran kedua adalah mengakses data terhadap sistem informasi perusahaan lain
yang ditarik ke dalam perusahaan, selanjutnya para pihak mampu melihat data
miliknya, jika para pemasok material bisa melihat demand produk yang akan dibuat
oleh perusahaan yang akan dikirimnya, maka pemasok akan berusaha untuk mengirim
sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang memerlukannya.
5

Sasaran ketiga adalah dihubungkan dengan analisis data, hususnya dalam sebuah
cara yang mengambil ke dalam jumlah gambaran rantai pasok global. Sistem
informasi harus digunakan untuk menemukan cara yang efisien untuk memproduksi,
merakit, gudang dan distribusi produk, dengan kata lain untuk memperoleh cara terbaik
dalam mengoperasikan rantai pasok.
Untuk mencapai sasaran dan keputusan induk, hal ini dapat membantu untuk
memahami beberapa issu utama dalam pengembangan IT, yang khusus yang
berhubungan dengan manajemen rantai pasok.
Gambar-4 menjelaskan tentang alat-alat (means) IT untuk mencapai sasaran.

Goals :

Collect
Information

Acces
s

Analyze

Integration

Standards

Means :
Infrastructure

Electronic
Commerce

Supply Chain
Components

Gambar-4 : Goals and Means of Supply Chain Management

Standardisasi
Walaupun sulit untuk memprediksi perubahan teknologi informasi, namun beberapa
kecenderungan dan kondisi praktetis telah menemukan. Terutama terhadap dorongan
standard IT. Bebarap isue spesifik dalam logistik dan manajemen rantai pasok, dan
lebih berkembang merambah ke saektor industri dan areal aplikasi lainnya. IT
memerlukan standarisasi yang tinggi, alasannya adalah :
1. Market force, para pengguna di korporasi perlu standard untuk mengurangi ongkos
dalam sistem perawatan.
2. Interconnectivity, keperluan untuk menghubungkan sistem-sistem yang berbeda
dan bekerja mlalui jaringan telah mendorong pengembangan standaisasi.
3. Reduce cost insoftware, pembelian, pengembangan dan penerusan
4. Economic of scale, standard penurunan harga sistem, komponen, pengembangan,
integrasi, dan perawatan.
6

Infrastruktur "IT"
Infrastruktur IT adalah merupakan faktor kritis dalam menentukan keberhasilan dan
kegagalan implementasi sistem. Bentuk infrastruktur adalah merupakan dasar untuk
pengumpulan data, transaksi, akses sistem, dan komunikasi, adapun komponen IT
adalah sebagai berikut :
a. Interface/presentation device
b. Communication
c. Database
d. System architecture
Electronic Commerce
Electronic Commerce ( e-commerce) adalah telah mengubah proses-proses fisik
secara elektronis, dan telah membangkitkan model baru untuk melakukan kolaborasi
antara pelanggan dan pemasok. E-commerce dilakukan untuk berintraksi antar
perusahaan dengan perusahaan, ataupun antara individual dengan perusahaan, Misal
dalam rangkan purchasing, bisa dil;akukan melalui internet, EDI, mail tracking dan email.
Adapun keunggulan e-commerce adalah sebagai berikut :
Perusahaan bisa menyajikan data/informasi secara global, sedangkan pelanggan
memiliki pilihan global dan mudah untuk mengakses informasi.
Perusahaan bisa memperbaiki daya saing dan mutu pelayanan, dengan pemberian
akses kapan dan di manapun berada. Perusahaan pun bisa memonitor pilihan dan
kebutuhan pelanggan secara elektronis.
Perusahaan dapat menganalisis ketertarikan pelanggan terhadap produk, yang
didasarkan terhadap seringnya permintaan akan informasi.
Perusahaan dapat mengumpulan informasi rinci (detail) tentang preferensi
pelanggan.
Rantai pasok mampu merespon secara cepat. Dampak terbesar adalah terhadap
produk yang bisa dikirim langsung melalui web, seperti barang cetakan dan
distribusi software.
Peranan intermediasi dan terkadang sebagai pengecer tradisional atau service
provider menjadi dikurangi atau bahkan dihilangkan, dan masuk ke dalam suatu
proses yang dinamakan disintermediation. Proses ini bisa mengurangi ongkos
dan menambah opsi alternatif pembelian.
Mampu merealisasikan penghematan ongkos dan mereduksi harga. Perusahaan
yang melaksanakan pembelian bahan melalui web niscaya akan mampu
menghemat ongkos personil
E-commerce mampu menciptakan perusahaan maya yang melakukan distribusi
melalui Web, maka bsa mengurangi ongkos. Banyak perusahaan yang telah
memanfaatkan hal ini sehingga mampu menjual dengan harga murah karena tak
perlu biaya pemeliharaan untuk toko, dan tak perlu gudang.
Bagi perusahaan kecil yang memiliki sumber daya terbatas sehingga tak memiliki
infrastruktur dan marketing yang memadai, akan tetapi mereka mampu suvival.
Mengintegrasikan IT Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok sangat komplek, dengan demikian tidak ada solusi yang
sederhana dan murah untuk issu yang sedang meningkat ini. Beberapa perusahaan
tak berfikir tentang efektifnya ongkos untuk mengenalkan inovasi IT, sebab mereka tak
yakin bahwa hal ini akan menghasilkan ROI yang memadai.
7

Perusahaan angkutan tak beli tracking system yang canggih, sebab sedikit klien
yang ingin menerima informasi yang detail tentang status barang yang diangkutnya.
Manajer gudang tidak melakukan investasi untuk teknologi Radio Frequency (RF),
karena teknologi ini cukup mahal.
Perlu diperhatikan bahwa solusi holistik sering lebih baik jika dibandingkan dengan
penjumlahan solusi yang terpisah-pisah, sehingga tidak bisa terintegrasi, misalnya
melakukan instalasi sistem kontrol gudang, dan sistem manajemen transportasi, satu
sama lain memang penting akan tetapi hal ini tak terintegrasi sehingga akan
menyulitkan di lapangan dan akan tercipta kemubadiran yang tak perlu terjadi.
Perusahaan perlu memutuskan untyuk mengotomasi proses-proses internalnya, atau
menyetujui terhadap beberapa konvensi industri, misalnya melakukan investasi dalam
sistem yang sudah terintegrasi mulai dari demand end item, rencana kebutuhan
distribusi, MPS, rencana sumber manufaktur dan rencana kebutuhan material
diitegrasikan dalam sistem ERP yang dibangun berdasarkan DSS (Enterprise
Resource Planning) dari satu vendor utama misal SAP, PeopleSoft, Oracle, Baan ).
Mengingat harga sistem ini mahal, maka sebaiknya beberapa perusahaan berbagi
informasi meliputi, order entry, requisition, BOM, sehingga sistem yang mahal tesebut
akan menjadi murah.
Kita perhatikan 2 hal yang cukup menarik yang telah diimplementasikan, pertama kita
tinjau Manugistics Supply Chain Compass Model yang mengevaluasi tahap-tahap
pengembangan IT dalam SCM. Kedua, kita bisa lihat implementasi ERP dan DSS.
Masalahnya apa yang harus diprioritaskan dalam implementasi? Apa yang harus
perusahaan investasikan terlebih dahulu ? dan terakhir adalah kita lihat the "best-ofbreed".
1. Tahap-Tahap Pengembangan
Manugistics telah mengembangkan 5 tahap model bisnis, disebut Supply Chain
Compass Model, untuk mengevaluasi pengembangan perusahaan dalam aplikasi IT
untuk SCM.( lihat tabel-1)
Tahapannya adalah sebagai berikut :
1. The Fundamental --- Focus On Quality
2. Cross- Functional Teams --- Serve our customer
3. Integrated Enterprise --- Drive Business Efficiency
4. Extended Supply Chain ---Create Market Value
5. Supply Chain Communities ---Be a Market Leader
Tabel-1 : Manugistics Supply Chan Compass
Stage
1

Name
Fundamentals

Goal
Quality and cost

organization
Independent
department

Cross functional
team
Integrated
enterprise

Customer Service

Consolidated
operations
Integrated
internal supply
chain
Integrated
external
supply chain

Profitabel customer
responsiveness

Extended supply
chain

Profitable growth

Supply chain
communities

Market leadership

Rapidly
reconfigurable

IT
Automated-MRP and
other
applications
Packaged-MRPII
Integrated
ERP
Interoperable
customer
management
systems
Networked
networkcentric

Planning
Spreedsheets

Point Tool
Enterprise
supply chain
plannng
POS supply
Chain planning
Synchronized
supply chain

commerce

planning.

2. Implementasi ERP dan DSS


Implemntasi sebuah sistem yang mendukung terhadap integrasi antai pasok,
melibatkan infrastruktur dan sistem pendukung keputusan (DSS). Sistem ERP secara
tipikal merupakan bagian dari infrastruktur, adalah berbeda dalam beberapa hal
dengan DSS rantai pasok.
Tabel-2 mengilustrasikan tentang perbandingan antara ERP dengan DSS yang
diimplementasikan pada isu-isu yang berbeda.
Tabel-2 : ERP and DSS for Supply Chain Management

Implementation issue

ERP

DSS

Length
Value
ROI
Users
Training

14-18 months
Operational
2 - 5 year payback
All end users
Simple

6-12 months
Strategic, tactical, operational
1 year payback
Small group
Complex

Sebuah perusahaan harus memeriksa kemampuan finansial dan SDM nya, sebelum
memutuskan akan menerapkan sejumlah proyek yang akan ditangani dalam satu
waktu, demikian pun implementasi ERP dan DSS, sebaiknya dlakukan prioritas.
Tabel -3 menjelaskan tentang prioritas bila akan menerapkan DSS, DSS diterapkan
sangat tergantung dari industri dan dampak potensial terhadap bisnisnya.
Tabel-3 : Priorities when Implementing DSS
Industry
Decision Support System (DSS)
Soft drink distributor
Network and transportation
Computer manufacturer
Demand and manufacturing
Consumers product
Demand and distribution
Apprel
Demand, Capacity dan distribution

3. "Best-of-Breed" Versus Single Vendor ERP Solution


Solusti IT rantai pasok berisi banyak hal yang perlu digabung dalam sebuah pesanan
untuk mencapai sebuah keunggulan kompetitif. Diantaranya meliputi infrastruktur ERP
dan berbagai sistem untuk mendukung pengambilan keputusan (DSS).
Terdapat 2 pendekatan ekstrim yang bisa kita ambil, yaitu :
1. Membeli ERP dan DSS rantai pasok, sebuah solusi yang berasal dari satu vendor
2. Membangun sebuah solusi "best-of-breed", dengan membeli dari vendor berbeda.
Tabel-4 menggambarkan tentang pengalaman implementasi dari 2 buah produser kopi,
yaitu Starburcks Coffee mengimplementasikan "best of breed" ERP dan DSS,
sedangkan Green Mountain Coffee mengimplementasikan one vendor ERP solution
Tabel-4 : Best of Breed Versus Single Vendor and Proprietary
Implementation
Best of Breed
Single vendor
Proprietary
Issue
Length
2 - 4 years
12 - 24 months
Not known
Cost
Higher
Lower
Depends on expertise
Flexibility
Higher
Lower
Highest
Complexity
Higher
Lower
Highest

Quality of solution
Fit to Enterprise
Staff training

Higher
Higher
Longer

Lower
Lower
Shortest

Not sure
Higfest
Shortest

Kesimpulan :
a. Rantai pasok industri merupakan sistem yang harus terintegrasi dan berperan
dalam menghubungkan secara harmonis semua channel partners, agar system
industri mampu melayani keinginan dinamika pelanggan.
b. Dengan menerapkan sistem IT pada rantai pasok, perusahaan dapat
mengumpul dan menganalisis data untuk menghasilkan tingkat stok yang
direkomendasikan, dan telah terbukti telah mampu mengurangi tingkat stok
hingga 50%, sebab IT bisa membuat keputusan "based on information", dan
bukan "based on educated guesses", sedangkan dampak yang lebih luas dan
perlu digarisbawahi, bahwa IT mampu menjadi driver handalnya kinerja rantai
pasok.
c. Enterprise
Resource
Planning
(ERP)
merupakan
sistem
yang
menginetegrasikan semua elemen dalam sistem industri, implementasinya
memerlukan Decision Support System.
Daftar Pustaka :
Bloomberg, David J, Adrian Murray, 1996 : The Management of Integrated Logistics, A
Pasific Rim Perspective, Prentice Hall Australia
Lambert, Douglas M, James R Stock, Lisa M Elram 1998 : Fundamental Of Logistics
Management, International Edition, MC Graw Hill
Levi, David Simchi, Philip Kaminsky, Edith, Simchi-Levi, 2000 : Designing And
Managing the Supply Chain, Consepts, Strategies, Case Studies,
International Edition, Irwin Mc Graw Hill
Leender, Fearon, Flynn, Johnson, 2002 : Purchasing And Supply Management, 12th
Edition, Mc Graw Hill Irwin

10

Anda mungkin juga menyukai